Makalah Puskesmas, Perkesmas Dan Posbindu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN KOMUNITAS MAKALAH TENTANG PUSKESMAS, PERKESMAS DAN POSBINDU Tugas Individu diajukan untuk perbaikan nilai keperawatan komunitas



Oleh : Galuh Kendran Negara NIM 4002180057 Kelas S1 Keperawatan Non Reguler Semester 2 (Extensi)



PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN ALIH TRANSFER SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas dari mata pelajaran keperawatan komunitas tentang “Makalah Puskesmas, perkesmas dan posbindu”.



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Setiap decade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka, kini berkembang kea rah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif, prventif, kuratif dan rehabilitative. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah satu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar,1999). Menurut Depkes RI (2004), upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan masih rendah, tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392 unit. Penyebaran sarana dan prasarana kesehatan belum merata. Rasio sarana dan prasarana kesehatan terhadap jumlah penduduk diluar pulau Jawa lebih baik dibandingkan dengan pulai Jawa, hanya saja keadaan transportasi diluar pulau Jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau Jawa. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007), menunjukkan sekitar 33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yang dituju adalah praktik dokter, poliklinik dan RS swasta. Rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku petugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigama atau pengaruh luar terhadap pelayanan Puskesmas. Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis Kuntjaningrat menyatakan bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat tradisional, masih



merupakan suatu hal yang relative kehadirannya sudah diterima lama di tengahtengah masyarakat untuk berbagai jenis kesehatan. Oleh karena itu saya membuat makalah tentang Puskesmas untuk lebih memahami konsep tentang puskesmas. Pelayanan perawat dalam masyarakat sangat erat hubungannya dengan pelayanan yang dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas adalah program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 128/Menkes/SK/II/Tahun 2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas, upaya



perawatan



kesehatan



masyarakat



merupakan



upaya



program



pengembangan yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh Puskesmas khususnya pelayanan yang dilakukan perawat kepada masyarakat. Perkesmas dilakukan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan dasar. Pelaksanaan Perkesmas bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Untuk mengupayakan terbinanya kesehatan masyarakat, maka diharapkan 40 % keluarga rawan kesehatan memperoleh kunjungan rumah dan pembinaan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau perawat melalui kegiatan perkesmas. Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan



maupun



ketidakmampuan



dalam



menyelesaikan



masalah



kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah yaitu belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi memerlukan tindak



lanjut. Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin yang rentan dan keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga yang tidak mendapat pelayanan perkesmas merupakan beban sosial dan ekonomi serta dapat berdampak buruk terhadap masyarakat lainnya. Pemerintah memiliki tanggung jawab melindungi kesehatan masyarakat dan memberikan akses ke pelayanan kesehatan terutama bagi keluarga yang memiliki hambatan untuk mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan. Penduduk rawan ini telah menjadi salah satu bagian sasaran program Perkesmas di Puskesmas. Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari sistem kesehatan. dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tampa campur tangan pihak luar) untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat. Program pemberdayaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup adalah pemberdayaan masyarakat miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan ketinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehatan. Fektor lain yang akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna mendukung masyarakat untuk memperolah dan memamfaatkan input sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat. Pembangunan merupakan proses perubahan menuju peningkatan taraf hidup dan kesejahteaan masyarakat. Seberapa jauh proses pembangunan tersebut telah mampu menghasilkan perubahan-perubahan yang membawa dampak pada peningkatan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat, diukur dengan indikatorindikator yang umum bersifat ekonomi. Rendahnya tingkat perubahan kondisi kehidupan masyarakat melalui kebijakan pemerataan melahirkan paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia. Implementasinya tercerminpada pogram-pogram yang secara lansung ditujukan kepada masyarakat lapisan bawah seperti pemenuhan kebutuhan dasar



masyarakat (pangan, sandang, papan, kesehatan, pandidikan) maupun pogram penanggulangan kemiskinan. Kebijakn



paradigma



pembangunan



yang



berpusat



pada



manusia



implementasinya cukup berhasil, namun secara proses terlihat lambat akibat masih adanya intervensi kekuasaan pemerintahan dalam menetapkan prioritas pogram yang diperuntukkan bagi kepentinagn masyarakat dan menguatnya dominasi kekuasaan pemerintah dalam pengololaan paradigma pemberdayaan masyarakat.



B. Rumusan Masalah Bagaimanakah konsep puskesmas, perkesmas dan posbindu?



C. Tujuan Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, perkesmas dan posbindu agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.



