Makalah Teori Belajar Sibernetik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

i



MAKALAH TEORI BELAJAR (Teori Belajar Sibernetik) Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Teori Belajar



Oleh: Kelompok 5 Nama Anggota Kelompok: Erika Arifiana Riski Nur Agustin



(190220104004) (190220104016)



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Belajar Sibernetik”. Dan saya berterima kasih kepada Bapak Dr. Supeno dan Ibu Dr. Jekti Prihatin M.Si selaku dosen mata kuliah Teori Belajar yang telah memberikan bimbingan yang berharga dalam penyususnan makalah teori belajar sisbernetik ini, sehingan dapat terselesaikan dengan baik. Kami sangat berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi khalayak khsusunya dan bagi pembaca umumnya. Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami, sehingga makalah teori belajar ini dapat terselesaikan. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata ataupun pengucapan yang kurang berkenan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. “Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun”.



Jember, September 2019



Penyusun



iii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI.............................................................................................. iii BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1 1.3 Tujuan ......................................................................................... 2 BAB 2. PEMBAHASAN ............................................................................. 3 2.1 Pengertian Teori Belajar Sibernetik ........................................... 3 2.2 Belajar Menurut Teori Sibernetik ............................................... 3 2.3 Tokoh Teori Belajar Aliran Sibernetik......................................... 6 2.4 Aplikasi atau Pemrosesan Teori Sibernetik ................................ 8 2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Sibernetik .............................. 10 BAB 3. PENUTUP ..................................................................................... 12 3.1 Kesimpulan ................................................................................. 12 3.2 Saran ........................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16



1



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah lingkungan di sekitar individu baik dalam bentuk alam sekitar (natural) maupun dalam bentuk hasil ciptaan manusia (cultural) (Tim UPI, 2013). Upaya membangun sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik manusiadan masyarakat masa depan yang dikehendaki. Karakteristik manusia masa depanyang dikehendaki tersebut adalah menusia-manusia yang memiliki kepekaan,kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan,mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus menerusuntuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri yaitu suatu proses … (to)learn to be. Mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luasdan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan bangsanya (Raka Joni, 1990). Ada beberapa pijakan teori yang dapat dijadikan pegangan agar pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satunya yakni teori sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relative baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsurunsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami suatu pengetahuan dari luar melalui proses pengolahan informasi.



2



1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian belajar menurut teori sibernetik secara umum? 2. Bagaimana teori belajar menurut beberapa tokoh aliran sibernetik? 3. Bagaimana aplikasi atau pemrosesan informasi menurut teori sibernetik? 4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan teori belajar sibernetik?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian belajar menurut teori sibernetik secara umum. 2. Untuk mengetahui teori belajar menurut beberapa tokoh aliran sibernetik. 3. Untuk mengetahui aplikasi atau pemrosesan informasi menurut teori belajar sibernetik. 4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar sibernetik.



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Teori Belajar Sibernetik Istilah sibernetika/sibernetik atau dalam Bahasa inggris disebut cybernetics berasal dari Bahasa Yunani Kuno, kybernetes yang berarti pilot, jurumudi, kemudi, atau gubernur, akar kata yang sama dengan pemerintah. Bidang ini menjadi disiplin ilmu komunikasi yang berkaitan dengan mengontrol mesin computer. Istilah tersebut dipakai pertama kali ole Louis Couffgnal pada tahun 1958. Dalam perkembangannya, sibernetik menjadi segala sesuatu yang berhubungan dengan internet, kecerdasan buatan, dan jaringan komputer. Sibernetik pertama kali dipopulerkan oleh Nobert Wiener, seorang ilmuwan dari Massachusetts Institut of Technology (MIT), untuk menggambarkan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Istilah sibernetik digunakan untuk menggambarkan cara umpan balik (feedback) memungkinkan berlangsungnya proses komunikasi. Sibernetik (cyebernetic) menurut Abror yaitu suatu ilmu pengetahuan yang mempersoalkan prinsip pengendalian komunikasi yang diterapkan dalam fungsi organisme atau mesin yang majemuk, dalam hal ini sering disamakan artinya dengan umpan balik. Menurut Budiningsih, teori belajar sibernetik adalah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi.



