6 0 520 KB
MAKALAH TUGAS SEJARAH OLAHRAGA MINIRISET, REKAYASA IDE, PROJEK
DISUSUN OLEH : KELOMPOK D 1. GIBREKA NADIKA GINTING 2. KHAIRUL FAHMI 3. MAULIDIN NISA 4. OURTEGA BANJARNAHOR 5. RANDY PRANATA GINTING 6. SEVEN P SARAGIH 7. SOPAN CAHYADI HARAHAP 8. TEGAR TORNADO JP
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERITAS NEGERI MEDAN T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat, berkah dan rahmat-Nya kami sebagai penulis dapat menyusun makalah ini. Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Sejarah Olahraga yang telah membimbing kami, serta pihak-pihak lain yang terkait dalam proses pembuatan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung. Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca. Kami sebagai penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan sehingga hasil yang diperoleh masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Medan, 28 November 2019
Kelompok D
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejarah adalah mata pelajaran wajib yang perlu dipelajari oleh semua siswa. Dengan mempelajari sejarah semua kalangan dapat mengetahui sejarah dan menghargai jasa peara pahlawan terdahulu setra menarik subjek dari nilai-nilai yanng terkandung didalamnya. Melalui sejarah dapat dikembangkan nilai-nilai dan kecakapan-kecakapan sosial bagi siswa berua nilai demokrasi, nasionalisme, patriotisme, bertanggung jawab, mandiri dan pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa. Selama ini mata pelajaran sejarah diidentikan sebagai pelajaran yang membosankan . baik strategi , metode maupun teknik pembelajaran lebih banyak bertumpu pada pendekatan berbasis guru yang menonton. B. RUMUSAN MASALAH 1. Jelaskan 2 cabang olahraga yang mengikuti PON ! 2. Jelaskan perkembangan cabang olahraga tersebut ! C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui cabang olahraga yang mengikuti PON 2. Mengetahui perkembangan cabang olahraga yang mengikuti PON 3.
Menyelesaikan tugas mata kuliah Sejarah Olahraga
BAB II PEMBAHASAN A. CABANG OLAHRAGA 1. ATLETIK Atletik merupakan salah satu olahraga yang paling banyak diminati di negara Indonesia. Hal tersebut dapat kita lihat dari antusiasme masyarakat ketika ada perlombaan atletik. Tak hanya itu saja, Indonesia juga banyak menghasilkan para atlet berbakat yang mempunyai skill yang memumpuni. Dapat dilhat dari berbagai prestasi yang ditorehkan oleh para atlet Indonesia di kancah olimpiade internasional.
Sejarah Singkat Berbicara mengenai sejarah singkat atletik di Indonesia, sebetulnya Indoneisa telah tertinggal cukup jauh dibandingkan dengan negara-negara di daratan Eropa. Karena sejarah atletik di Indonesia baru tercatat di awal tahun 1930-an. Tepatnya, pada saat pemerintahan Hindia Belanda mulai menjadikan atletik sebagai salah satu jenis dari mata pelajaran wajib yang harus diajarkan di sekolah. Sehingga atletik ini mulai di kenali oleh segelintir orang. Pada waktu itu, atletik adalah sesuatu yang masih asing dipercinvangkan oleh masyarakat luas. Sebab, atletik ini hanya diajarkan di bangku sekolah, yang notabene merupakan sebuah lingkungan untuk masyarakat yang berpendidikan. Meski demikian, seiring dengan bertambahnya waktu. Pada akhirnya, banyak informasi mengenai atletik yang beredar dengan cepat. Sehingga orang awampun mulai mengenal dan memahami bagaimana dan juga apa manfaat dari atletik sendiri.Pada waktu masa kolonial Belanda, petinggi Belanda juga telah membentuk suatu organasisi bernama Nederlands Indische Athletiek Unie, yang mempunyai tugas khusus dalam hal mengadakan pertandingan atletik. Di Medan pada tahun 1930-an juga sebetulnya telah terdapat sebuah badan yang bernama Sumatera Athletiek Bond yang berperan dalam mengadakan kompetisi atletik di sekolah Mulo,
HBS serta sekolah swasta lainnya. Meskipun dapat dsebutkan bahwa usia atletik di negeri ini baru seumur jagung, namun berkat adanya campur tangan dari Nederlands Indische Athletiek Unie, Indonesia berhasil melahirkan atlet profesional seperti Harun Al Rasyid, Effendi Saleh, M. Murbambang, Mochtar Saleh, Mohd. Abdulah serta yang lainnya, Nur Bambang sendiri pernah berhasil meraih prestasi yang mengagumkan karena tercatat memecahakan rekor lari jarak pendek dalam durasi 10.8 detik. Meski aktivitas atletik di Indonesia pernah vakum dikarenakan dibekukan oleh Jepang pada waktu kependudukannya. Namun pembentukan dari Persatuan Olahraga Republik Indonesia di tahun 1946 dapat menghidupkan kembali kegiatan atletik di tanah air. Hal terseut dilakukan dengan tujuan untuk memajukan Indonesia yang pada waktu itu baru saja merdeka dengan membuat berbagai program yang mengembangkan dan menguatkan Indonesia.
