Manajemen Inovasi - Buku Panduan Perkuliahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN INOVASI



1



DAFTAR ISI A. BAB I Manajemen Inovasi 1. Kegiatan Pertemuan I Orientasi Perkuliahan 2. Kegiatan Pertemuan II Tantangan Inovasi revolusi industri 4.0 3. Kegiatan Pertemuan III Konsep dasar Manajemen Inovasi 4. Kegiatan Pertemuan IV Pendekatan Design Thinking 5. Kegiatan Pertemuan V Identifikasi Ide-ide Inovasi B. BAB II Instrumen Pengumpulan Data Kegiatan Pertemuan VI Emphatize (Pengumpulan Data) C. BAB III Sistematika Laporan dan Matriks Analisis Data Kegiatan Pertemuan VII Perencanaan Inovasi Produk D. BAB IV Form Spesifikasi dan Deskripsi Temuan Inovasi 1. Kegiatan Pertemuan IX 2. Kegiatan Pertemuan X E. BAB V Form Spesifikasi dan Deskripsi Temuan Inovasi Kegiatan Pertemuan XI Analisis Produk Inovasi F. BAB VI Deskripsi Sebuah Prototype Kegiatan Pertemuan XII Pengembangan Ide Inovatif (Prototype) G. BAB VII Pedoman Tugas Akhir 1. Kegiatan Pertemuan XIV 2. Kegiatan Pertemuan XV 3. Kegiatan Pertemuan XVI 4. Kegiatan Pertemuan XVII



2



KEGIATAN PERTEMUAN I Orientasi Perkuliahan



A. PENGANTAR Pertemuan pertama berorientasi membangun pemahaman mahasiswa mengenai arah dan konten mata kuliah manajemen inovasi, sekaligus memotivasi mereka agar terlibat secara aktif membangun budaya belajar yang baik, dan berkontribusi dalam mengembangkan kepekaan dalam melakukan eksplorasi masalah, ide solusi terhadap masalah tersebut melalui pengembangan rencana inovasi. Pembelajaran manajemen inovasi terdiri dari 3 sistem kredit semester. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu seratus lima puluh menit (150) menit. B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mempelajari rencana perkuliahan secara keseluruhan. 2. Mempelajari tujuan perkuliahan, peran dan tugas dosen dan mahasiswa 3. Mempelajari indikator penilaian dalam perkuliahan manajemen inovasi. 4. Mempelajari aturan dan tata tertib perkuliahan, dan kesepakatan belajar/kontrak belajar 80 % kehadiran, tata krama, pembentukan kelompok. 5. Menjelaskan urgensi inovasi dalam revolusi industri 4.0 6. Mengindentifikasi tantangan problematika perubahan sosial dan teknologi di berbagai belahan dunia dalam konteks revolusi industri 4.0 C. LINGKUP MATERI Materi pada pertemuan ini adalah sebagai berikut. 1. Rencana perkuliahan semester, evaluasi perkuliahan, produk perkuliahan dan kegiatan akhir perkuliahan dan Sipejar. 2. Norma, aturan dan tata tertib perkuliahan 3. Tantangan Revolusi Industri 4.0 dan urgensi inovasi 3



D. KEGIATAN BELAJAR Pada pertemuan ini terdapat beberapa aktivitas pembelajaran yaitu 1. Penjelasan tentang rencana perkuliahan semester, evaluasi, tugas dan luaran perkuliahan, dan norma, aturan dan tata tertib perkuliahan dan SIPEJAR. 2. Pembentukan kelompok 3. Materi pengantar Tantangan Revolusi Industri 4.0 Waktu perkuliahan pertemuan pertama dapat dikelola sebagai berikut; 30% penjelasan dosen, 70% diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi dan penguatan dari dosen. Pada pertemuan pertama ini, dosen juga perlu memotivasi mahasiswa untuk ikut berkontribusi dalam mengembangkan sikap dan budaya belajar yang positif yaitu saling mendukung, saling menghormati, disiplin dan fokus dalam menyelesaikan tugas. Dosen perlu memotivasi para inovator muda untuk inovasi dan terus berlatih untuk berpikir kritis dan kreatif. Untuk itu dosen perlu mengarahkan proses diskusi dan menginformasikan sumber belajar berupa video tentang tantangan dan problematika era revolusi industri 4.0, contoh keberhasilan inovasi dan kegagalan inovasi di berbagai bidang misalnya aplikasi dari startup nasional yang telah menjelma menjadi unicorn dan dedacorn seperti Go Jek, Traveloka, Tokopedia, dan beberapa start up lainnya. Dosen juga dapat menayangkan video yang relevan sebagai pengayaan wawasan mahasiswa sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni mahasiswa. Semua bahan tersebut merupakan sumber belajar manajemen inovasi. Pada sesi ini dosen dapat memfasilitasi proses belajar aktif (active



learning). Kelompok ideal maksimal beranggotakan empat orang mahasiswa. Supaya proses diskusi mengalir dengan baik maka dosen mengarahkan mahasiswa untuk berdiskusi secara berpasangan, lalu hasil diskusi berpasangan dibahas ulang dan diringkas melalui diskusi kelompok dua pasang atau empat orang mahasiswa. Dengan kata lain mahasiswa melakukan diskusi berpasangan terlebih dahulu lalu bergabung dengan pasangan lain. Mahasiswa difasilitasi untuk menganalisis perubahan perilaku masyarakat atau dinamika sosial budaya yang terjadi dalam konteks revolusi industri 4.0. 4



1. Apa saja perubahan sosial (perilaku sosial, gaya hidup, teknologi dll) yang terjadi di era revolusi industri 4.0? Apa penyebabnya? 2. Apa saja masalah yang muncul di era revolusi industri 4.0? 3. Pilih satu masalah yang menarik minatmu, uraikan ciri-ciri masalahnya. 4. Identifikasi apa saja penyebab masalah tersebut? 5. Siapa saja yang terkait dengan masalah tersebut? Pertanyaan stimulasi tersebut dapat dikembangkan dan dimodifikasi Pertanyaan tersebut dibahas secara berkelompok. Mahasiswa menuliskan jawabannya dalam format mind map dalam kertas plano atau pada file aplikasi penyusun mind map. Proses diskusi dapat dilakukan dalam waktu 30 menit, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan hasil diskusi dengan berbagai teknik. Dosen dapat menerapkan teknik jigsaw, penerapan pola belanja gagasan atau



windows shopping atau bisa juga presentasi setiap kelompok kecil. E. URAIAN MATERI 1. Arah dan Tujuan Mata Kuliah Manajemen Inovasi Kajian tentang manajemen inovasi bukanlah hal baru bagi praktisi, akademisi dan pebelajar yang menekuni bidang ilmu ekonomi dan teknik industri, namun bagi praktisi di luar bidang ekonomi. Istilah ini banyak digunakan dalam bidang tersebut. manajemen inovasi pada bidang ilmu ekonomi dimaknai sebagai upaya perusahaan dalam mengelola inovasi agar laju jalannya perusahaan terus berkembang dan maju (Arman dan Kartajaya, 2018). Sementara itu di bidang ilmu sosial lainnya, misalnya pendidikan, sejarah, sosiologi dan bidang ilmu lainnya, topik manajemen inovasi merupakan hal yang relatif baru. Pada buku ini, konsep manajemen inovasi yang dikaji bukanlah proses tata kelola perusahaan dalam mengembangkan inovasi yang bertujuan meningkatkan produktifitas. Manajemen inovasi dalam buku ini dimaksudkan kajian tentang apa dan bagaimana membelajarkan kemampuan berinovasi dalam berbagai bidang. Istilah yang digunakan dalam mata kuliah ini memang diadopsi dari istilah ilmu ekonomi, dengan harapan, semangat inovasi yang harus terus 5



dilakukan oleh sebuah perusahaan agar tetap survive di tengah berbagai tantangan, akan dapat mengispirasi mahasiswa dalam mengembangkan ide inovasi sebagai solusi beragam bermasalah yang ada di sekitarnya sesuai dengan bidang keilmuan dan sesuai dengan konteks saat ini. Perkembangan sosial budaya di era disrupsi memang menuntut adanya perubahan dan inovasi. Karena itu maka pembelajaran manajemen inovasi bertujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berinovasi, sebuah kemampuan yang dipandang sangat penting dalam menghadapi tantangan era disrupsi. Penyajian mata kuliah manajemen inovasi bertujuan memfasilitasi pengembangan kemampuan berinovasi melalui penguatan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam mengidentifikasi problem yang terjadi di masyarakat dan mengembangkan solusi secara tepat berdasarkan pola pikir yang sistematis. Sesuai dengan alur masa perkuliahan, mahasiswa akan mengikuti proses pembelajaran selama satu semester yang terdiri dari enam belas (16) pertemuan, empat belas diantaranya adalah proses belajar melalui kegiatan sinkronus dan asinkronus baik dilakukan secara langsung di kelas maupun melalui penugasan secara daring. Salah satu indikator ketercapaian tujuan perkuliahan adalah mahasiswa mampu menghasilkan rancangan ide inovatif yang dikembangkan melalui tahapan design thinking. Mahasiswa dapat mengembangkan ide inovatif berupa alat dan prosedur kerjanya, aturan dan pola sistem sosial, atau platform tertentu yang dapat memberikan solusi terhadap persoalan yang selama ini terjadi. Produk berupa ide inovatif inilah yang menjadi tugas akhir mahasiswa yang nantinya akan diajukan untuk memperoleh penghargaan atas hak kekayaan intelektual. Mengingat pentingnya sikap dan etika dalam interaksi sosial dan pengembangan atau implementasi ide-ide kreatif dalam kehidupan, maka dalam perkuliahan manajemen inovasi, sikap dan etika menjadi salah satu aspek penilaian yang harus diperhatikan oleh mahasiswa. Di awal perkuliahan dijelaskan tentang peran juga tugas dosen dan mahasiswa, 6



