22 0 460 KB
PROTISTA MIRIP HEWAN FILUM CILIOPHORA
MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Protista Yang dibina oleh Bapak Masjhudi
oleh 1. 2. 3.
Christine Apriyani Gissa Adella P.W. M.Hisyam Baidlowi
150341600023 150341600860 150341603911
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI FEBRUARI 2016
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan
klasifikasi,
Protozoa
termasuk
Protista
yang
menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya “dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like). Protista (“yang paling pertama”) berasal dari teori asal-usul makhluk hidup yang di kemukakan oleh Aris Toteles “Makhluk hidup berasal dari benda mati”. Filum pada Protista terdiri atas empat yaitu: Rhizopoda (Sarcodina), Cylliata (Chylliophora),
Flagellata
(Mastighopora),
dan
Sporozoa
ini
tentang
(Apicomplexa). Dalam
makalah
membahas
filum
Ciliophora (Chylliophora). Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya. Ciliophora disebut juga Ciliata. Ciliophora bereproduksi baik sevara seksual maupun aseksual. Kelompok protozoa ini juga memilik peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan
mempelajari
Ciliophora
kita
dapat
lebih
memahami morfologi, fisiologis dan proses reproduksi dari Ciliophora. B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari Ciliophora? 2. Bagaimana morfologi dari Ciliophora? 3. Bagaimana fisiologi dari Ciliophora? 4. Bagaimana klasifikasi dari Ciliophora? C. Tujuan 1.
Untuk mengetahui pengertian dari Ciliophora.
2.
Untuk mengetahui morfologi dari Ciliophora.
3.
Untuk mengetahui fisiologi dari Ciliophora.
4.
Untuk mengetahui klasifikasi dari Ciliophora.
BAB II PEMBAHASAN
Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti
pertama
dan
zoon
berarti
hewan.
Sesuai
dengan
klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok
ini
mulanya
“dibentuk”
untuk
mengelompokan
organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like). Protista (“yang paling pertama”) berasal dari teori asalusul makhluk hidup yang di kemukakan oleh Aris Toteles “Makhluk hidup berasal dari benda mati”. Filum pada Protista terdiri
atas
empat
yaitu:
Rhizopoda
(Sarcodina),
(Chylliophora), Flagellata (Mastighopora), dan Sporozoa.
Cylliata
N O 1
Filum Zoomastigophora
Ciri Umum
Contoh
Zooflagellata,
Spesies Triconympha
menggunakan
sp.
flagel
dan
untuk Trypanasoma
bergerak
dan sp.
memangsa, umumnya uniseluler, beberapa 2
Rhizopoda
berkoloni Pseudopodia untuk
3
Actinopoda
Amoeba
bergerak proteus
dan memangsa Memangsa
Helizoa
dan
dengan axopodia Radiozoa (pseudopodia yang runcing dan menyebar), memiliki 4
Apicomplexa
rangka
silika Sebelumnya dikenal
Plasmodium
sebagai
sporozoa, parasit pada hewan dan manusia
dengan
siklus hidup yang 5
Ciliophora
rumit Cilia untuk dan
digunakan Stylonychia bergerak sp., memangsa, Paramaeciu
umumnya uniseluler,
m sp.
beberapa 6
sesil
dan berkoloni Memangsa dan Globigerina
Foraminifera
bergerak menggunakan pseudopodia halus yang saling berhubungan
A.
Pengertian Ciliophora Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya. Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Ciliophora, disebut juga Ciliata, berperan sebagai konsumen bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikannya. Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan.
Kelompok
ini
mulanya
“dibentuk”
untuk
mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like). Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara (2--1.000) μm, protozoa termasuk eukariot. Biasanya hidup di dalam air, namun ada juga yang ditemukan di dalam tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Di perairan laut ataupun air tawar, Protozoa berperan merupakan
sebagai
zooplankton.
kelompok
terbesar
Ciliata di
atau
Protozoa,
Infusoria di
mana
anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas filum ini adalah
alat geraknya berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang mengandung zat organik tinggi. Ciri-ciri dan karakteristik Ciliophora (Ciliata) dapat disimpulkan sebagai berikut : -
Mempunyai alat gerak berupa silia / rambut getar sebagai alat gerak, penerima rangsang dan pengambil makanan.
-
Selnya dilapisi pelikel sehingga bentuknya tetap (umumnya berbentuk oval), memiliki satu makronukleus dan satu atau lebih mikronukleus. Fungsi makronukleus adalah
berperan
mikronukleus
dalam
metabolisme
adalah
dan
berperan
fungsi dalam
perkembangbiakan. B.
