Makalah MSDM (Promosi, Rotasi, Demosi) New Print [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman, kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang "Promosi, Rotasi dan Demosi" studi kasus pada PD.BPR Bank Jombang. Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh alam semesta. Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jagan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.



Jombang, 10 Maret 2019



Penyusun i



DAFTAR ISI Cover Kata pengantar.....................................................................................



i



Daftar isi...............................................................................................



ii



BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang.................................................................................



1



1.2 Rumusan masalah............................................................................



2



1.3 Tujuan..............................................................................................



2



BAB II Kajian teori 2.1 Pengertian promosi..........................................................................



4



2.2 Pengertian rotasi..............................................................................



10



2.3Pengertian demosi............................................................................



14



BAB III pembahasan 3.1 Proses promosi pada PT. Bank Rakyat Indonesia(persero) ..........



17



3.2 Proses rotasi PT. Bank Rakyat Indonesia(persero) .......................



18



3.3 Prosees demosi PT. Bank Rakyat Indonesia(persero) ..................



19



BAB IV penutup 4.1 Simpulan........................................................................................



21



4.2 Saran...............................................................................................



21



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan sumber daya manusia,baik dalam ranah industri maupun organisasi nirlaba. Dalam mengelola sumber daya manusia, dalam sebuah organisasi seorang manajer sumber daya manusia harus memahami bahwa penempatan tidak hanya berlaku pada karyawan baru, akan tetapi berlaku pula bagi karyawan lama yang. Konsep penempatan ini mencakup tetang promosi, rotasi dan demosi. Dikatakan demikian karena sebagaimana halnya dengan pegawai baru, pegawai lama perlu direkrut secara internal. Promosi jabatan bagi pekerja adalah suatu hal yang sangat menguntungkan karena mendapatkan banyak keuntungan baik dari segi kesempatan untuk menambah pengalaman kerjanya, serta bertambahnya penghasilan yang didapatkan. Namun bukan bukan hanya imbalan yang baik dari jabatan yang lebih saja, pertanggungjawaban yang harus dilakukan oleh karyawan dengan jabatan yang lebih tinggipun juga akan semakin tinggi sesuai dengan apa yang telah ia dapatkan dari perusahaannya. Jika kualitas serta pertanggungjawaban yang ia berikan tidak setimpal atau bahkan menjadi semakin menurun maka hal yang terburuk akan terjadi pada karyawan tersebut bukanlah promosi atau kenaikan jabatan, namun yang terjadi adalah demosi atau penurunan jabatan. Demosi adalah juga dijadikan sebagai pemicu kinerja karyawan agar terus meningkatkan prestasinya menjadi lebih baik bahkan lebih buruk. Demosi ini sering dijadikan sebagai magnet satu kutub. Yaitu bagaimana agar karyawan itu merasa harus menjauh dari demosi itu dengan cara mempertahankan kualitasnya dan selalu meningkatkan prestasi kerjanya. Namun sering kali demosi ini menimbulkan stress bagi karyawan lain ketika ada karyawan yang diberi sanksi demosi. 1 Demosi ini layaknya sanksi bagi karyawan yang tidak bekerja dengan baik dan lebih tepatnya lagi diberikan kepada karyawan yang tidak mengerjakan



