15 0 213 KB
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA (KEHILANGAN DAN BERDUKA)
MAKALAH
Oleh Kelompok 1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL KEHILANGAN DAN BERDUKA
Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan Dosen pengampu Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep.,Sp.Kep,J.
Oleh Novika Putri Dwi Cahyani
NIM 142310101045
Diana Risqiyawati
NIM 142310101070
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017 DAFTAR ISI Halaman
2
Cover..............................................................................................................i Daftar Isi........................................................................................................3 Kata Pengantar...............................................................................................4 BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................5 1.1 Latar Belakang ...............................................................................5 1.2 Tujuan ............................................................................................6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................7 2.1 Kasus ..............................................................................................7 2.2 Pengertian ......................................................................................7 2.2.1 Kehilangan .............................................................................7 2.2.2 Berduka ..................................................................................8 2.3 Tanda dan Gejala Kehilangan dan Berduka...................................8 2.4 Tahapan Kehilangan.......................................................................9 2.5 Psikopatologi..................................................................................11 2.6 Diagnosa Medis dan Keperawatan..................................................13 2.6.1 Diagnosa Medis .....................................................................13 2.6.2 Diagnosa Keperawatan ..........................................................13 2.7 Penatalaksanaan .............................................................................16 2.7.1 Penatalaksanaan Medis ..........................................................16 2.7.2 Penatalaksanaan Keperawatan ...............................................16 BAB 3 PENUTUP .......................................................................................22 3.1 Simpulan ........................................................................................22 3.2 Saran ..............................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................24
KATA PENGANTAR
3
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan masalah psikososial kehilangan dan berduka. Pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa. Dalam penulisan makalah ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep.,Sp.Kep.J, selaku PJMK Keperawatan Kesehatan Jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember; 2. Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep.,Sp.Kep,J., selaku dosen mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini 3. Teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember yang telah membantu. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca
Jember, Januari 2017
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kehilangan dan kematian merupakan peristiwa yang bersifat umum dari peristiwa pengalaman manusia. Kehilangan adalah bagian yang tidak dapat dihindari 4
dari kehidupan dan kesedihan adalah bagian alamiah dari proses kehilangan. Kehilangan adalah suatu keadaan individu mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan dimiliki. Setiap individu akan menghadapi kehilangan dan kematian dengan keadaan yang berbeda-beda. mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Berduka adalah respons alamiah pada seseorang yang mengalami kehilangan. Dukacita adalah suatu proses kompleks yang normal meliputi respons dan perilaku emosional fisik, spiritual, sosial, dan intelektual ketika individu, keluarga, dan komunitas memasukkan kehilangan yang actual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam kehidupan mereka sehari-hari (NANDA, 2015). Apabila seseorang tidak dapat melewati keadaan berduka setelah mengalami kehilangan yang sangat besar maka individu akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius. Untuk mengatasi atau mencegah depresi dari berduka yang dialami klien, maka dibutuhkaan berbagai upaya dari keluarga, tim kesehatan ataupun lingkungan sosial klien. Perawat bekerjasama dengan klien yang mengalami berbagia tipe kehilangan. