Makalah Kespro Remaja Kel 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Berbasis Keluarga Dosen Pengampu : Yuli Farida,SST,M..Keb



Disusun oleh: Putri Dhea Octavianie P17324419026 Raisya Haura



P17324419027



Risma Dwi Nur Fadillah Rizkya Nur Fazrina



P17324419028 P17324419029



Rizma Wulandari



P17324419030



Rosa Salsabila



P17324419031



Safira Rizky Rahmada



P17324419032



Jalum 2B



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PRODI KEBIDANAN KARAWANG 2020-2021



KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang mengenai “Asuhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja” Makalah ini diajukanguna memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Berbasis Keluarga. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing teman teman sekelompok serta teman teman dari kelompok lain yang sudah memberi masukan dan kritikan yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai tepat dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman teman dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.  



Karawang, 26 Februari 2021



penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...............................................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1 1.1



LATAR BELAKANG...............................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah.....................................................................................................2



1.3



Tujuan Masalah.........................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3 2.1



PENGERTIAN REMAJA........................................................................................3



2.2



PENGERTIAN ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI...................................4



2.3



TUJUAN ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI.............................................5



2.4



RUANG LINGKUP ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI...........................6



2.5



PERLUNYA KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA...........................7



BAB III PENUTUP..................................................................................................................9 3.1



Kesimpulan................................................................................................................9



3.2



Saran...........................................................................................................................9



DAFTAR PUSAKA................................................................................................................10



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Salah satu dalam isu pembangunan yang penting pada saat ini adalah masalah kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi remaja yang menjadi perhatian utama. Masa remaja sebagai masa transisi membuat kondisi kejiwaan pada remaja masih labil, rendahnya pemahaman remaja tentang pengetahuan kesehatan reproduksi yang benar, serta seksualitas yang masih dianggap tabu memunculkan penyimpangan reproduksi, seperti seks pranikah, aborsi, dan HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) (Imron, 2012). Fenomena yang ada dikalangan masyarakat Indonesia, yaitu sebagian remaja merasa tidak cukup nyaman bercerita dengan orang tuanya, terutama bertanya seputar masalah seks. Mereka lebih suka mencari tahu sendiri, melalui berbagai cara (BKKBN, 2008). Fenomena yang juga terjadi di Indonesia saat ini yaitu beberapa kasus remaja usia 1024 tahun yang berstatus belum menikah telah berhubungan seksual, yakni 3% pada lakilaki dan 1,1% pada perempuan. Lebih lanjut dapat diketahui pula bahwa umur pertama berhubungan seksual sudah terjadi pada usia yang sangat muda, yaitu 8 tahun. Hal ini dapat dicegah dengan adanya penyuluhan kesehatan reproduksi, di Jawa Barat sendiri penyuluhan kesehatan reproduksi baru tercapai 21,5% ini sangat memprihatinkan, mengingat Jawa Barat merupakan salah satu daerah dengan tingkat perkembangan teknologi yang cukup pesat (Riskerdas, 2010). Remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial budaya (Notoatmodjo, 2007). Perubahan biologi terjadi lebih cepat dari perubahan psikologis yang menyebabkan labilitas emosi dan perilaku remaja. Apabila tidak terjalin komunikasi yang baik dengan orang tua dan lingkungannya, dapat menyebabkan konflik berkelanjutan dan akhirnya remaja terjerumus pada masalah social seperti penyalahgunaan NAPZA



(Narkotika



dan pergaulan bebas (Depkes RI, 2012).



1



tawuran,



Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif),



Remaja merupakan individu yang mengalami perkembangan seksual. Kematangan organ seksual mulai berfungsi, baik untuk reproduksi (menghasilkan keturunan) maupun rekreasi (mendapat kesenangan). Karena adanya proses perkembangan inilah yang menimbulkan dorongan seksual dan rasa ketertarikan pada lawan jenis kelamin (Vitasandy, 2010). Sekitar 1 juta remaja pria dan 200.000 remaja wanita menyatakan secara terbuka bahwa mereka telah melakukan hubungan seksual. Dilaporkan oleh National Surveys of Family Growth bahwa 80% laki-laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual pada masa pubertas dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih pasangan (Soetjiningsih, 2010). Ada sekitar 53% perempuan berumur antara 15-19 tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja, sedangkan jumlah lakilaki yang melakukan hubungan seksual sebanyak dua kali lipat daripada perempuan (Emilia, 2008). Remaja berusia 10 – 19 tahun di Indonesia dari 220 juta penduduk, sekitar 43 juta atau 19,61 persen sehingga pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi para remaja sangat penting (Depag RI, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang kemungkinan pengaruh kesehatan reproduksi terhadap kesehatan secara luas belum dipahami karena kurangnya informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi (Emilia, 2008). IMS (Infeksi Menular Seksual), atau sering disebut PMS (Penyakit Menular Seksual) adalah penyakit infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual seperti gonorhoe, sifilis, ulkus molle, kondiloma akuminata, herpes genital, dan HIV/AIDS (Price, 2005).



