MAKALAH KELOMPOk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT (PWS)



NAMA KELOMPOK : 1.



MARYANTI F D YOSEFPHINA



(21530120052)



2.



NANI ELSA WALALAYO



(21530120081)



3.



HAISAH



(21530120050)



4.



SARI HARJIANTI



(21530120058)



5.



PUTRI RIZKY MELLIAN



(21530120056)



6.



SRI INDAH



(21530120083)



7.



ORPA BETRIX LABOBAR



(21530120055)



8.



VIVIT JANUARTY



(21530120060)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES SORONG TAHUN 2021 1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah mengenai ”Pemantauan Wilayah Setempat” merupakan bahasan yang akan kami uraikan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas kelompok yang akan kami pelajari. Semoga apa yang kami persembahkan dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar para mahasiswa dalam membuat makalah ini. Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna meningkatkan kualitas makalah selanjutnya.



Sorong, 08 Februari 2021



Penulis Kelompok



2



DAFTAR ISI



SAMPUL DEPAN………………………………………………………………………



1



KATA PENGANTAR………………………………………………………………….



2



DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….



3



BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………



4



A. Latar Belakang………………………………………………………………



4



B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...



6



C. Tujuan……………………………………………………………………….



6



BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………………………



7



A. Pengertian PWS/KIA……………………………………………………….



7



B. Tujuan PWS/KIA…………………………………………………………..



7



C. Indikator Pemantauan PWS/KIA…………………………………………..



8



D. Prinsip Pengelolaan PWS/KIA……………………………………………..



10



E. Grafik PWS / KIA………………………………………………………….



10



BAB III GRAFIK PWS/KIA DI PKM SORONG TIMUR…………………………



13



A. Grafik Kunjungan Ibu Hamil Pertama………………………………………



13



B. Grafik Kunjungan Ibu Hamil Keempat……………………………………..



16



BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………



23



A. Kesimpulan…………………………………………………………………



23



B. Saran………………………………………………………………………..



23



DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..



3



24



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1985. Pada saat itu pimpinan puskesmas maupun pemegang program di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota belum mempunyai alat pantau yang dapat memberikan data yang cepat sehingga pimpinan dapat memberikan respon atau tindakan yang cepat dalam wilayah kerjanya. PWS dimulai dengan program Imunisasi yang dalam perjalanannya, berkembang menjadi PWS-PWS lain seperti PWS-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) dan PWS Gizi. Pelaksanaan PWS imunisasi berhasil baik, dibuktikan dengan tercapainya Universal Child Immunization (UCI) di Indonesia pada tahun 1990. Dengan tercapainya cakupan program imunisasi, terjadi penurunan AKB yang signifikan. Namun pelaksanaan PWS dengan indikator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tidak secara cepat dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) secara bermakna walaupun cakupan pelayanan KIA meningkat, karena adanya faktor-faktor lain sebagai penyebab kematian ibu (ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dsb). Dengan demikian maka PWS KIA perlu dikembangkan dengan memperbaiki mutu data, analisis dan penelusuran data. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup. Penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah 225.642.000 jiwa dengan CBR 19,1 maka terdapat 4.287.198 bayi lahir hidup. Dengan AKI 228/100.000 KH berarti ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran kematian Neonatal, Bayi dan Balita jauh lebih tinggi, dengan AKN 19/1.000 KH, AKB 34/1.000 KH dan AKABA 44/1.000 KH berarti ada 9 Neonatal, 17 bayi dan 22 Balita meninggal tiap jam. 4



Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Penyebab langsung kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001).Penyebab langsung kematian Ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEKpada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Sedangkan berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%). Menurut RISKESDAS 2007, penyebab kematian neonatal 0 – 6 hari adalah gangguan pernafasan (37%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), kelainan darah/ikterus (6%), postmatur (3%) dan kelainan kongenital (1%). Penyebab kematian neonatal 7 – 28 hari adalah sepsis (20,5%), kelainan kongenital (19%), pneumonia (17%), Respiratori Distress Syndrome/RDS (14%), prematuritas (14%), ikterus (3%), cedera lahir (3%), tetanus (3%), defisiensi nutrisi (3%) dan Suddenly Infant Death Syndrome/SIDS (3%). Penyebab kematian bayi (29 hari – 1 tahun) adalah diare (42%), pneumonia (24%), meningitis/ensefalitis (9%), kelainan saluran cerna (7%), kelainan jantung kongenital dan hidrosefalus (6%), sepsis (4%), tetanus (3%) dan lain-lain (5%). Penyebab kematian balita (1 – 4 tahun) adalah diare (25,2%), pneumonia (15,5%), Necrotizing Enterocolitis E.Coli/NEC (10,7%), meningitis/ensefalitis (8,8%), DBD (6,8%), campak (5,8%), tenggelam (4,9%) dan lain-lain (9,7%). Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood Initiativeyang mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh 5