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa apapun yang dikatan disini tentang proses dukacita dan kehilangan yang terdapat dalam perspektif sosial dan historis mungkin berubah sepanjang waktu dan situasi. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur yang dimiliki klien hingga kehidupan klien dapat berlanjut. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan berduka, maka penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita. Perawat menggunakan pengetahuan tentang konsep kehilangan dan dukacita untuk secara kreatif menerapkan intervensi untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan memberi dukungan kepada klien yang menjelang kematian (Potter & Perry, 2005). 1.2 Tujuan 1.2.1 Untuk mengetahui gambaran kasus kehilangan dan berduka 1.2.2 Untuk mengetahui pengertian kehilangan dan berduka 1.2.3 Untuk mengetahui psikopatologi dan psikodinamika dengan masalah 1.2.4
kehilangan dan berduka Untuk mengetahui diagnosa medis dan diagnosa keperawatan dengan masalah kehilangan dan berduka
5
1.2.5
Untuk mengetahui penatalaksanaan terapi medis dan keperawatan pada klien dengan masalah kehilangan dan berduka.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kasus Klien perempuan yaitu Ny X berusia 65 tahun telah bertindak depresif. Ketika anda menanyakan kepadanya apa yang terjadi, Ny X mengatakan bahwa Ny X telah kehilangan suaminya Tn Y yang berusia 50 tahun sebulan yang lalu. Anak – anak Ny X mengatakan kepadanya bahwa ia harus menjual rumahnya dan melanjutkan hidupnya. Anak – anak Ny X mengatakan pasti ada yang tidak beres dengan Ny X karena “tidak dapat melupkan” suaminya (Potter & Perry, 2005). 2.2 Pengertian 2.2.1 Kehilangan Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berart sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisipasi atau tidak diharapkan atau diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali. Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert dan Lambert, 1985. Hal. 35). 6
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupan. Sejak lahir individu telah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. 3.2.2
Berduka Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur dan sebagainya. Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA merumuskan dua tipe berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional. Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan atau kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal. Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar – besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek, dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang- kadang menjurus ke tipikal, abnormal, kesalahan dan kekacauan. 2.3 Tanda dan Gejala Kehilangan dan Berduka 1. Efek fisik a. Kelelahan b. Kehilangan selera c. Masalah tidur d. Lemah e. Berat badan menurun f. Sakit kepala g. Pandangan kabur h. Susah bernapas i. Palpitasi j. Peningkatan berat badan 2. Efek emosi a. Mengingkari b. Bersalah c. Marah d. Kebencian e. Depresi
7
f. Kesedihan g. Perasaan gagal h. Sulit berkonsentrasi i. Gagal menerima kenyataan j. Iritabilitas k. Perhatian terhadap orang yang meninggal 3. Efek sosial a. Menarik diri dari lingkungan b. Isolasi (emosi dan fisik) 2.4 Tahapan Kehilangan Terdapat beberapa teori mengenai respon berduka terhadaap kehilangan. Teori yang dikemukakan Kubler-Ross, 1969 (Dalam Nurhidayah, 2015) mengenai tahapan berduka akibat kehilangan berorientasi pada perilaku dan menyangkut lima tahap, yaitu sebagai berikut : 1. Fase penyangkalan (Denial) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya, atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar-benar terjadi. Sebagai contoh, orang atau keluarga dari orang yang menerima diagnosis terminal akan terus berupaya mencari informasi tambahan. Reaksi fisik yang terjadi pada tahap ini adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan sering kali individu tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun. 2. Fase marah (Anger) Pada fase ini individu menolak kehilangan. Kemarahan yang timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Orang yang mengalami kehilangan juga tidak jarang menunjukkan [erilaku agresif, berbicara kasar, menyerang orang lain, menolak pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat tidak kompeten. Respon fisik yang sering terjadi, antara lain muka merah, denyut nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan menggepal, dan seterusnya. 3. Fase tawar menawar (Bargaining) Pada fase ini terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terangterangan seolah kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk melakukan tawar-menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. 4. Fase depresi (Depression)
