MAKALAH Struktur Dan Fungsi Sistem Endokrin Pada Hewan Endokrin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM ENDOKRIN PADA HEWAN



Disusun Oleh:



Kelompok 4 Nama kelompok: 1. Ani Wahyuni 2. Susi Susanti 3. M. Furqon Arif 4. Dhede Fauriza 5. Sapitri



4218022 4218011 4218010 4218012 4218006



Dosen Pengampu : Mareta Widya, M.Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKI - PGRI LUBUKLINGGAU 2019



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pendidikan biologi yang kami beri judul "Struktur Dan Fungsi Sistem Endokrin Pada Hewan Endokrin” Adapun makalah ilmiah biologi tentang "Struktur Dan Fungsi Sistem Endokrin Pada Hewan Endokrin" ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah pendidikan biologi tentang "Struktur Dan Fungsi Sistem Endokrin Pada Hewan Endokrin" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.



Lubuklinggau,



Penyusun



Mei 2019



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI .....................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2 C. Tujuan ..................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3 A. Sistem Endokrin Pada Hewan ................................................................. 3 B. Fungsi Sistem Endokrin Secara Umum. ................................................. 5 C. Sistem Endokrin Pada Vertebrata. .......................................................... 7 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 17 A. Kesimpulan ........................................................................................... 17 B. Saran ...................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem tersebut,sehingga dalam makalah ini kami dari kelompok IV membahas sistem endokrin. Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik. Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka kami merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: D. Jelaskan Sistem Endokrin Pada Hewan. E. Apakah Fungsi Sistem Endokrin Secara Umum. F. Bagimanakah Sistem Endokrin Pada Vertebrata.



C. TUJUAN PENULISAN Dari rumusan masalah tersebut, dalam penulisan makalah ini kami memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: 1. 2. 3.



Untuk mengetahui Sistem Endokrin pada Hewan. Untuk mengetahui Fungsi Sistem Endokrin Secara Umum. Untuk mengetahui Sistem Endokrin Pada Vertebrata.



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengantar Sistem Endokrin Pada Hewan Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh. Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut (Ulfhitha, 20112): 1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia. 2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada system saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna. Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi



masing-masing



tipe



hormone



tersebut



bekerja



pengaruhnya hanya untuk sel tertentu (Ulfhitha, 20112).



dan



memberikan



Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut (Ulfhitha, 20112) : 1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori. 2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar benar berfungsi sebagai Penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormone yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar endokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel. Sistem hormon (endokrin) dan saraf dahulu dianggap sebagai pengatur fisiologi yang terpisah. Tetapi pandangan tersebut berubah setelah ditemukannya neuron-neuron termodifikasi yang dapat mensekresi hormon. Beberapa di antara neuron-neuron tersebut menunjukkan mekanisme pengaturan terhadap kelenjarkelenjar khusus yang menghasilkan hormon. Sekresi neuron-neuron termodifikasi tersebut dipengaruhi neuron-neuron “biasa”, dan banyak kelenjar penghasil hormon (kelenjar endokrin) yang secara langsung diinervasi oleh neuron yang mempengaruhi aktivitas sekretorinya. Ciri-ciri hormon: 1. Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil. 2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target). 3. Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target. 4. Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.



5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan



B. Fungsi Sistem Endokrin Secara Umum Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjer buntu,yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjer endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai



aktivitas



dalam



pertumbuhan,reproduksi,



tubuh



osmoregulasi,



hewan,



antara



pencernaan,



dan



lain



aktivitas



integrasi,



serta



koordinasi tubuh. Tabel aktivutas tubuh yang dikendalikan oleh hormon dan jenis hormon yang mengendalikannya. Pencernaan dan fungsi metabolik yang terkait: • Sekretin, gasterin, insulin, glukagon, noradrenalin, tiroksin, dan hormon dari kortes adrenal. Osmoregulasi, pengeluaran, dan metabolisme air serta garam. • Prolaktin, vasopresin, aldosteron.  Metabolisme kalsium: • Hormon pada teroid, kalsitonin. Pertumbuhan dan perubahan morfologis; • Hormon pertumbuhan, androgen dari korteks adrenal • Tiroksin (untuk metamorfosis amfibi) • MSH (perubahan warna amfibi) Organ dan proses reproduksi • FSH,LH, estrogen, progesteron, prolaktin, dan testosterone. Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dgn sistem saraf, namun cara kerjanya dalam menganadlikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaan cara kerja antara kedua sistem tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalaui teransmisi kimia. 2. Sistem endokrin memperlihatkan waktu respon lebih lambat dari pada sisitem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 mili detik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna



dalam wakru yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan dalam waktu yang sangat lama. Dibawah kenali hormon endokrin



