Makalah Ppam Kespro Kel 1 Bunda Yetti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PPAM KESPRO PADA KRISIS BENCANA “Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi (KESPRO) Pada Krisis Kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana)”



Dosen Pengampuh : Yetti Purnama, S.ST., M.Keb Disusun oleh : Kelompok 1 Tingkat 2b  Khairunnisa (F0G020055)  Sella Fajariyani (F0G020050)  Tria Utami (F0G020053)  Armelia Gamayanti Shafira (F0G020065)  Melindra Cahyani (F0G020066)  Enersi Agrey Nelly Putri (F0G020067)  Tri Anita Febbri Wulandari (F0G020071)  Ceni Pratiwi (F0G020073)  Sysca Syaputry (F0G020074)  Tasya Amelia Putri (F0G020078)  Fofi Agustin (F0G020080) PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah PPAM KESPRO tentang “Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi (KESPRO) Pada Krisis Kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana)”. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu kebidanan dan pengetahuan bagi kita semua terkhususnya bagi mahasiswi kebidanan.



BENGKULU , Januari 2022



Penyusun,



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................ B. Rumusan Masalah....................................................................... C. Tujuan........................................................................................ BAB II PEMBAHASAN A. Definisi PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana).................................................................................... B. Pentingnya PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana)........................................................................ C. Komponen-komponen dalam PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana).............................................. D. Cara mengakses alat bantu dan sumber daya PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana).............................. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................ B. Saran.......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan reproduksi merupakan suatu hak asasi manusia yang,seperti semua hak asasi manusia lainya.berlaku juga pada penggungsi eksternal,penggungsi internal,dan penduduk lainya yang hidup di dalam situasi darurat.guna mewujudkan hak tersebut,penduduk yang terkena dampak harus memiliki akses ke infomasi dan layanan kesehatn reproduksi komprehensif sehinga mereka bebas membuat pilihan berdasrkan informasi terkait keehatan serta kesejahteraan mereka. Penyediaan layanan keehatan reproduksi yang komprehensif dan berkualitas tinggi membutuhkan pendekatan terpadu yang bersifat multisektoral,personel dari berbagai sektor seprti pelindungan,kesehatan,nutrisi,pendidikan,dan layanan masyarakat,semua memainkan perasaan penting dalam merencanakan dan memberikan layanan kesehatan reproduksi.cara terbaik memenuhi kebutuhan adalah dengan melibatkan masyarakat yang terkena dampak dalam tiap-tiap fase respon,mulai dari menilai dari kebutuhan sampai merancang program,meluncurkan dan melaksanakan program,dan mengevaluasi dampaknya. B. RUMUSAN MASALAH a) Apa itu Definisi PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) ? b) Apa Pentingnya PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) ? c) Apa saja Komponen-komponen dalam PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) ? d) Bagaimana Cara mengakses alat bantu dan sumber daya PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana)? C. TUJUAN a) Mengetahui Definisi PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) b) Mengetahui Pentingnya PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) c) Mengetahui Komponen-komponen dalam PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) d) Mengetahui Cara mengakses alat bantu dan sumber daya PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana)



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) Situasi darurat bencana adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang telah mengakibatkan ancaman yang kritis terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan atau kesejahteraan suatu masyarakat atau sekelompok besar orang. Paket Layanan Awal Minimum (Minimum Initial Service Package/MISP) untuk Kesehatan Reproduksi adalah seperangkat kegiatan prioritas terkoordinasi yang dirancang untuk mencegah dan menangani akibat dari kekerasan seksual, mengurangi penyebaran HIV, mencegah kelebihan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi, dan merencanakan layanan Kesehatan Reproduksi lengkap pada hari-hari dan minggu-minggu awal dari situasi darurat.



B. Pentingnya PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) Alasan PPAM sebagai pentingya/kebutuhan pada situasi darurat bencana,karena salah satu dari hak asasi manusia (HAM) adalah untuk mendapat layanan kesehatan yang bermutu,termasuk di dalamya layanan kespro dalam kondisi normal ataupun darurat, kesehatan reproduksi, kesetaraan gender, dan kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk akses universal ke layanan kespro, pemberantasan penyakit menular termasuk HIV/AIDS . PPAM untuk kespro dalam kondisi bencana sudah masuk standard SpHERE edisi tahun 2004 yaitu akses terhadap PPAM kespro dalam kondisi darurat : 1) Dalam kondisi darurat terutama konflik,biasanya tidak ada hukum dan aturan yang berlaku dalam situasi pengungsian. 2) Resiko



untuk



meningkatkan



penularan



meningkatnya resiko karena seksual.