8
Pada fase ini pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang-kadang bersikap sangat penurut, tidak mau berbicara menyatakan keputusan, rasa tidak berhargam bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang dirunjukkan, antara lain menolak makan, susah tidur, letih, turunnya dorongan libido, dan lain-lain 5. Fase penerimaan (Acceptence) Pada fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan, pikiran yang selalu berpusat pada objek yang hilang mulai berkurang atau hilang. Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang didalamnya dan mulai memandang kedepan. Gambaran tentang objek yang hilang akan mulai dilepaskan secara bertahap. Perhatiannya akan beralih pada objek yang baru. Apabula individu dapat memulai tahap tersebut dan menerima dengan perasaan damai, maka dia dapat mengakhiri proses berduka serta dapat mengatasi perasaan kehilangan secara tuntas. Kegagalan untuk masuk ke tahap penerimaan akan mempengaruhi kemampuan individu tersebut dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya. 2.5 Psikopatologi FAKTOR PREDISPOSISI
Biologis Psikologis Sosiokultural Genetic : adanya riwayat depresi Kehilangan Kurang dapat menjalankan kegiatan keagamaan fisik :Pengalaman fisik tidak sehat dimasa cenderung lalu : kehilangan tidak mampu dengan mengatasi orang yang stress bermakna kanak-kanak Kurang controldimasa keluarga Sangat peka terhadap situasi kehilangan FAKTOR PRESIPITASI Kegagalan dalam menemukan makna kehilangan Tidak menerima kematian
Nature Origin Number Timing KehilanganJumlah sejak lahir Internal dan (cacat) kualitas stressorWaktu : ketika terjadi kebakaran terjadinya stressor klien kehilangan harta ben individu : kematian orang yang disayang, penghentian pekerjaan, penyakit atau amputasi nya stressor terjadi : dalam waktu 1 bulan, 1tahun bahkan lebih klien tidak dapat melupakan kemat Frekuensi stressor terjadi Eksternal Keluarga : kehilangan peran dalam keluarga Masyarakat : kehilangan posisi di masyarakat
9
PENILAIAN STRESSOR
Kognitif Afektif Physiological Behavioral Respon Sosial Kehilanga Kacau Gangguan fungsi neuroendokrin Gangguan Tidak mengungkapkan pola tidur perasaan kehilanga Kebingungan DistressPerubahan fungsi Penurunan Tidak imunmampu nafsu bersosialisasi makan dengan orang la Tidak percayaHipersensitivitas Marah terhadap suara Penarikan dan cahaya sosial Menyalahkan Ingatan menyedihkan yang menetap letih Perubahan pola mimpi Perilaku panic Mencari almarhum Putus asa termenung Terluka Ansietas Depresi Tidak menerima kehilangan Perasaan kaget Perasaan syok Merindukan almarhum SUMBER KOPING
Personal Ability Sosial Support Material Assets Positive Beliefs Keluarga Menerima atau kerabat kehilangan dekat memberikan kenyamanan pengertian Penghasilan dan indivudu Keyakinan dan nilai kan dukungan Tidak non menerima verbal kehilangan seperti memegang Benda-benda tangan, menepuk dan merangkul yangbahu dimiliki Motivasi Pelayanan Orientasi kesehatan kesehatan pada pencegahan
10
MEKANISME KOPING
Destruktif Konstruktif Melakukan Melakukan kompensasi dengan kegiatan positif kompensasi dengan kegiatan positif Penyangkalan Negoisasi Meminta saran
KONTINUM RESPON KOPING
MALADAPTIF
ADAPTIF
menejerit, menyangkal, menyalahkan diri sendiri, menawar, Diam/tidak bertanya-tanya menangis ncana untuk yang akan dating Menyalahkan diri berkepanjangan uka tentang kehilangan Rendah diri Mengasingkan diri Tak berminat hidup
11
2.6 Diagnosa Medis dan Keperawatan 2.6.1 Diagnosa Medis
Masalah psikososial kehilangan dan berduka
2.6.2 Diagnosa Keperawatan 1. Dukacita adalah suatu proses kompleks yang normal meliputi respons dan perilaku emosional, fisik, spiritual sosial dan intelektual ketika individu, keluarga dan komunitas memasukkan kehilangan yang aktual, adaptif atau dipersepsikan kedalam kehidupan mereka sehari-hari.
Batasan Karakteristik Disorganisasi atau kacau Distres Distres psikologis Gangguan fungsi
neuroendokrin Gangguan pola tidur Marah Memelihar hubungan
dengan almarhum Memisahkan diri Menemukan makna dalam
kehilangan Menyalahkan Perilaku panik Pertumbuhan personal Perubahan fungsi imun Perubahan pola mimpi Perubahan tingkat aktivitas Putus asa Rasa bersalah tentang
perasaan lega Terluka
Faktor yang Berhubungan Antisipasi kehilangan hal yang
bermakna
(seperti
kepemilikan,
pekerjaan,
status) Antisipasi
kehilangan
orang terdekat Kehilangan objek penting (kepemilikan, status
rumah,
pekerjaan, bagian
tubuh) Kematian orang terdekat
2. Dukacita terganggu adalah suatu gangguan yang terjadi setelah kematian orang terdekat, ketika pengalaman distres yang menyertai kehilangan gagal memenuhi harapan normatif dan bermanifestasi gangguan fungsional.
