Makalah TQM (Kelompok 8) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IMPLEMENTASI TQM DALAM PENDIDIKAN Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah: “Total Quality Management” Dosen Pengampu : Try Heni Aprilia, M.Pd.



Di Susun Oleh : Laili Rizki Amalia



(932109319)



Friska Fatikasari



(932111419)



Eka Amalia Febriyanti



(932133019)



Kelas PAI-C Semester 5



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI 2021



i



KATA PENGANTAR



Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Implementasi TQM Dalam Pendidikan”. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan tentang yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa IAIN Kediri. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu,



kepada



Dosen



Pengampu



saya



meminta



masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



Kediri, 19 Oktober 2021



penyusun



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan masalah ................................................................................... 2 C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 2 BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................... 3 A. Implementasi Total Quality Management (TQM) ..................................... 3 B. Peningkatan Kualitas Berkelanjutan ......................................................... 6 C. Strategi Proses Peningkatan Berkelanjutan ............................................ .10 BAB III : PENUTUP ........................................................................................ 15 A. Kesimpulan ........................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah strategi manajemen yang berbasis kualitas proses, pelayanan, sumber daya manusia dan hasil. Dalam bidang pendidikan, TQM memang terlihat belum familier dan masih jarang yang mengimplementasikan konsep tersebut. Peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri merupakan yang harus selalu dilakukan oleh seluruh elemen bidang pendidikan. Menyadari pentingnya



kualitas



proses



pelayanan pendidikan,



pemerintah telah



menerbitkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah sehingga dapat membawa perubahan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Seiring dengan hal itu, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab IV pasal II ayat 2 menyatakan bahwa “pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Diterbitkannya undang-undang tersebut adalah merupakan bukti perhatian serius pemerintah terhadap pentingnya kualitas pendidikan. Dalam mencapai kualitas pendidikan, institusi pendidikan (sekolah) idealnya dapat mengimplementasikan konsep strategi manajemen yang disebut Total Quality Management (TQM), dengan cara melakukan proses perbaikan secara terus-menerus terhadap seluruh komponen manajemen sekolah yang terdiri dari komponen bidang kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan, dan layanan khusus (perpustakaan, Usaha Kesehatan Sekolah, cafeteria, dll). Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang implementasi Total Quality Management dalam pendidikan untuk memperkenalkan dan mengetahui konsep tersebut.



1



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Implementasi TQM dalam Pendidikan? 2. Bagaimana Peningkatan Kualitas Berkelanjutan TQM dalam Pendidikan? 3. Bagaimana Strategi Proses Peningkatan Berkelanjutan TQM dalam Pendidikan? C. Tujuan Masalah 1. Untuk Mengetahui Implementasi TQM dalam Pendidikan. 2. Untuk Mengetahui Peningkatan Kualitas Berkelanjutan TQM dalam Pendidikan. 3. Untuk Mengetahui Strategi Proses Peningkatan Berkelanjutan TQM dalam Pendidikan .



2



BAB II PEMBAHASAN A. Implementasi Total Quality Management (TQM) Kata implementasi berarti penerapan, penggunaan implemen dalam kerja, pelaksanaan, pengerjaan hingga menjadi terwujud, pengejawantahan, dan penerapan implemen. Sedangkan TQM (Total Quality Management) menurut Hardjosoedarmo memberikan pengertian yang cukup menyeluruh, bahwa TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk: 1) memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi, 2) memperbaiki semua proses penting dalam organisasi, dan 3) memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan waktu yang akan datang.1 Ada standar pengelolaan dalam permendiknas bagi setiap satuan pendidikan yang memenuhi standar pengeleloaan pendidikan yang berlaku secara nasional, diantaranya : perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja bidang pendidikan, serta pengawasan dan evaluasi terhadap program kerja. Implementasi manajemen suatu mutu pendidikan dapat dikatakan berhasil ditentukan dari ketiga standar pengelelolaan pendidikan. Dan ketiga hal ini akan tercapai dengan bergantung pada sumber daya manusia didalam lembaga pendidikan itu sendiri terutama pemimpin atau biasa kita sebut kepala sekolah. Paradigm atau kerangka berpikir seorang kepala sekolah sangat penting dibutuhkan untuk mengembangkan kualitas pendidikan pada zaman sekarang. Maka agar prinsip-prinsipnya dapat terwujud maka harus ada strategi dan strategi ini tepat untuk menjawab hal ini adalah dengan Total Quality Management (TQM).2 TQM adalah satu himpunan prinsip-prinsip, alat-alat dan prosedurprosedur yang memberikan tuntunan dalam praktik penyelenggaraan Feiby Ismail, “Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan”, Jurnal Ilmiah Iqra’ Vol. 10 No. 2 (2018): 278. 2 Wulogening, Hiyasintus Ile, dan Agus Timan, "Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam sistem manajemen perencanaan kepala sekolah", Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol. 8 No. 2 (2020): 138. 1