2.2 Belajar Menurut Teori Sibernetik Menurut teori belajar sibernetik, belajar adalah mengolah informasi (pesan pembelajaran), proses belajar sangat ditenukan oleh system informasi. Teori ini hamper sama dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses pembelajaran dibandingkan hasil belajar, namun perbedaannya adalah teori belajar sibernetik lebih mementingkan system informasi yang diproses yang akan dipelajari oleh siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Dengan kata



4



lain, sistem informasi dipandang sangat memegang oeranan penting dalam memudahkan penyampaian materi pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Teori belajar sibernetik membantu siswa dalam mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi peserta didik, terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan



informasi.



Proses



pengolahan



informasi



merupakan



suatu



pendekatan dalam belajar yang mengutamakan berfungsinya memori. Model proses pengolahan informasi memandang memori manusia seperti komputer yang mengambil atau mendapatkan informasi, mengelola, dan mengubahnya dalam bentuk serta isi, kemudian menyimpannya dan menampilkan informasi ketika dibutuhkan. Asumsi dasar model pemrosesan informasi dalam teori sibernetik antara lain ;  Antara stimulus dan respons terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi yang pada masing-masing tahapan dibutuhkan waktu tertentu. 



Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami peubahan bentuk ataupun isinya.







Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas. Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen



struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol) antara lain: 1. Sensory Memory/ Sensory Register (SM/SR) Sensory memory (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Dalam SR, informasi ditangkap dalam bentuk asli, hanya dapat bertahan dalam waktu yang snagat singkat, dan mudah terganggu atau berganti. Gambarannya sebagai berikut; suatu informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi



5



tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut sensory memory atau ingatan indrawi. 2. Short Term Memory (STM) Short term memory (STM) merupakan bagian dari memori manusia komponen kedua yang menyimpan informasi menjadi pikiran-pikiran. Informasi yang diterima oleh seseorang dan mendapatkan perhatian kemudian dikirim ke sistem memori STM. Salah satu cara untuk menjaga ingatan terhadap informasi dalam STM yaitu mengulang dengan latihan (rehearsal). Oleh karena itu, latihan sangat penting dalam proses belajar. Tanpa diulang dan dilatih, informasi akan hilang begitu saja. Apalagi jika mendapatkan informasi lain yang baru dan lebih kuat, maka informasi yang pertama akan mudah hilang. Kapasitas STM ini sangat terbatas, kira-kira 5-9 bits informasi yang dapat disimpan pada saat yang sama. Akibatnya, manusia hanya dapat membedakan 5-9 informasi pada waktu bersamaan. Misalnya, kita kesulitan mengingat nomor telepon lebih dari 9 digit tanpa meulang-ulang dalam menggunakan nomor tersebut. 3. Long Term Memory (LTM) Long term memory (LTM) merupakan bagian dari sistem memori manusia yang menyimpan informasi untuk sebuah periode yang cukup lama. LTM diperkirakan memiliki kapasitas yang sangat besar dan lama untuk menyimpan informasi, namun hanya sedikit yang diaktifkan. Sebab, hanya informasi yang ada dan sedang dipikirkan yang dikerjakan oleh ingatan atau memori. Informasi yang diperoleh dalam jaringan kerja ini melalui spread of activation, yaitu pencarian kembali informasi berdasarkan keterangannya dengan informasi-informasi yang lain. Informasi yang tersimpan dalam LTM tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan



6



lupa pada tahap ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan. 2.3 Tokoh Teori Belajar Sibernetik Teori sibernetik digagas oleh beberapa tokoh, diantaranya yakni Lev N. Landa, Pask dan Scott. Berikut uraiain dari ketiga tokoh tersebut : 1. Lev N. Landa Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Lev N. Landa. Ia membedakan ada macam proses berfikir, yaitu proses berfikir algoritmik dan proses berfikir heuristic. Uraian dari masing-masing proses berfikir tersebut : a. Proses Berfikir Algoritmik Merupakan proses berfikir sistematis, tahap demi tahap, linier, konveregen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Landa menyebutkan bahwa proses algoritmik adalah proses yang terdiri dari serangkaian operasi yang elementer yang terbentuk secaea seragam dan regular dibawah kondisi yang didefinisikan untuk memecahkan berbagai masalah. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu seperti kegiatan menjalanjakn mesin mobil, dalam menjalankan mesin mobil, kegiatan yang dilakukan dijalankan secara berurutan. b.



Proses Berfikir Heuristic



Merupakan cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristic. Contohnya yaitu dalam penemuan cara memecahkan masalah. Dalam pembelajaran biasa dikenal dengan metode problem solving (pemecahan masalah social dari sebuah materi pembelajaran. Landa berpendapat bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang akan dipecahkan (dalam istilah teori sibernetik adalah sistem informasi yang hendak dipelajari) diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur dan linier. Sementara itu, materi pelajaran lainnya akan lebih



7



cepat bila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada peserta didik untuk berimajinasi dan berpikir. 2. Pask dan Scott Sebagai penganut sibernetik, Pask dan Scott memiliki pandangan tersendiri mengenai belajar. Menurut keduanya, proses belajar bergantung pada strategi yang digunakan oleh peserta didik. Tujuan belajar yang dipecah menjadi sub yang lebih kecil agar peserta didik bias focus. Dalam konteks ini pendidik lebih banyak mengajarkan konsep daripada strategi belajar agar peserta didikdapat memahami dan menggunakannya pada situasi lain. Pendidik bertugas sebagai fasilitator yang membimbing peserta didik,bukan menghakimi strategi peserta didik sebagai cara yang tidak dapat diterima. Oleh karenanya, metode yang digunakan yaitu tutorial conversation (pengajaran percakapan). Sebuah metode belajar berbentuk diskusi, dan strategi belajarnya berdasarkan kesepakatan antara pendidik dan peserta didik. Teori belajar menurut teori Pask dan Scott yaitu agar siswa mampu mengkaji materi yang telah dipelajari dan yang telah didapati dai gurunya, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Pask dan Scott, ada 2 macam cara berpikir yaitu : 1.



Serialis Pendekatan serialis yang dikemukakan Pask dan Scott memiliki kesamaan



dengan pendekatan algoritmik. Siswa tipe serialis cenderung berpikir secara algoritmik terutama dalam mempelajari bidang eksakta seperti matematika. Seorang yang memiliki gaya serialis memilih belajar dengan berproses dalam langkah langkah kecil yang logis, berusaha untuk mendapatkan kejelasan pada setiap bagian sebelum melangkah lanjut, mengejar jalur linear dalam tugas pembelajaran serta menghindari penyimpangan. Siswa yang menggunakan strategi penggunaan langkah langkah yang telah ditetapkan secara hirarkis merupakan pembelajaran yang memiliki gaya pengajaran serialis.



8



2.



Wholist Cara berfikir menyeluruh wholist adalah berpikir yang cenderung



melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Siswa tipe wholist atau menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus atau lebih detail. Seorang wholist memilih untuk belajar dalam cara-cara yang berbeda, dan mendekati ide-ide dari sudut pandang yang berbeda pula. Pembelajaran yang menggunakan strategi pengajran yang fleksibel dan kontekstual, tidak terikat oleh langkah langkah hirarkis pentahapan pembelajaran merupakan pembealajar yang memiliki gaya pengajaran holostik. Proses pembelajaran Pask dan Scott ini bias diaplikasikan dalam beberapa siklus yaitu : a. Explanation (penjelasan). Pendidik dapat menjelaskan materi belajar kepada peserta didik secara jelas. b. Justifivation (pembenaran). Pendidik dapat memberikan pembenaran terhadap materi belajar yang telah diterima dan disampaikan oleh peserta didik. c. Evaluation (Evaluasi). Pendidik bias mengevaluasi terhadap materi belajar yang disampaikan kepada peserta didik. d. Agreement (kesepakatan). Pendidik dapat memberikan kesepakatan kepada peserta didik tentang materi belajar yang telah disampaikan.



