Makalah Teologi Ibadah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini akan diuraikan pokok-pokok yang meliputi antara lain, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Semua pokok-pokok tersebut menjadi dasar pembahasan bab selanjutnya. Latar Belakang Masalah Banyak pemahaman orang tentang hakikat dan makna Ibadah. Ada yang memahami Ibadah itu sebagai sebuah persekutuan yang melakukan ritus di tempat-tempat tertentu. Ada juga yang memahami ibadah itu sebatas kegiatan liturgis pada waktu-waktu tertentu. Dan ada juga yang mengatakan bahwa ibadah itu adalah urusan pribadi dengan Tuhannya. Penghormatan dan pengagungan terhadap Sang Pencipta, yang dikenal sebagai Tuhan sangat berkaitan erat dengan Ibadah. Ritual yang dilakukan dengan hati dan jiwa tertuju kepada Tuhan merupakan bagian dari Ibadah itu sendiri. Bagi Teologi Kristen, Ibadah juga menjadi faktor yang menentukan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Ibadah mempunyai bagian penting dalam hidup manusia Kristen. Walaupun dalam dunia nyata ditemui banyak metode dan gaya Ibadah tetapi fungsi dan hakikatnya tetaplah sama. Dalam arti umum Ibadah adalah bentuk ekspresi berupa tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Ibadah juga dipengaruhi oleh pandangan seseorang yang melakukan ibadah tersebut. Contohnya: Pribadi A melakukan Doa, Puasa, dan kaidah-kaidah rohani yang sesuai dengan keinginan hatinya supaya dia dapat semakin dekat kepada Tuhan. Namun ada Pribadi B yang melakukan juga Doa, Puasa, dan kaidah-kaidah rohani tetapi dia berusaha untuk mengikuti apa yang dikatakan oleh Gereja sebagai lembaga rohani dengan mengikuti doktrin dan peraturan gereja tentang ibadah. Pribadi A dan Pribadi B mempunyai pandangan-pandangan tersendiri dalam melakukan dan melihat makna dari Ibadah yang ingin mereka



1



jalani. Tetapi ibadah tidak hanya berkaitan dengan cara melakukan Ibadah namun mempunyai makna yang lebih dalam dari hanya sekedar melakukannya. Akibat dari banyaknya bentuk metode, dan gaya ibadah maka ada baiknya penulis memberikan pandangan teoritis teologis mengenai ibadah, baik yang berkaitan dengan hakikat ibadah Kristen, Ibadah dalam kaitan hubungan antara manusia dengan Tuhan, serta pengaruh ibadah terhadap pribadi manusia rohani Kristen. Rumusan Masalah Berkenaan dengan latar belakang masalah diatas, maka perlu untuk merumuskan masalah-masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu untuk memperdalam pemahaman terhadap doktrin Tritunggal, pertanyaan-pertanyaan itu antara lain: 1. Apa arti Teologi Ibadah ? 2. Bagaimana Pokok-Pokok Teologi Ibadah ? 3. Apa kata Alkitab berkaitan dengan Ibadah ? 4. Apa implikasi ajaran Teologi Ibadah terhadap orang Kristen masa kini ? Maksud dan tujuan penulisan Maksud penulisan makalah ini adalah 1. mengetahui apa arti Teologi Ibadah 2. mengetahui Pokok-Pokok Pengajaran Teologi Ibadah 3. mengetahui apa kata Alkitab tentang Ibadah 4. mengetahui lmplikasi ajaran Teologi Ibadah terhadap orang Kristen masa kini Sistematika penulisan Pada bagian ini akan diuraikan secara besar Sistematika Penulisan berupa uraian dari tiap-tiap bab pembahasan. Adapun garis besar dari tiap-tiap pembahasan tersebut antara lain:



2



Bab I



Dalam bab ini diuraikan suatu pendahuluan dari penelitian yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penulisan, dan Sistematika Penulisan.



