Makalah Meningitis [PDF]

  • Author / Uploaded
  • pipit
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MENINGITIS



DI SUSUN OLEH : TINGKAT IIB KELOMPOK 6



1. ARUN FAHIAN FAHARUZIN



(P07120419040)



2. NUR AINI MUFIDA



(P07120419057)



3. WAFIQ AZIZAH



(P07120419069)



KEMENTRIAN KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROFESI TAHUN AJARAN 2020/2021 1



KATA PENGANTAR Assalamualikum. Wr. Wb. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa mennyelesaikan makalah yang berjudul “MENINGITIS” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan refrensi bagi kita sehingga lebih mengetahui tentang teknik dokumentasi keperawatan. Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum, khususnya pada kelompok kami dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan semestinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Wassalamualaikum. Wr. Wb.



Mataram, 22 Maret 2021



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 A. LATAR BELAKANG.................................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1 C. TUJUAN......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3 A. Pengertian Meningitis......................................................................3 B. Klasigikasi.......................................................................................3 C. Penyebab..........................................................................................4 D. Patofisiologi.....................................................................................4 E. Pathway............................................................................................5 F. Tanda dan gejala..............................................................................7 G. Respon tubuh terhadap perubahan...................................................7 H. Penatalaksanaan............................................................................... BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...................................................9 1. Pengkajian .......................................................................................9 2. Diagnosa Keperawatan....................................................................11 3. Intervensi Keperawatan...................................................................12 4. Implementasi Keperawatan..............................................................14 5. Evaluasi............................................................................................14 BAB IV PENUTUP.................................................................................................16 A. KESIMPULAN............................................................................................16 B. SARAN........................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................17



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningitis adalah radang pada meningen (selaput) yang mengelilingi otak dan medula spinalis(Muttaqin, 2008). Meningitis dapat menyerang semua kelompok umur, meskipun pada kenyataannya kelompok umur yang paling rawan terkena penyakit ini adalah anak- anak usia balita dan orang tua (Andareto, 2015). Insidens 90 % dari semua kasus meningitis bakterial terjadi pada anak yang berusia kurang dari 5 tahun, insiden puncak terdapat pada rentang usia 6 sampai 12 bulan. Rentang usia dengan angka morbiditas tertinggi adalah dari lahir sampai 4 tahun(Betz & Sowden, 2009). Meningitis dianggap sebagai darurat medis yang perlu di kenali dan di obati secara dini untuk mencegah kerusakan neurologis.Disorientasi dan gangguan memori juga sering terjadi saat penyakit berlanjut, pasien dapat mengalami letargi, tidak responif dan koma.Selain itu kejang juga dapat terjadi yang merupakan akibat dari area iritabilitas di otak.ICP (Intracranial Pressure) meningkat akibat perluasan pembengkakan di otak atau hidrosefalus.Tanda awal peningkatan ICP mencakup penurunan tingkat kesadaran dan defisit motorik lokal. Pengetahuan dari orang tua sangat penting untuk mengenali gejala awal meningitis sehingga anak mendapatkan pengobatan sesegera mungkin dan terhindar dari komplikasi yang lebih parah. Anak dengan meningitis bakteri akut mengalami hilang pendengaran (0,5-6,9% tipe sensorineural permanen dan 10,5% reversibel) yang banyak terjadi pada anak yang telah sakit selama 24 jam (Anurogo, 2014). Infeksi fulminan akut terjadi pada sekitar 10 % pasien meningitis meningokokus



yang



memunculkan



tanda-tanda



septikemia



yang



berlebihan.Awitan demam tinggi, lesi purpurik ekstensif (di wajah dan ekstremitas), syok dan tanda koagulasi intravaskular diseminata (DIC)terjadi



