Makalah Peranan Akuntansi Biaya Dalam Laporan Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERANAN AKUNTANSI BIAYA DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN Dosen : Dr Asriani Junaid, SE., MSA., Ak., CA



Oleh Sumarlin



02420202023



Azwar Amiruddin



02420202028



Aryanzah Amiruddin



02420202025



Regina Cahyani



02420202024



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2021



i



KATA PENGANTAR



Segala puja hanya bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia dan nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan dengan pokok bahasan “Peranan Akuntansi Biaya Dalam Menyusun Laporan Keuangan” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan yang diampu oleh Dr Asriani Junaid, SE., MSA., Ak., CA. Dalam proses penyusunan makalah ini maka tak terlepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini. Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Makassar , 16 April 2021



Kelompok 3



ii



DAFTAR ISI



SAMPUL ............................................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1 1.3. Tujuan ................................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Akuntansi Biaya ................................................................................................ 3 2.2. Tujuan dan Manfaat Peranan Akuntansi ............................................................................... 4 2.3. Sistem Akuntansi Biaya........................................................................................................ 5



2.4. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi ............................................................. 6 2.5. Dampak Pencatatan Biaya Produksi Terhadap Penyusunan Harga Pokok Penjualan ............................................................................................. 7 2.6. Perhitungan dan Penggunaan Biaya Perunit Dengan Menggunakan Sistem Biaya Pesanan, Biaya Proses dan Join Cost .................................................. 9 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 13



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Peranan akuntansi biaya dalam pengambilan keputusan sangat disadari oleh perusahaan. Hal itu, di karenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran tugas manajemen khususnya di bidang perencanaan dalam mengambil keputusan yang dibutuhkan secara cepat dan tepat dimana persaingan dalam dunia bisnis yang semakin padat. Akuntansi biaya merupakan akutansi yang membahas tentang penentuan harga pokok dari sesuatu barang yang diproduksi. Tujuan akuntansi biaya adalah untuk pengumpulan dan pelaporan biaya serta untuk pengendalian dan pemgambilan keputusan. Kesulitan dalam hal pencatatan dan pengelolaan data produksi maupun transaksi keuangan, seperti menghitung harga pokok produksi yang terjadi di dalam perusahaan manufaktur. Harga pokok produksi mencerminkan total biaya yang dikeluarkan, untuk memproduksi satu satuan produk yang dihasilkan, sehingga ketidakakuratan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat menimbulkan dampak terhadap harga jual sebuah produk. Apabila harga pokok produksi terlalu tinggi akan mengakibatkan harga jual produk tersebut akan tinggi. Jika harga jual tinggi, perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lain.



Oleh karena itu,



perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan harus dengan tepat dan benar serta akurat. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah antara lain : 1. Bagaimana Perbedaan Pencatatan Biaya Produksi dengan menggunakan Sistem Standard Costing, Normal Costing dan Actual Costing?



1



2. Bagaimana dampak pencatatan biaya produksi dengan menggunakan Sistem Standard Costing, Normal Costing dan Actual Costing terhadap penyusunan laporan harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur ? 3. Bagaimana perhitungan dan pengunaan biaya per unit dengan mempergunakan system biaya pesanan, biaya proses dan joint cost? 1.3. Tujuan Tujuan Makalah ini adalah 1. Untuk Mengetahui Perbedaan Pencatatan Biaya Produksi dengan menggunakan Sistem Standard Costing, Normal Costing dan Actual Costing. 2. Untuk Mengetahui dampak pencatatan biaya produksi dengan menggunakan Sistem Standard Costing, Normal Costing dan Actual Costing terhadap penyusunan laporan harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur. 3. Untuk Mengetahui perhitungan dan penggunaan biaya per unit dengan mempergunakan system biaya pesanan, biaya proses dan joint cost



