Makalah Katup Ekpansi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SISTEM AIR CONDITIONER “Katup Ekspansi”



Disusun oleh : Ridwan Ismail



15504241001



I Wayan Yogi Arta



15504241006



Hera Efrianto



15504241011



Faisal Akhmad



15504241022



Atha Fawwaz R.



15504241027



Hilmy Afiq Saputra



15504241024



PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunan dan rahmat-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Populasi kendaraan di dunia pada beberapa tahun ini meningkat dengan drastis. Karenanya banyak terjadi populasi udara sehingga menjadi salah satu penyebab temperatur global naik (global warming). Hal ini berdampak pada kenyamanan saat berkendara, udara menjadi panas. Saat ini kita mengenal adanya sistem AC (air conditioning) yang sederhananya menjamin kesejukan saat berkendara. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen, salah satunya katup expansi (expansion valve). Komponen ini memiliki peran yang penting pada sistem AC. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai katup expansi pada sistem AC. Mencangkup pengertian, fungsi, jenis, cara kerja, serta trouble shooting katup expansi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kelengkapan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Yogyakarta, 26 maret 2017



Penulis



ii



DAFTAR ISI



Halaman Cover....................................................................................................................



i



Kata Pengantar ....................................................................................................................



ii



Daftar Isi..............................................................................................................................



iii



Daftar Gambar.....................................................................................................................



iv



BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................



1



1.1 Latar Belakang..................................................................................................



1



1.2 Ruang Lingkup.................................................................................................



1



1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................



1



1.4 Tujuan...............................................................................................................



2



BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................................



3



2.1 Pengertian Katup Expansi....................................................................................



3



2.2. Jenis-jenis Katup Expansi...................................................................................



4



2.3 Kerusakan pada Komponen Katup Expansi.........................................................



12



BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................



14



3.1 Kesimpulan..........................................................................................................



14



3.2 Saran.....................................................................................................................



14



Daftar Pustaka......................................................................................................................



15



iii



DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Katup ekspansi...................................................................................................



3



Gambar 2. Pipa kapiler........................................................................................................



4



Gambar 3. Rangkaian thermostatic ekspansion valve.........................................................



6



Gambar 4. Thermostatic ekspansion valve..........................................................................



6



Gambar 5. Prinsip kerja thermostatic ekspansion valve......................................................



6



Gambar 6. Automatic expansion valve................................................................................



8



Gambar 7. Katup expansi dengan kontrol temperatur.........................................................



9



Gambar 8. Katup expansi dengan kontrol tekan dan temperatur.........................................



9



Gambar 9. Cara kerja katup expansi dengan kontrol tekan dan temperatur........................



10



Gambar 10. Katup expansi bentuk blok..............................................................................



11



Gambar 11. Katup ekspansi bentuk orifice..........................................................................



12



iv



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Refrigerasi adalah proses di mana dilakukan usaha untuk memindahkan panas dari satu lokasi ke lokasi lain, dengan cara penarikan atau penyerapan panas dari lokasi yang menjadi tujuan pendinginan. Jika proses pendinginan menggunakan bantuan mesin atau alat, dinamakan refrigerasi mekanik. Refrigerasi memiliki banyak aplikasi, termasuk: kulkas rumah tangga, gudang beku, cryogenics, penyejuk udara. Refrigerasi memanfaatkan sifat-sifat panas (thermal) dari bahan refrigerasi sewaktu bahan itu berubah keadaan dari bentuk cairan menjadi bentuk gas atau uap dan sebaliknya dari gas kembali menjadi cairan. Refrigeran yang dikenal secara umum adalah ammonia dan freon. Perubahan bentuk ammonia dari keadaan cair menjadi uap dan sebaliknya, melibatkan sejumlah tertentu tenaga panas. Pada suatu sistem refrigerasi, bahan refrigerant ammonia itu berada dan bersirkulasi di dalam suatu rangkaian wadah yang terdiri atas beberapa komponen alat yang disambungkan oleh pipa-pipa logam yang secara keseluruhan merupakan suatu siklus tertutup. Komponen alat penyusun sistem refrigrasi yaitu kondensor, kompresor, evaporator dan katup ekspansi. 1.2 Ruang lingkup Makalah ini hanya akan membahas mengenai katup expansi pada sistem AC, yaitu mengenai pengertiannya, jenis-jenisnya, cara kerjanya, fungsinya, dan trouble shooting-nya. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan ruang lingkup tersebut maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam makalah ini adalah: -



Apakah perngertian katup expansi?



