Makalah Pulpotomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PULPOTOMI



Pembimbing : drg. Sherli Diana, Sp. KG



Disusun oleh : Akbar Nazarullah Syada 14D112206



UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BANJARMASIN November, 2017



PULPOTOMI



Enamel gigi sulung sangat tipis sehingga karies dapat menyerang sampai ke dentin lebih mudah dibandingkan gigi permanen. Karies gigi sulung bersifat kronis dan asimptomatis artinya berlangsung lama dan tidak menunjukan gejala akibatnya saat terdeteksi bakteri telah memasuki permukaan terluar saraf di kamar pulpa sehingga terjadi infeksi yang menyebabkan rasa sakit. Bakteri-bakteri ini terus berpenetrasi ke seluruh pulpa sehingga terbentuk abses. Melihat dampak karies maka gigi sulung maupun permanen yang terinfeksi harus segera dilakukan perawatan untuk mencegah abses dan kehilangan gigi a. Pengertian Pulpotomi Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Pulpotomi adalah pengambilan atau pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa yang kemudian diikuti dengan penempatan obat di atas orifice yang akan menstimulasi perbaikan atau memumifikasi sisa jaringan pulpa vital pada akar gigi. Pulpotomi juga di sebut pengangkatan sebagian jaringan pulpa.



2



b. Tujuan Pulpotomi  Tujuan utama perawatan operatif pada anak adalah mencegah meluasnya penyakit gigi dan memperbaiki gigi yang rusak sehingga dapat berfungsi kembali secara sehat, sehingga integritas lengkung geligi dan kesehatan jaringan mulut dapat dipertahankan. Pulpotomi bertujuan untuk melindungi bagian akar pulpa, menghindari rasa sakit dan pembengkakan, dan pada akhirnya untuk mempertahankan gigi  c. Keuntungan Pulpotomi 1. Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan 2. Pengambilan pulpa hanya di bagian korona, hal ini menguntungkan karena pengambilan pulpa di bagian radicular sukar, penuh ramikasi dan sempit 3. Iritasi obat-obatan instrument perawatan saluran akar tidak ada 4. Jika perawatan gagal dapat dilakukan pulpektomi



d. Indikasi Pulpotomi Pulpotomi diindikasikan untuk pulpa yang terkena jejas pada gigi sulung dimana inflamasi atau infeksi yang terjadi hanya sebatas pulpa koronal. Jika inflamasi telah menyebar ke jaringan di dalam saluran akar, gigi tersebut dilakukan pulpektomi dan pengisian saluran akar atau ekstraksi. e. Kontraindikasi Pulpotomi Kontraindikasi untuk pulpotomi pada gigi sulung adalah sebagai berikut:



3



1. Adanya riwayat sakit spontan (tidak disebabkan oleh papillitis yang dikarenakan impaksi makanan) 2. Gigi yag tidak dapat direstorasi yang mana restorasi post pulpotomi korona akan menjadi inadekuat 3. Gigi yang akan tanggal 4. Adanya kelainan periapikal atau furkal 5. Adanya resorpsi akar secara patologis 6. Pulpa nekrosis 7. Tidak



terkendalinya



hemoragik



pulpa



redikular



setelah



pengambilan jaringan pulpa 8. Pulpa dengan drainase serous atau purulent 9. Adanya sinus tract



f. Klasifikasi pulpotomi Pulpotomi Vital Prosedur ini melibatkan pengambilan pulpa koronal yang terinflamasi dan terinfeksi, meninggalkan pulpa radicular yang sehat. Pulpa koronal akan berdarah karena masih vital.



Pulpotomi Devitalisasi Ini merupakan prosedur dengan dua kunjungan yang digunakan ketika anatesi yang adekuat tidak dapat dilakukan. Pada kunjungan pertama, pasta Ladermix pada cotton pellet diletakkan ke dalam kavitas dengan semen



4



sementara selama 7-14 hari. Pada kunjungan kedua, pulpa yang nekrosis dapat diambil dan di restorasi.



Don M. Ranly mengklasifikasikan pulpotomi menurut objektif perawatan ke dalam devitalisasi (mumifikasi, kauterisasi), preservasi (devitalisasi minimal, non-induktif), dan regenerasi (induktif, reparative). Metode pulpotomi non-mekanis meliputi penggunakaan bedah elektro dan laser.



1) Pulpotomi devitalisasi Pendekatan pertama dalam pulpotomi pada gigi sulung adalah devitalisasi, yang mana jaringan pulpa vital dirusak. Cara ini meliputi



pulpotomi



dengan



formocresol,



gultaraldehyde,



electrosurgery, dan laser.



2) Pulpotomi preservasi Dalam metode preservasi, jaringan pulpa hanya diangkat secara minimal. Preservasi jaringan pulpa dicontohkan oleh pulpotomi formocresol dan NaOCl, yang memberikan retensi dari jaringan vital maksimal dan konservasi dari pulpa radicular tanpa induksi dentin reparative.