Bab II. Dalam bab ini diuraikan mengenai Definisi arti Teologi Ibadah dari penelitian yang meliputi arti secara teoritis dari Teologi Ibadah serta Pokok-Pokok Pengajaran teologi Ibadah. Bab III. Dalam bab ini diuraikan mengenai Tinjauan Alkitab mengenai Teologi Ibadah dari penelitian yang



meliputi Pernyataan Alkitab mengenai



Ibadah yang dibagi dalam dua pembahasan: Pernyataan Perjanjian Lama dan Pernyataan Perjanjian Baru. Bab IV. Dalam bab ini diuraikan mengenai implikasi teologi ibadah bagi orang Kristen masa kini dari penelitian yang meliputi hubungan teologi ibadah terhadap orang Kristen masa kini dan dampak teologi ibadah bagi orang Kristen masa kini. Bab V. Dalam bab ini, setelah melakukan berbagai penelitian, akan ditarik kesimpulan, dan juga saran untuk makalah ini.



3



BAB II LANDASAN TEORETIS 1. Arti dari Teologi Ibadah 1.1 Arti Ibadah. Ibadah berasal dari kata Ibrani aboda yang artinya melenturkan tubuh hingga ketanah, seperti orang bersujud. Kata yang sama artinya ialah shachah yang artinya menyembah atau mencium tangan.1 Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk ibadah ialaha proskuneo yang artinya sama dengan aboda, yaitu melenturkan badan hingga ke tanah.2 Selain itu menurut wikipedia, Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab. Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti: perbuatan atau pernyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama; segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya; upacara yang berhubungan dengan agama.3 Definisi Bahasa Arab dari Ibadat Adalah perendahan diri, ketundukan dan kepatuhan4 Kusuma mempunyai pemahaman bahwa, menurut kepercayaan dan Iman umat Kristiani ibadah adalah segala aktivitas, perbuatan, perkataan, dan pikiran yang ditujukan demi kemuliaan nama Kristus dan dapat mengusir Iblis. 5 Ada dua penekanan yang diberikan oleh Kusuma bahwa Ibadah juga menunjukkan kepada memuliakan nama Allah serta mengusir kehadiran Iblis dalam Ibadah, mungkin pendapatnya menunjuk kepada Ibadah yang suci, kudus, dan benar sehingga iblis tidak dapat berada dalam Ibadah yang menyembah dan memuliakan Allah.



1



Edi Suranta Ginting, “teologi ibadah” https://gerejagiki.wordpress.com/2013/02/27/teologiibadah/ no.pp.1. online, Internet, Accessed May 4, 2016 2 Ibid. 3 _______________,”Ibadat” https://id.wikipedia.org/wiki/Ibadat?oldid=11672776 no.pp.1. online, Internet, Accessed July 11, 2016 4 Ibid. 5 Surya Adhy Kusuma, Makna Sebuah Gereja, Ibadah, dan Iman Kristiani (Yogyakarta: Gereja Bethany, 2005) hlm 23



4



Bartel menjelaskan sebagai berikut, seorang yang beribadah adalah seorang yang riang – hal itu sudah menjadi pahala. Amsal 17 : 22 berbunyi, “hati yang gembira adalah obat yang manjur”. Mazmur 128 : 1 mengatakannya demikian, “Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan.”6 1.2. Arti Teologi. Teologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu, theos yang artinya Tuhan; Allah, dan logia yang artinya kata-kata; ucapan; atau wacana. Dari dua suku kata ini dapat disimpulkan pengertian, wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan. Atau teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. 7 Drewes mengutip kamus besar bahasa Indonesia mengenai arti dari Teologi yaitu, pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat-sifat Allah, dasar-dasar kepercayaan kepada Allah dan agama terutama berdasarkan pada kitab-kitab suci).8 Selain pengertian ini, Teologi Kristen itu berarti upaya untuk memahami Allah sebagaimana yang diwahyukan dalam Alkitab.9 Drewes dan Julianus menempatkan Teologi sebagai ilmu yaitu, Ilmu Teologi adalah bidang studi ilmiah yang melayani gereja yang diutus kedalam dunia dalam usahanya untuk memahami dan menghayati Karya Allah, sesuai dengan Firman Allah yang hidup; hal ini berarti bahwa ilmu teologi secara kritis meninjau praktik dan misi gereja dalam terang kebenaran Firman Allah.10 Belajar teologi tidak lebih dari upaya seseorang menggali Firman Allah lebih dalam untuk menemukan apa yang Allah ungkapkan mengenagi diri-Nya sendiri. Ketika kita melakukan hal ini, kita mengenal Dia sebagai Pencipta segalanya, Pemelihara dari segalanya dan Hakim atas segalanya.11