pemerintah pada tahun 2000. Sejak tahun 1985 pemerintah merancang Child Survival (CS) untuk penurunan AKB. Kedua Strategi tersebut diatas telah sejalan dengan Grand Strategi DEPKES tahun 2004.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan PWS/KIA? 2. Apa Tujuan PWS/KIA? 3. Apa Saja Indikator Pemantauan PWS/KIA? 4. Prinsip Pengelolaan PWS/KIA? 5. Grafik PSW/KIA?



C. Tujuan Agar Tenaga Kesehatan dapat Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.



6



BAB II TINJAUAN TEORI



A. PENGERTIAN PWS/KIA Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Dengan manajemen PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja sehingga kasus dengan risiko/komplikasi kebidanan dapat ditemukan sedini mungkin untuk dapat memperoleh penanganan yang memadai. Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi, informasi dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran maupun membantu dalam memecahkan masalah non teknis misalnya: bumil KEK, rujukan kasus dengan risiko. Pelaksanaan PWS KIA baru berarti bila dilengkapi dengan tindak lanjut berupa perbaikan dalam pelaksanaan pelayanan KIA.PWS KIA dikembangkan untuk intensifikasi manajemen program.Walaupun demikian, hasil rekapitulasinya di tingkat puskesmas dan kabupaten dapat dipakai untuk menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan.Demikian pula rekapitulasi PWS KIA di tingkat propinsi dapat dipakai untuk menentukan kabupaten yang rawan.



B. TUJUAN PWS/KIA 1. Tujuan Umum Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.



7



2. Tujuan Khusus a. Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator secara teratur (bulanan) dan terus menerus. b.



Menilai kesenjangan antara target dengan pencapaian.



c. Menentukan urutan daerah prioritas yang akan ditangani secara intensif. d.



Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.



e.



Membangkitkan peran pamong dalam menggerakkan sasaran dan mobilisasi sumber daya.



C. INDIKATOR PEMANTAUAN PWS/KIA Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS-KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA.Ditetapkan 6 indikator PWS-KIA yaitu : 1. Akses pelayanan antenatal ( cakupan K1 ) Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta,kemampuan program dalam menggerakan masyarakat RUMUS: Jumlah kunjungan baru (K1) ibu hamil x 100% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun 2. Cakupan ibu hamil ( Cakupan K4 ) Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap RUMUS: Jumlah kunjungan ibu hamil (K4) x 100% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun 3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan secara professional RUMUS: Jumlah persalinan oleh tenakes



x 100%



Jumlah seluruh sasaran persalinan dalam satu tahun



8



4. Deteksi ibu hamil beresiko oleh masyarakat Dengan indikator ini dapat diukur tingkat kemampuan dan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil yang beresiko dalam satu wilayah RUMUS: Bayi /kader ke tenakes



x 100%



Jumlah seluruh sasaran ibu hamil dalam satu tahun 5. Deteksi ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan Dengan indikator ini dapat diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindak lanjuti dengan intervensi secara intensif RUMUS: Jumlah Ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh tenakes dan atau dirujuk oleh dukun bayi dan kader



x 100%



Jumlah seluruh sasaran ibu hamil dalam satu tahun 6. Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan Dengan indikator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal . RUMUS: Jumlah kunjungan neonatal yang mendapat Pelayanan kesehatan minimal dua kali oleh tenakes



x 100%



Jumlah seluruh sasaran bayi dalam satu tahun



Keenam indikator ini merupakan indikator yang digunakan oleh para pengelola program KIA, sehingga disesuaikan dengan kebutuhan program. Karena itu disebut indikator pemantauan teknik



9



D. PRINSIP PENGELOLAAN PWS/KIA Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut:



1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan. 2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas kesehatan. 3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan ataupun melalui kunjungan rumah. 5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat. 6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. 7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. 9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.



