Makalah Perencanaan Audit Dan Prosedur Analitis 33 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS



DIBUAT OLEH :



NAMA : CINDY FEIRRAMONA NIM : 16622161



KELAS AKUNTANSI MALAM 1 PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan kepada saya untuk menyelesaikan makalah tentang “ Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis ”. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akutansi 1. Saya sadar makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan dalam mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari dosen. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya sendiri khususnya. Atas perhatian nya saya ucapkan terima kasih.



Tanjungpinang, 25 Oktober 2019



Penyusun 1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1 DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..2 BAB 1…………………………………………………………………………………….……. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….. 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….…...3 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….…...4 1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..………4



BAB II …………………………………………………………………………………………. PEMBAHASAN……………………………………………………………………………….. 1.1 Pentingnya Perencanaan Audit…………………………………………………………….5 1.2 Menerima Klien Baru…………………………………..………………………………….6 1.3 Memahami dan Menilai Risiko Bisnis dan Industri Klien …………………….………….7 1.4 Prosedur Analitis………………….……………………………………………………….8 1.5 Jenis-jenis Prosedur Analitis……………………….………………………………….…..8 1.6 Penggunaan Rasio Keuangan ……………………………………………………………..9



BAB III…………………………………………………………………………………………. PENUTUP……………………………………………………………………………………… 1. Kesimpulan………………………………………………………………………...…10 2. Saran…………………………………………………………………………………..



BAB IV…………………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..11



2



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran kejadiankejadian ekonomi dengan perlakuan yang logis yang bertujuan menyediakan informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Fungsi akuntansi adalah menyediakan jenis-jenis informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan baik oleh manajemen maupun pihak lainnya dalam pembuatan keputusan. Dalam mempersiapkan informasi yang relevan, para akuntan harus memiliki suatu pemahaman mendalam atas prinsip-prinsip serta aturan-aturan yang menjadi dasar dalam menyiapkan informasi akuntansi. Dalam mengaudit akuntansi hal yang perlu diperhatikan adalah hal yang berkaitan dengan penentuan apakah informasi yang telah dicatat tersebut secara tepat telah mencerminkan peristiwa ekonomis yang terjadi selama periode akuntansi. Dikarenakan aturan-aturan akuntansi merupakan kriteria untuk mengevaluasi apakah informasi akuntansi tersebut telah dicatat secara tepat, maka sebagian auditor yang terlibat dalam data-data ini pun harus memiliki pemahaman yang mendalam akan aturan tersebut. Selain memahami akuntansi, seorang auditor harus memiliki keahlian mengumpulkan bukti-bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan seorang auditor dan seorang akuntan. Menentukan prosedur-prosedur yang tepat, memutuskan jumlah serta jenis akun yang diuji, serta mengevaluasi penemuan-penemuan audit merupakan permasalahan khas yang dijumpai seorang auditor.



3



1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa pentingnya perencanaan audit ? 2. Bagaimana menerima karyawan baru ? 3. Bagaimana memahami dan menilai risiko bisnis dan industry klien ? 4. Apa prosedur analitis ? 5. Apa jenis-jenis prosedur analitis ? 6. Apa penggunaan rasio keuangan ?



1.3 TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengidentifikasi perencanaan audit dan prosedur analitisnya. Selain itu, makalah ini dibuat untuk melengkapi nilai tugas mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1.



4



BAB II PEMBAHASAN



1.1 Pentingnya Perencanaan Audit Berdasarkan standar audit, auditor diharuskan untuk merencanakan pekerjaannya secara memadai dan jika digunakan asisten harus disupervisi sebagaimana mestinya. Auditor merencanakan penugasan audit dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan bahan bukti yang tepat pada setiap situasi yang dihadapi dan untuk menciptakan tingkat efisiensi biaya audit. Sehubungan dengan pelaksanaan audit dan biaya audit, ada 2 jenis risiko yang sangat mempengaruhinya, yaitu : 1. Audit yang dapat diterima ( acceptable audit risk ) : Adalah ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan. 2. Risiko bawaan ( inherest risk ) : Adalah ukuran kemungkinan adanya salah saji yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal. Kedua jenis risiko ini merupakan bagian yang penting dari perencanaan audit untuk membantu auditor dalam menentukan jumlah bukti yang harus diperoleh dan banyaknya staf yang dibutuhkan untuk setiap penugasan. Perencanaan audit yang dilakukan dengan baik dapat menciptakan audit yang efisien dan efektif. Kegagalan untuk merencanakan penugasan audit secara tepat dapat menyebabkan penerbitan laporan audit yang keliru atau audit menjadi tidak efisien dan tidak efektif. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi secara menyeluruh atas pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariari tergantung pada ukuran dan kompleksitas entitas klien, pengalaman mengenai entitas klien, dan pengetahuan tentang bisnis entitas klien.