D. Manfaat



BAB II PEMBAHASAN 1. PUSKESMAS A. Definisi Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana



teknis



dinas



kabupaten/kota



yang



bertanggung



jawab



menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes, 2011) Puskesmas



merupakan



kesatuan



organisasi



fungsional



yang



menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).



B. Fungsi Puskesmas Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi Puskesmas, yaitu : 1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan mamantau penyelenggaraan pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.



3. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.



C. Visi dan Misi Puskesmas 1. Visi Puskesmas Menurut Mubarak (2014), visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat” menuju “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat Kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkay pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Indikator utamanya adalah sebagai berikut : a. Lingkungan sehat b. Perilaku sehat c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk Kecamatan 2. Misi Puskesmas Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah (Mubarak,2014) : a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya



D. Strategi Puskesmas Strategi



Puskesmas



untuk



mewujudkan



pembangunan



(Mubarak,2014) antara lain : 1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh 2. Pelayanan kesehatan yag menerapkan pendekatan yang menyeluruh



E. Kegiatan Pokok Puskesmas 1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2. Upaya Kesehatan Berencana (KB) 3. Upaya Perbaikan Gizi 4. Upaya Kesehatan Lingkungan 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan 7. Upaya Penyuluhan kesehatan masyarakat 8. Kesehatan Olahraga 9. Kesehatan Masyarakat 10. Kesehatan Kerja 11. Kesehatan Gigi dan Mulut 12. Kesehatan Mata 13. Kesehatan Jiwa 14. Laboratorium Sederhana 15. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan 16. Kesehatan Usia Lanjut 17. Pembinaan Pengobatan Tradisional 18. Kesehatan Remaja 19. Dana Sehat



kesehatan



F. Peran Puskesmas Menurut Mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas memiliki



kemampuan



manajerial



dan



wawasan



jauh



kedepan



untuk



meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komperhensif dan terpadu.



G. Wilayah Kerja Puskesmas Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.



H. Fasilitas Penunjang Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan, puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana, antara lain sebagai berikut (Mubarak,2014) : 1. Puskesmas Pembantu 2. Puskesmas Keliling 3. Bidan Desa



I. Kedudukan Puskesmas Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara lain : 1. Sistem Kesehatan Nasional



Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota Sebagai unit pelaksanan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya. 3. Sistem Pemerintah Daerah Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit structural pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan. 4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat swasta, seperti praktek dokter, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan, berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai Pembina (Mubarak,2014).



J. Struktur Organisasi Puskesmas Struktur Organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :



1. Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan, yang mempunyai tugas memimpin dan mengawasi kegiatan puskesmas 2. Kepala Urusan Tata Usaha



mempunyai tugas dibidang kepegawaian,



keuangan, perlengkapan, surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan. 3. Unit I melaksanakan kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak, KB serta perbaikan Gizi 4. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit 5. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja, serta kesehatan lanjut usia 6. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah dan olahraga 7. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan kepada masyarakat 8. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap 9. Uni VII melaksanakan tugas kefarmasian



2. PERKESMAS A. Pelayanan Perawat dalam Masyarakat Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan perawat dalam masyarakat adalah Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) yang dilakukan melalui program puskesmas. B. Defenisi Perkesmas Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat.



Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat



secara



keseluruhan



guna



meningkatkan



kesehatan,



penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyrakat secara keseluruhan. C. Tujuan Perkesmas Dalam pelaksanaan kegiatan Perkesmas tujuan yang diharapkan adalah meningkatnya kemandirian individu, keluarga, kelompok/masyarakat (rawan kesehatan) untuk mengatasi masalah kesehatan/keperawatannya sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. D. Sasaran Perkesmas Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini adalah seluruh masyarakat yang dapat terbagi menjadi: 1. Individu khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit, balita, lanjut usia (lansia), masalah mental/jiwa. 2. Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit, masalah mental/jiwa. 3. Kelompok/masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh, terisolasi, konflik, tidak terjangkau pelayanan kesehatan. Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritasnya adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin), keluarga risiko tinggi (anggota keluarga bumil, balita, lansia, menderita penyakit). E. Bentuk Kegiatan Perkesmas Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:



1. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang berada di poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes desa. a. Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas) b. Penyuluhan kesehatanc. Tindakan Keperawatan (direct care) c. Konseling keperawatan d. Pengobatan (sesuai kewenangan) e. Rujukan pasien/masalah kesehatan f. Dokumentasi keperawatan 2. Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana, bertujuan untuk pembinaan keluarga rawan kesehatan. Home visit adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan



yang



komprehensif bertujuan memandirikan pasien dan keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan. Ruang Lingkup home visit yaitu memberi asuhan keperawatan secara komprehensif, melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga. Mekanisme pelayanan home visit: a. Proses penerimaan kasus. -



Home visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas



-



Koordinator program Perkesmas menunjuk perawat pelaksana Perkesmas untuk mengelola kasus



-



Perawat pelaksana Perkesmas membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus



b. Proses pelayanan home visit:



-



Persiapan



terdiri



dari memastikan identitas



pasien, bawa



denah/petunjuk tempat tinggal pasien, lengkap kartu identitas unit tempat kerja, memastikan perlengkapan pasien untuk di rumah, menyiapkan file asuhan keperawatan, menyiapkan alat bantu media untuk pendidikan -



Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan jelaskan tujuan, observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat, lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien, membuat rencana pelayanan, lakukan perawatan langsung, diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan, dokumentasikan kegiatan.



-



Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal, kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana.



-



Proses penghentian pelayanan home visit, dengan kriteria : tercapai sesuai tujuan, kondisi pasien stabil, program rehabilitasi tercapai secara maksimal, keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien, pasien di rujuk, pasien menolak pelayanan lanjutan, pasien meninggal dunia.



-



Pembiayaan home visit terdiri dari  Prinsip penentuan tarip antara lain pemerintah/masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan, disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi, mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan rendah/asas gotong royong, pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu, mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional  Jenis pelayanan yang kena tarip antara lain jasa pelayanan tenaga kesehatan, imbalan atas pemakaian sarana kesehatan



yang digunakan langsung oleh pasien, dana transportasi untuk kunjungan pasien 3. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu usila, posyandu balita, panti asuhan dan lain-lain) a. Pengkajian keperawatan individu di kelompok b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok c. Pengobatan (sesuai kewenangan) d. Rujukan pasien/masalah kesehatan e. Dokumentasi keperawatan



4. Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas a. Pengkajian keperawatan individu b. Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung (lingkungan) c. Pendidikan/penyuluhan kesehatan d. Pencegahan infeksi di ruangan e. Pengobatan (sesuai kewenangan) f. Penanggulangan kasus gawat darurat g. Rujukan pasien/masalah kesehatan h. Dokumentasi keperawatan



F. Pelaksana Kegiatan Perkesmas Perawat koordinator Perkesmas di Puskesmas harus mempunyai kualifikasi yaitu minimal D3 Keperawatan dan pernah mengikuti pelatihan/sertifikasi Perkesmas serta memiliki pengalaman kerja di Puskesmas yang mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Pertemuan dengan perawat pelaksana Perkesmas/penanggung jawab daerah binaan (darbin) untuk mengidentifikasi masalah prioritas dengan data epidemiologi, merencanakan kegiatan Perkesmas, memfasilitasi



pembahasan masalah dalam Refleksi Diskusi Kasus (RDK), membahas masalah keuangan. 2. Kunjungan lapangan untuk melakukan bimbingan pada perawat pelaksana 3. Penyusunan laporan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Perkesmas yang merupakan bahan pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas Sertifikasi bagi perawat Perkesmas yaitu: a. Pelatihan Perkesmas b. Pelatihan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (PMKK) untuk perawat coordinator c. Pelatihan gadar (basic) d. Pelatihan HIV/AIDS e. Pelatihan Keperawatan Kesehatan jiwa Masyarakat (basic) f. Pelatihan-pelatihan



lainnya



(program



ISPA,



PHBS,



gizi,



flu



burung,dll)



G. Pemantauan dan Penilaian Pelayanan Pemantauan dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh kepala Puskesmas dan Perawat koordinator Perkesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja perawat berikutnya, peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian dilaksanakan minimal setiap akhir tahun dan hasilnya digunakan untuk masukan dalam penyusunan perencanaan kegiatan Perkesmas pada tahun berikutnya. Untuk memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja Perkesmas maka dilakukan penyajian hasil dengan menggunakan tabel, grafik balok/garis atau grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Penilaian dilakukan setahun sekali meliputi semua aspek baik input, output, outcome sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan Perkesmas tahun berikutnya.



