Makalah Teori Permainan Dan Perilaku Strategis (Revisi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Ekonomi Manjerial TEORI PERMAINAN DAN PERILAKU STRATEGIS (Disusun Guna Memenuhi Tugas Ekonomi Manajerial C)



Dosen Pengampu Salma Fauziyah S.E. M.M.



Disusun Oleh : Kelompok 4 Santi Desi Indrasari



(180810201084)



Alis Puspita Dewi



(180810201090)



Nanang Sutrisno



(180810201092)



Dias Bagaswara Putra



(180810201099)



Tasya Auroril Mawaddah (180810201100) Lucky Limantra



(180810201104)



Nisrina Ikbar



(180810201106)



PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JEMBER 2020



KATA PENGANTAR Bismillahirromahnirrohim, dengan



menyebut nama Allah SWT yang



Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Permainan dan Perilaku Strategi dalam keadaan sehat walafiat. Alhamdulillah telah selesainya makalah ini yang telah kami susun dengan secara maksimal dan sungguh-sungguh. Dan tak turut lupa kami ucapkan terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah tentang Teori Permainan dan Perilaku Strategi ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Jember, 11 Oktober 2020



Penyusun



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang............................................................................................... .. 4 Rumusan Masalah ................................................................................. .......... 4 Tujuan .................................................................................................... ......... 5 BAB II PEMBAHASAN Teori Permainan ...................................................................................... ........ 6 Perilaku Strategis ............................................................................................ 8 Strategi Dominan ............................................................................................. 11 Keseimbangan Nash ......................................................................................... 12 Dilema Tahanan ............................................................................................... 13 Persaingan Harga dan Nonharga, Kecurangan dalam Karten, dan Dilema Tahanan ..........................................................................................14 Perilaku Strategis dan Daya Saing Internasional ...............................................17 Contoh Aplikasi Perilaku Strategis dan Teori Permainan..................................20 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 24 Simpulan dan saran .......................................................................................... 24 Daftar Pustaka ................................................................................................. 27



3



BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori permainan yang mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel ini, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan tindakan sebuah unit bisnis (misalnya) untuk memenangkan persaingan dalam usaha yang digelutinya. Setiap model teori permainan terdiri atas pemain, strategi, dan ganjaran. Pemain (player) adalah para pembuat keputusan. Strategi adalah pilihan untuk mengubah harga, mengembangkan produk baru, melakukan kampanye iklan, membangun kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang mempengaruhi penjualan dan tingkat laba perusahaan serta pesaingnya. Ganjaran adalah hasil atau konsekuensi dari setiap pilihan strategi. Agar dapat memenangkan persaingan maka diperlukan analisis dan pemilihan strategi yang tepat, khususnya strategi bersaing yang paling optimal bagi unit usaha atau organisasi yang bersangkutan. Apabila pengambil keputusan dapat melakukannya dengan baik, maka mereka akan mengetahui atau memperkirakan langkah apa yang dilakukan oleh para pihak pesaing, sehingga akan menjadi lebih mudah dan efektif didalam menyusun perencanaan, misalnya untuk menyusun strategi dalam merebut pasar. Selain itu pengalaman tentang tingkah laku dari pihak pesaing akan memudahkan dalam memperkirakan strategi terbaik yang harus dilakukan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan perilaku strategis? 2. Apa saja tindakan yang dapat dilakukan perusahaan dalam menghadapi persaingan? 3. Bagaimana strategi dominan dan keseimbangan Nash dalam suatu perusahaan?



4



4. Bagaimana penerapan persaingan harga dan nonharga, kecurangan dalam karten, dan dilema tahanan? C. TUJUAN 1. Untuk menjelaskan perilaku strategis dan teori permainan dalam suatu perusahaan . 2. Untuk menjelaskan langkah strategis yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan. 3. Untuk menjelaskan strategi dominan dan keseimbangan Nash dalam suatu perusahaan 4. Untuk menjelaskan persaingan harga dan nonharga, kecurangan dalam karten, dan dilema tahanan dalam suatu perusahaan .



5



BAB II PEMBAHASAN A. Teori Permainan Teori permainan dipelopori oleh ahli matematika John Von Neumann dan ekonom Oskar Morgenstern pada tahun 1944 dan tidak lama kemudian teori ini diakui sebagai terobosan baru dalam penelitian tentang oligopoli. Secara umum, teori permainan berkaitan dengan strategi terbaik atau optimum dalam berbagai situasi konflik. Teori permainan ini memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopoli membuat keputusan secara strategis untuk memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya, atau bagaimana perusahaan oligopoli bisa memperkecil ancaman potensial akibat langkah strategis pesaingnya. Setiap model teori permainan terdiri atas pemain, strategi, dan ganjaran. Pemain (player) adalah para pembuat keputusan. Strategi adalah pilihan untuk mengubah harga, mengembangkan produk baru, melakukan kampanye iklan, membangun kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang mempengaruhi penjualan dan tingkat laba perusahaan serta pesaingnya. Ganjaran adalah hasil atau konsekuensi dari setiap pilihan strategi. Untuk setiap strategi yang diterapkan oleh sebuah perusahaan, biasanya terdapat strategi-strategi (reaksi) yang bisa dilakukan oleh pesaing. Ganjaran adalah hasil atau konsekuensi dari setiap kombinasi strategi yang dilakukan kedua perusahaan. Ganjaran biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi perusahaan yang kita kaji, akibat strategi perusahaan itu atau reaksi pesaingnya. Unsur-unsur Teori Permainan (Game Theory) Ada beberapa unsur atau konsep dasar yang sangat penting dalam penyelesaian setiap kasus dengan teori permainan. Berikut penjelasan selengkapnya: 1. Jumlah Pemain Permainan diklasifikasikan menurut jumlah kepentingan atau tujuan yang ada dalam permainan tersebut. Dalam hal ini perlu dipahami, bahwa pengertian “jumlah pemain” tidak selalu sama artinya dengan “jumlah Orang” yang terlibat dalam permainan. Jumlah pemain disini berarti jumlah kelompok pemain berdasarkan masing-masing kepentingan atau tujuannya. Dengan demikian dua orang atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama dapat diperhitungkan sebagai satu kelompok pemain. 2. Ganjaran/Pay-off Ganjaran/ pay-off adalah hasil akhir yang terjadi pada akhir permainan berkenaan dengan ganjaran ini, permainan digolongkan menjadi 2 macam kategori, yaitu permainan jumlah-nol (zero-sum games) dan permainan