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian remaja? 2. Apa yang dimaksud asuhan kesehatan reproduksi? 3. Apa saja tujuan kesehatan reprodksi? 4. Apa saja ruang llingkup dalam Kesehatan reproduksi? 5. Mengapa remaja perlu mengetahui Kesehatan reproduksi?



1.3 Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian remaja. 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud asuhan kesehatan reproduksi. 2



3. Untuk mengetahui tujuan kesehatan reprodksi. 4. Untuk mengetahui apa saja ruang llingkup dalam Kesehatan reproduksi. 5. Untuk mengetahui manfaat Kesehatan reproduksi. BAB II PEMBAHASAN



2.1 PENGERTIAN REMAJA Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 sampai 18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun serta belum menikah. Dengan demikian remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anakanak menuju dewasa. Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis, dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Pemaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan social (Sofia & Adiyanti, 2013) Menurut King (2012) remaja merupakan perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak anak menuju dewasa. Masa ini dimulai sekitar pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18-21 tahun. Menurut monks (2008) remaja merupakan masa transisi dari anak-anak hingga dewasa. Fase remaja tersebut mencerminkan cara befikir remaja masih dalam koridor berpikir konkret, konsisi ini disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses pendwasaan pada diri remaja. Masa tersebut berlangsung dari usia 12 sampai 21 tahun dengan pembagian sebagai berikut.



3



a. Masa remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescent) umur 15-18 tahun c. Remaja akhir (late adolescent) umur 18-21 tahun 1. Tahap-tahap perkembangan dan batasan remaja Berdasarkan proses



penyesuaian menuju kedewasaan,



ada 3 tahap



perkembangan remaja yaitu : Soetjiningsih (2010) a. Remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahanperuahan itu, mereka pengembangan pikiran-pikiran baru sehingga, cepat tertarik pada lawan jenis, mudah terangsang secara erotis, dengan dipegang bahunya saa oleh lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotic. b. Remaja pertengahan (Middle adolescent) umur 15-18 tahun Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang jika banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yangyang sama dengan dirinya, selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealistis atau materialis, dan sebagainya c. Remaja akhir (late adolescent) berumur 18-21 tahun Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu : 1. Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek 2. Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru 3. Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi 4. Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan dan kepentingan diri sendiri dengan orang lain 5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privateself) 6. Masyarakat umum (Sarwono, 2010).



4



2.2 PENGERTIAN ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI Asuhan Kesehatan Reproduksi adalah Asuhan yang diberikan kepada klien dengan menggunakan



langkah-langkah



pengkajian,



menentukan



diagnose,



perencanaan,



implementasi dan dokumentasi dalam ruang lingkup Kesehatan Reproduksi. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan lat, fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut.



2.3 TUJUAN ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Kesehatan Reproduksi yang menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu, aman dan dapat dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga menjamin kesehatan perempuan dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat, berkualitas yang nantinya berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu. Didalam memberikan pelayanan Kesehatan Reproduksi ada dua tujuan yang akan dicapai, yaitu tujuan utama dan tujuan khusus. 1. Tujuan Utama Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya. b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan. 5