6



Judy Bartel, Penyembahan Orang Kristen, (Malang: Gandum Mas, 1981), hlm 13 _______________, “teologi” https://id.wikipedia.org/wiki/Teologi?oldid=8072059 no.pp.1. online, Internet, Accessed July 11, 2016 8 B.F.Drewes & Julianus Mojau, Apa Itu Teologi ? , (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hlm 16 9 _______________,”Apa Itu Teologi?” http://www.gotquestions.org/Indonesia/Printer/definisiteologia-PF.html no.pp.1. online Internet, Accessed July 11, 2016 10 B.F.Drewes & Julianus Mojau, Apa Itu Teologi ? , (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hlm 17 11 Ibid. 7



5



1.3 Arti Teologi Ibadah menurut Theolog. Teologi Ibadah ialah teologi yang menjadikan ibadah sebagai cara utama untuk menyembah Allah dan cara dalam menjalani kehidupan beriman.12 Selain itu, Ibadah adalah ekspresi berupa tindakan yang dilakukan oleh seseorang.13 Menurut Peter Brunner menjelaskan ibadah dengan kata Gottesdienst atau ibadah memiliki pengertian pelayanan Allah kepada manusia dan sebaliknya pelayanan manusia kepada Allah.14 Menurut Jean-Jacques von Allemen, Ibadah Kristen adalah sebuah rekapitulasi (atau pengulangan dari apa yang telah dibuat Allah). Ibadah adalah pemulihan dan penegasan secara baru proses sejarah penyelamatan yang telah mencapai titik puncaknya dalam intervensi Kristus kedalam sejarah manusia dan melalui peringkasan serta penegasan yang selalu diulang ini Kristus melanjutkan karya penyelamatan-Nya melalui karya Roh Kudus. Ibadah adalah epifani (penampakan diri) gereja yang karena menyimpulkan sejarah keselamatn memapukan gereja untuk menjadi dirinya sendiri untuk menjadi sadar akan dirinya dan untuk mengakui apa yang sebenarnya esensial. 15 Ibadah juga adalah bentuk ancaman penghakiman dan pengharapan kepada dunia. Tiga kata kunci untuk pemahaman von Allmen adalah rekapitulasi, epifani, dan penghakiman. Dari tradisi anglo-Katolik Evelyn Underhill dalam bukunya Worship mengekspresikan sejumlah konsep tentang ibadah adalah tanggapan ciptaan kepada Yang Abadi. Upacara merupakan ekspresi emosi keagamaan, Ibadah Kristen adalah tindakan supranatural yang melibatkan tanggapan khas terhadap pernyataan yang khas.16 Dari pandangan Ortodoks Profesor George Florovsky menjelaskan bahwa Ibadah Kristen adalah jawaban manusia terhadap panggilan ilahi dari tindakan Allah yang penuh kuasa dan berpuncak melalui tindakan pendamaian dari Kristus.



12



Edi Suranta Ginting, “teologi ibadah” https://gerejagiki.wordpress.com/2013/02/27/teologiibadah/ no.pp.1. online, Internet, Accessed May 4, 2016 13 James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), hlm 1 14 Peter Brunner, Worship in the Name of Jesus, (Concordia Publishing House, 2004), hlm 1 15 Jean-Jacques von Allemen, Worship: Its theology and practice, (Oxford University Press, 1965), hlm 16 James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hlm 9