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya biasanya hanya dianggap berlaku untuk operasi pabrikase, namun dalam dunia ekonomi dewasa ini setiap jenis organisasi dari berbagai ukuran dapat mengambil manfaat dari penggunaan konsep dan teknik akuntansi biaya. Akuntansi biaya juga dapat diartikan sebagai kunci atau alat yang penting guna membantu manajemen dalam melakukan pertimbangan, perencanaan, pengawasan serta sebagai penilaian terhadap kegiatan perusahaan. Menurut Mulyadi (2016:7) bahwa pengertian Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk  jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Abdul Halim (2012) mengemukakan definisi akuntansi biaya adalah “Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi  pesanan dan pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan. yang akan dijual”. Sedangkan menurut R. A. Supriyono (1991) dalam bukunya Akuntansi Biaya, bahwa “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya”. Jadi akuntansi biaya merupakan penentuan harga pokok suatu produk dengan melakukan suatu proses pencatatan, penggolongan dan penyajian transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Dari definisi di atas, jelaslah bahwa fungsi akuntansi biaya adalah sebagai alat informasi bagi seorang pimpinan dalam rangka



3



pengambilan keputusan. Disamping itu, dikemukakan juga bahwa akuntansi biaya pada umumnya identik dengan manajerial dan sebagai alat bagi seorang manajer dalam merencanakan dan mengontrol serta mengevaluasi kegiatan perusahaan.



2.2. Tujuan dan Manfaat Peranan Akuntansi Biaya Adapun tujuan dari akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi  biaya bagi manajemen guna membantu mereka dalam mengelola perusahaan. Penentuan harga pokok produk juga merupakan tujuan dari pada perusahaan  pabrikase hanya dapat dilakukan jika diadakan pemisahan antara biaya produksi dan  biaya non produksi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka biaya-biaya yang terjadi di dalam  perusahaan harus dicatat dan digolongkan sedemikian rupa, sehingga jelas yang mana  biaya langsung dan biaya tak langsung yang termasuk biaya produksi dan apa saja yang merupakan biaya non produksi, dengan demikian memungkinkan untuk menentukan harga pokok atau menetapkan biaya produksi secara baik dan teliti. Akuntansi biaya bukanlah tujuan tetapi merupakan alat dari manajemen untuk  berbagai tujuan dan keperluan yang dibutuhkan manajemen termasuk pengawasan dan penekanan biaya produk yang dihasilkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya itu sendiri dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan mengenai : 1) Penentuan harga pokok persatuan produk atau jasa. 2) Pengendalian biaya. 3) Pengendalian data biaya bagi pengambilan keputusan khusus, perumusan kebijaksanaan dan perencanaan jangka panjang.



4



Tujuan atau manfaat lain akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu: 1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan dimasa yang akan datang. 2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat membantu dalam: a. penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun  barang dalam proses.  . b. penetapan harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan harga jual berdasarkan harga pokok  penetapan laba. c. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen.



2.3. Sistem Akuntansi Biaya Tahap



akhir



dalam



sistem



produksi



adalah



sistem



akuntansi



biaya.



Tujuan



diselenggarakannya sistem akuntansi biaya adalah: a) Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja kegiatan produksi. b) Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja kegiatan produksi. c) Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai  persediaan dan harga pokok penjualan.



5



2.4. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode harga pokok produksi suatu barang merupakan tujuan pokok akuntansi biaya. Harag pokok produksi tersebut diperoleh melalui pengumpulan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Menurut Bustami dan Nurlela (2009:43) Ada tiga metode dalam perhitungan harga pokok produksi antara lain : 2.4.1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Sistem  pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan. Metode perhitungan harga pokok produksi sesungguhnya biasanya digunakan pada metode harga pokok proses yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode periodik 2.4.2. Normal Cost (Metode Harga Pokok Normal) Pada metode ini, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri kepada produk tertentu, dengan biaya overhead pabrik menggunakan tariff pembebanan dimuka. Metode ini biasanya digunakan pada metode harga pokok pesanan yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpetual. 2.4.3. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar) Sistem  pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga  pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan. Dalam metode ini, perusahaan terlebih dahulu menetapkan harga pokok produksi per unit menggunakan standar tertentu, sehingga harga pokok produksi per unit bukan harga pokok