4



secara mendadak, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam setelah awitan infeksi (Brunner & Suddart 2013). B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Meningitis? 2. Apa saja klasifikasi Meningitis? 3. Apa penyebab Meningitus? 4. Bagaimana patofisiologi Meningitis? 5. Apa saja tanda dan gejala Meningitis? 6. Bagaimana respon tubuh terhadap perubahan? 7. Bagaimana penatalaksana Meningitis? 8. Bagaimana pencegahan Meningitis? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian Meningitis 2. Mengetahui klasifikasi Meningitis 3. Mengetahui penyebab Meningitis 4. Mengetahui patofisiologi Meningitis 5. Mengetahui tanda dan gejala Meningitis 6. Mengetahui respon tubuh terhadap perubahan 7. Mengetahui tanda dan gejala Meningitis 8. Mengetahui cara mencegah Meningitis



5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Meningitis adalah radang pada meningen (selaput) yang mengelilingi otak dan medula spinalis (Muttaqin, 2008). Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Yuliani, 2010). Infeksi meningeal biasanya muncul melalui aliran darah akibat infeksi lain (selulitis) atau melalui perluasan langsung (setelah cedera traumatik pada tulang wajah). Meningitis bakterial atau meningokokal juga muncul sebagai infeksi oportunis pada pasien AIDS dan sebagai komplikasi dari penyakit limfe (Brunner & Suddart, 2013). B. Klasifikasi Menurut Muttaqin (2008), meningitis di klasifikasikan sesuai dengan faktor penyebabnya antara lain terdiri dari meningitis asepsis, sepsis dan tuberkulosa. a. Asepsis Meningitis asepsis mengacu pada salah satu meningitis virus.Meningitis ini biasanya di sebabkan berbagai jenis penyakit yang di sebabkan virus seperti gondongan, herpes simpleks dan herpes zooster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak di temukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh korteks serebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respons dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat. b. Sepsis/ Meningitis Purulenta



6



Meningitis sepsis merupakan meningitis yang di sebabkan oleh organisme bakteri. Penyebab meningitis bakteri akut yaitu Neisseriameningitidis (meningitis meningokokus), streptococus pneumoniae (pada dewasa), dan haemophilus influenzae(pada anak-anak dan dewasa muda). c. Tuberkulosa Meningitis tuberculosa di sebabkan oleh basilus tuberkel.Menurut Rich & McCoredck, Meningitis tuberkulosa terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis primer, biasanya dari paru. Meningitis terjadi bukan karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen, tetapi biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam



rongga



perkontinuitatum pemeriksaan



arachnoid. dari



histologis,



Kadang



mastoiditis



dapat



atau



meningitis



juga



terjadi



spondilitis.



tuberkulosa



Pada



ternyata



merupakan meningoensefalitis. (Ngastiyah, 2012) C. Penyebab Meningitis merupakan akibat dari komplikasi penyakit lain atau kuman secara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya pada penyakit faringotonsilitis, pneumonia, bronkopneumonia, endokarditis dan dapat pula sebagai perluasan kontinuitatum dari peradangan organ/jaringan di dekat selaput otak, misalnya abses otak, otitis media, mastoiditis, trombosis sinus kavernosus dan lain-lain (Ngastiyah, 2012). Penyebab meningitis adalah sebagai berikut : a. Bakteri Sebagian besar kasus meningitis pada neonatus disebabkan oleh flora dalam saluran genitalia ibu. Streptokokkus grup B danEscherichia collimerupakan patogen yang sangat penting bagi kelompok usia ini. Pada anak berusia 6 bulan atau lebih haemophilus influenzae dan streptococcus pneumoniae merupakan



7



penyebab tersering. Selain itu meningitis juga di sebabkan mycobacterium tuberculosa yang berawal dari penyakit TBC. b. Virus: echovirus, coxsackie virus, virus gondongan dan virus imunodefisiensi manusia (HIV). c. Faktor maternal: ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan. d. Faktor



imunologi:



defesiensi



mekanisme



imun,



defesiensi



imunoglobin dan anak yang mendapat obat-obatan imunosupresi. e. Anak dengan kelainan sistem saraf pusat , pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persarafan (Suriadi & Yuliani, 2010). D. Patofisiologi Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinalis



yang



dapat



menyebabkan



obstruksi,



selanjutnya



terjadi



hidrosefalus dan peningkatan tekanan intra kranial. Efek patologi dari peradangan tersebut adalah hiperemi pada meningen, edema dan eksudasi yang menyebabkan peningkatan intrakranial.Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier.Masuknya organisme dapat melalui trauma, penetrasi prosedur pembedahan, pecahnya abses serebral atau kelainan sistem saraf pusat. Otorrhea atau rhinorhea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis, dimana terjadi hubungan antara Cerebral



spinal



fluid (CSF) dan dunia luar.Masuknya mikroorganisme kesusunan saraf pusat melalui ruang sub arachnoid dan menimbulkan respon peradangan pada via, arachnoid, CSF dan ventrikel, dari reaksi radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel, edema dan skar jaringan sekeliling ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan Hidrosefalus.



8



Meningitis bakteri; netrofil,monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel respon radang. Eksudet terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang di bentuk di ruang sub arachnoid. Penumpukan pada CSF akan bertambah dan mengganggu aliran CSF di sekitar otak dan medula spinalis. Terjadi vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah dapat menimbulkan ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah dan jaringan otak yang berakibat menjadi infarctCSF (Suriadi & Yuliani, 2010).



9



E. Pathway



F. Tanda dan Gejala Menurut Wong, dkk (2010), manifestasi klinis meningitis antara lain:



10



a. Meningitis bakteri 1) Neonatus: tanda-tanda Spesifik a) Sangat sulit menegakkan diagnosis b) Manifestasi penyakit samar dan tidak spesifik c) Pada saat lahir terlihat sehat tetapi dalam beberapa hari mulai terlihat dan menunjukkan perilaku yang buruk d) Menolak pemberian susu/makan e) Kemampuan menghisap buruk f) Diare g) Tonus otot buruk h) Penurunan gerakan i) Fontanela yang penuh, tegang dan menonjol dapat terlihat pada akhir perjalanan penyakit j) Leher biasanya lemas (supel) 2) Neonatus: tanda-tanda non spesifik a) Hipotermia atau demam (tergantung maturitas bayi) b) Ikterus c) Iritabilitas d) Mengantuk e) Kejang f) Pernapasan ireguler atau apnea g) Sianosis h) Penurunan berat badan 3) Bayi dan anak yang masih kecil a) Demam b) Pemberian makan buruk c) Vomitus d) Iritabilitas yang nyata e) Serangan kejang ( sering di sertai dengan tangisan bernada tinggi)



11



f) Fontanela menonjol g) Kaku kuduk dapat terjadi atau tidak terjadi h) Tanda brudzinski dan kernig tidak membantu dalam penegakan diagnosis 4) Anak-anak dan remaja a) Demam b) Menggigil c) Sakit kepala d) Vomitus e) Perubahan sensorik f) Kejang g) Iritabilitas h) Agitasi i) Dapat terjadi fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif, mengantuk, stupor, koma dan kaku kuduk j) Dapat berlanjut menjadi opistotonus k) Tanda kernig dan brudzinski positif l) Ruam ptikie atau purpurik (infeksi meningokokus), khusus nya jika disertai dengan keadaan mirip syok m) Telinga



mengeluarkan



sekret



yang



kronis



(meningitis



pneumokokus). b. Meningitis non bakteri (Aseptik) Awitan meningitis aseptik bisa bersifat mendadak atau bertahap. Manifestasi awal adalah sakit kepala, demam, malaise, gejala gastrointestinal, dan tanda-tanda iritasi meningen yang timbul satu atau dua hari setelah awitan penyakit. Nyeri abdomen, mual dan muntah merupakan gejala yang sering ditemukan; nyeri punggung dan tungkai, tukak tenggorokan serta nyeri dada kadang-kadang di jumpai dan dapat terjadi ruam mukulopapular. Biasanya semua gejala ini menghilang secara spontan dan cepat. Anak



