Makalah Levine's Theory [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN “LEVINE’S THEORY OF CONSERVATION“



OLEH : KELOMPOK 3 (KELAS B11-A) NI NENGAH JUNIARTI



(183222921)



NI KADEK YOPI ANITA



(183222924)



NI LUH SUTAMIYANTI



(183222933)



NI MADE SRI DAMAYANTI



(183222936)



NI PUTU ITA MARTARIANI



(183222941)



NI PUTU RITA LAKSMI



(183222944)



NI WAYAN NIA ARDITYA SARI



(183222948)



NI WAYAN SUMARNI



(183222949)



PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI 2018



KATA PENGANTAR Om Swastyastu Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia Beliaulah kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Levine’s Theory Of Conservation” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Maka itu kami dari sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.



Om Santih, Santih, Santih Om



Denpasar, 03 Oktober 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI .............................................................................................................. iiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3 1.3 Tujuan ............................................................................................................. 3 1.4 Manfaat ........................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Levine’s Theory ................................................................................. 4 2.1.1 Biografi Myra Estrin Levine’s ............................................................... 4 2.1.2 Model Konservasi Teori Levine’s ......................................................... 5 2.1.3 Filosofi Teori Levine’s .......................................................................... 6 2.1.4 Konsep Utama Teori Levine’s .............................................................. 7 2.1.5 Paradigma Teori Konservasi Levine’s ............................................... 14 2.1.6 Kelemahan dan Kelebihan Dari Teori Levine’s .................................. 17 2.1.7 Aplikasi Teori Levine’s ....................................................................... 19 2.1.8 Aplikasi Teori Levine’s ....................................................................... 20 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 22 3.2 Saran ............................................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 24 LAMPIRAN (Naskah Role Play Levine’s Theory of Conservation Energy)



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar terhadap manusia secara utuh yang menjadi kerangka dasar praktik keperawatan sehingga dibutuhkan pemahaman mendalam tentang falsafah dan paradigma yang sangat dibutuhkan dalam peningkatan profesionalisme dalam dunia keperawatan. Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta falsafah pada institusi pelayanan kesehatan berperan sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit, kesehatan, penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan (Creasia, 2007). Dunia keperawatan saat ini sangat berkembang dengan pesatnya. Banyak teoriteori keperawatan yang hingga saat ini masih digunakan dan diaplikasikan didalam praktik keperawatan baik di lingkungan akademisi maupun lingkungan rumah sakit. Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui bidang keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat layanannya. Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik keperawatan yang terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan model konseptual dan teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian layanan keperawatan secara komprehensif. Teori keperawatan menunjukkan fenomena yang menarik yang di kemukakan, mengikuti banyak pertimbangan, sehingga



logis,



konsisten



dan



disesuaikan



dan didefinisikan secara operasional (Artinian, 2011).



1



dengan



penemuan



empiris



Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat dari berbagai tingkatan usia (Kalman, 2008). Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Levine’s di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Levine’s. Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Levine’s diilapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Levine’s dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan. Dalam teori Levine’s, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien terbatas untuk



berpartisipasi



dalam pengumpulan data,



perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan. Levine’s juga menekankan kebutuhan dalam memandang individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu sebagai makhluk yang kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan pada ketergantungan/ hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini membuatnya merencanakan empat prinsip konservasi yakni kebutuhan energi dan pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur, integritas personal (Sitzman, 2009).



2



1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut : a. Bagaimanakah Biografi Myra Estrin Levine’s ? b. Bagaimanakah Model Konservasi Teori Levine’s ? c. Bagaimanakah Filosofi Teori Levine’s ? d. Apa Sajakah Konsep Utama Teori Levine’s ? e. Bagaimankah Paradigma Teori Konservasi Levine’s ? f. Apa Sajakah Kelemahan dan Kelebihan Dari Teori Levine’s ? g. Bagaimanakah Aplikasi Teori Levine’s ? h. Bagaimanakah Proses Keperawatan Pada Teori Levine’s ? 1.3 TUJUAN Adapun tujuan pada makalah ini yaitu sebagai berikut : a. Untuk mengetahui biografi Myra Estrin Levine’s b. Untuk mengetahui model konservasi teori Levine’s c. Untuk mengetahui filosofi teori Levine’s d. Untuk mengetahui konsep utama teori Levine’s e. Untuk mengetahui paradigma teori konservasi Levine’s f. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari teori Levine’s g. Untuk mengetahui aplikasi teori Levine’s h. Untuk mengetahui proses keperawatan pada teori Levine’s 1.4 MANFAAT Adapun manfaat pada makalah ini yaitu sebagai berikut : a. Dapat mengetahui biografi Myra Estrin Levine’s b. Dapat mengetahui model konservasi teori Levine’s c. Dapat mengetahui filosofi teori Levine’s d. Dapat mengetahui konsep utama teori Levine’s e. Dapat mengetahui paradigma teori konservasi Levine’s f. Dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari teori Levine’s g. Dapat mengetahui proses keperawatan pada teori Levine’s 3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Levine’s Theory 2.1.1 Biografi Myra Estrin Levine’s