-



Apakah fungsi katup expansi?



-



Bagaimanakah cara kerja katup expansi?



-



Apa saja jenis-jenis katup expansi?



-



Bagaimana cara trouble shooting katup expansi?



2



1.4 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah: -



Mengetahui pengertian katup expansi.



-



Mengetahui fungsi dari katup ekspansi.



-



Mengetahui cara kerja katup expansi.



-



Mengetahui jenis-jenis katup expansi.



-



Mengetahui cara troble shooting katup expansi.



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Katup Expansi



Gambar 1. Katup ekspansi Katup ekspansi merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan refrigeran sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigeran menguap di evaporator dan menyerap kalor (panas) dari media yang didinginkan. Pada pipa ekspansi ini terdapat 3 buah katup pengontrol, tujuan dilakukannya cara ini agar cairan refrigeran tersebut terkontrol, stabil dan mencegah terjadinya perubahan fase refrigeran pada tabung, kemudian cairan refrigeran akan masuk ke piranti ekspansi dan akan mengalami ekspansi sehingga terjadi perubahan fase uap cair yang menjadi campuran uap basah. Suhu dan tekanannya-pun akan menurun setelah proses ekspansi. Pipa kapiler digunakan untuk menurunkan tekanan dan mengatur jumlah cairan refrigeran yang mengalir. Diameter pipa kapiler tergantung dari kapasitas mesin pendinginnya. Pada umumnya pengontrol refrigerant pada domestic refrigerator adalah pipa kapiler, penggunaan pipa kapiler pada mesin pendingin akan mempermudah pada waktu start. Karena dengan menggunakan pipa kapiler pada saat sistem tidak bekerja tekanan pada kondensor dan evaporator cendrung sama, hal ini dapat mempermudah tugas kompresor pada waktu start.



4



2.2 Jenis-Jenis Katup Expansi Macam-macam katup ekspansi dari jenis umum, antara lain : 1. Pipa Kapiler Pipa kapiler melayani hampir semua sistem refrigerasi yang berukuran kecil, dan penggunaannya meluas hingga pada kapasitas refrigerasi 10 kW. Pipa kapiler umumnya mempunyai ukuran panjang 1 hingga 6 m, dengan diameter dalam 0,5 hingga 2 mm. Cairan refrigeran memasuki pipa kapiler tersebut dan mengalir sehingga tekanannya berkurang disebabkan oleh gesekan dan percepatan refrigeran. Sejumlah cairan berubah menjadi uap ketika refrigeran mengalir melalui pipa ini.



Gambar 2. Pipa kapiler



Hal-hal yang perlu diperhatikan : a) Pipa kapiler hendaknya tidak dipergunakan pada unit kondensor dengan pendinginan air. Karena jumlah refrigeran, temperatur air pendingin dapat berubah-ubah.



5



b) Tekanan pengembunannya hendaknya tidak terlampau tinggi, karena dalam keadaan tersebut laju aliran refrigeran akan bertambah besar dan kondisi operasi cair kembali (liquid back) tak dapat dihindarkan. c) Jumlah refrigeran yang ada didalam mesin harus diusahakan sedikit saja untuk mencegah operasi berat untuk jangka waktu yang panjang. Jumlah refrigeran di dalam bagian tekanan rendah mencapai maximum pada waktu kompresor bekerja. d) Maka hendaknya dipergunakan pipa kapiler yang sesuai degan mesin refrigrasi. Jadi apabila tekanan pipa kapiler terlalu rendah (diameter dalam terlalu besar atau terlalu pendek), maka akan terjadi aliran refrigeran menjadi terlalu besar sehingga terjadi cair kembali (liquid back) dan kapasitas refrigrasinya berkurang. Sebaliknya apabila tahanan pipa kapilernya terlampau tinggi (diameter dalam terlampau kecil atau terlampau panjang), boleh dikatakan tidak mungkin mengalirkan refrigeran sesuai dengan yang diperlakukan sehingga kapasitas refrigrasi dari mesin akan berkurang. e) Oleh karena pipa kapiler merupakan pipa halus berdiameter kecil dan uniform hendaknya diperlukan hati hati jangan sampai rusak dan tersumbat kotoran.