Hidup di air tawar, tanah dan ada yg parasit. Memiliki sitosom atau mulut. Morfologi Ciliophora Anggota Filum Ciliophora merupakan organisme uniseluler
soliter yang umumnya hidup di air tawar. Ciliophora memiliki banyak organel yang terspesialisasi, termasuk cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek di luar tubuhnya. Cilia mungkin menutupi seluruh bagian tubuh Ciliophora atau terlokalisasi. Pergerakan silia terkoordinasi sehingga geraka bergelombang
silia
melewati
permukaan
tubuh
hewan.
Beberapa silia dapat bergerak berlawanan arah sehingga menyebabkan sel bergerak. Pada genus Paramaecium, cilia menutupi seluruh bagian permukaan tubuh. Koordinasi yang baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dengan
cepat,
sekitar
satu
milimeter
per
detiknya.
Walaupun
merupakan sel tunggal, Paramaecium dapat merespons lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika bertemu dengan bahan kimia berbahaya atau penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan cilia menuju arah yang berbeda. Basal
body
(kinetosom)
terletak
di
dekat
silia
menghubungkan dengan jaringan melalui benang-benang dan diperkirakan sebagai tempat akhir silia dan memberikan bentuk tubuh organisme. Ciliophora juga memiliki pelikular. Trichoskist
merupakan
struktur
pelikular
utama
yang
digunakan untuk perlindungan diri. Bentuk trikokist seperti batang atau organella berbentuk oval yang letaknya tegak lurus terhadap membran plasma. Pelikel dapat melepaskan trikokist, namun tatap dihubungkan ke seluruh tubuh melalui benang yang lengket. C. Klasifikasi Ciliophora Klasifikasi Phylum Ciliophora yang diadopsi oleh Jahn dan Jahn dalam Hall (1961) adalah sebagai berikut. Phylum Class 1
: Ciliophora : Ciliatea
Sub class 1 : Protociliatia Ordo 1
: Opalinida
Subclass 2 : Euciliatia Ordo 1
: Holotrichida
Sub ordo 1 : Astomina Sub ordo 2 : Gymnostomina Sub ordo 3 : Trichostomina Sub ordo 4 : Hymenostomina Sub ordo 5 : Thigmotrichina Sub ordo 6 : Apostomina
Ordo 2
: Spirotrichida
Sub ordo 1 : Heterotrichina Sub ordo 2 : Tintinnina Sub ordo 3 : Oligotrichina Sub ordo 4 : Entodiniomorphina Sub ordo 5 : Hypotrichina Sub ordo 6 : Ctenostomina Ordo 3
: Peritrichida
Ordo 4
: Chonotrichida
Silia yang tersusun dari organel siliari merupakan tahap aktif dari siklus kehidupan. Siliata dibagi ke dalam sejumlah
kelompok.
Kelas
Ciliatea
mencakup
Subkelas
Protociliatia dan Euciliatea. Inti Protociliatia menunjukkan kemiripan struktur dan fungsi dengan Euciliatea, yaitu memiliki karakteristik inti yang dimorfisme (macronucleus dan mikronukleus). - Subkelas 1. Protociliatia Merupakan Ciliata opalinid, kecuali untuk beberapa spesies parasit pada ikan dan ular dan dalam usus besar amfibi. Opalinid tidak memiliki sitostom, meskipun bukan merupakan fitur eksklusif di antara siliata. Distribusi silia seragam sehingga opalinid kadang-kadang diklasifikasikan menyerupai
siliata
Holotrichous.
Pola
siliari
agak
sederhana. Seperti pada Opalina obtrigonoidea, baris dorsal mengikuti jalur sigmoid sedangkan baris ventral relatif lurus. Sepanjang permukaan anteroventral di O. obtrigonoidea, sejumlah silia falcular muncul dari fibril falcular. Fibril subpericular yang memanjang sepanjang margin anteroventral dan kemudian melebur menjadi satu fibril tunggal. Fibril berbentuk sabit dihubungkan dengan granula basal pertama di setiap baris dari silia somatik.