detail rencana kegiatan perkuliahan berikut output atau produk perkuliahan, aspek dan metode evaluasi perkuliahan, jumlah kehadiran yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dan kontrak belajar khususnya terkait dengan tata tertib dan tata karma yang harus diperhatikan dan diikuti oleh mahasiswa dalam proses perkuliahan. Penjelasan mengenai tujuan pembelajaran sangatlah penting untuk memotivasi mahasiswa dalam berpikir kritis dan kemudian mengembangkan kemampuan berinovasi dan berkreasi. 2. Output Manajemen Inovasi dan Potensi Hak Kekayaan Intelektual Mahasiswa yang mengikuti matakuliah manajemen inovasi akan menghasilkan beberapa luaran berupa Prototipe produk atau Poster dan Laporan Pengembangan Ide Inovatif. Dua luaran tersebut merupakan tugas wajib untuk evaluasi hasil. Sedangkan evaluasi keterlibatan belajar atau evaluasi proses menggunakan data dari jurnal belajar dan catatan refleksi diri mahasiswa. Mengingat luaran atau produk perkuliahan ini memiliki hak kekayaan intelektual (HKI) maka mahasiswa diberi wawasan dan arahan untuk mendaftarkan prototipe produknya untuk memperoleh HKI. Kekayaan intelektual atau hak kekayaan intelektual (HKI) atau hak milik intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk intellectual



property rights (IPR), yakni hak yang timbul dari hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Pada intinya kekayaan intelektual adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam kekayaan intelektual berupa karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Merujuk pada UU. No. 19 tahun 2002,berikut ini beberapa karya yang dapat diajukan untuk memperoleh HKI. Terdapat dua bentuk hak kekayaan intelektual yang dapat dihasilkan dari karya inovasi matakuliah manajemen inovasi yaitu hak cipta (copyrights) dan hak kekayaan industri. Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk 7



mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan menurut Peraturan Perundangundangan yang berlaku. Sedangkan hak kekayaan industri (industrial



property rights) meliputi (1) paten (patent) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya (2) desain industri industrial design) adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan (3) merek (trademark) adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa (4) indikasi geografis (geographical indication) yaitu suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan (5) desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated



circuit) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atau hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut (6) rahasia dagang (trade secret) adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang (7) perlindungan varietas tanaman (plant variety protection) adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman,



8



terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. 3. Hakikat Inovasi dan Urgensinya dalam Konteks Revolusi Industri 4.0 Perubahan dunia mulai terasa ketika milenium baru tiba. Cepatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan besar yang mempengaruhi kehidupan umat manusia di berbagai bidang. Era yang disebut dengan istilah revolusi industri 4.0 dikenal pula dengan istilah era disrupsi. Pada tahun 1997 Clayton Christensen pernah meramalkan kehadiran era ini melalui buku populer The Innovator’s Dilemma yang ditulis berdasarkan hasil penelitiannya. Melalui buku itu pula, dia mempopulerkan istilah baru disruption yang saat ini banyak disebut diberbagai kesempatan. Kasali (2018) memaparkan adanya lima indikator perubahan era disrupsi yang sangat mempengaruhi kecenderungan kerja di berbagai bidang kehidupan saat ini. Pertama, disrupsi menyebabkan penghematan dan pemangkasan biaya melalui proses bisnis yang lebih simpel. Kedua, kualitas produksi mengarah pada hasil yang lebih baik dibanding era sebelumnya. Ketiga, disrupsi berpotensi menciptakan pasar baru dan membuka pasar yang selama ini tertutup. Keempat, produk dan jasa menjadi lebih mudah diakses oleh para penggunanya, seperti layanan ojek dan taksi online, layanan perbankan dengan financial technology yang dapat diakses dengan mudah melalui smartphone. Kelima, disrupsi membuat segala sesuatu menjadi lebih smart, pintar, hemat waktu dan lebih akurat. Semua perubahan di era disrupsi perlu direspon dengan cepat dan cerdas oleh berbagai kalangan, khususnya perguruan tinggi. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) wajib bergegas mengiringi derap era disrupsi dengan membenahi sistem pelayanan pendidikannya, jika tidak, resiko tenggelam diantara gegap gempitanya era yang menyatukan seluruh dunia membayangi langkah perguruan tinggi. Begitu urgennya inovasi di era disrupsi karena di dalam lembaga pendidikan tinggi inilah 9



generasi terkini—generasi milenial atau generasi Z—memperoleh pendidikan untuk masa depannya. Generasi milenial atau sering disebut generasi Z dipandang sebagai



digital natives. Mereka lahir, tumbuh dan berkembang bersama dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sepanjang rentang tahun 1995 sd 2015 (Singh, 2014; Mohr dan Mohr, 2017). Mereka sangat akrab dengan perubahan yang terjadi, bahkan memiliki andil dalam perkembangan disrupsi itu sendiri. Sebagai digital natives, generasi ini menjadi pengguna aktif semua perangkat komunikasi dan sosial media bahkan mampu mengubah dunia dengan menginisiasi munculnya berbagai trend pola komunikasi, fashion, kuliner dan aneka bisnis baru. Kehadiran Gojek, Grab, Traveloka, Bukalapak dll, yang telah menciptakan gaya hidup manusia saat ini menjadi bukti nyata bahwa generasi milenial telah berhasil mewarnai era baru secara masif. Generasi milenial perlu memperoleh pengalaman belajar yang menstimulasi munculnya ide solusi yang inovatif dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah yang ada dalam berbagai konteks. Era revolusi industri telah menghadirkan persaingan manusia dan robot, dimana banyak inovasi robotika, kecerdasan buatan atau artificial intellegent berpotensi mendisrupsi pasar kerja dimana tenaga manusia digantikan oleh mesin robot. Karena itu kemampuan berinovasi sangat diperlukan. Seiring dengan perkembangan tersebut diprediksi banyak pekerjaan yang akan hilang seiring dengan perkembangan masa disrupsi. Kasali (2019) menjelaskan bahwa era ini memang akan banyak mengubah cara manusia dalam bekerja sehingga yang akan hilang adalah job atau tugas kerja bukan menghilangkan work atau pekerjaan itu sendiri. Realitas lain yang menjadi tantangan Indonesia yaitu bonus demografi. Indonesia menghadapi Bonus Demografi mulai dari tahun 2010 sampai dengan 2050. Bonus demografi merupakan peluang bagi bangsa Indonesia menjadi negara maju, dengan syarat memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki budaya kreatif dan inovatif . Pendidikan menjadi kunci peningkatan kualitas SDM yang nanti akan 1 0



mampu melakukan berbagai upaya inovasi dan memiliki produktivitas tinggi. Jika peluang ini tidak dimanfaatkan dengan baik maka bonus demografi akan menjadi ancaman bagi masa depan Indonesia. Sousa dan Rocha (2019) merumuskan temuan penelitian bahwa kemampuan berinovasi merupakan kemampuan yang sangat penting untuk berkembang dan sukses di era disrupsi. Kemampuan berinovasi yang dimaksud Sousa dan Rocha adalah kemampuan mengembangkan hal baru (inovatif) dan kreatif, kemampuan untuk mengembangkan usaha dan melihat peluang usaha, kemampuan mengelola berbagai sumber daya untuk merespon adanya peluang, kemampuan mengembangkan relasi atau jejaring kerja baik nasional maupun internasional. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam konteks revolusi industri 4.0. Kemampuan inilah yang akan dikembangkan melalui pembelajaran mata kuliah Manajemen Inovasi. Pengembangan dan penyajian mata kuliah Manajemen Inovasi perlu dilakukan berdasarkan konteks dan karakteristik belajar mahasiswa Universitas Negeri Malang. Pengembangan kemampuan inovasi melalui mata kuliah Manajemen Inovasi perlu dilaksanakan melalui model pembelajaran yang tepat. F. RENCANA TINDAK LANJUT Mahasiswa distimulasi untuk melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi permasalahan yang relevan dengan bidang keilmuannya dan berbagai permasalahan dalam konteks revolusi industri 4.0. dari permasalahan tersebut mahasiswa dapat mengembangkan ide solusi yang inovatif. Hasil pengamatan dilaporkan secara lisan pada pembelajaran berikutnya dan akan menjadi bahan diskusi kelompok pada pertemuan berikutnya. Dosen memberikan tugas pada mahasiswa untuk menyimak video "Membangun Budaya Inovatif" bersama Ir. Drs. Djohan Yoga, M.Sc., Ph.D. pada link youtube https://www.youtube.com/watch?v=Sd74KNozt4Q&t=295s. Dosen harap menyimak video ini hingga tuntas dan menulis catatan hasil belajar berupa poin penting dari video tersebut.