Myra Estrin Levine lahir di Chicago pada tahun 1920. Beliau merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam keperawatan karena ayahnya (yang memiliki masalah pencernaan) sering sakit dan perawatan yang diperlukan pada banyak kesempatan. Latar belakang pendidikannya adalah : tamat Diploma Keperawatan tahun 1944, SB di Chicago University tahun 1949, kemudian menyandang Master Ilmu Keperawatan dari Wayne State Unversity, menjadi Professor dalam Keperawatan Medical Bedah tahun 1987. Dalam karirnya sebagai perawat, Levine menjalani pekerjaan bervariasi antara lain, perawat pribadi (1944), perawat di ketentaraan Amerika Serikat (1945), instruktur praklinik di physical sciences Cook Country (19471950), direktur Keperawatan di Drexel Home Chicago (1950-1951), Surgical Supervaisor pada 2 rumah sakit yaitu klinik Universitas Chicago (1951-1952) dan Rumah Sakit Hendry Ford Detroit (1956-1962). Levine juga mendapat banyak tanda jasa meliputi, Charter Fellow of American Academy of Nursing, gelar kehormatan menjadi anggota bantuan kesehatan mental Amerika untuk



4



Israil (1976), penghargaan Elizabeth Russell Belford (1977), American Journal of Nursing Book of the year, Levine pensiun pada tahun 1987. Dia meninggal pada tanggal 20 Maret 1996, pada usia 75 tahun (Tomey & Alligood, 2006; Alligood, 2010). Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “teori keperawatan”, tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (Tomey & Alligood, 2006 ; Alligood, 2010). 2.1.2 Model Konservasi Teori Levine’s



Inti, atau konsep sentral, teori Levine adalah konservasi (Levine, 1989). Ketika seseorang dalam keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon adaptif individu sesuai perubahan secara produktif, dan dengan pengeluaran sedikit usaha, sambil menjaga fungsi optimal dan identitas. Konservasi dicapai melalui aktivasi jalur sukses adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai 5



tanggapan yang dibutuhkan oleh fungsi manusia. Levine menekankan kebutuhan dalam memandang individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu sebagai makhluk yang kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan pada ketergantungan/ hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini membuatnya merencanakan empat prinsip konservasi yakni : kebutuhan energi dan pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur, integritas pribadi. Manusia tergantung pada yang lain pada semua aspek kehidupan,



makanan,



keamanan,



rekreasi



dan



penghargaan.



Levine



mengharapkan seorang perawat mengetahui kekomplekan interaksi dan mendukung dalam mempertahankan atau memulihkan hubungan saat klien mengalami gangguan kesehatan. Keseimbangan yang normal berubah saat sakit dan klien akan berusaha mengatasi stress nya dan mungkin menunjukkan perubahan pola tingkah laku dan fungsi. Seorang perawat harus mempersepsikan pertanggung jawaban dalam membantu klien untuk mengadaptasi perubahan kearah cara pemeliharaan kesehatan yang positif. Pengaruh masyarakat atau lingkungn dalam teori Levine sangat penting. Inti dari definisi teori Levine bahwa perawatan adalah interaksi antara manusia, ia menggunakan konsep adaptasi dan peningkatan respon tubuh melalui pendekatan sistem. 2.1.3 Filosofi Teori Levine’s Dalam mengembangkan teorinya Levine menggunakan dasar pemikiran yaitu perjalanan penyakit dan pandangan individu terhadap perubahan penyakit. Teori-teori yang dipakai sebagai sumber teori Levine adalah :  Teori Beland (1971) ; theory of spesifik causation and multiple factors,  Gibson’s (1966), definition of perceptual system,  Erikson’s (1964); different between total and whole  Selye’s (1956); stress theory  Bate’s (1967); model of external environment  Rogess (1970), dan nigtinggale



