Makalah Permasalahan Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MACAM-MACAMPERMASALAHAN PADA REMAJA



DISUSUN OLEH : 1. ADDINIYAN MUSFIQUR RAHMAN ALFIKRI HN 2. AFTA RIVALDI 3. FANY ARIESTAVIA 4. HILMI FARID 5. INNE TRYANDA 6. JACINDA QOIDATUN SHANDY 7. JINIY PATMAWATI 8. LICITA NADIA SARI



9. ROBERT APRIADI SIAHAAN



SMAN 6 INDRAGIRI HULU TP.2018/2019



1



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat  dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.  Tidak lupa pula sholawat serta salam selalu tercurah limpah pada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, serta umatnya hingga akhir zaman. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan pada Semester  Dua Tahun Ajaran 2018/2019 Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberi dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. 1.



BENI KURNIAWAN selaku Guru bidang mata pelajaran yang telah memberikan materi-materi yang bermanfaat ; 2.      Teman-teman, yang telah memberikan ide-ide ; 3.      Orang Tua, yang telah memberikan dukungan moral maupun materi ; 4.      Semua Pihak, yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami.



Oleh



sebab



itu,



kami



mengharapkan



kritik



dan



saran



untuk



menyempurnakan makalah ini. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca. Pematang Reba,27 Maret 2019 Kelompok 1



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia mengalami perkembangan selama masa hidupnya mulai dari dalam kandungan, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Ketika masa remaja seseorang mengalami periode transisi yang menjembatani masa kanak-kanak dengan



masa dewasa,pada



masa remaja



pun terdapat



berbagai



tugas



perkembangan yang harus dipenuhi yang mana salah satunya remaja mampu membentuk perilakunya sesuai dengan harapan sosial. Dalam tugas-tugas perkemmbangan tersebut remaja mengahadapi berbagai masalah.Masalah tersebut terjadi karena remaja mengalami perubahan moral, pada tahap ini remaja mulai menerima sendiri sejumlah prinsip. Pada masa remaja ini, seseorang belajar untuk memilah nilai dan norma yang benar dan salah. Apabila remaja diberi arahan dengan baik tentu saja ia akan paham dengan nilai dan norma yang baik maupun yang salah, sehingga ia akan mengalami lebih sedikit masalah-masalah yang terjadi pada masa remaja ini. Namun, kebanyakan remaja mengalami dilema pada masa ini. Remaja mengalami kebingungan bagaimana mengkomunikasikan segala masalah yang ia alami dan pada akhirnya akan menimbulkan berbagai macam masalah yang dihadapi. Terlebih lagi pada era globalisi ini turut serta dalam meningkatnya stres pada masyarakat terutama pada remaja.Terkadang remaja sulit mengontrol dirinya pada perubahan sosial yang terjadi secara global.Mereka sangat mudah terpengaruh dengan efek-efek buruk yang ditimbulkan oleh media sosial maupun hal lainnya. Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai masalah-masalah yang sering terjadi pada masa remaja sebagai cara untuk menangani berbagai permasalahan yang mungkin dialami ketika masa remaja.



3



B. Rumusan masalah Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis merumuskan beberapa poin yang akan kita bahas untuk bisa lebih menunjang pemahaman kita terhadap permasalahan remaja. Poin-poin tersebut adalah : 1. Apa saja masalah yang sering terjadi pada masa remaja? 2. Apa penyebab terjadinya permasalahan yang sering terjadi pada remaja? 3. Bagaimana solusi atas permasalahan remaja tersebut? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang sering dialami oleh remaja. 2. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya permasalahan remaja. 3. Menemukan solusi atas permasalahan yang dialami oleh remaja.