1 1



Sebagai pembuka wawasan mengenai konsep dasar inovasi maka dosen dapat mengarahkan mahasiswa untuk membaca website bahan belajar yang memuat tulisan yang berjudul Memahami Perbedaan Antara Kreatif dan Inovatif pada url berikut ini http://www.2012forum.com/science/memahamiperbedaan-antara-kreatif-dan-inovatif/. Sebagai tugas belajar untuk persiapan pertemuan berikutnya. Dosen menugaskan mahasiswa untuk (1) menulis catatan refleksi, dalam 200 kata, apa yang anda pahami, sadari, rasakan tentang tentangan revolusi industri 4.0 (2) menulis optimisme dan komitmen anda tentang MK ini (3) mempelajari video yang ada dalam tugas di Sipejar, buat ulasan 250 kata tentang video tersebut. G. REFERENSI Kasali, Renald. 2018. Self-Disruption. Bandung: Penerbit Mizan. Singh, Renee. 2014. Beyond evidence‐based practice? Journal of Family Therapy. Vol 36, Issue 3. https://doi.org/10.1111/1467-6427.12045 Mohr, Kathleen A. J. and Mohr, Eric S. (2017) "Understanding Generation Z Students to Promote a Contemporary Learning Environment," Journal on Empowering Teaching Excellence: Vol. 1 : Iss. 1 , Article 9. doi: https://doi.org/10.15142/T3M05T Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. UU No. 19 tahun 2012 tentang Hak Kekayaan Intelektual



1 2



KEGIATAN PERTEMUAN II Tantangan Inovasi revolusi industri 4.0



A. PENGANTAR Pemahaman dan kepekaan mahasiswa mengenai tantangan inovasi di bidang keilmuannya ataupun lintas bidang keilmuan merupakan titik awal dari langkah pengembangan rencana inovatif. Pada pertemuan pertama, mahasiswa telah memperoleh tugas mempelajari dan melakukan kajian awal tentang urgensi dan tantangan inovasi dalam konteks revolusi industri 4.0. Pemberian tugas tersebut bertujuan melatih kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan dan tantangan perkembangan teknologi dan sosial budaya dalam konteks revolusi industri 4.0 yang perlu disikapi dan dijawab dengan langkah-langkah inovatif. Pada pertemuan ini, mahasiswa dilatih untuk lebih peka dalam mengindentifikasi dan menganalisis problematika aktual dalam konteks kekinian yang dapat menjadi sumber ide untuk mengembangkan rencana inovatif. Melalui diskusi kelompok mereka menuangkan hasil pengamatan terfokus dalam bentuk ringkasan dan illustrasi bentuk-bentuk inovasi yang saat ini ada dan berkembang dan bentuk inovasi yang relevan dengan bidang ilmunya. Illustrasi tersebut akan sangat berguna untuk membuka wawasan sekaligus melatih nalar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam mengembangkan inovasi. B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Analisis tantangan inovasi bidang keilmuan dalam konteks revolusi industri 4.0 2. Analisis jenis-jenis inovasi yang pernah ada sesuai bidang keilmuan C. LINGKUP MATERI 1 3



Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah: 1. Tantangan inovasi bidang keilmuan dalam konteks revolusi industri 4.0 2. Jenis-jenis inovasi sesuai bidang keilmuan dan lintas bidang keilmuan. D. KEGIATAN PEMBELAJARAN Berikut ini adalah aktivitas pembelajaran pada pertemuan kedua. 1. Review hasil belajar pertemuan pertama. Dosen mengajak mahasiswa mengingat kembali materi pada pertemuan pertama. 2. Presentasi kelompok. Mahasiswa mempresentasikan hasil belajar menyimak video yang ditugaskan. Terdapat beberapa bentuk presentasi klasikal diantara presentasi kelompok konvensional dimana setiap kelompok diberi kesempatan presentasi secara bergantian dalam durasi waktu yang ditentukan oleh dosen. Pola presentasi kedua adalah pola “belanja gagasan” atau window



shopping sebuah bentuk presentasi beberapa kelompok kecil pada sejawat dimana setiap kelompok menjadi tuan rumah sekaligus menjadi tamu pengunjung yang datang untuk belajar pada kelompok lain. Pelaksanaan presentasi semacam ini adalah sebagai berikut; kelompok dibagi menjadi dua tim, satu tim menjadi “tuan rumah” dan tim lainnya menjadi tamu. Jika sebuah kelompok beranggotakan tiga orang maka dua orang dapat bertugas menjadi tuan rumah, sedangkan satu orang lainnya menjadi tamu. Tim tamu harus berkunjung ke semua kelompok, sementara tim tuan rumah bertugas memberikan penjelasan pada setiap tamu yang datang berkunjung. Sang tamu dapat mengajukan beragam pertanyaan pada tuan rumah. Kelebihan pola presentasi semacam ini beberapa kelompok dapat melakukan pemaparan hasil kerjanya dalam waktu bersamaan. Tuan rumah menjelaskan hasil diskusinya pada tamu, dan kemudian hasil belajar dari beberapa tuan rumah dapat digunakan oleh tamu untuk melengkapi mind map yang disusun oleh kelompoknya sendiri. Untuk menambah semangat tuan rumah dan suasana belanja gagasan, dapat diberlakukan pemberian reinforcement atau reward pada oleh tim 1 4



tamu pada kelompok tuan rumah, jika paparan ide dan penjelasan yang diberikan dipandang baik maka tim tamu dapat memberikan tanda bintang atau tanda emoticon smile. Di akhir kegiatan presentasi atau window shopping, dosen membantu mahasiswa melakukan penyimpulan hasil belajar. Aktivitas pertama dapat dilakukan sekitar waktu 45 menit tergantung pada jumlah kelompok yang terbentuk dalam sebuah kelas. Seusai presentasi kelompok dan penyimpulan, aktivitas pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi kelompok selama 30 menit untuk membahas beberapa isu berikut ini. 1) Perubahan sosial apa saja yang terjadi saat ini yang berkaitan dengan bidang studi anda? (konten dan prosedur keilmuan, profesi dan cara kerja profesi anda) 2) Analisa; masalah apa saja yang muncul menyertainya? 3) Pilih salah satu masalah, lakukan analisa masalah 4) Apa dampak yang mungkin akan terjadi jika masalah tersebut tidak diselesaikan? 5) Apa dan bagaimana solusi terbaik yang dapat anda lakukan? Hasil diskusi kelompok dirumuskan dalam bentuk file mid map atau PPt. Setelah diskusi kelompok, dosen memandu mahasiswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan pola presentasi bergantian atau presentasi melalui pola window shopping. Diakhir perkuliahan dosen memberikan tugas pada mahasiswa untuk melakukan pengamatan, identifikasi dan analisis tentang beberapa berikut ini. 1. Identifikasi sebuah brand inovatif berupa produk, jasa atau gerakan sosial yang telah ada dan terkenal 2. Analisis relevansinya dengan bidang keilmuan anda atau analisislah bidang keilmuan apa yang terkait dengan brand tersebut. 3. Apa unsur inovasinya, apa dampaknya pada kehidupan manusia? masalah apa yang diselesaikan oleh produk tersebut? apa kelemahan produk tersebut, apakah dalam perjalanan pengembangannya, produk tersebut pernah mengalami kegagalan. 1 5



4. Identifikasi produk inovatif sejenis dan apa perbedaannya Tugas dikerjakan di luar kelas, hasil diskusi dirumuskan dalam file PPt atau mind map. Tugas tersebut akan di presentasikan pada pertemuan berikutnya.



E. URAIAN MATERI 1. Persaingan Inovasi di era Revolusi Industri. Memasuki abad 21, beragam tantangan seiring kecepatan teknologi dan efeknya dalam menciptakan perubahan signifikan pada berbagai aspek sosial budaya. Seiring dengan perubahan tersebut muncul pula berbagai masalah yang memerlukan solusi jitu agar peradaban manusia terus berkembang. Dalam konteks semacam ini, maka inovasi di berbagai bidang keilmuan menjadi kunci jawabannya. Inovasi perlu dilakukan dalam berbagai keilmuan agar fungsi bidang ilmu semakin berkembang seiring dengan tantangan yang ada. Kebutuhan melakukan inovasi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh setiap individu maupun lembaga apapun jika ingin tetap bertahan dan berkembang di era revolusi industri 4.0 saat ini. Revolusi industri telah menghadirkan fenomena disrupsi dimana individu, lembaga atau perusahaan yang stagnan dan tidak mau berinovasi akan tergilas dan akan tenggelam dalam persaingan. Purwanto (2013) menuliskan bahwa bukti disrupsi menimpa beberapa perusahaan besar. Adalah BlackBerry dan Nokia, dua perusahaan yang sempat merajai bisnis ponsel di tahun 2007 an. Terobosan efisiensi melalui e-mail melalui ponsel telah membuat penjualan produk ini sangat tinggi. Kedua produk tersebut kemudian hilang terdisrupsi oleh Apple yang menghasilkan iPhone dan Samsung sangat inovatif. Belajar dari dua perusahaan tersebut maka upaya inovasi menjadi kebutuhan setiap individu di era ini. 2. RENCANA TINDAK LANJUT



1 6



Diakhir perkuliahan dosen memberikan tugas pada mahasiswa untuk melakukan pengamatan, identifikasi dan analisis dan memperoleh lesson learn dari berbagai kisah keberhasilan upaya inovasi melalui langkah sebagai berikut. 1) Identifikasi dan analisis sebuah brand inovatif berupa produk, jasa atau gerakan sosial yang telah ada dan terkenal 2) Analisis unsur inovasinya, apa dampaknya pada kehidupan manusia? masalah apa yang diselesaikan oleh produk tersebut? apa kelemahan produk tersebut, apakah dalam perjalanan pengembangannya, produk tersebut pernah mengalami kegagalan. 3) Analisis relevansinya dengan bidang keilmuan anda atau analisislah bidang keilmuan apa yang terkait dengan brand tersebut. 4) Identifikasi produk inovatif sejenis dan apa perbedaannya Tugas dikerjakan secara berkelompok, hasil diskusi dirumuskan dalam file PPt atau mind map. Tugas tersebut akan di presentasikan pada pertemuan berikutnya. 5. REFERENSI Purwanto, Didik. 2013. "Belajar dari Kegagalan BlackBerry dan Nokia", https://money.kompas.com/read/2013/10/14/1904022/Belajar.dari. Kegagalan.BlackBerry.dan.Nokia. diunduh tanggal 15 Agustus 2019.