2. Thermostatic Expansion Valve (Katup Ekspansi Termostatik) Katup ekspansi termostatik digunakan pada sistem pendinginan majemuk. Dengan menggunakan sistem ini memungkinkan sistem majemuk untuk dapat memberikan suhu yang berbeda-beda pada beberapa kabinet. Katup sistem ini juga biasanya digunakan pada penyegaran udara. Terdiri atas elemen (sensor) bola kecil yang diisi cairan khusus dengan ukuran yang tepat, elemen tersebut dihubungkan ke bodi melakukan pipa kapiler, bodi dibuat dari kuningan, menjadi tempat pertemuan pipa cairan dan pipa evaporator. Jarum dan dudukannya (seat) terletak dalam bodi. Jarum di hubungkan dengan belon metal yang fleksibel atau diafragma. Belon tersebut pada gilirannya bergerak oleh batang yang dihubungkan pada belon yang di berikan seat atau diafragma (elemen power) yang di hubungkan dengan bola sensor melalui pipa kapiler. Jika beban bertambah, maka cairan refrigerasi di evaporator akan banyak menguap sehingga besar suhu panas lanjut di evaporator akan menigkat. Pada akhir evaporator terletakkan tabung sensor



6



suhu (sensing bulb) dari katup ekspansi termostatik tersebut. Peningkatam suhu dari evaporator akan menyebabkan uap cairan yang terdapat pada tabung sensor. Akibatnya suhu panas lanjut di evaporator kembali pada keadaan normal, dengan kata lain suhu panas lanjut di evaporator dijaga tetap konstan pada segala keadaan beban. Katup ini bekerja berdasarkan derajat superheated yang keluar dari evaporator. Katup ini mengatur laju refrigeran cair sebanding dengan laju penguapan di dalam evaporator, atau dengan kata lain akan membuka lebih besar bila beban bertambah atau sebaliknya.



Gambar 3. Rangkaian Thermostatic Ekspansion Valve



Gambar 4. Thermostatic Ekspansion Valve



7



Gambar 5. Prinsip kerja thermostatic ekspansion valve Alat ekspansi ini menggunakan bola perasa yang ditempelkan pada saluran keluaran evaporator, sehingga suhu bola dan fluida yang ada di dalam bola (fluida power) sangat dekat dengan suhu gas hisap (suction gas). Tekanan dari fluida ini memberikan dorongan kesisi atas diafragma, sedangkan tekanan evaporator menekan dari bawah, disamping itu juga terdapat sebuah pegas yang memberikan gaya ke atas. Untuk dapat membuka katup, maka tekanan diatas diafragma harus lebih besar dari jumlah tekanan pegas dan tekanan evaporator. Cara kerja katup ekspansi tekanan konstan adalah sebagai berikut : a) Pada waktu mesin refrigeran distart, katup dalam kondisi tertutup karena tekanan dalam evaporator lebih besar dari tekanan pegas yang ditetapkan. b) Setelah mesin refrigasi bekerja, uap refrigeran yang ada di dalam evaporator terhisap kedalam kompresor, sehingga tekanan di dalam evaporator lambat laun akan berkurang. Katup masih dalam keadaan sampai tekanan dalam evaporator mencapai tekanan yang sama dengan tekanan pegas.



8



c) Selanjutnya apabila penguapan didalam evaporator lebih rendah daripada tekanan pegas, tekanan pada bagian bawah bola menjadi lebih rendah daripada tekanan pegas, sehingga pegas akan menekan ke bawah dan katup jarum akan membuka lubang salurannya. d) Apabila penguapan refrigeran di dalam evaporator sudah terjadi dengan baik, maka pembukaan katup kira-kira konstan sesuai dengan tekanan penguapan yang ditetapkan. e) Jika tekanan evaporator naik, maka katup akan menutup sedikit untuk mengurangi jumlah aliran refrigeran masuk kedalam evaporator. f) Apabila tekanan evaporator turun katup akan membuka sedikit sehingga memperbesar aliran refrigeran masuk kedalam evaporator. g) Apabila mesin berhenti berkerja, tekanan akan naik maka katup akan menutup dengan sempurna.



3. Automatic Expansion Valve Automatic expansion valve (AXV) adalah katup ekspansi yang dapat mempertahankan tekanan evaporator tetap konstan, walaupun beban pendinginan berubah-ubah, katup ini mengindera tekanan evaporator. Bila tekanan evaporator turun akibat adanya penurunan beban, maka katup akan membuka lebih besar sampai tekanan evaporator sama dengan tekanan kendali AXV. Sebaliknya bila tekanan evaporator naik, maka katup akan menutup sebagian. Pengaturan pembukaan katup ini dilakukan oleh suatu control pengatur tekanan.