C. POSBINDU 1. PENGERTIAN Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah pusat bimbingan pelayanan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera. Posbindu



merupakan



salah



satu



bentuk



upaya



kesehatan



bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat



itu sendiri, khususnya



penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia (Depkes, 2007). Posbindu lansia adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumberdaya manusia sejak dini (Effendy, 2001).



2. TUJUAN POSBINDU Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan



keluarga dan masyarakat sesuai dengan



eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya serta meningkatkan



peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam



mengatasi kesehatan usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan (Depkes, 2007).



Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu adalah : a. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia b. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia c. Meningkatkan



kemampuan



kelompok



masyarakat



lansia



untuk



mengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat. d. Pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatan pada kelompok masyarakat lansia dalam usa meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan letak geografis. e. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat lansia dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usahausaha kesehatan masyarakat (Effendy, 1998). Ketaatan lansia untuk menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti program kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pengetahuan, sikap, persepsi, perilaku dalam bentuk praktik yang sudah nyata berupa perbuatan terhadap situasi atau rangsangan dari luar (kepercayaan) dan keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan. Secara umum perilaku kesehatan seseorang mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, maupun perilaku terhadap program kesehatan. Faktor lain yang mempengruhi perilaku ketaatan seseorang pada kesehatan adalah sebagai berikut: kebutuhan, jumlah dan struktur keluarga, faktor sosial budaya, etnik, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, harga/biaya pelayanan, jarak, persepsi terhadap sarana kesehatan, dan kekuatan pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2003). Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ) Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi dan penanggulangan Diare. Terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level



bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah.permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh .



3. PEMBENTUKAN POSBINDU Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembentukan posbindu



dimasyarakat sesuai dengan kondisi



situasi masing-masing daerah, misalnya



dan



mengambangkan kelompok-



kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum dilaksanakan



dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk



pembentukan Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi: a. Pertemuan tingkat desa b. Survey mawas diri c. Musyawarah Masyarakat Desa d. Pelatihan kader e. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat f. Pembinaan dan pelestarian kegiatan



4. KOMPONEN Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen pokok,



yaitu:



adanya



proses



kepemimpinan,



terjadinya



proses



pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya pendanaan.



a. Kepemimpinan Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk pelaksanaanya memerlukan orang



yang mampu mengurus



dan



memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri. b. Pengorganisasian Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat



dari adanya



pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader. c. Anggota Kelompok Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam penentuan



jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa



tidak tertutup



kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100 orang. d. Kader Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang. e. Pendanaan Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak mengikat. 5. PELAYANAN KESEHATAN Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)



Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan



yang lazim digunakan di



Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut dikelompok sebagai berikut: a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya. b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT) d. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama 1 menit e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus) g. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia lanjut



yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan



kesehatan masyarakat (public health nursing). k. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia



lanjut serta menggunakan



bahan makanan yang berasal dari daerah



tersebut l. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran



6. SARANA DAN PRASARANA Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang antara lain: a. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka) b. Meja dan kursi c. Alat tulis d. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu) e. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan,



stetoskop,



tensimeter,



peralatan



laboratorium



sederhana



thermometer f. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut



7. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5 tahapan/5 meja sebagai berikut: a. Tahap pertama: Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan c. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental d. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana) e. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling



8. REKRUTMEN DAN PELATIHAN KADER POSBINDU Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok Posbindu sendiri atau dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Adapun persyaratan untuk menjadi kader Posbindu adalah: a. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat; b. Mau dan mampu bekerja secara sukarela; c. Bisa membaca dan menulis huruf latin; d. Sabar dan memahamil usia lanjut.



9. MEKANISME PELAKSANAAN Setelah melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dan Musyawarah di tingkat RW, maka panitia mengumumkan secara terbuka tentang rekrutmen kader Posbindu sesuai dengan persyaratan di atas. Jika sampai pada waktu yang ditetapkan masih sedikit, maka panitia bersama pengurus RW melakukan musyawarah kembali untuk menentukan kader Posbindu berdasarkan pertimbangan tokoh masyarakat setempat. Setelah rekrutmen kader Posbindu selesai, maka dilanjutkan dengan penyelenggaraan pelatihan kader Posbindu dengan materi pelatihan meliputi: a. Pengelolaan dan Pengorganisasian Posbindu b. Surveilans hipertensi (survey mawas diri) c. Prosedur deteksi dini hipertensi dan komplikasinya d. Penatalaksanaan hipertensi dan komplikasinya e. Pencegahan hipertensi f. Pertolongan



