Makalah Pengolahan Hijauan Pakan Ternak Secara Fisik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGOLAHAN HIJAUAN PAKAN TERNAK SECARA FISIK Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknologi Pakan oleh Dosen Pengampu Ervi Herawati.S.Pt.,MS



Disusun oleh : Ajharika Salsabila



(24032117088)



Resa Abdul Rohman



(24032117098)



Taufiq Syaiful Tahjudin



(24032117100)



PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GARUT 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kelimpahan rahmat, serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Teknologi Pakan yang berjudul tentang “pengolahan Hijauan Pakan Ternak Secara Fisik” dapat selesai tepat waktu. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, meskipun dalam makalah ini bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Garut, 07 Desember 2019



Penyusun



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3 2.1 Devinisi Hay ............................................................................................. 3 2.2 Cara Pembuatan Hay ................................................................................ 3 2.3 Macam-Macam Hay ................................................................................. 4 2.4 Faktor-Faktor yang Menentukan Kwalitas Hay ....................................... 5 2.5 Zat-Zat Makanan yang Hilang Dalam Pembuatan Hay ........................... 6 2.6 Proses Yang Terjadi Pada Pembuatan Hay .............................................. 7 2.7 Cara Menentukan Hai yang Baik ............................................................. 7 2.8 Cara-Cara Menyimpan Hay...................................................................... 8 BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9 3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9 3.2 Saran ......................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrisi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu). Alasan lain mengapa pakan menjadi salah satu faktor terpenting selain bibit dan manajemen di dalam pemeliharaan ternak, khususnya ternak sapi. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Kelemahan sistem produksi peternakan umumnya terletak pada ketidak pastian tatalaksana pakan dan kesehatan. Keterbatasan pakan menyebabkan daya tampung ternak pada suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi yang normal. Hal ini antara lain dapat diatasi bila potensi pertanian/ industry maupun limbahnya ikut dipertimbangkan dalam usaha peternakan. Ini tidak menjadi suatu yang berlebihan mengingat Indonesia merupakan negara agraris. Asalkan kita tahu secara tepat nilai guna dan daya gunanya serta tahu teknologi yang tepat pula untuk mengelolanya, agar lebih bermanfaat. Salah satu teknologi pengolahan hijauan pakan ternak yaitu dengan pengolahan secara fisik (hay). Tanaman hijauan diawetkan dengan cara dikeringkan dibawah sinar matahari kemudian disimpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12-30% disebut hay. Pengawetan dengan cara ini jarang dilakukan oleh peternak di Indonesia. Mungkin karena jumlah hijauan yang tersedia relatif tak terbatas. Lain halnya dengan di negara empat musim, dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. (Puger,2007) Hay adalah tanaman hijauan pakan ternak berupa rumput-rumputan/ leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering, dengan kadar air 20-30%. Untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode



1



berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memiliki daya cerna yang lebih tinggi. (Nevy Diana,2008) Tujuan khusus pembuatan hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau yang diterap. (Kartadisastra,1997) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana devinisi hay ? 2. Bagaimana cara membuat hay? 3. Proses apa saja yang terjadi pada saat pembuatan hay? 4. Bagaimana cara menentukan hay yang bagus? 5. Bagaimana cara penyimpanan hay yang baik supaya dapat bertahan lama? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari program ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui devinisi hay serta prinsip-prinsip pembuatan hay. 2. Mengetahui cara membuat hay. 3. Mengetahui proses apa saja yang terjadi pada saat pembuatan hay. 4. Mengetahui cara menentukan hay yang bagus. 5. Mengetahui cara penyimpanan hay yang baik supaya dapat bertahan lama.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Devinisi Hay Hay merupakan hijauan atau tanaman pakan ternak yang sengaja ditanam dan dipotong pada waktu kadar zat-zat makananya maximal, untuk selanjutnya dikeringkan agar dapat disimpan lama sehingga nantinya dapat dipergunakan pada musim kekurangan pakan. Umumnya berasal dari tanaman rumput lapangan dan daun-daunan tanaman leguminosa. Pembuatan hay adalah metode yang sudah sangat lama / tua yang selalu di lakukan. Metoda ini dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana, dan biaya yang paling rendah. Metode ini dilakukan peternak diseluruh dunia, pelaksanaannya berbeda-beda namun semua mengikuti prinsip dasar yang sama, yaitu mengurangi kadar air yang terkandung dengan mempertahankan kandungan nutrisi sebanyak mungkin. Tujuan khusus pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. Tujuan lain dalam pembuatan Hay adalah untuk untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman /rumputan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi. Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara mengeringkan hijauan, baik secara alami (menggunakan sinar matahari) maupun menggunakan mesin pengering (dryer). Adapun kandungan air hay ditentukan sebesar 12-20 %, hal ini dimaksud agar hijauan saat disimpan tidak ditumbuhi jamur. Jamur akan merusak kualitas hijauan yang telah diawetkan menjadi hay.