3



organisasi.



TQM



melibatkan



seluruh



anggota



organisasi



dalam



mengendalikan dan secara kontinu meningkatkan bagaimana kerja harus dilakukan dalam upaya mencapai harapan pengguna atau pelanggan (customer) mengenai mutu produk atau jasa yang dihasilkan organisasi. Dari beberapa pengertian ini, dapat dipahami bahwa Implementasi Total Quality Management (TQM) adalah penerapan atau pengejawantahan konsep manajemen yang melibatkan seluruh komponen dalam organisasi untuk bersama-sama berkontribusi dalam kebijakan organisasi yang berorientasi pada perbaikan mutu produk untuk kepuasan pelanggan (customer).3 Jika kita berbicara TQM sangat erat kaitannya dengan mutu yang pada mulanya sebuah produk selalu ditentukan oleh produsen. Baik dan buruk dari hasil produk ini bisa dikatakan baik jika produsen mengatakan produk tersebut baik, jika pada perkembangannya suatu produk akan dikatakan bermutu dengan kualitas yang baik ditentukan oleh konsumen. TQM dapat dilakukan dengan mengangkat “mutu” sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh warga sekolah. Hal ini didukung oleh pilar-pilar mutu yang berfokus pada arahan seluruh warga sekolah dalam mengimplementasikan prakarsa mutu. Yang tidak kalah penting



yakni teknik didalam



mutu atu cara untuk



mengidentifikasi dan memecahkan masalah secara kreatif demi pencapaian mutu sekolah.4 Implementasi TQM dalam meningkatkan mutu sekolah bisa meliputi: implementasi pengelolaan proses belajar mengajar, implementasi pengelolaan ketenagaan, implementasi pengelolaan fasilitas (peralatan dan perlengkapan), implementasi pengelolaan siswa, strategi pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat, dan implementasi pengelolaan iklim sekolah. Dalam dunia pendidikan, TQM mengarahkan pada kepuasan pelanggan baik pelanggan



dalam



(internal



customer)



maupun



pelanggan



luar



(eksternal customer). Pelanggan dalam seperti kepala sekolah, guru, staf “Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan”, 279. Liah Siti Syarifah "Implementasi Total Quality Management (TQM) di Pesantren”, Jurnal AtTadbir: Media Hukum Dan Pendidikan Vol. 30. No. 1 (2020): 110. 3 4



4



dan penyelenggara institusi. Sedangkan pelanggar luar seperti masyarakat, pemerintah



dan



dunia



industri.



Jadi



suatu



institusi



atau lembaga



pendidikan dikatakan bermutu apabila mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan dalam dan pelanggan luar atas jasa yang diberikan. Ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penerapan TQM di dunia pendidikan, antara lain yakni : 1. Perbaikan secara terus menerus (Continuous Improvement) : perbaikan secara terus menerus yang dilakukan oleh pihak pengelola agar senantiasa melakukan perbaikan dan juga peningkatan secara terus menerus, hal ini dimaksudkan agar semua komponen yang telah ada pada penyelenggara pendidikan bisa mencapai standar mutu yang ditetapkan. Disini sudah jelas dan bisa dipahami bahwa maksud dari konsep ini adalah lembaga sekolah agar senantiasa memperbaiki dan memperbarui proses sesuai dengan kebutuhan juga tuntutan. 2. Menentukan standar mutu (Quality Ansurance) : konsep ini bermaksud untuk menentukan standar-standar mutu dari komponen para pekerja dalam proses pembuatan produk atau alumni dari lembaga pendidikan. Standar ini meliputi kepemilikan kemampuan dasar pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan, kurikulum, dan evaluasi 3. Perubahan kultur (Change of Culture): pimpinan institusi pendidikan/ kepala



