Makalah SC [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG SECTIO CAESAREA A. Konsep Dasar 1. Defenisi Sectio caesarea adalah Pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding, perut dan dinding uterus (Prawirohardjo, 1997). Sectio caesarea postpartum adalah Apabila wanita hamil tua mendadak meninggal, misalnya karena kecelakaan, apabila setelah ia benar-benar meninggal. Djj masih terdengar dengan segera perut dan uterus dibuka. Kadang-kadang janin dapat diselamatkan. 2. Indikasi sectio caesarea adalah : 1. Disproporsi janin - panggul 2. Gawat Janin



21% 140%



3. Placenta previa



11%



4. Pernah sectio caesarea



11%



5. Kelainan letakjanin



10%



6. Incordinate uterine action



9%



7. Pre eklampsia dan hipertensi



7%



Pembedahan sectio caesarea menimbulkan jaringan parut pada uterus ibu sehingga persalinan berikut memerlukan pengawasan yang cermat karena dapat menimbulkan bahaya ruptur uterus. 3. Jenis-jenis caessrea 1. Sectio caesarea transperitoneal profunda 2. Sectio caesarea klasik atau sectio caesarea korporal 3. Sectio caesarea ekstroperitoneal Pembedahan yang paling banyak dilakukan adalah : sectio caesarea transperitonealis profunda dengan insisi segmen bawah uterus, keunggulannnya adalah : a. Perdarahan luka insisi tidak seberapa banyak



b. Bahaya peritonitis tidak besar c. Parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptura uteri dikemudian hari tidak besar karena dalam masa nifas SBR tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uterus, sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna 4.



Hal-hal yang harus diperhatikan dalam SC 1. SC elektif SC ini direncanakan lebih dahulu atas adanya indikasi. Keuntungannya : waktu pembedahan dapat ditemukan dan persiapan dapat dilakukan dengan baik. Kerugiann.ya : karena persalinan belum mulai SBR belum terbentuk dengan baik sehingga menyulitkan pembedahan, atonia mudah terjadi sehingga mudah terjadi perdarahan karena uterus belum berkontraksi. 2. Anestesia Anestesia berpengaruh depresif pada pusat pernafasan janin sehingga apnoe bisa terjadi dengan mudah. Anestesia juga berpengaruh terhadap tonus otot uterus sehingga bisa terjadi atonia uteri dan bisa terjadi perdarahan. Anestesia spinal aman bagi janin tetapi tekanan darah ibu dapat menurun sehingga berakibat buruk bagi ibu dan janin. Anestesia yang paling aman adalah anestesia lokal, tetapi jarang dilakukan berhubung sikap mental penderita. 3. Transfusi darah Perdarahan SC lebih banyak dari persalinan pervaginam sehingga perlu diadakan persiapan darah. 4. Pemberian antibiotika Pemberian antibiotika sesudah SC selektif perlu dianjurkan.



5. Komplikasi SC 1). Infeksi puerperal



Komplikasi dari ringan sampai berat, mulai dan kenaikan suhu sampai seperti peritonitis, sepsis, dsb. Infeksi dapat terjadi jika sudah ada gejala infeksi intrapartum atau faktor predisposisi seperti partus lama, KPD, tindakan vaginal dan lain-lain. 2). Perdarahan Terjadi karena cabang-cabang arteri aterian terbuka atau karena atonia uteri. 3)



Komplikasi luka seperti luka kandung kemih, emboli paru, dll



4)