5



1.2 Menerima Klien Baru Fase pertama dari proses audit yang terkait dengan perencanaan audit adalah memutuskan apakah akan menerima klien baru dan atau terus melayani klien yang lama. Usaha yang signifikan biasanya akan lebih dicurahkan untuk mengevaluasi penerimaan klien baru disbanding keputusan untuk melanjutkan penugasan dari klien yang telah ada sekarang. Dengan melanjutkan penugasan dari klien yang lama, auditor akan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas mengenai bisnis klien dan lingkungannya. Meskipun untuk memperoleh dan mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah, kantor akuntan public harus ekstra hati-hati dalam memutuskan klien mana yang akan diterima. Sebisa mungkin kantor akuntan public menolak penugasan audit dari klien yang memiliki reputasi manajemen yang buruk ( tidak memiliki integritas ). Kantor akuntan public seharusnya melakukan investigasi atas klien barunya sebelum menerima penugasan. Prosedur yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi klien baru adalah : 1. Memperoleh dan meninjau informasi keuangan yang ada, seperti laporan keuangan bulanan, laporan keuangan tahunan, surat pemberitahuan pajak penghasilan. 2. Menanyakan kepada pihak ketiga seperti pihak bank, pengacara, dan supplier, mengenai beberapa informasi yang terkait dengan integritas dan reputasi manajemen klien. 3. Mengkomunikasikannya dengan auditor sebelumnya, sebagaimana yang diharuskan oleh standar audit, mengenai apakah terdapat ketidaksesuaian dengan standar akuntansi, prosedur audit, atau masalah penting lainnya. 4. Mempertimbangkan apakah klien baru memiliki beberapa keadaan yang memerlukan perhatian khusus atau menunjukkan risiko bisnis atau risiko audit yang tidak biasanya, seperti masalah tuntutan hokum, atau masalah kesinambungan usaha. 5. Mengidentifikasi alasan untuk diaudit. 6. Memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien. 7. Menentukan apakah KAP dapat bertindak independent dengan klien dan dapat memberikan jasa yang diinginkan klien baru. 8. Menentukan apakah KAP memiliki keahlian dan pengetahuan teknis khusus tentang industry klien agar dapat melaksanakan penugasan secara baik. 9. Menentukan apakah penerimaan klien baru tersebut tidak melanggar kode perilaku professional.



6



Ketika klien baru sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, standar audit mengharuskan auditor baru untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu sebelum menerima penugasan. Tujuannya adalah untuk membantu auditor penerus dalam mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut. Sebagai contoh, komunikasi ini dapat menginformasikan kepada auditor penerus bahwa klien kurang memiliki integritas atau ada pertentangan terhadap standar akuntansi dan prosedur audit.



1.3 Memahami dan Menilai Risiko Bisnis dan Industry Klien Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan. Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industry klien serta pengetahuan tentang operasi perusahaan adalah penting untuk melaksanakan audit yang memadai. Sifat bisnis dan industry klien dapat mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tata kelola perusahaan meliputi struktur organisasi klien. Dewan direksi yang efektif membantu memastikan bahwa manajemen telah melakukan pengelolaan perusahaan dalam rentang risiko yang dapat diterima, sedangkan komite audit sebagai pihak independent, melalui pengawasannya atas pelaporan keuangan dapat mengurangi kemungkinan dilakukannya tindakan manajemen laba yang berlebihan. Risiko bisnis klien adalah risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya, yang berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta ketaatan pada undang-undang dan berbagai peraturan yang mengikat.



