Makalah Kasus Ny. Agian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KASUS Ny. AGIAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitas Dosen pengampu: Dr. Atik Hodikoh, M.Kep Sp.Mat



Oleh: Ani Fitryani (P17320313011) Faradita Putri Barliana (P17320313027) Tingkat II-B



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR Jalan Sumeru No. 116 Bogor 2015 Jelang Putusan Euthanasia Ny Agian Isna Nauli Kamis, 04 November 2004 | 16:50 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Menjelang pengumuman putusan permohonan penetapan euthanasia oleh Hasan Kesuma atas nama istrinya, Agian Isna Nauli oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat besok, Ketua Pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kesehatan Iskandar Sitorus sebagai kuasa hukum Hasan mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan. "Apabila PN Jakarta Pusat mengabulkan permohonan kami, maka kami akan melanjutkan dengan meminta pihak yang akan melakukan eksekusi. Sedangkan



kalau PN Jakarta Pusat menolak gugatan kami, maka kami akan mengajukan upaya hukum berupa penetapan ke Mahkamah Agung", jelasnya ketika ditemui dalam acara diskusi di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Kamis (4/11). Iskandar mengatakan kekecewaannya kepada Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari yang pernah menjanjikan akan menanggung biaya Ny. Agian selama berada di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta beberapa waktu lalu di hadapan media massa. Tapi kenyataannya menurut Iskandar, sampai saat ini hal tersebut belum terealisasi. "Lima menit setelah Ibu menteri menyatakan hal itu, datangbill pengobatan untuk Hasan. Ini namanya kebohongan publik yang dilakukan oleh pejabat negara. Apabila terlaksana Senin depan (9/11), kami akan melaporkan Ibu menteri ke polisi karena melakukan kebohongan publik," ungkap Iskandar. Menanggapi pernyataan Iskandar, dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, Pandu mengatakan permasalahan yang ada di departemennya adalah dana untuk memberikan pelayanan kesehatan. Mengenai janji Siti Fadillah, pihaknya tidak berkomentar. "Yang diatur dalam undang-undang kita hanya mengenai dana pendidikan, sedangkan sektor kesehatan yang juga faktor penting dalam kehidupan belum terlalu diperhatikan," ungkapnya. Kondisi Ny. Agian sendiri menurut pengamatan Tempohingga Rabu (3/11) masih belum pulih. Bahkan kini makin memburuk dengan adanya luka parah dibagian punggung dengan diameter 15 cm dan kedalam 7 cm. Berat badan Ny. Agian selama dua minggu ini juga melorot 7 hingga 8 kilogram. Menurut Ketua Divisi Malpraktek dari LBH Kesehatan Christ Benjamin, jika hal ini dibiarkan terus, malahan akan terjadi euthanasia pasif. Mengutip pembicaraannya dengan dokter vaskuler yang menangani Agian, Christ menyebut bahwa penderita yang lumpuh, seharusnya posisi badan digerakkan tiap setengah jam sekali. Tapi untuk kasus Ny. Again, itu tidak mungkin dilakukan. “Bisa dua atau tiap tiga jam sekali digerakkan saja sudah bagus," ujarnya. Christ sendiri mendatangi Ny. Again sebagai wakil dari Forum Dokter Pembanding. Christ mengungkapkan, semakin kurus dan semakin banyaknya luka yang dialami Ny. Again, membuat semakin besar kemungkinan ketidakberdayaan. "Dan secara tidak langsung telah dilakukan euthanasia pasif," tegasnya. “Ini berarti ujungujungnya sama saja," kata Christ. Soal kondisi penyakit primer Ny. Agian yang menyangkut masalah otak, Christ mengaku “sampai saat ini belum diketahui pasti, karena belum ada laporan lagi,” katanya. "Memang kita tidak bisa langsung mengatakan ini kesalahan dari pihak rumah sakit. Tapi tugas kami di sini memberitahu Komisi Perawatan ataupun Departemen Kesehatan,” kata Christ. Lebih lanjut Christ menyebut bahwa kasus Agian adalah prototip untuk melihat kasus-kasus yang sebenarnya sering terjadi di masyarakat. "Bahwa pemerintah sering menutup mata atas kejadian seperti ini. Bisa jadi karena Menteri Kesehatan tidak langsung menunjuk orang untuk



