Makalah Manajemen Dan Manajer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN DAN MANAJER



DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 Alessandro Frans (20172302253) BAB II bag 2.2 Firda Nabiila Putri Sonya (2020130046) BAB I & BAB 2 bag 2.1 Isna Mardiana (2020130029) BAB II bag 2.3 & BAB III Matius Immanuel (2020141001) BAB II bag 2.4 dan membuat ppt



MATA KULIAH ASAS ASAS MANAJEMEN INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA 2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebuah manajemen salah satu cara memilih strategi, maka perusahaan mengetahui bagaimana jalan untuk mencapai tujuannya. Menjadi pemimpin dalam suatu perusahaan harus memiliki kunci strategi yang tepat, salah satunya strategi fungsional dan kebijaksanaan baik jangka pendek maupun menengah harus



dikembangkan



secara konsisten dengan strategi yang dipilih. Banyak konsultan manajemen menawarkan jasa dalam bidang strategi perusahaan. Sebagian besar jasa konsultan manajemen adalah dalam bentuk merancang dan membantu implementasi sistem manajemen strategi formal untuk perusahaan. Implementasi strategi adalah penugasan kembali para pemimpin perusahaan, baik pada tingkat corporate maupun tingkat unit bisnis, untuk mengkomunikasikan dan mengimplementasikan strategi bersama-sama para karyawan. Implementasi strategi juga melibatkan pengembangan kebijaksanaa fungsional maupun struktur organisasi agar dapat membantu tercapainya tujuan organisasi. Beberapa posisi penyusun strategi memerlukan tingkat pendidikan dan kemampuan tertentu. Misalnya pada beberapa perusahaan yang sangat dipengaruhi oleh teknologi, pendidikan dan kecakapan sangat bermanfaat untuk menguasai dan mengembangkan teknologi tertentu yang digunakan perusahaan. Demikian pula pengalaman adalah faktor penting



yang



diperlukan



untuk



keberhasilan



implementasi



kepemimpinan.



Personalitas dan temperamen juga merupakan karakteristik penting yang dapat menjamin atau menghambat implementasi strategi. Para manajer sangat berperan penting dalam penyusunan strategi, salah satunya adanya Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan suatu perusahaan. Manajer puncak sering disebut dengan istilah chairman of the board, president, executive vice president, vice president, general manajer, dan sebagainya. Manajer puncak yang bertanggung jawab sebagai penyusun strategi sering disebut Chief Executive Afficer (CEO). CEO bertanggung jawab untuk mendefinisikan tentang keberadaan bisnis perusahaan, mempertemukan kesempatankesempatan produk dan pasar dengan penggunaan sumber perusahaan yang paling baik.



2.1 RUMUSAN MASALAH 1.



Apa yang dimaksud dengan manajemen dan manajer ?



2.



Seberapa pentingnya sebuah manajemen ?



3.



Bagaimana tingkatan dan fungsi manajer ?



4.



Bagaimana memahami peran manajer sumber daya manusia di perusahaan industri Batam?



3.1 TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud manajemen dan manajer ? 2. Untuk mengetahui penjelasan tentang tingkatan manajemen 3. Untuk mengetahui apa saja peran manajer ? 4. Untuk mengetahui peran manajer dalam mengelola sumber daya manusia di perusahaan IPTEK



BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN DAN MANAJER Definisi manajemen secara luas yang ditulis dalam buku menurut Mary Parker Follet yang mengatakan: “management is the art of getting things done with and through other people.” Definisi ini mempunyai dua makna yang berarti mencapai sesuatu dan bekerja sama untuk mencapai sesuatu “bekerja melalui” orang lain. Definisi manajemen menurut tataran teoritis dibagi menjadi dua kelompok. Ada yang menekankan manajemen sebagai suatu kegiatan optimasi, integrasi, dan koordinasi agar tujuan organisasial tercapai secara efisien. Pengertian manajer menurut beberapa ahli sangat bervariasi, seperti menurut Stephen P. dan Mary Coulter, manajer adalah anggota yang terorganisasi yang memerintah anggota lain untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut John R. manajer adalah seorang dalam organisasi yang bertanggung jawab atas hasil pekerjaan beberapa orang. Sehingga manajer didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki



wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan,



mengorganisasi, memotivasi dan mengendalikan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajer juga dapat diketahui melalui identitasnya. Pada umumnya, manajer dapat dikenal sebagai seorang yang bekerja dalam organisasi dan memiliki kemampuan lebih dalam memimpin suatu kelompok, dibandingkan orang lain atau manusia pada umumnya. 2.2 PENTINGNYA SEBUAH MANAJEMEN A. Kebutuhan Universal Manajemen Manajemen bersifat universal berarti manajemen diperlukan dalam setiap organisasi yang ada. Manajemen berguna dalam mengatur kegiatan organisasi menjadi lebih efektif. Dengan adanya manajemen, anggota organisasi dapat mencapai kearah tujuan yang sama, memelihara keseimbangan antara tujuan yang berlawanan, dan membantu untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Jadi, manajemen



adalah sesuatu yang intrinsik, sistematis dan terorganisir dalam melakukan sesuatu bersama-sama.



B. Realita Kerja Ketika lulus dan mulai mencari pekerjaan, kita pada akhirnya hanya memiliki dua pilihan, yaitu diatur atau mengatur. Mempelajari manajemen sangatlah penting untuk masa depan karir kita saat melamar pekerjaan. Walaupun kita tidak berniat untuk menjadi manajer, kemampuan manajerial adalah hal yang penting untuk dikembangkan. Karena dengan adanya kemampuan manajerial, kita mampu merealisasikan kebutuhan masyarakat secara efektif. C. Tujuan Mempelajari Manajemen Ketika kita mempelajari manajemen, tentu kita akan mendapatkan kemampuan manajerial



yang



digunakan



untuk



mengetahui



keadaan



manajemen



dan



menggunakan metode manajerial dalam menghasilkan praktik yang benar dan mencapai tujuan organisasional. Tujuan utama bermanajemen bukanlah untuk menghasilkan manajer yang efektif, melainkan menjadi sarana belajar anggota dalam berorganisasi. Secara garis besar, saat mempelajari manajemen kita mendapat dua hasil, yaitu pengetahuan dasar dan keterampilan manajerial. D. Manajemen sebagai Ilmu, Seni, Profesi a) Sebagai seni Manajemen dalam prakteknya diakui sebagai suatu seni. Seni adalah upaya manusia dalam menghasilkan hal kreatif. Manajemen sebagai seni berarti anggota organisasi harus memiliki seni dalam mengerjakan tugas atau memiliki bakat pribadi dalam menyelesaikan pekerjaan. Kemampuan dan pola pikir manusia yang berbeda-beda mampu membentuk kerja sama tim, untuk mencapai tujuan bersama. b) Sebagai ilmu Mempelajari ilmu manajemen berarti memiliki bekal dalam berorganisasi. Manajemen sebagai ilmu menghasilkan teori-teori manajemen yang dibutuhkan sebagai pedoman dalam berkegiatan, sehingga dapat mencapai tujuan seutuhnya. Manajemen sebagai ilmu haruslah menggunakan pemikiran yang rasional dan bukan berdasar firasat atau sentuhan emosional. a) Sebagai profesi



Kegiatan dalam berorganisasi tentunya didasari oleh manajemen yang ada, semua kegiatan organisasi harus memiliki aturan yang jelas. Manajemen sebagai profesi menuntut para pekerja untuk bekerja sesuai dengan kode etik yang ada. 2.3 TINGKATAN MANAJER A.



Tingkatan manajer secara garis besar dapat dibedakan menjadi tingkat organisasional, jangkauan kegiatan, cakupan otoritas, sistem manajerial dan sifat pekerjaan.