6



seharusnya. Metode harga pokok standar ini biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi secara manual dan menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpetual. 2.5. Dampak Pencatatan Biaya Produksi Terhadap Penyusunan Harga Pokok Penjualan. Dampak Pencatatan Biaya Produksi Terhadap Penyusunan Harga Pokok Penjualan dapat kita lihat dari tabel hasil ringkasan analisis biaya furniture sebagai berikut :



Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui adanya varian atau selisih pada biaya bahan baku yang mengalami kerugian (unfavorable) sebesar Rp. 60.000.000,-. Selisih yang merugikan tersebut dipengaruhi oleh harga bahan baku yang naik. Selisih yang merugikan tersebut akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi secara keseluruhan nantinya. 7



Biaya tenaga kerja langsung mengalami kerugian sebesar Rp. 2.720.000,-. Untuk bagian produksi yang standarnya Rp.32.640.000,- mengalami kenaikan menjadi Rp.35.360.000,-. Selisih kerugian tersebut terjadi karena perubahan metode penggajian yang dilakukan perusahaan. Penggajian yang standar dilakukan setiap bulan adalah dengan nominal rata-rata Rp.1.920.000,-, gaji setiap karyawan bisa berbeda dikarenakan kebijakan perusahaan yang memberikan gaji sesuai dengan kinerja karyawan nya. Sekarang gaji diberikan secara harian dan dengan nilai yang sama yaitu Rp.80.000,- perhari. Biaya overhead mengalami selisih menguntungkan ada juga yang mengalami kerugian. Selisih kerugian terjadi pada bahan penolong sebesar Rp.42.000,- yang disebabkan oleh kenaikan harga dan penggunaan bahan penolong yang fluktuatif. Lalu biaya listrik tidak mengalami kerugian maupun keuntungan karna biaya standar sama-sama dengan biaya aktual nya sama halnya dengan biaya telepon yang sama tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. Biaya bahan bakar untuk kendaraan operasional perusahaan mengalami selisih keuntungan sebesar Rp.69.000,- karena biaya standar bulan februari Rp.7.389.000 sedangkan biaya aktual nya Rp.7.320.000,-. Pengiriman barang yang dilakukan via ekspedisi dengan ongkos ditanggung pembeli meminimalisir penggunaan bahan bakar untuk kendaraan operasional pengiriman barang. Pada tenaga kerja tidak langsung mengalami keuntungan (favorable) sebesar Rp. 260.000 yang disebabkan oleh penggatian metode pemberian upah yang biasanya dilakukan bulanan, sekarang dilakukan dengan perhitungan harian, sehingga terjadi selisih dengan bulan sebelumnya. Sedangkan bagian reparasi pemeliharaan dan penyusutan mesin, kendaraan serta bangunan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan karna tidak terjadi selisih antara biaya standar dan biaya aktualnya.



8



Dari analisis yang dilakukan diatas, selisih-selisih yang terjadi tentunya berdampak pada laba atau rugi yang akan didapat oleh perusahaan. Pada selisih biaya bahan baku, tentunya perusahaan merugi dengan adanya kenaikan yang terjadi pada harga bahan baku. Naiknya harga bahan baku membuat perusahaan harus menaikkan harga jual produk furniturenya dan dapat berdampak pada jumlah pesanan dimasa yang akan datang. Namun berbeda dengan biaya overhead pabriknya yang apabila diakumulasikan masih mengalami keuntungan sebesar Rp.287.000,-.yang berarti mengalami biaya produksi yang lebih efektif pada bulan maret dibandingkan dengan biaya standar bulan februari. Yang pada akhirnya, ketika biaya produksi dapat ditekan atau tidak melebihi biaya standar, maka laba yang dihasilkan akan menjadi lebih optimal. 2.6.



Perhitungan dan Penggunaan Biaya Perunit Dengan Menggunakan Sistem Biaya Pesanan, Biaya Proses dan Join Cost.