pekerjaannya dengan baik bahkan menghambat produktivitas perusahaan yang dimana tempat ia bekerja Pada dasarnya dilakukannya demosi pada karyawan yang bersangkutan adalah semata untuk pembinaan serta pembelajaran bagi karyawan agar tetap berusaha untuk memiliki kualitas yang baik. Selain untuk pembelajaran, pemberian sanksi demosi juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya peningkatan kerugian bagi perusahaan karena telah menempatkan posisi yang salah pada karyawan (Wrong Man on the Wrong Place) Titik jenuh juga seringkali menjadi salah satu penghambat akan kinerja para karyawan. Fluktiasi kinerja yang seringkali terjadi pada karyawan berdampak kurang baik pada pekerjaan yang ia jalani. Lamanya jabatan atau pekerjaan yang ia duduki saat ini tak jarang menjadi alasan kejenuhan karyawan. Perpindahan jabatan atau rotasi kerja baik secara horizontal maupun vertical (promosi dan demosi) dapat meminimalisir titik kejenuhan itu. Robbins (2006) menjelaskan bahwa kekuatan dari rotasi pekerja adalah mampu mengurangi kebosanan dan meningkatkan motivasi memlalui keanekaragaman kegiatan karyawan. Sundin (2001) alasan lain dilakukannya rotasi pekerjaan adalah bahwa tugas atau pekerjaan bersifat monoton yang dilaksanakan terus menerus dapat mengakibatkan kebosanan dan penurunan hasil kerja dari pegawai. Prestasi kerja yang tinggi akan berdampak pada hasil kerja yang tinggi pula, sehingga perusahaan akan memperoleh dampak yang baik pula. Perusahaan yang maju tidak aka nada artinya jika tanpa kesejahteraan karyawan. Jika karyawan semakin merasakan kesejahteraan dari hasil jerih payahnya, maka karyawanpun tak segan untuk selalu meningkatkan rasa memiliki dan bertanggungjawab tinggi demi perusahaan dan demi kesejahteraan dirinya. 2 Promosi, rotasi dan demosi tentu diterapkan di semua perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja para karyawan, berdasarkan latar belakang diatas, kami memilih objek pada perusahaan yang bergerak pada bidang jasa yaitu Pomosi, Rotasi dan Demosi pada BPR. PD Bank Jombang. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa definisi promosi? 1.2.2 Apa definisi rotasi?



1.2.3 Apa definisi demosi? 1.2.4 Bagaimana proses promosi di PT.Bank Rakyat Indonesia? 1.2.5 Bagaimana proses rotasi di PT.Bank Rakyat Indonesia? 1.2.6 Bagaimana proses demosi di PT.Bank Rakyat Indonesia? 1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk memahami definisi promosi 1.3.2 Untuk memahami definisi rotasi 1.3.3 Untuk memahami definisi demosi 1.3.4 Untuk mengetahui proses promosi di PT.Bank Rakyat Indonesia 1.3.5 Untuk mengetahui proses rotasi di PT.Bank Rakyat Indonesia 1.3.6 Untuk menetahui proses demosi di PT.Bank Rakyat Indonesia



3 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 PROMOSI Telah umum diketahui bahwa yang dimaksud dengan promosi adalah apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggungjawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula. Setiap pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunnya sekarang, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam organisasi.



Beberapa definisi promosi menurut para ahli: Nasution (2000:140) promosi adalah proses bergerak maju dan meningkat dalam suatu jabatan yang didudukinnya. Manullang (2004:153) promosi jabatan berarti kenaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan dan tanggungjawab lebih besar dari kekuasaan dan tanggungjwab sebelumnya. Hasibuan (2000:108) promosi jabatan berarti perpindahan yang memperbesar wewenang dan tanggungjawab ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi yang diikuti dengan kewajiban, hak, status, dan penghasilan yang lebih besar. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu organisasi ataupun instansi baik pemerintahan maupun non pemerintahan (swasta). Menuruh husein (2003) seseorang yang menerima promosi harus memiliki kualifikasi yang baik disbanding kandidat-kandidat yang lainnya. Terkadang jender pria wanita atau senioritas tua muda mempengaruhi keputusan tersebut. Hal inilah yang banyak diusahakan oleh kalangan pekerja agar bisa menjadi lebih baik dari jabatan yang sebelumnya ia jabat. 4 Promosi dapat terjadi tidak hanya bagi mereka yang menduduki jabatan manajerial, akan tetapi juga bagi mereka yang pekerjaanya bersifat teknikal dan non manajerial. Bagi siapapun promosi itu diberlakukan, yang penting ialah bahwa pertimbangan-pertingan yang digunakan didasarkan pada serangakaian kriteria yang objektif, tidak pada "selera" orang yang mempunyai kewenangan untuk mempromosikan orang lain. Organisasi pada umumnya menggunakan dua kriteria utama dalam mempertimbangkan seorang untuk dipromosikan, yaitu prestasi kerja dan senioritas. Promosi yang didasarkan pada prestasi kerja menggunakan hasil penilaian atas hasil karya yang sangat baik dalam promosi atau jabatan yang sekarang. Dengan demikian promosi tersebut dapat dipandangan sebagai penghargaan organisasi atau prestasi kerja anggotanya itu. Akan tetapi promosi demikian harus pula didasarkan pada pertimbangan lain, yaitu perhitungan yang