Kurang kuatnya perut pada dinding uteri sehingga mudah terjadi ruptur uteri



SC tidak dilakukan pada : 1. Janin mati atau terlalu kecil untuk dapat bertahan di luar uterus 2. Syok, anemia berat yang belum teratasi 3. Kelainan kongenital berat (monster) (Prawirohardjo, 1997). 6. Plasenta Previa Adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yang bisa menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (TAM Chalik, 129 : 1998). Klasifikasi plasenta previa berdasarkan atas tebalnya jaringan plasenta melalui pembukaanjalan lahir : 1. Plasenta Previa totalis yaitu : plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum. 2. Plasenta previa parsialis yaitu : plasenta yang menutupi sebagian ostiurn uteri internum. 3. Plasenta previa marginalis yaitu : plasenta yang tepinya terletak persis pada ostium uteri internum. 4. Plasenta letak rendah yaitu plasenta. yang tepinva agak jauh letaknya dari ostium uteri internum. Penanganan plasenta previa



1. Penanganan pasif , pada pasien dengan kehamilan prematur dilakukan sikap berbaring di tempat tidur sampai kehamilannya matur. Pada plasenta letak rendah dengan pembukaan lebih dari 5 cm dapat ditanggulangi dengan amniotonli. 2. Penanganan aktif, dengan operasi seksio caesaria. 7. Periode pemulihan post partum Perawatan setelah persalinan caesarean meliputi perawatan post opeatif dan partum. Pengkajian terhadap potensial terjadinya penyulit yang berhubungan denagn kondisi kedua area dilakukan bersama dengan intervensi yang sesuai. Disamping itu bila terjadi pada maternal dilakukan pengkajian dan intervensi yang berhubungan dengan kondisi tersebut. 8. Perubahan Fisiologis Pada Masa Post Parturn a. Genitalia Interna dan Eksterna Terjadi involusi atau perubahan alat-alat genetalia ke keadaan sebelum hamil.  Uterus Tinggi fundus setelah janin lahir setinggi pusat, setelah plasenta lahir 2 jari di bawah pusat, hari ke-5 PP ½ simfisis- pusat, sesudah hari ke-12, tidak teraba lagi, Berat uterus, saat hamil lebih kurang 1000 gr, 1 mg PP 500 gr, 2 mg PP 300 gr, setelah 6 mg 40-60 gr  Serviks Setelah PP serviks menganga seperti corong karena korpus uteri berkontraksi, terbentuk cincin antara korpus dan serviks. Warna merah kehitaman karena banyak pembuluh darah, lunak. Setelah 2 jam PP dapat dimasukkan 2-3 jari, setelah 1 mg hanya 1 jari.  Vagina Vagina akan Kembali nonnal. Pada mg ke-3 PP rugae mulai nampak kembali.  Endometrium



Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Hari 1 PP tebalnka 2-5mm, Selelah 3 hari PP permukaan rata karena degenerasi endometrium. Jaringan di tempat plasenta mengalami degenerasi dan terlepas sehingga tidak tedadi jaringan parut.  Ligamen dan diafragma Mulai menciut kadang ligamenturn kendor sehingga uterus jatuh ke belakang oleh karena ligamenturn, fasia jaringan penunjang alat genetalia menjadi kendor.  Pembuluh darah rahim Setelah persalinan, arteri mengecil, karena tidak diperlukan lagi. b. Dinding perut dan Peritonium Setelah persalinan dinding perut longgar dan akan pulih kembali dalam 6 minggu. Terdapat insisi jaringan pada abodarnen. Pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot rektus abdorninis. Sehingga dinding perut pada bagian tengah hanya terdiri dari peritonium, fascia dan kulit, sehinga kelihatan menonjol kalau berdiri atau mengejan. c. Hemokonsentrasi Saat hamil, terdapat hubungan pendek yang disebut SHUNT antara sirkulasi ibu dan plasenta. Shunt akan hilang tiba-tiba setelah melahirkan, sehingga volume darah ibu bertambah sehingga beban kerja jantung meningkat dan dapat menimbulkan decompensasi cordis pada penderita vitium kordis. d. Saluran Kencing Oedema dan hiperemi, kadang menimbulkan obstruksi dari uretra dan retensio urine. Kandung kemih kurang sensitif sehingga kapasitas benambah dan saat kencing terdapat urine residu. Sisa urin dan trauma kandung kencing memudahkan terjadinya infeksi. e. Laktasi



