Makalah Rekayasa Lalu Lintas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membahas masalah transportasi berarti membicarakan sesuatu yang terus bergerak dan masalah yang selalu hadir didalamya. Adanya suatu sistem dari transportasi itu sendiri yang menjamin kelancaran pergerakan merupakan output yang ingin dicapai dalam pembenahan transportasi. Di dalam perencanaan, perancangan, dan penetapan berbagai kebijakan transportasi, teori pergerakan arus lalu lintas memegang peranan yang cukup vital. Kemampuan untuk menampung arus lalu lintas sangat bergantung pada keadaan fisik dari suatu jalan, baik kualitas maupun kuantitasnya, serta karakteristik operasional lalu lintasnya. Teori pergerakan arus lalu lintas ini akan menjelaskan mengenai kualitas dan kuantitas dari arus lalu lintas sehingga dapat diterapkan kebijakan atau pemilihan sistem yang paling tepat untuk menampung lalu lintas



yang



ada.



Untuk



mempermudah



penerapan



teori



pergerakan lalu lintas digunakan pendekatan matematis untuk menganalisa gejala yang berlangsung dalam arus lalu lintas. Salah satu cara pendekatan untuk memahami perilaku lalu lintas adalah dengan menjabarkannya dalam bentuk hubungan matematis dan grafis. Suatu peningkatan dalam volume lalu lintas akan menyebabkan berubahnya perilaku lalu lintas. Secara teoritis terdapat hubungan mendasar antara arus (flow) dengan kecepatan (speed) serta kerapatan (density).



1



Lalu lintas dapat dijadikan parameter kemajuan dari suatu daerah.



Lancar



dan



teraturnya



lalu



lintas



juga



dapat



menunjukkan bahwa disiplin berlalu lintas dari penduduknya juga baik. Namun dengan bertambahnya fasilitas dan sarana serta prasarana lalu lintas masalah mengenai pembuatan serta penerapan system menjadi masalah yang krusial dan selalu menarik untuk dikaji. Kemampuan untuk memecahkan masalah masalah



transportasi



yang



terjadi



sekarang



ini



menjadi



pekerjaan rumah untuk kita para intelektual kampus.



2



BAB II ISI DAN PEMBAHASAN 2.1. Parameter Arus Lalu Lintas Parameter lalu lintas adalah suatu ukuran yang digunakan sebagai tolak ukur dari kegiatan lalu lintas. Arus lalu lintas terjadi karena adanya mobilisasi dari manusia ataupun barang. Hal ini terjadi karena adanya kepentingan kebutuhan dari manusia yang tidak dapat terpenuhi hanya di tempat itu. Mobilitas ini menyebabkan adanya konflik di jalan. Setiap orang menginginkan akses yang baik yang dapat menunjang mobolitasnya. Dalam



bab



ini



akan



diuraikan



parameter



mempengaruhi lalu lintas itu sendiri, yaitu



yang



arus (flow),



kecepatan (speed), dan kerapatan (density). 2.1.1.



Arus (flow) Arus adalah jumlah kendaraan yang melintas ruas



jalan



pada



waktu



tertentu



(pendek)



dengan



membedakan arah dan lajur yang dinyatakan dalam smp/ waktu atau kendaraan/ waktu. Elemen-elemen



Arus



Lalu



Lintas



terdiri



dari



karakteristik pemakai jalan, yang termasuk di dalamnya yaitu; penglihatan dari seorang pengendara, waktu



3



persepsi dan reaksi serta karakteristik lain yang dimiliki oleh



seorang



pengendara.