(menggunkan



hormon



pertumbuhan),



proses



pertumbuhan



memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna. Agar dapat memeperlihatkan efek hayatinya. Hormon dari kelenjar endokrin harus dapat sampai organ sasaran. Organ sasaran yaitu organ yang memiliki reseptor khusus untuk hormon yang sesuai dan merupakan tempat yang tepat bagi suatu hormon untuk memperlihatkan efek hayatinya. Organ sasarn hormon sering kali terletak dilokasi yang jauh dari hormon tersebut dihasilkan. Gagasan klasik tentang organ dan fungsi endokrin kini telah berubah. Saat ini telah di ketahui bahwa untuk memperlihatkan pengaruh hormon tidak harus melewati sistem sirkulasi. Contoh yan baik untuk hormon ini adalah histamin yang bekerja untuk mengontrol sekresi asam pada lambung verteberata misalny pada sapi.apabila ransangan mempengaruhi sel master (mast cells) dan sel parietal pada lambung, sel-sel tersebut akan mengeluarkan histamin, yang selanjutnya akan merangsang pengeluaran asam lambung. Dalam contoh tersebut tampak bahwa hormon berpengaruh terhadap sel sasaran yang terletak disekitar sel penghasil histamin. Jadi, hormon tersebut bekerja secara lokal. Aksi hormon lokal semacam ini disebut kontrol atau kendali prakrin. Kadang-kadang, senyawa kimia yang dikeluarkan oleh suatu sel akan memengaruhi sel itu sendiri. Peristiwa semacam ini dikenal denagn istilah kontrol/ kendali autokrin. Contoh senyawa kimia semacam ini ialah prostaglandin dan faktor perrtumbuhan



yang mirip insulin. Adanya sistem kendali



neuroendokrin, parakrin, dan autokrin sudah tentu akan mengaburkan definisi dan konsep khas yang klasik mengenai cara kerja endokrin dan hormon. Sel-sel penyusun endokrin dapat dibedakan menjadi dua yaitu sel neurosekretori dan sel endokrin sejati.sel nuurosekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperlihatkan fungsi edokrin sehingga



dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebgai sel sekretori. Oleh karna itu, sel saraf yang terdapat pada hipotalamus disebuut sel neurosekretori. Sel endokrin sejati disebut juga sel endokrin klasik, yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkan secara langsung kedalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik invertebrata maupun vertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu insekta, krustasea, cephalopoda, dan moluska. Kelenjar endokrin dpat berupa sel tunggal atau berupa organ multi sel. Neurosekresi tampaknya merupakan mekanisme pengaturan tubuh secara kimia yang paling primitif, namun pada hewan tingkat tinggi pun mekanisme tersebut ternyata tetap fungsional. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya mekanisme neusekresi pada semua hewan, mulai dari hewan tingkat rendah (ccontohnya hidra) hingga hewan tingkat tinggi, termasuk manusia. Hormon neuroseketori seperti yang terdpat pada hipotalamus akan melepaskan hormon (neurohormon) yang dihasilkannya ke sirkulasi darah, dan selanjutnya dibawa ke sel sasaran. Kadang-kadang, hormon yang dihasilkan oleh selneurosekretori tidak langsung dilepaskan kedalam darah, tetapi disimpan terlebih dahulu dalam sel atau organ neurohemal intuk sementara waktu. Hormon tersebut akan dilepaskan kedalam darah pada saat tubuh memerlukannya. Organ neurohemal ialah organ yan gberfunsi sebagai tempat penyimpanan semnetara dan pelepasan hormon (neurohormon) yang di hasilkan oleh sel neurosekretori.



