Makalah Kelompok 8 Bunda Kosma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Evidence Based Dalam Praktik Kebidanan “The Application Of Knowledge To Midwifery Practice ”



DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 NURHAYANI



P0 5140320084



PRETTY DANA SALSABILA P0 5140320 087



DOSEN PEMBIMBING : Dra.Hj Kosma Heryati,M.Kes



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI DIV BIDAN ALIH JENJANG TA. 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta. Penyusun sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya selama proses pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah laporan ini. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.



Bengkulu,



januari 2021



Penulis



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... B. Rumusan Masalah .............................................................................. C. Tujuan ................................................................................................. BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Evidence Besed Midwifery..............................................…. B. Evidence Based Midwifery Dalam Praktik Kebidanan...................



1 3 4 4 5 13



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 20 B. Saran ................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21



BAB I PENDAHULUAN   A. LATAR BELAKANG Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan



2



dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. proses interaktif mengkomunikasikan pengetahuan kepada khalayak target,



sehingga



dapat



digunakan



untuk



melakukan



perubahan.



Diseminasi bertujuan untuk mempercepat penerimaan suatu pesan yang mudah dipahami oleh pengguna (pengguna antara dan pengguna akhir) tentang suatu informasi baru. Pengguna akhir adalah petani yang terlibat langsung dalam proses produksi tanaman pangan. Sedangkan pengguna antara adalah peneliti, komunikator, swasta, lembaga penyuluhan, dan pembuat kebijakan, yang memproses informasi menjadi produk akhir untuk diaplikasikan oleh pengguna akhir. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian Evidence Based? 2. Apa manfaat Evidence Based Midwifery dalam praktik kebidanan ? C. TUJUAN PENULISAN 1.



Mengetahui dan memahami definisi dari Evidence Based Midwifery



2.



Mengetahui bagaimana mengaplikasikan EBM dalam Pratik Kebidanan



  BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Evidence Based Midwifery Evidence Based Midwifery (Practice) EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. RCM Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada awal abad ini, peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam membuka kedua atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik. Sebuah 3



kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling ketat dilakukan dan melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untuk bidan. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi (Silverton, 2003). EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Evidence based. Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti inipun tidak sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang bias dipertanggung jawabkan. Suatu istilah yang luas yang digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997). Jadi, evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Hal ini terjadi karena llmu Kedokteran berkembang sangat pesat. Temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang lalu secara cepat digantikan dengan temuan baru yang segera menggugurkan teori yang ada sebelumnya. Sementara hipotesis yang diujikan sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul pengujian-pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna. Sebagai contoh, jika sebelumnya diyakini bahwa episiotomi merupakan salah satu prosedur rutin persalinan khususnya pada primigravida, saat ini keyakinan itu digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa episiotomi secara rutin justru sering menimbulkan berbagai permasalahan yang kadang justru lebih merugikan bagi quality of life pasien. Demikian pula halnya dengan temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan perederan hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya.



4



Bukti ini juga mempunyai tingkat kepercayaan untuk dijadikan sebagai evidence based. Untuk tingkat paling tinggi (Ia) adalah hasil penelitian dengan meta analisis dibawahnya atau level Ib adalah hasil penelitian dengan randomized control trial, IIa. non randomized control trial, IIb. adalah hasil penelitian quasi eksperime lalu hasil studi observasi (III) dan terakhir expert opinion, clinical experience (IV). Untuk mendapatkan bukti ini bisa diperoleh dari berbagai macam hasil penelitian yang telah dipublikasikan oleh berbagai macam media, itulah evidence base. Melalui paradigma baru ini maka setiap pendekatan medik barulah dianggap accountable apabila didasarkan pada temuan-temuan terkini yang secara medik, ilmiah, dan metodologi dapat diterima. Tidak semua EBM dapat langsung diaplikasikan oleh semua professional kebidanan di dunia. Oleh karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah terlebih dahulu, mempertimbangkan manfaat dan kerugian serta kondisi setempat seperti budaya, kebijakan dan lain sebagainya.