12



akan sembuh dalam waktu 3 sampai 10 hari tanpa dampak yang tersisa. Gambaran klinis pada meningitis tuberkulosa : Gejala awal biasanya di dahului oleh stadium prodromal berupa iritasi selaput otak.Meningitis biasanya mulai perlahan –lahan tanpa panas atau terdapat kenaikan suhu yang ringan saja.Sering di jumpai anak mudah terangsang atau menjadi apatis dantidur nya sering terganggu.Anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, anoreksia, obstipasi dan muntah juga sering di jumpai. Stadium transisi gejala lebih berat dan gejala ransangan meningeal mulai nyata, kaku kuduk, seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul opistotonus.Refleks tendon menjadi lebih tinggi, ubun-ubun menonjol dan umumnya juga terdapat kelumpuhan urat saraf mata sehingga timbul gejala strabismus dan mistagismus. Suhu tubuh menjadi lebih tinggi dan kesadaran lebih menurun hingga timbul stupor.Stadium terminal berupa kelumpuhan, koma menjadi lebih dalam, pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali. Nadi dan pernapasan menjadi tidak teratur, sering terjadi pernapasan cheyne Stokes.Hiperpireksia timbul dan anak meninggal tanpa kesadarannya pulih kembali. Tiga stadium tersebut biasanya tidak mempunyai batas yang jelas antara satu dengan stadium lainya, namun jika tidak di obati umumnya berlangung 3 minggu sebelum anak meninggal (Ngastiyah, 2012) G. Respon tubuh terhadap perubahan a. Sistem Pernapasan Pada anak dengan meningitis laju metabolisme akan meningkat, sebagai kompensasi tubuh pernapasan akan mengalami peningkatan pula sehingga anak tampak pucat sampai kebiruan terutama pada jaringan perifer. Pasien meningitis sering terjadi peningkatan TIK yang dapat menyebabkan terjadinya koma.



13



Pasien koma pernapasannya sering cheyne-Stokes sehingga terdapat gangguan kebutuhan O2 (Brunner & Suddart, 2013). b. Sistem Thermogulasi Masuknya Exogenus dan virogenus ke selaput otak



akan menstimulasi



sel host inflamasi.hipotalamus



akan



menghasilkan “set poin”. Demam terjadi karena adanya gangguan pada “set poin”. Mekanisme tubuh secara fisiologis pada anak dengan meningitis mengalami vasokontriksi perifer sehingga suhu tubuh meningkat. (Suriadi & Yuliani, 2010). c. Sistem Neurologis Kurangnya suplai oksigen ke otak akan menyebabkam iskemik jaringan otak, bila tidak diatasi segera akan menyebabkan hipertrofi pada jaringan otak yang beresiko pada abses serebri. Keluhan yang muncul pada anak meningitis adalah kejang atau bahkan penurunan kesadaran serta positifnya pemeriksaan ransangan meningeal pada anak (Muttaqin, 2008). H. Penatalaksana a. Penatalaksanaan Medis 1) Meningitis purulenta a) Pemberian



cairan



secara



intravena



untuk



menghindari



kekurangan cairan/elektrolit akibat muntah-muntah atau diare. b) Bila pasien masuk dalam keadaan status konvulsivus, diberikan diazepam 0,5 mg/kg BB/ kali intravena, dan dapat di ulang dengan dosis yang sama 15 menit kemudian. Bila kejang belum berhenti, ulangan pemberian diazepam berikutnya (yang ketiga kali) dengan dosis yang sama diberikan secara intramuskular. c) Setelah kejang dapat di atasi, diberikan fenobarbital dosis awal untuk neonatus 30 mg, anak kurang dari 1 tahun 50 mg dan di atas 1 tahun 75 mg. Selanjutnya untuk pengobatan rumat



14



diberikan fenobarbital dengan dosis 8-9 mg/kg BB/hari di bagi dalam 2 dosis, diberikan selama 2 hari. d) Berikan ampisisilin intravena sebanyak 400 mg/kg BB/ hari di bagi dalam 6 dosis di tambah kloramfenikol 100 mg/ Kg BB/hari intravena dibagi dalam 4 dosis . Pada hari ke-10 pengobatan di lakukan pungsi lumbal ulangan dan bila ternyata menunjukkan hasil yang normal pengobatan tersebut di lanjutkan 2 hari lagi. Tetapi jika masih belum normal pengobatan di lanjutkan dengan obat yang sama seperti di atas atau di ganti dengan obat yang sesuai dengan hasil biakan dan uji resisten kuman. 2) Dasar pengobatan meningitis