1. Tingkatan organisasional a. Manajer Tingkat Bawah, dikenal juga dengan manajer lini pertama atau manajer operasional. Tingkatan paling dasar yang bertugas mengawasi dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan karyawan. Manajer tingkat bawah diantaranya disebut pengawas/penyelia (supervisor), mandor (foreman), manajer departemen, manajer unit, manajer kantor, dsb. b. Manajer Tengah, dikenal dengan manajer level menengah. Bertugas untuk mengawasi manajer tingkat bawah. Manajer tengah juga bertindak sebagai mediator antara manajer bawah dan manajer puncak. Titel manajer tengah diantaranya ialah department heads (kepala bagian), managers project (pempimpin proyek), functional manager (manajer fungsional), dsb. c. Manajer Puncak, manajer eksekutif yang bertugas menggerakan jalannya kegiatan utama perusahaan dan bertanggung jawab atas koordinasi sistem manajemen secara keseluruhan. Manajer puncak biasanya disebut chief excecutive officer (CEO), chief financial offer (CFO), vice president, dsb. 2.



Jangkauan kegiatan



a. Manajer Umum, manajer yang memiliki tanggung jawab untuk semua kegiatan perusahaan. b. Manajer Fungsional, manajer yang hanya memiliki tanggung jawab pada bidang tertentu. 3. Cakupan otoritas a. Manajer Lini, manajer yang bertanggung jawab atas pencapaian hasil pekerja, terutama dalam keluaran produksi dan jasa. Manajer lini dapat memerintah dalam wilayah atau domain mereka, contohnya yaitu manajer produksi, manajer keuangan, manajer penjualan dan manajer pemasaran.



b. Manajer Staf, memiliki otoritas/wilayah yang terbatas. Manajer staf bertugas untuk mendukung dan membantu kegiatan kerja manajer lini dalam produksi pemasaran, dan tidak perlu berkontribusi secara langsung.



4. Sistem manajerial a. Manajer tingkat teknik, manajer yang menggunakan metode-metode ilmiah dalam mengerjakan tugasnya. Memiliki tugas dalam produksi dan operasi barang jasa perusahaan. b. Manajer tingkat organisasional, mengoordinasikan dan melayani kegiatan internal organisasi, cakupannya dalam bidang akuntansi. c. Manajer tingkat institusional, memiliki hubungan dengan komunitas eksternal organisasi, yang mendukung pertumbuhan dan kebutuhan organisasi. 5. Sifat pekerjaan a. Manajer Teknik, manajer yang memiliki latar belakang dunia teknologi, sehingga mampu mengembangkan perusahaan dalam bidang IPTEK. b. Manajer Administratif, bertugas mengelola tugas-tugas masalah administratif, namun juga bersifat umum dan dapat membantu pekerjaan anggota dengan cara terbaik. c. Manajer Konsultasi, terdapat pada berbagai divisi organisasi. Bertugas mendukung pekerjaan manajer lain, seperti dalam hal proses kerja, isi kegiatan, bertukar pikiran dan dsb. Walaupun demikian, tidak semua perusahaan dapat menerapkan tingkatan manajer yang sama, karena penyelesaian setiap pekerjaan tiap perusahaan berbeda-beda. B. Fungsi manajer Manajer wajib menjalankan kegiatan manajerial dengan baik, agar dapat meningkatkan kualitas produktivitas. Dengan memahami fungsi manajemen, tentunya dapat menuntun manajer untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Fungsi utama manajemen terbagi menjadi dua, yaitu : a) Manajemen administratif, berhubungan dengan kegiatan pengawasan, tujuan perencanaan dan penyusunan pegawai. b) Manajemen operatif, berhubungan dengan motivasi, membangun ikatan emosional antara manajer dan karyawan.