9



Gambar 6. Automatic Expansion Valve Cara kerja Automatic Expansion Valve Pada katup ini refrigeran mengalir masuk melalui lubang masuk(1) dan keluar melalui lubang keluar(3), melalui katup jarum(2). Ruang luar dari diafragma(5) dihubungkan dengan lubang keluar dari evaporator melalui pipa penyama tekanan(8) oleh paking internal(11), maka difragma(4) menerima gaya keluar dari evaporator. Oleh karena tabung sensor termal ditempelkan dekat saluran keluar evaporator, tekanan dari uap refrigeran jenuh yang ada didalamnya akan menjadi tekanan jenuh yang sesuai dengan temperatur (temperatur penguapan + derajat super panas) dari evaporator. Maka tekanan dari dalam ruangan dalam diafragma(6) dihubungkan dengan tabung sensor termal adalah sama dengan tekanan jenuh tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, pembukaan katup ekspansi tergantung dari perbedaan gaya (tekanan ruangan dalam dari diafragma(6) x luas efektif diafragma) dan (tekanan ruangan luar diafragma(5) x luas efektif diafragma). Oleh karena itu, perbedaan kedua gaya tersebut adalah sama dengan gaya pegas. Hal tersebut berarti bahwa jika perbedaan antara tekanan didalam tabung sensor termal dan tekanan didalam evaporator berubah, maka derajat super panas yang berkaitan dengan perbedaan tekanan tersebut akan berubah pula. Derajat super panas yang diinginkan dapat diatur dengan memutar sekrup pengatur(13). Apabila sekrup pengatur diputar ke kanan (searah putaran jarum jam), maka pegas(12) akan tertekan dan derajat super panas akan bertambah besar. Jadi, putarlah sekrup pengatur ke kanan untuk mengurangi jumlah refrigeran yang masuk



10



kedalam evaporator. Apabila sekrup pengatur diputar ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam) maka pegas(12) akan mengendor, sehingga derajat super panas akan berkurang (jumlah aliran refrigeran yang masuk kedalam evaporator akan bertambah besar). Dengan cara penyetelan diatas derajat super panas harus dapat dipertahankan dalam batas tertentu. 4. Katup ekspansi bentuk siku dengan kontrol temperatur



Gambar 7. Katup expansi dengan kontrol temperatur Tabung kontrol, pipa kapiler dan ruangan di atas membran diisi dengan cairan khusus yang sensitif terhadap perubahan temperatur, tabung kontrol dan pipa kapiler ini didempetkan dengan pipa keluar evaporator. Bila temperatur evaporator rendah, tekanan cairan di atas membran tidak mampu melawan tekanan pegas, katup jarum menutup saluran masuk ke evaporator, penguapan zat pendingin terhenti temperatur evaporator naik kembali. Sebaliknya pada saat temperatur evaporator naik, tekanan cairan di atas membran akan naik pula, sampai melebihi tekanan pegas, katup terdorong ke bawah, saluran terbuka. Suhu evaporator turun kembali, demikian seterusnya.



5. Katup ekspansi dengan kontrol tekan dan temperatur



11



Gambar 8. Katup expansi dengan kontrol tekan dan temperatur Keterangan: Pt = Tekanan cairan di atas membran (kontrol temperatur) Pp = Tekanan pegas Pe = Tekanan zat pendingin yang keluar dari evaporator Supaya pengaturan menutup dan membuka disesuaikan dengan tekanan yang ada, maka dapat ditulis persamaan : Pt = Pp + Pe



Gambar 9. Cara kerja katup expansi dengan kontrol tekan dan temperatur Kontrol temperatur tetap seperti sebelumnya, tekanan di atas membran tergantung dari suhu pipa keluar evaporator. Pada waktu tekanan pipa keluar evaporator turun, tekanan di atas membran akan mendorong batang dan katup sampai membuka saluran. Zat pendingin mengalir ke evaporator. Bila tekanan evaporator naik, Pe juga naik, Pt turun (lihat persamaan), Pp akan mendorong katup ke atas kembali sampai menutup saluran. Zat pendingin tidak mengalir