5



3) Pulpotomi regenerative Pembentukan dentin reparative dan preservasi dari jaringan pulpa sehat merupakan rasional dari pendekatan regenerasi yang dilakukan oleh bermacam biomaterial dan medikamen seperti kalsium hidroksida, mineral trioxide aggregate (MTA), dan semen calcium-enriched mixture (CEM).



g. Teknik Vital Pulpotomi  Siapkan instrument dan bahan  Berikan anastesi yang memadai pada daerah yang akan dilakukan perawatan  Isolasi gigi dengan rubber dam  Preparasi kavitas. Untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa pada perawatan pulpektomi, adalah penting untuk mmemperluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh permukaan oklusal, serta perluasan sampai linger oblik pada gigi molar kedua rahang atas dan molar pertama rahang bawah  Ekskavasi karies yang dalam  Buang atap pulpa. Gunakan fissure bur steril (kira-kira no.2) dengan handpiece berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial dan distal seperlunya untuk membuang atap pulpa



6



 Buang pulpa bagian korona. Hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator atau dengan round bur dengan putaran perlahan  Cuci dan keringkan kamar pulpa. Semprot kamar pulpa dengan air atau salin steril, gunakan syringe disposable. Penyemprotan akan mencuci debris dan sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perlahan dengan kapas kecil/cotton pellet  Berikan



formokresol.



Celupkan



kapas



kecil



dalam



larutan



formokresol, buang kelebihan dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar pulpa, menutupi tanggul pulpa bagian akar, selama 4-5 menit. Jangan biarkan larutan bocor ke gingiva  Berikan



bahan



antiseptic.



Siapkan



pasta



antiseptic



dengan



mencampur eugenol dengan formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas yang mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi pulpa bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam tempatnya. Hindari tekanan pada pulpa yang vital di bagian akar,  Restorasi gigi. Tempatkan semen basis yang cepat mengeras sebelum menambal dengan amalgam atau penhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk mahkota stainless steel



7



h. Bahan Medikamen Formocresol Formocresol merupakan medikamen pulpotomi pada gigi desidui yang sangat dikenal selama 70 tahun silan, sejak dikenalkan oleh Sweet pada tahun 1932. Tingkat kesuksesan pulpotomi dengan formocresol adalah 70-98%. Formocresol terdiri dari 19% formaldehyde, 35% cresol daalam 15% glycerin dan air (solusi Buckley). Formocresol mencegah autolysis jaringan dengan cara mengikat pada kelompok peptide dari ikatan asam amino. Hal tersebut merupakan proses reversible tanpa merubah struktur dasar dari molekul protein. Disamping tingkat kesuksesan yang tinggi, perhatian meningkat karena toksisitas dari formocresol. Formocresol diyakini dapat menyebabkan mutagenesitas, sitotoksisitas dan kariogenesitas. Eugenia melaporkan kista dentigerous terkait dengan molar sulung yang dilakuka pulpotomi formocresol. IARC mengklasifikasikan formocresol sebagai karsinogen yang memiliki potensi untuk meyebabkan leukemia dan karsinoma nasofaringeal. Penggunaan material degan kandungan formalin atau formaldehyde biasanya diletakkan untuk berkontak dengan pulpa selama 5-7 hari.



Zinc Oxide Eugenol Zinc Oxide Eugenol (ZOE) adalah agen pertama yang digunakan untuk preservasi. Penelitian sebelumnya memperlihatkan gigi yang



8



dirawat dengan pulpotomi menggunakan basis ZOE menunjukkan resorpsi internal dan inflamasi pada daerah pulpotomi. ZOE berperan sebagai obtunden tetapi gagal untuk menekan metabolisme secara adekuat. Terjadinya resorpsi internal diasumsikan karena adanya eugenol. Ketika ZOE digunakan sebagau sub-base setelah pulpotomi, eugenol lah\ngsung berkontak dengan jaringan vital dan menyebabkan respon inflamasi sedang hingga parah.



Glutaraldehyde Glutaraldehida



untuk



fiksasi



pulp



diusulkan



oleh



S-Gravenmade pada tahun 1975. Di-aldehid ini memiliki umur simpan terbatas dan kemampuan cross-linking lebih unggul dari formocresol. Dalam beberapa tahun terakhir, glutaraldehida telah diusulkan sebagai alternatif formokresol berdasarkan sifat fiksatif superiornya, penetrasi selflimiting, antigentisitas rendah, toksisitas rendah dan eliminasi cresol. Glutaraldehida menghasilkan fiksasi permukaan yang cepat. Zona sempit dari eosinofilik berwarna dan jaringan ysng terfiksasi terkompresi ditemukan di bawah area aplikasi yang menyatu dengan pulpa normal yang mendasarinya. Hill melaporkan konsentrasi minimal antimikroba glutaraldehida sebesar 3,125%. Ranly, Garcia Godoy pada tahun 1987 mencatat bahwa peningkatan konsentrasi dan waktu yang lebih lama memperbaiki fiksasi dan menyarankan penggunaan Glutaraldehida 4% selama 4 menit atau 8% Glutaraldehida selama 2 menit. Sandra Maria dkk.