4



BAB II PEMBAHASAN A. Kenakalan Masa Remaja Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari normanorma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal: 1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya



5



perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Faktor eksternal: 1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. 2. Teman sebaya yang kurang baik 3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Contoh-contoh kenakalan remaja: 1. membolos sekolah 2. kebut-kebutan di jalanan 3. Penyalahgunaan narkotika 4. perilaku seksual pranikah 5. perkelahian antar pelajar B. Penyalahgunaan NAPZA Ada banyak kepanjangan dari narkoba yang kini beredar di masyarakat, di antaranya: 1. Narkotika dan Obat-obatan Terlarang 2. Narkotika dan Obat-obatan berbahaya



6



3. Narkotika, Psikotropika, dan Obat-obat berbahaya Dasar terjemahan narkoba sebenarnya memang sangat tidak jelas. Secara umum narkoba adalah terjemahan dari kata Narkotika, dan Bahan-bahan berbahaya. Bahan-bahan berbahaya ini termasuk di dalamnya obat-obatan yang tidak mempunyai kandungan Narkotika (sekarang disebut Psikotropika), alkohol, dan zat-zat cair atau padat lainnya seperti pestisida, limbah-limbah beracun. Selanjutnya muncul istilah NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zatzat Adiktif lainnya). Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi lainnya. Cara penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau dihirup. Contoh zat-zat berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah Opium yang menggunakan pipa hisapan. RatnaYunita(2010) menjelaskan Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian non medical atau ilegal barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan adiktif yang dapat merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia pemakainya. Berbagai jenis narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, obat-obat terlarang dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya yang diisap dari asapnya. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan ketergantungan zat narkoba, jika dihentikan maka si pemakai akan sakaw. Penyebab Remaja Mengkonsumsi Napza Beberapa faktor-faktor penyebab remaja rentan mengkonsumsi narkoba adalah karena: 1. Pergaulan (teman) Usia remaja adalah usia di mana anak-anak sedang mencari jati diri dan merupakan peralihan dari usia anak-anak menuju ke tingkat dewasa. Istilahnya mereka masih meraba-raba masa depan mereka. Apabila mereka salah memilih jalan dan berada dalam lingkungan pergaulan yang salah, mereka mungkin dengan kepolosannya mau-mau saja masuk ke lingkungan pecandu narkoba apabila tak dipandu dan diarahkan dengan benar. 2. Coba-coba Umumnya, pada usia remaja, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang amat 7



besar. Dengan sedikit iming-iming menggairahkan, maka anak-anak bisa terjebak untuk mencoba apakah benar narkoba itu enak atau tidak. Namun, rupanya narkoba bagaikan lumpur hidup yang mampu menjebak orang selamanya untuk berada di situ walau masuk sedikit saja. 3. Ingin lari dari masalah Narkoba bagaikan cokelat. Ia menawarkan kenikmatan dan ketenangan dengan candunya. Itulah yang dibutuhkan oleh jiwa-jiwa yang penat dengan masalah. Ia bisa menyingkirkan masalah-masalah rumit dari otak. Namun perlahan-lahan dan dengan tidak disadari, ia membawa malapetaka besar di kemudian hari. 4. Faktor keluarga yang kurang mendukung  Remaja memang lebih sensitif dan peka pada lingkungan keluarganya dibandingkan pada fase-fase sebelumnya. Melihat keluarganya yang bermasalah, hal itu bisa membuat mereka sedih. Lalu mereka mencari jalan keluar untuk menghilangkan kesedihannya karena merasa kurang diperhatikan karena keluarganya lebih sibuk mengurusi masalahnya sendiri. Ketika ia salah jalan, narkoba bisa menjadi opsi pelampiasannya karena narkoba menawarkan kenikmatan dan ketenangan yang tidak mereka rasakan saat di lingkungan keluarga. Biasanya kasus ini sering terjadi pada remaja yang tumbuh dalam keluarga broken home. Pada intinya, seorang user itu mempunyai masalah yang sangat besar dan krisis kepercayaan pada dirinya sendiri. Mereka membutuhkan orang yang peduli terhadapnya, terutama orang yang paling dekat dengannya. Akan tetapi pada kenyataan, masyarakat cenderung mengucilkan user dan menganggap masalah itu adalah masalah dia sendiri. Tanda-Tanda Remaja Akan Terjerumus Napza Hal yang harus diwaspadai jika remaja menunjukkan beberapa gejala ini, yaitu: 1. Perubahan perilaku pada dirinya Biasanya gejala-gejala ini akan terlihat sangat menonjol dan Nampak sangat ganjil. Ia mengalami perubahan yang amat berbeda dengan sebelum ia mencoba narkoba. Bisa jadi ia lebih tertutup atau merasa cepat gelisah.