12



ke evaporator. Suhu evaporator naik kembali dan tekanannya akan turun katup akan bekerja seperti semula, demikian seterusnya. Kesimpulan : Katup membuka dan menutup sesuai/tergantung dari suhu dan tekanan pada pipa keluar evaporator. Katup akan selalu membuka karena tekanan diatas membran selalu lebih besar dari tekanan pegas. Pada waktu AC tidak dipakai katup juga akan tetap membuka. 6. Katup ekspansi bentuk blok (dengan kontrol temperatur dan tekanan)



Gambar 10. Katup expansi bentuk blok Bagian di atas membran adalah cairan yang mengontrol dengan temperatur pipa keluar evaporator. Di bawah membran pengontrolan dengan tekanan zat pendingin pada pipa keluar evaporator. Membuka dan menutupnya katup diatur oleh tekanan pegas, tekanan diatas dan dibawah membran miring tanpa garis bawah. Prinsip Kerja : Temperatur di sekeliling soket evaporator berubah tergantung dari beban pendinginan. 



Jika beban pendinginan kecil, temperatur di sekeliling soket evaporator menurun dan temperatur yang ditransmisikan dari batang pendeteksi panas ke gas dalam diafragma juga ikut turun. Menyebabkan gas berkonstraksi, akibatnya jarum katup tertekan oleh soket tekanan pendingin dari evaporator dan pegas tekanan menekan dan bergerak ke kanan. Penutupan katup akan menurunkan jumlah aliran pendingin dan menurunkan kemampuan pendinginan.







Jika beban pendinginan besar, temperatur sekeliling soket evaporator meningkat dan menyebabkan gas menyebar. Akibatnya jarum katup



13



bergerak ke kiri, menekan pegas penekan. Pembukaan katup akan meningkatkan jumlah sirkulasi pendingin dan membuat kemampuan pendinginan naik. 7. Katup ekspansi bentuk orifice Berbeda dengan katup ekspansi termostatik, katup ekspansi pipa orifice hanya berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan tidak mengatur jumlah aliran refrigeran ke evaporator. Oleh karena itu, pada sistem AC yang menggunakan katup jenis ini, di saluran sebelum masuk evaporator di pasang akumulator yang berfungsi untuk menampung sementara refrigeran sebelum masuk evaporator. Pada katup ekspansi pipa orifice terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter tetap sebagai media untuk menurunkan tekanan refrigeran dan kasa penyaring (filter screen) di sisi masuk dan keluar untuk menyaring kontaminan yang terbawa oleh refrigeran. Namun, katup pipa orifice jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia. Biasanya digunakan pada mobil-mobil keluaran Eropa atau Amerika.



Gambar 11. Katup ekspansi bentuk orifice



14



2.3 Kerusakan pada Komponen Katup Ekspansi Dilihat dari fungsinya, katup ekspansi merupakan alat pengkabut cairan refrigeran dari kondensor. Dengan tekanan yang sangat tinggi refrigeran disemprotkan oleh katup ekspansi sehingga menurunkan tekanan dan temperatur refrigeran pun menjadi dingin. Banyaknya cairan refrigeran yang dikabutkan oleh katup ekspansi tergantung dari sensor (bulb) yang berada di dalam evaporator, sehingga cairan yang dikabutkan selalu dalam kondisi standar sesuai kebutuhan pendinginan evaporator. Adapun masalah-masalah yang sering terjadi pada katup ekspansi sebagai berikut: 



Sensor (bulb) terlepas dari dudukannya, sehingga kerja katup ekspansi tidak normal dan kemampuan pendinginan AC mobil berkurang.







Lubang penyemprotan katup ekspansi terlalu renggang, sehingga cairan refrigeran yang dikabutkan terlalu banyak dan mengakibatkan tekanan refrigeran pada evaporator terlalu tinggi. Akibatnya kemampuan pendinginan AC mobil menjadi berkurang. Untuk mengatasinya, sebaiknya ganti katup ekspansi.







Gas pada pipa sensor (capillary bulb) katup ekspansi bocor, sehingga sensor tidak dapat bekerja. Hal ini dapat mengakibatkan refrigeran yang dikabutkan ke evaporator menjadi berkurang, tekanan refrigeran di evaporator menjadi sangat rendah, dan menyebabkan kemampuan pendinginan AC mobil berkurang. Agar kembali normal, sebaiknya ganti katup ekspansi.