Macam-Macam Cabang Atletik Seperti yang telah kita ketahui, atletik terdiri dari beberapa cabang, diantaranya ialah sebagai berikut: 1. Cabang Lari Cabang lari ini terdiri atas lari sprint, lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, lari estafet serta lari gawang. 2. Cabang Lempar Yang termasuk ke dalam atletik cabang lempar adalah lempar cakram, lempar lembing dan juga tolak peluru. 3. Cabang Lompat Adapaun atletik cabang lompak yang meliputi lompat tinggi, lompat jauh, lompat galah dan lompat jangkit 1. Atletik Lari
Atletik dalam cabang lari terbagi atas beberapa jenis dengan menjadikan jarak lintasan sebagai acuaannya. Berikut merupakan cabang dari atletik lari yaitu: 1.1 Lari Sprint (100 meter) Lari sprint dengan jarak lintasan 100 meter ini sebetulnya nyaris sama dengan jenis lari jarak pendek. Sehingga wajar jika masih terdapat banyak yang menyimpulkan bahwa keduanya merupakah hal yang serupa. 1.2 Lari Jarak pendek Lari jarak pendek mempunyai lintasan sepanjang 50 hingga 100 m. Pemenang dari lari jarak pendek merupakan orang yang tercepat menuju garis finish. Adapun tujuan dari lari jarak pendek yaitu untuk mengoptimalkan kecepatan horizontal seseroang. Secara spesifik, terdapat beberapa level dari lari jarak pendek, yaitu: reaksi dan drive, fase transisi serta memelihara kecepatan fase. 1.3 Lari Jarak Menengah Lari jarak menengah mempunyai panjang lintasan 800 hingga 150 meter. 1.4 Lari Jarak Jauh Lari jarak jauh juga akrab disebut sebagai lari marathon, jenis lari ini mempunyai panjang lintasan sampai sejauh 3000 meter. 1.5 Lari Estafet Lari estafet juga disebut sebagai lari sambung, estafet sendiri adalah jenis atletik dari cabang lari yang dapat dilakukan oleh satu tim dengan cara bersambung membawa sebuah tongkat.
1.6 Lari Gawang Mempunyai panjang lintasan hingga mencapai 3000 meter. Lari gawang sendiri mempunyai ciri khasnya yakni memiliki banyak rintangan di sepanjang lintasan untuk menghalangi para pelari.
Nomor-nomor Atletik Nomor-nomor atletik terdiri dari beberapa cabang, perhatikan penjelasan di bawah ini. Lari Nomor lari terdiri atas:
Larii jarak pendek = 100, 200, 400 meter
Lari jarak menengah = 800 dan 1500 meter
Lari jarak jauh = 5000, 10000 meter dan marathon 42,195 km
Lari halang rintang (steeplechase)
Jalan Cepat, terdiri dari jarak mulai 3000m, 5000m, 10.000m, 20.000m, 50.000 m.
Lompat Nomor Lompat terdiri atas:
Lompat jauh ( long jump)
Lompat jangkit ( triple jump)
Lompat tinggi ( high jump)
Lompat galah ( Pole Vault )
Lempar Nomor Lempar terdiri atas:
Tolak Peluru (Shot Put )
Lempar Cakram ( Discus Throw)
Lempar Lembing ( Javelin throw )
Lontar Martil (hammer throw). 2. GULAT
Gulat adalah salah satu cabang olahraga beladiri pribadi yang berasal dari yunani-romawi. Gulat ialah kontak jasmani antara dua orang, di mana salah seorang pegulat mesti menjatuhkan atau bisa mengontrol musuh mereka. Olahraga gulat indentik dengan dua orang yang saling berhadapan dan berjuang untuk mengalahkan lawanya dengan teknik menarik, mendorong, membanting, menjegal, dan mengunci hingga punggung lawan menempel di atas matras. Teknikteknik pada dalam gulat dapat mengakibatkan luka yang serius. Pada tahun 2500 SM cabang olahraga Gulat telah menjadi suatu mata pelajaran di suatu sekolah di Negara Cina dan sekitar tahun 2050 SM gulat juga dipelajari oleh orang-orang Mesir. Sejak Olympiade Kuno, gulat telah menjadi suatu acara pertandingan, walaupun acara tersebut diadakan di dalam acara Pentahlon.
