Makalah Kimia Unsur Periode Tiga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KIMIA UNSUR PERIODE TIGA



DISUSUN OLEH DIYAH PUTRI SHIAMI KELAS : XII – IPA 1



SMA NEGERI 1 TANAH JAWA T.A 2021/2022



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia yaitu sifat logam, elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Berdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi. Dimana golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. Dalam hal ini, unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbeda. Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.



B. Rumusan Masalah Berapakah kelimpahan unsur periode 3? Bagaimana sifat-sifat unsur periode 3? Bagaimana pembentukan unsur periode 3? Bagaimana reaksi pada unsur periode 3? Bagaimana kegunaan dan bahaya dari unsur periode 3? C. Tujuan Untuk mengetahui kelimpahan unsur periode 3 . Untuk mengetahui sifat-sifat unsur periode 3. Untuk mengetahui pembentukan unsur periode 3. Untuk mengetahui reaksi pada unsur periode 3. Untuk mengetahui kegunaan dan bahaya dari unsur periode 3.



BAB II



ISI 1. Kelimpahan Unsur Periode 3 Natrium



Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Natrium sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni. Natrium banyak ditemukan di berbagai mineral logam misalnya sebagai NaCl, amphibole, kriolit, soda niter, dan zeolit. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Natrium banyak terdapat di bintang yang ada di luar angkasa berdasarkan spektra garis D-nya. Magnesium



Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Magnesium (Mg) banyak dijumpai di alam pada lapisan-lapisan batuan dalam bentuk



mineral



seperti



dolomit



(CaCO3.MgCO3),



magnesit



(MgCO3),



&



epsomit



(MgSO4.7H2O).



Aluminium



Aluminum ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atom 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Unsur logam ini biasa dijumpai dalam kerak bumi yang terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Umumnya juga aluminium dalam bentuk aluminium silikat dan campurannya dalam logam lain seperti natrium, kalium, furum, kalsium & magnesium. Aluminium merupakan konduktor yang baik. Dapat ditempa menjadi



lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Aluminium juga tahan korosi karena adanya lapisan oksida pada permukaan aluminium yang cepat terbentuk ketika permukaan logam Al terpapar dengan oksigen di udara. Silikon



Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon merupakan unsur kedua paling berlimpah di bumi



setelah oksigen yaitu mencakup 25,7 % dari kandungan kerak bumi. Silikon di kulit bumi terdapat dalam bentuk silikat dan silikon dioksida (silika). Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silicone. Fosfor



Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Belerang



Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di



alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Belerang adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Klorin



Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat") adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen atau grup 17 (sistem lama: VII or VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan. Argon



Argon adalah suatu unsur kimia dalam sistem periodik yang memiliki lambang Ar dan nomoratom 18. Argon adalah unsur terbanyak pertama di udara bebas (udara kering) dan ketiga paling melimpah di alam semesta. Sekitar 1% dari atmosfer bumi adalah Argon. Argon adalah unsur yang tak berwarna dan tak berbau. Jumlah unsur ini terus bertambah sejak bumi terbentuk karena kalium yang radioaktif berubah menjadi Argon. 2. -



Sifat-sifat Unsur Periode 3 Sifat Kimia



Unsur – unsur periode ketiga memiliki keteraturan sifat secara berurutan dari kiri ke kanan sebagai berikut : a. Sifat pereduksi dan sifat pengoksidasi. Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsur - unsur periode ketiga ini dapat dilihat dari harga potensial



reduksinya. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga memiliki harga potensial reduksi 5 standart yang semakin positif sehingga sifat pereduksinya semakin berkurang dan sifat pengoksidasinya semakin bertambah. Na