8



2. Jadi pemalas Karena narkoba juga berefek pada organ tubuh, orang yang mencoba narkoba akan merasa mengalami perbedaan pada tubuhnya sehingga ia enggan berbuat banyak hal karena rasa ketidaknyamanan pada tubuhnya itu. 3. Mudah tersinggung 4. Pintar berbohong Orang yang sudah terlanjur mencoba narkoba dan kecanduan akan sering banyak 5. Suka bolos sekolah 6. Pembangkang 7. Ditemukan kertas paper, padahal ia bukan perokok 8. Ditemukan jarum suntik di dalam kamarnya 9. Perubahan pola tidur  Karena narkoba berpengaruh besar pada syaraf, maka syaraf yang mengaturnya untuk tidur pun terganggu dan tak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tak jarang pecandu narkoba sering nampak lelah dan bermata merah karena kurang tidur. C. Pergaulan Bebas Pada era globalisasi ini permasalahan remaja menjadi sangat serius, karna adanya globalisasi tak dapat dipungkiri lagi budaya asing yang terus menerus masuk sedikitnya mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku remaja kebanyakan ini, yang pada akhirnya remaja yang memang sedang berada dalam masa transisi ini kerap kali mengambil nilai yang salah terhadap budaya asing ini. Sejauh ini, kebebasan bergaul antara laki-laki dan perempuan tidak dapat lagi dibedung batasannya, dan akibat terburuknya adalah munculnya penyimpangan yang dilakukan para remaja dalam pergaulannya. Seperti contoh seks bebas yang pada dasarnya sangatlah tidak cocok dengan kebudayaan kita. Seks bebas sendiri adalah hubungan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Seperti yang kita tahu pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah



9



melewati batasan norma yang ada. Masalah seks bebas ini merupakan masalah yang sering kali kita dengar sebagai akibat dari adanya pergaulan bebas dikalangan remaja. Masa remaja adalah masa dimana individu menjadi labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Kurangnya keimanan, perhatian orangtua, kekecewaan, pengetahuan yang minim, ajakan teman-teman dan keadaan lingkungan sekitar merupakan beberapa alasan terjadinya penyimpangan ini. Kebanyakan kasus pada umumnya remaja melakukan seks bebas ini dengan pacarnya, hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar mereka adalah orang yang akan menjadi suami/istri mereka dimasa yang akan datang, sehingga mereka rela memberikan apapun demi pasangannya. Budaya pacaran sendiri merupakan salah satu kebiasaan yang dibawakan dari budaya asing, budaya asing yang memang menganut paham sekuler dimana membebaskan siapa saja untuk melakukan hubungan seks walaupun mereka belum memiliki status perkawinan. Banyak



kasus yang



disebabkan oleh kebiasaan pacaran ini, Contoh kecilnya adalah banyak remaja yang putus sekolah karena hamil atau bahkan mungkin sampai kasus bunuh diri yang beralasan masalah percintaan pelaku yang kandas. Penyebab Pergaulan Bebas 1. Faktor Orang Tua Berubahnya sistem komunikasi dan besarnya pengaruh media masa saat ini sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak, jika para orang tua tidak dapat mengimbanginya maka tidak heran jika mereka tidak dapat mengawasi bagaimana anaknya bergaul.Apabila ditambah lagi kesibukan kedua orang tua yang tidak memiliki waktu untuk anak-anak mereka.



2. Faktor agama dan iman. Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu.Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu.Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.Tetapi pada



10



remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak. 3. Perubahan Zaman Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi.Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.



Seksualitas Masa Remaja Pada masa ini seorang remaja juga akan mengalami perkembangan seksualitasnya secara alami, ditandai dengan menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki. Satu hal yang paling menonjol pada masa perkembangan



seorang



remaja



adalah



pada



perkembangan



perilaku



seksualitasnya. Perilaku seksualitas pada remaja secara alami dipengaruhi oleh perkembangan hormon dalam dirinya. Pada masa ini, jika seorang remaja tidak mendapatkan pendidikan tentang perilaku seksualitas yang baik dari orangtua, guru, atau lingkungannya. Maka bukan tidak mungkin seorang remaja akan melakukan hal-hal yang menyimpang sebagai tujuan pemenuhan hasrat seksualnya yang terus meningkat. Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar yang sudah ada sejak manusia lahir. Sejak lahir manusia sudah menjadi makhluk yang seksual atau sudah memiliki libido(energy seksual) yang mengalami perkembangan melalui fase oral, anal, falik, da genital. Masa remaja sendiri merupakan masa individu dalam kondisi pubertas aktif dimana rasa ingin tahunya yang begitu besar akan sesuatu yang menurutnya asing, ditambah lagi remaja merupakan kelompok yang mudah sekali terpengaruh. Oleh karena itu pada masa ini anak-anak perlu sekali bimbingan moral maupun spiritual.