Sejarah Gulat Sejak sebelum Perang Dunia II, Indonesia telah mengenal gulat internasinal. Gulat ini diangkut oleh tentara Belanda. Masyarakat Indoensia ketika tersebut mengenal gulat sebagai tontonan di pasar malam atau pada pesta-pesta di kota besar sebagai acara hiburan. Tahun 1941 – 1945 sewaktu Indonesia diduduki tentara Jepang, seni bela diri Jepang laksana Judo, Sumo dan Kempo masuk pula ke Indonesia, sampai-sampai gulat secara berangsur-angsur menjadi hilang. Tahun 1959 di Bandung pernah diselenggarakan pertandingan gulat bayaran antara Batling Ong melawan Muh. Kunyu dari Pakistan. Dari Pakistan pertandingan tersebut mendapat perhatian yang lumayan besar dari pencadu olahraga gulat di Indonesia, terutama masyarakat di kota Bandung. Pertandingan itu diadakan oleh PERTIGU (Persatuan Tinju dan Gulat), sebuah wadah olahraga amatir dan profesional tinju dan gulat di Indonesia. Mengingat pada waktu tersebut pemerintah dalam urusan ini menteri olahraga tidak membernarkan adanya Organisasi Olahraga Tinju dan Gulat bayaran. Terlebih-lebih dengan adanya keperluan nasional dimana
Indonesia ditunjuk sebagai tuan lokasi tinggal penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, maka ketua OC Asian Games menunjuk Kolonel CPM R. Rusli (sekarang Mayjen Purn), untuk menyusun suatu organisasi gulat amatir. Maksudnya Pemerintah bercita-cita supaya Indonesia bisa menerjunkan pada pegulatnya dalam arena Asian Games IV itu. Kol. Rusli yang menemukan mandat dari Ketua OC Asian Games IV tahun 1962 tersebut segera mengemban tugasnya. Dihubunginya sejumlah tokoh olahraga yang terdapat di Bandung diantaranya Batling Ong, Ong Sik Lok, M.Cc. M.F. Siregar, M.Sc., H.B. Alisahbana dan Abdul Djalil. Selain sejumlah kali menyelenggarakan pertemuan di lokasi tinggal Kol. R. Rusli di jalan Supratman Bandung, maka tepatnya pada tanggal 7 Pebruari 1960 didirikanlah suatu organisasi gulat amatir Indonesia dengan nama Persatuan Gulat Seluruh Indonesia yang disingkat PGSI. Dengan adanya kejuaraan dunia di Yokohama tahun 1961, maka PGSI menyelenggarakan seleksi nasional guna menilai kesebelasan Indonesia ke kejuaraan dunia yang dilangsungkan pada bulan Juni 1961. Empat pegulat terpilih dalam seleksi tersebut untuk mewakili Indonesia yakni Rachman Firdaus (kelas 68 kg gaya bebas) Yoseph Taliwongso (kelas 68 kg gaya Yunani-Romawi) Sudrajat (kelas 62 kg gaya bebas) ketiganya dari Bandung, seoran gdari Yogyakarta yaitu Elias Margio (kelas 62 kg gaya Yunani). Mereka ini didampingi oleh Kapten Obos Purwono sebagai kesebelasan manajer serta Batling Ong sebagai pelatih. Dalam PON V tahun 1961 di Bandung olahraga gulat termasuk di antara cabang olahraga yang dipertandingkan dengan memungut tempat di Bioskop Varia (sekarang Nusantara). Daerahdaerah yang telah memiliki pengurus mengantarkan para pegulatnya juga. Namun Jawa Barat tetap membeli semuanya medali terbanyak. Tahun 1962 Asian Games IV dilangsungkan di Jakarta. Indonesia menurunkan semua pegulatnya secara full team, mulai dari ruang belajar 52 kg hingga dengan 87 kg. Prestasi semua pegulat anda belum begitu menggembirakan, Indonesia melulu meraih 2 medali perunggu melewati gulat Mujari (kelas 52 kg) dan Rachman Firdaus (kelas 63 kg) yang dua-duanya bertanding dalam gaya Yunani-Romawi. Dalam Ganefo I (Games of The New Emerging Forces) yang dilangsungkan di Jakarta tahun 1963, Indonesia pun mengikutsertakan pegulatnya. Yoseph Taliwongoso yang bertanding
di ruang belajar 70 kg, gaya Yunani-Romawi sukses meraih medali perak, sementara Suharto ruang belajar 97 kg, meraih perunggu. Tahun 1964 PB. PGSI mengantarkan para pegulatnya ke RRC dan Korea Utara untuk meningkatkan pengalaman. Diantara semua pegulat yang diantarkan itu merupakan Rachman Firdaus, Joseph Taliwongso, Bambang Kantong, Saut Tambunan dan Wachmana. Tahun 1965 menjelang diselenggarakannya PON VI di Jakarta, hadir pegulat-pegulat yang sarat bakat, laksana Suparman Hamid, Tigor Siahaan, Johny Gozali. Sayang semua pegulat ini belum sempat memperlihatkan kebolehannya dalam arena PON VI yang batal sebab situasi politik dan mengakibatkkan tersendat-sendatnya peradaban para pegulat Indonesia. Tahun 1966 menjelang Asian Games V di Bangkok, PGSI menyelenggarakan kejuaraan nasional di Bandung. Setelah mengerjakan seleksi yang ketat terpilih pegulat-pegulat Rachman Firdaus, S.H., Ir. Suparman Hamid dan Ir. Saut Tambunan guna memperkuat kontingen Indonesia. Tahun 1967, diadakan kejuaraan nasional di Surabaya, peluang ini adalahyang terakhir kalinya dihadiri oleh Bapak Gulat Indonesia Batling Ong Hong Liong. Tahun 1968, adalahtahun yang sepi untuk PGSI sebab tidak adanya pekerjaan tingkat nasional. Kesempatan ini ditunjukkan untuk mempersiapkan diri menghadapi PON VII tahun 1969 di Surabaya. Tahun 1969, diselenggarakan PON VII di Surabaya dimana semua pegulat dari daerah-daerah Sumatera Utara, DKI Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan mengukur kekuatannya dalam arena tersebut. Daam PON VII ini tampak olahraga gulat semakin berkembang bahkan hadir pula wajah-wajah baru yang sarat semangat dan berbakat.