tuberkulosa ialah pemberian



kombinasi obat antituberkulosis dan di tambahkan dengan kortikosteroid, pengobatan sitomatik bila terdapat kejang, koreksi dehidrasi akibat masukan makanan yang kurang atau muntah dan fisioterapi. Umumnya di pakai kombinasi streptomisin, PAS dan INH. Bila ada resisten terhadap salah satu obat tersebut maka dapat digantikan dengan reserve drugs. Streptomisin di berikan dengan dosis 30-50 mg/kg BB/hari selama 3 bulan atau jika perlu di teruskan 2 kali seminggu selama 2-3 bulan lagi sampai likuor serebrospinalis menjadi normal. PAS dan INH di teruskan paling sedikit sampai 2 tahun. Kortikostreoid biasanya di berikan berupa prednison dengan dosis 2-3 mg/kg BB/hari (dosis minimum 20 mg/ hari) dibagi 3 dosis selama 2-4 minggu, kemudian di turunkan 1 mg/kg BB/hari setiap 1-2 minggu. Pemberian kortikosteroid seluruhnya selama 3 bulan dan dihentikan bertahap untuk menghindarkan terjadinya rebound phenomenon. b. Penatalaksanaan Keperawatan Masalah yang perlu diperhatikan pada pasien dengan meningitis adalah gangguan kesadaran, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa



15



aman dan nyaman serta kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit. 1) Gangguan kesadaran Pasien meningitis yang mengalami koma memerlukan pengawasan tanda-tanda vital secara cermat karena pernapasannya sering cheyne-Stokes sehingg terdapat gangguan O2. Untuk membantu pemasukan O2perlu diberikan oksigen yaitu 1-2 liter/ menit. Selain itu pasien koma juga mengalami inkontinensia urine maka perlu di pasang penampung urine. Kebersihan kulit perlu di perhatiakn terutama sekitar genitalia dan bagian tubuh yang tertekan. Oleh karena itu jika akan memasang kateter urine harus konsultasi dahulu dengan dokter. Buat catatan khusus jika belum ada catatan perawatan untuk mencatat hasil observasi pasien. 2) Resiko terjadi komplikasi Dehidrasi asidosis dapat terjadi pada pasien, oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan pasien perlu dilakukan pemasangan sonde tetapi untuk kebutuhan elektroloit tidak akan cukup. Bila terjadi dehidrasi cairan yang di berikan biasanya glukosa 10 % dan NACl 0,9% dalam perbandingan 3:1. Pengawasan tetesan perlu dilakukan secara cermat dan setiap mengganti cairan harus dicatat pada pukul berapa agar mudah diketahui untuk memperhitungkan kecukupan cairan atau tidak. Pengaturan posisi pada pasien juga perlu di perhatikan, teutama pada pasien dengan penurunan kesadaran. Ubahlah sikap berbaringnya setiap tiga jam, sekali-sekali lakukan gerakan padasendi-sendi dengan menekuk/meluruskan kaki –tangan tetapi usahakan agar kepala tidak ikut terangkat (bergerak). 3) Gangguan rasa aman dan nyaman Gangguan aman dan nyaman perlu diperhatikan dengan selalu bersikap lembut (jangan berpikir bahwa pasien koma tidak akan tahu). Salah satu kesalahan yang sering terjadi ialah membaringkan pasien tersebut menghadap



