MAKALAH Perlawanan Makassar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERLAWANAN KERAJAAN MAKASSAR TERHADAP VOC



Disusun Oleh :



1. Diah Alifia Dwi Prastika



(07)



2. Mutiara Septyani Kasih Riyani



(15)



3. Nadiyah Bahtari



(16)



4. Sawaludin



(23)



Kelas : XI IPS 2



1



Tahun Pelajaran 2017/2018 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan



makalah



ini



dengan



penuh



kemudahan.



Tanpa



pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PERLAWANAN KERAJAAN MAKASSAR TERHADAP VOC”, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini menjelaskan tentang “PERLAWANAN KERAJAAN MAKASSAR TERHADAP VOC”. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada orang yang ada di sekitar penulis yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai pedoman di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.



Purworejo, 3 Februari 2018 Penyusun



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………………4 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...5 1.3 Tujuan………………………………………………………5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Singkat Kerajaan Makassar………………………...6 2.2 Perlawanan Kerajaan Makassar Terhadap VOC……………7 2.3 Kekalahan Kerajaan Makassar……………………………...8 2.4 Peninggalan Kerajaan Makassar……………………………9



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan…………………………………………………11



DAFTAR PUSTAKA



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya orang-orang Belanda ketika datang ke Indonesia pada mulanya tidak begitu tertarik dengan Kerajaan Gowa yang letaknya di kaki barat daerah Sulawesi Selatan. Belanda pada mulanya dalam perjalanan ke timur sesudah berangkat dari pelabuhan-pelabuhan Jawa mereka meneruskan perjalanan nya ke Maluku. Belanda baru mengetahui pentingnya pelabuhan Gowa setelah kejadian di dekat perairan Malaka. Dimana pihak Belanda merampas kapal milik Portugis yang ternyata memilki seorang awak kapal Makassar. Dari orang Makassar ini lah Belanda mengetahui bahwa pelabuhan Gowa merupakan pelabuhan transito bagi kapal-kapal yang berlayar dari atau ke Maluku. Selain itu setelah bertemu dengan kapal-kapal Gowa yang memuat orang-orang Portugis tidak di serang oleh belanda. Hal ini di lakukan guna mencari kesan yang baik dengan Raja Gowa. Pada saat itu Belanda berkesimpulan bahwa pelabuhan Gowa sangat strategis karena terletak antara Malaka dan Maluku. Kemudian Belanda mencoba menjaga hubungan dengan Makassar, terlebih dahulu mengirim sepucuk surat yang dikirim dari Belanda kepada Sultan Gowa. Isi dari surat itu adalah semata-mata tujuan Belanda hanya ingin berdagang saja. Akhirnya Raja Gowa mengundang Belanda berkunjung ke pelabuhan Gowa, tetapi dengan tekanan bahwa Belanda hanya boleh berdagang saja di Gowa. Raja Gowa tidak ingin kerajaannya menjadi tempat adu senjata antara orang asing yang datang berdagang disana.atas undangan Raja Gowa, pedagang Belanda mulai datang ke



4



pelabuhan Gowa untuk berdagang. Belanda pernah mengajak kerajaan Gowa untuk menyerang Banda yang merupakan pusat rempah-rempah, tetapi Raja Gowa menolak hal tersebut. Anggota kompeni Belanda sering melakukan kunjungan ke Gowa. Mereka selalu membujuk Raja Gowa agar tidak menjual berasnya pada Portugis. Akan tetapi Raja Gowa tidak ingin memutuskan hubungan dagang dengan Portugis karena dianggap menguntungkan. Bahkan Raja Gowa mengeluh karena kapal-kapal kompeni mulai melakukan penyerangan  ke Maluku. Akhirnya keadaan Gowa dan Belanda pun makin memburuk karena kedua-duanya mempunyai kepentingan yang sama dalam perdagangan. Karena itu suatu saat bentrokan antara keduanya tidak dapat terelakkan. Beberapa penyebab timbulnya perselisihan Belanda dengan Kerajaan Gowa di karenakan kelicikan orang Belanda yang hendak menagih hutang dari pembesarpembesar Gowa. Pembesar ini diundang ke kapal Belanda untuk di jamu, akan tetapi mereka di lucuti oleh Belanda. Hal ini yang membuat kebencian masyarakat Makassar tidak senang dengan Belanda. Sebagai balas dendam orang-orang Makassar membunuh awak kapal Belanda. Hal ini membuat Jon Pieteers Coen menaruh dendam pada orang Makassar.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah singkat Kerajaan Makassar? 2. Bagaimana perlawanan Kerajaan Makassar terhadap VOC? 3. Bagaimana peristiwa kekalahan Kerajaan Makassar? 4. Sebut dan jelaskan peninggalan-peninggalan Kerajaan Makassar?