matang atas potensi kemampuan yang bersangkutan menduduki posisi yang lebih tinggi. Artinya perlu disadari bahwa mempromosikan seseorang bukannya tanpa resiko, dalam arti bahwa tidak ada jaminan penuh bahwa orang dipromosikan benar-benar memenuhi harapan organisasi. Karena itulah analisis yang matang mengenai potensi yang bersangkutan perlu dilakukan. A. Asas-asas promosi karyawan Asas promosi harus dituangkan dalam program promosi secara jelas sehingga karyawan mengetahui dan perusahaan mempunyai pegangan untuk mempromosikan karyawan. Menurut Hasbuan, asas-asas promosi sebagai berikut: 1. Kepercayaan Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai kejujuran, kemampuan, dan kecakapan karyawan bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut. 5 Karyawan baru akan dipromosikan jika karyawan itu menunjukkan kejujuran, kemampuan, dan kecakapan dalam memangku jabatan. 2. Keadilan Promosi berdasarkan keadilan, terhadap penilaian kejujuran, kemampuan dan kecakapan semua karyawan. Penilaian harus jujur dan objektif tidak pilih kasih atau like and dis-like. Karyawan yang mempunyai peringkat terbaik hendaknya mendapat kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa melihat suku, golongan, dan keturunan. Promosi yang berdasarkan keadilan akan menjadi alat motivasi bagi karyawan untuk meningkatan prestasinya. 3. Formasi Promosi harus berdasarkan kepada formasi yang ada, karena promosi karyawan hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowong.



Untuk itu, harus ada uraian pekerjaan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan karyawan. Jadi, promosi hendaknya disesuaikan dengan formasi jabatan yang ada diperusahaan. A. Tujuan promosi Pelaksanaan promosi yang pasti akan mempunyai dampak yang sangat signifikan bagi perusahaan yang produktif dan unggul aka nada titik terang. Pelaksanaan promosi menurut Hasibuan mempunyai berbagai tujuan yaitu: a. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi, kerja tinggi. b. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yang semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar. c. Untuk memotivasi agar karyawan lebih bergairah bekerja, disiplin tinggi dan memperbesar produktifitas kerjanya. 6 d. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikan promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat e. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai (multilier effect) dalam perusahaan karena timbulnya lowongan berantai. f. Memberikan



kesempatan



kepada



karyawan



untuk



mengembangkan kreatifitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan. g. Untuk



menambah



atau



memperluas



pengetahuan



serta



pengalaman kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.



h. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti. i. Karyawan yang dipromosikan pada jabatan yang tepat, semangat, kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat sehingga produktifitas kerjanya juga meningkat. j. Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya kesempatan promosi, merupakan daya pendorong serta perangsang



bagi



pelamar-pelamar



untuk



memasukkan



lamarannya. k. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa perolehannya.



7 B.



Syarat-syarat promosi Menurut Fatah Syukur, bahwa syarat dalam pelaksanaan promosi bukan sesuatu yang baku yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan, namun pada umumnya syarat-syarat promosi meliputi hal-hal berikut:



a. Kejujuran Karyawan harus jujur terutama pada dirinya sendiri, bahwasannya, perjanjian-perjanjian dalam menjalankan atau mengelola jabatan tersebut, harus sesuai kata dengan perbuatannya. Tidak menyelewengkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. b. Disiplin



Karyawan harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun kebiasaan. Disiplin karyawan sangat penting karena hanya dengan kedisiplinan memungkinkan perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal. c. Prestasi kerja Karyawan itu mampu hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan kualitas maupun kuantitas dan bekerja secara efektif dan efesien. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat memanfaatkan waktu dan menggunakan alat-alat dengan baik. d. Kerja sama Karyawan dapat bekerja sama secara horizontal maupun vertikal dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian, akan tercipta suasana hubungan kerja yang baik diantara semua karyawan.