2.2 Cara Pembuatan Hay Sepintas kelihatanya pembuatan hay ini sangat mudah, akan tetapi dalam praktek membuat hay yang bermutu tinggi dengan zat-zat makanan yang hilang serendah-rendahnya adalah sukar. Prinsip dalam pembuatan hay adalah



3



menurunkan kadar air sampai pada tingkat tertentu, sehingga tidak cukup untuk menunjang kebutuhan mikroorganisme pembusuk. Pembuatanya secara umum dilkukan seperti berikut yakni setelah tanaman dipotong kemudian dikeringkan sedemikian rupa sehingga kadar airnya tinggal 22-25%, dengan diusahakan daundaun dan zat-zat makanan yang hilang seminimal mungkin. Kunci baik-buruknya hay yang dibuat adalah pada proses pengeringanya.



2.3 Macam-Macam Hay Sehubungan dengan bahan-bahan yang dipergunakan, cara pengeringan dan cara penyimpananya maka dikenal bermacam-macam hay sebagai berikut: a. Rumput hay, yakni yang dibuat dari tanaman rumput-rumputan . b. Legum- hay , yakni yang terbuat dari tanaman leguminosa. c. Mix-hay, yakni yang terbuat dari rumput-rumputan bercampur dengan leguminosa maupun weed. d. Barn-hay, yakni yang disimpan pada tempat yang teduh yang kemudian dianginkan atau diberi udara/ udara panas untuk menyempurnakan pengeringanya, hay semacam ini pada umumnya dibuat didaerah yang banyak hujanya. e. Dehydrated-hay, yakni hay yang dikeringkan secara buatan, yakni tanaman dipotong dan langsung dikeringkan sehingga warnanya masih tetap hijau, daun-daunya tidak banyak yang rontok, dengan cara ini kadar zat-zat makananya terutama vitamin A lebih tinggi dari pada hay yang dikeringkan dengan sinar matahari, sedangaan kadar vitamin D nya lebih rendah. Dari hasil penyelidikan menunjukan bahwa hay semacam ini lebih banyak mengandung karbohydrat, protein dan zat-zat hijau (chlorophyl). Dalam praktek hijau-hijauan serupa ini banyak yang digiling halus untuk sumber caroten bagi ternak ayam. Misalnya tepung daun lantoro, daun turi, daun lucerne , dan lain-lain. f. Salted-hay, yakni hay yang ditambahi garam. Ini berdasarkan anggapan para peternak bahwa penambahan garam akan menyebankan bertambahnya nafsu makan ternak . garam yang ditambahkan ± 0,5−1,0%.