2.4 Aplikasi atau Pemrosesan Teori Sibernetik Pembelajaran sibernetik didasarkan pada tiga konsep, yaitu : pemrosesan informasi, teori percakapan dan umpan balik. a. Pemrosesan informasi Teori belajar sibernetik berorientasi pada pemrosesan informasi, yaitu bagaimana keterampilan peserta didik dalam mengolah informasi. Di dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal dengan



9



kondisi eksternal peserta didik. Kondisi internal adalah kondisi dalam diri peserta didik yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal serta



Informasi



Reseptor



Sensory Receptors



Shorterms Memory



Longterm Memory



proses kognitif yang terjadi dalam diri peserta didik. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan luar yang mempengaruhi peserta didik dalam proses pembelajaran. Proses pengolahan informasi berlangsung dalam tiga tahap yaitu pengolahan informasi dalam sensor pencatat, kemudian diproses dalam memori jangka pendek STM kemudian ditransfer menuju memori jangka panjang untuk disimpan dan sewaktu-waktu diperlukan dipanggil kembali. Dalam sensor pencatat masukan informasi berlangsung selama kurang dari 1 detik sampai selama-lamanya 4 detik, kemudian menghilang karena diganti atau meluruh. Kebanyakan informasi jarang yang mampu mencapai STM, hanya informasi yang dinilai menarik dan penting yang dilanjutkan ke STM. Sementara itu, memori yang masuk dapat ditahan sampai 20 detik atau lebih jika dilatih terus menerus. STM dapat menyimpan 7 ± 2 jenis informasi. Kapasitas STM dapat ditingkatkan jika sistem informasi dibentuk sebagai keping-keping informasi yang bermakna. Beberapa informasi masuk ke dalam LTM dengan cara memorisasi hafalan dan pembelajaran bermakna. b. Teori percakapan Agar proses pengolahan informasi dapat terjadi maka harus ada interaksi antara guru dan peserta didik. Teori percakapan menunjukkan bahwa interaksi itu diperlukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal. Terdapat tiga komponen utama dalam teori percakapan yaitu: 1). Percakapan tentang “bagaimana” dan “mengapa” dari suatu topik pembelajaran. 2). Percakapan tentang cara belajar ( misalnya, mendiskusikan keterampilan belajar dan merefleksikan pengalaman sebagai pelajar)



10



3). Percakapan tentang tujuan, mengapa harus belajar, dimana penekanannya ialah mendorong peserta didik untuk menerima tanggung jawab pada pembelajarannya. c. Umpan Balik Guru dapat mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang sudah berlangsung maka diperlukan umpan balik dari peserta didik. Umpan balik menjadi bagian yang sangat penting dalam teori sibernetika. Umpan balik membantu guru untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik. Apabila umpan balik yang diterima guru sudah tepat maka proses pembelajaran dapat dilanjutkan. Akan tetapi berbeda jika umpan balik yang diterima tidak tepat maka guru harus kembali pada bagian pembelajaran sebelumnya. Ketiga konsep di atas saling berkaitan satu sama lain. Ketiga konsep tersebut dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dengan maksimal. Aplikasi teori belajar sibernetik dalam proses pembelajaran dapat menerapkan langkah-langkah berikut: a) Memberikan motivasi untuk menarik perhatian peserta didik b) Menentukan tujuan pembelajaran c) Mengkaitkan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari d) Menyajikan materi yang akan dipelajari e) Meminta peserta didik untuk menjelaskan kembali konsep yang telah di mengerti f) Meminta peserta didik untuk melakukan eksperimen atau prosedur praktis lain yang berkaitan dengan peristiwa atau proses tertentu.