6



jumlah-bukan-nol (non-zero-sum games). Permainan jumlah-nol terjadi jika jumlah ganjaran dari seluruh pemain adalah nol, yaitu dengan memperhitungkan setiap keuntungan sebagai bilangan positif dan setiap kerugian sebagai bilangan negatif. Selain dari itu adalah permainan jumlah bukan-nol. Dalam permainan jumlah-bukan-nol setiap kemenangan bagi suatu pihak pemain merupakan kekalahan bagi pihak pemain lain. Letak arti penting dari perbedaan kedua kategori permainan berdasarkan ganjaran ini adalah bahwa permainan jumlah-nol merupakan suatu sistem yang tertutup. Sedangkan permainan jumlah-bukan-nol tidak demikian halnya. Hampir semua permainan pada dasarnya merupakan permainan jumlah-nol. Berbagai situasi dapat dianalisis sebagai permainan jumlah-nol. 3. Strategi Permainan Strategi permainan dalam teori permainan adalah suatu siasat atau rencana tertentu dari seorang pemain, sebagai reaksi atas aksi yang mungkin dilakukan oleh pemain yang menjadi saingannya. permainan diklasifikasikan menurut jumlah strategi yang tersedia bagi masing-masing pemain. Jika pemain pertama memiliki m kemungkinan strategi dan pemain kedua memiliki n kemungkinan strategi, maka permainan tersebut dinamakan permainan mxn. Letak arti penting dari perbedaan jenis permainan berdasarkan jumlah strategi ini adalah bahwa permainan dibedakan menjadi permainan berhingga dan permainan tak berhingga. Permainan berhingga terjadi apabila jumlah terbesar dari strategi yang dimiliki oleh setiap pemain berhingga atau tertentu, sedangkan permainan tak berhingga terjadi jika setidak-tidaknya seorang pemain memiliki jumlah strategi yang tak berhingga atau tidak tertentu. 4. Matriks Permainan Setiap permainan yang dianalisis dengan teori permainan selalu dapat disajikan dalam bentuk sebuah matriks permainan. Matriks permainan disebut juga matriks ganjaran yaitu sebuah matriks yang semua unsur berupa ganjaran dari para pemain yang terlibat dalam permainan tersebut. Barisbarisnya melambangkan strategi –strategi yang dimiliki pemain pertama, sedangkan kolom-kolomnya melambangkan strategi-strategi yang dimiliki pemain lain. dengan demikian, permainan berstrategi mxn dilambangkan dengan matriks permainan m x n . Teori permainan berasumsi bahwa strategi yang tersedia bagi masing-masing pemain dapat dihitung dan ganjaran yang berkaitan dengannya dapat dinyatakan dalam unit, meskipun tidak selalu harus dalam unit moneter. Hal ini penting bagi penyelesaian permainan, yaitu untuk menentukan pilihan strategi yang akan dijalankan oleh masing-masing pemain, dengan menganggap bahwa masing-masing pemain berusaha 7



memaksimumkan keuntungannya yang minimum atau meminimumkan kerugiannya yang maksimum. Nilai dari suatu permainan adalah ganjaran rata-rata / ganjaran yang diharapkan dari sepanjang rangkaian permainan, dengan menganggap kedua pemain selalu berusaha memainkan strateginya yang optimum. 5. Titik Pelana (Saddle Poin) Titik pelana adalah suatu unsur didalam matriks permainan yang sekaligus sebagai maksimin baris dan minimaks kolom. permainan dikatakan bersaing ketat (Strictly determined) jika matriksnya memiliki titik pelana. Strategi yang optimum bagi masing-masing pemain adalah strategi pada baris dan kolom yang mengandung titik pelana tersebut. dalam hal ini baris yang mengandung titik pelana merupakan strategi optimum bagi pemain pertama, sedangkan kolom yang mengandung titik pelana merupakan strategi optimum bagi pemain lain. Langkah pertama penyelesaian sebuah matriks permainan adalah memeriksa ada atau tidaknya titik pelana. Bila terdapat titik pelana permainan dapat segera dianalisis untuk diselesaikan. B. Perilaku Strategis Perilaku strategis (strategic behavior) adalah tindakan yang diambil oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi lingkungan pasar di mana mereka bersaing. Perilaku strategis adalah sebuah konsep bagaimana sebuah perusahaan dapat mengurangi tingkat persaingan yang berasal dari pesaing yang sudah ada maupun pesaing potensial yang baru akan bermain di pasar yang pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan profit perusahaan. Perilaku ini tidak hanya dipusatkan pada penetapan harga maupun kuantitas secara sederhana. Namun lebih kompleks lagi mengejar pangsa pasar, memperlebar kapasitas, hingga mempersempit ruang gerak pesaing. Perilaku strategis mengacu kepada rencana kerja atau perilaku seseorang oligopoli, setelah mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin dilakukan oleh para pesaing selama masih ada pesaing diantara mereka untuk memperoleh laba dan keuntungan lainnya. Karena hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri tersebut, tindakan dari perusahaan satu akan berpengaruh terhadap lainnya, dan rekasi dari perusahaan lain harus diperhitungkan oleh yang pertama dalam menentukan tindakan mana yang paling baik. Pengubahan tersebut dilakukan setelah perusahaan oligopoli memperhitungkan semua kemungkinan reaksi yang akan dilancarkan pesaing, berkaitan dengan setiap tindakan yang diambilnya.



