Makalah Meningitis 15 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ayu
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MENINGITIS



Dosen Pembimbing : Dodik Hartono S.Kep.,Ns.M.Tr.Kep



Disusun Oleh Kelompok 15: 1. Ayu Lestari (14201.09.17007) 2. M. Edi Waris (14201.09.17040) 3. 3. Sri Wahyuni (14201.09.17051)



PRODI SARJANA KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO 2020



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul”Meningitis" penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren Zainul Hasan Genggong 2. Dr. H. Nur Hamim S.Kep.Ns.,M.Kes sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong 3. Ns.ShintaWahyusari S.Kep.M.Kep.,Sp.Kep.Mat sebagai Ketua Prodi sarjana Keperawatan 4. Nafolion Nur Rahmat S.Kep.Ns.,M.Kep sebagai sekretaris prodi sarjana keperawatan 5. Riska Yunita S.Kep.Ns.,M.Kep sebagai wali kelas prodi sarjana keperawatan 6. Dodik Hartono S.Kep.,Ns.M.Tr.Kep sebagai dosen mata kuliah keperawatan medikal bedah Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.



Probolinggo,14 April 2020



DAFTAR ISI Cover …………………………………………………………………i Kata Pengantar ...................................................................................ii Daftar isi ...........................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang.........................................................................1 1.2. Rumusan masalah...................................................................1 1.3. Tujuan.....................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi....................................................................................3 2.2. Etiologi................................................................................... 5 2.3. Patofisiologi…………………………………………………..5 2.4. Manifestasi klinis..................................................................10 2.5. Kondisi kegawatdaruratan yang dilakukan.............................8 2.6. Pemeriksaan penunjang.........................................................10 2.7. Penatalaksanaan……………………………………………..11 2.8. Asuhan keperawatan gadar………………………………….12



BAB III PENUTUP 3.1..................................................................................Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA



14



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan makalah yang berjudul judul Asuhan Keperawatan pasien dengan Meningitis ini karena ada yang mendorong atau mendorong pribadi saya yang ingin tahu atau dengan jelas dan detail tentang apa itu penyakit Meningitis, dengan harapan yang dijelaskan lebih lanjut. Sumber-sumber yang kami dapat dari google sangat membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Dapat digunakan lebih lanjut



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka ditemukan beberapa rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apa penyebab terjadinya penyakit meningitis? 2. Bagaimana cara penyembuhannya? 3. Apa saja tanda dan gejala penyakit meningitis? 4. Vaksin apa saja yang digunakan untuk mencegah penyakit meningitis? 1.3 Tujuan 1. Agar mengetahui resolusi dari pada penyakit meningitis, 2. Agar tahu apa penyebab penyakit meningitis, 3. Agar mengetahui perjalanan penyakit meningitis dari sehat sampai sakit, 4. Agar tahu tanda dan gejala dari penykit meningitis, 5. Agar mengetahui cara-pengobatan dari penykit meningitis



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI A. Stress Stres adalah setiap perubahan dalam diri baik secara internal maupun eksternal yang menimbulkan reaksi dari individu. Ada juga yang menyebutkan stres sebagai reaksi tubuh terhadap situasi yang menekan, atau mengancam seseorang. Reaksi seseorang dapat berbeda-beda terhadap stres, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu: menghadapinya atau lari dari situasi tersebut. Apabila ia menghadapinya, maka ada dua kemungkinan yaitu apabila berhasil stres akan terlewati dan berakhir. Tetapi bila stres itu sendiri terlalu berat, berterusan, atau ia memilih untuk menghadapinya namun gagal, maka dapat terjadi gangguan fisik, perubahan psikologi (depresi), perubahan sikap yang timbul dapat menambah kecemasan, kemudian meningkat menjadi stres. Stres dapat digolongkan dalam 3 jenis, yaitu: 1. stres yang positif, jenis ini dapat mencetuskan reaksi untuk menyesuaikan diri ke arah yang lebih baik dan menyebabkan perkembangan yang baik dalam diri. Stres seperti ini diperlukan keberadaannya sesekali dalam hidup seseorang agar tidak membosankan. Contohnya: akan menghadapi ujian, memulai hidup baru dengan perkahwinan. 2. Stres yang negatif, yaitu stres yang menimbulkan kesusahan negatif terhadap individu. Tandatanda mengalami stres ini adalah perasaantegang, perasaan tidak enak seperti ketakutan, gugup, sedih, dan bingung. Contohnya: gagal dalam ujian, bercerai dan kesehatan yang buruk. 3. stres akibat trauma, jenis ini biasanya disebabkan oleh kejadian atau beberapa seri kejadian yang tiba-tiba, tidak disangka, dan fatal, serta tidak biasanya dialami oleh manusia. Kejadian ini sifatnya mengancam nyawa, sehingga korbannya dapat menjadi syok, hilang kontrol atas dirinya dan sering mengurangi kemampuan korbannya untuk menyesuaikan diri dan juga mengatasi stres