2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Sibernetik Pada umumnya, setiap teori belajar memiliki teori dan pandangannya sendirisendiri tentang belajar, khususnya mengenai aplikasi pembelajarannya. Hal ini karena setiap teori belajar memiliki latar belakang kelahiran yang berbeda-beda.



11



Kondisi tersebut membuktikan bahwa setiap teori belajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu pula dengan teori belajar sibernetik, meski terlahir lebih muda dibanding dengan teori-teori lainnya, teori ini juga tidak bisa dipandang sempurna. Ini sudah menjadi hukum alam bahwa sesuatu di dunia tidak ada yang sempurna; selalu ada kekurangan dan kelebihannya. Suatu kelebihan akan membedakan dan memberikan keunggulan di antara teori lainnya. Sedangkan, suatu kekurangan akan menjadi kritik dan masukan untuk perbaikan teori-teori belajar berikutnya. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat dilihat kelebihan dari teori sibernetik diantaranya : a) Setiap peserta didik bisa memilih model belajar yang paling sesuai dengan dirinya. b) Kontrol belajar memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan iramanya. c) Cara berfikir berorientasi pada proses lebih menonjol. d) Umpan balik memberikan gambaran yang jelas mengenai kemampuan yang telah dicapai oleh peserta didik. Meskipun memiliki beberapa kelebihan, teori sibernetik juga memiliki kekurangan yang menjadi kritik banyak ahli. Misalnya, teori ini dikritik karena tidak secara langsung membahas tentang proses belajar sehingga menyulitkan dalam proses aplikasinya. Selain itu, ulasan teori ini cenderung mengarah ke dunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak tanpa mekanisme konsep dan praktik yang jelas. Pengetahuan dan pemahaman terhadap mekanisme konsep-konsep teorinya sangat terbatas sehingga kemampuan untuk menerapkan teori ini juga terbatas.



12



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan 1. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Asumsi lain dari teori sibermetik yakni tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi, dan relevan bagi semua peserta didik. Sebab, cara belajar sangat ditentukan oleh system informasi (penyampaian materi). 2. Menurut teori belajar sibernetik, belajar adalah mengolah informasi (pesan pembelajaran), proses belajar sangat ditenukan oleh system informasi. Teori ini hampir sama dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses pembelajaran dibandingkan hasil belajar, namun perbedaannya adalah teori belajar sibernetik lebih mementingkan system informasi yang diproses yang akan dipelajari oleh siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. 3. Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir yaitu proses berpikir algoritmik dan proses berpikir heuristic. Sedangkan menurut Pask dan Scott, ada dua macam proses berpikir yaitu proses berpikir serialist dan proses berpikir wholist. 4. Aplikasi atau pemrosesan teori sibernetik didasarkan pada tiga konsep yaitu, pemrosesan informasi, teori percakapan, dan umpan balik. 5. Teori sibernetik memiliki banyak kelebihannya dibanding dengan kekurangan. 3.2 Saran Dalam memahami suatu pembelajaran agar kiranya tidak berpacu pada suatu teori saja, karena masih banyak teori lain yang juga saling berkaitan dan saling melengkapi.



13



DAFTAR PUSTAKA



Anwar Chairul. 2017. Teori-Teori Pendidikan; Klasik hingga Kontemporer Formula dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Yogyakarta. Bernard Scott, Simon Shurville, Piers Maclean and Chunyu Cong. Cybernetic principles for learning design. Emerald Group Publishing Limited. Vol. 36 No. 9/10, 2007 . www.emeraldinsight.com/0368-492X.htm Dr. Vijay Kumar Grover. Classroom Cybernetics: an Approach for Effective and Efficient Classroom Teaching. International Journal of Research in Advent Technology, Vol.4, No.1, January 2016 Joni, Raka. 1990. Mereka Masa Depan, Sekarang: Tantangan bagi Pendidikan dalam Menyongsong Abad Informasi. Malang: Universitas Negeri Malang Suyono; Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.



14