Makalah Psikologi Belajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR



DISUSUN OLEH NAMA PRODI SEMESTER D.PEMBIMBIMBING



: RESMITA NOVIANTI MEHA : PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) : VIII (DELAPAN) : Drs.Hotman Efendy Tanjung, M.Mpd



FA N S



OLAH



RBI



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HAMZAH AL-FANSURI SIBOLGA BARUS TAHUN PELAJARAN 2020-2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini saya susun dengan tujuan untuk lebih memahami tentang “PSIKOLOGI BELAJAR” Pada kesempatan kali ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang mengarahkan dan mengajarkan saya. Saya menyadari Makalah ini masih belum menemukan kata sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna hasil yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga makalh ini dapat berguna bagi saya dan bagi semuanya dan semoga apa yang saya bahas disini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan teman-teman semua.



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses didalam pikiran siswa itu. Banyak permasalah yang terjadi dimasyarakat menyangkut teori pembelajaran, sebuah teori pembelajaran sebaiknya juga menyangkut suatu praktek untuk membimbing seseorang bagaimana caranya ia memperoleh pengetahuan dan keterampilan, pandangan hidup, serta pengetahuan akan kebudayaan masyarakat sekitarnya. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan maksud memperoleh pengetahuan serta untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki seorang yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Menurut Skinner belajar adalah “mendefenisikan bealajar sebagai suatau proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif yaitu adanya tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya” Didalam pengajaran atau pembelajaran seseorang butuh guru atau pembimbing supaya dalam pembelajaran seseorang akan lebih mengerti dan mudah memahaminya.guru juga harus mengetahui bagaimana perkembangan dan situasi didalam diri pelajar apakah mereka bisa mengembangkan ilmu yang sudah diberikan kepada mereka.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertain dan hakikat belajar 2. Ciri-ciri dan jenis belajar 3. Aktivitas-aktivitas belajar 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian dan Hakikat Belajar



1. Pengertian psikologi Psikologi belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yaitu psikologi dan belajar. Psikologi berasal dari bahasa yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu tentanf jiwa atau ilmu jiwa.1 Menurut Crow and Crow, psichologi is the study of human behavior and human relationship. Di jelaskan bahwa yang dipelajari oleh psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya.2 Jadi dapat disimpulkan bahwa, psikologi adalah “ilmu yang mempelajari mengenai jiwa, namun karena jiwa tidak dapat diukur dan dilihat, maka psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku/ perilaku, perbuatan, seseorang”.



2. Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yan amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan adanya peroses belajar inilah manusia bisa bertahan hidup.3 Menurut Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubuhan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. 3. Pengertian Psikologi Belajar Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi teori-teori psikologi mengenai belajar, terutama mengupas bagaiman cara individu belajar atau melakukan pembelajaran.



B. Hakikat Belajar Pada pembahasan terdahulu telah dibahas mengenai pengertian belajar. Pada bagian ini akan dibicarakan masalah hakikat belajar. Hakikat belajar ini sangat penting diketahui untuk dijadikan pegangan dalam memahami secara mendalam masalah belajar. Dari sejumlah pengertian belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk dibahas pada bagian ini, yakni kata kata “perubahan” atau change. Change adalah sebuah kata dalam bahasa inggris, yang bila diindonesiakan berarti “perubahan”. Ketika kata “perubahan” dibicarakan dan dipermasalkan, maka pembicaraan sudah menyangkut permasalahan mendasar dari masalah belajar. Apa pun formasi kata dan kalimat yang dirangkai oleh para ahli untuk memberikan pengertian belajar , maka intinya tidak lain adalah masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang belajar.



C. Ciri-ciri Belajar Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimaksukkan ke dalam ciri-ciri belajar.



1. Perubahan yang Terjadi Secar Sadar Ini berarti individu yang belajar akan menyadiri terjadinya perubahan itu atau sekurangkurang individu merasakan te5lah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi, perubuhan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.



2. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belaajr berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis. Perubahan itu berlangsung terus menerus dengan kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Di samping itu, dengan kecakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapankecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengerjakan soalsoal, dan sebagainya.



3. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif Dalam perubahan belajar, perubahan-perubuhan itu selalu bertambah dan setuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, maka banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri, Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.



4. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saja, seperti berkeringat, keluar air air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau parmanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hialng, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.



D. Jenis-Jenis Belajar Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan perubahan itu bermacammacam caranya setiap perbuatan belajar mempunyai ciri-ciri masing-masing. Oleh karena itu, jenis-jenis yang diuraikan berikut ini menyangkut masalah belajar arti kata-kata, belajar kognitif, belajar menghapal, belajar kognitif, belajar menghapal, belajar teoritas, belajar kaidah, belajar konsep/pengertian, belajar keterampilan motorik, dan belajar estetik. Untuk jelasnya ikutilah uraian berikut.



1. Belajar Arti Kata-Kata Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu artinya.misalnya, pada anak kecil, dia sudah mengetahui kata “kucing” atau “anjing” tetapi dia belum mengetahui bedanya, yaitu binatang yang disebut dengan kata itu. Namun lama kelamaan dia mengetahui juga apa arti kata “kucing” atau” anjing”. Dia sudah tahu bahwa kedua binatang itu berkaki empat dan dapat berlari. Suatu ketika melihat seekor anjing dan anak tadi menyebutkanya “kucing”. Koreksi di lakukan bahwa itu bukan kucing, tetapi anjing. Anak pun akhirnya tahu bahwa anjing itu bertubuh besar dengan telinga yang cukup panjang dan kuncing itu bertubuh kecil dengan telinga yang kecil dari pada anjing. Dengan begitu, maka kata kucing anak mengerti sebagai simbol dari binatang dengan ciri-ciri tertentu yang dibedakan dari semua binatang, termasuk anjing.



2. Belajar Kognitif Tak dapat disangka bahwa belajar kognitip bersentuhan dengan masalah mental. Objekobjek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan,atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental, seorang menceritakan hasil perjalannya berupa pengalaman kepada temannya. Ketika dia menceritakan pengalamanya selama dalam perjalanan, dia tidak dapat menghadiri objek-objrk yang pernah dilihatnya selama dalam perjalanan itu di hadapan temanya itu, dia hanya dapat menggambarkan semua objek itu dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Gagasan atau tanggapan tentang objrk-objek yang dilihat itu dituangkan dalam kata-kata atau kalimat yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. Dalam bbelajar kognitif, objek-objek yang ditanggapi tidak hanya hanya yang materiil, tetapi juga yang bersifat tidak materiil. Objek-objek yang bersifat materiil misalnya anatara lain, orang, binatang, bangunan, kendaraan, perabot rumah tangga, dan tumbuh-tumbuhan. Objek-objek yang bersifat tidak materiilmisalnya seperti ide kamajuan, keadilan, perbaikan, dan sebagainya. Bila tanggapan berupa objek-objek meteriil dan tidak materiil telah demikian, maka seseorang telah mrmpunyai alam pikiran kognitif. Itu berarti semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, semakin kaya dan luaslah alam pikir kognitip orang itu. Belajar kognitif penting dalam belajar. Dalam belaajr, seseorang tidak bisa melepaskan diri dari kegiatan belajar kognitif. Mana bisa kegiatan mental tidak berproses ketika memberikan tanggapan terhadap objek-objek yang diamati . sedangkan belajar itu sendiri adalah proses mental yang brgerak kearah perubahan



3. Belajar Menghapal Menghapal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Peristiwa menghapal merupakan proses mental untuk mencamkan dan menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat ke alam sadar. Ciri khas dari belajar/kemampuan yang diperoleh adalah reproduksi secara harfiah dan adanya skema kognetif. Adanya skema kognitif berarti, bahwa dalam ingatan orang tersimpan secara baik semacam program informasi yang diputar kembali pada waktu dibutuhkan, seperti yang terjadi pada komputer. Dalam menghapal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatian, yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan.efektif tidaknya dalam menghapal dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghapal tanpa tujuan menjadi tidak terarah, menghapal tanpa pengertian menjadi kabur, menghapal tanpa perhatia adalah kacau, dan menghapal tanpa ingatan adalah sia-sia.



