Makalah Masa Depan Kesehatan Masyarakat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal diselenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.



B. Rumusan Masalah 1.



Defenisi Kesehatan Masyarakat



2.



Sejarah Kesehatan Masyarakat



3.



Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat



4.



Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat



5.



Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia



1



BAB II PEMBAHASAN



A. SEKELUMIT SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik. Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai istrinya, juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan sebagai berikut: 1) Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit) setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. 2) Higeia mengajarkan kepada pengikutnya ddalam pendekatan masalah kesehatan melalui ‘hidup seimbang’, yaitu menghindari makanan/minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit, Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan.pembedahan.



2



B. KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda abad ke-16. Kesehatan



masyarakat di Indonesia pada



waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk di Indonesia tahun 1927, dan tahun 1837 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia, kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia. Sehingga berasal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Namun demikian di bidang kesehatan masyarakat yang lain, pada tahun 1807 pada waktu pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka penurunan angka kematian bayi yang tinggi pada waktu itu. Akan tetapi upaya ini tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih kebinaan, kemudian baru pada tahun 1930 dimulai lagi dengan didaftarnya para dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Selanjutnya baru pada tahun 1952 pada zaman kemerdekaan pelatihan secara cermat dukun bayi tersebut dilaksanakan lagi. Pada tahun 1851 sekolah dokter jawa didirikan oleh dr. Bosch, kepalan pelayanan kesehatan sipil dan militer, dan dokter Bleeker di Indonesia. Sekolah ini terkenal dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) atau sekolah untuk pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang kedua di Surabaya dengan nama NIAS (Nederland Indische Arsten



3



School). Pada tahun 1927 Stovia berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya Universitas Indonesia tahun 1947 berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kedua sekolah dokter tersebut mempunyai andil yang sangat besar dalam menghasilkan tenaga dokter yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia. Pada bulan November 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat Indonesia. Pada waktu itu dibahas konsep puskesmas yang dibawakan oleh dr. Achmad Dipodilogo, yang mengacu kepada konsep Bandung dan Proyek Bekasi. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem puskesmas yang terdiri dari tipe A, B, dan C. Dengan menggunakan hasil-hasil seminar tersebut. Departemen Kesehahtan menyiapkan rencana induk pelayanan kesehatan terpadu di Indonesia. Akhirnya pada tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerntah (Departemen Kesehatan) menjadi pusat pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan dikota madya atau kabupaten. Kegiatan pokok puskesmas mencakup: 1)



Kesehatan ibu dan anak



2)



Keluarga berencana



4



3)



Gizi



4)



Kesehatan lingkungan



5)



Pencegahan penyakit menular



6)



Penyuluhan kesehatan masyarakat



7)



Pengobatan



8)



Perawatan kesehatan masyarakat



9)



Usaha kesehatan gizi



10) Usaha kesehatan sekolah 11) Usaha kesehatan jiwa 12) Laboratorium 13) Pencatatan dan pelaporan.



C. DEFINISI KESEHATAN MASYARAKAT Sudah banyak ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masayarakat. Secara kronologis batasan-batasan kesehahtan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas seperti berikut ini. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakt. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat



5



melalui perbaikan



sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui



imunisasi.



D. RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT Seperti disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai ilmu, kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu bio-medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasri ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup: ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya. Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain: a) Epidemiologi b) Biostatistik/statistik kesehatan c) Kesehatan lingkungan d) Pendidikan kesehahtan dan ilmun perilaku e) Administrasi kesehatan masyarakat f)



Gizi masyarakat



g) Kesehatan kerja.



6



Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai bentanngan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya: pembebrsihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah dan air limbah, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan sarang nyamuk, lalat, kecoa, dan sebagainya. Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehahtan masyarakat antara lain: a)



Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.



b)



Perbaikan sanitasi lingkungan.



c)



Perbaikan lingkungan pemukiman.



d)



Pemberantasan vektor.



e)



Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat.



f)



Pelayanan kesehatan ibu dan anak.



g)



Pembinaan gizi masyarakat.



h)



Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.



i)



Pengawasan obat dan minuman.



j)



Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.



7



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sudah banyak ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat. Secara kronologis batasanbatasan kesehatan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit samapi batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas seperti berikut ini. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni.



8



DAFTAR PUSTAKA



Elmi, Bachrul. 2002. Keuangan pemerintah Daerah otonom di Indonesia. Jakarta: UI-Press. Utami, Sri Tjahyani Budi, 2003. Modul Mata Pencemaran Udara dan Kesehatan. Depok: FKM-UI. Yanuarta, Hendra. 2002. Skripsi: Kesiapan Pembiayaan Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Barat pada Pelaksanaan Otonomi Daerah. Depok: FKM-UI (S. 2562). Yurisca, Ariend. 2002. Skripsi: Pola Pembiayaan Kesehatan OKI Jakarta Setelah Otonomi Daerah. Depok: FKM-UI (S. 2586).



9



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, selayaknya segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah SWT. Dzat yang hanya kepadanya kita meminta tolong dan meminta ampunan. Kita berlindung hanya kepada-Nya dari buruknya jiwa dan kejelekan amal perbuatan kita. Siapa saja orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada satu pun yang dapat menyesatkannya. Ahlamdulillah, penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang diberi judul “Masa Depan Kesehatan dalam Masyarakat”. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan, arahan, dan motivasi yang senantiasa diberikan selama ini, dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan segenap ucapan terima kasih . Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb. Panyabungan,



Penulis



i 10



2018



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................



i



DAFTAR ISI ...................................................................................................



ii



BAB I



PENDAHULUAN ........................................................................



1



A. Latar Belakang ........................................................................



1



B. Rumusan Masalah ...................................................................



1



BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................



2



A. Sekelumit sejarah kesehatan masyarakat ................................



2



B. Kesehatan masyarakat di indonesia ........................................



3



C. Definisi kesehatan masyarakat ................................................



5



D. Ruang lingkup kesehatan masyarakat .....................................



6



BAB III PENUTUP ....................................................................................



8



A. Kesimpulan .............................................................................



8



DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................



9



ii 11



12