8 e. Kecakapan Karyawan itu cakap, kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan tugas-tugas pada jabatan tersebut dengan baik. Bisa bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, tanpa mendapat bimbingan yang terus-menerus dari atasannya. f. Loyalitas Karyawan harus loyal dalam membela perusahaan atau korps dari tindakan yang merugikan perusahaannya. Ini menunjukkan bahwa dia ikut berpartisipasi aktif terhadap perusahaannya. g. Kepemimpinan



Karyawan harus mampu membina dan memotivasi bahwasanya untuk bekerja sama dan bekerja secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan. Dia harus menjadi panutan dan memperoleh personality authority yang tinggi dari para bawahannya. h. Komunikatif Karyawan itu dapat berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima atau mempersepsi informasi dari atasan maupun dari bawahannya dengan baik sehingga tidak terjadi miskomunikasi. i. Pendidikan Karyawan harus telah memiliki ijazah dari pendidikan formal sesuai dengan spesifikasi jabatan.



9 C. Jenis-jenis promosi a. Promosi sementara (temporary promotion) Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya jabatan yang lowong yang harus segera diisi, seperti jabatan dekan. b. Promosi tetap (permanent promotion) Seorang karyawa dipromosikan dari suatu jabatan yang tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan. Sifat promosi ini adalah tetap. Misalnya, seorang dipromosikan menjadi dekan, wewenang, anggungjawab serta gajinya akan naik. c. Promosi kecil (small scale promotion)



Menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan ke jabatan yang sulit yang meminta ketrampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggungjawab, dan gaji. d. Promosi kering (dry promotion) Seorang karyawan dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang, dan tanggungjawab tetapi tidak disertai peningkatan gaji. 2.2 ROTASI Rotasi pekerjaan merupakan salah satu alternatif jika karyawan menderita rutinitas yang berlebihan atau kebosanan atas kerja mereka, hal tersebut perlu jika karyawan tersebut menganggap bahwa pekerjaannya tidak lagi menantang, maka karyawan tersebut oleh perusahaan seharusnya dipindahkan ke pekerjaan lain, pada tingkat yang sama, yang mempunyai persyaratan ketrampilan yang serupa.



10 Cheraskin



dan



Stevens



(2001)



menyatakan



bahwa



organisasi



menggunakan rotasi pekerjaan sebagai sarana untuk mewjudkan hight performance atau kinerja yang tinggi. Mereka juga menyatakan bahwa rotasi pekerjaan adalah pergeseran pekerjaa antar pegawai dalam organisasi. Rotasi pekerjaan adalah pergantian periodic seorang karyawan dari satu tugas ke tugas lain (Robbins 2006). Rotasi dapat mengambil salah satu dari dua bentuk. Bentuk pertamaadalah penempatan seseorang pada tugas baru dengan tanggungjawab, hierarki jabatann dan penghasilan yang alternatif sama dengan statusnya yang lama. Bentuk yang kedua adalah alih tempat. Jika cara ini yang ditempuh, berarti seorang pekerja melakukan pekerjaan yang sama atau sejenis, penghasilan tidak berubah dan tanggungjawabpun relatif sama. Hanya saja secara fisik lokasi tempatnya bekerja



lain dari sekarang. Pendekatan yang kedua ini tentunya hanya mungkin ditepuh apabila organisasi mempunyai berbagai satu kerja pada banyak lokasi. Dasar pemikiran untuk menempuh cara ini adalah keluwesan dalam manjemen sumber daya manusia. Artinya para pengambil keputusan dalam organisasi harus memiliki wewenang untuk alokasi sumber daya, dana dan sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga organisasi secara tangguh mampu menghadapi berbagai tantangan yang timbul, baik internal maupun eksternal. Melalui rotasi tugas para manajer dalam organisasi dapat secara lebih efektif memanfaatkan tenaga kerja yang terdapat dalam organisasi. A. Tujuan rotasi Proses rotasi tenaga kerja dari status semula ke status yang lain dapat terjadi karena keingin tenaga kerja sendiri maupun karena kebijakan manajemen lini atau manajemen tenaga kerja.