Yang



kedua



adalah



kendaraan itu sendiri, yang termasuk di dalamnya yaitu;



kendaraan



rencana,



kinerja



percepatan



kendaraan, kemampuan mengerem kendaraan, dan persamaan jarak mengerem dan reaksi. Serta yang ketiga



adalah



jalan



menurut



klasifikasi



dan



ciri



geometrik jalan itu sendiri. Karakteristik arus lalu lintas dapat dijabarkan dalam bebagai variasi, diantaranya variasi arus dalam waktu yang meliputi; variasi arus lalu lintas bulanan, variasi arus lalu lintas harian, variasi arus lalu lintas jam-jaman, variasi arus lalu lintas kurang dari satu jam, volume jam perancangan, dan volume perancangan menurut arah. Kemudian variasi arus dalam ruang dan variasi arus terhadap jenis kendaraan. 2.12.



Kecepatan (speed) Kecepaan didefinisikan sebagai tingkat gerakan di dalam suatu jarak tertentu dalam satu satuan waktu, yang dinyatakan dengan rumus



V= Dengan, V



= kecepatan (km/jam)



d



= Jarak perjalanan (km)



t



= waktu perjalanan (jam)



4



Dalam suatu pergerakan kecepatan dari setiap kendaraan tidak mungkin akan sama, hal ini disebabkan dari



karakteristik



sehingga



arus



pengemudi



lalu



lintas



yang



tidak



berbeda-beda



mempunyai



sifat



kecepatan yag tunggal akan tetapi dalam bentuk distribusi



kecepatan



kendaraan



individual.



Dari



distribusi kecepatan kendaraan secara diskrit suatu nilai rata–rata



atau



tipikal



digunakan



untuk



mengidentifikasikan arus lalu lintas secara menyeluruh. Terdapat



3



jenis



klasifikasi



kecepatan



yang



digunakan yaitu : a. Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan. b. Kecepatan



bergerak



(Running



Speed),



yaitu



kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak (tidak termasuk waktu berhenti



)



yang



panjang



jalur



didapatkan



yang



dengan



ditempuh



membagi



dengan



waktu



kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut. c. Kecepatan



perjalanan



(Jeourney



Speed),



yaitu



kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, yang merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan lalu lintas.



5



Ada dua jenis analisis kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu : a. Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh kendaraan yang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu tertentu. b. Space mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang menempati suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu. Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS adalah pengukuran titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan panjang jalan atau lajur. 2.1.3.



Kerapatan Kerapatan adalah



jumlah



kendaraan



yang



menempati suatu panjang jalan atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan nilai kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan. Biasanya diperlukan



titik



ketinggian



yang



cukup



sehingga



kendaraan dapat diamati dalam suatu ruas tertentu. Namun



demikian



kecepatan



dan



kepadatan volume,



dapat



yang



dihitung



memunyai



dari



bentuk



hubungan seperti ditunjukkan pada rumus berikut. F=SxD Dengan, F



= Arus lalu lintas (smp/jam atau kend/jam)



S



= kecepatan tengah berdasarkan ruang



(km/jam) D



= kepadatan (smp/km atau kend/km) 6



Adapun hubungan antara tiga variable yang sudah dibahas yaitu; 1. Kecepatan dengan Kerapatan 2. Arus dengan Kecepatan 3. Arus dengan Kerapatan Atau dapat ditunjukan seperti pada gambar dibawah ini.



Dari kurva diatas terlihat bahwa; Hubungan antara kecepatan dan kerapatan menunjukan bahwa kecepatan akan menurun apabila kerapatan bertambah, kecepatan arus bebas akan terjadi apabila kerapatan sama dengan nol, dan pada saat kecepatan sama dengan nol maka terjadi kemacetan (jam density)



7



Hubungan mendasar antara arus dan kecepatannya adalah dengan bertambahnya volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangannya tercapai. Setelah tercapai arus maksimum maka kecepatan rata-rata ruang dan arus akan berkurang. Jadi kurva ini menggambarkan dua kondisi yang berbeda dimana lengan atas untuk kondisi stabil sedangkan lengan bawah menunjukan kondisi arus padat. Hubungan bahwa



antara



kerapatan



bertambah.



akan



Volume



arus



dan



bertambah



maksimum



kerapatan apabila



terjadi



memperlihatkan volumenya



pada



saat



juga



kerapatan



mencapai titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai titik ini volume akan menurun walaupun kerapatan bertambah sampai terjadi kemacetan di titi Dj.