Lubang penyemprotan katup ekspansi yang berfungsi mengkabutkan refrigeran tersumbat, sehingga refrigeran tersumbat, sehingga refrigeran yang berhasil di kabutkan hanya sedikit. Ini akan berpengaruh terhadap kemampuan pendinginan. Selain itu, dapat menimbulkan bunga es (frozen) pada pipa cairan refrigeran sebelum masuk ke evaporator. Untuk mengatasinya, bersihkan katup ekspansi.



15



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Katup ekspansi merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan dari cairan refrigeran sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigeran menguap di evaporator dan menyerap kalor (panas) dari media yang didinginkan. Macam-macam katup ekspansi dari jenis umum, antara lain : 1. Pipa kapiler 2. Thermostatic Expansion Valve (Katup Ekspansi Termostatik) 3. Automatic Expansion Valve 4. Katup ekspansi bentuk siku 5. Katup ekspansi bentuk blok 6. Katup ekspansi bentuk orifice Adapun masalah-masalah yang sering terjadi pada katup ekspansi sebagai berikut: 1. Sensor (bulb) terlepas dari dudukannya. 2. Lubang penyemprotan katup ekspansi terlalu renggang. 3. Gas pada pipa sensor (capillary bulb) katup ekspansi bocor. 4. Lubang penyemprotan katup ekspansi yang berfungsi mengkabutkan refrigeran tersumbat.



3.2 Saran Dalam makalah ini hanya dibahas mengenai katup expansi pada sistem AC. Penulis mengambil rujukan dari beberapa sumber seperti buku, blog, dan pengetahuan penulis sendiri. Oleh karena itu masih banyak hal yang perlu dilengkapi demi kesempurnaan makalah ini.



16



DAFTAR PUSTAKA Direktoral Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2008. Diunduh pada tanggal 21 Desember 2012 dari http://dc271.4shared.com/doc/1k9wH6L4/preview.html Edeck,



Adi.



2012.



Diunduh



pada



tanggal



21



Desember



2012



dari



http://otogembel.wordpress.com/2012/09/22/komponen-ac-mobil/ Sekawan. 2012. Diunduh tanggal 21 Desember 2012 dari http://sekawan-servispendingin.blogspot.com/2011/04/evaporator-katup-expansi.html



LAMPIRAN



17



A. PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Nurudin : Pengaruh pegas expansion valve sudah lemah akibat pada sistem AC ?? Jawab : Apabila pegas pada expansion valve lemah, maka katup bola tidak dapat menutup saluran dengan rapat sehingga kemungkinan refrigerant secara terus menerus masuk ke evaporator, jika sudah begini maka pendinginan menjadi berlebih. 2. Fasta Aula H. : Apabila capilary tube bocor apa pengaruhnya ? Jawab : Apabila capilary tube bocor maka expansion valve tidak dapat bekerja sehingga pendinginan tidak berjalan. Hal ini dikarenakan zat yang digunakan untuk menekan diaphragma tidak ada atau bocor sehingga katup bola tidak bisa membuka salurannya. 3.



Rahmat Hidayat : ketika katup ekspansi rusak maka akan mengakibatkan apa ? bagimana perawatan atau memastikan bahwa katup ekspansi yang rusak? Jawab : Apabila katup ekspansi rusak maka dapat menyebabkan pendinginan tidak jalan, karena katup ekspansi tidak bisa menginjeksikan refrigerant ke dalam evaporator dan juga tidak bisa melakukan pengontrolan, sehingga suplai refrigerant ke evaporator tidak maksimal atau bahkan tidak ada karena expansion valve tidak dapat membuka. Pemeriksaannya : Dengan menggunakan manifold gauge mengukur tekanan pada sisi tekanan rendah kemudian dibandingkan dengan spesifikasi.



4. Galih Iman P. : Pengaman pada katup Ekspansi ? Jawab : Tidak ada pengaman di katup ekspansi, karena katup ekspansi sendiri juga bertugas mengontrol pendinginan di sistem AC. 5. Teguh Toni P. : Ketika tidak ada tekanan itu bagaimana pada capilary tube? Jawab : Didalam capilary tube itu terdapat zat yang sangat sensitif terhadap kenaikan suhu. Apabila suhu itu naik maka zat tersebut akan memuai dan naik teanannya sehingga bisa digunakan untuk menekan diaphragma dan jika suhunya turun maka tekanannya juga turun seperti semula sesua dengan suhu di sekitarnya.