4



2.4 Faktor-Faktor yang Menentukan Kwalitas Hay Untuk mendapatkan hay yang berkwalitas baik beberapa hal pelu diperhatikan, seperti : 1. Macam tanaman yang dijadikan hay Secara umum tanaman legumunisa seperti kacang kedele, kacang tanah, clover, lucerne dan lain-lainya mempunyai kadar protein dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan rumput-rumputan. Beberpa faktor perlu diperhatikan untuk memutuskan tanaman yang mana yang lebih baik dibuat hay, misalnya proces pengeringan. Tanaman legumunisa, walaupun kadar protein dan mineralnya lebih tinggi namun daun – daunya yang banyak mengandung protein mudah rontok pada kadar air 30%. Jadi daun – daunya banyak yang hilang bila dikeringkan dengan sinar matahari. Hasil yng baik akan diperoleh bila kedua tanaman rumput dengan legum dicampur. 2. Waktu pemotongan Untuk tanaman rumput-rumputan dan leguminosa yang akan dipergunakan sebagai hijauan makanan ternak sebaiknya dipotong pada waktu kadar proteinya maximal. Hal ini dicapai pada waktu tanaman mulai berbunga sampai berbunga penuh. Demikian pula pada tingkat ini kadar serat kasarnya yang sukar dicerna adalah lebih sedikit dibandingkan apabila tanaman dipotong waktu tua, yakni setelah biji-bijianya masak. Oleh karena itu tidaklah mungkin dapat dihasilkan hay yang berkwalitas baik apabila tanaman dipotong pada umur yang agak tua, karena adanya serat kasar yang tinggi menyebabkan pakan hijauan menjadi sukar dicerna. 3. Cara pengeringan Pengeringan tanaman yang dijadikan hay dapat dilakukan dengan 2 cara yakni : a) Dengan sinar matahari Ada daerah-daerah yang sangat banyak hujannnya pengeringan dapat dilakukan pada suatu tiang. Tanaman yang telah dipotong diletakkan pada tiang tersebut dengan posisi vertikal. Sedangkan pada daerah-daerah yang



5



sedikit hujannya pengeringan dapat dilakukan diatas tanah. Bagi yang dikeringkan diatas tanah, setelah tanaman dipotong kemudian dikumpulkan berleret-leret secara teratur untuk dijemur. Cara pengeringan seperti ini disebut: windrow. Juga dilakukan dengan membiarkan tanaman yang dipotong berserakan diatas tanah secara tak teratur. Cara seperti ini disebut : swath. Tumpukan tanaman yang dikeringkan secara swath biasanya lebih tipis bila dibandingkan dengan cara windrow, sehingga dengan cara swath tanaman akan lebih cepat kering. Tanaman yang daunnya kecil-kecil seperti halnya leguminosa apabila dikeringkan dengan cara swath akan menyebakan daun-daunnya cepat kering sehingga menjadi keriput dan mudah rontok, sedangkan batangnya masih basah. Oleh karena itu gabungan cara windrow dan swath sebaiknya dilakukan dimana tanaman dibiarkan berserakan selama 3-6 jam diterik matahari untuk kemudian dikumpulkan/ ditumpuk berleretleret secara teratur. b) Dengan pengeringan buatan Pengeringan dengan cara buatan ada bermacam-macam. Dengan pemanasan listrik, gas, uap panas, dan lain-lainya. Cara ini biasanya digunakan pada daerah-daerah yang banyak hujannya terutama dinegaranegara bermusim 4 yang telah maju tenologinya. Tanaman yang dibuat hay dengan segera dapat dikeringkan dengan memasukkan pada suatu tempat / ruangan khusus. Disini waktu pengeringanya akan relatif cepat dan waktunya bisa diatur, akan tetapi biaya pembuatanya seakan lebih mahal.



2.5 Zat-Zat Makanan yang Hilang Dalam Pembuatan Hay Dalam pembuatan hay banyak zat-zat makanan yang hilang, lebih-lebih dalam keadaan cuaca yang buruk ± 40% bahan keringnya akan hilang. Dalam keadaan biasa 10% bahan keringnya hilang. Hilangnya zat protein disebabkan karena gugurnya daun, batang atau biji. Disamping itu ditambah dengan adanya proses fermentasi dan leaching (hilangnya zat-zat makanan karena dihanyutkan oleh air hujan). Caroten (bahan pembentuk vitamin A) yang banyak terdapat dalam daun, hilang dengan cepat akibat adanya panas. Carotin ini hilangnya lebih



6



cepat dibandingkan zat hijau daun (chlorophyl). Oleh karena itu hay yang dikeringkan dengan cara buatan (dehydrated-hay) mempunyai kandungan vitamin A dan chlorophyl yang lebih tinggi.



