Makalah Sediaan Salep [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SEDIAAN SALEP Dosen pengampu : Ellistiawati S. Laos, S.Si., Apt



Disusun Oleh: KELOMPOK IV



MEGA RESKI TANDILINGGI (201748201014) MUH. WAHYUDIN NAWIR (201748201015) VESTY USPESSY (201748201027)



YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA PROGRAM STUDI FARMASI 2020



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah “SEDIAAN SALEP”. Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Elistiawati S.Laos,S.Si.,Apt yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pemahaman kami tentang “SEDIAAN SALEP”. Terima kasih pula kami ucapkan kepada temanteman yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Elistiawati S.Laos,S.Si.,Apt. Banyak kendala yang kami alami dalam menyusun makalah ini. Namun, itu semua tidak menyurutkan niat kami untuk menyelesaikan makalah ini. Kami telah berupaya menyempurnakan makalah ini, namun seperti kata pepatah, “ Tak ada gading yang tak retak” maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari ibu Elistiawati S.Laos,S.Si.,Apt dan temanteman dan orang lain yang sudi meluangkan waktunya untuk menyimak isi dari makalah ini. Sehubung dengan menyelesaikan makalah ini sampai dengan tersusunya makalah ini , kami mengucapkan terima kasih.



Sorong, April 2020



Kelompok IV



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1



Latar Belakang..........................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah.....................................................................................2



1.3



Tujuan........................................................................................................2



1.4



Manfaat......................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3 2.1



Pengertian salep.........................................................................................3



2.2



Persyaratan salep (FI ed. III).....................................................................4



2.3



Penggolongan salep...................................................................................5



2.4



Peraturan pembuatan salep........................................................................6



2.5



Kualitas dasar salep...................................................................................7



2.6 Metode pembuatan salep…………………………………………………8 BAB III PENUTUP................................................................................................9 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………9 3.2 saran...…………………………………………………………………………9 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10



iii



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah di oleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep adalah sediaan semi solid yang ditujukan untuk penggunaan eksternal pada kulit atau membrane mukosa. Salep dapat mengandung bahan obat atau tidak. Salep yang tidak mengandung bahan obat digunakan untuk memperoleh sifat fisika yang dihasilkan oleh salep yaitu sebagai pelindung, pelembut, atau pelican basis sebagai mana dijelaskan sebelumnya dapat digunakan untuk memperoleh efek fisika atau sebagai pembawa untuk salep yang menganndung bahan obat. Salep adalah sediaan setengah padat yang mana menunjukan karakteristik aliran plastis. Memberikan nilai tertentu dan memberikan resistensi untuk mengalir, menurunkan pada penggunaan terhadap kulit. Salep digunakan dengan nilai yield value (nilai ambang batas) dimana nilai value menurun dengan peningkatan suhu, sehingga ini dapat mengalir, alirannya plastis pada awal pemakaian tetapi berubah menjadi pseudoplastis ketika lama di kuli. Dermatological salep mempunyai 3 fungsi utama yaitu yang pertama



untuk



melindungi



daerah



luka



dari



lingkungan



dan



memungkinkan peremajaan dari daerah luka atau sakit. Yang kedua yaitu menghasilkan hidrasi kulit atau efek emollient yang penting dalam pengobatan dari kulit kring atau pecah. Dan yang terakhir yaitu untuk menyampaikan penyediaan obat pada kulit untuk tujuan mengurangi aktifitas topikal spesifik.



1



1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat rumusan masalah sebagai berikut 1. Apa yang dimaksudkan dengan salep ? 2. Apa sajakah persyaratan salep ? 3. Apa saja Penggolongan salep ? 4. Bagaimana peraturan dalam salep ? 5. Kualitas dasar salep?