menangani kasus semodel ini secara intensif," tegasnya. Hasan Kusuma, suami Agian, menyayangkan pihak RSCM yang tidak memberitahu dirinya tentang adanya luka pada Again ketika ukurannya masih kecil. "Kenapa saya baru diberitahu setelah ada luka sebesar itu?" ujarnya sedih. Akibat luka itu, Hasan mengaku tidak berani menggerakan atau memindah posisi berbaring istrinya. "Kan ada standar perawatan mereka (RSCM). Nanti kalau saya pindahkan sendiri, kalau ada apa-apa, saya disalahkan," tuturnya. Semenjak Agian dibesuk Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari beberapa waktu lalu, Hasan mengatakan tidak ada perubahan sikap dari RSCM, terutama tentang pembayaran-pembayaran obat. Hasan sempat mempertanyakan gratisnya pengobatan pada perawat bernama suster Eni, tapi kemudian dijawab dengan pertanyaan, "Tidak ada itu, lha wong menteri hanya datang berkunjung kok", Hasan Cuma melongo. http://tempo.co.id/hg/nasional/2004/11/04/brk,20041104-42,id.html



Korban Malpraktek RS Jakarta, 86% Batang Otak Ibu Agian Rusak Berhasil Pulih, Mukjijat Tuhan Dengan Bantuan Medis Herbal.



Ibu Agian merupakan korban mal praktek di sebuah rumah sakit di Jakarta. Terjadinya kasus mal praktek itu menyebabkan 86% otak dari Ibu Agian mengalami kerusakan parah. Suami korban, Hasan Kusuma, sempat mengajukan permohonan Euthanasia atau suntik mati untuk istrinya kepada DPR RI karena harapan hidup Ibu Agian amat kecil dan biaya perawatan yang sangat mahal. Menurut cerita Hasan, kondisi kesehatan istrinya kini terus membaik tak lain karena Ibu Agian mengonsumsi Tahitian Noni Juice sebagai Obat Stroke-nya. Dulu Ibu Agian harus menelan sekitar 46 jenis obat sehari yang harganya Rp 1 jutaan. Berkat Tahitian Noni Juice sebagai Obat Stroke-nya, konsumsi obat berangsur berkurang hingga tinggal 3 jenis sehari. Kesehatannya berangsur pulih, harapan hidupnya kembali hadir. Tentu ini perlu disyukuri sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, Tahitian Noni Juice dapat digunakan sebagai Obat Stroke. http://indonesiasehat.net/syaraf/pengalaman-nyata-ibu-agian/



Ny. Agian Bangun Dari Tidur Panjang SUDAH BISA NGAJI & NYANYI Sehari setelah melahirkan anak keduanya, Raygie Atilla Nurullah Kesuma pada 20 Juli 2004, Agian Isna Nauli (33) koma berkepanjangan (NOVA 863). Kondisinya yang sangat memprihatinkan, sempat membuat sang suami putus asa dan sempat mengajukan permohohan suntik mati untuk istrinya. Kini, keadaan Agian mulai membaik. Ia juga sudah bisa berkomunikasi. "Mami sudah makan?"



"Sudah." "Makan apa tadi?" "Jengkol." Pengunjung kamar nomor tiga di paviliun Soepardjo Roestam RSUPN Cipto Mangunkusumo, tempat Agian Isna Nauli Siregar (33) dirawat, serentak tertawa mendengar dialog itu. Jawaban Agian memang menggelitik. Tentu saja ia belum boleh makan jengkol. Selama ini, makanan yang diterimanya masih berbentuk cairan yang dimasukkan lewat selang. Namun, belakangan ini, ia mulai bisa menelan bubur atau havermouth yang diberikan tiga kali sehari. Menyaksikan dan mendengarkan langsung celetukan-celetukan Agian membuat siapa pun yang ada di kamarnya terharu, tertawa, sekaligus kagum akan keajaiban Tuhan. Sejak sekitar sebulan silam, sedikit demi sedikit Agian mulai bisa berkomunikasi. Meski kata-kata yang diucapkannya masih terbatas, ia bisa menjawab pertanyaan, menerima telepon, mengekspresikan perasaan, mengaji, bahkan menyanyi. Namun, anggota tubuhnya belum berfungsi sempurna. Tangannya masih belum bisa digerakkan, bahkan saat ditemui pada hari Kamis (6/1) sore, masing-masing tangannya tergenggam erat. Esok dan lusanya, di tangan kanannya tampak tergenggam botol spray pengharum tubuh, yang sengaja diletakkan di situ agar saraf tangannya tak lagi kaku. PROTES BILA "DIDIAMKAN" Lantaran belum bisa menggerakkan tangan, bila lukanya yang hampir mengering sedang gatal seperti yang terjadi belakangan ini, Agian hanya bisa mengeluh. Ia tak bisa menunjukkan atau mengatakan letaknya. Dini atau Ninda dari LBH Kesehatan yang sebulan belakangan bergantian dengan Hasan menjaga Agian, hanya bisa mengira-ngira lokasinya. "Kalau kakinya saya