6



Disamping itu Levine dalam mengembangkan teorinya dipengaruhi oleh teori Goldstein (1963), Hall (1966), Sherrington (1960), dan Dubos (1961-1965). Teori Levine keperawatan dibangun atas dasar humaniora dan ilmu pengetahuan. Dalam teori-teori tertentu mempengaruhi psikologis Kurt Goldstein dan teori Erik Erikson Hans Selye dan pola lingkungan eksternal M. Bates. Teori keperawatan Levine terdiri dari serangkaian intervensi mendukung dan terapi berdasarkan pengetahuan ilmiah dan teknik kemampuan. Interaksi manusia adalah esensi dari keperawatan, dimana keperawatan dikatakan sebagai suatu individu disiplin yang didasarkan pada saling ketergantungan hubungan antara orang lain. Levine memiliki pandangan holistik yang berasal dari orang lain, yang tidak lain adalah pasien. Salah satu teorinya yang sangat penting adalah konsep lingkungan. 2.1.4 Konsep Utama Teori Levine’s Teori Myra Estrin Levine dikenal dengan Konservasi Model. Model Konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan adaptasi dan pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Model ini memandu perawat untuk berfokus pada pengaruh-pengaruh dan respon-respon di tingkatan yang organismik. Model Levine didasari 3 konsep utama, yaitu Keutuhan (wholeness), adaptasi (adaptation), dan konservasi (conservation) (Levine dalam Parker, 2001). 1) Keutuhan (Wholeness) Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka: “Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka)” Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan 7



kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.



2) Adaptasi (Adaptation) Adaptasi



merupakan



sebuah



proses



perubahan



yang



bertujuan



mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil. Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni : historitas, spesificity, redundancy. a. Historitas Mengacu pada gagasan bahwa respon adaptif sebagian didasarkan pada sejarah masa lalu pribadi dan genetik. Setiap individu terdiri dari kombinasi sejarah pribadi dan genetik, tanggapan adaktif adalah hasil dari keduanya. b. Spesificity Mengacu pada fakta bahwa setiap sistem yang membuat manusia memiliki keunikan stimulus dan respon. Tanggapan dirangsang oleh stres yang spesifik dan berorientasi pada tugas, tanggapan yang dirangsang dibeberapa jalur cenderung akan disinkronkan dan terjadi kerugian dalam beberapa kasus c. Redundancy Menggambarkan gagasan bahwa jika salah satu sistem atau jalur tidak dapat memastikan adaptasi, maka jalur yang lain mungkin dapat mengambil alih dan menyelesaikan pekerjaan. Ini mungkin membantu ketika respon korektif (misalnya, penggunaan suntikan alergi selama periode waktu yang panjang untuk mengurangi efek dari alergi parah secara bertahap sistem kekebalan tubuh). Namun, redundansi dapat merugikan seperti ketika tanggapan sebelumnya yang gagal dibangun kembali (misalnya, ketika kondisi autoimun menyebabkan sistem



8



kekebalan seseorang menyerang jaringan yang sebelumnya sehat dalam tubuh).



Levine menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk



menjamin



keberhasilan



dalam



aktivitas



kehidupannya



yang



menunjukkan adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup. 1. Lingkungan Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. 2. Respon organisme Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi. (Levine dalam Tomey & Alligood, 2006 dan Parker, 2001):  Fight or Flight Merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakunan melalui menyerang atau menghindar dan merupakan reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.  Respon terhadap peradangan Merupakan mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri. Respon



9



individu adalah menggunakan energy sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan yang merugikan.  Respon terhadap stress Merupakan respon defensive dalam bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energy untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi atau sampai dengan klien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan  Kewaspadaan perceptual Informasi dan pengalaman hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energy terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi lingkungan baru di sekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya.