11



Perilaku seksual yang sering dialami para remaja : 1. Berdandan untuk menunjukan kelebihan fisiknya Remaja perempuan ingin terlihat menjadi yang paling cantik dan menarik, begitu juga remaja lelaki yang ingin terlihat menjadi paling tampan dan memiliki daya tarik untuk lawan jenisnya. Berdandan adalah perilaku yang wajar dilakukan oleh seorang remaja, namun akan menjadi tidak wajar jika dilakukan secara berlebihan.Dandanan seksi dan memamerkan bagian tubuhnya, sekarang ini banyak dilakukan oleh remaja perempuan.Sebuah perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk menunjukan kelebihan yang dia miliki dan menarik perhatian lawan jenisnya.Pada tahapan ini kontrol orangtua sangat berperan dalam mengendalikan obsesi seorang remaja, untuk tetap menjaga anaknya dalam batas kewajaran. 2. Berpacaran dan mulai melakukan sentuhan fisik Pada masa remaja, baik remaja perempuan maupun remaja laki-laki akan memiliki sebuah rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya. Pada tahapan selanjutnya, ketika usaha untuk memiliki pasangan dari lawan jenisnya telah berhasil. Seorang remaja yang berpacaran akan mulai melakukan perilaku yang lebih intens. Perilaku yang dilakukan adalah sentuhan fisik dengan lawan jenisnya, hal ini dilakukan untuk memenuhi hasrat seksualnya. Seorang remaja yang berpacaran akan melakukan sentuhan tangan, berpelukan, cium dahi, cium pipi hingga ciuman bibir.Perilaku seperti ini jika tidak diimbangi dengan perilaku baik seorang remaja dalam kesehariannya, seperti ketaatan pada agama, kepatuhan pada orangtua, serta pemahaman pada norma dan hukum yang berlaku. Maka seorang remaja akan dengan mudah untuk melakuakan penyimpangan pada perilaku seksualnya. 3. Mempelajari hubungan seksual dengan lawan jenisnya



12



Rasa keingintahuan yang besar dan dorongan hasrat seksual dalam diri seorang remaja, akan membuat seorang remaja mulai mencari tahu dan mempelajari tentang hubungan seksual dengan lawan jenisnya. 4. Masturbasi dan onani Masturbasi dan onani adalah suatu kebiasaan buruk yang dilakukan seorang remaja untuk memenuhi hasrat seksualnya, dengan cara menyentuh atau merangsang bagian tubuhnya sendiri pada bagian-bagian yang sensitif dan bisa memberikan kepuasan atau kenikmatan seksual. Perilaku penyimpangan ini dilakukan karena dorongan seksual dari dalam dirinya yang tidak tersalurkan dengan lawan jenisnya. Pendidikan seksual yang baik dari orangtua akan sangat berperan pada tahapan ini, dengan begitu remaja akan mendapat pemahaman pada perilaku seksual yang baik dan tidak melakukan penyimpangan seksual. Jika orangtua masih beranggapan bahwa membicarakan tentang seks dengan anaknya adalah sesuatu yang tabu, maka bukan tidak mungkin seorang anak justru akan mendapat pemahaman yang salah tentang perilaku seksualitasnya dari orang lain atau lingkungannya.