9



usulkan pemakaian 2% selama 5 menit. Saat ini, glutaraldehida 2% selama 5 menit digunakan untuk pulpotomi. Berbagai penelitian melaporkan tingkat keberhasilan yang meningkat. Garcia-godoy melaporkan bahwa meskipun



tingkat



keberhasilan



yang



tinggi,



kelemahan



dalam



menggunakan glutaraldehida mencakup biaya dan fiksasi yang tidak memadai sehingga menyebabkan kurangnya penghalang yang rentan terhadap iritasi subbasis sehingga menghasilkan resorpsi internal.



Ferric Sulfate Ferric sulfate (FS), bahan kimia non-aldehid, telah mendapatkan perhatian sebagai agen pulpotomi. Ferric sulfat merupakan bahan koagulatif dan hemostatic yang digunakan untuk pulpotomi pada gigi sulung. Review sistemik dan metaanalisis menyimpulkan bahwa pulpotomi menggunakan ferric sulfate atau formocresol pada gigi sulung memiliki keberhasilan klinis dan radiografik yang sama. Secara teoritis, bahan hemostatic ini mencegah masalah dalam pembentukan clot sehingga meminimalkan kemungkinan inflamasi dan resorpsi internal. Ketika ferric sulfate berkontak dengan jaringan pulpa akan membentuk ferri ion protein complex yang secara kimiawi menutup jalan kapiler pada daerah amputasi membentuk pembatas untuk irritan dari sub-base. Cotes dkk. melaporkan terbentuknya dentin reparative dan fibrosis yang lebih dengan ferric sulfate.



10



Calcium Hydroxide Calcium hydroxide merupakan bahan yang pertama kali digunakan dalam pulpotomo yang menunjukkan kemampuan untuk menginduksi regenerasi dentin. Mengenai vitsl pulp therapy, calcium hydroxide digunakan sebagai medikamen untuk pulp cappping indirek, pulp capping direk dan pulpotomy pada gigi permanen dan gigi sulung, karena efek antibakterinya dan kemampuannya untuk merangsang pembentukan dentinal bridge. Namun, ada kontroversi mengenai penggunaan calcium hydroxide pada gigi sulung karena menyebabkan timbulnya peradangan pulpa kronis dan resorpsi internal.



Mineral Trioxide Aggregate (MTA) Sebagai salah satu dari semen silikat kalsium hidraulik, MTA dikenalkan oleh Lee dkk dan dipantenkan pada tahun 1995 oleh Torabinejad dan White. MTA terdiri dari



tricalcium silicate, bismuth



oxide, tetra calcium alumina-ferrite dan calcium-sulphate dehydrate. Ketika MTA dicampurkan dengan air, gel koloid dengan pH 12,5 sama dengan calcium hydroxide terbentuk. Keuntungan dari MTA adalah biokompatibilitas, sifat bakterisidal dan menginduksi sementogenesis. Selanjutnya, kemampuan sealing, dentinogenensis dan osteogenesis membuat MTS menjadi pilihan untuk



11



perawatan klinis seperti pulp capping direk, apeksogenesis dan apeksifikasi pada gigi yang belum tumbuh sempurna. Pada gigi sulung, MTA digunkana untuk perawatan pulp capping direk dan pulpotomi.



Calcium-enriched Mixture cement (CEM) Semen CEM diperkenalkan sebagai bahan pengisi endodontik. Komponen utama dari bubuk semen adalah kalsium oksida (CaO), sulfur trioksida (SO3), fosfor pentoksida (P2O3) dan silikon dioksida (SiO 2). CEM memiliki biokompatibilitas yang baik, ia dapat menginduksi pembentukan jaringan keras dan hidroksiapatit dan dapat melawan mikroba untuk masuk kembali dan memiliki aktivitas antibakteri yang baik. Chlorophenol Kamfer Menthol Dalam kedokteran gigi, fenol kamfer digunakan pada tahun 1905 oleh otto walkhoff. Dia sudah menggunakan klorin sejak tahun 1882 untuk pengobatan fenol direkomendasikan untuk gangrene pulpa. ChKM terdiri dari 2 bagian para-klorophebol dan 3 bagian kamfer. Daya desinfektan dan sifat mengiritasi lebih kecil daripada formocresol. Mempunyai spectrum antibakteri luas dan efektif terhadap jamur. Para-klorophenol mampu mematikan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. Mentol mengurangi sifat iritasi chlorophenol dan mengurangi rasa sakit. DAFTAR PUSTAKA



12



Cohen S, Hargreaves KM. 2011. Cohen’s Pathways of the Pulp. 10th edition. Maryland: Mosby Elsevier. Kay, Elizabeth. 2016. Dentistry at a glance. United Kingdom: Wiley Blackwell Praveen K, Rashmi N, Vipin B, Pujan M. Pulpotomy medicaments: continued search for new alternatives – a review. OHDM. Desember 2014; 13(4) Prisay I, Ghoddusi J, Forghani M. A review on vital pulp therapy in primary teeth. Iranian Endodontic Journal. 2015; 10(1): 6-15 Welbury R, Duggal MS, Hosey MT. 2012. Paediatric dentistry. 4th edition. United Kingdom: Oxford University Press



13