Batasan Karakteristik Ansietas
Faktor yang Berhubungan Kematian orang terdekat 12
Depresi Distres perpisahan Distres tentang almarhum Distres traumatik Ingatan menyedihkan yang
menetap Ingin bersama almarhum Letih Marah Mencari almarhum Mengalami gejala somatik
tentang almarhum Menghindari berduka Menyalahkan diri sendiri Merindukan almarhum Penurunan fungsi dalam peran
hidup Penurunan rasa kesejahteraan Perasaan hampa Perasaan kaget Perasaan linglung Perasaan syok Perasaan terpisah dari
oranglain Stres berlebihan Termenung Tidak menerima kematian Tidak percaya Tingkat intimasi atau
Ketidakstabilan emosional Kurangnya dukungan sosial
keakraban yang rendah 3. Risiko dukacita terganggu adalah rentan mengalami gangguan yang terjadi setelah kematian orang terdekat, ketika pengalaman distres yang menyertai kehilangan gagal memenuhi harapan normatif dan bermanifestasi gangguan fungsional yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor Risiko
Kematian orang terdekat Ketidakstabilan emosional Kurang dukungan sosial
13
2.7 Penatalaksanaan 2.7.1 Penatalaksanaan Medis Belum terdapat penatalaksanaan medis pada klien dengan masalah psikososial kehilangan dan berduka. Kehilangan dan berduka merupakan peristiwa yang umum terjadi dikehidupan sehari-hari. Kehilangan dan berduka berkaitan dengan kondisi sosial seseorang dengan kesehatannya akibat dari kahilangan dan berduka. Perlu dukungan dari orang-orang terdekat terutama keluarga untuk melewati fase kehilangan agar tidak berdampak serius. Perlu pendampingan yang baik agar dapat menimbulkan ketenangan bagi klien dalam beradaptasi menerima kehilangan dan berduka. 2.5.2 Penatalaksanaan Keperawatan No . 1.
Diagnosa Duka Cita
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil NOC
NIC
Ketahanan
Peningkatan Koping
keluarga
individu
Tujuan: klien dapat
1.
Berikan penilaian
menuntaskan duka cita
mengenai dampak
dengan kriteria hasil :
dari
a. Klien mendapatkan
kehidupan
2.
anggota keluarga c. Klien dapat berbagi canda dengan keluarga d. Klien dapat menjalankan 14
hubungan yang ada Gunakan pendekatan
berkomunikasi dengan jelas antara
klien
terhadap peran dan
dukungan dari anggota keluarga b. Klien dapat
situasi
yang
3.
tenang Berikan
4.
penerimaan Bantu pasien
suasana
dalam mengidentifikasi respon positif dari
rutinitas seperti biasa
orang lain Keluarga 5.
Dukung keterlibatan keluarga
dengan
cara yang tepat Bantuan
Kontrol
Marah Individu 1.
Bangun
rasa
percaya
dan
hubungan
yang
dekat danharmonis dengan klien Gunakan
2.
pendekatan
yang
tenang
dan
meyakinkan Bantu pasien
3.
mengidentifikasi sumber kemarahan Sediakan umpan
4.
balik pada perilaku pasien
untuk
membantu
pasien
mengidentifikasi kemarahannya. 2.
Dukacita terganggu
NOC
Tingkat Depresi
NIC Konseling
Tujuan : Klien dapat Individu Bangun memahami hubungan 1. anatar kehilangan yang
15
hubungan
terapeutik
yang
didasarkan
pada
dialami dengan keadaan
rasa saling percaya
dirinya dengan kriteria
dan
hasil :
menghormati Tunjukkan empati,
a. Klien
tidak
2.
kehangatan
mengalami depresi b. Klien mengatakan tidak
lagi
merasa
bersalah
3.
ketulusan Sediakan informasi sesuia
berlebihan c. Klien tidak tampak
marah-marah
dan
factual yang tepat
yang
bersedih d. Klien tampak tidak
saling
dengan
4.
kebutuhan Dukung ekspresi
5.
perasaan klien Bantu pasien untuk mengidentifikasi kekuatan
dan
menguatkan
hal
tersebut 3.
Resiko dukacita terganggu
NOC
NIC
Resolusi Berduka
Fasilitas
Proses
Tujuan : Klien mampu Berduka Individu mengungkapkan perasaan
dukacita 1.
dengan kriteria hasil : a. Klien
mampu
menyampaikan perasaan
Identifikasi
2.
kehilangan Dengarkan ekspresi
3.
berduka Bantu
akan
mengidentifikasi
penyelesaian
kealamiahan
mengenai
keterikatan
kehilangan
dengan
baik b. Klien
mengatakan 4. menerima
kehilangan c. Klien mengatakan 16
klien
klien
dengan obyek atau orang yang hilang Berikan intruksi dalam proses fase berduka
dengan
dapat
membagi
perasaan kehilangan
5.