Terjadi proliferasi jaringan pada kelenjer dari alveolus dan lemak pada mamma, keluar cairan berwarna kuning (kolostrum) yang bersifat alkalis yang terdiri dari protein. Hipervaskularisasi pada permukaan maupun bagian dalam mammae. Setelah partus penekanan estrogen dan Progesteron terhadap kelenjer hipofisis hilang sehingga prolaktin dihasilkan yang akan meransang produksi ASI. Dengan reflek isapan bayi oksitosin vang mengakibatkan air susu ke luar. Estrogen dan gonadotropin nienurun pada laktasi dan meningkat apabila frekuensi menyusui dikurangi. Hari ke-3 PP payudara membesar, keras dan nyeri pertanda sekresi air susu. Jumlah ASI tergantung cairan yang di minum ibu, ASI juga mengandung zat imun. f. Perubahan lain Terjadi after pain akibat kontraksi uterus 2-3 hari post partum lebih terasa saat menyusui, suhu badan meningkat setelah partus 5 0 C dan 12 jam kemudian kembali normal. Nadi akan terjadi bradikardi mungkin di temukan hipertensi post partum lokea pada hari pertama dan kedua, hari ke 3 dan 4 serosa setelah 2 minggu lokia alba. Bila terjadi infeksi akan berbau busuk Terjadi poliuri pada hari ke-2 sampai 5 akibat retensi air selama hamil di keluarkan sekarang terkadang reduksi positif karena adanya gula air susu, aseton uri dapat terjadi karena pemecahan karbohidrat yang hebat dan kelaparan, leukosit mencapai  30.000/mm3. Normal di akhir minggu pertama dan sering terjadi anemia saat nifas badan turun  2,5 kg B. ASUHAN KEPERAWATAN POST SECTIO CAESAREA 1. Pengkajian A. Identitas diri klien B. Data Umum Kesehatan 1. Riwayat kesehatan sekarnag Klien mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber, misalnya



trauma



bedah/insisi,



nyeri



penyerta,distensi



kemih/abdomen, efek-efek anestesi mulut mulut kering.



kandung



Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus aliran loklia sedang dan bebas bekuan berlebihan banyak. Bising usus tidak ada, samar atau jelas 2. Riwayat Kesehatan Dahulu Klien mungkin mengalami bekas sectio persalinan jarak pendek, pernah dilakukan euretage, pernah dilakukan tindakan placenta manuae 3. Riwayat kesehatan keluarga Belum ditemukan adanya hubungan antara penyakit ini dengan riwayat kesehatan keluarga 4. Riwayat Menstruasi 5. Riwayat Keluarga Berencana 6. Riwayat Perkawinan Biasanya klien Palcenta praevia ini berisiko hamil dibawah umur 20 tahun dan diatas 35 tahun C. Status Obstetrikus Orang yang sering hamil, jarak kehamilan yang pendek, orang yang pernah obertus dan dilakukan curetage. D. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda vital



:



TD rendah, nadi cepat dan halus



2. Keadaan umum



:



Biasanya lemah



3. Payudara



:



Mamae membesar, hipertensi areola mamae colostrum ( +)



4. Pernafasan : 5. Abdomen I



Bunyi paru paru jelas dan vesikuler



: :



Terdapat bekas sectio caesaria Tampak strie gravidarum



P



:



Ada his, tinggi fundus uteri, fundus kontraksi kuat Dan terletak diumbilikus



A



:



6. Lochea



:



Biasanya bising ususnya tidak ada, samar atau jelas



Aliran lochea sedang dan bebas bekuan berlebihan/ banyak 7. Eliminasi



:



Kateter urinarius indwelling mungkin terpasang : urine Jernih/pucat 8. Makanan /Cairan



:



6 – 8 jam postpartum klien masih dipuasakan berhubungan dengan efek anestesi 9. Keadaan Mental Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai ketakutan, marah atau mernarik diri Klien/pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk menghadapi stiuasi baru 10. Sirkulasi Kehilangan darah selama Prosedur pembedahan kira-kira 600 – 800 ml 11. Neurosensori kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anestesia spinal epidermis 12.Nyeri / ketidaknyamanan Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber : mis: trauma bedah / insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih / abdomen, efek-efek anestesia. Mulut mungkin kering 13. Keamanan Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda atau kering dan utuh. Jalur parenteral, bila digunakan, paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan 14. Pemeriksaan Diagnostik 



jumlah darah lengkap, hemoglobin / hematokrit (Hb/Ht), mengkaji perubahan dari kadar preoperasi



dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan 



Urinalisis ; kultur urine, vaginal dan lokhia, pemeriksaan tambahan didasarkan pada kebutuhan individual



3. Intervensi Keperawatan



No 1.



Diagnosa keperawatan



Tujuan (NOC)



Intervensi (NIC)



Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan serta struktur tubuh ditandai dengan : DS :  Klien mengatakan terasa nyeri pada perut posp op  Klien mengatakan rasa nyeri seperti tertusuk benda tajam  Klien mengatakan nyeri sampai kepinggang belakang DO :  Tampak meringis (+)  Skala nyeri 7  Sakit didaerah abdomen (+)  Gangguan tidur (+)  Respon autonom (diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan pola nafas, nadi dan dilatasi pupil)  Tingkah laku ekspresif (gelisah, marah,



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...... x24 jam pasien dapat mengontrol nyeri dengan indikator:  Mengenali faktor penyebab  Mengenali onset (lamanya sakit)  Menggunakan metode pencegahan  Menggunakan metode nonanalgetik untuk mengurangi nyeri  Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan  Mencari bantuan tenaga kesehatan  Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan  Menggunakan sumbersumber yang tersedia  Mengenali gejala-gejala nyeri  Mencatat pengalaman nyeri sebelumnya  Melaporkan nyeri sudah terkontrol



Pain Manajemen Definisi : mengurangi nyeri dan menurunkan tingkat nyeri yang dirasakan pasien.  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu







menangis, merintih, waspada, napas panjang, iritabel) Fokus menyempit (penurunan persepsi pada waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi).



ruangan, pencahayaan dan kebisingan  Kurangi faktor presipitasi nyeri  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi  Ajarkan tentang teknik non farmakologi  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri  Tingkatkan istirahat  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic Administration  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi  Cek riwayat alergi  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika



pemberian lebih dari satu  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali  Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat  Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping) 2.



Resiko tinggi cidera berhubungan dengan malpersentasi dan pencetus kelahiran ditandai dengan : DS :  klien mengatakan takut terhadap tindakan yang akan dilakukan pre op DO :  perubahan tanda-tanda vital pada klien tekanan darah, pernapasan, nadi,



Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN LINGKUNGAN keperawatan selama .......x24  Sediakan lingkungan yang aman bagi jam resiko trauma pasien dapat pasien terkontrol dengan indikator :  Identifiksi kebutuhan keamanan  Pengetahuan tentang resiko pasien, sesuai dengan kondisi fisik meningkat dan fungsi kognitif pasien dan  Memonitor faktor resiko dari riwayat penyakit terdahulu pasien lingkungan  hindari lingkungan yang berbahaya  Memonitor faktor resiko dari  pasang siderail tempat tidur personal  sediakan tempat tidur yang nyaman  Memodifikasi gaya hidup dan bersih untuk mengurangi resiko  tempatkan saklar lampu di tempat



 



3.



suhu wajah meringis (+) tampak cemas (+)



Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan resiko masuknya organisme patogen ditandai dengan : DS :  Klien mengatakan adanya luka pasca operasi DO :  Tampak luka setelah tindakan posp op  Luas luka 5x6 cm  Luka tampak masih basah  Peningkatan Leukosit  Peningkatan tanda-tanda vital  tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak



 Menghindari paparan yang bisa mengancam kesehatan  Memonitor perubahan status kesehatan



yang mudah dijangkau pasien batasi pengunjung berikan penerangan yang cukup Anjurkan keluarga menemani pasien Kontrol lingkungan dari kebisingan Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan  Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan     



Setelah dilakukan tindakan Infection Control (Kontrol infeksi) keperawatan selama .....x24 jam Definisi: meminimalkan mendapatkan status kekebalan pasien infeksi dan transmisi agen infeksi meningkat dengan indilaktor:  Bersihkan lingkungan setelah dipakai  tidak didapatkan infeksi pasien lain berulang  Pertahankan teknik isolasi  tidak didapatkan tumor  Batasi pengunjung bila perlu  status rspirasi sesuai yang  Instruksikan pada pengunjung untuk diharapkan mencuci tangan saat berkunjung dan  temperatur badan sesuai yang setelah berkunjung meninggalkan diharapkan pasien  integritas kulit  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan  integritas mukosa  tidak didapatkan fatigue  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan kronis  Gunakan baju, sarung tangan sebagai  reaksi skintes sesuai paparan alat pelindung  WBC absolut dbn







utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi PH, perubahan peristaltik) insisi atau laserasi (+)



 Pertahankan lingkungan aseptik Setelah dilakukan tindakan selama pemasangan alat keperawatan selama .....x24 jam  Ganti letak IV perifer dan line central psien mengetahui cara cara dan dressing sesuai dengan petunjuk mengontrol infeksi dengan umum indikator:  Gunakan kateter intermiten untuk  Mendeskripsikan proses menurunkan infeksi kandung kencing penularan penyakit  Tingktkan intake nutrisi  Mendeskripsikan faktor yang  Berikan terapi antibiotik bila perlu mempengaruhi terhadap proses penularan penyakit Infection Protection (proteksi  Mendeskripsikan tindakan terhadap infeksi) yang dapat dialkukan untuk  Monitor tanda dan gejala infeksi pencegahan proses penularan sistemik dan lokal penyakit  Monitor hitung granulosit, WBC  Mendeskripsikan tanda dan  Monitor kerentanan terhadap infeksi gejala infeksi  Batasi pengunjung  Mendeskripsikan  Saring pengunjung terhadap penyakit penatalaksanaan yang tepat menular untuk infeksi  Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko  Pertahankan teknik isolasi k/p  Berikan perawatan kuliat pada area epidema  Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase  Ispeksi kondisi luka / insisi bedah  Dorong masukkan nutrisi yang cukup



 Dorong masukan cairan  Dorong istirahat  Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep  Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi  Ajarkan cara menghindari infeksi  Laporkan kecurigaan infeksi  Laporkan kultur positif 4.



Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakcukupan energi secara fisiologis maupun untuk meneruskan atau menyelesaikan aktivitas yang diminta atau aktivitas sehari-hari, serta kelemahan fisik ditandai dengan : DS :  Klien mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga  Klien mengatakan sulit untuk miring kanan dan kiri DO : 



Kelemahan fisik (+)



Setelah dilakukan tindakan Energy Management keperawatan selama .......x 24  Observasi adanya pembatasan klien jam daya tahan pasien akan dalam melakukan aktivitas meningkat dengan indikator:  Dorong anal untuk mengungkapkan  Menunjukan kebiasaan rutin perasaan terhadap keterbatasan  Aktivitas  Kaji adanya factor yang  Konsentrasi menyebabkan kelelahan  Monitor nutrisi dan sumber energi  Tertarik dengan lingkungan yang adekuat  Pola makan  Monitor pasien akan adanya  Tidak ada letargi kelelahan fisik dan emosi secara  Hb normal berlebihan  Ht normal  Monitor respon kardivaskuler  Gula darah normal terhadap aktivitas  Elektrolit serum normal  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 Activity Therapy



 



Ketidakseimbangan suplay oksigen dengan kebutuhan Penurunan Hb, Ht, serta gula darah sewaktu



jam toleransi aktivitas pasien akan meningkat dengan indikator :  Saturasi oksigen dalam rentang yang diharapkan dalam respon aktivitas  Heart rate dalam rentang yang diharapkan dalam respon aktivitas  RR dalam rentang yang diharapkan dalam respon aktivitas  Tekanan darah dalam rentang yang diharapkan dalam respon aktivitas



 Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek  Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan



 Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual 5.