11 Menurut Hasibuan merinci tujuan rotasi SDM, sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan b. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekrjaan atau jabatan c. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan d. Untuk menghilangkan rasa bosan atau jenuh terhadap pekerjaannya e. Untuk



memberikan



perangsang



agar



karyawan



mau



berupaya



meningkatkan karir yang lebih tinggi. f. Untuk pelaksanaan hukuman atau sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya.



g. Untuk memberikan pengakuan dan imbalah terhadap prestasinya h. Untuk alat pendorong agar sepirit kerja meningkat melalui persaingan terbuka i. Untuk tindakan pengamanan yang lebih baik j. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan k. Untuk mengatasi perselisihan sesama karyawan B. Dasar rotasi Hasibuan merinci dasar pelaksanaan mutasi karyawan menjadi tiga bagian, yaitu: a. Merrit system Merit system adalah pemindahan jabatan yang didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah, objektif dan hasil prestasi kerjanya. System ini termasuk dasar rotasi yang baik karena dapat meningkatkan semangat dan disiplin karyawan sehingga produktivitasnya meningkat 12 b. Seniority system Seniority System, yaitu perpindahan jabatan yang didasarkan atas landasan masa kerja, usia dan pengalaman kerja dari jabatan yang bersangkutan. System ini masih kurang efektif karena semakin seniornya seseorang dalam pekerjaan belum berarti ia mahir ataupun dapat melakukan hal yang baru. c. Spoil System, yaitu perpindahan jabatan yang didasarkan atas landasan keluarga. Namun hal ini sangat tidak efektif karena hanya didasarkan pada suka ataupun tidak suka. C. Cara-cara rotasi



Mutasi mempunyai pendekatan tersendiri, yang mana dari pendekatan ini sama-sama berdasarkan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasibuan membagi cara mutasi menjadi dua bagian, yaitu cara tidak ilmiah dan ilmiah a. Cara tidak ilmiah Mutasi dengan cara tidak ilmiah dilakukan: 1. Tidak didasarkan kepada norma/standart kriteria tertentu 2. Berorientasi semata-mata kepada masa kerja dan ijazah, bukan atas prestasi atau faktor-faktor rill 3. Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia, bukan atas kebutuhan rill karyawan 4. Berdasarkan spoil system



13 b. Cara ilmiah Mutasi dengan cara ilmiah dilakukan: 1. Berdasarkan norma atau standart kriteria tertentu, seperti analisis pekerjaan 2. Berorientasi pada kebutuhan yang rill/nyata 3. Berorientasi pada formasi rill kepegawaian 4. Berorientasi kepada tujuan yang beranekaragam 5. Berdasarkan objektivitas yang dapat dipertanggungjawabkan.



2.3 DEMOSI Menurut Suratman (1998) demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan oleh beberapa hal, contohnya keteledoran dalam bekerja. Sebagai lawan promosi, demosi dimaksud ialah penugasan karyawan untuk memangku jabatan yang statusnya, tanggungjawab dan gajinya lebih kecil dari jabatan semula (Manullang,2011). Demosi seringkali merubah motivasi kerja karyawan yang bersangkutan dan juga mempengaruhi karyawan, misalnya karyawan yang didemosi mungkin akan mempengaruhi atau mengganggu karyawan lain. Oleh karena itu, demosi harus dilakukan melalui tahapan-tahapan yang tepat. Sumber daya manusia di perusahaan perlu dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawn dengan tuntutan dan kemampuan oganisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar (mangkunegara, 2002).