B..Evidence Based Midwifery Dalam Praktik Kebidanan Tujuan evidence based midwifery dalam praktik kebidanan Tujuan utama di implementasikannya evidance based di dalam praktek kebidanan adalah untuk meningkatkan kualitas bidan dan memberikan hasil yang terbaik dari asuhan kebidanan yang diberikan. Selain itu juga, dengan dimaksimalkannya kualitas bidan tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan lama bidan bisa lebih pendek serta biaya perawatan bisa ditekan. Dalam rutinititas sehari-hari para tenaga kesehatan profesional tidak hanya bidan namun juga ahli farmasi, dokter, dan tenaga kesehatan profesional lainnya sering kali mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika memilih atau membandingkan treatment terbaik yang akan diberikan kepada pasien/klien, misalnya saja pada pasien post operasi bedah akan muncul pertanyaan apakah teknik pernapasan relaksasi itu lebih baik untuk menurunkan kecemasan dibandingkan dengan cognitive behaviour theraphy, apakah teknik relaksasi lebih efektif jika dibandingkan dengan teknik distraksi untuk mengurangi nyeri pasien ibu partum kala 1. Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada evidance based bertujuan untuk menemukan bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan klinis yang muncul dan kemudian mengaplikasikan bukti tersebut ke dalam praktek kebidanan guna meningkatkan kualitas perawatan pasien tanpa menggunakan bukti-



5



bukti terbaik, praktek kebidanan akan sangat tertinggal dan seringkali berdampak kerugian untuk pasien. Contohnya saja education kepada ibu untuk menempatkan bayinya pada saat tidur dengan posisi pronasi dengan asumsi posisi tersebut merupakan posisi terbaik untuk mencegah aspirasi pada bayi ketika tidur. Namun berdasarkan evidence based menyatakan bahwa posisi pronasi pada bayi akan dapat mengakibatkan resiko kematian bayi secara tiba-tiba. Oleh karena itu, pengintegrasian evidence based kedalam kurikulum pendidikan kebidanan sangatlah penting. Manfaat Evidence Based Midwifery Dalam Praktik Kebidanan Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan tentang asuhan pasien secara individu. Hal ini menghasilkan asuhan yang epektif dan tidak selalu melakukan intervensi. Kajian ulang intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa bisa di prediksi atau dicegah. Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikassi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab tes-tes rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah. Asuhan yang dilakukan dituntut tanggap terhadap fakta yang terjadi, menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi pasien dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien dengan mengikuti prosedur yang sesuai dengan evidence based asuhan kebidanan, yang tentu saja berdasarkan kepada hal-hal yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu: standar asuhan kebidanan, standar pelayanan kebidanan, kewenangan bidan komunitas, fungsi utama bidan bagi masyarakat. Fungsi utama profesi kebidanan, ruang lingkup asuhan yang diberikan. Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu hamil dan resiko-resiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan masyarakat Menurut WHO, Ruang Lingkup Evidence based terbagi sebagai berikut: 



6



1. Evidence-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan. Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya. 2. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi kesehatan dan kedokteran di masa mendatang. 3. Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan. 



4. Evidence based report adalah merupakan bentuk penulisan laporan kasus yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.  



Langkah-langkah dalam proses EBP Berdasarkan (Melnyk et al., 2014) ada beberapa tahapan atau langkah dalam proses EBP. Tujuh langkah dalam evidence based practice (EBP) dimulai dengan semangat untuk melakukan penyelidikan atau pencarian (inquiry) personal. Budaya EBP dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting untuk tetap mempertahankan timbulnya pertanyaan-pertanyaan klinis yang kritis dalam praktek keseharian. Langkah-langkah dalam proses evidance based practice adalah sebagai berikut: 1) Menumbuhkan semangat penyelidikan (inquiry) 2) Mengajukan pertanyaan PICO(T) question 3) Mencari bukti-bukti terbaik 4) Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti-bukti yang ditemukan 5) Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien untuk membuat keputusan klinis terbaik 6) Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP 7) Menyebarluaskan hasil (disseminate outcome)



Jika diuraikan 7 langkah dalam proses evidence based practice adalah sebagai berikut: 1) Menumbuhkan semangat penyelidikan (inquiry).