C. Sistem Endokrin Pada Vertebrata Sistem endokrin Vertebrata melibatkan kelenjar endokrin yang mensintesis dan melepaskan duta kimia khas ke dalam darah (“the blood spesific chemical messenger”) yang disebut hormon. Hormon diangkut melalui darah ke jaringan sasaran khas tempat hormon menyebabkan perubahan aktivitas sel penyusun jaringan tersebut. Karena suatu hormon hanya mempengaruhi sasaran tertentu, maka sasaran harus dapat menerima sinyal tersebut, berarti sasaran harus



mempunyai reseptor khas agar dapat merespon sinyal. Organ lain yang bukan sasaran dan dipapar oleh hormon yang sama dengan kadar yang sama harus tidak mampu merespon, dalam arti harus tidak mempunyai reseptor yang mampu merespon keberadaan hormon. Sistem endokrin pada vertebrata terutama tersusun atas berbagai organ endokrin klasik. Sistem endokrin pada vertebrata dapat dibedakan menjadi: a.



Hipotalamus dan Pituitari Hipotalamus merupakan baian otak vertebrata yang terletak di bawah



thalamus dan berperan dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin. Thalamus adalah kumpulan sel saraf yang terletak di bagian tengah otak vertebrata. Hipotalamus berfungsi mengendalikan kelenjar pituitari, sementara pituitari juga berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin lainnya. Olek karena itu hipotalamus disebut juga dengan kelenjar induk (master of gland). Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan dibawa ke pituitari. Ada dua jenis hormon dari hipotalamus, yaitu hormon yang dilepaskan ke pituitari depan (adenohipofisis) dan hormon yang dilepaskan ke pituitari belakang (neurohipofisis). Hormon hipotalamus yang dilepas pituitari belakang adalah vasopresin atau hormon antiduretik (ADH) dan oksitosin. Hormon penting lain yang dikeluarkan oleh hipotalamus yaitu hormon pelepas (realising hormon, RH) dan hormon penghambat (realize inhibiting hormone, RIH). b.



Organ Endokrin Tepi Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin di luar hipotalamus dan pituitari. Saat ini telah diketahui bahwa jantung juga menghasilkan hormon yaitu atrial naturetic peptide (ANP). Hampir semua aktivas tubuh hewan dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi proses pengenceran, peredaran darah (yang melibatkan jantung dan pembuluh darah), pengeluaran, osmoregulasi, termoregulasi dan reproduksi. Dalam mengatur aktivitas tubuh, system endokrin biasanya bekerjasama dengan sistem saraf.



Keseimbangan kadar kalsium dalam darah manusia dapat dicapai melalui kerja sama antar hormon paratiroid dan kalsitonin. Keseimbangan kadar kalsium yang normal sangat penting karena akan memengaruhi kemampuan saraf otak untuk menerima rangsang, pembekuan darah, permeabilitas membran sel, serta fungsi normal enzim tertentu. Peningkatan kadar kalsium darah akibat kerja hormone paratiroid. Sama seperti kadar kalsium, kadar dalam darah juga dikendalikan oleh hormon, terutama insulin dan glukagon. Peningkatan kadar gula dalam darah juga disebabkan oleh adanya hormon epineprin dan glukokortikoid. Hormon lain juga memengaruhi kadar gula dalam darah yaitu hormon pertumbuhan (growth hormon, GH), hormone pemacu tiroid (TSH), dan hormon tiroid. GH menyebabakan peningkatan kadar gula darah, sedangkan TSH dan hormon tiroid memiliki pengaruh yang bersifat kompleks (dapat menurunkan dan meningkatkan kadar gula darah). c.



Kelenjar Pineal Terdapat pada permukaan atas talamus diantara hemisfer serebrum. Kelenjar ini mensekresi melatonin. Melatonin dan serotonin telah diidentifikasi pada pineal burung dan amfibi. Enzim yang responsibel untuk pembentukan hormon ini adalah Hydroxyndol-omethyl transferase.