pertama



serebrovaskuler



kedaruratan



penyakit



kardiovaskuler



dan



10. KEGIATAN POSBINDU Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi : a. Meja 1



: Pendaftaran



b. Meja 2



: Penimbangan



c. Meja 3



: Pengisian Kartu Menuju Sehat



d. Meja 4



: Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A dan



tablet besi e. Meja 5



: Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan



kesehatan dan pengobatan, serta pelayanan keluarga berencana. Bila diperhitungkan bahwa tiap posyandu rata-rata mempunyai lima orang kader, maka jumlah kader aktif posyandu 5x245.154 = 1.255.770 orang kader . Berikut ini sebagai salah satu contoh pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan posbindu: a. Surveilans hipertensi Setelah kader Posbindu dilatih, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan surveilans. Yang dimaksud dengan surveilans adalah survey lapangan untuk mengumpulkan data tentang prevalensi hipertensi di masyarakat. Surveilans dilakukan oleh kader Posbindu yang telah diberikan pelatihan surveilans, dan data yang terkumpul diolah dan dianalisis bersama oleh kader, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan. Instrumen surveilans berupa angket/kuesioner yang terlebih dahulu telah disiapkan oleh tim pengabdian masyarakat. b. Pembuatan peta kewaspadaan hipertensi Data hasil surveilans dijadikan dasar untuk menyusun peta kewaspadaan hipertensi di komunitas. Peta ini sekaligus sebagai bukti dokumentasi hasil surveilans yang telah dilakukan dan diberi kode-kode khusus berdasarkan kesepakatan tim tentang kategori masyarakat dalam kaitannya dengan kewaspadaan hipertensi.



c. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin Pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan bagian dari pelayanan



Posbindu.



Namun



demikian



dalam



kasus



tertentu,



pemeriksaan tekanan darah tidak dilakukan secara pasif (menunggu di Posbindu), tetapi justru dilakukan secara aktif dari rumah ke rumah (door to door) pada kelompok masyarakat yang memiliki faktor risiko dan kelompok lansia atau dikenal sebagai penemuan kasus hipertensi secara aktif (active case finding). Penemuan kasus secara aktif ini merupakan upaya penapisan (screening) kasus hipertensi di masyarakat sebagai salah satu upaya deteksi dini kasus hipertensi dan komplikasinya. d. Pelaksanaan senam jantung sehat dan senam lansia secara rutin Kegiatan senam jantung sehat dan senam lansia juga merupakan bagian dari pelayanan Posbindu. Dalam konteks ini, pelaksanaan senam ini juga bukan saja diikuti oleh kelompok masyarakat berisiko atau kelompok lansia saja, tetapi juga bisa diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari upaya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah serta pengendalian salah faktor risiko hipertensi. e. Promosi kesehatan yang berkaitan dengan bahaya hipertensi Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Program ini dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik dalam masyarakat itu sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut maka strategi promosi kesehatan yang akan dikembangkan dalam rangka pencegahan hipertensi adalah: -



Advokasi (advocacy) Kegiatan ini ditujukan untuk para pembuat keputusan dan penentu kebijakan di tingkat kecamatan dan desa. Diharapkan melalui advokasi ini, semua aparatur pemerintahan di Desa Randobawa Ilir bisa memberikan dukungan, baik dukungan moral maupun



material, terhadap kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. -



Dukungan sosial (social support) Kegiatan ini difokuskan bagi para tokoh masyarakat dan tokoh agama yang ada di Desa Randobawa Ilir. Diharapkan para tokoh masyarakat dan tokoh agama tersebut dapat menjembatani komunikasi antara pengelola program kesehatan dan masyarakat.



-



Pemberdayaan masyarakat (empowerment) Kegiatan ini diarahkan pada masyarakat langsung sebagai sasaran primer promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri (self reliance in health). Bentuk kegiatannya lebih ditekankan pada penggerakkan masyarakat untuk kesehatan, dalam hal ini adalah pengelolaan Posbindu. Ruang lingkup promosi kesehatan sendiri meliputi tatanan keluarga (rumah tangga) dan di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan yang diberikan, promosi kesehatan yang dilakukan hanya berada pada level promosi kesehatan, perlindungan spesifik, serta diagnosis dini dan pengobatan segera. Kegiatan promosi kesehatan pada setiap level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Promosi kesehatan: a) Senam jantung sehat dan senam lansia b) Kampanye anti-rokok c) Penyuluhan gizi lansia d) Pelatihan pemeriksaan tekanan darah bagi keluarga lansia 2) Pencegahan spesifik: Pemberian multivitamin bagi lansia, Diagnosis dini dan pengobatan segera: 3) Pemeriksaan tekanan darah teratur bagi penderita hipertensi