Kegiatan manajer yang berlandaskan fungsi manajemen secara garis besar dibagi menjadi 7 kegiatan, yang disingkat PORCLeMCO, yaitu : 1) Planning (Perencanaan), manajer harus dapat melaksanakan fungsi perencanaan dengan menetapkan visi, misi, tujuan, strategi serta mengembangkan rencana dalam mewujudkan aktivitas manjerial. Keputusan manajer yang dibuat haruslah berdasarkan akal pikiran rasional, bukan melibatkan rasa emosional ataupun atas dasar firasat belaka. 2) Organizing (Pengorganisasian), selain membuat perencanaan, manajer harus menjalankan fungsi pengorganisasian. Manajer bertugas menyusun dan mengatur pekerjaan setiap karyawan atau divisi dengan tujuan pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan tujuan organisasional tercapai. 3) Resourcing (Pengaturan Sumber Daya), manajer bertugas mengatur dan memfasilitasi sumber daya yang dimiliki. Pemakaian sumber daya harus dilakukan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan manajerial. 4) Communicating (Komunikasi), manajer melaksanakan fungsi komunikasi agar semua informasi dapat diterima oleh setiap karyawan atau divisi dengan begitu tingkat kesalahpahaman dapat dikurangi. 5) Leading (Pemimpinan), identitas kepimpinan tidak pernah lepas dari sosok seorang manajer. Manajer yang baik, harus dapat memimpin kelompoknya kearah pelaksanaan tujuan dan tugas yang jelas. 6) Motivating (Pemotivasian), manajer mampu memberikan motivasi kepada para pekerja agar mendorong gairah pekerja untuk memberikan kinerja yang terbaik. Selain itu, dapat mempererat hubungan antara manajer dengan pekerja. 7) Controlling (Pengendalian), manajer melaksanakan pengontrolan secara teratur untuk mengetahui bahwa setiap pekerjaan telah dikerjakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, dilakukan hal-hal seperti : a.



Menentukan standar pencapaian prestasi



b.



Menentukan sistem laporan



c.



Mengadakan revisi pekerjaan



d.



Menghitung hasil pekerjaan



2.4 PERAN MANAJER DALAM SUATU PERUSAHAAN A. Peran Manajerial



Aktivitas mempengaruhi yang dilakukan oleh pemimpin kepada orang yang dipimpinnya, atau yang lazim disebut bawahan adalah kepemimpinan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Sule dan Saefullah (2005) yang menyebutkan bahwa “Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka”. Seorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagaian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan adalah pemimpin. Namun pengertian pemimpin dan manajer cenderung disamakan oleh Hasibuan (2003:42).Ia menjelaskan bahwa pemimpin adalah terjemahan dari leader/head/manager, yang juga disebut manajer/kepala/ketua/direktur/presiden, dan lain sebagainya. Tegasnya orang yang mempunyai bawahan. Menurut H. Mintzberg dalam Robbins dan Judge (2008) mengatakan bahwa “Pemimpin atau manajer dapat diberi pengertian sebagai orang yang memimpin (bertanggung jawab atas) suatu organisasi atau salah satu dari sub unitnya”. Status yang muncul sebagai konsekuensi dan otoritas formal yang dimiliki seorang pemimpin memunculkan beberapa peran, yaitu: 1. Peran interpersonal (Interpersonal role) Terdapat tiga peran pemimpin dalam hubungan interpersonal yang muncul secara langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan interpersonal dasar, yaitu : a) Peran sebagai yang dituakan (Figurehead role) Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin harus melaksanakan tugas – tugas seremonial seperti menyambut tamu penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat rutin tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan. b) Peran sebagai pemimpin (Leader role) Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak langsung, seorang



pemimpin harus memberi motivasi dan mendorong anak buahnya. Pengaruh pemimpin jelas terlihat pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar, tetapi kepemimpinanlah yang menentukan sejauh mana potensi tersebut dapat direalisasikan



c) Peran sebagai penghubung (Laision role) Pemimpin menjalin kontak di luar rantai komando vertikal. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak biasanya dalam rangka mencari informasi, akibatnya peran sebagai penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan sistem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privatm verbal, tetapi efektif. 2. Peran Informasional (Informational Role) Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tapi setidaknya tahu lebih banyak daripada stafnya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama dari tugas seorang pemimpin. Informasi tersebut terdiri dari: a) Peran sebagai monitor (Monitor role) Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi. Informasi tersebut dapat berupa gosip, kassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut. b) Peran sebagai disseminator (Disseminator role) Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan bersama dan didistribusikan kepada anak buah yang membutuhkan. Di samping itu ketika anak buah tidak bisa saling kontak dengan mudah, pemimpinlah yang kadang – kadang harus meneruskan informasi dari anak buah satu kepada lain. c) Peran sebagai juru bicara (Spokesman Role)