7



Inquiry adalah semangat untuk melakukan penyelidikan yaitu sikap kritis untuk selalu bertanya terhadap fenomena-fenomena serta kejadian-kejadian yang terjadi saat praktek dilakukan oleh seorang klinisi atau petugas kesehatan dalam melakukan perawatan kepada pasien. Namun demikian, tanpa adanya budaya yang mendukung, semangat untuk menyelidiki atau meneliti baik dalam lingkup individu ataupun institusi tidak akan bisa berhasil dan dipertahankan. Elemen kunci dalam membangun budaya EBP adalah semangat untuk melakukan penyelidikan



dimana



semua



profesional



kesehatan



didorong



untuk



memepertanyakan kualitas praktek yang mereka jalankan pada saat ini, sebuah pilosofi, misi dan sistem promosi klinis dengan mengintegrasikan evidence based practice, mentor yang memiliki pemahaman mengenai evidence based practice, mampu membimbing orang lain, dan mampu mengatasi tantangan atau hambatan yang mungkin terjadi, ketersediaan infrastruktur yang mendukung untuk mencari informasi atau lieratur seperti komputer dan laptop, dukungan dari administrasi dan kepemimpinan, serta motivasi dan konsistensi individu itu sendiri dalam menerapkan evidence based practice (Tilson et al, 2011). 2) Mengajukan pertanyaan PICO(T) question. Menurut (Newhouse et al., 2007) dalam mencari jawaban untuk pertanyaan klinis yang muncul, maka diperlukan strategi yang efektif yaitu dengan membuat format PICO. P adalah pasien, populasi atau masalah baik itu umur, gender, ras atapun penyakit seperti hepatitis dll. I adalah intervensi baik itu meliputi treatment di klinis ataupun pendidikan dan administratif. Selain itu juga intervensi juga dapat berupa perjalanan penyakit ataupun perilaku beresiko seperti merokok. C atau comparison merupakan intervensi pembanding bisa dalam bentuk terapi, faktor resiko, placebo ataupun non-intervensi. Sedangkan O atau outcome adalah hasil yang ingin dicari dapat berupa kualitas hidup, patient safety, menurunkan biaya ataupun meningkatkan kepuasan pasien. (Bostwick et al., 2013) menyatakan bahwa pada langkah selanjutnya membuat pertanyaan klinis dengan menggunakan format PICOT yaitu P(Patient atau populasi), I(Intervention atau tindakan atau pokok persoalan yang menarik), C(Comparison intervention atau intervensi yang dibandingkan), O(Outcome atau hasil) serta T(Time frame atau kerangka waktu). Contohnya adalah dalam membentuk pertanyaan sesuai PICOT adalah pada Mahasiswa keperawatan(population)



8



bagaimana proses pembelajaran PBL tutotial (Intervention atau tindakan) dibandingkan dengan small group discussion (comparison atau intervensi pembanding) berdampak pada peningkatan critical thinking (outcome) setelah pelaksanaan dalam kurun waktu 1 semester (time frame). Ataupun dalam penggunaan PICOT non intervensi seperti bagaimana seorang ibu baru (Population) yang payudaranya terkena komplikasi (Issue of interest) terhadap kemampuannya dalam memberikan ASI (Outcome) pada 3 bulan pertama pada saat bayi baru lahir. Hasil atau sumber data atau literatur yang dihasilkan akan sangat berbeda jika kita menggunakan pertanyaan yang tidak tepat makan kita akan mendapatkan berbagai abstrak yang tidak relevan dengan apa yang kita butuhkan (Melnyk & Fineout, 2011). Sedangkan