16



cahaya matahari, sedangkan pasien koma matanya selalu terbuka. Untuk menghindarkan silau yang terus menerus jangan baringkan pasien kearah jendela. Untuk pasien yang akan melakukan tindakan, ajak lah pasien berbicara sewaktu melakukan tindakan tersebut walaupun pasien tidak sadar (Ngastiyah, 2012). 4) Penatalaksanaan kejang a) Airway 1. Baringkan pasien ditempat yang rata, kepala dimiringkan dan pasangkan sudip lidah yang telah dibungkus kasa atau bila ada guedel lebih baik. 2. Singkirkan benda-benda yang ada disekitar pasien, lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan 3. berikan O2 boleh sampai 4 L/ mnt. b) Breathing 1. Isap lendir sampai bersih c) Circulation 1. Bila suhu tinggi lakukan kompres hangat secara intensif. 2. Setelah pasien bangun dan sadar berikan minum hangat (berbeda dengan pasien tetanus yang jika kejang tetap sadar). I. Pencegahan Meningitis Imunisasi dini dapat mencegah agar anak dalam keluarga tidak mengalami kematian yang tragis.Perawat memainkan peran yang signifikan dalam memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai berbagai tindakan pencegahan seperti vaksinasi. Pemberian vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya meningitis adalah vaksin DPT(difteri, pertusis dan tetanus) Hib (Haemofilus Influenza Tipe b) untuk mencegah meningitis yang di sebabkan oleh H. Influenzae, N. Meningitidis dan penyebab meningitis akibat komplikasi dari pneumonia, di berikan pada



17



usia 2, 3 dan 4 bulan. Selain itu vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) diberikan untuk mencegah penyakit TBC, pemberian dilakukan pada usia 1 bulan (Pusdiknakes, 2015).



18



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Konsep asuhan keperawatan pada pasien Meningitis 1. Pengkajian Pengkajian pada pasien dengan kasus meningitis meliputi : a) Identitas Pasien Identitas pasien yang perlu dikaji meliputi; nama, tempat tanggal lahir/umur,jenis kelamin, beratbadan lahir, serta apakah bayi lahir cukup bulan atau tidak, anak ke, jumlah saudara dan identitas orang tua. b) Riwayat Kesehatan 1) Keluhan utama Alasan anak di bawa ke rumah sakit karena mengalami demam tinggi, sakit kepala berat, kejang dan penurunan kesadaran. 2) Riwayat penyakit saat ini Biasanya pasien meningitis keluhan gejala awal berupa sakit kepala dan demam.Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan pengkajian lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya kejang, stimulus apa yang sering menimbulkan kejang dan tindakan apa yang telah diberikan dalam upaya menurunkan keluhan kejang tersebut. Terkadang pada sebagian anakmengalami penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran, Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi, sesuai dengan perkembangan penyakit dapat terjadi letargi, tidak responsif dan koma. 3) Riwayat penyakit dahulu Pasien meningitis biasanya pernah memiliki riwayat penyakit yang meliputi; infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala dan adanya pengaruh imunologis pada masa sebelumya.



19



Meningitis tuberkulosis perlu dikaji tentang riwayat sakit TB. Riwayat imunisasi juga perlu di ketahui seperti pemberian imunisasi BCG dan DPT Hib pada anak. Selain itu pengkajian tentang riwayat kehamilan pada ibu diperlukan untuk melihat apakah ibu pernah mengalami penyakit infeksi pada saat hamil (Muttaqin, 2008). 4) Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan anak Pada pasien dengan meningitis organ yang mengalami gangguan adalah organ yang berdekatan dengan fungsi memori, fungsi pengaturan motorik dan sensorik, maka kemungkinan besar anak mengalami masalah ancaman pertumbuhan dan perkembangan seperti retardasi mental, gangguan kelemahan atau ketidakmampuan menggerakkan tangan maupun kaki (paralisis). Akibat gangguan tersebut anak dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan sesuai dengan tahapan usia. c) Pemeriksaan Fisik 1. Tingkat kesadaran Kesadaran anak menurun apatis sampai dengan koma.Nilai GCS yang berkisar antara 3 sampai dengan 9 (GCS normal 15) (Riyadi & Sukarmin, 2009). 2. Tanda-tanda vital Pada pasien dengan meningitis biasanya di dapatkan peningkatan suhu tubuh lebih dari normal.penurunan denyut nadi terjadi berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK, pernapasan meningkat > 30 x/menit dan tekanan darah biasanya normal atau meningkat karena tanda-tanda peningktan TIK.(suhu normal 36,5-37,40 C, pernapasan normal : untuk anak 2 bulan -< 12 bulan < 50 x/menit, 12 bulan-