8



Perilaku strategis terdiri dari dua tipe yaitu : 1. Perilaku strategis yang bersifat kooperatif diciptakan untuk mengubah kondisi pasar sehingga memudahkan semua perusahaan untuk berkoordinasi dan membatasi respon pesaing mereka. Bentuk perilaku kooperatif ini mampu meningkatkan profit semua perusahaan yang bermain di pasar dengan meminimalisir persaingan. 2. Perilaku yang bersifat non kooperatif mengacu pada tindakan perusahaan yang mencoba meningkatkan profit mereka dengan meningkatkan posisi relatifnya terhadap pesaing. Mereka tidak melakukan kerjasama satu sama lain. Perilaku sejenis ini biasanya meningkatkan profit satu perusahaan dan menurunkan profit perusahaan pesaingnya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan perusahaan dalam menghadapi persaingan yaitu: 1. Predatory Pricing (Jual Rugi) Predatory Pricing secara sederhana didefinisikan sebagai tindakan dari sebuah perusahaan yang mengeluarkan pesaingnya dengan cara menetapkan harga di bawah biaya produksi. Namun dalam praktiknya juga digunakan untuk mencegah pesaing masuk ke pasar. Begitu semua pesaing telah keluar, maka perusahaan tersebut langsung menaikkan harga. Selama periode praktik predatori ini, perusahaan kehilangan untung, dan mengalami kerugian. Perusahaan harus mendapatkan semua permintaan pada tingkat harga yang rendah. Sehingga dapat memelihara harga yang rendah. Kerugian perusahaan selama periode praktik predatory pricing ini melebihi pesaingnya. Dalam periode ini, konsumen memperoleh manfaat dari praktik ini. Mereka dapat membeli produk pada tingkat harga yang jauh lebih murah dibandingkan jika kedua perusahaan menjadi duopolis. Namun demikian setelah itu, ketika harga meningkat pada level yang lebih tinggi (pada harga monopoli), maka konsumen akan mengalami kerugian. Jika praktik predatory ini berhasil hingga memaksa pesaingnya bangkrut, dapat dipastikan bahwa aset mereka secara permanen dapat ditarik keluar dari industri atau paling tidak dapat dikuasai oleh predator. Jika tidak, perusahaan lainnya akan masuk dan membeli aset tersebut dan persaingan kembali tak dapat dihindari. Praktik ini kemungkinan besar akan berhasil ketika aset pesaing keluar secara permanen dari industri dan dikuasai oleh predator. Oleh karena itu strategi yang paling jitu agar praktik ini sukses adalah membuat pesaing bangkrut dan membeli semua aset pesaing dengan harga penawaran.



9



2. Price Discrimination (Diskriminasi Harga) Diskriminasi harga (price discrimination) dapat didefiniskan sebagai tindakan perusahaan menjual produk atau jasa yang sama dengan harga berbeda ke pembeli berbeda pada waktu yang hampir bersamaan. Diskriminasi harga dilakukan dengan tujuan utama untuk mendapatkan profit yang lebih tinggi. Profit yang lebih tinggi diperoleh dengan cara merebut (capturing) surplus konsumen. Dengan demikian, tindakan diskriminasi harga hanya akan dilakukan oleh perusahaan jika profit yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan menerapkan harga tunggal (uniform price). Terdapat tiga bentuk penerapan diskriminasi harga, sebagai berikut: 3. Diskriminasi Harga Tingkat Pertama (First Degree) Diskriminasi tingkat pertama dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda untuk setiap konsumen berdasarkan reservation price (willingness to pay) masing-masing konsumen. Strategi tingkat pertama ini sering disebut diskriminasi sempurna (perfect price discrimination) karena berhasil mengambil surplus konsumen paling besar. Syarat utama agar penerapan strategi diskriminasi tingkat pertama ini dapat berhasil adalah perusahaan harus mengetahui reservation price masing-masing konsumen. Contoh: Seorang dokter memberlakukan tarif konsultasi yang berbeda-beda pada setiap pasiennya. 4. Diskriminasi Harga Tingkat Kedua (Second Degree) Jika perusahaan tidak memiliki informasi mengenai reservation price konsumen, maka diskriminasi tetap dapat dilakukan, namun tidak mendiskriminasi konsumen secara langsung, melainkan melalui diskriminasi produk. Diskriminasi tingkat kedua ini dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda pada jumlah batch produk yang dijual. Contoh: perbedaan harga per unit pada pembelian grosir dan pembelian eceran. 5. Diskriminasi Harga Tingkat Ketiga (Third Degree) Pada diskriminasi tingkat pertama, perusahaan mengetahui reservation price masing-masing konsumen. Namun, apabila perusahaan tidak mengetahui reservation price masing-masing konsumen, tapi mengetahui reservation price kelompok konsumen, maka perusahaan menerapkan diskriminasi tingkat ketiga. Strategi ini dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbedabeda untuk setiap kelompok/group konsumen berdasarkan reservation price masing-masing kelompok konsumen, Kelompok konsumen dapat dibedakan atas lokasi geografis, maupun karakteristik konsumen seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lain-lain.



10



Apapun bentuk strategi diskriminasi harga yang dipilih oleh perusahaan namun terdapat syarat mutlak agar strategi tersebut dapat mencapai tujuannya, yaitu mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Syarat utama tersebut adalah: 1. Perusahaan memiliki market power. Tanpa adanya market power, maka konsumen akan beralih ke produk perusahaan lain ketika strategi diskriminasi harga diberlakukan. 2. Perusahaan harus dapat mencegah terjadinya arbitrase atau penjualan kembali (resale). Dengan adanya penjualan barang kembali, maka konsumen yang menikmati harga yang lebih rendah dapat memanfaatkan selisih harga tersebut untuk menjualnya kembali kepada konsumen lain yang dihadapkan pada harga yang lebih tinggi. C. Strategi Dominan  Pertama, kita belajar cara membaca apa yang disebut sebagai matriks imbalan (payoff matrix). Di dalam matriks ini, pemain A dapat memilih “atas” atau “bawah”, dan imbalan yang didapatkannya tergantung dari pilihan pemain B yang bisa memilih “kiri” atau “kanan”. Jika A memilih “atas” saat B memilih “kanan”, imbalan yang mereka dapatkan adalah 0 untuk A dan 1 untuk B (sel kuning).