2.6.1. Perhitungan dan Penggunaan Biaya Per Unit Dengan Menggunakan Sistem Biaya Pesanan. Produksi dan perhitungan biaya pesanan dapat dilakukan oleh perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan, memproduksi banyak jenis jasa atau produk yang cukup berbeda satu sama lain. Produk khusus atau produk yang dibuat berdasarkan pesanan akan masuk dalam penghitungan biaya pesanan, begitu pula dengan perusahaan yang menyediakan jasa berbeda kepada setiap pelanggan. Perusahaan yang menggunakan sistem pesanan termasuk percetakan, konstruksi, pembuatan perabot, perbaikan mobil, dan jasa medis. Pada sistem produksi berdasarkan pesanan, biayanya diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja. Pesanan kerja atau job adalah satu unit yang berbeda atau serangkaian unit. Sebagai contoh, suatu pesanan kerja bisa terdiri atas proyek desain ulang atau membuat dua belas unit



9



meja khusus untuk ruang baca anak-anak di perpustakaan lokal. Pendekatan untuk membebankan biaya pesanan dinamakan sistem perhitungan biaya pesanan (job order costing system). Dalam suatu perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya pekerjaan dan menyediakan informasi penting bagi manajemen. Misalnya, perusahaan Z memproduksi suplemen nutrisi khusus dan menyewa ruang pabrik. Pada bulan pertama, mereka menerima dua pesanan. Pesanan pertama berjumlah 200 botol suplemen bubuk ukuran 24 ons dari toko ritel. Bubuk itu kemudian dinamai Supli Shake 001 dan didesain untuk dicampur dengan air atau susu. Lalu, ada pesanan kedua, yaitu 100 botol LigaStrong 001 Kapsul untuk memperkuat tulang sendi. Z sendiri setuju dengan harga berdasarkan biaya ditambah 50 persen. Jika biaya bahan baku adalah Rp26.700.000 dan biaya tenaga kerja langsung 4.500.000 (Rp225.000 per jam, selama 20 jam), sedangkan tarif overhead yang dianggarkan adalah Rp180.000 per jam tenaga kerja langsung, maka overhead yang dibebankan adalah Rp3.600.000 (Rp180.000 per jam selama 20 jam). Sehingga, menghasilkan jumlah biaya pesanan kerja yaitu Rp34.800.000 dan biaya per unit Rp174.000 per botol. -



Bahan Baku Langsung: Rp26.700.000



-



Tenaga Kerja Langsung: Rp4.500.000 (Rp22.500 x 20)



-



Overhead: Rp3.600.000 (Rp180.000 x 20)



-



Jumlah Biaya: Rp34.800.000



-



Jumlah Biaya per Unit: Rp34.800.000 : 200 = Rp174.000 Harga dalam lingkungan berdasarkan pesanan sering ditetapkan berdasarkan biaya. Hal



itu yang diterapkan untuk suplemen ramuan berbeda, sama halnya dengan jumlah tenaga kerja



10



dan peralatan yang dibutuhkan (beberapa ramuan akan dicampur dan dikemas, sedangkan yang lain akan digiling dan diubah menjadi tablet atau dimasukkan dalam kapsul. 2.6.2. Perhitungan dan Penggunaan Biaya Per Unit Dengan Menggunakan Sistem Biaya Proses. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri berdasarkan proses, umumnya memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis secara besar-besaran. Contoh perusahaan yang menggunakan sistem berdasarkan proses adalah perusahaan makanan, semen, bahan bakar, dan bahan kimia. Satu galon cat sama seperti galon cat lainnya. Hal yang penting dalam sistem berdasarkan proses adalah biaya satu unit produk identik dengan biaya produk lainnya. Perusahaan jasa juga dapat menggunakan pendekatan perhitungan biaya proses. Sebagai contoh, bagian kliring cek dari suatu bank mengeluarkan biaya yang sama untuk menguangkan cek, berapa pun besar uang dalam cek tersebut atau atas nama siapa cek tersebut ditulis. Perhitungan biaya proses akan dapat berjalan dengan baik jika produk yang dihasilkan relatif homogen. Selain itu, produknya melewati serangkaian proses dan menerima jumlah biaya produksi yang hampir sama. Perusahaan dengan sistem proses akan melakukan akumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Hasil dari proses selama periode tertentu akan diukur. Biaya per unit akan dihitung melalui pembagian biaya proses dengan output atau hasil pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya inilah yang disebut dengan sistem perhitungan biaya proses (process costing system). Sementara, penetapan biaya per unit dari suatu departemen adalah dengan cara membagi total biaya dari departemen terkait dengan unit yang diserahkan ke departemen berikutnya. Namun, ada yang bisa menjadikan masalah, jika di departemen terdapat produk yang