E. GRAFIK PWS/KIA PWS-KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai, juga menggambarkan pencapaian tiap desa dalam tiap bulan. Dengan demikian tiap bulanannya dibuat 6 grafik yaitu: 1. Grafik cakupan K1 2. Grafik cakupan K4 3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 10



4. Grafik penjaringan ibu hamil berisiko oleh masyarakat 5. Grafik penjaringan ibu hamil berisiko oleh tenaga kesehatan 6. Grafik cakupan neonatal oleh tenaga kesehatan



Langkah-langkah pokok dalam pembuatan grafik PWS-KIA: 1. Pengumpulan data 2. Pengolahan data 3. Penggambaran grafik PWS-KIA



Penggambaran Grafik PWS-KIA



Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat grafik PWS-KIA (dengan menggunakan indikator cakupan K1) sebagai berikut :



1.



Menentukan target rata-rata per bulan untuk menggambarkan skala pada grafik vertical (sumbu Y). Misalnya : Target cakupan ibu hamil baru (cakupan K1) dalam satu tahun ditentukan 90% (garis a), maka sasaran rata-rata setiap bulan: 90%= 7,5% 12 bln Dengan demikian, maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan Bulan April adalah (4x7,5% =) 30 % (garis b)



2.



Hasil perhitungan pencapaian kumulatif cakupan K1 sampai bulan April dimasukkan dalam jalur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat. Pencapaian tertinggi di sebelah kiri dan terendah di sebelah kanan, sedangkan pencapaian untuk Puskesmas dimasukkan ke dalam kolom terakhir.



3.



Nama desa bersangkutan dituliskan dalam lajur desa, sesuai dengan cakupan kumulatif masing-masing desa yang dituliskan pada butir b diatas.



4.



Hasil perhitungan pencapaian bulan ini (April) dan bulan lalu (Maret) untuk tiap desa dimasukkan kedalam lajur masing-masing.



11



5.



Gambar anak panah dipergunakan untuk mengisi lajur trend. Bila penacapaian cakupan bulan ini lebih besar dari cakupan bulan lalu, maka digambar anak panah yang menunjuk ke atas. Sebaliknya, untuk cakupan bulan ini yang lebih rendah dari cakupan bulan lalu, digambarkan anak panah yang menunjuk ke bawah; sedangkan untuk cakupan yang tetap atau sama digambarkan dengan tanda (-)



Contoh grafik akses ibu hamil bulan April 2007Di Puskesmas



Des 90,0% Nov 82,5% Okt 75,0 % Sep 67,5% Ags 60,0% Juli 52,5% Juni 45%



Target 30,0% ↓



Mei 37,5% Apr 30,0% Mar 22,5% Feb 15,0% Jan 7,5 % % kumulatif



55



48



40



22,5



15



40



% bulan ini



14



6



7,5



7,5



6



9



% bulan lalu 10



8



7,5



10



4



7



D



E



Pusk



TREND _ Desa



A



B



C



12



BAB III GRAFIK, ANALISIS KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DAN RENCANA TINDAK LANJUT DI PUSKESMAS SORONG TIMUR PADA BULAN NOVEMBER, DESEMBER TAHUN 2020 DAN JANUARI TAHUN 2021



A. Grafik Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 1. Kunjungan Ibu Hamil Pertama Bulan November 2020 – Januari 2021 GRAFIK KUNJUNGAN IBU HAMIL PERTAMA ( K1 ) Puskesmas



:



Sorong Timur



Bulan



Kecamatan



:



Sorong Timur



Tahun



Kota



:



Sorong



Target (%)



Des



100



Nov



91,3



: : :