Mg



Al



Si



-2,711



-2,375 -1,706



P



-0,13



S



-0,276 -0,508



Cl



Ar



+1,358



-



b. Sifat logam dan nonlogam. Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, sedangkan unsur-unsur P, S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang memiliki sifat peralihan antara unsur logam dan nonlogam sehingga disebut unsur metalloid (semi logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas mulia yang bersifat insert (sulit bereaksi). c. Sifat asam dan basa. Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam, sedangkan sifat basa berkaitan dengan logam. Sifat basa atau sifat asam dari suatu unsure bergantung pada konfigurasi electron dan harga ionisasi unsureunsur tersebut. a) Sifat Basa Dari kiri ke kanan,



unsur-unsur periode ketiga memiliki



harga ionisasi yang semakin besar sehingga semakin sukar melepas electron. Penyebabnya electron dari unsur tersebut akan kurang tertarik ke arah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk membentuk ion OH menjadi berkurang. Jadi, dari kiri ke kanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah. Sifat Asam Energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin mudah menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kanan sifat asam unsur periode ketiga semakin kuat. Senyawa asam unsur periode ketiga, yaitu : asam siukat (H 2SiO3) asam fosfat (H3DO4) asam sinfat (H2SO4) dan asam paklorat (HCO4). Senyawa H2SiO3 merupakan asam sangat lemah sehingga mudah terurai menjadi senyawa SiO2 dan H2O1. Sifat-sifat lainnya Sifat Senyawa Titik leleh (0C) Titik didih



Na



Mg



Al



Si



P



S



Cl



Ar



97,81



648,8



660,37



1,410



44,1



119,0



-100,98



-189,2



903,8



1,105



2467



2,355



280



44,67



-34,6



-185,7



Berdasarkan tabel di atas telah diketahui bahwa unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur tersebut memiliki harga (t.l) dan (t.d) di atas suhu ruangan (di atas 250C). Sedangkan unsur Cl berwujud gas karena memiliki (t.l) dan (t.d) di bawah suhu ruangan. Dalam periode ketiga, letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na >Mg> Al. Jadi Na paling reaktif. Bukan logam terletak sebelah



kanan makin ke kanan sifat bukan logamnya makin kuat, a> 5> P> Si. Klor paling reaktif dan Si paling tidak reaktif. Jadi , unsur periode ketiga dari Na ke Cl sifat logamnya makin bertambah.



3.



Pembentukan Unsur Periode 3 a.



Unsur natrium diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan dengan katode besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk pada katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah. Dalam proses ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang terbentuk tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping elektrolisis ini adalah klorin.



b.



Unsur magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida. Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO dengan karbon. Mg diolah dari air laut melaluiproses Downs:







Air laui dicampur CaO sehingga Mg diendapkan sebagai Mg(OH)2







Endapan direaksikan dengan HCl pekat, mengahasilkan larutan MgCl2.







Larutan MgCl2 diuapkan sehingga diperolehkristalnya.







Kristal MgCl2 dielektrolisis



c.



Unsur aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam krolit cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon yang dicelupkan dalam campuran. Pembuatan aluminium diperoleh dengan cara elektrolisis aluminim oksidacair yang diperoleh dari bauksit, yaitu aluminium oksida hidrat yang mengandung kotoran, misalnya Fe2O3 dan SiO2, melalui langkah-langkah sebagai berikut:



a)



Bauksit yang masih kotor direaksikan dengan NaOH pekat. Al 2O3 dan SiO2 larut, tetapi Fe2O3 dan kotoran lain disaring dengan alat filtrasi.



Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O → 2NaAl(OH)4(aq) b)



Filtratnya diencerkan dengan air, dan direaksikan dengan CO2 untuk mengendapkan aluminium hidroksida. 2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)



c)



Produk disaring unutk memeperoleh Al(OH)3, kemudian dipanaskan untuk meperoleh Al2O3. 2Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(g)



d)



Al2O3 dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6). Campuran kemudian dimasukkan kedalam sel elektrolisis yang terdiri dari anoda dan katoda C. Reaksi elektrolisis yang terjadi: Katode



: 4Al3+(l) + 12e → 4Al(l)



Anode



: 6O2-(l) → 3O2 + 12e



Sel



: 4Al3+(l) + 6O2-(l) → 4Al(l) + 3O2



2Al2O3(l) → 4Al(l) + 3O2 Lelehan aluminium yang terbentuk pada katode membentuk lapisan di dasar sel dan secara berkala dikeluarkan. d.



Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu tinggi. Pembuatan sebagai berikut.







Pasir kuarsa (SiO2) dipanaskan dengan kokas (C) pada suhu sekitar 30000 C dalam tanur listrik (reaktan ditambahkan dari atas tanur). SiO2(s) + 2C(s) → Si(l) + 2CO(g)



▪ ▪



Lelehan Si yang dihasilkan akan membentuk padatan dengantitimk leleh 14100C. Si ini dapat digunakan dalam pembuatan aliase dengan logam lain. Untuk penggunaan seperti transitor, chips kompoter, dan selsurya siperlukan Si ulta murni, sehingga Si perlu dipanaskandengan Cl2, kemudian hasilnya direduksi dengan mengalirkan campuran uap SiCl4 dengan gas H2 melalu tabung yang dipanaskan. Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(l) SiCl4(l) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)



e.



Unsur fosfor diperoleh dengan reduksi fosforit, dalam batuan fosfat yang dipanaskan dengan kokas dan pasir silika pada suhu 1400-15000C. 2Ca(PO 4)2(s) + 6SiO2(s) + 10C(s) → 6CaSiO3(s) +10CO(g) + P4(g)



f.



Unsur belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%. Sulfur banyak terdapat dalam kulit bumi. Sebagai unsur yang ditemukan di daerah vulkanik, sulfur kemungkinan merupakan hasil reaksi gas SO2 dan H2S yang terdapat dalam gas vulkanik.



8SO2(g) + 16H2S(g) → 16H2O(l) + 3S8(s) Deposit belerang yang terdapat di bawah permukaan, ditambang dengan proses Frasch. Penggunaan utama belerang adalah untuk pembuatan asam sulfat yang dibuat melalui dua proses yaitu proses kontak dan bilik timbel. g.



Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Dibuat melalui proses Downs, yang dilakukan dengan cara mengelektrolisis leburan



NaCl, yang dicampur dengan sedikit NaF sebelum dicairkan, dengan tujuan untuk menurunkan titik lebur NaCl dari 800 menjadi 10000C. Pada elektrolisis ini digunakan diafragma lapisan besi tipis untuk mencegah reaksi antara logam Na dan gas Cl 2 yang terbentuk. h.



Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer mengandung 0.94% Argon.



4.



Reaksi pada Unsur Periode 3 - Reaksi dengan Air



1)



Natrium Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.



2)



Magnesium Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi. Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.



3)



Aluminium Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.



4)



Silikon Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir tidak reaktif. Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen. Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.



5)



Fosfor dan sulfur Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.



6)



Klor



Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna hijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit. 7)



Argon Argon tidak bereaksi dengan air



-



Reaksi dengan Klor



1)



Natrium Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.



2)



Magnesium Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.



3)



Aluminium Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.



4)



Silikon Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.



5)



Fosfor Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida). Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap. Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).



6)



Sulfur Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.



7)



Argon Argon tidak bereaksi dengan klor.