sekolah



harus



bisa



menyadarkan



para



anggota



bahwa



meningkatkan dan juga mempertahankan mutu pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting. 4. Perubahan organisasi (Upside down Organization) : ini bisa terlaksana dan tercapai tujuannya dalam bentuk perubahan struktur organisasi dalam manejemen sekolah. 5. Mempertahankan hubungan dengan pelanggan (Keeping Close to the Customer) : intitusi sekolah harus bisa menjaga hubungan baik dengan masyarakat, wali murid, maupun pihak lain. 5 5



Mawardi, Mawardi. "Implementasi Total Quality Management (TQM) Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah", Jurnal Media Manajemen Pendidikan Vol. 3 No. 2 (2020): 290.



5



Berdasarkan uraian tersebut, berarti sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam rangka peningkatan mutu secara berkelanjutan. Tanggung jawab tersebut harus diemban tidak hanya oleh kepala sekolah sebagai manajer akan tetapi oleh seluruh komponen untuk menunjang terlaksananya manajemen mutu terpadu di lingkungan sekolahnya. Artinya bahwa keterlibatan seorang pemimpin sebagai manajer dalam organisasi yang dipimpinnya dalam hal ini kepala sekolah di lingkungan sekolah sangat memberikan peran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Salah satu konsep dari Edward Deming yang selanjutnya lebih dikenal dengan konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” (1986). Kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang mengungkapkan bahwa: “Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengan secara terus menerus tetap sadar dan membuat beratus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung



pada komitmen manajemen senior, strategi yang jelas dan



ketabahan, karena kaizen bukan jalan pintas



melainkan



proses



yang



berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan. Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemen mutu terpadu. Dalam perjalanan manajemen mutu ini muncul juga istilah manajemen berbasis sekolah (MBS) yang mengacu pada manajemen sumber daya di tingkat sekolah dan bukan di suatu sistem atau tingkat sentralistik atau terpusat. Melalui MBS beberapa anggaran



sekolah



diberikan



pengawasan



dan pengembangan staf,



lebih



besar,



pengelolaan



sampai pada aspek kurikulum



berbasis sekolah yang berarti bahwa masing-masing sekolah memutuskan bahan-bahan ajar apa yang akan digunakan.



6



Kemampuan sekolah untuk menjalankan suatu manajemen yang baik akan sangat bergantung pada kesiapan dan kemampuan setiap komponen dalam menjalankan tugasnya pada bidang masing-masing. Terkadang manajemen tidak dapat berjalan baik bukan karena kesalahan dalam implementasi namun karena ketidaksiapan dari komponen pendidikan untuk melaksanakan perannya. Oleh sebab itu, kepala sekolah perlu untuk meninjau kesiapan seluruh komponennya, baik staf, guru, siswa, kurikulum, seluruh sistem yang saling berkaitan dalam mengefektifkan manajemen mutu terpadu. Ada beberapa pertimbangan yang dijadikan landasan penerapan TQM di lembaga pendidikan. Para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas mereka secara proaktif. Mereka harus mengembangkan proses pemecahan masalah yang masuk akal dan dapat mengidentifikasi serta menuju pada penyebab utamanya. Sekolah harus mampu menjadi organisasi percontohan dan dapat mengukur apa saja yang berfungsi dengan baik dan apa yang tidak, sehingga akan didapatkan suatu sistem yang baik dalam kelembagaan sekolah. Ada empat alasan utama dalam adopsi TQM di lembaga pendidikan, antara lain: Pertama, para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsi mereka, karena para pendidik merupakan faktor utama bagi peningkatan sekolah. Para pendidik harus mengendalikan



proses



penyelesaian masalah yang berdampak pada lingkungan belajar di sekolah. Kedua, pendidikan membutuhkan proses pemecahan masalah yang peka dan fokus pada identifikasi dan penyelesaian penyebab utama yang



menimbulkan



masalah



tersebut. Semua akar dalam masalah



pendidikan bersifat sistemik, yaitu berasal dari akar masalah yang berada dari komunitas sekolah dan berimplikasi pada kegiatan belajar mengajar di sekolah itu sendiri.