2.6 Proses Yang Terjadi Pada Pembuatan Hay Pada proses penumpukan dan pengeringan hijauan akan terjadi proses-proses sebagai berikut : a. Proses Respirasi Hijauan yang segar masih mampu mengadakan respirasi. Respirasi ini akan mengambil oksigen dari luar dan akan menghasilkan air serta panas. Kerusakan gizi pada tahap ini bisa mencapai 10%. b. Proses Fermentasi Bakteri yang berpengaruh dalam proses fermentasi adalah dari jenis bakteri thermofilik, yang akan menghasilkan panas. Apabila tumpukan hijauan tidak sempurna, kerusakan yang disebabkan oleh bakteri dan enzim tersebut bisa mencapai 5-10%. c. Reaksi kimiawi Dalam proses pembuatan hay mungkin akan terjadi suatu reaksi kimiawi, akibat dari reaksi ini akan timbul panas yang tinggi, sehingga hasil dari hay akan berwarna coklat kehitaman.



2.7 Cara Menentukan Hai yang Baik Adapun kriteria hay yang baik : • Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuningkuningan. • Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh



dan jelas,



tidak terlalu kering sebab kalu kering maka akan mudah patah. • Tidak kotor dan tidak berjamur. • Mohon di ingat Alat Pengukur Parameter keberhasilan pembuatan hay yang terbaik adalah Ternak yang akan memakannya



7



2.8 Cara-Cara Menyimpan Hay Hay harus di simpan di tempat yang kering, terlidung dari air hujan, sebaiknya jangan di letakan di atas tanah, karena tanah bersifat lembab. Berdasarkan keadaan cuaca setempat, maka bermacam-macam cara menyimpan hay yang dikenal adalah sebagai berikut : 1. Barn, adalah hay yang sudah dikeringkan lalu disimpan pada suatu tempat tertentu yang teduh. Ini terutama dilakukan pada tempat-tempat yang banyak hujannya. 2. Stock , adalah hay yang ditumpuk pada ruangan terbuka. 3. Bale, adalah hay yang dimasukkan dalam suatu alat pengepakan sehingga waktu dikeluarkan sudah terikat dalam bentuk segi empat. Ini biasanya dilakukan apabila hay akan diperdagangkan atau untuk persediaan makanan sapi-sapi export, diatas kapal . hay semacam ini kadar airnya tidak boleh melebih 20%. 4. Ten Ton, adalah cara penyimpanan hay yang murah dan sangat efektif dengan menggunakan Ten Ton ( mereka menyebutnya dengan Tenda Tony), seperti pada gambar berikut.



8



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hay merupakan hijauan atau tanaman pakan ternak yang sengaja ditanam dan dipotong pada waktu kadar zat-zat makananya maximal, untuk selanjutnya dikeringkan agar dapat disimpan lama sehingga nantinya dapat dipergunakan pada musim kekurangan pakan. Umumnya berasal dari tanaman rumput lapangan dan daun-daunan tanaman leguminosa. Tujuan pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. Tujuan lain dalam pembuatan Hay adalah untuk untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman /rumputan pada periode berikutnya. Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara mengeringkan hijauan, baik secara alami (menggunakan sinar matahari) maupun menggunakan mesin pengering (dryer). Adapun kandungan air hay ditentukan sebesar 12-20 %, hal ini dimaksud agar hijauan saat disimpan tidak ditumbuhi jamur. 3.2 Saran



9



DAFTAR PUSTAKA Susila T.G.O. 2015. Pengawetan dan Penyimpanan Hijauan Pakan Ternak. Universitas Udayana.



10