Dalam strategi dominan, masing-masing pemain memiliki 1 pilihan optimal yang tidak tergantung pada pilihan pemain lain. Dalam hal ini, A akan selalu



memilih



“bawah”



karena



imbalan



2



(“bawah”-“kiri”)



atau



1



(“bawah”-“kanan”) tidak pernah lebih buruk daripada 1 (“atas”-“kiri”) atau 0 (“atas”-“kanan”). Demikian pula, bagi B, memilih “kiri” tidak akan pernah lebih buruk daripada memilih “kanan”, apapun pilihan A. Dengan demikian, “bawah” dan “kiri” adalah strategi dominan bagi masing-masing pemain A dan B. Pada   situasi   ketika terdapat



strategi    dominan



untuk masing-



masing pemain, equilibrium atau titik keseimbangan akan selalu tercapai. Dalam



11



kasus ini, A dengan “bawah”, dan B dengan “kiri”, dengan imbalan 2 untuk A dan 1 untuk B (sel hijau) merupakan keseimbangan strategi dominan (dominant strategy equilibrium). D. Keseimbangan Nash (Nash Equilibrium) Fenomena ini diformulasikan pada tahun 1951 oleh John Nash, matematikawan yang namanya disebut di awal tulisan. Menurut Nash, strategi dominan tidak selalu ada, bahkan cenderung jarang terjadi. Jika kita perhatikan matriks imbalan di bawah ini, tidak ada strategi dominan dari masing-masing pemain.



Saat strategi dominan tidak terjadi, keseimbangan masih dapat dicapai apabila masing-masing pemain bisa memilih dengan optimal berdasarkan harapan terhadap tindakan yang diambil oleh pemain lain. Pada situasi di atas, jika pemain A memilih “atas”, pilihan optimal bagi B adalah “kiri”. Sebaliknya jika B memilih “kiri”, pilihan optimal A adalah “atas”. Dengan demikian, “atas”-“kiri” (sel kuning)



juga



merupakan



posisi



keseimbangan,



yang



disebut



sebagai



keseimbangan Nash (Nash equilibrium). Jadi, keseimbangan Nash adalah sepasang strategi ketika pilihan yang diambil A adalah pilihan optimal terhadap kondisi pilihan yang diambil B, dan sebaliknya. Masalahnya, jika asumsinya dibalik dari B memilih “kanan” terlebih dahulu, ternyata bisa timbul posisi keseimbangan Nash yang lainnya, yaitu “bawah”-“kanan” (sel hijau). Jadi, keseimbangan Nash tidak selalu hanya satu keadaan. Selain itu, ada juga situasi tanpa keseimbangan Nash seperti tergambar dalam matriks imbalan berikut ini.



12



Jika A memilih “atas”, B akan memilih “kiri”. Namun, jika B memilih “kiri”, A akan memilih “bawah”. Selanjutnya, jika A memilih “bawah”, B akan memilih “kanan”, dan jika B memilih “kanan”, A akan memilih “atas”. Dengan demikian keseimbangan tidak dapat tercapai. E. Dilema Tahanan Perusahaan oligopolistik sering menghadapi masalah yang disebut dengan dilema tahanan (prisoners dilema). Istilah ini mengacu kepada sebuah situasi dimana setiap perusahaan melaksanakan strategi domainnya, tetapi masingmasing bisa bertindak lebih baik (artinya, memperoleh laba yang lebih besar) dengan melakukan kerja sama. Berikut contoh untuk lebih memahami hal ini yaitu ketika dua orang tersangka ditangkap atas tuduhan perampokan bersenjata, dan jika terbukti bersalah, masing-masing harus menerima hukuman maksimum 10 tahun penjara. Namun, jika kedua tahanan tersebut mengaku mereka hanya dituntut satu tahun penjara atas tuduhan meyimpan barang-barang curian. Setiap tersangka diinterogasi secara terpisah, dan keduanya tidak diizinkan berkomunikasi. Jaksa wilayah berjanji kepada masing-masing tersangka jika mereka mengaku, tersangka tersebut akan dibebaskan sementara temannya (yang tidak mengaku) akan menerima hukuman 10 tahun penjara. Jika kedua tersangka mengaku, masing-masing akan memperoleh hukuman yang lebih ringan 5 tahun penjara. Matriks ganjaran (negatif) dalam hal masa hukuman yang harus dijalani, disajikan dalam tabel 10-3 Tersangka B Mengaku Tidak Mengaku



Tersangka A



Mengaku



(5,5)



Tidak



(10,0)



(0,10) (1,1)



Mengaku



13



Dari tabel 10-3, dapat dilihat bahwa mengaku adalah strategi domain atau terbaik bagi tersangka A, apa pun yang dilakukan oleh tersangka B. Alasannya adalah, jika tersangka B mengaku, maka tersangka A menerima hukuman 5 tahun jika mengaku dan 10 tahun jika tidak mengaku. Demikian pula, jika tersangka B tidak mengaku, tersangka A bebas jika dia mengaku dan menerima hukuman 1 tahum jika tidak. Jadi, strategi domain bagi tersangka A adalah mengaku. Mengaku juga merupakan strategi domain atau terbaik bagi tersangka B. Alasannya adalah bahwa jika tersangka A mengaku, tersangka B menerima hukuman 5 tahun jika mengaku dan 10 tahunu jika tidak mengaku. Demikian pula jika tersangka A tidak mengaku, tersangka B bebas jika dia mengaku dan menerima hukuman 1 tahun jika tidak. Jadi, strategi domain bagi tersangka B adalah juga mengaku. Jika setiap tersangka melakukan strategi domainnya dengan mengaku, maka masing-masing akan menerima 5 tahuun hukuman penjara. Tetapi, jika masingmasing tersangka tidak mengaku, maka masing-masing hanya akan diganjar 1 tahun hukuman. Tetapi masing-masing tersangka merasa takut, seandainya dia tidak mengaku tetapi temannya akan mengaku sehingga dia harus menerima hukuman 10 tahun penjara. Jika setiap tersangka merasa yakin bahwa temannya tidak akan mengaku dan dia sendiri pun tidak mengaku, maka keduanya hanya akan memperoleh hukuman 1 tahun penjara. Karena tidak mungkin melakukan kesepakatan untuk tidak mengaku karena masing-masing tersangka berada pada tempat yang berbeda dan tidak bisa berkomunikasi, kedua tersangka akan melakukan strategi domainnya untuk mengaku dan memperoleh tuntutan hukuman 5 tahun penjara. F. Persaingan Harga dan Nonharga, Kecurangan dalam Karten, dan Dilema Tahanan 1. Persaingan Harga dan Dilema Tahanan Konsep dilema tahanan dapat digunakan untuk menganalisis persaingan harga dan nonharga dalam pasar oligopolistik, selain juga dalam hal kecenderungan