November 2020 91,3%



92,6 %



Okt



88,7 %



83



Sept



74,7



Agst



66,4



Juli



58,1



Juni



49,8



Mei



41,5



April



33,2



Mar



24,9



Feb



16,6



Jan



8,3



88,2 %



86,4 % 78,4%



0 Kumulatif (%) Target bulan ini (%) Bulan ini Bulan lalu



92,6% 91,3% 22 20



88,7% 91,3% 12 8



86,4% 91,3% 10 15



78,4% 91,3% 1 3



88,2% 91,3% 45 46



Klamana



Kladufu



Klawalu



Klablim



PKM



Trend



Kelurahan



13



GRAFIK KUNJUNGAN IBU HAMIL PERTAMA ( K1 ) Puskesmas



:



Sorong Timur



Bulan



Kecamatan



:



Sorong Timur



Tahun



Kota



:



Sorong



Target (%)



Des



100



91,3



Okt



83



Sept



74,7



Agst



66,4



Juli



58,1



Juni



49,8



Mei



41,5



April



33,2



Mar



24,9



Feb



16,6



Jan



8,3



Desember 2020 100%



100 %



92,5% Nov



: : :



92,8 %



89,3 % 83,8 %



0 Kumulatif (%) Target bulan ini (%) Bulan ini Bulan lalu



100,0% 100% 10 22



92,5% 100% 5 12



89,3% 100% 5 10



83,8% 100% 2 1



92,8% 100% 22 45



Klamana



Kladufu



Klawalu



Klablim



PKM



Trend



Kelurahan



14



GRAFIK KUNJUNGAN IBU HAMIL PERTAMA ( K1 ) Puskesmas



:



Sorong Timur



Bulan



Kecamatan



:



Sorong Timur



Tahun



Kota



:



Sorong



Target (%)



Des



100



Nov



91,3



Okt



83



Sept



74,7



Agst



66,4



Juli



58,1



Juni



49,8



Mei



41,5



April



33,2



Mar



24,9



Feb



16,6



: : :



Januari 2021 8,3%



11,8%



Jan



7,5 %



8,3



7,1 %



8,4% 5,4%



0 Kumulatif (%) Target bulan ini (%) Bulan ini Bulan lalu



11,8% 8,3% 16 10



7,5% 8,3% 10 5



7,1% 8,3% 12 5



5,4% 8,3% 2 2



8,4% 8,3% 40 22



Klamana



Kladufu



Klawalu



Klablim



PKM



Trend



Kelurahan



15



2. Kunjungan ibu hamil ke empat dari bulam November 2020 – Januari 2021



GRAFIK KUNJUNGAN IBU HAMIL ( K4 ) Puskesmas



:



Sorong Timur



Bulan



Kecamatan



:



Sorong Timur



Tahun



Kota



:



Sorong



Target (%)



Des



72



66



Okt



60



Sept



54



Agst



48



Juli



42



Juni



36



Mei



30



April



24



Mar



18



Feb



12



Jan



6



November 2020 66%



69,2 %



68,1 % Nov



: : :



67 %



67,1 %



53 %



0 Kumulatif (%) Target bulan ini (%) Bulan ini Bulan lalu



69,2% 66% 9 5



68,1% 66% 17 6



67,0% 66% 0 0



53,0% 66% 3 8



67,1% 66% 29 19



Klawalu



Klaman



Kladufu



Klablim



PKM



Trend



Kelurahan



16



GRAFIK KUNJUNGAN IBU HAMIL ( K4 ) Puskesmas



:



Sorong Timur



Bulan



Kecamatan



:



Sorong Timur



Tahun



Kota



:



Sorong



Target (%)



Des



72



Nov



66



Okt



60



Sept



54



Agst



48



Juli



42



Juni



36



Mei



30



April



24



Mar



18



Feb



12



Jan



6



74%



70,7 %



: : :



Desember 2020 72% 71,1%



71,1 %



59,4 %



0 Kumulatif (%) Target bulan ini (%) Bulan ini Bulan lalu



74,0% 72% 8 9



71,1% 72% 4 17



70,7% 72% 5 0



59,4% 72% 2 3



71,1% 72% 19 29



Klawalu



Klamana



Kladufu



Klablim



PKM



Trend



Kelurahan



17



GRAFIK KUNJUNGAN IBU HAMIL ( K4 ) Puskesmas



:



Sorong Timur



Bulan



Kecamatan



:



Sorong Timur



Tahun



Kota



:



Sorong



Target (%)