3) Konservasi Konservasi berasal dari bahasa latin conservation yang berarti “menjaga bersama-sama”. Konservasi adalah menggambarkan suatu sistem yang kompleks agar mampu melanjutkan fungsi ketika terdapat beberapa ancaman. Dengan konservasi, manusia mampu melawan rintangan dan beradaptasi yang sesuai dengan pertahanan mereka yang unik. Tujuan dari konservasi adalah sehat dan kuat melawan ketidakmampuan. Peran perawat adalah untuk mempertahankan konservasi dan integritas pada smua situasi. Model interaksi danintervensi keperawatan ditujukan untuk peningkatan kemampuan adaptasi dan mempertahankan kesehatan secara keseluruhan (wholism) (Tomey & Alligood, 2006; Alligood, 2010). Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk. Dalam pengertian Konservasi juga,



10



bahwa



individu



mampu



untuk



berkonfrontasi



dan



beradaptasi



demi



mempertahankan keunikan mereka. Konservasi terdiri dari empat prinsip konservasi yaitu : konservasi energi, konservasi integritas struktur, konservasi integritas personal dan konservasi integritas sosial. Intervensi ditujukan agar klien mencapai keempat prinsip konservasi ini (Tomey & Alligood, 2006; Alligood, 2010). 1) Konservasi Energy Individu sangat membutuhkan keseimbangan energi agar dapat mempertahankan aktivitas kehidupan. Sakit dan penuaan menyebabkan perubahan energi. Kemampuan individu tergantung pada ketersediaan perawatan yang dapat membantu menurunkan tingkat kebutuhan energi. Disinilah peran dari intervensi keperawatan. Konservasi energi mengacu pada masukan menyeimbangakan energi dan output untuk menghindari kelelahan yang berlebihan ini mencakup istirahat yang cukup, nutrisi dan olahraga (gambar 2.1, 2.2 dan 2.3)



Olahraga yang cukup (gambar 2.1)



11



Istirahat yang cukup (gambar 2.2)



Nutrisi yang cukup (gambar 2.3)



2) Konservasi Integritas Struktur Penyembuhan adalah proses perbaikan struktur dan fungsi integritas melalui konservasi untuk mempertahankan kesehatan secara menyeluruh. Ketidakmampuan merupakan pertanda perlunya peningkatan adaptasi yang baru. Konservasi integritas struktur mengacu untuk memelihara atau memulihkan struktur tubuh mencegah kerusakan fisik dan mempromosikan penyembuhan.



Contoh



membantu



pasien



dalam



latihan



berjalan,



pemeliharaan kebersihan pribadi pasien (gambar 2.4 dan 2.5).



Kebersihan pasien (gambar 2.4)



12



Membantu pasien berjalan (gambar 2.5)



3) Konservasi Integritas Personal Harga diri dan identitas personal merupakan hal yang penting bagi manusia. Menjadi klien akan menyebabkan perubahan pada nilai diri. Hal ini diawali dengan kehilangan privasi dan perasaan cemas. Perawat dapat



memperlihatkan



penghargaan



terhadap



diri



klien



dengan



memanggil namanya, peduli terhadap harapan dan keinginan klien, memperhatikan nilai personal, menyediakan privasi selama prosedur tindakan, mendukung pertahanan diri individu dan mengajarkan mereka tentang mekanisme koping. Peran perawat adalah meningkatkan kekuatan individu untuk dapat hidup mandiri, tidak lama menjadi pasien dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tergantung dengan orang lain (Alligood, 2010). Konservasi integritas personal mengakui individu sebagai



salah



satu



yang



berusaha



untuk



penentuan,



pengakuan,



penghormatan, kesadaran diri, kepribadian dan self, Contoh : melindungi ruangan pasien dan memberi kenyamana kepada klien (gambar 2.6 dan 2.7)



Melindungi kamar pasien (gambar 2.6) Memberi kenyamanan kepada klien (gambar 2.7)



13



4) Konservasi Integritas Sosial Hidup menjadi lebih berarti jika dapat diterima dalam komunitas sosial dan kesehatan akan dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Perawat memiliki peran untuk menghadirkan anggota keluarga, membantu kebutuhan religius, dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi integritas sosial (Alligood. 2010). Seorang individu diakui sebagai beberapa orang yang tinggal bersama dalam sebuah keluarga, komunitas, kelompok agama, kelompok etnis, sistem politik dan bangsa. Contohnya membantu individu unutk mempertahankan tempatnya dalam keluarga, komunitas dan masyarakat (gambar 2.8)



Individu dalam mempertahankan tempatnya di dalam keluarga (gambar 2.8) 2.1.5 Paradigma Teori Konservasi Levine’s Selama



bertahun-tahun,



perawat



(seperti



Myra



Levine)



telah



mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat : manusia, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.