gelitik, dia belum bisa merasakan geli," ujar PS Hasan K, suami Agian. Selain itu, mata Agian juga belum bisa melihat secara sempurna, meski melek layaknya orang normal. Ia baru bisa mengenali orang dari suaranya, itu pun terbatas pada orang-orang yang sudah sering menjenguknya, atau jika ia diberitahu siapa yang sedang berbicara. Sebaliknya, pendengaran Agian justru tergolong tajam. Bila ada yang menanyakan kondisinya pada Dini dan Ninda dengan suara lirih, Agian akan menimpali, "Ngomongin gue ya?" Sejak sadar kembali, tampak sekali Agian sosok yang ceria. Menurut Hasan, sejak dulu memang istrinya berpembawaan seperti itu. "Orangnya ceplasceplos kalau ngomong. Sekarang juga begitu, tapi komunikasinya memang belum sempurna. Ucapannya masih seenaknya," papar Hasan. Saat ditanya tentang kabar suaminya, misalnya, Agian menjawab benci. "Benci tapi rindu," tutur Agian lalu terbahak dengan ucapannya sendiri. "Benci benci benci," pancing Dini. Agian dengan cepat meneruskan bait lagu lama milik Ratih Purwasih itu. "Tapi rindu jua. Bila ingat kau sakiti hatiku," ujar Agian dengan mata yang tetap terkatup. Lalu, saat dipancing lagu Sepanjang Jalan Kenangan, Agian juga dengan lancar meneruskan liriknya. Menurut Ninda, pada Jumat (7/1) lalu, setelah dipancing, Agian juga menyanyikan lagu My Heart Will Go On milik Celine Dion yang jadi soudtrack film Titanic. "Tadi malam kami juga mengaji surat Yaasiin. Waktu kami salah baca, dia langsung mengingatkan, 'Salah tuh'," papar Ninda sambil tersenyum. Agian yang akrab disapa Mami oleh Ninda dan Dini, memang hafal beberapa surat Al Quran. Saat dibacakan Fatihah dan beberapa surat Al Quran oleh seorang pengunjung Sabtu (8/1) siang lalu, Agian langsung mengikuti sampai selesai. Bahkan, ia membaca lebih cepat dari penuntunnya. Namun, di tengah mengajinya, ia berteriak kegatalan.



Kalau sedang "rajin" bicara, Agian akan terus "meladeni" ucapan-ucapan yang dilontarkan orang di sekitarnya. Bahkan, saat Dini dan Ninda mengobrol sendiri pun, Agian protes. "Kok diam? Kamu udah enggak sayang sama aku lagi, ya?" http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=7380 Liputan6.com, Jakarta: Kasus dugaan malpraktik terulang lagi. Kali ini, kasus dugaan kelalaian tim medis ini menimpa Nyonya Agian Isna Auli yang mengalami kelumpuhan total setelah melahirkan. Selain tak bisa bicara, Agian yang kini dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, juga sudah tidak bisa mengenali siapapun. Menurut informasi dokter RSCM yang diperoleh suami Agian, Hasan, istrinya kini dalam tingkat kesadaran di bawah binatang atau dalam istilah kedokteran disebut vegetative state. Kelumpuhan terjadi akibat perubahan tekanan darah yang sangat tajam. Tim dokter menduga, perubahan tekanan darah dipacu oleh obat-obatan yang diberikan saat Agian menjalani operasi caesar kelahiran anaknya. Rencananya, Hasan melaporkan kasus ini ke Kepolisian Daerah Jawa Barat, Selasa pekan depan. Ia akan mengadukan sejumlah pihak, yakni Rumah Sakit Bersalin Yuliana, tempat pertama Agian dirawat, dan RS Islam Bogor, tempat korban dioperasi caesar hingga mengalami kelumpuhan total. Hasan juga akan melaporkan RS Palang Merah Indonesia Bogor. Pasalnya, RS PMI Bogor membeberkan kondisi medis Agian kepada publik untuk kepentingan RSI Bogor, yang menolak bertanggung jawab dan merawat, tanpa persetujuan dari suami korban. Terakhir, Hasan juga akan mengadukan Dinas Kesehatan Bogor



yang menolak mengeluarkan kartu sehat. http://news.liputan6.com/read/85002/lagi-korban-imalpraktiki-dilarikan-kerscm