Des



72



Nov



66



Okt



60



Sept



54



Agst



48



Juli



42



Juni



36



Mei



30



April



24



Mar



18



Feb



12



: : :



Januari 2021 6%



6,9% Jan



5,9 %



6



5,7 %



5,3 % 2,7%



0 Kumulatif (%) Target bulan ini (%) Bulan ini Bulan lalu



6,9% 6% 9 4



5,9% 6% 10 8



5,3% 6% 7 5



2,7% 6% 1 2



5,7% 6% 27 19



Klamana



Klawalu



Kladufu



Klablim



PKM



Trend



Kelurahan



18



B. Analisis Analisis adalah suatu pemeriksaan dan evaluasi dari suatu informasi yang sesuai dan relevant dalam menyeleksi suatu tindakan yang terbaik dari berbagai macam alternatif variasi. Analisis yang dapat dilakukan mulai dari yang sederhana hingga analisis lanjut sesuai dengan tingkatan penggunaannya. Data yang di analisis adalah data register kohort ibu, bayi dan anak balita serta cakupan. Analisis ini membandingkan cakupan hasil kegiatan antar wilayah terhadap target dan kecenderungan dari waktu ke waktu. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui desa/kelurahan mana yang paling memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang harus dilakukan.



1. Tabel Analisis Kunjungan Ibu Hamil Pertama (K1) bulan November 2020 – Januari 2021 Tabel. Bulan November 2020 Kelurahan Klamana Kladufu Klawalu Klablim PKM



Cakupan Terhadap Target Diatas Dibawah + + + + +



Terhadap Cakupan Bulan Lalu Naik Turun Tetap + + + + +



Status Kelurahan Baik Cukup Jelek Jelek Jelek



Terhadap Cakupan Bulan Lalu Naik Turun Tetap + + + + +



Status Kelurahan Kurang Jelek Jelek Jelek Jelek



Tabel. Bulan Desember 2020 Kelurahan Klamana Kladufu Klawalu Klablim PKM



Cakupan Terhadap Target Diatas Dibawah + + + + +



19



Tabel. Bulan Januari 2021 Kelurahan Klamana Kladufu Klawalu Klablim PKM



Cakupan Terhadap Target Diatas Dibawah + + + + +



Terhadap Cakupan Bulan Lalu Naik Turun Tetap + + + + +



Status Kelurahan Baik Cukup Cukup Cukup Cukup



2. Tabel Analisis Kunjungan Ibu Hamil Keempat (K4) bulan November 2020 – Januari 2021 Tabel. Bulan November 2020 Kelurahan Klawalu Klamana Kladufu Klablim PKM



Cakupan Terhadap Target Diatas Dibawah + + + + +



Terhadap Cakupan Bulan Lalu Naik Turun Tetap + + + + +



Status Kelurahan Baik Baik Kurang Jelek Baik



Terhadap Cakupan Bulan Lalu Naik Turun Tetap + + + + +



Status Kelurahan Kurang Jelek Cukup Jelek Jelek



Terhadap Cakupan Bulan Lalu Naik Turun Tetap + + + + +



Status Kelurahan Baik Cukup Cukup Jelek Cukup



Tabel. Bulan Desember 2020 Kelurahan Klawalu Klamana Kladufu Klablim PKM



Cakupan Terhadap Target Diatas Dibawah + + + + +



Tabel. Bulan Januari 2021 Kelurahan Klamana Klawalu Kladufu Klablim PKM



Cakupan Terhadap Target Diatas Dibawah + + + + +



Dari tabel diatas dapat disimpulkan adanya 4 macam status cakupan kelurahan, yaitu: a. Status Baik 20



Adalah kelurahan dengan cakupan diatas target yang ditetapkan perbulan dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan sebelumnya. Jika keadaan tersebut berlanjut, maka kelurahan-kelurahan tersebut akan mencapai atau melebihi target tahunan yang ditentukan. b. Status Kurang Adalah kelurahan dengan cakupan diatas target perbulan, namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan cakupan bulan sebelumnya. Jika cakupan terus menurun, maka kelurahan tersebut tidak akan mencapai target tahunan yang ditentukan. c. Status Cukup Adalah kelurahan dengan cakupan dibawah target bulanan, namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan dengan cakupan bulan sebelumnya. Jika keadaan tersebut dapat terlaksana, maka kelurahan ini kemungkinan besar akan mencapai target tahunan yang ditentukan. d. Status Jelek Adalah kelurahan dengan cakupan dibawah target perbulan, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kelurahan dalam kategori ini yang perlu diprioritaskan untuk pembinaan agar cakupan bulanan selanjutnya dapat ditingkatkan diatas cakupan bulanan minimal agar dapat mengejar kekurangan target, sehingga dapat pula mencapai target tahunan yang ditentukan.