14 Dapat disimpulkan demosi adalah tindakan yang tepat bagi karyawan apabila dalam proses kerjanya tidak dapat dislesaikan tuntutan kerja atau prestasi kerjanya. Pada umumnya demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin karena berbagai alasan, seperti : a. Penilaian negatif oleh atasan karena prestasi kerja yang kurang baik atau kurang memuaskan b. Perilaku pegawai yang difungsional, seperti tingkat kemangkiran yang tinggi,



Akan tetapi tidak sedemikian gawatnya sehingga yang bersangkutan belum pantas dikenakan hukuman yan lebih berat seperti pemberhentian tidak atas permintaan sendiri. Situasi lain yang ada kalanya berakibat pada demosi karyawan adalah apabila kegiatan organisasi menurun, baik sebagai akibat fakor-faktor internal maupun eksternal, tetapi sedemikian gawatnya sehingga terpaksa terjadi pemutusan hubungan kerja. Dalam hal demikian organisasi memberikan pilihan kepada para karyawannya, yaitu antara demosi dengan segala akibatnya dan pemutusan hubungan kerja dengan perolehan hak-hak tertentu seperti pesangon yang jumlahnya didasarkan atas suatu rumus tertentu yang disepakati bersama. Demosi merupakan suatu hal yang sangat dihindari oleh setiap pekerja karena dapat menurunkan status, jabatan, dan gaji. Namun demosi atau turun jabatan ini biasa dilakukan oleh beberapa instansi ataupun perusahaan demi peningkatan kualitas kerja, dan juga sebagai motivasi bagi karyawan agar bekerja lebih baik. Jadi jika perusahaan-perusahaan ingin maju, maka harus menciptakan kompetisi bagi karyawan agar mereka tekun dalam bekerja dan tidak selalu berpangku tangan pada karyawan lainnya.



15 A. Tujuan demosi Tujuan



pelaksanaan



demosi



adalah



untuk



menghindari



kerugian



perusahaan, memberikan jabatan/posisi, gaji, dan status yang tepat sesuai dengan kemampuan/kecakapan karyawan yang bersangkutan. Demosi ini merupakan hukuman terhadap karyawan yang tidak mampu mengerjakan tugas-tugasnya pada jabatan yang dipangkunya hingga jabatannya diturunkan.



16 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Proses promosi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) unit Kesamben Promosi Jabatan memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan oleh karyawan. Kebijakan dalam penerapan sistem manajemen personalia ini dikaitkan dengan kebutuhan organisasi terhadap penentuan karyawan tetap yang diperlukan di satu unit kerja atau beberapa unit kerja untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Job opening yang diterapkan PT. Bank



Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. juga dilihat dari Sistem Manajemen Kinerja (SMK), yang terdiri dari: 1. Keakuratan 2. Kualitas 3. Pemahaman 4. Disiplin, dan 5. Tanggung Jawab Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam pengembangan karir pekerjaan dengan tetap memperhatikan prasyarat jabatan, kompetensi karyawan dan kebutuhan individual. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk menerapkan sistem kontrak terhadap beberapa karyawan di bagian-bagian tertentu. Salah satu system kontrak yang telah diterapkan di BRI adalah selama 1 (satu) tahun, jika karyawan tersebut tidak kerja dengan baik maka setelah kontraknya habis langsung dilakukan pemutusan kerja kepada yang bersangkutan. Para karyawan yang bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dan terikat sistem kontrak adalah karyawan yang bagian teller, unit pelayanan nasabah (customer service), dan pelaksanaan pelayanan. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 17 Unit Kesamben mempunyai standar pengaturan tersendiri tentang karyawan tetap. Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Kesamben yang tidak terikat kontrak dan jangka waktu lama bekerja. Kebijakan dalam penerapan sistem manajemen personalia ini dikaitkan dengan kebutuhan organisasi terhadap penentuan karyawan tetap yang diperlukan di satu unit kerja atau beberapa unit kerja untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Karyawan tetap PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah karyawan yang telah resmi menjadi karyawan BRI dan jika dapat menunjukkan prestasi kerjanya dengan baik, maka kenaikan pangkat dan memperoleh kenaikan



jenjang karier yang lebih tinggi dari sebelumnya adalah jaminan dari rantai system jabatan yang berlaku untuk karyawan tetap. Proses promosi:



3.2 Proses rotasi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) unit Kesamben Rotasi Jabatan adalah suatau sistem dalam satu fungsi managerial yaitu controling dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk akan tetapi rotasi jabatan ini tidak selalu berdampak positive terhadap produktivitas kerja karyawan, dikarenakan butuh waktu untuk mendapat hasil yang maksimal bagi rotasi jabatan tersebut.



18 Proses rotasi pun ada beberapa tujuan lain yaitu meminimalisir terjadinya tindakan Fraud di bagian tertentu, oleh karena itu manajemen melakukan proses rotasi di setiap bidang tugas atau jabatan dengan catatan level atau golongan jabatannya masih sama. Pada suatu bagian atau jabatan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk maksimal 2 tahun diharus dilakukan rotasi jabatan sesuai dengan ketentuan. Oleh karenanya untuk dilevel supervisor, Asisten Manajer, Manajer, dan Pimpinan Cabang selalu dilakukan rotasi jabatan yang sesuai dengan tingkat dan golongannya.



Proses rotasi :



3.3 proses demosi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) unit Kesamben Demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan oleh beberapa hal demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan oleh beberapa hal, yang pertama dapat diturunkan jabatannya yang kedua dapat dikeluarkan dari perusahaan. 19 Salah satunya yang sering terjadi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Menyalagunakan wewenang atau jabatan untuk memperkaya diri sendiri. Dari Fraud tersebut perusahaan berhak untuk melakukan demosi atas kejadian tersebut, akan tetapi perusahaan sebelum melakukan demosi akan dilakukan pertimbangan dilihat dari tingkatan fraud tersebut. Dengan adanya hal tersebut maka diharapkan untuk kedepannya menjadi cerminan karyawan yang lain untuk tidak melakukan hal tersebut dan dapat membuat jerah karyawan tersebut. Proses demosi:



20 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Promosi adalah perubahan posisi atau jabatan dari tingkat yang lebih tinggi dari jabatan semula yang ia jabat. Perubahan ini diikuti dengan adanya meningkatnya hak dan tanggungjawab karyawan. Dalam pelaksanaan promosi karyawan harus beracuan pada petunjuk teknis yang telah direncanaka oleh perusahaan.



Rotasi adalah perpindahan jabatan atau posisi dari satu job ke job yang lain yang levelnya sama dan besaran kompensasinya sama pula. Tujuan dari rotasi ini adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan, dan untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan. Demosi adalah pemindahan karyawan dari jabatan yang lebih rendah dari jabatan sebelumnya, biasanya perubahan ini diikuti dengan penurunan hak dan tanggungjawabnya. 4.2 Saran Dalam menetapkan promosi, rotasi maupun demosi memang sudah disusun prosedur dari perusahaan. Akan tetapi, meski begitu banyak juga terkadang pada unit yang tidak menerapkan prosedur tersebut. Oleh karena itu, peraturan harus ditegakkan dan ditegaskan lagi dan ini merupakan budaya perusahan yang buruk. Dan juga akan menimbulkan dampak yang buruk pula, baik bagi perusahaan sendiri maupun bagi pihak yang bersangkutan. Karena, jika hal ini terbongkar dan terbukti menyalahi aturan, maka orang yang bersangkutanpun akan terancam di demosi.



21 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Miftahul, 2015, Manajemen sumber daya manusia, Kopertis 4 pres, Jakarta. Sigianto, dr.Sondang P, 2010, Manajemen sumber daya manusia, Bumi Aksara, Jakarta http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/744/2/BAB%20II.pdf http://paparazinew.blogspot.com/2014/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1



22