2.2. Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan (level of service) adalah ukuran kinerja



ruas



jalan



atau



simpang



jalan



yang



dihitung



berdasarkan tingkat penggunaan jalan, kecepatan, kepadatan dan hambatan yang terjadi. Dalam bentuk matematis tingkat pelayanan



jalan



ditunjukkan



dengan



V-C



Ratio



versus



kecepatan (V = volume lalu lintas, C = kapasitas jalan).



2.21 Volume Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau segmen jalan selama selang waktu tertentu yang dapat diekspresikan dalam tahunan, harian, jam-jaman atau sub jam. Volume lalu-lintas yang



8



diekspresikan dibawah satu jam (sub jam) seperti, 15 menitan dikenal dengan istilah rate of flow atau nilai arus. Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan yang terdiri dari banyak tipe kendaraan maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut harus dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp). Konversi kendaraan ke dalam smp diperlukan angka faktor ekivalen untuk berbagai



jenis



kendaraan.



Faktor



ekivalen



mobil



penumpang (emp) ditabulasi pada Tabel 1. Arus lalu lintas total dua arah (kendaraan/ja m)



Tipe jalan tak terbagi



Dua lajur takterbagi (2/2 UD) Empat lajur takterbagi (4/2 UD)



Namun



Emp HV



0 ≥ 1800



1.3 1.2



0 ≥ 3700



1.3 1.2



demikian



pengamatan



MC Lebar jalur lalulintas < 6m > 6m 0.5



0.4



0.35



0.25



0.4 0.25



lalu



lintas



ini



diharapkan selama 24 jam perhari yang biasanya untuk mengetahui



terjadinya



volume



jam



puncak



(VJP)



sepanjang jam kerja baik itu pagi, siang maupun sore. Biasanya volume jam puncak diukur untuk masing – masing arah secara terpisah. VJP digunakan sebagai dasar untuk perancangan jalan raya dan berbagai macam analisis operasional. Jalan raya harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu melayani pada saat lalu lintas konsisi VJP. Untuk analisis operasional, apakah itu terkait dengan pengendalian, keselamatan, 9



kapasitas,



maka



mengakomodasi



jalan kondisi



raya ketika



harus VJP.



mampu Di



dalam



perancangan VJP kadang – kadang diestimasi dari proyeksi LHR sebagaimana ditunjukkan pada rumus : VJRD = LHR x K x D Dengan, VJRD = Volume rancangan berdasarkan arah (smp/hari) LHR = lalu lintas harian rata – rata (smp/hari) K



= proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama jam puncak



D



= proporsi lalu lintas jam puncak dalam suatu arah tertentu



Menurut McShane dan Roess (1990), dalam kegunaan untuk perancangan nilai K sering dinyatakan dalam bentuk proporsi LHR pada jam puncak tertinggi yang ke 30 selama satu tahun. Volume jam puncak tertinggi yang ke 30 sering digunakan untuk perancangan dan analisis pada jalan raya luar kota, namun demikian untuk jalan perkotaan digunakan volume jam puncak tertinggi yang ke 50. Faktor D lebih bervariasi di mana pembangkit lalu lintas utama pada suatu kawasan untuk kawasan perkotaan misalnya nilai D berkisar antara 0,5 sampai 0,6. 2.22 Kapasitas Kapasitas adalah arus lalu-lintas maksimum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu (misalnya: rencana geometrik, lingkungan, komposisi



10



lalu-lintas dan sebagainya. Catatan: Biasanya dinyatakan dalarn kend/jam atau smp/jam). Kapasitas harian sebaiknya tidak digunakan sebagai ukuran karena akan bervariasi sesuai dengan faktor-k. Pengukuran kualitatif yang menyatakan operasional lalu lintas dan



pandangannya



memperkirakan



tingkat



oleh



pengemudi,



kemacetan



pada



dibutuhkan fasilitas



jalan



untuk raya.