c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak- anaknya. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan Proses reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesehatan reproduksi secara optimal. 2.4 RUANG LINGKUP ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir sampai mati (life cycle approach) agar di peroleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas serta dilaksanakan secara terpadu dan berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia. 1. Konsepsi Perlakuan sama antara janin laki-laki dan perempuan, Pelayanan ANC, persalinan, nifas dan BBL yang aman. 2. Bayi dan Anak PemberianASI eksklusif dan penyapihan yang layak, an pemberian makanan dengan gizi seimbang, Imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Pencegahan dan penanggulangan kekerasan pada anak, Pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang sama pada anak laki-laki dan anak perempuan. 3. Remaja Pemberian Gizi seimbang, Informasi Kesehatan Reproduksi yang adequate, Pencegahan kekerasan sosial, Mencegah ketergantungan NAPZA, Perkawinan usia yang wajar, Pendidikan dan peningkatan keterampilan, Peningkatan penghargaan diri,. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman. 4. Usia Subur Pemeliharaan Kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman, Pencegahan kecacatan dan kematian pada ibu dan bayi, Menggunakan kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran dan jumlah kehamilan, Pencegahan terhadap PMS atau HIV/AIDS, Pelayanan kesehatan



6



reproduksi yang berkualitas, Pencegahan penanggulangan masalah aborsi, Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim, Pencegahan dan manajemen infertilitas. 5. Usia Lanjut Perhatian terhadap menopause/andropause, Perhatian terhadap kemungkinan penyakit utama degeneratif termasuk rabun, gangguan metabolisme tubuh, gangguan morbilitas dan osteoporosis, Deteksi dini kanker rahim dan kanker prostat. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi secara “lebih luas“ meliputi: Masalah kesehatan reproduksi remaja yaitu pada saat pertama anak perempuan mengalami haid/menarche yang bisa beresiko timbulnya anemia, perilaku seksual bila kurang pengetahuan dapat terjadi kehamilan diluar nikah, abortus tidak aman, tertular penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS. Remaja saat menginjak masa dewasa dan melakukan perkawinan, dan ternyata belum mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memelihara kehamilannya maka dapat mengakibatkan terjadinya risiko terhadap kehamilannya (persalinan sebelum waktunya) yang akhirnya akan menimbulkan risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinnya. Dalam kesehatan reproduksi mengimplikasikan seseorang berhak atas kehidupan seksual yang memuaskan dan aman. Seseorang berhak terbebas dari kemungkinan tertular penyakit infeksi menular seksual yang bisa berpengaruh pada fungsi organ reproduksi, dan terbebas dari paksaan. Hubungan seksual dilakukan dengan saling memahami dan sesuai etika serta budaya yang berlaku.



2.5 PERLUNYA KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA Agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya sehingga remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai kespro yang baik? 



Pengenalan mengenai sistem proses dan fungsi alat reproduksi dan hak-hak reproduksi







Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan pemasangannya 7







PMS, HIV AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kespro







Bahaya narkoba dan miras pada kespro







Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual







Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya







Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif



Permasalahan veritas kespro pada remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut : 



Kehamilan tak dikehendaki







Kehamilan dan persalinan usia muda







Masalah PMS termasuk infeksi HIV atau AIDS







Tindak kekerasan seksual seperti pemerkosaan pelecehan seksual dan transaksi seks komersial



8



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis, dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 sampai 18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun serta belum menikah. Asuhan Kesehatan Reproduksi adalah Asuhan yang diberikan kepada klien dengan menggunakan



langkah-langkah



pengkajian,



menentukan



diagnose,



perencanaan,



implementasi dan dokumentasi dalam ruang lingkup Kesehatan Reproduksi. Tujuan utama asuhan Kesehatan reproduksi untuk memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan. Ruang lingkupnya terdiri dari Konsepsi , Bayi dan Anak, Remaja, Usia Subur, dan Usia Lanjut.



9



3.2 Saran Kesehatan Reproduksi sangat penting terutama bagi remaja. Makas dari itu sebagai tenaga Kesehatan utamanya bidan, bidan harus mengajarkan Kesehatan reproduksi sedini mungkin dari mulai bayi hingga usia lanjut. Memberikan pelajaran mengenai Kesehatan reproduksi memungkinkan untuk mengursangi permasalahan veritas Kesehatan produksi pada remaja.



DAFTAR PUSAKA



Atikah Rahayu, M. S. (2017). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia. Surabaya: Airlangga University Press. Ida Prijatni, S. R. (2013). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Kemenke RI. Levi.



(n.d.).



Humongous



Insurance.



Retrieved



from



http://blogs.unpad.ac.id/levitina/files/2010/04/bab-2-asuhan-kespro-remaja.pdf. Sri Rahayu, I. P. (2016). Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Kemenkes RI.



10