1 7



KEGIATAN PERTEMUAN III Konsep dasar Manajemen Inovasi



A. PENGANTAR Pada bagian ini dipaparkan hakikat dan prinsip-prinsip inovasi. Pemahaman mahasiswa tentang apakah itu sejatinya inovasi dan apa saja prinsip-prinsip yang mendasari langkah kerja inovasi perlu dipahami oleh mahasiswa. Dengan mengenal hakikat dan prinsip-prinsip inovasi maka mahasiswa akan lebih mudah menerapkan setiap langkah design thinking yang akan menjadi prosedur kerja inovatif yang dilakukan dalam perkuliahan ini.Pada bagian ini juga akan dipelajari jenis-jenis inovasi yang perlu menjadi wawasan dan rujukan bagi mahasiswa dalam melakukan inovasi. Materi mengenai jenis inovasi akan membantu mahasiswa Mereka juga dapat mengenal secara mendalam hal apa saja yang perlu perhatikan ketika sedang mengembangkan sebuah kinerja inovatif. Melalui kajian tentang hakikat inovasi dan prinsip-prinsip inovasi diharapkan mahasiswa mengetahui sejatinya apa yang dimaksud dengan inovasi dan apa sajakah yang dapat dikembangkan menjadi ide inovatif. B. TUJUAN 1. Mempelajari dan mendiskusikan hakikat dan prinsip-prinsip inovasi 2. Mempelajari dan mendiskusikan jenis-jenis inovasi C. LINGKUP MATERI Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah: 1. Mempelajari dan mendiskusikan hakikat dan prinsip-prinsip inovasi. 2. Mempelajari dan mendiskusikan jenis-jenis inovasi D. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan ini dimulai dengan kegiatan sebagai berikut.



1 8



1. Review hasil belajar pertemuan kedua. Dosen mengajak mahasiswa mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dibahas pada pertemuan ini 2. Mahasiswa menyimak mempelajari materi prinsip-prinsip inovasi dan menyimak penjelasan dosen tentang topik tersebut. 3. Mahasiswa melakukan diskusi kelompok untuk melengkapi tugas dari pertemuan sebelumnya tentang beberapa hal berikut ini. 1) Identifikasi dan analisis sebuah brand inovatif berupa produk, jasa atau gerakan sosial yang telah ada dan terkenal 2) Analisis unsur inovasinya, apa dampaknya pada kehidupan manusia? masalah apa yang diselesaikan oleh produk tersebut? apa kelemahan produk tersebut, apakah dalam perjalanan pengembangannya, produk tersebut pernah mengalami kegagalan. 3) Analisis relevansinya dengan bidang keilmuan anda atau analisislah bidang keilmuan apa yang terkait dengan brand tersebut. 4) Identifikasi produk inovatif sejenis dan apa perbedaannya 4. Setelah mempelajari hakikat, prinsip dan jenis inovasi mahasiswa bertugas melakukan analisis prinsip dan prosesn inovasi terhadap brand yang sudah ada dengan panduan pertanyaan sebagai berikut. Dari sebuah brand inovatif yang tekah dianalisis sebelumnya, lakukan analisis dan penyimpulan sebagai berikut 1) Produk tersebut dikategorikan sebagai jenis inovasi yang mana? 2) Prinsip-prinsip inovasi apasajakah yang diterapkan inovator produk dalam mewujudkan inovasinya? 3) Bagaimana proses pengembangan inovasi produk tersebut dari waktu ke waktu. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan melalui belanja gagasan atau presentasi kelompok secara bergantian.



1 9



E. URAIAN MATERI Inovasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari era disrupsi. Era ini ada karena kemunculan berbagai inovasi penting yang mengubah kehidupan dan peradaban manusia. Tidak heran jika inovasi menjadi pengubah tatanan kehidupan. Tidak saja dalam konteks global, pada ranah nasional dan domestik, inovasi juga memiliki peran signifikan. Karena itu Arman dan Kartajaya (2018) menyebutkan inovasi sebagai kalimat yang sangat sakral dalam kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan inovasi pula maka individu, perusahaan bahkan negara akan mampu bertahan dan berkembang di tengah gegap gempitanya era disrupsi. Pembahasan tentang prinsip-prinsip dan jenis-jenis inovasi perlu dimulai dari bahasan tentang konsep dasar inovasi itu sendiri. Arti kata inovasi disebutkan secara harfiah dalam Meriam-Webster dalam laman Merriamwebster.com sebagai ide baru, pemikiran kreatif, imajinasi baru dalam bentuk perangkat atau metode. Inovasi sering kali dipandang identik dengan teknologi, ekonomi dan perusahaan. Dalam pandangan Marranvile (1992) inovasi identik dengan gerak perusahaan untuk menciptakan performansi terbaik melalui produk yang terus dikembangkan dari waktu ke wakt, sesuai kebutuhan dan tuntutan pasar. Karena itu maka sering kali diwujudkan melalui pengembangan dan penyediaan produk, proses, layanan, teknologi, atau model usaha bisnis yang lebih efektif bagi dunia usaha, pemerintah dan masyarakat. Inovasi menghasilkan sesuatu yang asli, lebih efektif dan dapat berpengaruh besar dalam mengubah tatanan dunia usaha dan perilaku masyarakat secara umum. Inovasi memiliki keterkaitan dengan upaya penelitian dan penemuan ilmiah baru, karena inovasi pada prinsipnya merupakan penerapan dari penemuan tersebut, namun demikian tidak semua inovasi bermula dari penelitian namun lebih pada upaya pemecahan masalah dan peningkatan kualitas produk dan sistem baik teknologi maupun jasa. Apa itu inovasi? Mengapa menjadi sebegitu pentingnya. Sekaitan dengan mata kuliah manajemen inovasi maka dalam tulisan ini akan diulas istilah inovasi dan manajemen inovasi. Konsep ini menjadi pondasi pemahaman dalam mengembangkan kemampuan manajemen inovasi di kalangan mahasiswa, 2 0



sekaligus dapat meningkatkan motivasi kompetensi pengajar dalam menciptakan budaya inovatif. 1. Hakikat Inovasi Istilah inovasi berasal dari sebuah kata bahasa Latin yaitu innovare. Sumber lain menyebutkan bahwa innovasi berasal dari bahasa Latin innovatus. Kedua kata tersebut berarti memperbarui, mengubah atau memberi pembaharuan. Dari akar kata inilah kemudian menjadi sebuah istilah inovasi yang dipopulerkan oleh Schumpeter (1934). Istilah ini sudah lama dikenal namun penerapannya dalam konteks ekonomi global kemudian menjadi sangat menentukan. Schumpeter ekonom berkebangsaan Austria menyebut inovasi sebagai pengembangan atau kombinasi baru dari pengetahuan, sumber daya, peralatan, dan faktor lainnya yang baru atau sudah ada. Schumpeter memandang bahwa upaya inovasi sangat penting dilakukan oleh individu dan juga organisasi, terutama perusahaan untuk kepentingan bisnisnya. Pendapat lain menyebutkan bahwa inovasi dimaknai sebagai implementasi metode, cara, dan prosedur yang dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan (Gault, 2018). Inovasi diperlukan karena adanya tuntutan adanya produk atau layanan yang lebih baik. Secara keseluruhan, inovasi menjelaskan tujuan untuk evolusi kemanusiaan, dijelaskan dalam hal kapasitas kreatif. Edwards-Schachter (2018) menyebutkan bahwa inovasi dapat berupa inovasi teknologi, budaya, kelembagaan, inklusif, hijau, ramah lingkungan, terbuka, digerakkan oleh pengguna, lean, berbiaya rendah, akar rumput, publik, dan transformatif. Kembali merujuk pada pemikiran Schumpeter. Pemikiran ekonon ternama ini menjadi kiblat dan rujukan dari gerakan inovasi yang terus berkembang dari masa ke masa (Allen, 1991; Seidl, 1994; Reisman, 2004; Shionoya, 2007; Landoli dkk. 2007; Stone & Vance, 2009, Rajiv dkk. 2015). Mereka melihat betapa masifnya pengaruh pemikiran tersebut terdapat banyak pihak mengenai pentingnya inovasi diberbagai bidang. Definisi inovasi kemudian berkembang dalam berbagai perspektif namun tetap mengacu pada ruh pembaharuan sebagaimana dicetuskan oleh Schumpeter. Tidak heran jika dia disebut sebagai 2 1



The father of innovation. Lebih lanjut pada tahun 1954 dalam karyanya Scumpeter juga mencetuskan sebuah istilah yang sangat populer saat ini yaitu



creative distruptive. Istilah inilah yang kemudian melahirkan istilah baru yaitu efek distuptif di era distruptif. Secara konseptual inovasi dipandang sebagai sebuah proses pembaharuan terhadap berbagai hal baik produk, metode atau sistem yang sudah ada, atau mencipta hal baru dengan mengubah yang telah ada sebelumnya. Mengingat makna dasar dari inovasi yang berkaitan dengan pembaruan, maka proses tersebut akan benar-benar terwujud apabila pelakunya mengubah cara berpikir dan bertindak dalam mengambil keputusan. Disinilah kreativitas diperlukan. Inovator perlu melakukan berbagai hal yang baru, berbeda, bahkan di luar kebiasaan agar inovasi dapat terwujud dengan nyata. Dalam konteks Indonesia, salah satu rujukan penting dalam memahami inovasi adalah Menurut UU No. 19 Tahun 2002 tentang hak kekayaan intelektual. Pengertian inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan tujuan melakukan pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau pun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya. Lalu apakah inovasi memiliki relevansi dengan kreativitas? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan pendapat umum yang menyebutkan bahwa setiap orang bisa saja kreatif, namun tidak semua orang inovatif. Kreativitas adalah kemampuan untuk berdaya imaginasi tinggi untuk melakukan hal baru, sedangkan inovasi adalah Proses menemukan atau menerapkan hal baru dalam situasi baru secara kritis dan kreatif



untuk memecahkan



masalah, mengubah keadaan, dan bertahan atau berkembang di tengah persaingan. Orang kreatif adalah orang yang mampu berfikir berbeda dari kebanyakan orang, sehingga dia tidak terjebak dalam kebiasaan pada umumnya masyarakat. Kemampuan tersebut dikarenakan daya imajinasi yang tinggi.