B. Trauma Shapiro



menyatakan



trauma



merupakan



pengalaman



hidup



yang



mengganggu kasuseimbangan biokimia dari sistem informasi pengolohan psikologi otak. Kasuseimbangan ini menghalang pemprosesan informasi untuk meneruskan proses tersebut dalam mencapai suatu adaptif, sehingga persepsi, emosi, keyakinan dan makna yang diperoleh dari pengalaman tersebut “terkunci” dalam sistem saraf Cavanagh dalam Mental Health Channel menyatakan tentang pengertian trauma adalah suatu peristiwa yang luar biasa yang menimbulkan luka dan perasaan sakit, tetapi juga sering diertikan sebagai suatu luka atau perasaan sakit berat akibat sesuatu kejadian luar biasa yang menimpa seseorang langsung atau tidak langsung baik luka fisik maupun luka psikis atau kombinasi kedua-duanya C. PTSD Wiliams & Poijula menyatakan beberapa gejala PTSD yaitu: Jika reaksi terhadap peristiwa trauma tetap ada berterusan beberapa waktu atau terjadi setidaknya 6 bulan setelah individu mengalami peristiwa, artinya ia mengalami gangguan PTSD.40 Selanjutnya gejala-gejala lain ia telah mengadap tasikan dengan DSM-IV yang dikeluarkan adalah: 1. Individu dikatakan mengalami peristiwa trauma bila dari dua hal berikut terjadi, ia merasakan, menjadi saksi, dikonfrontasi dengan peristiwa, terlibat ancaman kematian atau kecelakaan serius, atau ancaman terhadap fisik seseorang atau orang lain. Responnya adalah ketakutan, perasaan tidak tertolong, kengerian atau persepsi dari peristiwa tersebut membuat seseorang dalam emosi. 2. Bila Individu mengalami kembali peristiwa tersebut secara berulang sehingga terbayang kembali koleksi kejadian yang menyedihkan, tergambar dalam pikiran dan persepsi. Sering mengalami mimpi yang berulang dan membuat stres. Bertingkah seolah-olah peristiwa trauma datang kembali, dan hidup melalui halusinasi atau flashback. 3. Individu terus-terusan menolak benda/peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa trauma, sehingga berusaha sungguh-sungguh untuk menghindari pemikiran, perasaan dan percakapan yang berhubungan dengan trauma, atau juga menghindari tempat, aktivitas yang dapat mengingatkan kembali pada trauma. Selain itu juga individu tidak dapat mengingat kembali aspek penting dari dirinya, ketertarikan, partisipasi dan aktiviti menjadi berkurang, dan merasa terlepas dan terasing dari orang lain.



2.2 ETIOLOGI Bakteri yang dapat menyebabkan serangan meningitis diantaranya : 1.Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) Bakteri ini paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anakanak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus). 2.Neisseria meningitides (meningcoccus) Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah. 3.Haemopilus influenza (haemophilus) Haemophilus influinzae tipe b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan oleh virus jenis ini. 4.Listeria monocytogenes (listeria) Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).Bakteri lainnya juga dapat menyebabkan meningitis adalah Saphylococcus aureus dan Mycobacterium tubercolosis. 2.3 PATOFISIOLOGI PTSD mengakibatkan terjadinya perubahan yang memengatur memori dan emosi. Ditinjau dari aspek biologis, PTSD terjadi karena adanya proses yang terjadi di otak. Individu dengan PTSD akan mengalami perubahan yang terjadi pada fisik. Kondisi ini mempengaruhi sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Selain itu nakan terjadi penurunan ukuran dari hipokampus dan amigdala yang over reaktif. Dalam hal ini,



komponen yang paling penting adalah memori karena kejadian traumatis akan berulang terus menerus melalui memori. Hipokampus dan amigdala adalah kunci dari memori manusia Amigdala merupakan fear center dari otak. Sehingga penderita PTSD akan mengalami amigdala yang over reaktif. Amigdala membantu otak dalam membuat hubungan antara situasi yang menimbulkan ketakutan di masa lalu. Kondisi ini dapat berpasangan dengan situasi saat ini yang bisa saja netral. Individu dengan gangguan ini akan mempertahankan kondisi waspada yang konstan pada saat situasi yang tidak tepat karena pada saat itu otak memerintahkan individu bahwa dalam situasi yang aman pun individu sedang menghadapi ancaman (Sun et al. 2013). Selain itu pada penderita PTSD juga terjadi derajat hormon stres yang tidak normal. Individu dengan PTSD memiliki hormon kortisol yang rendah jika dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami PTSD dan hormon epinefrin dan norepinefrin dalam jumlah yang lebih dari rata-rata. Ketiga hormon tersebut berperan penting dalam menciptakan respon flight or fight terhadap situasi stres. Ini berarti bahwa individu dengan PTSD akan selalu berada dalam kondisi flight or fight. Individu dengan PTSD juga memiliki kadar natural opiate yang tinggi. Kondisi ini akan membuat individu untuk mengalami kembali trauma dalam hal untuk mencapai respon dari opiate (First . B Michael, . Reed Geoffreym, Hyman S, Shekharsaxena. 2016 dalam nurul fatin 2016).