11



baru diproses sebagian. Perhitungan jumlah biaya akan dialokasikan ke departemen berikutnya harus dikurangi terlebih dahulu dengan nilai barang-barang yang baru diproses sebagian tersebut. Untuk menetapkan berapa biaya bahan mentah, dan biaya antara produk-produk yang telah selesai dan dipindahkan ke departemen berikutnya dengan persediaan barang masih tetap di departemen yang bersangkutan, maka perlu dihitung dan ditetapkan bagaimana bahan mentah dan biaya-biaya lain tersebut dimasukkan dalam produksi. Pengalokasian biaya produksi antara unit yang telah selesai dan persediaan barang yang baru selesai sebagian, terlebih dahulu harus ditetapkan beberapa hal yaitu jumlah perbandingan unit (equivalent unit) di dalam periode yang bersangkutan, dan biaya produksi per unit ekuivalen (processing cost per equivalent unit) pada periode yang bersangkutan. 2.6.3. Perhitungan dan Penggunaan Biaya Perunit Dengan Menggunakan Sistem Join Cost ada dua cara untuk menghitung harga pokok per unit yaitu 1) Rata-Rata Sederhana Harga pokok perunit dihitung dengan membagi total biaya bersama dengan total kuantitas yang diproduksi. Alokasi biaya bersama diperoleh dari harga pokok per unit dikalikan kuantitas masing-masing produk. 2) Rata-Rata Tertimbang Metode ini dipakai untuk produksi bersama yang memiliki nilai yang berbeda dari masing-masing jenis produksinya. Dasar perhitungan dalam metode ini adalah jumlah kuantitas dari masing-masing produk dikalikan dengan factor penimbangnya. Factor ini ditetapkan atas dasar jumlah bahan yang dipakai , sulitnya pembuatan produk dan waktu pembuatan produk.



12



BAB III KESIMPULAN Akuntansi biaya memiliki peran yang sangat penting untuk membantu kelancaran tugas manajemen dalam hal mengambil keputusan. Akuntansi biaya adalah penentuan harga pokok suatu produk dengan melakukan suatu proses pencatatan, penggolongan dan penyajian transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Tujuan akuntansi biaya. Adapun tujuan dari akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi  biaya bagi manajemen guna membantu mereka dalam mengelola perusahaan. Penentuan harga pokok produk juga merupakan tujuan dari pada perusahaan  pabrikase hanya dapat dilakukan jika diadakan pemisahan antara biaya produksi dan  biaya non produksi. Ada tiga metode dalam perhitungan harga pokok produksi antara lain :



(1) Actual Cost System (Sistem Harga Pokok



Sesungguhnya), (2) Normal Cost (Metode Harga Pokok Normal) dan (3) Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar)



13



DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim (2012), Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Yogyakarta : BPFE –Yogyakarta R.A Supriyono. 1991. Akuntansi Manajemen 3. Cetakan Kesatu. BPEE : Yogyakarta Mulyadi, 2016. Akuntansi Biaya Edisi 5. Cetakan Keempatbelas. UPP STIM YKPN : Yogyakarta Bustami, Bastian dan Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kesatu. Mitra Wacana Media. Jakarta



14