1. Sistem Endokrin pada Pisces Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi.



Gambar 5. Diagram lokasi kelenjar endokrin pada ikan;



(A). Pitiutari, (B). Tiroid, (C). Pankreas, (D). Gonad, (E). Ginjal, (F). Urofisis. (Syarif, 2009). Sistem endokrin merupakan sistem yang mencakup aktivitas beberapa kelenjar yang mengatur dan mengendalikan aktivitas struktur tubuh, baik sel, jaringan, maupun organ. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus sehingga sekrit langsung bermuara ke dalam pembuluh darah (disebut kelenjar buntu). Sekrit kelenjar endokrin adalah hormon yang berfungsi mengatur proses homeostatis, reproduksi, metabolism dan tingkah laku pada tubuh makhluk hidup. Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi. Kerja hormon menyerupai kerja syaraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, control kerja syaraf lebih cepat dibanding dengan control endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ectodermal adalah protein, peptida, atau derivat dari asam-asam amino, dan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid. a. Kelenjar Pituitari Ikan Kelenjar



ini



disebut



pula



hypophysa



terletak



di



bawah



dienchephalon. Suatu tangkai yang menghubungkan antara kelenjar ini dengan dienchepalon disebut Infundibulum. Kelenjar ini walaupun kecil, fungsi dan strukturnya merupakan organ tubuh yang sangat rumit dan sulit. Pada stadia embrionik, kelenjar ini berasal dari gabungan elemen neural



yang tumbuh ke bawah dari diencephalon dan elemen epithel



(kantung Rathke) yang tumbuh ke atas dari bagian dorsal rongga mulut. Pertumbuhan dari hypophysa, berasal dari dua macam organ, yaitu: Neurohypophyse dan Adenohypophyse. Neurohypofise dibentuk dari bagian alas dienchephalon (Infundibulum) sedangkan Adenohypophyse,



terbentuk dari perlekukan bagian ectodermal dari rongga mulut embrio (stomodaeum), disebut kantong hypophyse



atau kantung Rathke.



Hubungannya dengan rongga mulut akan hilang setelah pertumbuhannya selesai. Neurohypophyse memiliki struktur berupa serabut-serabut yang sejajar, berasal dari hypothalamus di dalam otak.



Fungsi dari bagian



hypophysa ini mengeluarkan horman ke dalam hypothalmus dan diteruskan ke neurohypophyse oleh sel-sel neorosekresi dan masuk ke dalam aliran darah.



Adenohypophyse terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pars



distalis atau lobes anterior, merupakan bagian yang terbesar, lebih konstan dan aktif dari yang lain.



Pars intermedia kehadirannya bervariasi dan



fungsinya diketahui mengontrol melanophora dan mungkin juga dalam melanogenesis. Neurosekresi dari hypothalamus (oxytocyn dan vasetocyn) disimpan dan dikeluarkan oleh neurohypofise. Sekeresi ini berperan dalam osmoregulasi dan reproduksi. Adenohypophyse mengandung beaneka sel pembuat hormon. Hormon-hormon yang disekresikan oleh pars distalis adalah prolactin ikan (penting dalam pengaturan Na ikan air tawar), hormone



pertumbuhan,



carticothropyn



(ACTH),gonadothropyn



dan



thyrotropyn. Kelenjar pituitary sering diberi gelar kelenjar induk(master gland) karena banyak menpengaruhi kegiatan kelenjar lainnya. b. Kelenjar Tiroid



Gambar 6. Lokasi Kelenjar tiroid pada ikan herring (Clupea Harengus).