-



Reaksi dengan Oksida Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai berikut :



1)



Natrium Oksida Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna putih yang disertai nyala berwarna kuning. 4 Na(s) + O2(g) ——> 2 Na2O(s)



2)



Magnesium Oksida



Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen) menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan oksida berwarna putih. 2 Mg(s) + O2(g) ——> 2 MgO(s) 3)



Aluminium Oksida Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam



nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih. Al(s) + 3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s) 4)



Silikon Oksida (Silika)



Si(s) + O2(g) ——> SiO2(s) 5)



Fosfor (V) Oksida Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida. Reaksi dalam Fosfor (V) Oksida sebagai berikut. P4O10(s) + 6 H2O(l) ——> 4 H3PO4(aq)



6)



Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan menghasilkan gas Belerang Dioksida (SO2). Oksida ini dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang dikatalisis oleh Vanadium Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas Belerang Trioksida (SO3). Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna. S(s) + O2(g) ——>SO2(g) 2SO2(g) + O2(g) ——> 2SO3(g)



7)



Klor (VII) Oksida dan Argon Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen. Cl2(g) + 7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)



8)



Argon Argon tidak bereaksi dengan oksigen



5.



Kegunaan dan Bahaya Unsur Periode 3



-



Natrium Kegunaan : ➢







NaCl digunakan oleh hampir semua makhluk.



Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan. Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan.







Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor.







NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas. NaHCO3 dipakai sebagai pengembang kue. NaCO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah.







Memurnikan logam K, Rb, Cs. Bahaya :



Jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan meledak! Jika terjadi kontak dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit telanjang, akan membentuk dan mulai larut melalui kulit.



-



➢ ➢ ➢ ➢ ➢



Magnesium Kegunaan : Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen serta konstruksi pesawat. Pemisah sulfur dari besi dan baja. Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan. Untuk membuat lampu kilat. Sebagai katalis reaksi organik.



Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor yang sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat menyilaukan dan dapat membutakan mata. -



Alumunium Kegunaan :







Banyak dipakai dalam industri pesawat dan konstruksi bangunan.



➢ ➢ ➢ ➢ ➢



Dipakai pada berbagai macam aloi. Untuk membuat magnet yang kuat. Tawas sebagai penjernih air. Membuat berbagai alat masak. Menghasilkan permata bewarna-warni : Sapphire, Topaz, dll.



Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika direaksikan dengan karbon akan menyebabkan pemanasan global.



-



Silikon Kegunaan :







Dipakai dalam pembuatan kaca.







Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor.



➢ ➢



Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga. Untuk membuat enamel dan IC.



Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah. -



Fosfor Kegunaan :







Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen.



➢ ➢ ➢ ➢ ➢



Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum. Pemisah sulfur dari besi dan baja. Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan. Untuk membuat lampu kilat. Sebagai katalis reaksi organic.



Bahaya :



Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan terjadinya limbah radioaktif.



-



Belerang Kegunaan :







Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat.



➢ ➢ ➢



Digunakan dalam baterai serta pada korek dan kembang api. Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk. Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses.



Bahaya : Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian, sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi. -



Klor Kegunaan :



➢ ➢



Dipakai pada proses pemurnian air. Cl2 dipakai pada disinfectan. KCl digunakan sebagai pupuk. ZnCl 2 digunakan sebagai solder. NH4Cl digunakan sebagai pengisi baterai.



➢ ➢ ➢



Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas. Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum. Dipakai pada berbagai macam industry.



Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam. -



➢ ➢



Argon Kegunaan : Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu. Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya.



➢ ➢ ➢



Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses. Untuk mendeteksi sumber air tanah. Dipakai dalam roda mobil mewah.



Bahaya :



Bila argon menggantikan oksigen di udara dapat menyebabkan sesak napas karena udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.



BAB III PENUTUP Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan bahwa unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu golongan A (golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur periode ketiga banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia



karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode ketiga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



https://id.wikipedia.org/wiki/Unsur_periode_3 http://nettihariani.blogspot.com/2008/07/unsur-unsur-periode-ketiga-unsur-unsur.html http://damaryana21.blogspot.com/2018/11/contoh-makalah-tentang-unsur-periode3.html https://mikyalaky.blogspot.com/2014/11/makalah-kimia-unsur-peride-3.html https://www.academia.edu/8629448/Makalah_Unsur_Periode https://www.slideshare.net/ApreelHPriejanto/periode-ketiga-ppt-17794119