Tahun 1970, PGSI mendapat peluang lagi guna ambil unsur dalam Asian Games VI di Bangkok. Untuk tersebut PGSI mulai merangkai tim dengan terlebih dahulu menyelenggarakan kejuaraan nasional di Bandung. Para pegulat yang terpilih ialah Tigor Siahaan, Sampurno, Darmanto, dan Johny Gozali, tetapi kali ini gulat pun belum sukses memperoleh medali guna disumbangkan di pangkuan Ibu Pertiwi.
Tahun 1971, guna kesatu kalinya dan ternyata adalahterakhir kalinya gulat dipertandingkan pula dalam POM (pkean Olahraga Mahasiswa) di Palembang. Tahun 1972, menjelang PON VIII di Jakarta, terlebih dahulu diselenggarakan babak kualifikasi untuk daerah-daerah yang bakal ikut serta dalam PON. Bagi pelaksanaannya tahun tersebut juga PGSI mengadakan kejuaraan Nasional di Medan dan untuk pegulat yang lolos dari babak kualifikasi bisa ikut serta dalam PON VIII tahun 1973 di Jakarta. Dalam PON VIII ini pula dipertandingkan gulat dalam 2 nomor yaitu gaya Yunani-Romawi dan gaya bebas. Tahun 1973, ini PGSI pun kembali ikut serta dalam kejuaraan gulat di Glanbator, Mongolia dan kesebelasan Indonesia terdiri dari Tigor Siahaan, Syampurno, Johny Gozali dan Darmanto. Selain tersebut kegiatan internasional yang dibuntuti oleh semua pegulat kita ialah :
Tahun 1974 Asian Games VII di Teheran, PGSI mengantarkan pegulat Tigor Siahaan ruang belajar 48 kg dan Johny Gozali ruang belajar 62 kg ; kejuaraan dunia tahun 1978 di Mexico PGSI menerjunkan pegulat-pegulat Suwarto ruang belajar 57 kg, Alfan Sulaiman ruang belajar 62 kg, Tahi Sihombing ruang belajar 68 kg dan Eddy Santoso ruang belajar 74 kg.
Tahun 1980, di Rumania PGSI mengantarkan pegulat Suwarto ruang belajar 57 kg, Edison ruang belajar 62 kg dan Alfan Sulaiman ruang belajar 68 kg.
Tahun 1982, Asian Games IX di New Delhi, PGSI mengantarkan Rubianto Hado kela s48 kg, Rusdi ruang belajar 57 kg, dan Alfan Sulaiman ruang belajar 62 kg.
Sejak pembentukannya tahun 1960 PGSI telah tidak sedikit melakukan pekerjaan baik lokal, nasional maupun internasional. Frekuensi pertandingan meningkat dan wilayah baru PGSI pun bertambah. Saat ini di semua Indonesia PGSI memiliki 17 Pengda : 1. Pengda PGSI Sumatera Utara, jalan Karantina 50 Medan, 2. Pengda PGSI Sumatera Barat, jalan Arief Rahman Hakim 6 Padang
3. Pengda PGSI Riau, Kepala Kantor Kecamatan Tebing Tinggi di Selat Panjang 4. Pengda PGSI Sumatera Selatan, GOR KONI Sumatera Selatan jalan Kapten A. Rivai Palembang 5. Pengda PGSI Jawa Barat, jalan Aceh 47- 49 Bandung 6. Pengda PGSI DKI Jaya, Manajer Stadion Utama Senayan Pintu 8 Jakarta 7. Pengda PGSI Jawa Tengah, SGO jalan Atmodirono 2/4 Semarang. 8. Pengda PGSI D.I. Yogyakarta, jalan Dr. Wahidin 20 Yogyakarta 9. Pengda PGSI Jawa Timur, jalan Ngagel Timur II/30 Surabaya 10. Pengda PGSI Kalimantan Tengah , SMOA Negeri Palangkaraya 11. Pengda PGSI Kalimantan Selatan, Kantor Depdikbud Kecamatan Banjar Barat jalan Batu Tiban Banjarmasin. 12. Pengda PGSI Kalimantan Timur, SGO Negeri Samarinda jalan pahlawan Samarinda 13. Pengda PGSI Sulawesi Utara, KONI Propinsi Sulawesi Utara jalan A. Yani Manado. 14. Pengda PGSI Sulawesi Selatan, jalan Hatimurah 2 Ujung Pandang 15. Pengda PGSI Sulawesi Tengah, Sdr. Suwardji SKKP negeri palu. 16. Pengda PGSI Sulawesi Tenggara, Sdr. Watimena jalan Fajarmerantau Kendari. 17. Pengda PGSI Irian Jaya, KONI Irian Jaya Jayapura. Gaya yang dipertandingkan dan kelasnya Olahraga gulat mempertandingkan 2 macam gaya yakni gaya bebas dan gaya Yunani-Romawi. Gulat gaya bebas dan gaya Yunani-Romawi setiap meliputi kelas-kelas : 1. Kelas 48 kg 2. Kelas 52 kg 3. Kelas 57 kg 4. Kelas 62 kg 5. Kelas 68 kg 6. Kelas 74 kg 7. Kelas 82 kg 8. Kelas 90 kg 9. Kelas 100 kg 10. Kelas 100 kg, + (over + 100 kg).