1.3 Tujuan Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menjelaskan dan manganalisis sejarah awal masuknya VOC serta reaksi dari Kerajaan Makassar dan kemunduran VOC. Tujuan Khususnya yaitu untuk memenuhi tugas pada pelajaran Sejarah.



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Singkat Kerajaan Makassar Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669)



terhadap VOC yang



dibantu



oleh Kerajaan



Bone yang



dikuasai oleh satu bangsa Suku Bugis dengan Rajanya Arung Palakka. Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makassar banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makassar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makassar dan terkenal sampai mancanegara. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis, demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya pada abad ke-17. Kerajaan Makassar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor 1)     Letak yang strategis, 2)     Memiliki pelabuhan yang baik



6



3)   Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur. Sebagai pusat perdagangan Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makassar.



2.2 Perlawanan Kerajaan Makassar Terhadap VOC Di Sulawesi Selatan, perlawanan terhadap kolonialisme Belanda dilakukan oleh Kerajaan Gowa dan Tallo, yang kemudian bergabung menjadi Kerajaan Makasar. Dilihat dari letak geografisnya, letak wilayah Kerajaan Makasar sangat strategis dan memiliki kota pelabuhan sebagai pusat perdagangan di Kawasan Indonesia Timur. Kerajaan Makassar, dengan didukung oleh pelaut-pelaut ulung, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin antara tahun 1654 1669. Pada pertengahan abad ke-17, Kerajaan Makasar menjadi pesaing berat bagi kompeni VOC pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia Timur. Persaingan dagang tersebut terasa semakin berat untuk VOC sehingga VOC berpura-pura ingin membangun hubungan baik dan saling menguntungkan. Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini disambut baik oleh Raja Gowa dan kemudian VOC diizinkan berdagang secara bebas. Setelah mendapatkan kesempatan berdagang dan mendapatkan pengaruh di Makasar, VOC mulai menunjukkan perilaku dan niat utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan kepada Sultan Hasanuddin. Tuntutan VOC terhadap Makasar ditentang oleh Sultan Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan penolakan semua bentuk isi tuntutan yang diajukan oleh VOC. Oleh karena itu, kompeni selalu berusaha mencari jalan untuk menghancurkan



7



Makassar sehingga terjadilah beberapa kali pertempuran antara rakyat Makassar melawan VOC. Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654. Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makasar. Dua kali upaya VOC tersebut mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan perlawanan sengit terhadap kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam bentuk perang besar. Ketika VOC menyerbu Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta melakukan penyerbuan ke Makasar. Peperangan berlangsung seru dan cukup lama, tetapi pada saat itu Kota Makassar masih dapat dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Pada akhir kesempatan itu, Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667. Perlawanan rakyat Makasar akhirnya mengalami kegagalan. Salah satu faktor penyebab kegagalan rakyat Makasar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka. Perlawanan rakyat Makasar selanjutnya dilakukan dalam bentuk lain, seperti membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap VOC.



2.3 Kekalahan Kerajaan Makassar



8



Atas kekalahan ini Sultan Gowa menandatangani suatu perjanjian bongaya yang sangat merugikan karena harus melepas Buton, Manado, dan Kepulauan Maluku. Dan Portugis harus meninggalkan kerajaan Gowa. Tetapi pada tanggal 19 Juni 1667, Belanda di bawah pimpinan Speelmen melakukan penyerangan ke benteng Gowa di Sombaopu. Dan tembakan dilepaskan dari Sombaopu ke kapal Speelmen. Tembakan sengit terdengar sepanjang hari. Speelmen mengambil taktik yaitu berlayar ke selatan dan merampok kampung sepanjang pantai untuk menyibukkan kerajaan Gowa terus-menerus. Dibantu oleh Aru palaka yang membawa 6.000 prajurit, Belanda akhirnya dapat mengalahkan pos-pos Kerajaan Gowa dan berhasil merebut Kerajaan Gowa.



Isi dari perjanjian Bongaya antara lain: a.    VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makassar. b.    Belanda dapat mendirikan benteng di Makassar. c.    Makassar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulaupulau di luar Makassar. d.   Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.