14



untuk berbuat curang yaitu dengann secara diam-diam mengurangi harga tau menjual lebih banyak dari kuota didalam sebuah kartel. Persaingan harga oligopolistik yang terjadi bersamaan dengan situasi dilema tahanan, dapat dikaji dengan menggunakan matriks ganjaran dalam tabel 10-4. Matriks ganjaran dalam tabel 10-4 menunjukkan bahwa jika perusahaan B menentukan harga rendah (misalnya $6), perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 2 jika dia juga menentukan harga rendah ($6) dan memperoleh laba 1 jika menentukan harga tinggi (misalnya $8). Demikian pila, jika perusahaan B menentukan harga tinggi ($8), perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 3 jika dia menentukan harga tinggi. Jadi, perusahaan A harus melaksanakan strategi domainnya untuk menentukan harga rendah. Unutk perusahaan B , jika perusahaan A menentukan harga rendah, perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 2 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 1 jika dia menentukan harga tinggi. Demikian pula, jika perusahaan A menentukan harga tinggi, perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 3 jika dia menentukan harga tinggi. Jaadi perusahaan B juga harus melaksanakan strategi domainnya untuk menentukan harga rendah. Meskipun begitu, kedua perusahaan bisa melakukan hal yang lebih baik artinya memperoleh laba yang tinggi yaitu sebesar 3 jika mereka bekerja sama dan keduanya menentukan harga tinggi. Dengan demikian, kedua perusahaan mengalami dilema tahanan. Setiap perusahaan akanmenentukan harga rendah dan meperoleh laba yang lebih kecil karena jika di a menenutkan harga tinggi, perusahaan tersebut tidak bisa mempercayai bahwa pesaingnya juga akan menentukan harga yang tinggi. Secara khusus, katakan bahwa perusahaan A menentukan harga tinggi dengan harapan bahwa perusahaan B juga akan menentukan harga tinggi sehingga setiap perusahaan akan memperoleh laba sebesar 3. Tetapi, jika perusahaan A sudah menenutkan harga tinggi, perusahaan B memiliki kecenderungan untuk menentukan harga rendah, karena dengan demikian dia akan meningkatkan labanya menjadi 5. Hal yang sama juga berlaku jika perusahaan B yang mulai menentukan harga rendah dan memperoleh labanya hanya sebesar 2. Hanya jika



15



kedua perusahaan belajar bekerja sama dan menentukan harga tinggi maka mereka berdua akan memperoleh laba lebih besar yaitu 3.



Perusahaan A



Perusahaan B Harga Rendah



Harga



Harga Rendah



(2,2)



Tinggi (5,1)



Harga Tinggi



(1,5)



(3,3)



2. Persaingan Nonharga Perusahaan B Pasang Iklan Tidak



Perusahaan A



Pasang Iklan



(2,2)



iklan (5,1)



Tidak Pasang Iklan



(1,5)



(3,3)



pasang



Dengan melihat tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap perusahaan melakukan strategi domain untuk memasang iklan dan akan memperoleh laba sebesar 2. Namun, kedue perusahaan akan lebih diuntuungkan jika mereka tidak memasang iklan karena mereka akan memperoleh laba yang lebih tinggi saebesar 3. Kedua perusahaan tersebut dengan demikian menghadapi situasi dilema tahanan. Hanya dengan bekreja sama tidak memasang iklan, keduanya akan memperoleh laba sebesar 3. Misalnya ketika iklan rokok di televisi dilarang pada tahun 1971, semua perusahaan diuntungkan karena pengeluaran iklannya berkurang dan memperoleh laba yang lebih tinggi. Dampak yang diharapkan dari aturan tersebut bukanlah merangsang orang untuk merokok, tetapi aturan tersebut juga memiliki dampak yang itdak diharapkan yaitu memecah dilema tahanan yang dihadapi oleh produsen-produsen rokok. 3. Kecurangan dalam Kartel, dan Dilema Tahanan



16



Perusahaan B Curang Tidak



Perusahaan A



Curang



(2,2)



Tidak Curang



(1,5)



Curang (5,1) (3,3)



Melihat tabel diatas setiap perusahaan menerapkan strategi domainnya untuk curang dan mendapatkan keuntungan 2. Namun, dengan tidak melakukan kecurangan, setiap anggota kartel akan mendapatkan keuntungan sebesar 3. Annggota kartel kemudian akan menghadapi dilema tahanan, hanya jika para anggota kartel tidak melakukan kecurangan setiap anggota akan mendapat laba kartel sebesar 3. Kartel dapat mencegah atau mengurangi probabilitas terjadinya kecurangan dengan mengawasi penjualan setiap anggota dan menghukum anggota yang curang. Namun demikian, semakin besar jumlah anggota kartel dan semakin banyak produk yang berbeda, semakin sulit bagi kartel untuk melkakukan pengawasan dan mencegah terjadinya kecurangan. G. Perilaku Strategis dan Daya Saing Internasional  Teori permainan juga dapat digunakan untuk mengkaji kebijakan strategis perdagangan dan industri, sehingga suatu negara dapat memperoleh keunggulan kompetitif atas negara lain, terutama dalam bidang teknologi. Perilaku strategis (strategic behavior) mengacu kepada rencana kerja atau perilaku seorang oligopolis, setelah mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin dilakukan oleh para pesaingnya selama adanya persaingan di antara mereka untuk memperoleh laba dan keuntungan lainnya.  Konsep tradisional mendasarkan daya saing internasional pada gagasan bahwa daya saing internasional tergantung pada pasokan tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam yang banyak dengan harga murah. Namun, konsep ini mendapatkan kritik yang menyatakan bahwa konsep teori ilmu ekonomi ini keliru