6



Menjadi orang Kristen dan menjalankan ibadah adalah dengan melakukan persekutuan, berada dalam suatu komunitas di dalam Gereja.17 Dari pandangan Kusuma, makna secara keseluruhan dari ibadah dalam kristiani adalah suatu wujud hubungan antar Tuhan dengan gereja, hubungan ini bersifat dua arah sehingga ibadah ini juga merupakan komunikasi Tuhan dan jemaat-Nya.18 Dari pandangan Wardani, jadi Ibadah bukan hanya sebagai pengalaman filosofis dan intelektual semata, tetapi juga melibatkan perasaan dan tindakan manusia.19 Dari pandangan Bartel, Beribadah kepada Allah adalah seperti batu permata, karena kita menjadi kaya secara rohani. Dan, seperti permukaan permata yang bersegi-segi, demikian pula ibadah ada bermacam-macam segi.20 2. Pokok-Pokok Pengajaran Teologi Ibadah Banyak pemahaman yang dapat kita peroleh dari pendapat para ahli mengenai pokok-pokok pengajaran Teologi Ibadah, namun dari pemahaman tersebut membawa kepada pengertian yang hampir sama yaitu, Ibadah merupakan persekutuan antara manusia ciptaan terhadap Allah pencipta. Menurut Aktivitasnya, Aktivitas ibadah kristiani biasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu Pujian – Penyembahan, dan Khotbah. Pujian – Penyembahan mempunyai makna bahwa gereja memberikan ungkapan iman dan syukur kepada Tuhan melalui nyanyian, tarian-tarian, dan doa. Sedangkan Khotbah memiliki makna bahwa Tuhan berbicara kepada gereja-Nya melalui pengkhotbah/Pendeta dalam penyampaian Firman-Nya.21 2.1 Pokok-Pokok Pengajaran Dasar. 17



James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hlm 10 Surya Adhy Kusuma, Makna Sebuah Gereja, Ibadah, dan Iman Kristiani (Yogyakarta: Gereja Bethany, 2005) hlm 23 19 Laksmi Kusuma Wardani, Simbolisme Liturgi Ekaristi Dalam Gereja Katolik – Sebuah Konsepsi dan Aplikasi Simbol, Dimensi Interior Vol 4, No. 1, Juni 2006, hlm 18 20 Judy Bartel, Penyembahan Orang Kristen, (Malang: Gandum Mas, 1981), hlm 10 21 Surya Adhy Kusuma, Makna Sebuah Gereja, Ibadah, dan Iman Kristiani (Yogyakarta: Gereja Bethany, 2005) hlm 23 18



7



Jika dilihat dari pokok pengajaran dasar sesuai dengan pengertian Firman Tuhan dan bahasa asli Firman Tuhan maka pengajaran tentang Teologi Ibadah terdiri dari: 1. Rasa Hormat dan Tanda Kesetiaan. Pengertian Ibadah ini sesuai dengan bahasa Ibrani Sher’et yang bermakna, ungkapan perasaan hormat dan kesetiaan dalam pengabdian kepada majikan. Dengan kata lain, sikap Ibadah yang benar adalah adanya penghormatan kepada Allah serta sikap setia untuk terus menyembah kepada-Nya seperti layaknya seorang budak kepada tuannya.22 2. Melayani atau melakukan pelayanan. Pengertian Ibadah ini sesuai dengan bahasa Yunani Liturgia yang bermakna, melayani, melakukan dinas atau memegang jabatan.23 Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa sikap Ibadah yang benar adalah adanya sikap untuk melayani, dan memegang jabatan gerejawi untuk melakukan suatu pelayanan. Kata liturgia lebih dikenal dalam kalangan Kristen sebab kata ini digunakan dalam ibadah gereja, bahkan tidak jarang ada yang berpendapat bahwa liturgi adalah tata ibadah itu sendiri. 3. Mempersembahkan. Pengertian Ibadah ini sesuai dengan bahasa Yunani Latreia yang bermakna, pelayanan atau mempersembahkan seluruh tubuh (Roma 12:1). Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa sikap Ibadah yang benar adalah adanya sikap untuk melakukan pelayanan kepada Allah dan mempersembahkan tubuh ini untuk melayani-Nya. 4. Ketaatan seorang hamba. Pengertian Ibadah ini sesuai dengan bahasa yunani Proskunein yang bermakna, merebahkan diri untuk menyembah dan bersujud (Wahyu 5 : 14). Ini adalah penggambaran posisi tubuh yang nyata dari ibadah yang digambarkan lewat kata kerja.24 Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa sikap ibadah menunjukkan 22



Cunha Bosco Da, O.Cram, Teologi Liturgi Dalam Hidup Gereja, (Malang: Dioma, 2004), hlm 16 23 G. Riemer, Cermin Injil, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995), hlm 9-10 24 James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hlm 35



