Makalah Metode Fungsional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FUNGSIONAL MANAJEMNET



OLEH KELOMPOK 2



MILITIA SUNDALANGI SASKIA SUPIT YULINDA WORUNG FRALDY MAIS JEFERSON AREROS GABRIEL KARUNGU JUHENDRO POLUAKAN EVITA TUMENGKOL JESSICA PESIK` ENJEL MANDEY JULIANA HARSONO YESI SINGAL



16011104018 16011104021 16011104032 16011104024 16011104026 16011104025 16011104060 16011104001 16011104007 16011104057 16011104054 16011104030



UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN MANADO 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Metode Keperawatan Fungsional” Banyak pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan tugas makalah ini, sehingga dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada : Dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat beberapa kekurangannya dan untuk itu kami mohon kritik dan saran yang dapat memberikan masukan positif bagi penyusun makalah ini dan semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Manado , Agustus 2019



Kelompok 2



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Metode Fungsional ..................................................................................................... 3 B. Struktur Organisasi…………………………………………………………………..3 C. Kelebihan / Kekurangan……………………………………………………………..3 D. Peran………………………………………………………………………………….4 E. Fungsi manajement………………………………………………………………….4 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................................. 6 B. Saran ........................................................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA



iii



iv



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan fungsional (MPKP) yang memungkinkan perawat fungsional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai. Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, praktik bersama, dan managemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987). Pelayanan yang fungsional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien.



B. Rumusan Masalah 1. Apakah Model Keperawatan Metode Fungsional 2. Apakah kelebihan dan kelemahan metode fungsional 1



C. Tujuan Penulisan Tujuan umum : Mahasiswa dapat memahami Model Keperawatan metode fungsional Tujuan khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang : 1. Pengertian Model Praktik Keperawatan fungsional 2. Tujuan Model Praktik Keperawatan fungsional 3. Kelebihan dan kekurangan keperawatan fungsional



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Metode Fungsional Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal. Misalnya seorang perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi mengatur pemberian intravena, seorang lagi ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan tidak ada perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien. Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat senior menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pelaksana pada tindakan keperawatan. Penugasan yang dilakukan pada model ini berdasarkan kriteria efisiensi, tugas didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat dan dipilih perawat yang paling murah. Kepala ruangan terlebih dahulu mengidentifikasm tingkat kesulitan tindakan, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksud. Model fungsional ini merupakan metode praktek keperawatan yang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada saat perang dunia kedua.



B. Struktur Organisasi



Kepala Ruang



Perawat : merawat luka



Perawat



Perawat :



Perawat :



Pasang Infus



Asuhan keperawatan



Pemberian Obat



Pasien



3



C. Kelebihan dan Kekurangan metode fungsional 1. Kelebihan metode fungsional : a. Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu singkat dengan pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga c. Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja d. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja e. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk tugas sederhana f. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu. 2. Kekurangan metode fungsional: a. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan dalam penerapan proses keperawatan b. Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja d. Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya. e. Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat f. Hubungan perawat dank klien sulit terbentuk



D. Peran Fungsional 1. Peran Kepala Ruangan 



Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.







Menyusun jadwal/ daftar dinas tenaga keperawatan dan lain sesuai kebutuhan pelayanandan peraturan yang berlaku di rumah sakit.







Melaksankan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/ tenaga lain yang akan kerja di ruang rawat.







Memberi orientasi kepada pasien/ keluarganya meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari – hari.



4







Membimbing tenaga keperawatan untuk pelaksanaan pelayanan/ asuhan keperawatan sesuai standar.







Mengadakan pertemuan berkala/ sewaktu – waktu dengan staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.







Memberi kesempatan/ ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah/ penataran dengan berkoordinasi dengan Kepala Bidang Keperawatan.







Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat – obatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan / kebijakan rumah sakit.







Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai.







Mendampingi visite dokter dan mencatati instruksi dokter, khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien.







Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di ruang rawat menurut tingkat kegawatan infeksi/non infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.







Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar. Hal ini penting untuk tindakan keperawatan.







Memberi motivasi kepada petugas dan memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat.







Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang rawat.







Meneliti/ memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien berdasarkan macam dan jenis makan pasien.







Meneliti/ memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai dengan program diet.







Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang rawatnya danselanjutnya mengembalikan berkas tersebut kebagian medical record bila pasien keluar/ pulang dari rawatan tersebut.







Membuat lapoan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya di ruang rawat, disampaikan kepada atasan.







Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien /keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.







Melakukan serah terima pasien dan lain – lain pada saat pergantian dinas. 5



2. Peran Perawat merawat Luka Keberhasilan penyembuhan luka sangat tergantung pada penanganan yang tepat. Untuk penanganan yang tepat maka seorang perawat harus terampil dan memahami prinsip tentang perawatan luka. 3. Peran perawat dalam Asuhan Keperawatan Sebagai



pelaku/pemberi



asuhan



keperawatan,



perawat



dapat



memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. 4. Peran Perawat dalam Pemeberian Obat Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan



setiap



obat



yang



dipesankan



dan



turut



serta



bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain.



E. Fungsional Manajement 1. Fungsi Perencanaan (Planning)  Menetapkan tujuan  Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan tersebut  Menentukan sumber  sumber daya yang  diperlukan  Menetapkan standar/indikator keberhasilan  dalam pencapaian tujuan 2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)  Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan  menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan 6



  



Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat



3. Fungsi Pengarahan  Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan  Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan  Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan 4.



Fungsi Staffing  Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuia standar.  Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan/ kegiatan lain yang dilakukan  Melakukan askep langsung pada pasien  Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan



5. Fungsi Controling  Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan  Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan  Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan



7



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dalam model keperawatan metode fungsional Perawat akan melaporkan tugas yang dikerjakannya kepada kepala ruangan dan kepala ruangan tersebut bertanggung jawab dalam



pembuatan



laporan



klien.



Metode



fungsional



mungkin



efisien



dalam



menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang diterimanya.



B. Saran Dalam metode ini memang sangat efisien untuk menyelesaikan tugas keperawatan namun alangkah baiknya untuk tindakan keperawatan pada pasien dilakukan dengan sebaik mungkin agar kebutuhan pasien terpenuhi.



8



DAFTAR PUSTAKA



Achir Yani, Model Praktek Keperawatan di Rumah Sakit, disampaikan pada seminar keperawatan yang diselenggarakan DPD I PPNI, Jawa timur di Surabaya, 11 Desember 1999. Cobell, C. ( 1992) , The efficacy of primary Nursing as a Foundation For Patient Advocacy Nursing Practic, hal : 2-5 Douglas, LM. (1984) , the Effevtive Nurse Leader and Menager, Second edition, St. Louis, the CV Mosby. Gillies, D. (1989) , Nursing Management company a Sistem Approach, Philadelphia, W.B. Saunders. Huber,



9