Sebagai juru seorang pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit organisasinya. 3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role) Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai pengambil keputusan, terdapat empat peran pemimpin, yaitu terdiri dari: a) Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role) Pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dimana organisasi tersebut eksis. Pemimpin juga harus mencari ide baru dan berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan organisasi yang dipimpin. b) Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler role) Pemimpin harus bisa sukarela sebagai agen pembaharuan, sementara di pihak lain peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk merespon tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya situasi yang kuat sehingga tidak dapat diabaikan. c) Peran sebagai pengalokasi sumberdaya (Resource allocator role) Disini terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan menerima apa dalam unit organisasi. Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan formal, pembagian kerja, dan koordinasi dalam unit yang dipimpin. d) Peran sebagai negosiator (Negiotiator role) Negosiasi merupakan “way of life” dari seorang pemimpin yang canggih. Negoisasi merupakan kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari. Negoisasi merupakan bagian integral tugas pemimpin, karena hanya dia yang memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi. B. Keterampilan Manajer



Seorang manajer pada tiap level dan dalam tiap tipe organisasi apapun menjalankan berbagai fungsi manajemen. Namun ketika kita berpindah fokus dari fungsi – fungsi ke keterampilan, kita akan berpindah dari umum ke spesifik. Fungsi – fungsi menyatakan kepada kita apa yang secara umum manajer kerjakan sementara keterampilan menyatakan kepada kita lebih tepat bagaimana mereka melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Keterampilan (skill) ialah kemampuan (ability) untuk mengubah pengetahuan



(knowledge)



ke



dalam



tindakan



(action)



untuk



menghasilkan tingkat kinerja yang diinginkan. Oleh karena itu, jika fungsi – fungsi manajemen menjelaskan kepada kita tentang what managers generally do, maka keterampilan menjelaskan kepada kita more precisely how they carry out those functions. Semua keterampilan tersebut dapat diperoleh dan ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan formal dan pengalaman praktik termasuk interaksi hubungan dengan manajer tingkat yang lebih tinggi. Berikut ini beberapa jenis-jenis keterampilan 1. Keterampilan Teknis Keterampilan teknik merupakan kemampuan atau kompetensi spesifik untuk menggunakan teknik – teknik, alat – alat, prosedur – prosedur, metode – metode dan pengetahuan tentang lapangan yang dispesialisasi secara benar dan tepat dalam pelaksanaan tugasnya. Sebagai contoh, programmer, accounting, statistik, keuangan dan hukum, insinyur, dokter, penjual, semua memiliki keterampilan teknik. Keterampilan ini dapat ditingkatkan melaiui pelatihan dalam kerja (on the job training) atau kursus – kursus. Orang yang miliki keterampilan teknik ini diakui sebagai ahli (expert) pada apa yang mereka kerjakan. Manajer yang menggunakan keterampilan teknik, ia bekerja dengan peralatan (work with things). 2. Keterampilan Administratif Keterampilan adminisiratif merupakan kemampuan untuk mengurus, mengatur dan mencatat informasi tentang pelaksanaan dan hasil yang dicapai serta berbagai hambatan – hambatan yang dialami maupun kemampuan mengikuti kebijakan dan prosedur. Hal ini penting