8



status kita dihadapan Tuhan yaitu, kita adalah hamba-Nya dan Ia adalah Tuan besar kita. Dengan sikap seperti ini, kita sadar bahwa hidup kita tidak ada apaapa yang harus dipertahankan baik itu jabatan, hak, jati diri, dan sebagainya. Karena segala sesuatu telah diambil alih oleh Tuhan dan tugas kita adalah taat. 2.2 Pokok-Pokok Sikap Jemaat Dalam Beribadah menurut Teologi Reformasi Melalui uraian singkat teks Ibrani 10 : 19 – 22, maka ada beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama, khususnya mengenai hal yang berkaitan dengan sikap jemaat dalam beribadah dalam konteks pemahaman Teologi Reformed. 1. Berpusat dan Berdasarkan Pada Yesus Kristus. Sikap jemaat dalam beribadah, hendaknya menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat dan dasar dalam kegiatan ibadahnya. Yesus Kristus telah menggenapi seluruh gambaran dalam ibadah Perjanjian Lama di Tabernakel dan Bait Allah dengan jalan inkarnasi-Nya. Kehadiran Allah menjadi nyata di dalam pribadi Kristus yang telah menjadi manusia. Karena itu, ibadah kepada Allah hanya mungkin terjadi hanya di dalam Tuhan Yesus Kristus. 2. Berfokus pada Firman Tuhan. Kerinduan terbesar bagi umat Israel dalam melaksanakan ibadah adalah kehadiran Tuhan dan mendengarkan sabda-Nya. Ketika Tuhan Allah berfirman maka ada sikap hormat, kegentaran, dan sekaligus kesukaan. John Calvin juga menekankan dalam pandangannya mengenai karakteristik dalam Liturgi ibadah diantaranya adalah bahwa Calvin setuju dengan Pemberitaan Firman tanpa sakramen. Namun, Calvin tidak pernah setuju dengan pelayanan sakramen tanpa pemberitaan dan pengajaran Firman Tuhan. Karena itu, dalam Teologi Reformed, sakramen selalu berlangsung dalam konteks pemberitaan dan pengajaran Firman Tuhan. Pemberitaan Firman Allah menurut Calvin, diberi porsi waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan unsur-unsur yang lain dalam liturgi kebaktian.



9



Seluruh aspek kehidupan kekristenan haruslah menempatkan Alkitab sebagai dasar dan sumber utama tanpa terkecuali ibadah. Ibadah yang menempatkan Alkitab di bawah unsur-unsur ibadah lainnya bukanlah ibadah yag melayani Allah melainkan ibadah tanpa Allah. 3. Berdampak Pada Kehidupan Yang Kudus. Ibadah bukan sekedar prosesi ritual rutinitas tetapi ibadah adalah pertemuan khusus manusia dengan Allah maka haruslah ia kudus. Namun ibadah boleh terjadi atas dasar pengorbanan Kristus yang sudah membukakakn jalan masuk kepada hadirat Allah. Darah Kristus menyucikan setiap orang percaya sehingga dengan hati yang tulus menyembah Allah dalam kekudusan (Ibrani 10 : 22). Kekudusan hidup adalah hal yang terpenting dalam persekutuan gereja Calvinis. Kekudusan dalam ibadah adalah suatu keharusan karena Allah kudus dan Dia menghendaki umat-Nya hidup dalam kekudusan ini.



10



BAB III TINJAUAN ALKITAB MENGENAI IBADAH Konsep tentang ibadah adalah suatu konsep yang sangat luas. Di dalam Alkitab, banyak sekali bentuk-bentuk maupun konsep-konsep ibadah yang dijelaskan dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tetapi satu hal yang sama adalah bahwa konsep ibadah dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, adalah berbicara mengenai pelayanan. 1. Tinjauan Perjanjian Lama Mengenai Ibadah 1.1 Ibadah Dalam Perjanjian Lama Konsep ibadah muncul dalam Perjanjian Lama dimulai dari peristiwa Habel memberikan persembahan kepada Allah (Kejadian 4 : 4). Contoh cara yang dilakukan dalam menyembah Allah adalah dengan memberikan korban bakaran (Kejadian 8 : 20). Dari ibadah secara pribadi berkembang ibadah secara umum atau bersama-sama yang dilakukan oleh bangsa Israel. Suatu contoh, Allah memberikan cara bagaimana bangsa itu dapat bertemu dengan-Nya. Allah memberikan tempat ibadah Tabernakel di mana Israel dapat menghadap Allah yang mahakudus dan di tempat itu Allah akan bertemu dengan Israel (Keluaran 25 : 22; 29:42, 43; 30:6, 36). Dalam perkembangannya, beribadah dalam kemah pertemuan dan Bait Suci adalah yang terutama. Orang-Orang Israel yang beribadah bersama menaikkan doa-doa secara bersama untuk mengungkapkan ucapan syukur dan penyembahan mereka kepada Allah (Ulangan 11 : 13). Meskipun Bait Suci dibinasakan dan masyarakat Yahudi dibuang ke Babel, ibadah tetap merupakan suatu kebutuhan dan untuk memenuhi kebutuhan itu diciptakanlah kebaktian sinagoge yang terdiri dari: 1. Shema. 2. Doa-Doa. 3. Pembacaan Kitab Suci.