1.3



Tujuan Berdasarkan rumusan diatas, maka makalah ini disusun bertujuan sebagai berikut: 1. Memahami pengertian tentang salep 2. Mengetahui apa saja persyaratan dalam salep 3. Menjelaskan penggolongan salep 4. Mengetahui kualitas dasar salep



1.4



Manfaat Makalah ini disusun agar memberikan manfaat, khususnya bagi kami dapat mempelajari dan memahami tentang salep dan sebagai sumber informasi pengetahuan yang berkembang dari pengetahuan penulis dan pembaca yang diperoleh sebelumnya.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian salep Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogeny dalam dasar salep yang cocok. Di bawah ini adalah beberapa definisi salep: 2.1.1



Menurut R. VOIGT Salep adalah gel dengan sifat deformasi plastis yang digunakan pada kulit atau selaput lendir. Sediaan ini dapat mengandung bahan obat tersuspensi, terlarut atau teremulasi.



2.1.2



Menurut Ansel Salep (unguents) adalah preparat setengah padat untuk pemakaian luar yang dimaksudkan untuk pemakaian pada mata di buat khusus dan disebut salep mata. Salep dapat mengandung obat atau tidak mengandung obat, yang disebutkan terakhir biasanya dikatakan sebagai “dasar salep” (basis ointment) dan digunakan sebagai pembawa dalam penyimpan salep yang mengandung obat.



2.1.3



Menurut DOM Salep adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukan aliran dilatan yang penting.



2.1.4



Menurut Scoville’s (2) Salep terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental di mana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.



2.1.5



Menurut Formularium Nasional Salep adalah sediaan berupa masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan sebagai obat



3



luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. 2.1.6



Menurut FI edisi IV Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain, kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras narkotika adalah 10%.



2.2



Persyaratan salep (FI ed. III) 2.2.1



Pemeriaan Tidak boleh berbau tengik.



2.2.2



Kadar Kecuali dinyatakan lain kecuali untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10%.



2.2.3



Dasar Salep Kualitas dasar salep yang baik, yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh



suhu



dan



kelembapan



dan



harus



terbebas



dari



inkompatibilitas selama pemakaian, lunak, harus halus, dan homogen, mudah di pakai, dasar salep yang cocok, serta dapat terdistribusi secara merata. Kecuali dinyatakan lain, bahan dasar atau basis salep yang di gunakan adalah vaselin putih (vaselin album). Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep, bahan dasar salep dapat di pilih di antara bahan berikut: a)



Ds. senyawa hidrokarbon, antara lain vaselin putih, vaselin kuning (vaselin flavoum), malam putih (cera album), malam kuning (cera flavoum) atau campurannya.



b) Ds. serap, antara lain lemak bulu domba (adeps lanae), campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil alko-hol, 8 bagian malam putih, dan 86 bagian vaselin putih, campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen.



4



c)



Ds. yang dapat di cuci dengan air atau Ds. emulsi, misalnya emulsi minyak dalam air (M/A).



d) Ds. yang dapat larut dalam air, misalnya PEG atau campurannya. 2.2.4



Homogenitas Jika salep di oleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukan susunan yang homogen.



2.2.5



Penandaan Pada etiket harus tertera “obat luar”.



2.3



Penggolongan salep 2.3.1 Menurut Konsistensi Salep a)



Unguenta Salep yang memiliki konsistensi, seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah di oleskan tanpa memakai tenaga.



b) Krim (cream) Salep yang banyak mengandung air, mudah di serap kulit, suatu tipe yang dapat di cuci dengan air. c)



Pasta Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk) berupa suatu salep tebal



karna merupakan



penutup/pelindung bagian kulit yang di olesi. d) Cerata Salep berlemak yang mengandung persentase lilin (wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras (ceratum labiale). e)



Gelones/spumae/jelly Salep yang lebih halus, umumnya cair, dan sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa, sebagai pelican atau basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri 5



dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Contohnya, starch jelly (amilum 10% dengan air mendidih). 2.3.2



Menurut sifat farmakologi/terapetik dan penetrasinya terdiri dari a) Salep epidermik (epidermic ointment, salep penutup). Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek local dan untuk meredahkan rangsangan/anestesi local; tidak diabsorbsi; kadang-kadang ditambahkan antiseptic atau astringent. Dasar salep yangbaik untuk jenis iniadalah senyawa hidrokarbon b) Salep endodermik. Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit tidak melalui kulit; terabsorbsi sebagian dan digunakan untuk melunak kulit atau selaput lender. Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak. c) Salep diadermik. Salep yang bahan obatnya menembsu ke dalam tubuh melalui kulit untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang mengandung senyawa merkuri iodide atau belladonna.