sebagai laporan untuk digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan yang tepat. Manajer yang menggunakan keterampilan administratif bekerja dengan informasi (work with informations). 3. Keterampilan Manusia Keterampilan hubungan manusia (keterampilan interpersonal) adalah kemampuan untuk memahami dan memotivasi orang lain, sebagai individu atau dalam kelompok. Keterampilan hubungan manusia adalah jauh lebih penting daripada keterampilan teknis jika anda ingin menjadi seorang manajer senior dan karena anda dalam mencapai tujuan bekerja dengan dan melalui orang-orang. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan menseleksi personalia, menciptakan dan membina hubungan baik, memahami orang lain, memberi motivasi dan bimbingan, dan mempengaruhi para pekerja, baik secara individual atau kelompok. Ada dua jenis keterampilan hubungan manusia yang harus dipahami manajer yaitu hubungan pribadi dan hubungan antar pribadi. Komunikasi yang baik adalah satu aspek sangat penting dari hubungan interpersonal. Mendengarkan dan akan membantu anda untuk memahami orang dan tanggap terhadap kebutuhan mereka secara lebih efektif. Memahami model komunikasi dasar akan membantu anda meningkatkan keterampilan komunikasi anda. Menggunakan keterampilan hubungan manusia berani bekerja dengan orang (working with people). Sebagai contoh, manajer akuntan menyelia satu kelompok akuntan-akuntan audit. Direktur administrasi memutuskan konflik antara manajer keuangan dan akuntansi. 4. Keterampilan Konseptual Keterampilan konseptual adalah kemampuan mengkoordinasi dan mengintegrasi semua kepentingan – kepentingan dan aktivitas – aktivitas



organisasi



atau



kemampuan



mental



mendapatkan,



menganalisa dan interpretasi informasi yang diterima dari berbagai sumber. Ini mencakup kemampuan melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan, memahami bagimana hubungan antar unit atau bagian secara keseluruhan, memahami bagaimana bagian-bagian tergantung



pada yang lain, dan pengantisipasian bagaimana satu perubahan dalam tiap bagian akan mempengaruhi keseluruhan. Singkatnya, keterampilan konseptual merupakan kemampuan untuk melihat organisasi secara keseluruhan (total organizations. Jika keadaan ini dapat dipahami, maka manajer dapat mengambil tindakan yang ditunjukan untuk kepentingan total organisasi meskipun tindakan tersebut lebih dimaksudkan untuk mengatasi masalah dalam unit organisasi tertentu. Dengan keterampilan konseptual berarti manajer bekerja dengan ide-ide atau pemikiran-pemikiran (working with thinks or ideas) untuk mengembangkan gagasan-gagasan strategis sebagai kunci pemecahan masalah dari tiap hambatan-hambatan organisasional.



Secara



ringkas



dapat



dikemukakan,



bahwa



keterampilan konseptual menunjuk pada kemampuan untuk: a) Melihat organisasi sebagai keseluruhan dan dalam hubungannya dengan lingkungan eksternal. b) Mengerti bagaimana tiap unit dan fungsi organisasi tergantung satu sama lain dan bagaimana perubahan dalam satu unit dapat mempengaruhi unit – unit lain. c) Memahami perbedaan tipe – tipe masalah yang dihadapi oleh masing – masing unit sebagai satu masalah keseluruhan atau organisasional yang berhubungan dengan lingkungan. d) Mengembangkan, sekaligus menggunakan model – model atau kerangka kerja untuk mengelola true-to-life masalah-masalah manajemen. Misalnya, suatu analisis yang dilakukan oleh wakil presiden eksekutif tentang akibat potensial dari penggabungan dengan perusahaan lain. 5. Keterampilan Diagnostik Keterampilan diagnostik berhubungan dengan kemampuan untuk menentukan,



melalui



analisis



dan



pengujian



hakikat



dan



circumtances dari satu kondisi kondisi khusus. Dengan kata lain, keterampilan diagnostik tidak hanya kemampuan mengkhususkan akurasi dari what, tapi juga kemampuan mengembangkan spekulasi-spekulasi tertentu dalam satu situasi "what if". Singkatnya, keterampilan diagnostik dapat dimaknakan sebagai



kemampuan secara cepat mendapatkan sebab yang benar dari satu situasi tertentu melalui satu data yang simpangsiur, observasi dan fakta-fakta. Sebagai contoh, menganalisis kasus tentang employee turnover berarti meningkatnya biaya dihubungkan dengan seleksi, penempatan, pelatihan dan biaya-biaya yang tidak kentara dihubungkan dengan kemungkinan tidak diperolehnya orang yang baik



dan



terampil



dalam



pekerjaan



itu.