Pengukuran tingkat pelayanan jalan didasarkan pada tingkat pelayanan dan dimaksudkan untuk memperoleh faktor-faktor, yaitu; kecepatan, waktu perjalanan, kebebasan bergerak dan keamanan. Tingkat pelayanan memiliki selang dari A sampai dengan F. tingkat pelayanan A mewakili ondisi operasi pelayanan terbaik dan tingkat pelayanan F mewakili operasi pelayanan terburuk. 2.23.1.



Ukuran Tingkat Pelayanan



Tingkat pelayanan suatu jalan menunjukkan kualitas jalan diukur dari beberapa faktor yaitu :



2.23.2.







Kecepatan dan waktu tempuh







Kerapatan (density)







Tundaan (delay)







Arus lalu lintas dan arus jenuh (saturation flow)







Derajat kejenuhan (degree of saturation) Klasifikasi Tingkat Pelayanan



Berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan yang tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. Dipakai oleh HCM. Tingkat pelayanan ditentukan dalam suatu skala yang terdiri dari enam tingkat pada kisaran A sampai dengan F.



11



Oglesby (1990) menerangkan bahwa kondisi operasi dari berbagai tingkat pelayanan jalan adalah sebagai berikut: a. Tingkat pelayanan A (Free Flow) LOS A mewakili free flow. Pengguna jalan tidak dipengaruhi oleh keberadaan variable lain dalam arus lalu lintas. Kebebasan memilih kecepatan yang diinginkan dan kebebasan bergerak dalam arus lalu lintas yang sangata besar. Tingkat kenyamanan dan keandalan



secara



umu



yang



dibutuhkan



oleh



pengendara atau penumpang sangat baik. Tingkat pelayanan A dapat dikondisikan seperti : 1. arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi; 2. kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan



yang



dapat



pengemudi



berdasarkan



dikendalikan batasan



oleh



kecepatan



maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan; 3. pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.



b. Tingkat Pelayanan B (Stable Flow – Rural Road Design) LOS B berada dalam selang arus stabil, tetapi keberadaan pengguna laindalam arus lalu lintas mulai terasa. Kebebasan memilih kecepatan yang



12



diinginkan



relative



terpengaruh,



tetapi



terdapat



sedikit penurunan dalam kebebasan bergerak dalam arus



lalu



lintas



dibandingkan



LOS



A.



tingkat



kenyamanan dan keandalan jga agak kurang dari pada LOS



karena keberadaan variable lain dalam



arus lalu lintas mulai mempengaruhi keberadaan individu. Tingkat pelayanan A dapat dikondisikan seperti : 1. arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas; 2. kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum memengaruhi kecepatan; 3. pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih



kecepatannya



dan



lajur



jalan



yang



digunakan.



c. Tingkat pelayanan C (Stable Flow – Urban Road Design) LOS C berada dalam selang arus stabil, tetapi ditandai dengan awal operasi pengguna individu yang dipengaruhi oleh interaksi lain dalam arus lalu lintas. Pemilihan kecepatan bergerak dalam arus lalu lintas memerlukan kewaspadaan masung –masing pengguna.