11



4. Penjelasan. Selain tempat ibadah, orang Yahudi memiliki kalender upacara agamawi yang dianggap penting, yaitu: 1. Hari Raya Paskah (Keluaran 12 : 23-27) 2. Hari Raya Perdamaian (Imamat 16 : 29-34) 3. Hari Raya Pondok Daun dan Hari Raya Roti Tidak Beragi (Keluaran 12 : 14-20) 1.2 Prinsip-Prinsip Dalam Elemen-Elemen Ibadah Perjanjian Lama Prinsip-prinsip dalam elemen-elemen ibadah perjanjian lama yang masih dipelihara pada masa setelah perjanjian lama adalah: 1. Ibadah adalah panggilan Allah. Allah yang memanggil umat-Nya untuk bertemu dengan-Nya; 2. Umat Tuhan diatur dalam satu tanggung jawab terstruktur. Artinya ada yang bertanggung jawab. Musa adalah pemimpin. Tetapi untuk mengatur ibadah dan lain-lainya adalah tugas Harun, Nadab, Abihu. 70 tua-tua Israel, pemuda dan umat. Dengan kata lain, elemen kedua adalah soal partisipasi dalam ibadah; 3. Pertemuan antara Allah dan Umat bersifat proklamasi Firman. Allah berbicara kepada umat-Nya dan memperkenalkan diri-Nya kepada mereka. Hal ini berarti ibadah belumlah lengkap tanpa mendengar Firman Tuhan; 4. Umat setuju dan menerima perjanjian dengan syarat-syaratnya yang memberi makna kepada komitmen umat secara subjektif untuk mendengar dan taat kepada Firman Allah. Dengan kata lain, aspek penting dalam ibadah disini adalah pembaharuan komitmen pribadi secara terus menerus. Di dalam ibadah umat Tuhan membaharui janji yang telah ada antara Allah dan umat-Nya sendiri. 5. Puncak hari pertemuan itu ditandai dengan simbol pengesahan, satu meterai perjanjian. Dalam Perjanjian Lama Allah selalu menggunakan darah



korban



sebagai



materai



hubungan-Nya



dengan



manusia.



Pengorbanan ini menunjuk kepada korban Yesus Kristus.



12



2. Tinjauan Perjanjian Baru Mengenai Ibadah 2.1 Ibadah Dalam Perjanjian Baru Pada mulanya, jemaat berkumpul setiap hari dan ibadah bersifat spontan. Pola ini rupanya dianggap ideal, karena ketika Paulus melukiskan jalannya suatu pertemuan jemaat, ia menggambarkan bentuk ibadah yang memberi kesempatan berpartisipasi bagi banyak orang yang dibimbing Roh, bahkan bagi semua anggota jemaat (1 Korintus 14:26-33). Inilah cara ibadah yang biasa dilakukan pada waktu jemaat berkumpul di rumah anggota jemaat. Tetapi ketika jemaatjemaat makin bertambah besar, tidak mungkin lagi orang-orang Kristen berkumpul dalam lingkungan informal seperti itu.25 Ibadah dalam Bait Allah dan sinagoge juga terdapat di dalam Perjanjian Baru dan dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Tuhan Yesus juga ada dalam dua tempat tersebut. Selain itu, jemaat mula-mula juga berkumpul untuk beribadah di Bait Allah (Kis 2 : 46). Yang membedakan adalah bahwa Yesus tidak lagi menekankan ibadah sebagai suatu tempat, tetapi Dia menekankan bahwa ibadah adalah sungguhsungguh memberikan hidup dan hati kepada Allah. Jadi ibadah yang sebenarnya adalah suatu pelayanan yang dipersembahkan kepada Allah tidak hanya dalam arti beribadah di Bait Suci, tetapi juga dalam arti pelayanan kepada sesama (Contoh: Yak 1:27) Setelah periode Yesus, terjadi perubahan dalam hal ibadah. Suatu contoh, dalam Kisah Para Rasul 20 :7 dituliskan tentang perubahan waktu ibadah yang dilakukan oleh orang Kristen yaitu pada hari pertama dalam suatu minggu (hari minggu). Perjamuan kasih dan perjamuan Tuhan adalah hal-hal yang lazim dilakukan dalam ibadah Kristen (1 Kor 11 : 23-28).