Pengantisipasian



perubahan-perubahan perilaku pelanggan yang dilakukan manajer pemasaran merupakan satu contoh keterampilan diagnostik. Jadi keterampilan diagnostik berarti manajer bekerja dengan data BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 STUDI KASUS PERAN MANAJER SDM DI KOTA BATAM Kepemimpinan merupakan aspek yang penting dalam berjalannya sebuah organisasi, dari perusahaan swasta sampai pemerintahan suatu negara, membutuhkan seorang pemimpin. Setiap perusahaan tentunya memiliki konsep masing-masing mengenai apa itu kepemimpinan. Secara garis besar, seorang pemimpin adalah manusia yang memiliki jiwa kepemimpinan, dapat mengelola diri dan lingkungan sekitarnya dengan baik. Sosok manajer selalu lekat dengan identitasnya sebagai pemimpin. Tetapi apa sebenarnya manajer yang baik dan dibutuhkan di Kawasan Industri Panbil dan Kawasan Industri BataMino Batam? Mengapa manajer tidak hanya membutuhkan kepemimpinan, melainkan juga harus memiliki kemampuan dalam berinteraksi sosial? Beberapa perusahaan yang sudah maju di bidang IPTEK cenderung memfokuskan perhatian kepada tenaga mesin dibanding tenaga kerja manusia. Akibatnya hubungan industrial antara manajer dan karyawan bisa menjadi tidak harmonis. Hubungan yang kurang baik dapat menjadi “bom waktu” yang jika sewaktu-waktu meledak dapat merusak atau menurunkan citra perusahaan. Aksi seperti mogok dan demo yang dilakukan



pekerja



dari



waktu



ke



waktu



semakin



meresahkan



setiap



pengusaha/pimpinan. Selain itu, terdapat tantangan kesenjangan komunikasi antara manajer dan bawahannya. Kesenjangan tersebut dapat menyebabkan presepsi yang tidak adil di mata karyawan karena munculnya perbedaan sudut pandang dengan perusahaan.



Maka dari itu, selain manajer yang harus berjiwa kepemimpinan, manajer haruslah seorang yang ramah dan dapat membangun komunikasi antar pekerja dengan baik. Khususnya manajer SDM yang harus mampu menangani permasalahan dan memfasilitasi setiap karyawan sesuai haknya. Forum komunikasi di perusahaan yaitu LKS (Lembaga Kerjasama) Bipartit turut membantu memperlancar komunikasi antara manajer dengan karyawan. Memiliki startegi komunikasi juga merupakan trik jitu perusahaan dalam membangun hubungan industrial. Tidak lupa kelima fungsi manajer lain yang disingkat PORCLeMCO, diharapkan dapat dijalankan oleh manajer. Perencanaan yang menentukan visi, misi, tujuan manajerial didiskusikan dengan pikiran yang rasional. Lalu, pengorganisasian diatur agar para pekerja bekerja sesuai divisi dan tugasnya masig-masing. Kemudian, apabila manajer sudah memiliki jiwa kepemimpinan, lalu sudah menguasai strategi komunikasi, selanjutnya manajer tentu mampu mengelola sumber daya perusahaan dengan baik. Pemotivasian karyawan yang dilakukan manajer dapat memacu karyawan untuk menunjukan kinerjanya yang terbaik. Diakhir fungsi, manajer memiliki kendali atas pekerjaan yang sudah ditugaskan sebelumnya kepada pekerja dan diharapkan dengan menjalankan fungsi sesuai kebutuhan perusahaan, mampu mengasilkan output yang sudah ditargetkan.



DAFTAR PUSTAKA Supriyono, A. dan Akuntan, S.U. 1986. Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis. Yogyakarta:BPFE Yogyakarta. Fatyandri, N. dan Muchsinat, A. (2014). “Pengaruh dan Peran Manajer SDM Terhadap Keharmonisan Hubungan Industrial di Kota Batam”. Jurnal Manajemen. Vol.14(1), hlm. 4-9, diperoleh dari : http:journal.maranatha.edu Rusdiana, A. dan Ghazin A. 2014. Asas Asas Manajemen Berwawasan Global. Bandung:PUSTAKA SETIA Bandung Silalahi, U. 2013. Asas Asas Manajemen. Bandung: PT Refika Aditama