Tingkat



kenyamanan



dan



keandalan 13



umumnya menurun pada LOS C. Tingkat pelayanan C dapat dikondisikan seperti: 1. arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi; 2. kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat; 3. pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau mendahului. d. Tingkat pelayanan D (Approach Unstable Flow) LOS D mewakili kepadatan tinggi, tetapi arus stabil. Kecepatan dan kebebasan bergerak terbatas secara acak dan pengalaman pengemudi umumnya mewakili tingkat kenyamanan dan keandalan yang buruk. Sedikit penambahan arus lalu lintas umumnya menyebabkan masalah operasional pada LOS D. Tingkat pelayanan D dapat dikondisikan seperti : 1. arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus; 2. kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar; 3. pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat. 14



e. Tingkat pelayanan E (Unstable Flow – Some Stops and Starts) LOS E mewakili kondisi opera sinal pada atau dekat dengan tingkat kapasitas. Semua kecepatan menurun ke nilai yang kecil, tetapi relative seragam. Kebebasan bergerak dalam lalu lintas sangat sulit dan secara umum untuk melakukan pergerakan kendaraan



dilakukan



dengan



cara



memaksa



kendaraan lain member jalan untuk pergerakan kendaraan. Tingkat kenyamanan dan keandalan sangat buruk sehingga jumlah pengemudi yang frustasi



umumnya



tinggi.



Operasional



LOS



E



biasanya tidak stabil, karena sedikit peningkatan arus atau gangguan kecil dalam arus menyebabkan gangguan pada arus secara keseluruhan. Tingkat pelayanan E dapat dikondisikan seperti : 1. arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah; 2. kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi; 3. pengemudi mulai merasakan kemacetankemacetan durasi pendek. f. Tingkat pelayanan F (Forced Flow – Stops, Queues, Jams) LOS F digunakan untuk mendefinisikan arus lalu lintas yang dipaksakan atau buruk. Kondisi LOS Fterjadi



15



jika jumlah lalu lintas menuju suatu titik nilai tertentu yang dapat menghentikan arus lalu lintas.



V/C RASIO



Tingkat Pelayanan jalan



< 0.60



A



0.60 0.70



B



0.70 0.80



C



0.80 0.90



D



0.90 1.00



E



> 1.00



F



Keterangan Arus lancar, volume rendah, kecepatan tinggi Arus stabil, kecepatan terbatas, volume sesuai untuk jalan luar kota Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk jalan kota mendekati arus tidak stabil, kecepatan rendah Arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, banyak berhenti



16



2.3. Metode Analisis Simpang Bersinyal Simpang adalah suatu area kritis pada suatu jalan raya yang merupakan titik konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih (Pignataro, 1973). Karena merupakan tempat terjadinya konflik dan kemacetan maka



hampir



membutuhkan



semua



simpang



pengaturan.



Untuk



terutama



di



menganalisis



perkotaan simpang



bersinyal ada beberapa cara yaitu salah satunya metode akcelik dan sidra. 2.3.1.



Metode akcelik Metode hasil pengembangan lebih lanjut dari



Rahmi Akcelik, sebenarnya didasarkan pada kerangka dasar desain terdahulu (Miller 1968b; Webster and Cobbe 1966). Akcelik mengubah teknik tradisional yang didasarkan



atas



metode



phase-related



pendekatan



movement-related.



Salah



satu



kepada aspek



penting di sini, adalah penggunaan konsep movement lost time, sebagai pengganti phase lost time. Juga penerapan waktu hilang persimpangan (intersection lost time), yang didefinisikan sebagai jumlah waktu



17



hilang pergerakan kritis, mengganti konsep jumlah waktu



hilang



membuat



seluruh



pengertian



pergerakan



dan



fase. lebih



Pendekatan jelas



karakteristik



atas



fase



baru



ini



hubungan



sinyal



serta



memungkinkan penanganan terhadap sistem sinyal yang kompleks dengan multi-fase. Menurut Akcelik, setiap antrian yang terpisah (separate queue) yang sedang menuju persimpangan, lalu diklasifikasi berdasarkan arah, penggunaan lajur dan penyediaan hak berjalan melintasi persimpangan, dikategorikan sebagai suatu pergerakan (movement). Dan



pengalokasian



individual sinyal.



hak



berjalan



bagi



pergerakan



ditentukan berdasarkan pengaturan fase



Pergerakan



dari



masing-masing



pendekat



didasarkan atas hak berjalan tersendiri (pengaturan fase)



dan



alokasi



lajur



dengan



karakteristik



penggunaannya. Ini berarti bahwa setiap pergerakan memiliki



karakteristik



berikut



lajur



pengaturan



menunggu



sinyal



maupun



tersendiri,



keluar



untuk



meninggalkan persimpangan.