Ketiga, organisasi sekolah harus menjadi model



organisasi belajar semua organisasi. Keempat, melalui integrasi TQM di



7



lembaga



pendidikan,



masyarakat



dapat menemukan mengapa sistem



pendidikan yang ada saat ini tidak berjalan dengan baik.6 Peran sekolah sangat dibutuhkan agar peningkatan mutu bisa terus berlanjut. Pihak sekolah mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan mutu atau kualitas secara terus menerus dan berkelanjutan. Dan jika ingin manajemen mutu terlaksana sesuai dengan harapan maka seluruh anggota harus ikut berpartisipasi tidak hanya mengandalkan kepala sekolah. 7 Implementasi TQM menjadi sebuah konsep yang sangat fleksibel ketika diterapkan pada suatu lembaga pendidikan. Hal ini disebabkan karena pada hakikatnya tujuan akhir dari setiap lembaga pendidikan adalah selalu menginginkan output terbaik. Pada saat lembaga mulai melakukan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas produk maupun mutu, seringkali kehilangan arah dan tujuan mengenai apa yang ingin dicapai. Akhirnya mutu yang dihasilkan terkadang tidak bisa memberikan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Apabila terjadi hal seperti demikian maka akan sangat berdampak terhadap eksistensi yang dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan. 8 B. Peningkatan Kualitas Berkelanjutan TQM merupakan sistem manajemen mutu yang berkaitan dengan upaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dari berbagai aspek secara berkelanjutan. Mutu pendidikan dapat diukur dari tercapainya kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Sebagai institusi pelayanan jasa, pendidikan perlu menciptakan budaya mutu untuk memenuhi harapan pelanggan yang cenderung mengalami perubahan. TQM menekankan pada perbaikan yang berkelanjutan dan berlandaskan kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama yang perlu diimplementasikan di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia agar dapat menjadi unggul dan memenangkan persaingan global.



“Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan”, 280. Vinka Vebriyanti, “Implementasi Total Quality Management (TQM) Pendidikan dalam Tantangan Globalisasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL)”, JEID: Journal of Educational Integration and Development Vol. 1 No. 3 (2021): 204. 8 Wahyu Septiadi, Tinjauan Total Qualit Management (TQM) Pada Lembaga Pendidikan Islam”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 4 No. 1 (2019): 47. 6 7



8



Dalam hal ini, ada beberapa elemen yang bisa membuat sesuatu dikatakan berkualitas. Pertama, kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kedua, kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Ketiga, kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain). Keempat, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.9 TQM menginginkan adanya peningkatan (improvement) dalam berbagai hal. Oleh karenanya, meningkatnya kualitas/mutu menjadi titik utama dalam manajerial serta bahasan tentang TQM. Juran mendemonstrasikan tiga proses manajerial suatu organisasi yang dikenal dengan trilogy Juran yaitu, Planning, control, improvement. Adapun rincian trilogy itu sebagai berikut : 1. Kualitas



Perencanaan



(Quality



planning),



suatu



proses



yang



mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan. 2. Kualitas Pengendalian (Quality control), suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhankebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki. 3. Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen



Putu Yulia Angga Dewi dan Kadek Hengki Primayana, “Peranan Total Quality Management (TQM) Di Sekolah Dasar”, Jurnal Penjaminan Mutu Vol. 5 No. 2 (Agustus 2019): 229. 9