14



1. Manusia Manusia digambarkan sebagai sesuatu yang holistik, wholism yang terintegritas. Manusia yang terintegrasi berarti bebas dalam memilih dan bergerak, memiliki rasa identitas diri dan memiliki harga diri. Levine juga menggambarkan manusia sebagai sistem dari sistem yang secara keseluruhan terorganisasi diantara semua bagian yang berkontribusi. Pengalaman hidup manusia selalu berubah, kemudian manusia berusaha untuk beradaptasi agar mampu konservasi. Sesuai dengan ungkapan Levine bahwa proses hidup adalah proses berubah (Tomey & Alligood). 2. Lingkungan Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkungan terbagi menjadi 2 bagian yaitu lingkungan internal dan eksternal : a) Lingkungan internal Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi. b) Lingkungan eksternal Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan persepsi, operasional dan konseptual, yaitu : 1) Lingkungan persepsi Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan ekternal yang individunya menanggapi dengan organ-organ indera, contohnya cahaya, suara, sentuhan, suhu, perubahan iklim yang terasa dan posisi keseimbangan. 2) Lingkungan operasional Lingkungan operasional adalah lingkungan yang beriteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ sensorik yang



15



dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme dan polutan. Dengan kata lain, elemenelemen ini secara fisik dapat mempengaruhi individu tetapi tidak dirasakan oleh kedua contohnya: misalnya gotong royong. 3) Lingkungan konseptual Lingkungan konseptual adalah lingkungan yang terdiri dari bahasa, ide, simbol dan konsep-konsep, penemuan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan untuk berpikir, pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, tradisi etnis dan budaya dan individu psikologis pola yang berdasarkan pengalaman hidup. 3. Kesehatan Sehat dipengaruhi secara sosial dengan kemampuan untuk berfungsi secara normal dengan cara yang layak. Kelompok sosial adalah faktor yang ikut menentukan (predeterminan) kesehatan manusia. Sehat tidak hanya bebas dari kondisi patologis. Sehat berarti juga kembali pada diri sendiri, individu bebas dan mampu untuk mengejar hal yang diinginkan dalam konteks yang bersumber dari diri sendiri. Menurut Levine, hal penting untuk diingat bahwa sehat juga dipengaruhi oleh kultural. Secara individu, tingkat kesehatannya akanberubah sepanjang waktu (Tomey & Alligood, 2006). 4. Keperawatan Praktik keperawatan didasarkan pada keilmuan yang unik dan keilmuan yang berdasarkan pada pendekatan ilmiah dari disiplin ilmu lain sebagai tambahan keilmuan dalam bidang keperawatan. Levine mengungkapkan bahwa tugas perawat adalah mengupayakan agar dapat mengambil keputusan pada situasi yang tepat dalam menghadapi klien berdasarkan ilmu dan pendekatan ilmiah, bersifat selektif dalam mengobservasi dan menseleksi data yang relevan yang didapatkan dari hasil pengkajian. Perawat berpartisipasi secara aktif pada setiap lingkungan klien dan memberikan dukungan dalam penyesuaian diri klien terhadap kondisi



16



yang sulit akibat penyakit. Intervensi keperawatan adalah mendorong adaptasi yang baik dari klien atau menjadi lebih baik secara sosial, kemudian perawat beraksi melakukan tindakan terapeutik ketika respon klien kurang baik, perawat menyediakan dukungan bagi klien (Tomey & Alligood, 2006). 2.1.6 Kelemahan dan Kelebihan Dari Teori Levine’s a. Kelemahan atau Keterbatasan Teori Levine’s Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatan; demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsipprinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan menjadi daerah konflik. Selain



itu,



ada



beberapa



keterbatasan



ketika



ke



empat



prinsip Conservational Model diterapkan : 1. Konservasi



energi,



Levine



tujuan



adalah



untuk



menghindari



penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anakanak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku. 17



2. Pada konservasi



integritas



struktural,



fokusnya adalah untuk



melestarikan struktur anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasuskasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan. 3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu, individu atau klien bunuh diri. 4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.



b. Kelebihan Teori Levine’s Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh. Dengan didukung dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.