Organisasi Susunan organisasi PGSI berbentuk piramida dan vertikal, berjenjang mulai dari perkumpulan – perkumpulan, pengurus Kabupaten/Kotamadya, Kota (Administratif), Propinsi hingga ke tingkat Pusat. Di Ibukota Republik Indonesia Jakarta disusun Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia yang disingkat PB. PGSI, di Ibukota Propinsi disusun Pengurus Daerah PGSI yang disingkat Pengda PGSI, di Ibukota Kabupaten/Kotamadya dan Kota Administratif disusun pengurus cabang disingkat Pengcab PGSI, yang setiap pembentukannya oleh kongres, rapat anggota pemilihan pengurus cabang. Masa kepengurusan besar sangat lama 4 tahun dan pengurus cabang 2 tahun.
Teknik Dasar Gulat 1. Clinch Fighting Secara etimologi, clinch fighting berarti bertempur dengan memiting. Sangat umum digunakan dalam gulat meski tergolong sulit. Dengan teknik ini lawan tidak akan mampu menggunakan tendangan dan tinjuan sebagai senjata karena tubuhnya sudah tak mampu bergerak dengan leluasa lagi. Teknik ini juga biasa digunakan sebagai peralihan dari model stand-up fighting ke ground fighting. Akan lebih menguntungkan bila kita memiliki berat dan tinggi yang lebih dari lawan. 2.
Leverage
Secara harfiah leverage berarti mengambil keuntungan. Jadi, pegulat yang lebih tinggi dari lawannya akan lebih mudah memenangkan pertarungan dengan memanfaatkan jangkauannya yang panjang untuk meraih pergelangan kaki lawan. Dengan teknik ini, pegulat akan mampu mengangkat satu kakinya dari matras dan kemudian menyapu kaki lain lawan agar lawan terjatuh. Teknik leverage ini terdiri dari beberapa sub-teknik lainnya, yakni:
Hip Throws
Teknik ini dilakukan dengan cara membanting bagian pinggang lawan. Setelah memastikan posisi tubuh bagian atas lawan, langkah kaki bisa diposisikan di antara tubuhnya untuk mengambil keuntungan. Dengan bagian pinggang diposisikan di bawah pinggang lawan, kita bisa mengambil gerakan dengan cara mengangkat sedikit tubuh lawan. Setelah itu kita bisa membanting lawan ke arah belakang.
Cradles
Teknik ini berfokus pada keuntungan seorang pegulat dalam meletakkan lawan di punggungnya. Pegulat dengan tubuh yang lebih tinggi dan lengan yang lebih panjang bisa melakukan kuncian pada kepala lawan dengan satu lengan. Sementara lengan lainnya bisa diposisikan di bawah salah satu atau kedua kaki. Tangan kemudian bisa dikunci rapat dengan menariknya lebih dulu lalu mengarahkan kepala lawan serta lutut di saat bersamaan.
Sprawl
Teknik ini dilakukan dengan cara menarik kedua kaki kita dan menjatuhkan diri ke matras lalu menerkam lawan dengan berada di atasnya saat ia mencoba menyerang. Dengan ukuran tubuh yang lebih tinggi dari lawan, kita bisa meraih bagian bawah tubuh lawan dan mengunci lengannya. Setelah itu, lanjutkan dengan cara membalikkannya hingga bagian pinggang lawan terkunci sehingga dia tidak bisa bergerak. 3. Joint Lock Dalam teknik ini seorang pegulat hanya perlu mengisolasi sendi lawan agar lawan tidak bisa bergerak. Teknik ini akan memberikan rasa sakit pada bagian sendi dan mampu memicu cedera pada lawan. Risiko yang terjadi antara lain adalah kerusakan otot, ligamen dan tendon. Lawan bahkan berpotensi mengalami patah tulang karena gerakan ini. 4. Grappling Hold Teknik ini sangat tepat digunakan untuk mengendalikan gerakan dan posisi lawan. Gerakan grappling berfokus pada clinching, submission dan juga pinning. Itulah informasi singkat tentang empat teknik dasar dalam olahraga gulat. Di era kekinian, gulat
sudah banyak dikombinasikan dengan martial arts. Berikutnya, kita akan membahas cabang olahraga lain.
Manfaat Gulat 1. Gulat mengembangkan keterampilan atletik dasar 2. Gulat mengembangkan tanggung jawab pribadi 3. Gulat mengembangkan ketangguhan mental 4. Gulat mengajarkan tentang nutrisi dan pemeliharaan berat badan 5. Gulat menyatukan anak-anak dan membangun persahabatan yang kuat 6. Gulat mengembangkan disiplin B. Perkembangan Pada PON 1. ATLETIK Atletik pada PON XIX/2016 akan berlangsung dari 22 September sampai 28 September 2016 di Stadion Pakansari, Jalan Tegar Beriman, Cibinong untuk maraton, dan Jalan Raya Eddy Yosso Martadipura untuk nomor 20 kilometer jalan cepat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Atletik pada PON kali ini akan terbagi menjadi 4 disiplin, yaitu : Lintasan dan lapangan, lari jalan raya, dan jalan cepat. Setiap provinsi selain tuan rumah, Jawa Barat yang mendapatkan kuota atlet, dapat meloloskan maksimal 3 atlet untuk tiap nomor pertandingan individu dan 1 tim per nomor pertandingan estafet, jika berhasil melewati limit yang ditentukan.[1] Syarat untuk kualifikasi PON XIX/2016, adalah sebagai berikut:
Atlet yang lolos ke PON XIX/2016 minimal kelahiran 1998.