2.4 Peninggalan Kerajaan Makassar 1. Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros.



9



Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan. Nama asli benteng in i adalah Benteng Ujung Pandang. 2. Masjid Katangka Mesjid Katangka didirikan pada tahun 1605 M. Sejak berdirinya telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pemugaran itu berturut-turut dilakukan oleh Sultan Mahmud (1818), Kadi Ibrahim (1921), Haji Mansur Daeng Limpo, Kadi Gowa (1948), dan Andi Baso, Pabbicarabutta Gowa (1962) sangat sulit mengidentifikasi bagian paling awal (asli) bangunan mesjid tertua Kerajaan Gowa ini. 3. Kompleks Makam Raja Gowa Tallo. Makam raja-raja. Tallo adalah sebuah kompleks makam kuno yang dipakai sejak abad XVII sampai dengan abad XIX Masehi. Letaknya di RK 4 Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Madya Ujungpandang. Lokasi makam terletak di pinggir barat muara sungai Tallo atau pada sudut timur laut dalam wilayah benteng Tallo. Berdasarkan hasil penggalian (excavation) yang dilakukan oleh Suaka Peninggalan sejarah dan Purbakala (1976¬-1982) ditemukan gejala bah wa komplek makam berstruktur tumpang-tindih. Sejumlah makam terletak di atas pondasi bangunan, dan kadang-kadang ditemukan fondasi di atas bangunan makam. Kompleks makam raja-raja Tallo ini sebagian ditempatkan di dalam bangunan kubah, jirat semu dan sebagian tanpa bangunan pelindung: Jirat semu dibuat dan balok¬balok ham pasir. Bangunan kubah yang berasal dari kuran waktu yang lebih kemudian dibuat dari batu bata. Penempatan balok batu pasir itu semula tanpa mempergunakan perekat. Perekat digunakan Proyek Pemugaran. Bentuk bangunan jirat dan kubah pada kompleks ini kurang lebih serupa dengan bangunan jirat dan



10



kubah dari kompleks makam Tamalate, Aru Pallaka, dan Katangka. Pada kompleks ini bentuk makam dominan berciri abad XII Masehi.



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Permusuhan rakyat Makassar dengan VOC terjadi sejak tahun 1616. Pada saat



itu pembesar Makassar diundang dalam suatu perjamuan di atas kapal VOC. Namun dalam keyataannya mereka dilucuti sehingga terjadilah perkelahian seru yang menimbulkan banyak korban di pihak Makassar. Sejak saat itu, orang-orang Makassar membenci VOC. Pada tahun 1634, VOC mengadakan blokade terhadap Makassar, tetapi tidak berhasil. Sebaliknya, di Buton bayak terjadi pembunuhan terhadap orang-orang VOC. VOC mengalami kesulitan dalam menundukkan Makassar sehingga diadakan perjanjian perdamaian yang berlangsung tahun 1637 - 1654. Perjanjian damai antara Makassar dan VOC banyak dilanggar oleh VOC sendiri. Akhirnya perang terbuka meletus pada awal tahun 1654 sampai dengan tahun 1655. Pertempuran terjadi di berbagai tempat seperti di Gowa, Buton, dan Maluku secara serentak. VOC harus membagi kekuatan menjadi tiga bagian padahal tempatnya berjauhan. VOC yang berperang di berbagai daerah secara serentai itu akhirnya kewalahan. VOC kembali mengajak berdamai dengan perjanjian yang menguntungkan Makassar. Namun perjanjian damai itu sebenarnya hanya siasat VOC untuk mengatur strategi dan persiapan yang lebih besar.



11



Pada tahun 1660 VOC mengadakan serangan kembali ke Makassar. Namun VOC belum sepenuhnya menguasai Makassar. Untuk menguasai Makassar, VOC membantu Raja Bone, Aru Palaka yang bermusuhan dengan Sultan Hasanuddin (Sultan Gowa). Pada tahun 1666 VOC bersama Aru Palaka mengadakan serangan besarbesaran terhadap Makassar dan Bonthain. Perang yang dahsyat banyak membawa korban di kedua belah pihak. Pada tahun 1667 VOC dan Aru Palaka makin meningkatkan serangan terhadap Bonthain dan Makassar. Di bawah pimpinan Speelman, VOC berhasil menguasai Bonthain. Gowa (Makassar) bertahan matimatian, tapi akhirnya tidak mampu menghadapi serangan gabungan VOC dengan Aru Palaka. Oleh Karena itu, jatuhlah Makassar ke tangan VOC. Berakhirnya perlawanan Makassar ditandai dengan perjanjian damai yang disebut Perjanjian Bongaya (1667).



12



DAFTAR PUSTAKA Buku LKS Sejarah IPS Untuk SMA/MA Kelas XI http://www.suarahati.id/2017/06/perlawanan-rakyat-makassar-gowa.html http://buihkata.blogspot.co.id/2012/11/perlawanan-rakyat-makasarterhadap.html



13