Pada Opalina ranarum, tidak ada hubungan antara fibril dan spherules endoplasma yang dapat dideteksi dalam O.obtrigonoidea. Tidak adanya hubungan tersebut juga telah
dilaporkan
untuk
Cepedea
metcalf,
Opalina
coracoidea, dan O.ranarum. - Subkelas 2. Euciliatia Merupakan
Ciliata
khas
dengan
macronuclei
dan
micronuclei. Subdivisi, ordo dan subordo sebagian besar didasarkan pada distribusi silia dan turunannya dan pada diferensiasi struktur seperti di daerah peristomial. Subkelas ini dibagi menjadi empat ordo, yaitu Holotrichida, Spirotrichida, Peritrichida, dan Chonotrichida. Membranelles zona adoral pada Holotrichida sangat kurang berkembang begitu juga karakteristik dari peristome di Spirotrichida. Silia somatik merupakan ciri khas, meskipun umumnya silia dibatasi untuk zona tertentu atau untuk satu permukaan tubuh. Spirotrichida menunjukkan perkembangan luas dari membranelles dan ciri dalam kelompok tertentu telah sepenuhnya diganti silia sederhana. Sebuah zona adoral dari membranelles muncul di kiri sitostom dan sepanjang anterior tubuh. Kelompok ini secara
keseluruhan
menunjukkan
kecenderungan
kuat
terhadap total pengurangan area bersilia. Epistom (daerah peristomial) pada Peritrichida umumnya merupakan daerah diskoid yang dibatasi oleh dua atau lebih baris dari silia. Mayoritas adalah sessile dan biasanya dilengkapi dengan tangkai. Gonotrichida merupakan ektokomensal yang melekat pada host mereka dengan disk basal atau tangkai pendek. Peristom di tiang distal, biasanya dikelilingi oleh saluran atau kadang-kadang oleh dua saluran konsentris. Silia dapat dibatasi ke peristom dan saluran dalam tahap dewasa. Reproduksi oleh budding adalah karakteristik dari ordo ini.
- ORDO Holotrichida
Merupakan ordo yang besar, biasanya dianggap lebih primitif
daripada
diversifikasi
besar
Euciliatia daerah
yang
lainnya,
peristomial
dan
menunjukkan dalam
satu
kelompok, sitostom telah menghilang. Spesialisasi seperti ini memberikan
dasar
untuk
membagi
ke
dalam
subordo
Holotrichida. Subordo 1. Gymnostomina Sitostom
terbuka
langsung
di
permukaan.
Dalam
banyak genus sitostom terletak pada atau dekat anterior tubuh. Subordo 2. Trichostomina Sitostom biasanya terletak pada permukaan, biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih silia. Penggabungan silia peristomial
ke
dalam
membran
sederhana
atau
membranelles, atau keduanya, ditemukan pada beberapa spesies. Subordo 3. Hymenostmina Cilia peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran, mungkin berasal filogenetis dari silia peristomial Trichostomina. Subordo 4. Thigmotrichina Bentuk yang paling karakteristik dari komensal ini adalah kelompok silia thigmotactic yang terletak di anterior. Sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung posterior tubuh. Pada beberapa Famili terdapat pengisap anterior, yang merupakan suatu organel baru. Subordo 5. Apostomina Sitostom ventral ukurannya sangat sedikit, mungkin terbatas pada partikel yang sangat kecil. Di bawah sitostom terdapat "roset" dengan fungsi yang belum pasti. Siliata somatik mencakup kurang dari 22 baris lengkap silia. Siklus hidupnya cukup kompleks.
Subordo 6. Astomina Merupakan Holotrichs endoparasitik tanpa sebuah sitostom.Tubuh seragam, bersilia, namun mungkin terdapat daerah bebas silia di ujung anterior. Subfilum Ciliophora memiliki klas Ciliatea, dan Suctoria. Ciliatea memiliki dua sub klas Protociliatea dan Euciliatia, ordo Holotrichida. Pada makalah ini akan dibahas mengenai ordo Holotrichida. Ordo tersebut
memiliki
6
Trichostomina,
sub
ordo,
yaitu
Hymenostmina,
Gymnostomina, Thigmotrichina,
Apostomina, Astomina. -
ORDO Spirotrichida Karakteristik yang paling menonjol adalah membran yang ada di daerah mulut, bagian dasar yang sempit yang biasanya terletak di kanan atau sudut miring terhadap sumbu yang panjang pada daerah mulut. Rangkaian membran meluas ke depan dari tepi kiri cytostome, dan dalam genus tertentu, mungkin berubah bagian dorsal pada kutub anterior dan meluas ke kanan untuk beberapa jarak sepanjang permukaan antero-dorsal. Pelat basal membran
biasanya
terdiri
dari
dua
baris
butiran
dasar/basal, walaupun tiga baris (jarang, empat) mungkin tampak. Kelompok dapat dibagi menjadi enam sub ordo (Hall, 1961). Sub ordo 1. Heterotrichina Somatik
ciliation
biasanya
lengkap.