2.3.2.



Metode Sidra Sidra Intersection (sebelumnya disebut Sidra dan



aaSIDRA) adalah paket perangkat lunak yang digunakan untuk



persimpangan



(junction)



kapasitas,



tingkat



layanan dan analisis kinerja oleh lalu lintas desain,



18



operasi dan profesional perencanaan. Pertama kali dirilis pada tahun 1984, telah dalam pembangunan berkelanjutan



dalam



menanggapi



umpan



balik



pengguna. Sebuah versi dengan kemampuan jaringan pemodelan saat ini sedang dalam pembangunan. Sidra Persimpangan merupakan alat evaluasi lalu lintas mikro-analitis yang menggunakan jalur-by-jalur dan model kendaraan berkendara siklus. Hal ini dapat digunakan



untuk



membandingkan



pengobatan



alternatif yang melibatkan persimpangan bersinyal, bundaran (tanpa



lampu),



bundaran dengan



sinyal



metering, dua arah berhenti dan memberikan arah (yield) Kontrol tanda, semua arah (4-way dan 3-way) menghentikan kontrol tanda, penggabungan, single-titik susun perkotaan, segmen jalan bebas hambatan dasar dan bersinyal dan penyeberangan tengah-tengah blok tanpa lampu lalu lintas untuk pejalan kaki. Di Australia dan Selandia Baru, Sidra temu didukung oleh Austroads. Di Amerika Serikat, Sidra temu diakui oleh US Manual Kapasitas Jalan TRB / FHWA 2010 Panduan Roundabout (NCHRP Laporkan 672) dan berbagai panduan bundaran lokal.



BAB III PENUTUP



19



3.1. Kesimpulan Karakteristik



dasar



lalu



lintas



merupakan



unsur



pembentuk aliran lalu lintas mempunyai pola hubungan yang dapat diuraikan sebagai berikut; Hubungan antara kecepatan dan kerapatan menunjukan bahwa kecepatan akan menurun apabila kerapatan bertambah, kecepatan arus bebas akan terjadi apabila kerapatan sama dengan nol, dan pada saat kecepatan sama dengan nol maka terjadi kemacetan (jam density) Hubungan mendasar antara arus dan kecepatannya adalah dengan bertambahnya volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangannya tercapai. Setelah tercapai arus maksimum maka kecepatan rata-rata ruang dan arus akan berkurang. Jadi kurva ini menggambarkan dua kondisi yang berbeda dimana lengan atas untuk kondisi stabil sedangkan lengan bawah menunjukan kondisi arus padat. Hubungan bahwa



antara



kerapatan



bertambah.



akan



Volume



arus



dan



bertambah



maksimum



kerapatan apabila



terjadi



pada



memperlihatkan volumenya saat



juga



kerapatan



mencapai titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai titik ini volume akan menurun walaupun kerapatan bertambah sampai terjadi kemacetan di titi Dj.



Hubungan antara volume dan kapasitas yaitu ketika kapasitas semakin besar maka volume yang dapat ditampung akan semakin besar pula. Ketika volume terlalu besar dan kapasitas jalan tidak sanggup untuk menampung jumlah kendaraan maka akan terjadi over load pada jalan dan bisa mengakibatkan terjadinya kemacetan (jam density). 20



Metode analisis akcelik mengubah teknik tradisional yang didasarkan



atas



metode



phase-related



kepada



pendekatan



movement-related. Salah satu aspek penting adalah penggunaan konsep movement lost time, sebagai pengganti phase lost time. Juga penerapan waktu hilang persimpangan (intersection lost time), yang didefinisikan sebagai jumlah waktu hilang pergerakan kritis, mengganti konsep jumlah waktu hilang seluruh fase. Pendekatan baru ini membuat pengertian lebih jelas atas hubungan pergerakan dan karakteristik fase sinyal serta memungkinkan penanganan terhadap sistem sinyal yang kompleks dengan multi-fase.