25



John Drane, Memahami Perjanjian Baru : Pengantar historis-teologis, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), hlm 450



13



Di bawah hukum Perjanjian Baru (Hukum Kristus), Allah memberikan hukum yang sempurna sebagai pedoman (penuntun) dalam ibadah umat manusia yang menyangkut kehidupan spiritual (hubungan dengan Allah). Perjanjian baru menyatakan kepada kita dengan jelas bagaimana seharusnya ibadah itu dilakukan. Yesus berkata bahwa ibadah itu harus dilakukan di dalam kebenaran (Yohanes 4:24). Apabila kita melihat tulisan Yohanes lainnya jelaslah bahwa yang dimaksud dengan kebenaran adalah sesuai dengan Firman Allah. Karena Yohanes berkata bahwa Firman Allah adalah kebenaran (Yohanes 17:17); dan kebenaran itu dapat dimengerti dan akan memerdekakan (Yohanes 8 : 32).26



BAB IV 26



_________,”Ibadah Jemaat – Kebenaran Bagi Dunia” http://kebenaranbagidunia.org/ibadahjemaat no.pp.3. online Internet, Accessed August 1, 2016



14



IMPLIKASI AJARAN TEOLOGI IBADAH Implikasi Bagi Jemaat Masa Kini Setelah diuraikan mengenai Teologi Ibadah, terminologi pengertian, pandangan Firman Tuhan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta, serta elemen Teologi Ibadah, tidak lengkap jika Teologi Ibadah dijabarkan hanya sekedar Teoritis saja namun, ada baiknya jika penulis mengusulkan suatu implikasi yang dapat dipraktekkan dalam jemaat masa kini. Ibadah adalah hal utama yang tidak dapat dipisahkan dari penyembahan kepada Allah. Dalam Kekristenan Ibadah harus menjadi bagian di dalam aktivitas seorang Kristen. Pada masa Perjanjian Lama, ibadah memang dilakukan di dalam suatu sarana tempat ibadah. Begitu juga dengan Perjanjian Baru dimana, masih ditekankan adanya sinagoge dan Bait Allah. Namun Yesus memberikan penjelasan bahwa Ibadah tidak hanya dibatasi oleh tempat pelaksanaannya atau cara melaksanakannya. Tetapi Ibadah yang benar atau dengan kata lain yang sejati, adalah ibadah yang mempersembahkan tubuh kita sebagai milik Kristus yaitu persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Elemen ibadah memang beragam, juga bergantung dari liturgi yang dipakai dan diterapkan namun, ada baiknya jikalau ibadah dilakukan dalam batas kesopanan dan keteraturan seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 14 : 40. Sinagoge dan bait Allah telah digantikan oleh hati dan diri kita yang telah dikuduskan oleh Allah. Sehingga Allah mengatakan bahwa Ibadah dimulai dari hidup kita sebagai orang percaya. Tubuh ini adalah bait Roh Kudus yang dijaga dan dipelihara bagi kemuliaan nama Tuhan (1 Korintus 6 : 19). Melihat dari sisi persekutuan, seorang Kristen tidak hanya cukup mendalami arti keselamatannya dalam hal pribadi saja, walaupun itu baik namun Tuhan Yesus memakai Rasul Paulus untuk menjelaskan bahwa pertemuan-pertemuan Ibadah atau dapat dikatakan sebagai persekutuan orang percaya harus dilakukan sebagai wadah untuk saling menasihati, dan semakin giat untuk mempersiapkan hari Tuhan yang akan datang (Ibrani 10:25). Hal inilah yang memperjelas dan



15



memberikan jawaban bagi pertanyaan bahkan pernyataan yang mengatakan tidak diperlukannya ibadah rutin hari minggu ataupun persekutuan doa yang rutin.