2 2



Sementara inovatif kemampuan berinovasi merupakan tindakan nyata merupa kemampuan menghasilkan karya, baik produk maupun jasa yang memiliki unsur kebaharuan sehingga memiliki nilai yang lebih tinggi dan mampu memecahkan masalah. Namun demikian kemampuan berinovasi memerlukan modal kreativitas. Tanpa kreativitas yang tinggi, maka upaya menciptakan produk yang inovatif tentu akan sulit dilakukan. Arman (2016) merujuk hasil studi Baregheh et.al yang merumuskan katakata kunci dalam pemaknaan inovasi. Barengeh menemukan 60 definisi tentang inovasi yang kemudian dikristasasi menjadi 22 istilah kunci defisini. Dia kemudian merumuskan sebuah diagram enam bidang inovasi berikut ini.



Creation Generation Implementation Development Adoption



Organizations Firms Customers Social Systems Employees Developers



Technology Ideas Inventions Creativity Market



New Improve Change



STAGES SOCIAL MEANS NATURE TYPE Product Service, Process, Technical



Gambar 3.1. Diagram Kata Kunci Inovasi dimodifikasi dari diagram definisi inovasi Baregeh et.al. 2009. Terdapat enam aspek besar yaitu stage atau level/tingkat, social atau subjek sosial, means atau cara, nature atau hakikat, type atau jenis hasil, dan



aims atau tujuan. Aspek stage atau level/tingkat inovasi terdiri dari penciptaan, reproduksi, penerapan, pengembangan, adopsi. Pada aspek social atau subjek pelaku dan sasaran inovasi adalah organisasi, perusahaan, pelanggan, sistem sosial, para karyawan, pencipta dan pengembang produk. Dari aspek means atau cara dan instrumen inovasi terdiri dari teknologi, ide ide, penemuan atau penciptaan, kreativitas, pasar. Dari aspek nature atau hakikat inovasi meliputi kebaharuan, memperbaiki, perubahan. Dari aspek



type atau jenis yang dihasilkan terdiri dari produk, layanan, proses, dan 2 3



teknis. Dari aspek aims atau tujuan inovasi terdiri dari mencapai keberhasilan, menciptakan perbedaan yang baik, menciptakan kemampuan untuk bersaing. Schumpeter menegaskan bahwa arah inovasi berbeda dengan penciptaan atau penemuan sebuah karya. Alasan yang dikemukan oleh Schumpeter adalah proses dan fungsi inovasi lebih bersifat relasi sosial dan memberikan dampak sosial dan budaya. Inovasi dilakukan dalam konteks sosial misalnya ekonomi dan bisnis yang mungkin saja bertujuan komersial dan perbaikan kualitas hidup. Sedangkan penciptaan produk dan penemuan pada prinsipnya dapat dilakukan di mana saja dan tanpa maksud apa pun. Adapan dalam tataran implementasi, inovasi menurut Shumpeter memiliki rantai proses yang mengarah pada komersialisasi. Dengan kata lain, inovasi harus memberi nilai tambah yang bersifat komersil. Berawal dari adanya masalah dan kebutuhan lalu munculnya upaya kreatif untuk melakukan inovasi. Dalam upaya tersebut modal kreatifitas, pengetahuan, sumber daya, dan penerimaan masyarakat pengguna menjadi sangat penting. Karya inovatif yang dihasilkan akan benar-benar dapat diakui jika ketika ditawarkan sebagai produk yang dijual, dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Inilah salah satu sisi inovasi yang sering disebut dengan enterpreunership atau kewirausahaan. Sebuah produk akan dikatakan inovatif jika diterima masyarakat dan memiliki nilai tambah dan nilai komersialisasi (Fagerberg, 2008). Dalam konteks saat ini nilai tambah yang dimaksud bukan hanya nilai tambah ekonomi, kualitas produk, proses dan sistem manajemen namun juga hal-hal yang berkaitan dengan sinergi, kolaborasi, kompetisi, dan metode berkompetisi.



Masalah dan kebutuhan inovasi



Kreativitas



Proses Pengembangan Inovasi



Sosialisasi atau Desiminasi



Komersialisasi



Gambar 3.2. Tahapan Proses Inovasi Tahapan proses inovasi tersebut meggambarkan bahwa inovasi memerlukan modal kreativitas dan diproses dalam upaya mewujudkan inovasi 2 4



dan mendapatkan penerimaan dari masyarakat luas. Dalam konteks pengembangan inovasi di perusahaan, terdapat dua hal yang melandasi inovasi yaitu kreativitas dan keberanian dalam mengambil resiko. 2. Hakikat Manajemen Inovasi Pada hakikatnya manajemen inovasi identik dengan kinerja di bidang ekonomi khususnya dalam hal pengembangan dan peningkatan produktivitas dan keuntungan sebuah perusahaan. Istilah manajemen inovasi merupakan perpaduan antara istilah manajemen dan inovasi yang mengarah pada pengelolaan proses inovasi dan perubahan yang mengacu pada produk, proses usaha, dan inovasi organisasi. Melalui manajemen inovasi dilakukan berbagai pengelolaan inovasi sebuah organisasi, yang dengan model ini maka organisasi dapat merespon tantangan peluang eksternal dan internal dengan memanfaatkan kreativitas untuk menggali dan memperkenalkan ide-ide inovatif untuk menciptakan produk dan sistem. Dibandingkan dengan manajemen inovasi perusahaan yang lebih dominan tampak sebagai upaya untuk mengelola inovasi demi meningkatkan kualitas, merancang daur hidup produk yang lebih baik dan panjang, merespon kebutuhan dan tuntutan pelanggan. Inovasi bertujuan mengembangkan model organisasi yang baru agar mereka mampu meningkatkan daya saing secara terukur di target pasar mereka. Dalam konteks pendidikan tinggi, manajemen inovasi adalah upaya untuk melatih, menginisiasi, menginspirasi kemampuan berinovasi pada diri mahasiswa melalui proses pembelajaran terstruktur. 3. Prinsip-prinsip Inovasi Inovasi memiliki beberape prinsip. Prinsip-prinsip inovasi yang perlu dipahami terkait dengan tiga hal penting yaitu (1) ciri-ciri atau indikator sesuatu yang dilakukan atau dihasilkan sehingga dapat dikategorikan sebagai sebuah inovasi (2) alasan mengapa inovasi diperlukan (3) bagaimana inovasi diwujudkan.



2 5



Prinsip pertama adalah mengenai ciri-ciri inovasi itu sendiri. Inovasi harus memiliki ciri-ciri (1) apapun bentuk inovasinya apakah itu ide, program, sistem atau platform baru, maka semua bentuk inovasi yang dihasilkan harus bersifat baru atau original dan serta memiliki pembeda dibanding produk lain. Dengan kata lain inovasi yang dibuat tampak dari ciri khas yang membuat inovasi tersebut mudah dikenali (2) inovasi memiliki tujuan dan fungsi yang jelas (3) setiap inovasi memiliki strategi khusus untuk mencapai tujuannya (4) dilakukan secara terencana, matang dan terarah. Dari sisi alasan mengapa inovasi dilakukan akan dapat dilihat apakah inovasi yang dihasilkan memiliki alasan menyelesaikan masalah dan alasan untuk mempertahankan eksistensi. Alasan survival atau mempertahankan eksistensi lebih bersifat meningkatkan kualitas, efektivitas, efisiensi dan masa berlaku sebuah produk atau jasa. Meningkatkan daya saing. Adapun prinsip yang berkaitan dengan proses inovasi antara lain; (1) inovasi berawal dari identifikasi dan analisis masalah secara kritis (2) mengembangkan ide pemecahan masalah (3) menerapkan langkah-langkah sistematis (4) dilandasi niat kuat, passion, semangat, fokus dan sungguhsungguh (1) dilakukan secara kolaboratif disertai toleransi terhadap perbedaan. 4. Jenis-jenis Inovasi Ribuan bahkan jutaan inovasi yang dilakukan di berbagai belahan dunia dapat dikategorikan menjadi empat jenis inovasi yaitu inovasi inkrimental atau inovasi untuk keberlanjutan (sustainability), inovasi distruptif, inovasi penelitian dasar dan inovasi radikal atau inovasi breakthrough. Karakteristik keempat jenis inovasi tersebut tergantung pada dampaknya terhadap masyarakat sebagai pasar inovasi, dan kebaharuan teknologi yang digunakan dalam mewujudkan inovasi. Inovasi inkrimental atau sustainalibitas dilakukan untuk mempertahankan eksistensi dari sebuah produk atau jasa. Inovasi semacam ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk, layanan dan proses yang ada. Penambahan fungsi, bentuk atau ukuran pada sebuah produk agar lebih efektif 2 6



sesuai kebutuhan pasar adalah contoh dari inovasi inkrimental. Inovasi breaktrough atau inovasi radikal merupakan inovasi yang memberikan perubahan besar terhadap sebuah produk misalnya perubahan ponsel dari tombol menjadi layak sentuh. Inovasi breaktrough atau inovasi radikal melahirkan munculnya inovasi distruptif adalah inovasi yang bersifat merubah dan berpeluang mengganti bahkan merusak tatanan sosial dan perilaku masyarakat yang selama ini telah menjadi kebiasaan. Inovasi semacam ini biasanya akan membawa dampak signifikan pada bisnis. Misalnya, munculnya platform taxi online dan pemesanan makanan secara online, travel agen online semacam traveloka dan lain-lain adalah wujud dari inovasi disruptif. Sedangkan inovasi berbasis penelitian adalah penemuan baru yang dihasilkan dari proses riset. Inovasi ini sangat diperlukan sebagai landasan teoritik untuk mengembangkan inovasi lainnya yang bersifat sustainable, brearktrough dan disruptif.