Kurang pengetahuan tentang proses pengobatan berhubungan dengan tidak tahu sumber informasi atau kurangnya informasi kognitif tentang hal yang spesifik ditandai dengan : DS :  Kien mengatakan tidak tahu dengan kondisi yang dialaminya sekarang  Klien mengatakan kurang memahami tentang pengobatan yang ada DO :  Tampak binggung setelah dijelaskan tentang penyakitnya  Mudah lupa  Keterbatasan kognitif  Kurang keinginan untuk mencari informasi  Tidak mengenal sumber informasi



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam psien mengetahui tentang proses penyakit dengan indikator pasien dapat :  Familiar dengan nama penyakit  Mendeskripsikan proses penyakit  Mendeskripsikan faktor penyebab  Mendeskripsikan faktor resiko  Mendeskripsikan efek penyakit  Mendeskripsikan tanda dan gejala  Mendeskripsikan perjalanan penyakit  Mendeskripsikan tindakan untuk menurunkan progresifitas penyakit  Mendeskripsikan komplikasi  Mendeskripsikan tanda dan gejala dari komplikasi



TEACHING: PENGETAHUAN PROSES PENYAKIT Definisi : membantu pasien memahami informasi yang berhubungan dengan penyakit yang spesifik Intervensi  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaiman hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit  Gambarkan proses penyakit  Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat  Sediakan informasi tentang kondisi pasien  Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien  Sediakan pengukuran diagnostik yang tersedia  Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk



 Mendeskripsikan tindakan pencegahan untuk komplikasi     



mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit Diskusikan pilihan terapi Gambarkan rasional rekomendasi manajemen terapi Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion Eksplorasi kemungkinan sumber dukungan Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan



Discharge Planning 1. Evaluasi kesiapan untuk pulang. Factor yang dikaji adalah sebagai berikut : 1. Status pernafasan yang stabil 2. Masukan nutrisi dan pertumbuhan yang adekuat 3. Kebutuhan obat yang stabil 4. Rencana pengobatan medis yang realistik untuk di rumah 1. orang tua dan pemberi asuhan lain dapat memberi perawatan yang diperlukan 2. sarana di rumah dan monitor yang diperlukan disediakan 3. orang tua memiliki dukungan social dan finansial yang dibutuhkan 4. keperluan perawatan di rumah dan istirahat disediakan 1. Beri instruksi pemulangan kepada orang tua seperti berikut : 1. penjelasan tentang penyakit 2. bagaimana memantau tanda tanda distress pernafasan dan masalah medis lainnya 3. kebutuhan makan perorangan 4. kebutuhan hidup sehat 5. kapan harus memanggil dokter 6. bagaimana melakukan resusitasi jantung paru 7. penggunaan peralatan dirumah dan pemantauan



8. bagaimana memberi dan memantau efek pengobatan 9. pencegahan infeksi 10. pentingnya daerah bebas rokok 11. aktivitas perkembangan yang tepat 12. pengenalan isyarat stress dan interaksi pada pasien 13. sumber di komunitas dan sarana pendukung yang ada. 2. Lakukan program tindak lanjut untuk memantau kebutuhan pernafasan, nutrisi, perkembangan, dan kebutuhan khsus lainnya yang sifatnya terus menerus. 1. Bantu orang tua membuat janji kunjungan pemeriksan tindak lanjut yang pertama, beri catatan tertulis tentang kapan janji itu harus dilaksanakan 2. Buat rujukan untuk kunjungan keperawatan di rumah sesuai yang dibutuhkan keluarga