17



menghubungkan daya saing internasional sebuah negara dengan penganugerahan faktor produksinya.  Sumber daya dianugerahkan sebagai bagian dari faktor penentu. Terdapat banyak negara yang memiliki sumber daya tetapi memiliki perekonomian yang lemah. Konsep lain menyatakan bahwa mengukur daya saing internasional sebuah negara dapat dilihat dari pangsa pasar dunia. Semakin besar pangsa pasar, maka semakin kuat daya saing internasionalnya. Suatu negara mungkin dapat dengan mudah menurunkan harga ekspor di bawah biaya produksi, seperti melalui subsidi pemerintah, tetapi daya saing internasionalnya tidak selalu menguat.  Daya saing internasional menghasilkan dua hal, yaitu:  1. Daya saing harga, meliputi upah nominal, tingkat kurs, dan produktivitas tenaga kerja.  2. Daya saing bukan harga, meliputi, kualitas, pemasaran, jasa, dan diferensiasi pasar. Menurut pandangan modern, daya saing internasional dari sebuah industri nasional dapat didefinisikan sebagai industri yang mempunya posisi pasar yang superior melalui laba yang tinggi dan pertumbuhan yang konstan saat dibandingkan dengan pesaingnya. Sebuah negara tidak dapat memiliki daya saing internasional jika hanya memiliki satu atau dua industri yang sukses. Sebuah negara membutuhkan sumber daya saing yang dapat diterapkan pada sejumlah industry. Apabila suatu negara memiliki banyak industri sukses, maka dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif berdasarkan sumber daya saing domestic umum secara internasional kompetitif.  Porter mendefinisikan industri sebuah negara akan sukses secara internasional apabila memiliki keunggulan kompetitif terhadap para pesaing terbaik di seluruh dunia. Daya saing sebuah negara tergantung pada kapasitas industrinya dalam berinovasi dan melakukan pembaharuan. Perusahaan memperoleh keunggulan terhadap para pesaing dunia terbaik, karena tekanan dan tantangan yang dihadapi. Manfaat yang didapatkan berasal dari:  1. Pesaing domestik yang kuat. 



18



2. Pemasok yang berbasis daerah asal yang agresif.  3. Para pelanggan lokal.  Hampir 100.000 bisnis gagal di Amerika Serikat selama tahun 1992 (tahun resesi) dibandingkan pada tahun 2000 sebesar 35.000 (tahun terakhir terjadinya bom pada dekade 1990-an) dan hampir 40.000 pada tahun 2001 (tahun resesi). Meskipun alasan gagalnya bisnis bermacam-macam, secara detail ada perbedaan dari kasus satu dengan kasus lainnya. Beberapa yang biasanya terjadi dapat didefinisikan penyebabnya. yaitu:  1. Beberapa bisnis gagal terjadi karena eksekutif senior tidak memahami secara penuh hal-hal yang pokok dalam bisnisnya atau keahlian dan bisnis utama pada perusahaannya. Kemudian perusahaan tersebut ikut-ikutan (sering melalui merger dan akuisisi ke dalam sektor bisnis) dimana dia hanya mempunyai pengetahuan yang sedikit. Contohnya, yang terjadi di Kodak. Pada saat Kodak mendiversifikasi bisnis utamanya, kamera dan film ke industri farmasi dan produk kesehatan selama dekade 1990-an. 2. Kurangnya



visi



atau



ketidakmampuan



manajemen



puncak



dalam



mengantisipasi atau meramalkan permasalahan serius yang mungkin akan dihadapi dalam perjalanannya. Contohnya, produsen mobil Amerika Serikat (General Motors Ford and Chrysler) tidak mampu memahami keseriusan tantangan persaingan yang dihadapi dari Jepang dan hampir menyerahkan pasar mobil kecil ke Jepang karena laba yang rendah setiap mobil dalam pasar tersebut selama tahun 1990-an. Mereka mempunyai keyakinan yang salah bahwa Jepang tidak akan mampu bersaing secara efektif dalam segmen pasar menengah, dimana laba per mobil lebih tinggi dan produsen Amerika lebih kuat. Hal ini mengakibatkan kerugian besar yang dialami produsen mobil Amerika Serikat selama pertengahan kedua dekade 1980 dan awal tahun 1990 an dan hampir menjadikan Chrysler keluar dari bisnisnya.  3. Perusahaan tidak mampu atau tidak mempunyai kemauan untuk memahami perubahan selera konsumen. Contohnya, permasalahan ini dialami oleh Sears, dimana Sears tidak mempunyai kemauan untuk memahami perubahan selera