I M P A C T ON TH E M A R K E T



Inovasi incrimental atau sustainabilitas



Inovasi disruptif



Jenis Inovasi Inovasi penelitian dasar



Inovasi breakthrough



TECHNOLOGY NEWNESS



Gambar 3.3. Kuandran Jenis-jenis inovasi F. RENCANA TINDAK LANJUT Setelah mempelajari hakikat, prinsip dan jenis inovasi mahasiswa bertugas menyimak video dan bahan bacaan tentang hakikat dan alur kerja design thinking, alur kerja design thinking dan cara menerapkannya.



2 7



Tugas dikerjakan secara individual, hasil diskusi dirumuskan dalam file PPt atau mind map. Tugas tersebut akan di presentasikan pada pertemuan berikutnya. G. REFERENSI Christensen, C.M., 1997. The Innovator’s Dilemma. Harvard Business School Press. Christensen, C.M., Raynor, M.E., 2003. The Innovator’s Solution. Harvard Business School Press. Christensen, C.M., Anthony, S.D., Roth, E.A., 2004. Seeing What’s Next. Harvard Business School Press. Fagerberg, J., 2008. A Guide to Schumpeter. Center for Advanced Study, pp. 20– 22. (http://www. cas.uio.no/Publications/Seminar/Confluence_Fagerberg.pdf).



2 8



KEGIATAN PERKULIAHAN IV Pendekatan Design Thinking



A. PENGANTAR Mata kuliah manajemen inovasi bertujuan mengembangkan kemampuan berinovasi dengan menggunakan pola kerja design thinking. Strategi ini dipilih untuk melatih mahasiswa dalam berkreasi dan mengembangkan ide inovasi melalui tahapan kerja design thinking. Sebelum mengembangkan ide inovatif melalui design thinking terlebih dahulu mahasiswa harus mempelajari hakikat design thinking melalui bahan bacaan, video tentang design thinking dan melalui paparan dosen saat pembelajaran di kelas. Melalui pertemuan ini dilakukan proses belajar mengenai design thinking dalam kegiatan pembelajaran klasikal yang interaktif dan bersifat penguatan pemahaman konseptual, karena mahasiswa telah diasumsikan mempelajari konsep dasar design thinking secara mandiri sesuai tugas pertemuan sebelumnya. B. TUJUAN 1. Mempelajari dan mendiskusikan hakikat dan alur kerja design thinking 2. Mempelajari dan mendiskusikan penerapan design thinking C. KEGIATAN BELAJAR MAHASISWA Pada kegiatan ini mahasiswa mempelajari konsep dasar design thinking sebagai sebuah alur kerja pengembangan ide inovasi. Dosen dapat menggunakan berbagai metode untuk memfasilitasi proses belajar mahasiswa, semisal ceramah, diskusi kelompok, penugasan untuk membuat resume dalam bentuk mid map atau tugas lain yang bertujuan membentuk pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar dan prosedur design thinking. Diakhir perkuliahan dosen menugaskan mahasiswa untuk melakukan identifikasi problem yang dapat diangkat menjadi topik. Masalah atau problem yang diangkat adalah masalah yang memerlukan solusi berupa langkah inovatif; yang mungkin berkaitan dengan keilmuannya atau mungkin juga tidak. 2 9



Mahasiswa juga perlu mempelajari solusi atau produk pendahulu yang pernah ada sebelumnya. Hal ini bertujuan agar ide yang dikembangkan mahasiswa adalah ide inovatif yang melengkapi atau memperbaiki produk sebelumnya.



D. MATERI Materi Sebagai alur kerja inovatif, design thinking mulai dikenal ketika David Kelley (Stanford Univ.) mendirikan konsultan desain IDEO pada tahun 1991. Design Thinking adalah salah satu metode baru dalam melakukan proses desain. Design Thinking merupakan metode penyelesaian masalah yang berfokus pada pengguna atau user. Design Thinking sendiri dipopulerkan oleh David Kelley dan Tim Brown pendiri IDEO – sebuah konsultan desain yang berlatar belakang desain produk berbasis inovasi. Dasar-dasar konsep design juga dipaparkan dalam artikel Richard Buchanan 1992 yang berjudul Wicked Problems in Design Thinking. Konsep ini sebenarnya mulai berkembang pada tahun 1950. Pada mulanya, konsep design thinking berupa pengembangan teknik kreativitas desain baru, pada 1960-an memunculkan ide pemikiran desain untuk memecahkan masalah secara kreatif. Konsep ini sering dikaitkan dengan pemikiran John E. Arnold yang dipublikasikan dengan konsep "Creative Engineering" (1959). Pemikiran L. Bruce Archer yang mengemukakan konsep "Systematic Method for Designers" pada tahun 1965, juga sering dikaitkan dengan konsep design thinking.



Design thinking diartikan sebagai sebuah pendekatan atau prosedur kerja yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah berdasarkan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna. Design thinking memiliki lima langkah utama yaitu mengeksplorasi kebutuhan (empathize/explore), menentukan problem utama yang perlu dipecahkan melalui kerja inovatif (define), mengembangkan ide (ideate), mengembangkan purwarupa (prototyping), mempresentasikan untuk mempelajari respon sasaran (learn/share). Lima langkah tersebut dimodifikasi dan ditambahi dengan langkah pra empathize yaitu topic selection atau penetapan topik atau ruang lingkup inovasi (IDEO, 2008; Mechelen, Laenen, Zaman, Willems, & Vanden, 2019; Woolery, n.d.). 3 0



Empathize merupakan pengembangan dari kata empathy yang dimaknai sebagai sebuah upaya untuk memahami keadaan, pikiran dan perasaan orang lain. Dalam konteks design thinking, langkah emphatize adalah upaya untuk mengetahui, mengeksplorasi dan memahami keadaan, pikiran dan peraaan orang lain dalam hal ini masyarakat calon sasaran produk. pikiran, perasaan dan keadaan orang dimaknai sebagai kebutuhan masyarakat terhadap sebuah produk atau layanan jasa tertentu. Dalam prosedur awal design thinking, empathize merupakan sebuah langkah untuk mengetahui atau mengidentifikasi kebutuhan dari user tentang sebuah produk yang akan diciptakan. Langkah ini bertujuan meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan, membentuk dan mengembangkan wawasan agar pengembang produk atau inovator mampu berpikir terbuka. Melalui emphatize inovator akan mengetahui user atau pengguna yang akan dituju, bagaimana pengalaman, emosi, dan situasi yang dihadapi calon user. Mencoba menempatkan diri sebagai user sehingga dapat benar-benar memahami kebutuhan mereka. Tahap ini dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, ataupun melalui cara lainnya. Agar pelaksanaan empathize dapat dilakukan dengan baik maka Pelaksanaan empathize biasanya diawali dengan pikiran yang berisi rasa keingintahuan (curious) atau disebut juga dengan KEPO (knowing every particular



object). Agar empathize dapat dilakukan dengan baik maka diperlukan kemampuan berfikir kritis, berkomunikasi dan bertanya dengan penuh empati, dan kemampuan mensintesa data. Secara khusus, kemampuan berkomunikasi bertujuan membantu para inovator dalam menggali informasi secara mendalam dan komprehensif.Semua kemampuan tersebut diperlukan para inovator dalam mengembangkan sebuah produk. Langkah selanjutnya adalah define atau menentukan permasalahan utama. Setelah inovator memahami kebutuhan user, maka inovator perlu menggambarkan sebuah ide atau pandangan user yang akan menjadi dasar dari produk atau aplikasi yang akan dibuat. Hal ini dapat dilakukan melalui penyimpulan kebutuhan user berdasarkan data yang diperoleh melalui empathize sesuai konteks kondisi yang sedang terjadi. Pada tahap define, inovator 3 1