9



untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya. 10 Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) merangkum semua pengertian dari konsep tentang kualitas, karenanya disebut sebagai pengelolaan kualitas secara menyeluruh. TQM menekankan pada personal, etika, budaya, dan juga sistem kualitas yang terarah untuk memastikan komitmen dari setiap anggota organisasi dalam usaha perbaikan yang berkesinambungan. Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) adalah suatu system yang efektif untuk mengintegrasikan usaha- usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas, dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok atau organisasi, sehingga meningkatkan produktivitas dan pelayanan ketingkat yang paling ekonomis yang menimbulkan kepuasan semua langganan. Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan tersedianya sumber-sumber untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai sumber kualitas yang dapat mendukung pengimplementasian TQM secara maksimal. Menurut Hadari Nawawi, beberapa di antara sumbersumber kualitas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap Kualitas. Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatan keputusan dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini tidak mungkin diciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berorentasi pada kualitas produk dan pelayanan umum.



Saiful Anwar, “Implementasi Total Quality Management (TQM) Dalam Bisnis Pendidikan”, EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 2 (2019): 47. 10



10



2. Sistem Informasi Manajemen. Sumber ini sangat penting karena usaha mengimplementasikan semua fungsi manajemen yang berkualitas, sangat tergantung pada ketersediaan informasi dan data yang akurat, cukup/lengkap dan terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas pokok organiasasi. 11 3. Sumber daya manusia yang potensial SDM di lingkungan sekolah sebagai aset bersifat kuantitatif dalam arti dapat dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM juga merupakan potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) untuk mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat potensial dan dapat dikembangkan. 4. Keterlibatan semua Fungsi Semua fungsi dalam organisasi sebagai sumber kualitas, sama pentingnya satu dengan yang lainnnya, yang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi harus dilibatkan secara maksimal, sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya. 5. Filsafat Perbaikan kualitas secara berkesinambungan Kualitas secara berkesinambungan sumber-sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena tergantung pada kondisi pucuk pimpinan (kepala sekolah), yang selalu menghadapi kemungkinan dipindahkan, atau dapat memohon untuk dipindahkan.Sehubungan dengan itu, realiasi TQM tidak boleh digantungkan pada individu kepala sekolah sebagai sumber kualitas, karena sikap dan perilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan kata lain sumber kualitas ini



Rika Ariyani, “Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan Islam”, Jurnal An-Nahdhah Vol. 11 No. 1 (Januari-Juni 2017): 7. 11



11



harus ditransformasikan pada filsafat kualitas yang berkesinambungan dalam merealisasikan TQM.12 Untuk keberhasilan penerapan TQM tersebut memang tidaklah mudah, diperlukan komitmen dan kerjasama yang baik antara pimpinan, dosen, karyawan, dan semua stakeholder yang terlibat di dalamnya. Implementasi TQM di lembaga pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, pertama, adanya perbaikan secara terus menerus. Kedua, adanya standar mutu, adanya standar ini bertujuan sebagai dasar atau landasan dalam pengembangan mutu. Ketiga, adanya perubahan budaya atau kultur. Budaya yang negatif sebaiknya ditinggalkan, sedangkan budaya yang positif sebaiknya dipertahankan. Keempat, adanya perubahan organisasi. Organisasi yang dianggap kurang efektif hendaknya juga ditinggalkan. Perubahan organisasi ini harus bersifat menyeluruh. Tujuan utama TQM dalam bidang pendidikan adalah meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu. Serta mengorientasikan sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan keperluan pelanggan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dimaksudkan tidak sekaligus, melainkan secara bertahap dituju berdasarkan peningkatan kualitas pada setiap komponen pendidikan berdasarka skala prioritas, yakni sistem layanan akademik. Terdapat beberapa elemen pendukung untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas secara berkelanjutan.