16



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Ibadah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang percaya, bahkan ada semboyan yang mengatakan bahwa “Aku Percaya Maka Aku Beribadah” sikap ibadah kita menjadi tolak ukur kepercayaan kita kepada Tuhan. Semakin giatnya kita melakukan kegiatan ibadah maka semakin hidup kita mengalami pengenalan yang benar akan Allah yang hidup. Ibadah tidak hanya sekedar elemen-elemen dasar yang ada didalam ataupun disekitarnya. Ibadah merupakan hubungan antara Manusia yang percaya kepada Allah dan kepercayaannya dijelaskan dalam bentuk pengajaran-pengajaran yang benar didalam Ibadah. Jikalau kita takluk dan gentar kepada Tuhan kita yang hidup, maka arti keselamatan, arti kehidupan, dan arti Kekekalan sudah dialami saat kita beribadah. Teologi Ibadah mengarahkan kita untuk mengalami semua arti tersebut. Saran Penulis memberikan beberapa saran yang dianggap perlu kepada orang percaya kepada Hamba Tuhan, kepada gereja antara lain: 1. Kepada orang percaya secara keseluruhan. Marilah kita mengalami arti ibadah yang benar sebagai tolak ukur kepercayaan kita kepada Tuhan. Jangan jauhkan hidup orang percaya dari ibadah karena dalam ibadah kita menjalin praktek hubungan antara Allah dan manusia. 2. Kepada Hamba Tuhan. Sebagai Hamba Tuhan, Tuhan menuntut kita untuk membawa pengajaran Teologi Ibadah kepada sisi yang benar sesuai dengan Teologi yang berdasarkan kepada Firman Tuhan. Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan terbatasnya konsep yang disimpulkan oleh penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



17



DAFTAR PUSTAKA Bartel, Judy, Penyembahan Orang Kristen, Malang: Gandum Mas, 1981 Brunner, Peter, Worship in the Name of Jesus, ______: Concordia Publishing House, 2004 Da, Cunha Bosco, Teologi Liturgi Dalam Hidup Gereja, Malang: Dioma, 2004 Drane, John, Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005 Kusuma, Surya Adhy, Makna Sebuah Gereja, Ibadah, Dan Iman Kristiani, Yogyakarta: Gereja Bethany, 2005 Mojau, Julianus & Drewes, B.F., Apa Itu Teologi ?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007 Riemer, G, Cermin Injil, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995 Von Allemen, Jean-Jacques, Worship: Its theology and practice, _____: Oxford University Press, 1965 Wardani, Laksmi Kusuma, Simbolisme Liturgi Ekaristi Dalam Gereja Katolik – Sebuah Konsepsi dan Aplikasi Simbol, Dimensi Interior Vol 4, No 1, 2006 White, F. James, Pengantar Ibadah Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011



18



Internet Akses: Edi Suranta Ginting, Teologi Ibadah `https://gerejagiki.wordpress.com/2013/02/27/teologi-ibadah/ no pp.1. Online internet, Accesed, May 4, 2016 ______, Apa Itu Teologi ? `https://www.gotquestions.org/Indonesia/Printer/definisi-teologia-PF.html no pp.1. Online internet, Accesed, July 11, 2016 ______, Ibadat `https://id.wikipedia.org/wiki/Ibadat?oldid=11672776 no pp.1. Online internet, Accesed, July 11, 2016 ______, Ibadah Jemaat – Kebenaran Bagi Dunia ‘http://kebenaranbagidunia.org/ibadah-jemaat no.pp.3. online Internet, Accessed August 1, 2016 ______, Teologi `https://id.wikipedia.org/wiki/Teologi?oldid=8072059 no pp.1. Online internet, Accesed, July 11, 2016



19