Namun,
permukaan dorsal mungkin jarang bersilia dalam beberapa famili
dan
menunjukkan
penurunan
lebih
luas
dari
rekonsiliasi dalam kasus luar biasa. Peristome, biasanya memanjang dan cukup sempit, menuju daerah mulut dari membran sepanjang dinding kiri. Selain itu, membran yang
bergelombang sering meluas untuk beberapa jarak di sepanjang tepi kanan. Sub ordo 2. Oligotrichina Meskipun membran pada mulut berkembang dengan baik,
terdapat
pengurangan
yang
ditandai
dengan
rekonsiliasi somatik dan bidang peristomial, sekitar daerah mulut
meluas,
bebas
dari
silia.
Membran
yang
bergelombang terletak di tepi kanan area mulut dalam genus tertentu. Sub ordo 3. Tintinnina Ciliata ini kadang-kadang dikelompokkan dengan Oligotrichina, ciri khasnya berbentuk kerucut dengan lorica. Daerah mulut dari membran mengikuti bagian spiral dan kutub mulut yang rata/ datar. Sub ordo 4. Entodiniomorphina Kelompok ini, kadang-kadang ditempatkan dalam Oligotrichina, termasuk parasit dari rumen dan usus herbivora. Rekonsiliasi mungkin terbatas pada daerah mulut atau tiga, mungkin salah satu atau lebih pita tambahan atau kelompok membran. Sub ordo 5. Hypotrichina Silia somatik digantikan dengan cirri yang umumnya didistribusikan
dalam
bidang
tertentu
dan
terbatas
utamanya pada permukaan ventra Sub ordo 6. Ctenostomina Bagian samping dimampatkan, siliata berbentuk baji dengan
kulit
tipis
kaku
dihiasi
dengan
rusuk
yang
membujur. Tubuhnya jarang memiliki silia, dan peristome merupakan kantong yang berisi delapan membran pada daerah mulut.
Secara umum Cilliata memiliki banyak jenis atau macam, diantaranya sebagai berikut. -
Paramaecium caudatum, hidup bebas di air. Nyctoterus ovalis, parasit pada usus kecoa. Balantidium coli, hidup di kolon manusia menyebabkan
-
balantidiosis (diare). Stentor sp., bentuk terompet dan hidup di air tawar. Didinium sp., predator Paramaecium dan hidup di air
-
tawar. Vorticella sp., bentuk lonceng dengan tangkai panjang
-
untuk melekat dan hidup di air tawar. Stylonichia sp., silia berbentuk duri dan hidup bebas di air tawar.
1.
Paramaecium Ujung depan tubuh tumpul, sedangkan belakang meruncing hingga bentuknya seperti buah kates.
2.
Vorticella Bentuk seperti lonceng, bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi silia sekitar mulutnya. Hidup di air tawar, menempel dengan tangkai batang yang bersifat kontraktil pada substrak. Makananya
berupa
bakteri
atau
sisa-sisa
bahan
organik yang masuk bersama aliran air melalui celah mulutnya.
3.
Didinium Didinium
merupakan
predator
pada
ekosistem
perairan yaitu pemangsa Paramaecium.
4.
Stentor Bentuk seperti terompet dan menetap di air tawar yang tergenang atau mengalir. Makanan hewan ini adalah Ciliata yang ukurannya lebih kecil.
5.
Balantidium coli Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan balantidiasis atau ciliate dysentri. Organisme ini dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah sub-tropis. Pada dasarnya protozoa ini berparasit pada babi, sedangkan strain yang ada, beradaptasi terhadap hospes definitif lainnya termasuk orang.
D. Nutrisi Ciliophora adalah predator yang ulung. Makanan cilliata yang hidup bebas adalah protista lain atau hewan-hewan
kecil. Ciliophora biasanya memiliki celah mulut (oral groove) yang dikelilingi silia, berfungsi untuk mengarahkan makanan menuju sitofarink. Sitofarink adalah tempat terbentuknyta vakuola makanan. Ketika ukuran vakuola makanan mencapai ukuran tertentu maka akan melepaskan diri dan berada di dalam endoplasma. Paramaecium
membuat
mangsa
mereka
tidak
dapat
bergerak dengan melepaskan jarum-jarum yang disebut trikosista yang menempel pada tubuh mereka. Mangsa kemudian dibawa ke dalam struktur mirip mulut dan dicerna pada vakuola yang sewaktu-waktu berfungsi seperti perut. Sisa
makanan
tersebut
kemudian
dikeluarkan
melalui
eksositosis. Air yang berlebihan diakumulasikan di dalam vakuola
yang
secara
periodik
berkontraksi
untuk
mengosongkan cairan melalui lubang yang disebut pori anal. Genus Didinium yang ukuranya lebih kecil memakan Paramaecium yang ukuranya lebih besar dari Didinium, Didinium akan membentuk lubang sementara yang berukuran besar untuk memakan mangsanya.