Elemen



yang



dimaksudkan



meliputi



kepemimpinan,



pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, penghargaan dan pengukuran. Semua elemen tersebut perlu diupayakan dan dikondisikan untuk kepentingan pencapaian tujuan yang diterapkan secara optimal. 13 TQM juga merupakan suatu filosofi suatu peningkatan yang berkelanjutan, yang dapat dijadikan alat praktis oleh lembaga pendidikan Eman Sulaeman, “TQM Sebagai Peningkatan Berkelanjutan”, Jurnal An-Nidhom Vol. 3 No. 2 (Desember 2018): 126. 13 “Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan Islam”, 5. 12



12



dalam memenuhi kebutuhan, keinginan serta harapan pelanggan sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam kaitan ini, seluruh bagian dan sistem lembaga harus saling mendukung dan saling melengkapi. Keberhasilan unitunit tersebut mempengaruhi keberhasilan organisasi secara keseluruhan . 14 TQM dalam pendidikan berkaitan dengan adanya penciptaan budaya kualitas dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus utama melalui keterlibatan seluruh karyawan dan staf bidang pendidikan serta perbaikan secara terus menerus, demi tercapainya organisasi pendidikan yang bermutu, yang mampu bersaing dan tetap bertahan dalam era perkembangan zaman. 15 C. Strategi Proses Peningkatan Berkelanjutan Teori manajemen mutu terpadu atau yang lebih dikenal dengan Total Quality Management (TQM) akhir-akhir ini banyak diadopsi dan digunakan oleh dunia pendidikan dan teori ini dianggap sangat tepat dalam meningkatkan mutu dunia pendidikan saat ini. TQM didefinisikan sebagai sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimalkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi. 16 Setidaknya ada sepuluh karakteristik TQM yang dianggap penting untuk meningkatkan dunia pendidikan, yaitu: 1. fokus pada pelanggan (internal & eksternal), 2. berorientasi pada kualitas, 3. menggunakan pendekatan ilmiah, 4. memiliki komitmen jangka panjang, 5. kerja sama tim, 6. menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan, 7. mengadakan pendidikan dan pelatihan, 8. menerapkan kebebasan yang terkendali,



Anita Purbaningrum, “Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Total Quality Management (TQM)”, Jurnal Ilmiah Vol. 1 No. 2 (2019): 28. 15 “Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Total Quality Management (TQM)”: 29. 16 Moh. Saifulloh, Zainul Muhibbin dan Hermanto, “Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah”, Jurnal Sosial Humaniora Vol. 5 No. 2 (November 2012): 215. 14



13



9. memiliki kesatuan tujuan, 10. melibatkan dan memberdayakan karyawan.17 Edward Sallis menyatakan bahwa Total Quality Management (TQM) pada pendidikan adalah sebuah filsosofis tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya saat ini dan untuk masa yang akan datang.18 Di sisi lain, Zamroni memandang bahwa peningkatan mutu pendidikan dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan model The Total Quality Management (TQM) di sekolah. Teori ini menjelaskan bahwa mutu pendidikan dengan model TQM ini mencakup tiga kemampuan, yaitu kemampuan akademik, sosial, dan moral. Teori ini juga menyebutkan bahwa mutu sekolah ditentukan oleh tiga variabel, yakni kultur sekolah, proses belajar mengajar, dan realitas sekolah. Kultur sekolah merupakan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai perilaku yang telah lama terbentuk di sekolah dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, baik secara sadar maupun tidak. Kultur ini diyakini mempengaruhi perilaku seluruh komponen sekolah, yaitu guru, kepala sekolah, staf administrasi, siswa, dan juga orang tua siswa. Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu akan mendorong perilaku warga kearah peningkatan mutu sekolah, sebaliknya kultur yang tidak kondusif akan menghambat upaya menuju peningkatan mutu sekolah.19 Dalam usaha peningkatan mutu berkelanjutan dibutuhkan konsepkonsep strategis dalam implementasi manajemen mutu. Adapun konsep strategis



manajemen mutu (Strategic Quality Management



(SQM))



diidentifikasi sebagai bentuk yang sama atau bentuk lain seperti:



17



Ety Rochaety dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 97. Edward Sallis, Total Quality Management In Education (alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi). (Jogjakarta : IRCiSoD, 2006), 73. 19 Zamroni, Meningkatkan Mutu Sekolah (Jakarta : PSAP Muhamadiyah, 2007), 6 18