Periode waktu kualifikasi PON XIX/2016 adalah dari Januari - Desember 2015.
Lolos melalui kejuaraan-kejuaraan nasional maupun internasional yang diakui oleh PB PASI
Semua nomor lari harus dilaksanakan di lapangan sintetis dan dicatat dengan catatan waktu elektronik, kecuali nomor maraton dan jalan cepat.
Semua nomor lapangan harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan standar Asosiasi Internasional Federasi Atletik.
Jumlah peserta yang lolos PON untuk tiap nomor pertandingan minimal 8 peserta, jika jumlah yang lolos kurang dari 8, maka akan dilakukan dengan sistem rangking.[2][3]
Adapun limit kualifikasi PON adalah sebagai berikut: Putra
Nomor Pertandingan
Putri
Limit
Nomor Pertandingan
Limit
100 m
10,75 100 m
12,10
200 m
22,00 200 m
25,50
400 m
49,20 400 m
58,10
800 m
1:56,00 800 m
2:18,00
1500 m
3:59,00 1500 m
4:45,00
5000 m
15:00,00 5000 m
17:55,00
10.000 m
32:10,00 10.000 m
39:00,00
110 m gawang
15,00 100 m gawang
15,00
400 m gawang
55,00 400 m gawang
1:04,30
3000 m Halang
9:40,00 3000 m Halang
11:30,00
Rintang
10.000 m Jalan Cepat
Rintang
45:00,00 10.000 m Jalan Cepat
-
20 Km Jalan Cepat
1:35:00 20 Km Jalan Cepat
2:00:00
Maraton
2:45:00 Maraton
3:15:00
Lompat Jauh
7,00 Lompat Jauh
5,60
Lompat Jangkit
14,55 Lompat Jangkit
12,00
Lompat Tinggi
1,90 Lompat Tinggi
1,60
Lompat Galah
3,80 Lompat Galah
3,00
Tolak Peluru
13,75 Tolak Peluru
12,60
Lempar Cakram
45,00 Lempar Cakram
40,00
Lempar Lembing
59,50 Lempar Lembing
40,00
Lontar Martil
46,00 Lontar Martil
40,00
Dasalomba
5000 Saptalomba
3000
4 x 100 m
41,20 4 x 100 m
47,40
4 x 400 m
3:15,00 4 x 400 m
3:50,00
Kejuaraan yang termasuk dalam kualifikasi PON XIX/2016 adalah:[4]
Jatim Open yang dibentang 19-22 Maret 2015 di Surabaya,
SEA Youth 11-13 April 2015 di Kuala Lumpur,
Kejurnas PPLP dan PPLM 5-8 Mei 2015 di Aceh,
Asian Youth 9-14 Mei 2015 di Doha Qatar,
Jateng Open 20-23 Mei 2015 di Solo,
Asian Championships 3-6 Juni di Wuhan, China,
SEA Games 9-17 Juni 2015 di Singapura,
Maybank Bali Marathon 30 Agustus 2015 di Bali,
Kejurnas 1-5 September 2015 di Jakarta,
Popnas 11-14 September 2015 di Bandung,
Brunai Open 17-19 Oktober 2015 di Brunai Darussalam,
Jakarta Marathon 27 Oktober 2015 di Jakarta,
Porwil IX Sumatra 12-25 November 2015 di Babel,
Pomnas 18-20 November 2015 di Aceh
Jabar Open 18-20 Desember 2015 di Bogor
Singapore Open 4-7 April 2016 lalu di Singapura
2. GULAT
Gulat pada Pekan Olahraga Nasional XIX akan dipertandingkan pada 23 sampai 28 september 2016 di GOR Saparua, Kompleks Olahraga Saparua, Kota Bandung, Jawa Barat. Gulat akan terbagi menjadi dua disiplin, gaya bebas dan Gaya Grego-Romawi, kemudian dibagi
lagi kedalam kelas pertandingan berdasarkan berat badan. Untuk putra akan dipertandingkan masing-masing disiplin, sementara putri hanya mempertandingkan gaya bebas, dengan total 26 medali emas akan diperebutkan. Sebanyak 196 pegulat dari 26 provinsi akan bertanding di 26 nomor pertandingan. Sebanyak 196 atlet lolos ke PON XIX tahun 2016, melalui mekanisme sebagai berikut:
Tuan rumah Jawa Barat mendapatkan 1 kuota atlet per kelas pertandingan 162 atlet dari Kejuaraan Nasional Gulat - Pra PON XIX pada tanggal 29 November-4 Desember 2015 di Kota Malang, Jawa Timur 8 atlet mendapatkan wild card dari PB PGSI Gaya bebas Putra
Gaya Grego-Romawi Putra
Provinsi 52
57
61
6 5
7 0
7 8 9 4 6 7
1 2 5
5 5 6 4 9 6
Ace
Ben gkulu
DI Yogyak arta
4 5 5 8 3 5