7



1.4 Prosedur Analitis Prosedur analitis merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data non keuangan. Prosedur analitis digunakan dengan tujuan : -



Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya



-



Sebagai pengujian substantive untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi



-



Sebagai review menyeluruh atas informasi keuangan pada tahap review akhir audit.



Prosedur analitis meliputi perbandingan antara jumlah-jumlah yang tercatat atau rasio yang dihitung dari jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan perkiraan yang dikembangkan oleh auditor. Auditor mengembangkan perkiraan tersebut dengan mengidentifikasi dan menggunakan hubungan yang masuk akal terjadi berdasarkan pemahaman auditor mengenai klien dan industrinya. Tujuan prosedur analitis dalam perencanaan audit adalah untuk membantu dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun.



1.5 Jenis-Jenis Prosedur Analitis Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung pada auditor yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Auditor dapat membandingkan data klien dengan data industry, data periode sebelumnya yang serupa, hasil yang diperkirakan auditor, dan hasil yang diperkirakan berdasarkan data non keuangan. Manfaat paling penting dari perbandingan data klien dengan data industry adalah membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi kurang membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial. Kelemahan utama penggunaan rasio industry adalah penerapan metode akuntansi yang berbeda sehingga mengurangi sifat komparabilitas data. 8



Anggaran adalah pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk periode tertentu. Anggaran pada suatu periode merupakan pedoman untuk melakukan operasi selama periode anggaran yang bersangkutan. Proses penyiapan anggaran disebut dengan penganggaran. Penganggaran akan sangat bermanfaat apabila menjadi bagian integral dari analis strategi perusahaan. Anggaran keuangan mengukur ekspektasi manajemen yang berkaitan dengan pendapatan, posisi keuangan, dan arus kas. Auditor juga dapat membandingkan data klien dengan hasil yang diperkirakan berdasarkan data non keuangan. Sebagai contoh, auditor dapat membuat ekspektasi atas besarnya komisi penjualan dengan cara mengalikan jumlah karyawan bagian penjualan dengan tarif komisi ratarata.



1.6 Penggunaan Rasio Keuangan Prosedur analitis yang dilakukan auditor selama tahap perencaan maupun review akhir atas laporan keuangan yang telah diaudit seringkali menggunakan rasio keuangan. Berguna untuk memahami peristiwa terkini dan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan melaporkan transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi yang terjadi dalam suatu periode waktu tertentu. Transaksi bisnis yang terjadi ini dituangkan dalam bentuk angkaangka. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Contoh perbandingan yang dapat dilakukan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan adalah dengan membandingkan antara asset lancar terhadap kewajiban lancar atau antara total kewajiban terhadap total asset. Rasio keuangan yang umum digunakan auditor adalah : 1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan. Rasio likuiditas terdiri dari : 9



a. Rasio Lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan asset lancar yang tersedia. Rasio lancar =



asset lancar kewajiban lancar



b. Rasio Sangat Lancar atau Rasio Cepat (Quick ratio atau acid test ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan asset sangat lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan asset lancar lainnya seperti perlengkapan dan biaya dibayar dimuka. Rasio sangat lancar = kas + sekuritas jangka pendek+piutang kewajiban lancar c. Rasio Kas (cash ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio kas =



kas dan setara kas kewajiban lancar



2. Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Sama halnya dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas juga diperlukan untuk kepentingan analisis kedit atau analisis risiko keuangan. Rasio solvabilitas terdiri atas : a. Rasio Utang (debt ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total asset. Rasio utang =



total utang total aset



9



b. Rasio Utang terhadap Ekuitas (debt to equity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas. Rasio utang terhadap ekuitas =



total utang total ekuitas



c. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (long tern debt to equity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara jangka panjang dengan total ekuitas. Rasio utang jangka Panjang terhadap ekuitas = utang jangka panjang total ekuitas



d. Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (times interest earned ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar bunga. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan = laba sebelum bunga dan pajak beban bunga



e. Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (operating income to liabilities ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban. Rasio laba operasional terhadap kewajiban = laba operasional kewajiban



3. Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio aktivitas terdiri atas : a. Perputaran Piutang Usaha (account receivable turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang usaha atau berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode.