18



2.1.7



Aplikasi Teori Levine’s Praktisi keperawatan dalam melaksanakan fungsinya perlu menerapkan



teori atau model yang sesuai dengan situasi tertentu. Teori Levine ini dapat diaplikasikan sebagai berikut : a. Perawatan penelitian Prinsip-prinsip konservasi telah digunakan untuk pengumpulan data dalam berbagai penelitian. Model Conservational digunakan oleh Hanson et al.in studi mereka insidensi dan prevalensi ulkus tekanan pada pasien rumah sakit. Newport (nd) digunakan prinsip konservasi energi dan integritas sosial untuk membandingkan suhu tubuh bayi yang telah ditempatkan di dada ibu segera setelah lahir dengan mereka yang ditempatkan di hangat. b. Pendidikan keperawatan Model Conservational digunakan sebagai pedoman untuk pengembangan kurikulum. Itu digunakan untuk mengembangkan program sarjana di Allentown keperawatan perguruan St Fransiskus de Sales, Pennsylvania, Digunakan dalam program pendidikan keperawatan disponsori oleh Kapat Holim di Israel. c. Perawatan administrasi Taylor (nd) dijelaskan panduan penilaian untuk pengumpulan data pasien neurologis yang merupakan dasar untuk pengembangan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan dengan demikian mengevaluasi asuhan keperawatan. McCall (nd) mengembangkan alat penilaian untuk pengumpulan data atas dasar empat prinsip conservational untuk mengidentifikasi kebutuhan perawatan pasien epilepsy. Keluarga alat penilaian dirancang oleh Lynn-McHale dan Smith (nd) untuk keluarga pasien dalam pengaturan perawatan kritis. d. Praktik keperawatan Model Conservational telah digunakan untuk praktik keperawatan dalam pengaturan yang berbeda. Bayley (nd) membahas perawatan seorang remaja parah dibakar di dasar empat prinsip conservational dan dibahas pasien



19



lingkungan persepsi, operasional dan konseptual. Kolam (nd) menggunakan model konservasi untuk membimbing asuhan keperawatan tunawisma di klinik, tempat penampungan atau jalan-jalan. 2.1.8



Proses Keperawatan Pada Teori Levine’s a. Pengkajian Pada model teori konservasi Levine, pengkajian meliputi empat konservasi yaitu konservasi energi, konservasi integritas struktur, integritas personal dan integritas sosial (Tomey & Alligood, 2006; Alligood, 2010).



b. Tropikognosis dan Justifikasi Penegakan diagnosa keperawatan dalam konsep teori konservasi Levine dirumuskan dalam rumusan pernyataan atau justifikasi yang disebut tropikognosis (Tomey & Alligood, 2006 ; Alligood, 2010). Tropikognosis merupakan rumusan masalah keperawatan yang dibuat berdasarkan kemampuan klien beradaptasi mempertahankan integritas dan konservasi.



c. Hipotesis Hipotesis keperawatan didasarkan pada rumusan masalah yang sudah ditentukan sebelumnya, perawat berusaha mencari validasi pada klien tentang masalah yang diasuh. Perawat melakukan hipotesis terhadap masalah dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut (Alligood, 2010). Hipotesis merupakan inti dari rencana keperawatan



d. Intervensi dan Implementasi Keperawatan Dalam teori Konservasi Levine rancangan intervensi dibuat berdasarkan pada prinsip konservasi yaitu konservasi energi, integritas struktur, integritas personal dan integritas sosial. Tujuan



dari



intervensi



adalah



untuk



mempertahankan



wholeness dan membantu memfasilitasi adaptasi (Alligood, 2010).