menetapkan apa masalah utama atau kebutuhan utama user yang akan dipecahkan melalui produk yang akan dikembangkan. Langkah selanjutnya adalah ideate atau merancang produk. pada langkah ini inovator mengembangkan rancangan produk yang menggambarkan solusi yang dibutuhkan oleh user. Inovator menuangkan kreativitas nya sendiri atau bersama tim dalam merancang dan mengembangkan produk inovatif. Rancangan yang dihasilkan melalui ideate masih berupa ide dan perlu ditindak lanjuti menjadi produk nyata melalui langkah prototipe. Karena itu sebelum berlanjut pada langkah prototipe maka inovator perlu mengevaluasi rancangn hasil tahap ideate dengan meminta pendapat orang lain yang atau pendapat tim. Setelah menyelesaikan langkah ideate, ide rancangan produk perlu langsung diimplementasikan dalam sebuah aplikasi atau produk uji coba, yang disebut dengan langkah prototipe. Langkah ini bertujuan menghasilkan sebuah produk nyata yang dapat diujicobakan sesuai kebutuhan atau masalah user. Kemungkinan realisasi pengembangan produk dalam langkah prototipe akan memerlukan beberapa kali uji coba. Inovator harus siap dengan kemungkinan kegagalan dalam mengembangkan produk, namun tentu dia harus kembali mencoba hingga produk yang diharapkan user benar-benar terwujud. Produk yang sudah dikembangkan perlu di uji melalui sebuah percobaan yang melibatkan pengguna. Dari pengalaman pengguna dalam menggunakan produk uji coba, maka akan didapatkan masukkan untuk membuat produk yang lebih baik dan melakukan perbaikan pada produk yang ada. Tahapan ini disebut dengan test. Evaluasi hasil test akan sangat berguna dalam memperbaiki produk. Selanjutnya jika produk sudah dinyatakan baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna maka inovator dapat menyebarluaskan produknya agar dapat digunakan oleh user sesuai tujuan semula. E. REFERENSI IDEO. (2008). Design Thinking. Harvard Business Review, 86(6), 252. https://doi.org/10.5437/08956308X5503003 Mechelen, M. Van, Laenen, A., Zaman, B., Willems, B., & Vanden, V. (2019). International Journal of Human-Computer Studies Collaborative Design Thinking ( CoDeT ): A co-design approach for high child-to-adult ratios. Journal of Human Computer Studies, 130(January 2018), 179–195. 3 2



https://doi.org/10.1016/j.ijhcs.2019.06.013 Woolery, B. E. (n.d.). Design Thinking Handbook.



3 3



PERKULIAHAN V Identifikasi Ide-ide Inovasi



A. PENGANTAR Pada tahap ini mahasiswa mulai menerapkan prosedur kerja design thinking yaitu proses topic selection and notice. Dibawah bimbingan dosen, mahasiswa berlatih mengidentifikasi kebutuhan dan problem yang memerlukan solusi inovatif sesuai bidang keilmuan sekaligus menetapkan topik sesuai batasan ruang lingkup masalah yang akan dikaji (topic selection). Aktivitas ini termasuk melakukan penetapan lokus pengumpulan data dan menentukan teknik-teknik pengumpulan data. Mahasiswa harus bekerja secara berkelompok sebagai wahana melatih mahasiswa dalam berkreasi dan mengembangkan ide inovasi melalui tahapan kerja design thinking. B. TUJUAN 1. Mengidentifikasi kebutuhan dan problem yang memerlukan solusi inovatif sesuai bidang keilmuan 2. Menentukan topik dan batasan kajian yang akan ditindaklanjuti dalam design thinking 3. Menetapkan lokus pengumpulan data 4. Menentukan teknik-teknik pengumpulan data 5. Menyusun instrumen pengumpulan data C. KEGIATAN BELAJAR MAHASISWA Pada tahap ini mahasiswa mulai mengidentifikasi fenomena masalah yang memerlukan solusi inovatif sesuai bidang keilmuan (Framing a Question). Mereka dapat menjelajah melalui dunia maya atau mengemukakan problem melalui pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain disekitarnya. Kegiatan kelas dapat dilakukan melalui diskusi kelompok selama 30 menit dengan asumsi bahwa mahasiswa telah membawa catatan hasil diskusi sebelum pertemuan, dimana dosen menugaskan mahasiswa untuk mengidentifikasi problem yang akan dijawab dengan ide inovatif mereka. selanjutnya kelompok mahasiswa memaparkan hasil 3 4



diskusinya sekaligus menyampaikan lokus pengumpulan data, teknik-teknik pengumpulan data dan sasaran empathize yang akan dilakukan pada langkah selanjutnya. Diakhir perkuliahan dosen menugaskan mahasiswa menyusun daftar pertanyaan dan pedoman observasi yang akan dilakukan pada tahap empathize. Dosen berkewajiban memeriksa, menelaah dan memberikan koreksi terhadap instrumen pengumpul data atau daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam tahap empathize.



3 5



KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A. Pengantar Pada pertemuan ini akan membahas tentang langkah selanjutnya dari tahapan Design Thingking yaitu Define. Pada tahapan Define Setelah pada tahap sebelumnya kita mengumpulkan data-data dan informasi, maka pada tahap ini kita bersama tim mendefinisikan masalah inti. Buatlah problem statement yang berfokus pada pengguna akhir. Sebagai gambaran alih-alih kita membuat definisi seperti ini "Bagaimana kita meningkatkan pendapatan 5% di target market pekerja" tetapi versi yang benar adalah "Pekerja membutuhkan perangkat yang tepat untuk mengembangkan skillnya sehingga kehidupannya menjadi lebih mudah". Tahap define akan membantu tim dalam memahami permasalahan secara lebih mudah dan memikirkan ide-ide sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Ide-ide hebat dapat berupa fungsi-fungsi, fitur-fitur baru dalam aplikasi atau bentuk yang benar-benar experimental yang sebelumnya belum ada, mengerti kebutuhan pengguna, maka desainer perlu menggambarkan sebuah ide atau pandangan user yang akan menjadi dasar dari produk atau aplikasi yang akan dibuat. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat list kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang sedang terjadi. B. Tujuan Pembelajaran • Melakukan pengumpulan data dengan berbagai instrument • Mengamati dan mengumpulkan data secara sistematis dan cermat C. Lingkup Materi • Pengumpulan data untuk pengembangan ide inovatif (Define) D. Kegiatan Belajar Mahasiswa Dosen memberikan pengantar dengan me-recall kembali pemahaman dan pengetahuan mahasiswa terhadap materi metode penelitian. Sebagai contoh bagaiamana cara memulai pengumpulan data dengan baik, kemudian bagaimana teknis dalam mengumpulkan data, dan terakhir bagaimana cara menganalisis sebuah data. Kemudian dilanjutkan pada tahapan dimana dosen memberikan arahan kegiatan pada pertemuan ini; 1) Dosen menjelaskan seluruh isi materi pada pertemuan ini dengan media power point atau yang lainnya; 2) Setelah Dosen memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab dengan mahasiswa, Dosen melanjutkan dengan menintruksikan mahasiswa untuk memulai menyusun sebuah intrumen pengumpulan data; 3) setelah mahasiswa selesai menyusun instrument pengumpulan data, maka instrument tersebut diujicobakan dalam kelas; 4) sesudah mahasiswa mendapatkan data berupa observasi dan wawancara hasil



3 6



ujicoba instrument di kelas maka dosen mengarahkan dan membimbing untuk menganalis hasil yang kemudian dikemas kedalam sebuah tahapan pengembangan ide (Define) secara ilmiah.



E. Uraian Materi Dalam pengumpulan data adanya instrumen sangat diperlukan. Bahkan jika tidak ada instrumen pengumpulan data, maka bisa jadi penemuan yang didapatkan tidak sesuai prosedur dan tidak bisa diterima dengan baik. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Secara ringkas, instrumen pengumpulan data penelitian merupakan sebuah alat bantu yang digunakan dan dipilih oleh peneliti untuk menunjang kegiatan pengumpulan data supaya menjadi lebih mudah dan sistematis (Arikunto, 2006). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Sedangkan instrumen adalah alat yg dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Sesuai dengan telaah definisi diatas maka sudah semestinya para pengumpul data memahami persiapan yang dibutuhkan sehingga mampu mendapatkan hasil data yang akurat. Maka dari itu persipan yang harus dilakukan meliputi ; 1) Menyusun rancangan penelitian Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi. 2) Memilih lokasi Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data. 3) Mengurus perizinan



3 7



Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian. 4) Menjajagi dan melihat keadaan proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah lapangan merasa terganggu atau tidak. 5) Memilih dan memanfaatkan informan Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan narasumber. 6) Menyiapkan instrumen penelitian Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Dalam rangka kepentingan pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Pada hakikatnya dalam mengumpulkan sebuah data juga wajib memhami teknik – teknik yang digunakan antara lain : 1) Teknik Wawancara, Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu; 2)Teknik Pengamatan/Observasi, Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan; 3)Teknik Dokumentasi, Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif; 4)Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan datayang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.



Bentuk instrumen yang digunakan berkaitan dengan metode pengumpulan data dan jenis data yang ingin didapatkan. Dalam menyusun instrumen, sebelumnya peneliti harus memahami dengan seksama tujuan dari penelitiannya serta variabel atau hubungan antara variabel supaya mudah menjabarkan menjadi beberapa sub variabel, indikator, deskriptor serta poin-poin instrumennya.



3 8



Berikut dipaparkan beberapa teknik dan instrumen pengumpulan data menurut Suharsimi Arikunto. 1. Questionnare (Angket) Angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Saat ini angket tidak hanya berbentuk lembaran kertas yang dibagi-bagikan kepada responden, namun bisa juga melalui situs online google form yang lebih praktis dan efektif yakni hanya dengan menyebarkan link ke responden. Angket yang disebarkan harapannya bisa diisi dengan jujur dan sesuai keadaan sehingga mampu memenuhi permintaan peneliti.