Suctoria merupakan Ciliophora yang hidupnya menempel pada substratnya. Hewan tersebut memiliki tentakel yang menghasilkan bahan pelumpuh mangsanya. Tentakel tersebut akan
mencerna
terbentuk
lubang
dinding pada
tubuh tubuh
mangsanya
mangsanya.
sehingga Selanjutnya
sitoplasma mangsanya akan disedot melalui saluran kecil dalam tentakelnya.
D. Kontrol Genetik dan Reproduksi Ciliophora melakukan reproduksi dengan dua cara yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan denga cara pembelahan binary transversal dan kadangkala melalui pembentukan tunas. Pembentukan tunas berlangsung pada kelompok suktoria dan hasil tunas tersebut akan berenang bebas, yang selanjutnya akan menempel pada substrat dan berkembang menjadi dewasa.
Reproduksi secara seksual terjadi melalui proses konjugasi. Pasangan untuk konjugasi disebut konjugan. Proses konjugasi diawali dengan adanya kontak antar individu secara acak dan selanjutnya
disekresikan
melekatnya
pelikel
membran
plasma
bahan
kedua berfusi
pelekat
hewan
untuk
tersebut.
selama
tempat
Kemudian
beberapa
jam.
Makronukleus tidak terlibat dalam pertukaran materi genetik. Sebagai gantinya makronukleus hilang selama atau sesudah proses pertukaran mikronukleus dan terbentuk kembali dari mikronukleus pada sel anak.
E. Peranan Cilliata 1. Peranan menguntungkan yaitu Didinium sebagai predator protista lain di air tawar. 2. Peranan merugikan yaitu Balantidium coli, hidup parasit di dalam usus manusia dan dapat menyebabkan gangguan pada perutselain itu juga dapat menyebabkan diare berdarah. BAB 111 PENUTUP A.
Simpulan Karakterisasi morfologi Filum Ciliophora yang paling utama, yakni memiliki silia pada beberapa tahap dalam siklus hidupnya. Silia membungkus seluruh tubuh organisme hingga batas area peristomial. Silia terdapat di permukaan sel yang memiliki bentuk menyerupai rambut. Ciliophora memiliki dua jenis nukles, yakni makronukleus dan mikronukleus. Filum ini dibedakan dua kelas, yaitu Ciliatea dan Suctorea. Pada Ciliatea, silia ada pada sebagian besar tahap dari siklus hidup, sedangkan dalam Kelas Suctorea memiliki tahap nonciliated pada tahap dewasa serta memiliki tentakel khusus yang
berfungsi
mencari
makan.
Ciliophora
merupakan
protozoa kosmopolitan yang ditemukan pada bermacammacam habitat, khususnya di perairan. Ordo Holotrichida memiliki 6 subordo, yaitu Gymnostomina, Trichostomina, Hymenostmina, Thigmotrichina, Apostomina, Astomina. Subordo Gymnostomina memiliki sitostom terbuka di
permukaan
Trichostomina Subordo
sentral sitostom
Hymenostima
bagian
anterior.
terletak
di
memiliki
Pada
sentral cirri
Subordo
permukaan.
pada
ciliature
peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran. Pada Thigmotrichina sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung posterior tubuh. Subordo Apostomin sitostom perut sangat berkurang. Pada Subordo Astomina
tidak
memiliki
Filum
sitostom.
Masing-masing
ordo
dalam
Ciliophora memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung pada ordonya. Sebagian besar memiliki silia di permukaan tubuhnya,
meski
begitu
pada
kelas
Suctorea
terdapat
tahapan dewasa yang tidak memiliki silia serta memiliki tentakel khusus untuk menangkap mangsa. B.
Saran Sebaiknya kita perlu mengetahui apa saja peranan dari ciliata itu sendiri dalam kehidupan sehingga kita dapat memanfaatkannya dengan baik.
Daftar Pustaka Ehrenberg.
1830.
Loxodes,
(Online),
(http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Ciliophora/Loxodes/index.html) diakses 15 Februari 2016 Hall. 1961. Protozoology. Japan: Prentice-Hall, Inc. Lynn, D.H. and Small, E.B. 1991. Handbook of Protoctista (Philum Ciliophora). Boston: Jones and Bartlett Publishers.
Roger, A.O. 1988. Comparative Protozoology, Ecology, Physiology, and Life History. New York: Sringer- Verlag New York Inc.