Rencana



tindakan 20



kemudian



diimplementasikan



berdasarkan konsep konservasi energi, integritas struktur, integritas personal dan integritas sosial tersebut. Istilah implementasi keperawatan tidak diungkapkan dengan jelas pada teori Konservasi Levine. Implementasi keperawatan sekaligus dibicarakan dalm konsep intervensi. Garis besar rencana tindakan keperawatan tergambar dalam pernyataan hipotesis keperawatan. Secara teknis hipotesis digunakan untuk memandu perawat dalam membuat rincian rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk menguji hipotesis yang sudah dibuat oleh perawat (hypothesis testing) (Alligood, 2010). e. Evaluasi Evaluasi berdasarkan teori Konservasi Levine adalah observasi pada



respon



organismik klien



terhadap



intervensi



dan



implementasi keperawatan yang telah dilakukan. Tes hipotesa dievaluasi dengan mengkaji respon organismik yang dapat mendukung atau tidak mendukung hipotesis keperawatan. Tindakan keperawatan yang dilakukan dapat bersifat terapeutik maupun



suportif.



Tindakan



yang



sifatnya



terapeutik



meningkatkan derajat kesehatan klien, sedangkan yang bersifat suportif dapat menimbulkan kenyamanan bagi klien. Jika hipotesis yang dibuat tidak dapat mendukung penyembuhan dan perbaikan kondisi klien maka rencana dapat direvisi dengan membuat hipotesis yang baru (Alligood, 2010).



21



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Berdasarkan analisa terhadap teori Levine’s, maka kelompok menganalisa



bahwa Myra Estrin Levine adalah seorang ahli yang memberikan penjelasan berbeda dari disiplin ilmu keperawatan. Dalam teori Levine’s ini terdapat empat konsep konversi utama yaitu konversi energy, integritas struktur, integritas personal dan integritas sosial. Semua teori yang beliau bagi menjadi empat bagian utama antara lain orang, lingkungan , kesehatan, keperawatan. Selain itu, Levine’s juga membahas orang dan lingkungan yang tergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Menurutnya seorang perawat harus selalu mengobservasi, memberikan intervensi yang tepat sesuai perencanaan dan mengevaluasi. Hal tersebut untuk membantu klien, sehingga hubungan kerja sama antara perawat dengan klien harus baik agar terwujudnya tujuan kedua belah pihak Selain itu dalam teori Levine’s, klien juga sangat dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya kemampuan partisipasi



klien dalam



perawatan. Mutu menjadi sangat



penting diaplikasikan dalam teori Levine’s untuk mencapai tujuan klinis karena dasar dari pendapat ini adalah posisi ketergantungan dari klien sebagai akibat dari sakit atau bantuan kesehatan yang membutuhkan bantuan perawatan. 3.2



Saran Sebagai seorang perawat yang memiliki peran penting dalam pelayanan



kesehatan,pemahaman dan tujuan keperawatan seperti dalam teori dan model keperawatan oleh Myra Levine ini, dimana perawat harus mampu dalam memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan, agar proses keperawatan benar-benar mampu menunjang proses pemulihan klien dan memenuhi tujuan dari keperawatan



22



sesuai dengan teori Levine’s yaitu klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi, dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama. Dalam hal ini dituntut peranan perawat dalam mewujudkan tindakan yang mencakup konversi-konversi tersebut dan mengobservasi klien dan memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai kesehatan yang seutuhnya.



23



DAFTAR PUSTAKA Alligood, Martha, R., Tomey, Ann, M. (2010). Nursing Theorist and Their Works,Seventh Edition. St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier. Artinian, B.M., Katharine S. West, M.P.H.M.S.N.R.N.C.N.S., & Margaret Conger, E.D. (2011). The Artinian Intersystem Model: Integrating Theory and Practice for the Professional Nurse, Second Edition: Springer Publishing Company. Creasia, J.L., & Parker, B.J. (2007). Conceptual Foundations The Bridge to Professional Nursing Practice, Fourth Edition St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier. Fawcett, J., & DeSanto-Madeya, S. (2012). Contemporary Nursing Knowledge: Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories: F. A. Davis Company. Kalman, M. (2008). The Clinical Nurse Specialist Role : Could it be for you. American Journal of Nursing, Vol 108. Levine, M. E. (1973). Introduction to clinical nursing. F. A. Davis Company: Philadelphia, PA. Online : http://www.google.com/. (diakses 27 September 2018 Parker, M. E. (2001). Nursing theories and nursing practice. F. A. Davis Company: Philadelphia, PA. Online : http://www.google.com/. (diakses 27 September 2018 Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work. (6th ed.). Elsevier Health Sciences. Online : http://www.google.com/. (diakses 27 September 2018



24