Semua vertebrata mempunyai kelenjar thyroid. Sebagian besar ikan bertulang sejati dan Cyclostomata terdiri dari folikel-folikel yang relatif menyebar di dekat aorta ventral, arteri branchialis affarent, jantung, insang, kepala ginjal, limp, otak atau mata. Pada Elasmobranchii dan beberapa ikan bertulang sejati thyroid merupakan kelenjar tersendiri yang dikelilingi oleh jaringan pengikat. Hormon thyroid mempunyai beberapa fungsi fisiologik dan beberapa fungsi lainnya yang belum diketahui, namun terbukti bahwa ia mampu mempengaruhi laju konsumsi oksigen, membantu pengendapan guanin dalam kulit, dan mengubah metabolisme nitrogen dan karbohidarat. Ia juga telah diketahui mempengaruhi sistem dan fungsi saraf dan proses osmoregulasi. Kelenjar tiroid mempunyai karakteristik utama, yakni pertama, unit dasar histologisnya adalah sel tunggal yang dikelilingi folikel dan kedua, jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubah iodine dan inkorporasi menjadi hormon tiroid. Pada iikan,folikel tersebar di sekitar ventral aorta dan percabangannya ke insang. c. Kelenjar Ultimobranchial Kelenjar ini homolog dengan kelenjar parathyroid pada mammalia. Pada ikan bertulang sejati kelenjar ini terletak di bawah esophagus dekat sinus venosus. Pada Elasmobranchii kelenjar ini terletak pada sisi kiri bawah pharynx. Kelenjar ini mensekresikan hormon calcitonin, yang berperan dalam metabolisme kalsium. Ultimobranchial yaitu derivat dari sepasang kantong farings yang paling belakang, dan corpusculus stanus terletak pada bagian posterior dari ginjal Teleostei.



Pada teleostei, kelenjar



ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Kelenjar ini serupa dengan paratiroid pada bertebrata tingkat tinggi, tetapi tidak berupa folikel, malainkan menyebar pada septum Kalsitonin merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar ultimobranchial. berperanan menurunkan kadar kalsium darah.



Hormon ini



Beberapa kajian juga



menunjukkan bahwa kalsitonin dapat melakukan peranan dalam membuat ikan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah. 2. Sistem Endokrin Amfibi



Gambar 8. Sistem endokrin pada amphibian mirip pada vertebrata tingkat tinggi. Katak misalnya memiliki kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh,



merangsang baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem



pertumbuhan, mengaktifkan bermacam-macam jaringan berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk.



Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau glandulae hypophysa. Bagian anterior kelenjar ini pada larva menghasilkan hormone pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh tyerutama panjang, dan kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea. Pada katak dewasa bagian anterior glandulae pituitaria ini menghasilkan hormone yang menghasilkan hormone yang merangsang gonad untuk mengahsilkan sel kelamin. Jika kita



mengadakan implantasi kelenjar ini dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu segera terjadi perubahan. Implantasi pada hewan betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum yang telah masak. Implantasi pada hewan jantan pada hewan jantan mengakibatkan hewan jantan mengakibatkan hewan itu menghasilkan sperma.Kelenjar tiroid (gondok) yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilakan hormon thyroid yang mengatur metabolism secara umum. Di samping itu juga dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi periode pelepasan lapisan luar kulit. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Jika kelenjar itu diambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Kelenjar paratiroid (anak gondok) ada sebagai regulator kalsium dalam sistem endokrin. Kelenjar pankreas di samping menghasilkan enzim juga menghasilkan hormon insulin yang mengatur metabolism zat gula. Hormon itu dihasilkan oleh sekelompok sel yang disebut pulau Langerhans.



Pada



permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat kelenjar supra renalis atau kelenjar adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin atau apinephrine yang bekerjanya berlawanan dengan insulin. 3. Sistem Endokrin pada Reptill



Gambar 11. Aantomi dan Sistem Endokrin Reptil Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan hormon penting untuk fungsi tubuh normal. Ular memiliki kelenjar endokrin yang sama seperti mamalia. Beberapa contoh adalah tiroid, paratiroid, dan kelenjar adrenal. Kelenjar tiroid terletak di daerah tenggorokan bertanggung jawab untuk



pertumbuhan dan perkembangan, seperti shedding normal kulit. Paratiroi adalah struktur dipasangkan berlokasi dekat tiroid dan membantu dalam metabolisme kalsium. Kedua kelenjar adrenal yang terletak di wilayah ekor, tergantung di sebuah mesenterium (lembar membran melampirkan organ ke dinding tubuh)dekat organ reproduksi. Mereka mengeluarkan hormon qpinefrin(adrenalin) yang meningkatkan denyut jantung dan pernapasan saat hewan tersebut dalam situasi berbahaya. 4. Sistem Endokrin Aves Sistem Endokrin pada aves sama halnya seperti vertebrata lainya yaitu memiliki beberapa kelenjar dengan letaknya seperti pada berikut dibawah ini : Gambar 12. Letak kelenjar Endokrin



a. Bentuk kecil, bulat dan



Kelenjar Pineal



terletak dibelakang hemisphaerium cerebri.