14



1. Perencanaan mutu (quality planning) ISO 9000 mendefinisikan perencanaan mutu sebagai bagian dari manajemen yang fokus pada penentuan tujuan mutu dan proses operasional yang dibutuhkan dan berhubungan dengan sumber untuk mencapai (memenuhi) tujuan mutu. Sedangkan Juran memaknai perencanaan mutu sebagai aktifitas menetapkan tujuan mutu (quality goal) dan pengembangan produk serta proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagaimanapun definisi dari perencanaan mutu bukanlah perencanaan mutu produk, penjelasan Juran jelas terfokus pada pengembangan fitur-fitur produk dan proses yang dibutuhkan untuk fitur tersebut.20 2. Kontrol Mutu (Quality Control) Kontrol mutu selain dilakukan secara mandiri oleh penyedia jasa maupun produk, juga menggunakan criteria mutu sesuai dengan tuntutan pelanggan (harapan pelanggan). Selain itu, untuk lebih meyakinkan pelanggan penyedia jasa maupun produk melakukan kontrol mutu dengan melibatkan institusi independen yang melakukan penjaminan mutu. Dalam menjamin mutu pada pendidikan tinggi, kontrol mutu selain dilakukan oleh lembaga penjaminan mutu internal perguruan tinggi (PMI-PT) juga dilakukan oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN PT). Selanjutnya, juga dapat melibatkan lembagalembaga akreditasi independen internasional seperti AUN QA (Asian University Network– Quality Assurance) serta lembaga - lembaga lainnya. Tujuan hakiki dari kontrol mutu adalah memastikan mutu dipenuhi dari awal proses hingga akhir. Dan hal itu akan berdampak pada meningkatnya keyakinan publik (pelanggan) terhadap mutu proses pendidikan di perguruan tinggi.21



Andi Arif Rifa’i, “Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi : Konsep Mutu dan Strategi dalam Peningkatan Mutu Berkelanjutan”, Jurnal ilmiah Vol. 1. No. 1 (Juni 2018): 2018): 34. 21 “Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi : Konsep Mutu dan Strategi dalam Peningkatan Mutu Berkelanjutan”, 36. 20



15



3. Jaminan mutu (Quality Assurance) Jaminan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang fokus pada dukungan keyakinan (untuk meyakinkan) bahwa tuntutan mutu akan



terpenuhi.



Baik



pelanggan



maupun



manajer,



keduanya



membutuhkan penjaminan mutu sebab mereka tidak berada dalam posisi untuk melihat secara langsung operasi (proses) dengan sendirinya. Artinya mereka tidak mungkin hadir dalam keseluruhan proses produksi maupun layanan yang ada. Sehingga, mereka membutuhkan pengetahuan terkait hal-hal berikut: a. Pengetahuan dari apa yang akan disuplai b. Pengetahuan dari bagaimana produk atau layanan yang akan disuplai c. Pengetahuan



bahwa



maksud/tujuan



yang



disampaikan



akan



memuaskan kebutuhan pelanggan jika sesuai. d. Pengetahuan bahwa maksud maupun tujuan yang disampaikan benarbenar diikuti. e. Pengetahuan bahwa produk dan layanan memenuhi tuntutan yang ditetapkan. Berdasarkan pada konsep penjaminan mutu di atas, maka dalam perguruan tinggi untuk dapat memastikan kualitas lulusan perlu melakukan jaminan atas mutu input, proses dan outputnya. Konsep jaminan mutu pada dasarnya sejalan dengan control mutu, yaitu melibatkan lembaga internal dan eksternal (BAN-PT dan lainnya) untuk memberikan jaminan atas terpenuhinya tuntutan mutu maupun tarjet mutu yang telah ditetapkan. 4. Peningkatan mutu (Quality Improvement) Peningkatan mutu merupakan elemen krusial dalam manajemen mutu, sebab mutu bukan sesuatu hal yang stagnan namun dinamis sesuai dengan tuntutan atau harapan pelanggan, dan harapan pelanggan akan berubah sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Konsep dasar dari peningkatan mutu adalah sebuah konsep yang terdiri dari pengukuran



16



kunci mutu, dan melakukan tindakan untuk meningkatkannya. 22 Peningkatan mutu tidak dapat dilepaskan dari pengukuran mutu serta harapan pelanggan, sebab melalui pengukuran tersebut dapat diketahui apakah mutu produk atau layanan telah memenuhi atau bahkan melebihi kriteria mutu yang telah ditetapkan. Sebab mutu dalam makna sederhana adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.



“Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi : Konsep Mutu dan Strategi dalam Peningkatan Mutu Berkelanjutan”, 39. 22



17



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan: Implementasi Total Quality Management (TQM) adalah penerapan atau pengejawantahan konsep manajemen yang melibatkan seluruh komponen dalam organisasi untuk bersama-sama berkontribusi dalam kebijakan organisasi yang berorientasi pada perbaikan mutu produk untuk kepuasan pelanggan (customer). TQM menginginkan adanya peningkatan (improvement) dalam berbagai hal. Oleh karenanya, meningkatnya kualitas/mutu menjadi titik utama dalam manajerial serta bahasan tentang TQM. Juran mendemonstrasikan tiga proses manajerial suatu organisasi yang dikenal dengan trilogy Juran yaitu, kualitas perencanaan (Quality Planning), kualitas Pengendalian (Quality control) dan Quality improvement. Dalam usaha peningkatan mutu berkelanjutan dibutuhkan konsepkonsep strategis dalam implementasi manajemen mutu. Adapun konsep strategis



manajemen mutu (Strategic Quality Management



(SQM))



diidentifikasi sebagai bentuk yang sama atau bentuk lain seperti: Perencanaan mutu (quality planning), Kontrol Mutu (Quality Control), Jaminan mutu (Quality Assurance), Peningkatan mutu (Quality Improvement).



18



DAFTAR PUSTAKA Anwar, Saiful. “Implementasi Total Quality Management (TQM) Dalam Bisnis Pendidikan” EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4, No. 2 (2019). Ariyani, Rika. “Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan Islam” Jurnal An-Nahdhah Vol. 11 No. 1 (Januari-Juni 2017). Dewi, Putu Yulia Angga dan Kadek Hengki Primayana. “Peranan Total Quality Management (TQM) Di Sekolah Dasar” Jurnal Penjaminan Mutu Vol. 5, No. 2 (Agustus 2019). Ismail, Feiby. “Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan” Jurnal Ilmiah Iqra’ Vol. 10, No. 2 (2018). Mawardi, Mawardi. "Implementasi Total Quality Management (TQM) Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah" Jurnal Media Manajemen Pendidikan Vol. 3, No. 2 (2020). Purbaningrum, Anita. “Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Total Quality Management (TQM) Jurnal Ilmiah Vol. 1, No. 2 (2019): 28. Rifa’i, Andi Arif. “Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi: Konsep Mutu dan Strategi dalam Peningkatan Mutu Berkelanjutan” Jurnal ilmiah Vol. 1, No. 1 (Juni 2018): 2018). Rochaety, Ety dkk. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Saifulloh, Moh. Zainul Muhibbin dan Hermanto, “Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah”. Jurnal Sosial Humaniora Vol. 5 No. 2 (November 2012). Sallis, Edward. Total Quality Management In Education (alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi). Jogjakarta : IRCiSoD, 2006. Septiadi, Wahyu. “Tinjauan Total Qualit Management (TQM) Pada Lembaga Pendidikan Islam” Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 4, No. 1 (2019).



19



Sulaeman, Eman. “TQM Sebagai Peningkatan Berkelanjutan” Jurnal An-Nidhom Vol. 3, No. 2 (Desember 2018). Syarifah, Liah Siti. "Implementasi Total Quality Management (TQM) di Pesantren" Jurnal At-Tadbir: Media Hukum Dan Pendidikan Vol. 30, No. 1 (2020). Vebriyanti, Vinka. “Implementasi Total Quality Management (TQM) Pendidikan dalam Tantangan Globalisasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL)” JEID: Journal of Educational Integration and Development Vol. 1, No. 3 (2021). Wulogening, Hiyasintus Ile, dan Agus Timan, "Implementasi Total Quality Management (TQM) Dalam Sistem Manajemen Perencanaan Kepala Sekolah" Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol. 8, No. 2 (2020). Zamroni, Meningkatkan Mutu Sekolah. Jakarta : PSAP Muhamadiyah, 2007.



20