C. Rencana Tindak Lanjut Bagi kepentingan program, analisis PWS KIA ditujukan untuk menghasilkan suatu keputusan tindak lanjut teknis dan non-teknis bagi puskesmas. Keputusan tersebut harus dijabarkan dalam bentuk rencana operasional jangka pendek untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan spesifikasi daerah. Setelah menganalisa data yang didapatkan di wilayah kerjanya, setiap bulan bidan membuat perencanaan berdasarkan hasil analisanya masing-masing yang akan didiskusikan pada acara minilokakarya tiap bulan. Rencana tersebut termasuk juga rencana logistic.



21



Rencana bulan Februari 2021 Bekerja sama dengan kader dan dukun bayi untuk mencari K1



ibu hamil baru dan sisa ibu hamil bulan lalu yang belum di periksa secara lengkap. Memastikan ibu K1 yang seharusnya sudah memasuki K4



K4



agar melakukan pemeriksaan K4 dan untuk persiapan lebih lanjut ke persalinan yang aman.



Kepala Puskesmas dan bidan koordinator harus mampu melihat masalah dan membuat perencanaan tindak lanjut berdasarkan masalah yang ada. Rencana operasional tersebut perlu dibicarakan dengan semua pihak yang terkait : 1. Bagi kelurahan yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai kebutuhan antara lain perbaikan mutu pelayanan. 2. Bagi kelurahan berstatus kurang dan terutama yang berstatus jelek, perlu prioritas intervensi sesuai dengan permasalahan. 3. Intervensi yang bersifat teknis (termasuk segi penyediaan logistik) harus dibicarakan dalam



pertemuan



minilokakarya



puskesmas



dan/atau



rapat



dinas



kesehatan



kabupaten/kota (untuk mendapat bantuan dari kabupaten/kota). 4. Intervensi yang bersifat non-teknis (untuk motivasi, penggerakan sasaran, dan mobilisasi sumber daya di masyarakat) harus dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan dan/atau rapat dinaskesehatan kabupaten/kota (untuk mendapat bantuan dari kabupaten/kota).



22



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Tujuan PWS-KIA adalah Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus. Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS-KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA. Ditetapkan 6 indikator PWS-KIA yaitu; 1. Akses pelayanan antenatal ( cakupan K1 ) 2. Cakupan ibu hamil ( Cakupan K4 ) 3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 4. Deteksi ibu hamil beresiko oleh masyarakat 5. Deteksi ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan 6. Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan



B. SARAN Dengan membaca makalah ini diharapkan kepada petugas pelayanan kesehatan agar dapat



memberikan



pelayanan



kesehatan



kepada



masyarakat di



dengan kebutuhan masyarakat agar dapat terpenuhi dengan baik.



23



komunitas



sesuai



DAFTAR PUSTAKA Ancok, D., 1995. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran, Yogyakarta: Pusat Penelitian. Anggraini C.L., 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak Dalam Pelayanan Antenatal Care Pada Masa Kehamilan Anwar, A., 2010. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Damanik, S. Faktor-faktor yang Memengaruhi Lama Ketidaklangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada ibu PUS Tesis. Medan: FKM USU. Depkes RI. 2003. Pedoman Pelaksanaan dan Penilaian Perlindungan Ibu dan Bayi secara Terpadu paripurna Menuju Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Elhooda, 2007. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KMS, dikutip tanggal 2 Februari 2014 dalam http://www.elhooda.com/2011/07/bukukesehatan-ibu-dan-anak-kia-dan-kms/. Elly N. 2003. Pemanfaatan Buku KIA Sebagai Materi Penyuluhan Dalam Pelayanan Antenatal



24