4. Belajar Teoretis Bentuk belajar ini tujuan untuk menempatkan semua data dan fakta semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Maka, diciptakan konsep-konsep, relasi-relasi diantara konsep-konsep dan struktur-struktur hubungan.



5. Belajar Konsep Konsep atau pengertian adalah stuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objekobjek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata lamabang( bahasa). Dalam bentuk belajar ini, orang mengadakan abstraksi, yaitu dalam objek-objek yang meliputi benda, kejadian dan orang, hanya ditinjau pada aspek-aspek tertentu saja. Objek tidak ditinjau dalam semua detailnya, tetapi aspek tertentu seolah-olah diambil, diangkat, dan disendirikan Ciri khas dari konsep yang diperoleh sebagai hasil belajar pengertian ini adalah adanya skema konsep tual. Skema konsep tual adalah suatu keseluruhan kognitif, yang mencakup semua ciri khas yang terkandung dalam suatu pengertian. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didepenisikan konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, tumbuhan, rumah , mobil, sepeda motor, dan sebagainya. Konsep yang didepinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingjungan fisik, karna realitas itu tidak berbada. Hanya di rasakan adanya melalui proses mental . Akhirnya , belajar konsep adalah berfikir dalam konsep dan belajar pengertian .Taraf pertamanya adalah taraf pengetahuan , yaitu belajar reseptif atau menerima .



6. Belajar Kaidah belajar kaidah (rule) termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual (intelectua skill), yang dikemukakan oleh, Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatau keteraturan. Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep. Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah. Kaidah merupakan suatu representasi (gambaran) mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna untuk mengatur kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa kaidah merupakan suatu keteraturan yang berlaku sepanjang masa. Oleh karena itu, belajar kaidah sangat penting bagi seseorang sebagai salah satu upaya penguasaan ilmu selama belajar disekolah atau perguruan tinggi di (universitas). 7. Belajar Berfikir Belajar berfikir sangat di perlukan selama belajar di sekolah atau diperguruan tinggi masalah dalam belajar terkadang ada yang harus dipecahkan seorang diri, tanpa bantuan. Orang lain. Pemecahan atas masalah itulah yang memerlukan pemikiran belajar itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk, meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketika berfikir di lakukan, maka disana terjadi suatu proses. Oleh karena itu, John Dewey dan Wertheimer memandang berpikir sebagai proses. Dalam proses itu tekananya terletak pada penyusunan kembali kecakapan kognitif (yang bersifat ilmu pengetahuan). Dalam konteks ini ada istilah berfikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu masalah.Berpikir divergen adalah berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan diperoleh jawaban-jawaban untit yang berbeda-beda tapi benar. Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalaha sebagai berikut:



E. Aktivitas –Aktivitas Belajar Belajar bukanlah proses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencata, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek dan sebagainya. Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu situasi. Situasi akan menentukan aktifitas apa yang akan di lakukan dalam rangka belajar. Bahkan sitiasi itulah yang mempengruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi dimanapun dan kapanpun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Oleh karena itulah, berikut ini dibahas beberapa aktivitas belajar, sbb:



1. Mendegarkan



Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka. Disela-sela ceramah itu, ada aktivitas mencatat halhal yang dianggap penting.



2. Memandang Memandang adalah mengarahkan penglihatan kesuatu objek. Aktivitas berhubungan berat dengan mata. Karena dalam memandang itu mata lah yang memegang peranan penting. Tanpa mata tidak mungin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. Orang buta pasti tidak dapat melihar. Maka dia tidak bisa memandang sesuatu yang menjadi kebutuhanya. Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam kategori aktivitas belajar. Dikelas, seorang pelajara memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja guru tulis. Tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak.