Lamanya rata-rata penagihan piutang usaha =



365 hari rasio perputaran piutang usaha



b. Perputaran Persediaan (inventory turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode. Rasio perputaran persediaan =



penjualan



(persediaan awal thn+persediaan akhir thn) : 2



Rasio perputaran persediaan =



penjualan rata-rata persediaan



c. Perputaran Modal Kerja (working capital turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.



Rasio perputaran modal kerja =



penjualan rata-rata asset lancar



d. Perputaran Aset Tetap (fixed assets turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan asset tetap yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio perputaran asset tetap =



penjualan



(asset tetap awal thn+asset tetap akhir thn) : 2



Rasio perputaran asset tetap =



penjualan rata-rata asset tetap



e. Perputaran Total Aset (total assets turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Rasio perputaran total asset =



penjualan



total asset awal thn+total asset akhir thn) : 2



Rasio perputaran total asset =



penjualan rata-rata total asset



4. Rasio Profitabilitas, merupakan Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Rasio Tingkat Pengembalian atas Investasi dan Rasio Kinerja Operasi. Rasio tingkat pengembalian atas investasi adalah rasio yang digunakan untuk menilai kompensasi finansial atas penggunaan asset atau ekuitas terhadap laba bersih.



Rasio ini terdiri atas : a. Hasil Pengembangan atas Aset (return on assets) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas penggunaan asset perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Hasil pengembalian atas asset =



laba bersih laba asset



b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (return on equity) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas penggunaan ekuitas perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Hasil pengembalian atas ekuitas



laba bersih total ekuitas



Rasio Kinerja Operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi marjin laba dari aktivitas operasi penjualan.



Rasio ini terdiri atas : a. Marjin Laba Kotor (gross profit margin) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.



b. Marjin Laba Operasional (operating profit margin) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih.



c. Marjin Laba Bersih (net profit margin) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.



Marjin laba bersih =



laba bersih penjualan bersih



5. Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar, merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsic Perusahaan. Rasio ini terdiri atas :



a. Laba Per Lembar Saham Biasa (earnings per share) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Laba per saham =



laba bersih



Rata-rata saham biasa yang beredar b. Rasio Harga terhadap Laba (price earnings ratio) merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham.



c. Imbal Hasil Dividen (dividend yield) merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara dividen tunai per lembar saham dengan harga pasar per lembar saham. Imbal hasil dividen =



dividen per saham



harga pasar per saham d. Rasio Pembayaran Dividen (dividend payout ratio) merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara dividen tunai per lembar saham dengan laba per lembar saham. Rasio pembayaran dividen =



dividen per saham laba per saham



e. Rasio Harga terhadap Nilai Buku (price to book value ratio) merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham.



9



BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN



Sebelum melakukan sebuah audit, auditor harus terlebih dahulu memiliki perencanaan yang matang dan sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana tugas oleh auditor tersebut. Analisis terhadap risiko bisnis ssecara dini akan memberikan dampak terhadap penyajian laporan keuangan. Ada 2 jenis risiko yang memiliki efek sangat besar terhadap pelaksanaan dan biaya audit yaitu risiko akseptibilitas dan risiko inheren. Setelah melakukan tahapan untuk melakukan perencanaan dan perancangan audit seperti menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal, memahami bisnis, industry klien, menerima risiko bisnis klien, melaksanakan prosedur analitis awal, menerapkan materialitas dan menilai risiko, memahami pengendalian intern dan menilai risiko pengendalian serta menyusun segala rencana program audit, kemudian auditor harus melakukan prosedur analitis. Prosedur analitis yang dilakukan yaitu meliputi : membandingkan data klien dengan industry, dengan data periode sama yang sebelumnya, dengan hasil dugaan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan hasil dugaan yang ditentukan auditor, serta dengan hasil dugaan yang menggunakan data non keuangan.



2. SARAN



Diharapkan pada pembaca makalah ini agar dapat dengan mudah memahami tentang perencanaan audit dan prosedur analitis. Dan diharapkan juga kepada penulis makalah agar dapat memahami isi dari makalah tersebut.



10



BAB IV DAFTAR PUSTAKA



Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM.( 2017 ) Auditing dan Asurans : Pemeriksaan Akuntansi Berbasis Standar Audit Internasional. Jakarta : Grasindo Agoes, Sukrisno (2017). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.



11