Makalah Manajemen Lintas Budaya Kel 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Developing Global Management Skills (Mengembangkan Keahlian Manajemen Global) Dosen Pengampu : 



Disusun oleh  Kelompok  1 Kelas VI-J Anggota Kelompok : Muhammad Ainul Hikam Secio Putri    Mokhamad Fakhrul H    David Ramadhan    Muda Yulio Putra



 



(201810160311143) (201810160311507) (201810160311536)  (201810160311132)  (201810160311533)



JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2020/2021



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga



dapat



menyelesaikan



makalah



yang



berjudul



DEVELOPING



GLOBAL



MANAGEMENT SKILLS Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.



Malang, 15 Maret 2021



Kelompok 1



i



DAFTAR ISI Contents



KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI



ii



BAB I



1



PENDAHULUAN



1



1.1 Latar Belakang



1



1.2 Rumusan Masalah



1



1.3 Tujuan



1



BAB II



2



KAJIAN PUSTAKA



2



2.1 Traditional views of management



2



2.2 Macam Manajer Global



2



2.3 Rethinking Managerial Roles



4



2.4 Rethinking Managerial skills



5



2.5 Developing Global Management Skills



7



BAB III



8



PENUTUP



8



Kesimpulan



8



DAFTAR PUSTAKA



8



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



Sekarang ini salah satu hal yang dibutuhkan oleh organisasi yaitu wawasan dan cara pandang manajer serta seluruh anggota organisasi untuk berpikir secara global dengan apa yang disebut pemahaman global. Saat ini, manajer harus berpikir untuk mendapatkan peluang global bagi organisasinya yang mana meliputi pemahaman bagaimana mengatasi ancaman global bagi perusahaannya yang tentunya akan mempersusah proses manajemen strategik. Oleh karena itu pemahaman yang lebih luas akan memungkinkan perusahaan untuk siap dan menyesuaikan diri dengan kecenderungan yang sedang berkembang. Tanggung jawab untuk mencapai pemahaman yang global di seluruh dunia adalah di tangan setiap manajer. Organisasi diperkaya dengan keanekaragaman budaya dimana manajer harus memiliki komitmen terhadap pengadaan pengetahuan, keterampilan yang sesuai untuk mengelola seluruh anggotanya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pandangan umum mengenai manajemen dalam lingkup global ?



2. Macam-macam manajer global seperti apa saja ?



3. Bagaimana peran seorang manager ?



4. Bagaimana keterampilan manajer ?



5. Bagaimana keterampilan didalam manajemen ? 1



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pandang manajemen secara umum dalam lingkup global 2. Untuk mengetahui macam manajer global 3. Untu mengetahui peran manajer 4. Untuk mengetahui keterampilan manajer 5. Untuk mengetahui keterampilan manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Traditional views of management Manajemen di dalam organisasi melibatkan koordinasi dan kontrol orang, material serta proses untuk mencapai tujuan organisasi tertentu seefisien dan seefektif mungkin.



Pengertian manajemen menurut beberapa ahli:



1. Menurut Claude George, baik konsep maupun profesi manajemen bukanlah hal baru; memang, mereka secara luas dianggap sebagai pilar utama masyarakat yang terorganisir dalam menyelesaikan berbagai hal melalui upaya terkoordinasi.



2. Menurut Frederick Taylor, telah lama menekankan produksi atau manajemen operasi dan kebutuhan untuk menyusun pekerjaan, orang, dan sistem insentif dengan cara yang memaksimalkan kinerja.



2



3. Menurut Henri Fayol, menekankan pentingnya “prinsip-prinsip” terstandardisasi manajemen yang termasuk pembagian kerja, kesatuan komando, kesatuan arah, serta subordinasi kepentingan individu pada kepentingan umum



4. Jerman Max Weber menekankan secara ekstensif tentang bagaimana organisasi mengatur dan beroperasi pada kegiatan yang dilakukan



2.2 Macam Manajer Global Manajer global sebagai seorang yang bekerja dengan atau melalui orang-orang melintasi batas negara untuk mencapai tujuan perusahaan global. Manajer global wajib berbeda dari manajer tradisional. Dimana mereka harus memiliki pandangan dunia, bukan pandangan nasional, mereka harus memahami perbedaan budaya dan cara menavigasi perbedaan tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan; mereka harus mendapatkan kemitraan, bukan dominasi; dan, yang terpenting, mereka harus memiliki kompetensi serta kepercayaan diri untuk bekerja dengan kolega dan mitra dari seluruh dunia.



Manajer global dibagi dalam 3 kategori yaitu ekspatriates, frequent flyer, manajer virtual:



1. Ekspatriat



3



Biasanya membutuhkan pengetahuan mendalam tentang negara atau wilayah tertentu.