19



konsumen. Hal ini yang akhirnya mendorong Walmart untuk menjadikan Walmart sebagai pemasar top negaranya.  4. Banyaknya bahaya laten atau pesaing-pesaing di bawah tanah, dimana merupakan akibat perubahan pasar dan teknologi yang besar dan cepat dapat menghancurkan perusahaan dalam bisnis intinya. Contoh nyata adalah ketidakmampuan IBM mengakui sejak awal pentingnya PC dan pertumbuhan yang dramatis atas pasar PC di pertengahan dekade 1980 an dan jejak Microsoft berikutnya dalam mengembangkan software dan Intel dalam memasok clip untuk PC-nya.  5. Perusahaan dengan utang yang besar biasanya diselesaikan dengan melakukan merger atau akuisisi, sering pada harga yang terlalu tinggi, dimana kemudian merampas kekuatan perusahaan tersebut di pasar yang cenderung turun. Contohnya, yang terjadi pada Wordcom sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia, mengklaim bangkrut pada bulan Juli 2002, bersamaan dengan kesamaan, kebohongan dan penipuan keuangan.  6. Perusahaan-perusahaan dengan sia-sia mencoba menangkap kembali kejayaan masa lalu dan menerapkan strategi yang usang dan tidak mampu menjawab tantangan persaingan baru yang kuat. Contohnya, terjadi di General Motors dan IBM selama dekade terakhir sebelum kekuatan yang brutal dari pasar mengguncang mereka untuk keluar dari kepuasan mereka sendiri. Dalam hal ini,



lebih



sulit



untuk



mempertahankan



kebesaran



bisnis



daripada



membangunnya mulai dari awal.  7. Adanya pemogokan dan permusuhan para pekerja yang tidak bahagia. H. Contoh Aplikasi Perilaku Strategis dan Teori Permainan Langkah-langkah game theory yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.



Menentukan



strategi



pemasaran



yang



digunakan



oleh



produsen



smarthphone. Dalam penelitian ini, ditentukan tiga strategi yang digunakan oleh para produsen smartphone yaitu strategi harga, strategi kualitas produk dan strategi promosi produk.



20



2.



Mengumpulkan data primer berupa merek smartphone yang paling banyak digunakan Data



smartphone dalam penelitian



ini



didapat



dari



kuesioner yang dibagikan kepada 100 mahasiswa STIE Putra Bangsa Kebumen. Mahasiswa dijadikan responden dalam penelitian ini dikarenakan saat ini pengguna smartphone terbanyak adalah dari kalangan muda. Data dari Nielsen yang dilansir melalui detik.com menyebutkan bahwa 61% total pengguna smartphone adalah remaja dengan usia dibawah 30 tahun. Tabel 1. Merek Smartphone Mahasiswa Merek



Harga



Kualitas



Promosi



Jumlah



Smartphone Xiaomi Samsung Oppo Vivo Asus Lenovo Iphone Jumalh



15 3 3 1 2 4 0



13 23 7 8 6 3 3



1 2 6 1 0 0 0



29 28 16 9 8 7 3 100



Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa merek smartphone yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa STIE Putra Bangsa Kebumen adalah merek Xiaomi yang digunakan oleh 29 dari 100 mahasiswa, dan merek Samsung yang digunakan oleh 28 dari 100 mahasiswa. Kedua merek smartphone tersebut yang akan dianalisis strategi bersaingnya dalam penelitian ini. 1.



Mengolah data dengan teori permainan



2.



Menarik kesimpulan



HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan strategi bersaing dalam game theory dilakukan menggunakan tabel nilai perolehan dari Xiaomi dan Samsung dengan langkahlangkah sebagai berikut: 21



1. Xiaomi akan ditempatkan sebagai pemain baris (yang memperoleh keuntungan) dan Samsung sebagai pemain kolom (yang mengalami kerugian). Hal ini dikarenakan Xiaomi menduduki peringkat pertama dalam merek smartphone yang digunakan oleh mahasiswa. Sedangkan Samsung menempati urutan kedua. 2. Strategi yang digunakan oleh kedua produk smartphone disimbolkan dengan S1 sebagai Strategi Harga, S2 sebagai Strategi Kualitas dan S3 sebagai Strategi Promosi 3. Nilai perolehan adalah selisih dari jumlah perolehan Xiaomi pada setiap strateginya dikurangi dengan jumlah perolehan Samsung pada setiap strateginya 4. Menentukan nilai Maximin untuk pemain baris (Xiaomi) dan Minimax untuk pemain kolom (Samsung). Maximin adalah nilai maksimum dari nilai-nilai perolehan yang minimum pada setiap strategi Xiaomi, sedangkan Minimax adalah nilai minimum dari nilai-nilai perolehan yang maksimum pada setiap strategi Samsung. 5. Menentukan strategi optimal bagi Xiaomi dan Samsung. Tabel.2 Nilai perubahan



Xiomi



Samsung 2 23 S1 S2 15 S1 12 -8 13 S2 10 -10 1 S3 -2 -22 Minimax 12 -8



Maximin 2 S3 13 11 -1 13



-8 -10 -22



Berdasarkan tabel.2 tersebut, pemain baris (Xiaomi) dan pemain kolom (Samsung) memiliki nilai maximin dan minimax yang sama, yaitu nilai -8. Hal tersebut berarti permainan dapat dilakukan dengan strategi murni, dimana masingmasing pemain yaitu Samsung dan Xiaomi menggunakan strategi tunggal. Strategi terbaik bagi Xiaomi berdasarkan tabel 2 adalah menggunakan strategi S1 (Harga). Jika dilihat dari hasil perhitungan pada tabel, nilai maximin Xiaomi adalah -8,-10 dan -22. Nilai-nilai tersebut adalah nilai keuntungan bagi