3. Mereba, Membau, dan Mencicipi/ Mengecap Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagia alat untuk kepentingan belajar, artinya aktivitas meraba,membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seorang untuk belajar tentu saja aktivitasnya harus didasari oleh suatu tujuan dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas membau, atau pun aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.



4. Menulis atau Mencatat Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktifitas belajar dalam pendidikan tradasional kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Perlu diketahui bahwa tidak setiap mencatat adalah belajar. Aktivitas mencatat yang bersifat menurut, menciplak atau mengcopy tidak dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuanya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar. Dalam mencatat tidak sekedar mencatat, tetapi yang mencatat yang dapat menunjang pencapaian tujuan belajar maka dari itu jangan membuat catatan sembarangan sebab bisa mendatangkan kerugian material dan pemikiran. Akibatnya lainya adalah akan sia-sia lah catatan itu, karena tidak bisa digunakan untuk kepentingan kemajuan dan kesuksesan study. Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tida hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil analisis dari bahan bacaan. 5. Membaca Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Membaca di sini tidak tidak mesti membaca buku belaka, tetapi



juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnaljurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan.



6. Membuat Ikhtiar atau Ringkasan dan Menggaris bawahi Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtiar-iktiar materi yang dibuatnya. Ikhtiar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimana pun juga hanya membuat ikhtiar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting perlu diberi garis bawah (underlining). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukkan kembali materi itu di kemudian hari, bila perlu.



7. Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram dan Bagan-Bagan Dalam buku atau lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel, diagram, atau pun bagan. Materi-materi non vorbal semacam ini sangat berguna bagi seorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambargambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustari yang membantu pemahaman seseorang.



F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Perubahan yang terjadi itu sebagai akaibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapainya dari proses belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu:



1. Bahan/Materi yang Dipelajari Disini tdak semua bahan/materi dengan mudah dapat diingat. Hala ini tergantung arti bahan/materi pada masing-masing individu. Semakin berarti suatu bahan/materi yang nyata itu lebih mudah diingat dari pada bahan bahan/materi yang abstrak. 2. Lingkungan Lingkungan dimana individu belajar terbagi dua yaitu: a. Alam : Temperatur, kelembaban udara b. Sosial : Mencakup status peran sosial di lingkungan 3. Instrumenal a. Software : Kurikulum, sistem/cara belajar, administrasi b. Hardware: Gedung, perlengkapan, proses belajar mengajar 4. Learner a. Kondisi fisik learner (cacat atau tidak)



b. Kondisi psikis (intelektual yang dimiliki learner). Menurut Witheringoton dan Cronbach faktorfaktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut: 1. Situasi belajar( kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman dasar). 2. Penguasaan intelektual 3. Latihan-latihan 4. Penggunaan unit-unit yang berarti 5. Latihan yang aktif



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Belajar itu bertujuan mengadakan perubahan jelasnya belajar dapat didefenisikan yaitu: suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencangkup: perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainnya. Menurut para pakar psikologi belajar bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.



B. Saran Mengingat pentignya psikologi belajar maka, hendaknya pemakalah pembaca makalah. Para pendidik. Calon pendidik dan peserta didik saling mempelajari dan mengetahui semua tentang psikologi belajar.



DAFTAR PUSTAKA



Cut Metia, “Psikologi Belajar” Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag 2011. “ Psikologi Belajar” Jakrta : Rineka cipta Hasbullah, 2013 ”DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN”PT. RajaGrafindo persada, jakarta. 1 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag,. Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 1 2 Drs Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. Psikilogi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 2 3 Cut Metia , M.Si, Psikolog. Paikologi Umum 4 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. Psikologi Belajar( JAKARTA Rineka cipta 2011) hlm 15 5 Cut Metia,M,Si. Psikolog psikologi Umum hlm 66 6 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. Psikologi Belajar, M.Ag. (JAKARTA Rineka cipta 2011) hlm 27