2. Requent flyer



Lebih sering membutuhkan pengetahuan luas tentang perbedaan budaya serta proses budaya secara umum.



3. Manajer virtual



Sebagian besar bekerja melalui komputer dan teknologi informasi dan yang pada dasarnya mengelilingi di dunia maya untuk mencapai hasil mereka. Teknologi komunikasi yang sama membuat globalisasi menjadi kenyataan serta mengubah sifat pekerjaan juga memengaruhi kehidupan dan kebiasaan kerja global para manajer.



Miopia Manajemen Global:



1. Miopia Regional, dimana biasanya hal ini terjadi pada Ekspatriat, mereka mengalami risiko miopia regional yang sangat nyata, di mana negara atau wilayah tempat mereka bekerja membayangi seluruh dunia. Meskipun ini persepsi mungkin mempunyai sisi positif dalam hal fokus yang tulus pada satu negara atau persepsi wilayah serta peluang dan kebutuhannya,juga berisiko kehilangan pandangan mengenai gambaran besar yang dihadapi perusahaan.



2. Miopia Global, biasanya terjadi pada Frequen Flyer sering kali rentan mengalami global



miopia, di mana mereka sangat fokus pada keterkaitan global sehingga mereka melupakan tantangan serta peluang lokal yang menjadi landasan kesuksesan perusahaan.



4



3. Miopia Teknologi, Sering terjadi pada manajer virtual. mereka mengambil risiko terbawa arus dengan teknologi canggih mereka, sehingga mereka melupakan wajah orang-orang yang secara kolektif membentuk perusahaan.



2.3 Rethinking Managerial Roles Pada masa ini, organisasi banyak sekali mengalami perubahan, yang semula berfokus pada pelayanan lokal menjadi organisasi yang dapat berkompetisi di dunia internasional, berpola pikir bisnis dan berperilaku sesuai permintaan pasar global. Contohnya saja, perjanjian dagang AAFTA (ASEAN Free Trade Area) 2003, yang disepakati negara-negara ASEAN, menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi ekonomi dan bisnis yang dialami Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Kompetisi telah berkembang semakin ketat. Hanya organisasi atau negara yang unggul, efisien, memiliki akses, dan menguasai jaringan (networking) yang dapat bersaing dan mampu bertahan. Keadaan ini tentu saja mencemaskan kita semua karena daya saing dan keterbukaan ekonomi Indonesia masih rendah. Dalam hal ini Indonesia harus terus berbenah diri agar tidak kalah bersaing dengan negara lain. Di dalam setiap persaingan, pelaku bisnis tidak hanya perlu kekuatan dan kelemahan dirinya, melainkan juga harus dapat memanfaatkan peluang serta mampu mengatasi ancaman yang datang. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan daya saing dan kesuksesan, maka hanya perusahaan yang sudah mengetahui posisi (positioning) kualitas dirinya yang akan mampu tetap aksis di kancah persaingan AFTA. Salah satu unit pelaku bisnis yang harus memiliki daya saing adalah manajer, yaitu seseorang yang bertugas mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya tersebut meliputi manusia, bahan baku, modal, peralatan atau 5



mesin, metode atau kepemimpinan, serta informasi. Sumber daya ini harus dapat dikelola dengan baik agar nilai perusahaan terus meningkat. Manajer harus mengetahui seberapa ketat tingkat persaingan perusahaannya. Semakin ketat tingkat persaingan, berarti manajer harus semakin cermat dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan. Penggunaan sumber daya haruslah efisien dan dapat berkesinambungan. Dalam kondisi lingkungan bisnis yang cepat berubah, perusahaan semakin dituntut untuk lebih fleksibel sehingga dapat beradaptasi dalam waktu yang relatif cepat terhadap perubahan. Bentuk perusahaan seperti ini berakibat pada pemilihan sosok manajer yang sesuai dengan kondisi persaingan yang sangat ketat. Oleh karena itu manajer yang diharapkan adalah manajer yang mempunyai karakteristik fleksibel, yaitu memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan mampu memanfaatkan sumber daya yang efisien. Di samping itu juga mereka harus memiliki wawasan global serta menguasai proses decision making, interpersonal relation, dan global setting. Itu berarti seorang manajer saat ini harus memiliki peran sebagai interpersonal roles (kepemimpinan komunikasi), informational roles (pengawas, pengendali, penyerap, dan penyebar informasi), dan decision roles (entrepreneur, menangani perubahan, alokasi sumber daya, negosiator). Informasi menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis saat ini. Para manajer harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan informasi. Manajer era globalisasi harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menjadikannya sebagai solusi daya saing bagi bisnisnya karena sudah terbukti bahwa bisnis yang dikelola dengan memanfaatkan teknologi informasi akan memiliki daya yang dikelola dengan memanfaatkan teknologi informasi akan memiliki daya saing yang handal. Wall Mart, DHL, dan Singapore Airlines adalah contoh perusahaan yang dikelola dengan berbasis teknologi informasi.