22



Xiaomi. Dari ketiga angka dengan nilai negatif tersebut, keuntungan terbesar adalah -8 atau dapat dikatakan juga bahwa 8 adalah kerugian terkecil bagi Xiaomi ketika menggunakan strategi harga. Hal tersebut berarti meskipun perusahaan Xiaomi menginginkan keuntungan lebih besar, tetap saja hanya akan memperoleh keuntungan sebesar 8 menggunakan strategi harga. Sedangkan strategi terbaik bagi Samsung berdasarkan tabel 2 adalah menggunakan strategi S2 (Kualitas). Jika dilihat dari hasil perhitungan pada tabel, nilai minimax Samsung adalah 12, -8 dan 13. Nilainilai tersebut adalah nilai kerugian bagi Samsung. Dari ketiga angka tersebut, kerugian terkecil adalah -8, atau dapat juga dikatakan sebagai keuntungan sebesar 8. Pilihan tersebut artinya meskipun perusahaan Samsung menginginkan kerugian yang lebih sedikit, tetap saja hanya akan memperoleh kerugian sebesar 8 dengan menggunakan strategi kualitas untuk merespon strategi harga dari Xiaomi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa strategi optimal yang digunakan oleh perusahaan Xiaomi dan Samsung agar persaingan berjalan



seimbang



adalah



penggunaan



strategi



murni,



dimana



Xiaomi



menggunakan strategi harga, dan Samsung meresponnya dengan menggunakan strategi kualitas. Penggunaan strategi lain menurut game theory dapat menyebabkan berkurangnya keuntungan bagi Xiaomi dan meningkatnya kerugian bagi Samsung.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan strategi bersaing dalam game theory dilakukan menggunakan tabel nilai perolehan dari Xiaomi dan Samsung dengan langkah- langkah sebagai berikut : 23



1. Xiaomi akan ditempatkan sebagai pemain baris (yang memperoleh keuntungan) dan Samsung sebagai pemain kolom (yang mengalami kerugian). Hal ini dikarenakan Xiaomi menduduki peringkat pertama dalam merek smartphone yang digunakan oleh mahasiswa. Sedangkan Samsung menempati urutan kedua. 2. Strategi yang digunakan oleh kedua produk smartphone disimbolkan dengan S1 sebagai Strategi Harga, S2 sebagai Strategi Kualitas dan S3 sebagai Strategi Promosi 3. Nilai perolehan adalah selisih dari jumlah perolehan Xiaomi pada setiap strateginya dikurangi dengan jumlah perolehan Samsung pada setiap strateginya Menentukan nilai Maximin untuk pemain baris (Xiaomi) dan Minimax untuk pemain kolom (Samsung). Strategi terbaik bagi Xiaomi berdasarkan tabel 2 adalah menggunakan strategi S1 (Harga). Jika dilihat dari hasil perhitungan pada tabel, nilai maximin Xiaomi adalah -8,-10 dan -22. Nilai-nilai tersebut adalah nilai keuntungan bagi Xiaomi. Dari ketiga angka dengan nilai negatif tersebut, keuntungan terbesar adalah -8 atau dapat dikatakan juga bahwa 8 adalah kerugian terkecil bagi Xiaomi ketika menggunakan strategi harga. Hal tersebut berarti meskipun perusahaan Xiaomi menginginkan keuntungan lebih besar, tetap saja hanya akan memperoleh keuntungan sebesar 8 menggunakan strategi harga. Sedangkan strategi terbaik bagi Samsung berdasarkan tabel 2 adalah menggunakan strategi S2 (Kualitas). Jika dilihat dari hasil perhitungan pada tabel, nilai minimax Samsung adalah 12, -8 dan 13. Nilai-nilai tersebut adalah nilai kerugian bagi Samsung. Dari ketiga angka tersebut, kerugian terkecil adalah -8, atau dapat juga dikatakan sebagai keuntungan sebesar 8. Pilihan tersebut artinya meskipun perusahaan Samsung menginginkan kerugian yang lebih sedikit, tetap saja hanya akan memperoleh kerugian sebesar 8 dengan menggunakan strategi kualitas untuk merespon strategi harga dari Xiaomi.



24



Harga adalah sejumlah uang atau biaya yang dibebankan kepada suatu produk yang ditukar dengan manfaat atau kegunaannya (Budianti dan Anjarwati, 2017). Harga sering dijadikan konsumen sebagai pertimbangan utama dalam membeli sebuah produk, oleh karena itu, perusahaan harus mampu menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Saat ini, konsumen mengenal Xiaomi sebagai produk dengan harga terjangkau dengan spek yang mumpuni. Xiaomi menetapkan harga produk yang terjangkau sebagai keunggulan bersaingnya. Dilansir dari detik.com bahwa Xiaomi selalu menetapkan harga 20-30% lebih rendah dibanding pesaingnya. Berbeda dengan Xiaomi, Samsung sebagai produk smartphone yang terlebih dahulu hadir di Indonesia memang dikenal dengan kualitasnya yang sudah teruji. Bagi konsumen, kualitas terkadang diartikan sebagai ‘bebas dari kerusakan’. untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan maupun yang tersirat (Ardi, 2014). Kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dan esensi dari aktivitas pemasaran adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa strategi optimal yang digunakan oleh perusahaan Xiaomi dan Samsung agar persaingan berjalan seimbang dimana Xiaomi menggunakan strategi harga, dan Samsung meresponnya dengan menggunakan strategi kualitas. Penggunaan strategi lain menurut game theory dapat menyebabkan berkurangnya keuntungan bagi Xiaomi dan meningkatnya kerugian bagi Samsung. Samsung sudah identik dengan kualitas di mata konsumen. Oleh karena itu, disarankan bagi Samsung tetap konsisten dalam inovasi berkelanjutan melahirkan produk-produk unggulan. Bagi Xiaomi, penentuan harga yang terjangkau merupakan strategi yang bagus untuk bersaing di pasar smartphone. Namun, Xiaomi juga perlu berhati-hati akan citra produknya. Informasi dari sebuah produk bagi konsumen bisa



25



didapatkan melalui harga. Harga dapat dijadikan sebagai ukuran dari kualitas sebuah produk. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, meskipun Samsung lebih unggul dalam hal kualitas, Xiaomi tetap harus memiliki komitmen dalam hal kualitas produknya.



26



DAFTAR PUSTAKA Salvatore,Dominic. 2005. Ekonomi Manajerial Dalam Perekonoomian Global. Jakarta : Salemba Empat https://essayhukum.com/2019/09/04/perilaku-strategis-penentuanharga/#:~:text=Perilaku%20strategis%20adalah%20sebuah%20konsep,ditujukan %20untuk%20meningkatkan%20profit%20perusahaan. http://kamusbisnis.com/arti/perilaku-strategis/ https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Lecture_8_TeoriPermainan.pdf



27