D. Depresi dan Bunuh Diri 1



Depresi Tingkat remaja yang mengalami stres berkisar dari 15 hingga 20 persen



(Graber & Sontag, 2009). Pada sekitar usia 15 tahun, tingkat depresi remaja perempuan dua kali lebih besar dibandingkan remaja laki-laki. Hal ini disebabkan karene perempuan cenderung lebih memikirkan suasana hati depresi yang dialami dan membesar-besarkannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan depresi (Graber & Sontag, 2009; Liem, Cavell, & Lustig, 2010; Waller & Rose, 2010). Faktor ini meliputi: Orang tua yang mengalami depresi, orang tua yang tidak terikat secara emosi, orang tua yang memiliki konflik dalam pernikahan, orang tua yang mengalami masalah 13



finansial, relasi yang buruk dengan teman sebaya dan masalah relasi romantic juga dapat memicu depresi pada remaja, khususnya remaja perempuan (Starr & Davila, 2009). 2



Bunuh Diri Tindakan bunuh diri ketika remaja meningkat sampai dewasa, remaja



perempuan cenderung lebih banyak melalukan usaha bunuh diri dibandingkan dengan remaja laki-laki, tetapi lebih banyak remaja laki-laki yang benar-benar melakukannya.Dalam usaha bunuh diri remaja laki-laki menggunakan senjata tajam yang mematikan seperti senjata api, sedangkan remaja perempuan cenderung mengiris pergelangan tangan atau meminum banyak obat tidur, caracara seperti ini tidak berujung kematian. Oleh sebab itu, remaja laki-laki lebih benar-benar melakukan aksi bunuh diri. Beberapa faktor yang menyebabkan usaha bunuh diri yaitu kurangnya afeksi dan dukungan sosial, kontrol yang tinggi dan tekanan untuk berprestasi yang diterapkan orangtua di masa kanak-kanak, selain itu relasi dengan teman sebaya pundapat menjadi faktor bunuh diri.Penelitian terbaru bahwa stress yang berlangsung secara terus-menerus dan meningkat, terutama dirumah, terkait dengan percobaan bunuh diri pada remaja perempuan latin (Zayas dkk, 2010). Selain itu, di Indonesia sendiri percobaan bunuh diri semakin marak terjadi.Hal ini disebabkan oleh semakin mahalnya kebutuhan pokok sampai permasalahan putus cinta yang dialami oleh remaja.Lebih jauhnya, sebuah penelitian yang mengindikasi bahwa remaja yang mengkonsumsi alcohol ketika mereka sedih atau depresi terkait dengan risiko melakukan bunuh diri (Schilling dkk, 2009). Analisis terbaru menggunakan data kesehatan dari Studi Longitudinal Remaja menemukan indicator risiko bunuh diri, yaitu: gejala depresi, perasaan tidak ada harapan, memikirkan ide bunuh diri, memiliki latar belakang keluarga yang pernah mencoba bunuh diri, dan memiliki sahabat yang pernah mencoba bunuh diri (Thompson, Kuruwita & Foster, 2009).



14



E. Solusi Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah remaja. Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja dikehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan kehidupan seseorang kedepannya ketika ia beranjak ke masa dewasa dan masa tua nanti. 1. Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan. 2. Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini. 3. Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll. 4. Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas kita bisa menyimpulkan bahwa banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh remaja dengan berbagai macam faktor terjadinya permasalahan remaja tersebut. Dalam hal ini orang tua sangat berperan penting terhadap perkembangan anaknya agar ia mendapat bimbingan untuk mengatasi masalah-masalahnya dengan cara yang bijak.Pemasalahan remaja yang terjadi bukan saja peran orang tua yang dibutuhkan, tetapi peran kita sebagai anggota masyarakat terutama sebagai mahasiswa kita harus peka dengan perubahan perilaku remaja yang semakin berubah dari waktu ke waktu. B. Saran Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang sering ditemukan diharapkan orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka yang tentunya berbeda dari masa anak-anak.Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan para remaja kelak untuk menghadapi masa dewasanya.Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa dijadikan salah satu referensi khususnya untuk penulis, serta umumnya untuk seluruh umat yang ingin memperdalam pengetahuan. Semoga kita bisa meneladani kisah yang terkandung didalamnya dan bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamin.



16



Daftar Pustaka Hurlck, Elizabeth B. .(1980).



Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit



Erlangga Santrock, John W. (2012). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid1.Jakarta: Penerbit Erlangga. Sukarno, Dhana. (2006). Modul Seminar GRANAT (Gerakan Nasional Anti Narkoba) “Mendeteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba”.



17