6



2.4 Rethinking Managerial skills Menjadi manajer global merupakan hasil dari suatu proses, jalur karier yang mengalir melalui berbagai tugas dan budaya. Seorang manajer kerap menghadapi budaya yang penting. Dimana budaya yang berbeda memiliki harapan, gaya komunikasi, sikap dan asumsi yang berbeda tentang praktik manajemen. Kemampuan untuk menangani perbedaan-perbedaan ini dengan cara-cara yang tepat dan efektif dikenal dengan banyak nama, seperti disebutkan sebelumnya, tetapi kami menyebutnya sebagai kompetensi multikultural.



Manajer yang memiliki kompetensi multikultural memiliki komitmen terhadap kesadaran,



keberagaman,



serta



menghargai



keberagaman



itu



sendiri.



Cara



mengidentifikasi kompetensi multikultural khusus untuk global manajer:



1. Pandangan kosmopolitan.



Dimana manajer global yang sukses cenderung cukup fleksibel untuk beroperasi dengan nyaman di lingkungan budaya yang berbeda. Mereka dapat memahami kualitas, paradoks, dan kontradiksi yang sering menjadi ciri global lingkungan bisnis



2. Keterampilan komunikasi antar budaya.



Dimana manajer global yang sukses biasanya dapat memahami setidaknya satu bahasa asing dan tentu saja memahami dan menghargai kompleksitas interaksi dengan orangorang dari budaya lain. Mereka memahami bagaimana mendengarkan dan juga berbicara, dan bagaimana menafsirkan konteks pesan serta isinya. 7



3. Kepekaan budaya.



Dimana manajer global yang sukses telah belajar menghargai budaya, Perbedaan dan menggunakan pengalaman dalam nasional, regional, dan organisasi yang berbeda untuk membangun hubungan dengan orang-orang yang memiliki budaya beragam. Membangun hubungan sangatlah penting



4. Keterampilan akulturasi yang cepat.



Dimana manajer global yang sukses dapat memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan yang asing dan berbeda.



5. Gaya manajemen yang fleksibel.



Dimana manajer global yang sukses dapat memahami bagaimana nasional budaya dan institusi sosial mempengaruhi proses manajemen. Mereka memahami,misalnya, bahwa kontrak yang ditandatangani dapat memiliki arti yang berbeda di tempat yang berbeda



6. Sinergi budaya.



Dimana manajer global yang sukses dapat memahami bagaimana membangun lintas tim budaya dan memanfaatkan keanekaragaman budaya untuk kepentingan organisasi. Mereka memahami pentingnya membangun dan menggunakan jaringan global.



2.5 Developing Global Management Skills Menurut teori pembelajaran eksperiensial, pembelajaran individu terjadi dalam empat tahap yang secara kolektif dan interaktif bertujuan untuk mengumpulkan dan



8



mentransformasikan



pengetahuan:pengalaman



konkret,



observasi



reflektif,



konseptualisasi abstrak, dan eksperimen aktif. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan manajer global harus memasukkan empat variabel dalam beberapa bentuk dinamika interaktif :



(1) pengalaman aktual kami di lapangan



(2) cara kami mencoba memahami, menafsirkan, dan menganalisis pengalaman ini



(3) teori yang digunakan, atau rencana tindakan, kami mengembangkan tindakan di masa depan berdasarkan kami analisis



(4) upaya yang kami lakukan untuk mencoba strategi perilaku baru.



9



BAB III PENUTUP Kesimpulan Tantangan kompetitif seperti globalisasi, maupun teknologi yang semakin canggih dan modal intelektual ini menuntut organisasi untuk memiliki perspektif global. Perspektif global ini terdiri dari pemahaman global itu sendiri, pengetahuan dan keterampilan. Pemahaman Global akan membuat seorang manajer ataupun individu dalam organisasi lebih mampu dan efektif. Tantangannya adalah bagaimana organisasi menciptakan sebuah lingkungan yang tepat demi menggerakkan manajer dan anggota organisasi untuk berprespektif secara global. Mengelola pemahaman global adalah syarat 10



mutlak bagi organisasi agar mampu memiliki pemahaman yang lebih luas sebagai basis untuk bersaing secara global dan juga mampu untuk mengelola pengetahuan yang didalamnya termasuk mengelola proses transfer manajemen pengetahuan dari luar sehingga organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan global serta mendapatkan keunggulan.



DAFTAR PUSTAKA



Steers, R. M., Sánchez-Runde, C., & Nardon, L. (2010). Management across cultures: Challenges and strategies. Cambridge: Cambridge University Press.



11