5 6 6 6 7 8 0 3 9 5
X
X
Ban gka Belitung
Ban
1 3 0
Total
X
X
Bali
ten
7 7 8 8 9 1 5 0 5 8
X
h
Gaya bebas Putri
2
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
1
X
X
3
X
X
X
8
6
X
X
3
DK I Jakarta
X
X
X X
Jam
X
X
X
X
X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
26
Jaw a Timur
X
X
X
X
X X X X X
X
X X X
X
X
X
Kal imantan Tengah
X X X X
X
X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
4
X X X X X X
X
Kal imantan Selatan
Kal imantan Utara
X X X X
X
Kali mantan Barat
Kali mantan Timur
X X
12
14
Jaw a Tengah
X
X X X
X X X
bi
Jaw a Barat
X X X X X
17
X
2
X X X
18
X
X X X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X X X
X
2
25
3
La mpung
Pap ua
X
X
X X
X
X
Pap ua Barat
X
Ria
X
X
X
Sul awesi Barat
X
X
X
Su matera Barat
2
X
X
X
X
X
X
X X X
X
X
1
2
X
X
X
4
5
X
Su matera Selatan
Su matera Utara
X
X X
Sul awesi Selatan
Sul awesi Tenggar a
5
3
X
u
X
X X
X X X
X
X X
X X X X X
X
X
15
3
X X
10
Total (26 Provinsi )
8
8
9
9
8
7 7 7
6
8 8 9
Jadwal Tanggal
Nomor
52 kg gaya bebas putra 23 September
70 kg gaya bebas putra
2016
48 kg gaya bebas putri 60 kg gaya bebas putri
57 kg gaya bebas putra 24 September
74 kg gaya bebas putra
2016
53 kg gaya bebas putri 63 kg gaya bebas putri
61 kg gaya bebas putra 25 September 2016
86 kg gaya bebas putra 125 kg gaya bebas putra 55 kg gaya bebas putri 69 kg gaya bebas putri
65 kg gaya bebas putra 26 September
97 kg gaya bebas putra
2016
58 kg gaya bebas putri 75 kg gaya bebas putri
27 September
54 kg gaya grego romawi putra
2016
66 kg gaya grego romawi putra
8 9 7 7 7
6
7 7 7
7 7 7 8 8
196
75 kg gaya grego romawi putra 85 kg gaya grego romawi putra 130 kg gaya grego romawi putra
59 kg gaya grego romawi putra 28 September
71 kg gaya grego romawi putra
2016
80 kg gaya grego romawi putra 98 kg gaya grego romawi putra
Medali Perolehan medali Provinsi tuan rumah Per .
Provinsi
Emas
Perak
Perunggu
Jumlah
1
Jawa Barat
7
7
6
20
2
Kalimantan Timur
6
3
8
17
3
Jawa Timur
4
4
6
14
4
Kalimantan Selatan
4
3
9
16
5
Banten
2
0
0
2
6
Sumatera Barat
1
3
3
7
7
Sumatera Utara
1
1
2
4
Per
Provinsi
.
Emas
Perak
Perunggu
Jumlah
8
Jambi
1
0
4
5
9
Sumatera Selatan
0
3
0
3
10
Bengkulu
0
1
1
2
11
Kalimantan Tengah
0
1
0
1
12
DKI Jakarta
0
0
5
5
13
Riau
0
0
2
2
13
Lampung
0
0
2
2
15
Aceh
0
0
1
1
15
DI Yogyakarta
0
0
1
1
15
Jawa Tengah
0
0
1
1
15
Papua Barat
0
0
1
1
Total
26
26
52
104
Peraih medali Gaya bebas Putra Nomor
Emas
Perak
Perunggu
Syabri Purnama Putra 52 kg detail
Puji Prastiyo Jawa Timur
Moch Alan Yolanda Jawa Barat
Sumatera Barat
Muhammad Iqbal Kalimantan Timur
Kairudin 57 kg detail
Eko Roni Saputra Kalimantan Timur
Heru Fernandes Sumatera Barat
Riau
Eliptua Siregar DKI Jakarta
Anggi Pratama Hakim 61 kg detail
Hamka Kalimantan Timur
Handaka Wiguna Jatnika Jawa Barat
Bengkulu
Moch. Habib Khusairi Jawa Timur
Hadi Prayitno 65 kg detail
Aji Hakiki Banten
Muhammad Fuad Kalimantan Selatan
Lampung
M. Husaini Barus Sumatera Utara
70 kg detail
M. Ricky Fajar Adipura Kalimantan Selatan
Ari Dwi Riyatna
Rizki Darmawan
Jawa Barat
DKI Jakarta
Cuki Andika Jambi
Rendy Aditia Saputra 74 kg detail
Heri Fadli Hukmi Wibisakna Jawa Barat
M. Muqsit Redha Sumatera Utara
Kalimantan Selatan
Rahmat Budiman Riau
Rio Akbar Bahari 86 kg detail
Husnul Amri Sumatera Barat
Kriesna Eka Pratama Jawa Timur
Jawa Barat
Fahriansyah Kalimantan Selatan
Bayu Billi Kurniantoro 97 kg detail
Efriadi
Agus Riandhy
Jambi
Kalimantan Timur