Sidra



Intersection



(sebelumnya



disebut



Sidra



dan



aaSIDRA) adalah paket perangkat lunak yang digunakan untuk persimpangan (junction) kapasitas, tingkat layanan dan analisis kinerja oleh lalu lintas desain, operasi dan profesional perencanaan. Permasalahan lalu lintas adalah perihal yang akan selalu dimintakan upaya untuk pembenahan terhadapnya. Dalam



upaya



mengatasi



masalah



lalu



lintas



tersebut



dibutuhkan perencanaan yang matang agar ketika kebijakan atau hasil rencana tersebut diaplikasikan ke dalam kenyataan hal itu benar-benar memberikan manfaat dan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan.



21



Daftar Pustaka http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Kapasitas_jalan http://en.wikipedia.org/wiki/Sidra_Intersection http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=signalized+intersection+SIDRA&source=web&cd=1 &cad=rja&ved=0CDMQxQEwAA&url=http%3A%2F %2Fdocs.google.com%2Fviewer%3Fa%3Dv%26q%3Dcache %3AFWw4tqjXgMkJ%3Awww.ipenz.org.nz%2Fipenztg%2FSubgroups %2FNZMUGS%2F2012-Conference%2FD1.10.%252520Rahmi %252520Akcelik%252520-%252520SIDRA.pdf%2Bsignalized %2Bintersection%2BSIDRA%26hl%3Did%26pid%3Dbl%26srcid %3DADGEESgsdQUDGpoUdBchQHst_ICGW4zNWt7Bx9fuk9NFP5zEdqq1AxHjBIpksDyVLxa27JdVWdin6uU4jjCvnXdFs1A0yRyUlST9mivn2X WHZBMQcQ1JOvLObaRA0qfG8OIyjLtMq7%26sig %3DAHIEtbTnX20msYocmrX2lN-uI2wiiF7Fw&ei=EEFsUfTOC8nLrQfI_4Bo&usg=AFQjCNECp4TJYjjDc2BjBzy2YN LBZdHiQQ http://hmtsunsoed.wordpress.com/materi-kuliah/semestergenap/semester-4/ http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=PARAMETER+ARUS+LALU+LINTAS %2BKECEPATAN&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CFUQFjAH&u rl=http%3A%2F%2Fwww.pu.go.id%2Fuploads%2Fservices %2Finfopublik20130214135334.pdf&ei=F9pUcLJNInXrQen3IGIDA&usg=AFQjCNHVlN4NA42YO5vks335IdBnG 4cU7Q



22



http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=METODE+ANALISIS+SIMPANG+AKCELIK&source=w eb&cd=3&ved=0CDcQFjAC&url=http%3A%2F %2Fwww.ummetro.ac.id%2Ffile_jurnal %2F6_Farida_Juwita.pdf&ei=KWRpUdbhFc_jrAfFiIGoDw&usg=AFQjC NEhopXSYG2AQFvuj0Ub9btgtoEh8Q http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=METODE+ANALISIS+SIMPANG+SIDRA&source=web &cd=1&cad=rja&ved=0CCsQFjAA&url=http%3A%2F %2Fhmtsunsoed.files.wordpress.com %2F2012%2F05%2Ftranspsimpangsinyal.pdf&ei=HmdpUeWHLMfpr AfmtIHYBw&usg=AFQjCNGpiirBV72YsSFyxo5RkKFLrRnwJw



23