2.4 MANIFESTASI KLINIS 1. Fisik gejala-gejala stres negatif adalah a) Pusing b) Sakit kepala, c) Sulit tidur, d) Sakit perut, e) Jantung berdebar, f) Tekanan darah tinggi, g) Bernafas dengan cepat. 2. Pada kelakukan apa yang ditunjukkan) antara lain: a) mengkonsumsi alkohol, b) kebanyakan / kurang makan,



c) sering bersikap gugup, d) ceroboh, e) agresif, f) tiba-tiba menangis. 3. pada Emosi (apa yang kita rasakan) antara lain: a) cemas, b) sedih, c) marah, d) frustasi, e) takut, f) gugup, g) tegtegan 4. Pada Kognitif (apa yang kita fikirkan atau yang ada di fikiran) antara lain: a) gangguan konsentrasi, b) fikiran pesimis, c) kehilangan rasa percaya diri, d) kesulitan mengambil keputusan, e) banyak bermimpi. 5. istilah PTSD ini dapat digolongkan dari gejala: a) Sifat yang terlalu berlebihan dan mudah terkejut, b) penghindaran dan menarik diri, c) pengalaman berulang, ataumemori yang mengganggu menyangkut peristiwa trauma atau yang berhubungan dengan trauma, d) jangka waktu paling sedikit satu bulan e) menyebabkan rasa bersalah yang signifikan.



2.5 KONDISI KEGAWAT DARURATAN YANG DI LAKUKAN Pada anak yang tidak sadar: a) Jaga jalan napas b) Posisi miring untuk menghindari aspirasi c) Ubah posisi pasien setiap 2 jam d) Pasien harus berbaring di alas yang kering e) Perhatikan titik-titik yang tertekan.



2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik pemeriksaan laboratorium yang meliputi tes darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-Ray (rontgen) paru akan membantu dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemriksaan lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara infuse (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurangi atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.



2.7 PENATALAKSANAAN Secara medis Sementara itu Kaplan et al. menyatakan ada dua macam terapi pengobatan yang dapat dilakukan penderita PTSD, yaitu dengan menggunakan farmakoterapi dan psikoterapi 1.



pengobatan farmakoterapi dapat berupa terapi obat hanya dalam hal kelanjutan pengobatan pasien yang sudah dikenal. Terapi anti depresive pada gangguan stres pasca traumatik ini masih kontroversial. Obat yang biasa digunakanadalah benzodiazepin, litium, camcolit dan zat pemblok beta –seperti propranolol, klonidin, dan karbamazepin. Obat tersebut biasanya diresepkan sebagai obat yang sudah diberikan sejak lama dan kini dilanjutkan sesuai yang diprogramkan, dengan kekecualian, yaitu benzodiazepin contoh, estazolam 0,5-1 mg per os, Oksanazepam10-30 mg per os, Diazepam (valium) 5-10 mg per os, Klonaz-epam 0,25-0,5 mg per os, atau Lorazepam 1-2 mg per os atau IM– juga dapat diguna-kan dalam UGD atau kamar praktek terhadap ansie tas yang gawat dan agitasi yang timbul bersama gangguan stres pasca traumatik tersebut.



7. Benzodiazepin. obat-obatan ini dapat diberikan untuk membantu orang beristirahat dan tidur. Orang yang mengambil 8. benzodiazepin mungkin mempunyai masalah ingatan atau menjadi bergantung pada medication. 9. Antipsikotik. Obat-obatan ini biasanya diberikan kepada orang dengan gangguan mental yang lain, seperti skizofrenia. Orang yang mengambil antipsychotics dapat mendapatkan berat badan dan mempunyaipeluang yang lebih tinggi mendapat penyakit jantung dan kencing manis. 10. Antidepresan lain. Seperti sertraline dan paroxetine, fluoxetine anti depresan (Prozac) dan Citalopram (Celexa) dapat membantu orang dengan PTSD, mengurangi perasaan tegang atau sedih. Bagi orang yang mengalami PTSD uga mempunyai gangguan kecemasan lain atau kemurungan, 11. anti depresan mungkin berguna dalam mengurangi gejala penyakit ini 2.