Merupakan kelenjar yang kecil, bulat dan terletak di



Belakang



hemisphaerium cerebri. Hormon yang dihasilkan belum jelas fungsinya.



b. Kelenjar Hypophysis Bentuk seperti ginjal, letaknya pada basis otak. berbentuk seperti ginjal, letaknya pada basis otak. Terdiri dari dua bagian yaitu PPA (anterior pars pituitary), dan PPP (posterior pars pitutary). PPA ( Anterior Pasr Pituitary) FSH (Follicle Stimulating Hormone) : Stimulasi perkembangan folikel (calon telur) dalam ovarium LH (Luteinizing Hormone) : Proses ovulasi LTH (Luteotropic Hormone)/Prolaktin : Proses mengeram TH (Thyrotropic Hormone) : stimulasi glandula tiroid ATH (Adrenotropic Hormone) : stimulasi glandula adrenal



GPH (Growth Promoting Hormone) : stimulasi proses pertumbuhan bulu PPP ( Posterior Pars Pituitary) Oksitosin/Pitosin : Pengaturan proses peneluran Vasopresin/Pitesin : Kontraksi saluran darah c. Tyroid Bentuk bulat kecil, berwarna coklat muda, jumlah ada dua buah dan terletak dekat vena jugularis pada batas leher. Kelenjar thyroid berbentuk bulat kecil, berwarna coklat muda, jumlahnya ada dua buah dan terletak dekat vena jugularis pada batas leher Hormon yang dihasilkan yaitu thyroxin Tiroksin berfungsi untuk pertumbuhan dan pigmentasi bulu dan kecepatan metabolisme tubuh Ada dua senyawa sintetis yang mirip dengan thyroxin, yaitu thyroprotein atau protamon indicated casein. Senyawa ini dapat mempercepat proses metabolisme yang dapat dipengaruhi thyroxin. d. Paratyroid Bentuk kecil, terletak dekat kelenjar thyroid. Kelenjar ini kecil, terletak dekat kelenjar thyroid. Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon. Fungsi parathormon yaitu mengatur metabolise Ca dan P, untuk mengatur deposisi kalsium pada tulang dan kerabang telur e. Adrenal Bentuk bangunan bulat dan kecil, berwarna kekuningkuningan terletak di di depan ginjal. Kelenjar adrenal atau suprarenalis merupakan bangunan bulat dan kecil, berwarna kekuning-kuningan terletak di bagian dorsal rongga tubuh tepatnya di depan ginjal. Hormon yang dihasilkan adalah hormone adrenalin dan cortin. Fungsi dari hormon: Adrenalin: berfungsi mengatur tekanan darah. Kelenjar ini juga mempengaruhi aktifitas dari kelenjar sex. Cortin : Fasilator konversi protein menjadi KH f. Timus Jumlahnya sepasang ,letaknya di sepanjang leher. K. gonad = terletak di ovary Pancreas/pulau langerhans = Dalam jaringan kelenjar pancreas



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja sama secara kooperatif untuk mengatur aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang kan mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati atapun oleh neurosekretori. Hormon dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu steroid,peptida, dan turunan tirosin. Timbulnya tanggapan hayati pada sel target akibat rangsang hormon relatif lebih lambat jika dibandingkan dengan tanggapan yang timbul akibat rangsang saraf. Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erat dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon tetentu. Reseptor hormon ada yang terdapat di membran sel. Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang dimiliknya pada umunya berupa organ neuroendokrin. Sedangkan sistem endokrin pada vertebrata sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata pada umumnya berupa organ endokrin klasik terdiri atas organ endokrin pusat dan tepi. B. Saran Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu juga dengan makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait kami mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amiin.



DAFTAR PUSTAKA Akses di Internet . 11 Oktober. 05.00. http://celo – biologi. Endokrin.com Akses di Internet. 13 Oktober. 05.00. http:// id.Wikipedia.org/wiki/Sistem Hormon Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius. Tim



Penyusun.



2003.



Biologi



SMA.



Klaten:



Intan



Pariwara.