dalamlobiondo



memformulasikan



pertanyaan



&



haber,



EBP



yaitu



(2006) pada



dicontohkan



lansia



dengan



cara fraktur



hip(patient/problem), apakah patient-analgesic control (intervensi) lebih efektif dibandingkan dengan standard of care nurse administartif analgesic(comparison) dalam menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan LOS (Outcome). 3) Mencari bukti-bukti terbaik. Kata kunci yang sudah disusun dengan menggunakan picot digunakan untuk memulai pencarian bukti terbaik. Bukti terbaik adalah dilihat dari tipe dan tingkatan penelitian. Tingkatan penelitian yang bisa dijadikan evidence atau bukti terbaik adalah meta-analysis dan systematic riview. Systematic riview adalah ringkasan hasil dari banyak penelitian yang memakai metode kuantitatif. Sedangkan meta-analysis adalah ringkasan dari banyak penelitian yang menampilkan dampak dari intervensi dari berbagai studi. Namun jika meta analisis dan systematic riview tidak tersedia maka evidence pada tingkatan selanjutnya bisa digunakan seperti RCT. Evidence tersebut dapat ditemukan pada beberapa data base seperti CINAHL, MEDLINE, PUBMED, NEJM dan COHRANE LIBRARY (Melnyk & Fineout, 2011). Ada 5 tingkatan yang bisa dijadikan bukti atau evidence (Guyatt&Rennie, 2002) yaitu: a) Bukti yang berasal dari meta-analysis ataukah systematic riview. b) Bukti yang berasal dari disain RCT. c) Bukti yang berasal dari kontrol trial tanpa randomisasi. 9



d) Bukti yang berasal dari kasus kontrol dan studi kohort. e) Bukti dari systematic riview yang berasal dari penelitian kualitatif dan diskriptif. f) Bukti yang berasal dari single-diskriptif atau kualitatif study g) Bukti yang berasal dari opini dan komite ahli. Dalam mencari best evidence, hal yang sering menjadi hambatan dalam proses pencarian adalah keterbatasan lokasi atau sumber database yang free accsess terhadap jurnal-jurnal penelitian. Namun demikian seiring dengan perkembangan teknologi, berikut contoh databased yang free accsess dan paling banyak dikunjungi oleh tenaga kesehatan yaitu MIDIRS,CINAHL, Pubmed, cohrane library dan PsycINFO serta Medline. Berikut adalah contoh pertanyaan EBP beserta data based yang disarankan, diantaranya adalah (Schneider & Whitehead, 2013).



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN



Evidence based artinya berdasarkan bukti. Bukti inipun tidak sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang bisa dipertanggung jawabkan. Suatu istilah yang luas yang digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997). Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sementara hipotesis yang diujikan



10



sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul pengujian-pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna. Demikian pula halnya dengan temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan perederan hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya. adalah hasil penelitian quasi eksperime lalu hasil studi observasi (III) dan terakhir expert opinion, clinical experience (IV). Untuk mendapatkan bukti ini bisa diperoleh dari berbagai macam hasil penelitian yang telah dipublikasikan oleh berbagai macam media, itulah evidence base.



B. SARAN



Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, serta makalah ini diharapkan menjadi sumber materi yang dapat menambah ilmu bagi para pembaca,penyusun sangat mengharap saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu pembuatan makalah selanjutnya: a. Perlunya penambahan sumber-sumber yang tepat sehingga makalah yang disusun lebih akurat dan lengkap. b. Untuk mengoptimalkan hasil makalah, dianjurkan untuk benar-benar memanfaatkan waktu yang tersedia.



DAFTAR PUSTAKA Jayanti, Ira.2020. Evidence Based dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta : Penerbit Deepublish http://www.midwiferytoday.com/articles/midwifestouch.asp



Rosyadi A Rahmat, 2008, Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah, Bogor : Ghalia Indonesia Sudarman Paryati, 2008, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 11