pengobatan psikoterapi. Para terapis percaya bahwa ada tiga tipe psikoterapi yang dapat digunakan dan efektif untuk penanganan PTSD, yaitu: anxiety management, cognitive therapy, exposure therapy. Pada anxiety management,terapis akan mengajarkan beberapa ketrampilan untuk membantu mengatasi gejala PTSD dengan lebih baik melalui: 1. relaxation training, yaitu belajar mengontrol ketakutan dan kecemasan secara sistematis dan merelaksasikan kelompok otot -otot utama 2. breathing retraining, yaitu belajar bernafas dengan perut secara perlahan -lahan, santai dan menghindari bernafas dengan tergesa - gesa yang menimbulkan perasaan tidak nyaman, bahkan reaksi fisik yang tidak baik seperti jantung berdebar dan sakit kepala 3. positive thinking dan selftalk, yaitu belajar untuk menghilang-kan pikiran negatif dan mengganti dengan pikiran positif ketika menghadapi hal –hal yang membuat stress (stresor) 4. asser-tiveness training, yaitu belajar bagaimana mengekspresikan harapan, opini dan emosi tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain 5. thought stopping, yaitu belajar bagaimana mengalihkan pikiran ketika kita sedang memikirkan hal-hal yang membuat kita stress



secara keperawatan 1. terapi bermain ( playtherapy) mungkin berguna pada penyembuhan anak dengan PTSD. Terapi bermain dipakai untuk menerapi anak dengan PTSD. Terapis memakai permainan untuk memulai topik yang tidak dapat dimulai secara langsung. Hal ini dapat membantu anak lebih merasa nyaman dalam berproses dengan pengalaman traumatiknya 2. Terapi debriefing juga dapat digunakan untuk mengobati traumatik. Meskipun ada banyak kontroversi tentang debriefing baik dalam literatur PTSD umum dan di dalam debriefing yang dipimpin oleh bidan. 3. support group therapydan terapi bicara. Dalam support group therapy seluruh peserta merupakan penderita PTSD yang mempunyai pengalaman serupa (misalnya korban bencana tsunami, korban gempa bumi) dimana dalam proses terapi mereka saling menceritakan tentang pengalaman traumatis mereka, kemudian mereka saling memberi penguatan satu sama lain 4. kognitif terapi atau terapi tingkah laku dengan psikiatri terlatih, psikologi, atau lain-lain profesional dapat membantu perubahan emosi, pemikiran, dan tingkah laku yang dikaitkan dengan PTSD dan dapat membantu menguruskan panik, kemarahan, dan kebimbangan.



2.8 ASUHAN KEPERAWATAN GADAR Pertolongan pertama biasaya di lakukan secara darurat di rumah atau di tempat kejadian atau di tempat satuan rumah sakit gawat darurat, di bagian penyakit dalam atau bedah. Melewati pengobatan terhadap luka-luka atau keracunan. Bila keracunan atau luka sudah dapat di atasi maka di lakukan evaluasi psikiatrik. Penting sekali dalam pengobatan untuk menangani gangguan mentalnya, untuk pasien dengn depresi dapat di berikan psikoyterapi dan obat anti depresi Ketika sedang mengevaluasi pasien yag dengan cenderung ingin bunuh diri, jangan tinggalkan mereka di suatu ruangan sendiria, singkirkan benda-benda tajam yang ada di sejitar yang dapa membahayakan pasien tersebut atau orang yang ada di dalam ruangan tersebut. Penatalaksanaan tergantung dari diagnosis yang di tegakan, pasien rawat inap jangka panjang di perlukan bagi pasien yang cenderung dan mempunyai kebiasaan



melukai diri sendiri serta parasuicides. Parasuicides yaitu merka yang berulang kali melalkukan hal-hal berbahaya tetapi menyangkal adanya ide-ide bunuh diri



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan



Meningitis atau radang otak disebabkan oleh infeksi di sekitar otot, dan saraf tulang yang disebabkan oleh virus yang masuk melalui peredaran darah dan cairan otak. Banyak bakteri yang melepaskan serangan mengintensifkan, tetapi pneumonia stretococcur dan masi banyak virus-virus yang bias memerlukan penyakit meningitis..Gejala Yang biasanya di tampakkan Oleh Penderita Meningitis Adalah sakit kepala, Demam, sakit Otot-Otot, dll.



DAFTAR PUSTAKA



Betz L dan Sowden A Linda 1999, keperawatan pedaitri, Penerbit buku kedokteran ECC, Jakarta. Halaman 316-321. Diakses tanggal 19 Desember 2018



Bagbei Laily 1990, Infectectious Diseases, Nelson Essentials of Pediatric, halaman 284308. Diakses tanggal 19 Desember 2018