tepat Kuatkan kemajuan yang dibuat dalam
dengan orang lain d. Klien
proses berduka
menyampaikan dan Dukungan Keluarga mengekspresikan harapan mengenai
Keluarga
positif 1. Dengarkan masa
kekhawatiran,
depan
perasaan
dan
pernyataan
dari
keluarga 2. Tingkatkan hubungan saling
percaya
dengan keluarga 3. Berikan informasi bagi keluarga
terkait
perkembangan pasien
dengan
sering,
sesuai
kehendak pasien Menurut Yusuf, Fitryasari dan Nihayati, 2015 tindakan keperawatan kepada klien dengan masalah psikososial kehilangan dan berduka sebagai berikut. Tindakan Keperawatan pada Pasien 1. Tujuan a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat b. Klien dapat mengenali peristiwa kehilangan yang dialami klien c. Klien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya d. Klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya e. Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung 2. Tindakan a. Membina hubungan saling peercaya dengan klien b. Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini (kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual sebelum/sesudah mengalami peristiwa
17
kehilangan serta hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi c. Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami. 1) Cara verbal (mengungkapkan perasaan) 2) Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik) 3) Cara sosial (sharing melalui self help group) 4) Cara spiritual (berdoa, berserah diri) d. Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas yang bersedia untuk saling memberikan pengalaman dengan seksama e. Membantu klien memasukkan kegiatandalam jadwal harian f. Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa di layanan kesehatan terdekat
Tindakan Keperawatan pada keluarga 1. Tujuan a. Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka b. Keluarga memahami cara merawat klien berduka berkepanjangan c. Keluarga dapat mempraktikkan cara merawat klien berduka terganggu d. Berdiskusi dengan keluraga sumber-sumber bantuan yang tersedia dimasyarakat 2. Tindakan a. Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan dan berduka dan dampaknya oleh klien b. Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka yang dialami oleh klien c. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan berduka terganggu d. Berdiskusi
dengan
kelurga
sumber-sumber
bantuan
yang
dapt
dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasi kehilangan yang dialami oleh klien
18
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan Kehilangan adalah suatu situasi potensial yang dapat dialami individu ketika terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada baik sebagian ataupun keseluruhan. Berduka merupakan respon total terhadap pengalaman emosional akibat kehilangan. Terjadi efek- efek yang mempengaruhi terjadinya kehilangan dan berduka. Pertam efek fisik dimana seseorang akan merasakan lelah, kehilangan selera serta sulit untuk tidur. Kedua merupakan efek emosi dimana seseorang akan merasa bersalah, marah kebencian, depresi, kesedihan, perasaan gagal dan menerima kenyataan. Efek sosial dimana seseorang akan merasa dirinya dikucilkan dan menarik diri dari lingkungan. Ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh klien yang mengalami peristiwa berduka. Klien harus menerima realita kehilangan, menerima sakitnya rasa duka dan harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Status ekonomi yang rendah, kesehatan yang buruk, kematian yang tiba- tiba atau sakit yang mendadak, merasa tidak adanya dukungan sosial yang memadai dan kurangnya dukungan dari kepercayaan keagamaan merupakan faktor- faktor yang menjadi penyebab proses kehilangan dan berduka. 3.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas penulis merumuskan saran yang dapat diaplikasikan dalam berbagai kalangan antara lain. 1. Perawat 19
Diharapkan untuk perawat memahami kehilangan dan dukacita yang dialami klien, sehingga dapat membantu klien dengan baik dalam menghadapi proses kehilangan dan berduka. Perawat juga diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan baik. 2. Masyarakat Dengan mengetahui setiap individu akan mengalami kehilangan dan berduka seperti yang telah dipaparkan penulis diharapkan masyarakat dapat mengetahui dampak
berduka
yang
berkepanjangan
sehingga
masyarakat
mengendalikan rasa kehilangan dan berduka dengan baik nantinya.
20
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. Mc. Closkey. 2012. Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa: Mosby Elsavier Herdman, T. Heather. (2015). NANDA Internasional Inc. nursing diagnoses: definitions & classification 2015-2017 Ed. 10. Jakarta: EGC Kubler-Ross. 1969 dalam Nurhidayah. 2015. Chapter II. Universitas Sumatra Utara [serial online]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49678/4/Chapter %20II.pdf. [11 Januari 2017]. Lambert dan Lambert, 1985. Hal. 35 dalam Nurses Library Jhonson, Marion. 2012. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC). St. Louis, Missouri; Mosby. Potter, patricia A dan Perry, Annc Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta : EGC Yusuf, Ah. Fitryasari,, Rizky dan Nihayati, Hanik endang. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan : Salemba medika Yosep, H. Iyus dan Sutini, Titin. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing. Bandung : Refika Aditama.
21