4) Pemeriksaan tanda-tanda komplikasi hipertensi (pemeriksaan protein urin, pemeriksaan neurologis, Dan lain-lain) -



Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan & penatalaksanaan hipertensi Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari strategi promosi kesehatan yang tujuannya memampukan masyarakat untuk dapat menghindari



perilaku-perilaku



yang



berisiko



meningkatkan



kejadian hipertensi dan/atau melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah hipertensi pada masyarakat dan keluarga penderita hipertensi. -



Pelatihan pengukuran tekanan darah bagi keluarga lansia dan keluarga penderita hipertensi Kegiatan



ini



juga



ditujukan



sebagai



salah



satu



upaya



memperpendek akses pelayanan kesehatan, khususnya bagi penderita hipertensi dalam melakukan pemantauan (monitoring) terhadap kondisi kesehatannya. Pada akhirnya setiap keluarga dari penderita hipertensi dapat melakukan pemantauan tekanan darah penderita hipertensi secara teratur, tanpa harus pergi ke Puskesmas yang memakan waktu dan biaya transportasi. Karena itu, ketersediaan tensimeter atau sphygmomanometer di Posbindu harus



cukup



sebagai



antisipasi



bagi



kebutuhan



terhadap



pemantauan tekanan darah secara mandiri oleh keluarga penderita. Sudah barang tentu, anggota keluarga yang dilatih adalah mereka yang memenuhi syarat tertentu sehingga dimungkinkan mampu menguasai dalam mempraktikkan dan menginterpretasikan hasil pengukuran tekanan darahnya. -



Pengumpulan dana sosial Tanggap Hipertensi Kegiatan ini merupakan manifestasi nyata dari strategi gerakan masyarakat sebagai salah satu strategi promosi kesehatan. Dalam hal pengumpulan dana sosial maka dibutuhkan dukungan dari para



pengambil keputusan di tingkat desa dan kecamatan, serta kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Tentu dalam kondisi yang tidak mengikat, kegiatan ini bersifat fleksibel terutama ditujukan bagi kelompok masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi menengah ke atas. Dana sosial ini ditujukan untuk membantu pembiayaan warga masyarakat yang mengalami komplikasi hipertensi sehingga membutuhkan pengobatan lebih kompleks atau rujukan ke rumah sakit.



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Puskesmas sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), Promotif (peningkatan kesehatan) dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).



B. Saran Para perawat agar selalu aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tanpa rasa pamrih Ini akan mendukung profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.



DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/16473318/makalah_tentang_puskesmas DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta Mubarak, Wahit Iqbal. 2004. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika. Abbas, Kristiani, 2006. Pemanfaatan Pelayanan



Bidan



di Desa Kabupaten



Muaro Jambi,Tesis KMPK-UGMAzwar, Azrul.



Pengantar



Administrasi



Kesehatan.



Edisi



2.



(Jakarta



:



PT.



BinapuraAksara,1980).. Azwar, Saifuddin. (1999). Reliabilitas dan validitas: Seri pengukuran Psikologi. Yogyakarta:Sigma Alpha. Departemen



Kesehatan



R.I.,



1981.



Daftar



Komposisi



Bahan



Makanan



Direktorat Gizi DepKes R.I. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.Depkes



RI.



1987.



Peran



Serta



Masyarakat. Jakrta : Depkes RI, Pusat Pembinaan danPelatihan Masyarakat. Depkes RI. 1991. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat RumahSakit. Khusus dan Swasta, Dit.Jen.Yanmedik. DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta.Elfiatri M, V., http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-pelayanan-perawat-dalam.html Kusnanto, H. & Lazuardi, Lutfan, (2008) Analisis Spasial Perilaku HidupBersih dan Sehat Sebagai Faktor Risiko Diare di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok SelatanTahun 2007. http://macrofag.blogspot.com/2013/03/artikel-posbindu_2222.html



Tesis Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada.Entjang Indan., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika. Nurcahyani ; Dewi, Y., 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayananpengobatan di puskesmas. (Working Paper series No.04, Oktober 2008, first draft).Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003-2007. Jakarta : BPS.13 Syafrudin dkk. 2009. kebidanan komunitas. Jakarta : EGC