2.3.3



Menurut dasar salep a) Dasar salep hidrofobik. Salep yang tidak sukar suka air atau salep yang dasar salepnya berlemak: tidak dicuci dengan air. Misalnya campuran lemak lemak, minyak. b) Dasar salep hidrofilik. Salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya mempunyai dasar salep tipe o/w



2.4



Peraturan pembuatan salep 2.4.1



Peraturan salep pertama Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak, dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan



2.4.2



Peraturan Salep Kedua



6



Jika tidak ada peraturan lain, bahan-bahan yang larut dalam air di larutkan lebih dahulun dalam air asalkan jumlah air yang di gunakan dapat di serap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang di pakai, dikurangkan dari basis salepnya 2.4.3



Peraturan Salep Ketiga Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air harus di serbukan lebih dahulu, kemudian di ayak dengan pengayak No.60.



2.4.4



Peraturan Salep Keempat Campuran yang dibuat dengan cara dicairkan harus digerus sampai dingin (bahan-bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10-20% untuk mencegah kekurangan bobotnya).



2.5



Kualitas dasar salep 2.5.1



Stabil Selama masih dipakai mengobati, maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembapan yang ada dalam kamar.



2.5.2



Lunak Lunak yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogeny. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi, inflamasi dan ekskloriasi.



2.5.3



Mudah dipakai Umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit.



2.5.4



Dasar salep Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep yang harus kompatoibel



secara



fisika



dan



kimia



dengan



obat



yang



dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat



7



aksi terapi obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati. 2.5.5



Terdistribusi merata Obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan.



2.5.6



Lembut Mudah dioleskan serta mudah melepaskan zat aktif.



2.6



Metode pembuatan salep Salep umumnya dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan obat kedalam salep dasar. Ada beberapa metode pembuatan salep, yaitu: 2.6.1 Metode pelelehanss Zat pembawa dan zat khasiat dilelehkan bersamaan dan diaduk samapai membentuk fase homogeni. 2.6.2



Metode Triturasi Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat pembant, kemudian dilanjutkan dengan penambahaan sisa basis.



2.6.3



Salep yang dibuat dengan peleburan: 1) Dalam cawan porselen 2) Selep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya 3) Bila baha-bahan dari salep mengandung kotoran, maka masa salep yang melelehh perlu dikolir (disaring dengan kasa) ad lebihkan 10-20%



8



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan



Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogeny dalam dasar salep yang cocok. Menurut FI edisi IV, Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain, kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras narkotika adalah 10%. Persyaratan salep seperti, pemerian, kadar, dasar salep, homogenitas dan penandaan. Adapun penggolangan salep yaitu menurut konsistensi salep, peraturan salep kedua, peraturan salep ketiga dan peraturan salep keempat



3.2



Saran



Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Kami berharap, semoga dengan membaca makalah ini pembaca terinspirasi untuk mengembangkannya dan dapat menemukan konsep-konsep baru.



1.1



9



DAFTAR PUSTAKA



1. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 2. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 3. Elmitra, 2017, DASAR-DASAR FARMASETIKA DAN SEDIAAN SEMI SOLID, Yogyakarta 4. Fatmawaty Aisyah dkk, 2015, TEKNOLOGI SEDIAAN FRMAMSI, Yogyakarta. 5. Syamsuni, Haji, 2006, FARMASETIKA DASAR DAN HITUNGAN FARMASI, Jakarta 6. Sediaan salep (Unguenta), uraian Teori dan Penjelasan Lengkap,



https://biofar.id/salep



10