HIV



adalah



karena



3) Malnutri akan mengakibatkan anemia,yang akan meningkatkan resiko pendarahan post partum.jika ibu hamil tingal di tempat pengunngsian yang cukup lama,kemungkinan kebutuhan gizinya tidak terpenuhi misalnya terjadi anemia,kurang gizi,sehingga melahirkan bayi berat lahir rendah dll. C. Komponen-komponen dalam PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) Komponen Kespro komprehensif diberikan pada kondisi normal, namun tidak semua harus diberikan dalam kondisi darurat, tapi hanya fokus pada PPAM, misalnya : 1) Safe motherhood atau Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terdiri dari Ante Natal Care (ANC), Persalinan, Post Natal Care (PNC). Semuanya adalah penting, tapi dalam kondisi darurat karena keterbatasan tenaga dan alat, prioritas diberikan untuk persalinan karena kematian banyak terjadi saat proses persalinan, Tindakan pencegahan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal serta  neonatal a) Pelayananan kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal tersedia b) Terbentuknya Sistem rujukan 24 jam/7hari  c) Kit persalinan bersih: terdiri dari peralatan sederhana seperti perlak,   sabun cuci tangan silet untuk memotong tali pusat, tali untuk mengikat tali pusat dll. Kit persalinan bersih didistribusikan kepada



ibu



hamil



yang



akan



melahirkan



dalam



waktu



dekat  dengan pesan bahwa ibu hamil tetap harus melahirkan di tenaga kesehatan. 2) KB, layanan ginekologis, penghapusan FGM (sunat perempuan) dan praktek tradisional yang membahayakan tidak termasuk PPAM. Tapi menyediakan alat kontrasepsi bagi yang sudah memakai KB sebelum bencana adalah dianjurkan



3) Pencegahan IMS/HIV saat darurat fokus pada pencegahan penularan HIV, dengan cara a) Pemberian Transfusi darah yang aman, Transfusi darah hanya diberikan atas indikasi, gunakan cairan pengganti darah selama masih memungkinkan, Pilih donor dari golongan yang tidak beresiko, Darah



yang



akan



ditransfusikan



harus



di-



screening/disaring terlebih dahulu untuk virus HIV, Hepatitis B dan Syphillis b) Diterapkannya



standard



kewaspadaan



universal : Praktek



pencegahan infeksi harus diterapkan, karena dalam kondisi darurat ada kecenderungan tenaga kesehatan untuk potong kompas, Alat dan bahan harus tersedia secara mencukupi c) Disediakan Kondom gratis tersedia.  Menyediakan kondom bagi yang



sudah



memakai



kondom



sebelumnya



dan



tidak



didistribusikan secara luas, misalnya disediakan di toilet, pos kesehatan dll. 4) Pencegahan dan penanganan Kekerasan Berbasis Gender (GBV), PPAM hanya fokus pada pencegahan dan penanganan kekerasan seksual pada fase akut. Mengingat isu kesehatan reproduksi sering terlupakan saat kondisi darurat maka perlu ditunjuk koordinator kesehatan reproduksi karena pelayanan kesehatan reproduksi memerlukan pendekatan multisektor. Jika system cluster terbentuk maka koordinator harus melaporkan kondisi kesehatan reproduksi kepada cluster kesehatan.



D. Cara mengakses alat bantu dan sumber daya PPAM KESPRO pada krisis kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana) Langkah-Langkah Penanganan Kespro Dalam Situasi Darurat Bencana Menurut Undang – Undang No. 24 Tahun 2007 tahapan bencana dibagi menjadi 3 tahap. Tahap – tahap tersebut meliputi : a. Pra Bencana Tahap pra bencana, dibagi menjadi : 1) Fase kesiapan (situasi normal). 2) Fase kesiapsiagaan (situasi dimana dinyatakan adanya potensi bencana) Perbedaan antara kedua situasi tersebut terletak pada kondisi masing-masing wilayah pada suatu waktu. Ketika pihak yang berwenang menyatakan bahwa suatu wilayah berpotensi akan terjadi suatu bencana maka situasi yang semula dinyatakan tidak terjadi bencana akan secara otomatis berubah menjadi situasi terdapat potensi bencana. b. Saat Bencana Keadaan yang mengancam nyawa individu dan kelompok masyarakat luas sehingga menyebabkan ketidakberdayaan yang memerlukan respon intervensi sesegera mungkin guna menghindari kematian dan atau kecacatan serta kerusakan lingkungan yang luas. (SK Menkes No.145 Tahun 2007, Pedoman Penanggulangan Bencana di bidang kesehatan). Pada masa tanggap bencana ditandai dengan besarnya angka kematian kasar di daerah bencana sebesar ≥1 per 10.000 penduduk per hari. Status tanggap darurat akan ditentukan oleh pemerintah berdasarkan rekomendasi dari Badan Penanggulangan Bencana.



c. Pasca Bencana Transisi dari fase tanggap bencana ke fase pasca bencana tidak secara tegas dapat ditetapkan. Keadaan pasca bencana dapat digambarkan dengan keadaan : 1) Angka



kematian



sudah menurun



hingga