Jawa Timur
Jumain Jawa Tengah
Lutfi Azhar 125 kg detail
Dimas Septo Jawa Timur
DKI Jakarta
Ronald Sumatera Selatan
Agus Sahrul Hanafiah Jawa Barat
Grego-Romawi Putra Nomor
Emas
Perak
Perunggu
Agus Setia Bakti 54 kg detail
Hamdian Rachmat Mubaroq Jawa Barat
Muhammad Ivanto Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sugiono Jawa Timur
Acil Irawan 59 kg detail
Hasan Sidik Jawa Timur
Bismi Fornandes Sumatera Barat
Jawa Barat
Suparmanto Kalimantan Timur
Arbainsyah 66 kg detail
Aliansyah Kalimantan Timur
Tri Wahono Bengkulu
Kalimantan Selatan
Peri Budiawan Jawa Barat
Andrik Kurniawan 71 kg detail
Brian Akbar Prahara Kalimantan Selatan
Ergie Andres Nugraha Jawa Barat
Jawa Timur
Muhamad Buhari Kalimantan Timur
Indra Satria Prakarsa 75 kg
Rudi Suandi Syafe'i
Lulut Gilang Saputra
detail
Jawa Barat
Jawa Timur
Kalimantan Selatan
Kusno Hadi Saputra Kalimantan Timur
Suryadi 80 kg
Agus Fajar
detail
Jawa Timur
Aceh
Heriyadi Kalimantan Selatan
Rustang Kalimantan Timur
Wahyudi 85 kg
Sumurung Siregar
detail
Sumatera Utara
Wayan Murdiana Sumatera Selatan
Jawa Barat
Ferdinandus Kalimantan Selatan
98 kg
Adhitya Eka Lazuardi
detail
Jawa Barat
Kuanto
Dedy Rukhmana
Sumatera Selatan
DKI Jakarta
M. Risqa Adam Wibowo Kalimantan Selatan
Ibnu P 130 kg
Papang Ramadhani
detail
Kalimantan Timur
Tawar Tri Setiawan Kalimantan Selatan
DI Yogyakarta
Nur Rusli DKI Jakarta
Gaya bebas Putri Nomor
48 kg detail
Emas
Espiani Rusmana Jawa Barat
Perak
Shintia Eka Arfenda Jawa Timur
Perunggu
Dian Putri Rahmaniah Kalimantan Timur
Elvi Siska Suryani Sumatera Barat
Desi Rahayu 53 kg detail
Inadrah Kalimantan Timur
Mardiatul Anggraini Sumatera Barat
Jawa Barat
Susilawati Jambi
Dina Mariana 55 kg detail
Dewi Ulfah Kalimantan Timur
Shella Abdillah Sunjaya Jawa Barat
Kalimantan Selatan
Mutiara Ayuningtyas Jawa Timur
Elvita Ersama Br Ginting 58 kg detail
Eka Setiawati Jawa Barat
Meylani Kalimantan Tengah
Sumatera Utara
Putri Meilinda Rinaldy Kalimantan Timur
Desy Rahmawati 60 kg detail
Dewi Atiya Jawa Barat
Eka Nur Fitriana Sari Jawa Timur
Kalimantan Timur
Rahmi Dewi Septida Sumatera Barat
63 kg detail
Ridha Wahdaniyaty Kalimantan Selatan
Anita Dwi Nengrum Kalimantan Timur
Nurhayati Jawa Timur
Siti Khodijah Jambi
Munirah 69 kg detail
Desi Sinta Banten
Kharisma Tantri Herlina Jawa Barat
Kalimantan Selatan
Indri Sukmaningsih Jambi
Maya Octasari Br Bangun 75 kg detail
Roxana Andreea Nastrusnicu Kalimantan Selatan
Nisa Nirmala Jawa Barat
Lampung
Gloria Stefani Mailoa Papua Barat
LAMPIRAN
TUGAS REKAYASA IDE A. Hal yang Perlu Diperbaiki Cabor ATLETIK 1. Program latihan Menurut kami dalam Program Latihan yang meraka lakukan sangat baik dan sang pelatih sangat peduli dengan atlet nya 2. Pembinaanya Pembinaan dalam cabor ATLETIK ini sudah bagus dan baik setiap atlitnya dibimbing dengan pembinaan yang baik 3. Administrasi Menurut kami admistrasi dalam GULAT ini juga bagus dari segi pembinaan B. Hal yang Perlu Diperbaiki Cabor GULAT 1. Program latihan Menurut kami sudah sangat bagus, karena banyak atlet atlet yang berhasil menjuarai kejuaraan gulat
2. Pembinaanya Pembinaan dalam cabor GULAT juga sudah bagus, 3. Admistrasi Menurut kami admistrasi yang diberikan kepada atleit baik, semua kebutuhan atlit sudah terpenuhi.
C.
D. TUGAS PROJECK E.
PEMBINA
F. FAHMI KHAIRUL
KETUA GIBREKA N GINTING
WAKIL KETUA RANDY P GINTING
BENDAHARA
SEKRETARIS
Sopan C Harahap
MAULIDIN NISA
PELATIH
ATLET