Contoh Angket 1 (Bentuk Pernyataan) -



Petunjuk! Beri tanda silang pada nomor yang Anda pilih. Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap. Pilihan 1 (Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi Anda) Pilihan 2 (Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda) Pilihan 3 (Jika pernyataan netral) Pilihan 4 (Jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda) Pilihan 5 (Jika sangat sesuai dengan kondisi Anda) Tujuan: Untuk mengetahui cara mahasiswa belajar Al-Quran dan kaitannya dengan guru ngaji N Pernyataan Pilihan Isian o Saya merasa bosan dengan gaya mengajar guru melalui contoh 1 1 2 3 langsung bagaimana membaca AlQuran. Saya merasa lebih nyaman jika guru saya tidak memiliki sesi ‘tanya jawab’ 2 1 2 3 selama kelas belajar membaca AlQuran. Saya merasa lebih nyaman jika guru saya seorang Hafidz/Hafidzah atau 3 1 2 3 Juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Saya mengalami kesulitan untuk fokus 4 1 2 3 pada pembelajaran Al-Quran di kelas. Saya merasa kesal jika guru tidak segera memberikan pembenaran 5 atas bacaan saya yang salah dan 1 2 3 terus memaksa saya mencoba mencari bacaan yang benar sendiri.



4



5



4



5



4



5



4



5



4



5



Contoh Angket 2 (Bentuk Pertanyaan) Petunjuk! - Beri tanda (v) pada nomor yang Anda pilih.



3 9



Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap. Pilihan 1 (Tidak memuaskan) Pilihan 2 (Kurang memuaskan) Pilihan 3 (Cukup memuaskan) Pilihan 4 (Memuaskan) - Pilihan 5 (Sangat memuaskan) -



Tujuan: Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa difable terhadap fasilitas ramah difable di Perguruan Tinggi N Pertanyaan Penilaian o Responden 1 2 3 4 Bagaimana pendapat Anda terhadap 1 fasilitas ramah difable di Perguruan Tinggi? Bagaimana pendapat Anda tentang 2 pelaksanaan kebijakan ramah difable di Perguruan Tinggi? Bagaimana pendapat Anda terkait 3 keamanan mahasiswa difable di area Perguruan Tinggi? Bagaimana pendapat Anda tentang pelayanan civitas akademik terkait 4 administrasi kemahasiswaan pada mahasiswa difable?



1. Interview (Wawancara) Wawancara menjadi salah satu teknik memperoleh data yang paling mudah dan efektif. Sebab antara pewawancara dan narasumber dapat bertemu dan saling tanya jawab secara langsung. Namun dalam wawancara sangat perlu juga untuk menyiapkan beberapa list pertanyaan sebagai bahan dan patokan mewawancarai agar tidak keluar dari tujuan informasi yang ingin didapatkan. Secara singkat, wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal antara pewawancara dan narasumber (responden) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Hendaknya dalam menyusun sebuah intrumen wawancara hendaknya memperhatikan pedoman wawancara. Pedoman adalah panduan, petunjuk dan acuan. Sedangkan wawancara adalah percakapan yang berupa tanya jawab yang dilakukan oleh narasumber dan pewawancara yang terdiri dari dua orang bahkan lebih dalam waktu yang telah ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pedoman wawancara yakni panduan dalam melakukan kegiatan wawancara yang terstruktur dan telah ditetapkan oleh pewawancara dalam mengumpulkan data-data penelitian baik itu tugas akhir, skripsi, dan lain sebagainya. PEDOMAN WAWANCARA (INFORMAN) Narasumber : MASYARAKAT Nama :



4 0



5



Jenis kelamin : Alamat : Tanda tangan : a. Tangible (berwujud) Tangible (berwujud) adalah kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi. 1) Apa pendapat anda tentang sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan Melak ? 2) Bagaimanakah kondisi sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan Melak ? 3) Menurut anda, apakah fasilitas di Kantor PLN Kecamatan Melak sudah memenuhi kebutuhan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat ? 4) Bagaimanakah seharusnya sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan Melak ? b. Realiability (kehandalan) Realiability (kehandalan) adalah kemampuan dan keandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpecaya. 1) Bagaimanakah kemampuan pegawai atau staf dalam menyediakan pelayanan yang terpercaya kepada masyarakat ? 2) Menurut anda, apakah pegawai atau staf Kantor PLN Kecamatan Melak telah menguasai tugas dan fungsinya ? c. Responsivess (daya tanggap) Responsivess (daya tanggap) adalah kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen. 1) Apakah pegawai atau staf selalu ada pada saat jam kerja ? 2) Jika tidak, adakah informasi kapan pegawai atau staf akan kembali melakukan pelayanan ? 3) Apakah anda menanyakan mengapa masih ada pegawai atau staf yang tidak ada pada saat jam kerja ? 4) Apakah pegawai atau staf tanggap terhadap keinginan masyarakat dalam memberikan pelayanan ? d. Assurance (jaminan) Assurance (jaminan) adalah kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen. 1) Apakah dalam memberikan pelayanan, staf atau pegawai selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan yang telah dijanjikan ? 2) Apakah pegawai atau staf Kantor PLN Kecamatan Melak selalu ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan ? e. Emphaty (empati) Emphaty (empati) adalah sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap konsumen. 1) Seperti apa ketegasan yang diberikan oleh pegawai atau staf terhadap masyarakat ? 2) Seperti apa perhatian yang diberikan oleh pegawai atau staf terhadap masyarakat ?



4 1



3) Dalam melakukan pelayanan, apakah anda merasa masih ada perbedaan perlakuan antara masyarakat satu dengan yang lain ?



Contoh Instrumen Pertanyaan untuk Wawancara Tujuan: Untuk mengetahui lebih dalam terkait sistem pemilihan umum bagi Tuna Netra sebagai studi pendahuluan. Instrumen Pertanyaan: 1) Bagaimana sistem pemilu bagi Tuna netra saat ini? 2) Apa kendala bagi masyarakat Tuna netra dalam pelaksanaan pemilu? 3) Apakah KPU telah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Tuna netra saat pelaksanaan pemilu? 4) Apa kekurangan dari sistem yang berlaku saat ini? 5) Apa saran Anda untuk perbaikan sistem pemilu bagi masyarakatTuna netra agar mereka bisa menyalurkan haknya dengan baik? 6) Bagaimana menurut Anda jika dikembangkan sistem pemilihan umum offline berbasis Jaws bagi masyarakat Tuna netra? Ketika instrument telah siap maka langkah selanjutnya adalah proses wawancara dimana kita sebagai pewancara harus mampu menciptakan suasana yang dapat membuat terwawancara tidak merasa terintimidasai bahkan tertekan sehingga keterbukaan jawaban tidakakan didapatkan dan hal itu akan sangat berpengaruh kepada keakurasian data yang akan didapatkan. Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut: a) Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak. b) Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden. c) Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya. d) Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah. Pengarahan atau instruksi yang perlu diperhatikan oleh pewawancara (interviewers) meliputi pedoman-pedoman sebagai berikut: a) Tidak pernah “terjebak” dalam penjelasan yang panjang dari studi itu; gunakan penjelasan standar yang diberikan pengawas. (“Never get involved in long explanations of the study; use standard explanation provided by supervisor”).



4 2



b) Tidak pernah menyimpang dari pengantar studi, urutan pertanyaan atau rumusan pertanyaan. (“Never deviate from the study introduction, sequence of questions, or question wording”). c) Tidak pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi wawancara, jangan membiarkan individu lain menjawab untuk responden, atau memberikan saran, atau pandangannya pada pertanyaan itu. (“Never let another person interupt the interview; do not let another person answer for the respondent or offer his or her opinions on the questions”). d) Tidak pernah menyarankan suatu jawaban atau setuju atau tidak setuju dengan suatu jawaban. Jangan memberikan kepada responden suatu ide dari pandangan pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey. (“Never suggest an answer or agree or disagree with an answer. Do not give the repondent any idea of your personal views on the topic of questions or survey”). e) Tidak pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, cukup hanya mengulangi pertanyaan dan memberikan instruksi atau klarifikasi seperti yang diberikan dalam latihan atau oleh pengawas. (“Never interpret the meaning of a question; just repeat the questions and give instructions or clarifications that are provided in training or by supervisors”). f) Tidak pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawaban, atau membuat perubahan susunan kata-kata. (“Never improvise, such as by adding answer categories, or make wording changes”) (Denzin & Lincoln, 1994: 364).



2. Observation (Pengamatan) Untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengembangan inovasi juga bisa dilakukan melalui observasi atau pengamatan secara langsung terhadap objek yang dituju. Objek yang dituju bisa berupa kondisi lingkungan, perilaku dan tindangan manusia, proses kerja maupun fenomena alam sekitar. Menurut Suharsimi Arikunto, arti observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan, baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktifitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan penginderaan. Kegiatan observasi tentu memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Adapun tujuan observasi adalah sebagai berikut; 1) Untuk menggambarkan suatu objek dan segala yang berhubungan dengan objek penelitian melalui pengamatan dengan menggunakan panca indera; 2) Untuk mendapatkan suatu kesimpulan mengenai objek yang diamati, dimana kesimpulan tersebut disusun dalam sebuah laporan yang relevan dan bermanfaat bagi bahan pembelajaran; 3) Untuk mendapatkan suatu data atau informasi yang dapat dibagikan kepada pihak lain dalam bentuk karya ilmiah atau non-ilmiah. Mengacu pada pengertian dan tujuan observasi yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa manfaat observasi yang bisa didapatkan. Adapun beberapa manfaat observasi adalah sebagai berikut: a. Suatu hasil observasi dapat dikonfirmasi dengan hasil penelitian.



4 3



b. Deskripsi dalam observasi dapat menjelaskan atau memperkirakan mengenai dunia nyata. c. Memungkinkan orang lain untuk menafsirkan hasil penemuan dan bagaimana akan diinterpretasikan. d. Observasi dapat menjelaskan mengenai suatu peristiwa dan dapat diuji kualitasnya, serta menimbulkan spekulasi tentang peristiwa tersebut dalam aturan nyata. e. Observasi dapat mencatat indikasi yang terkadang tidak nyata berlangsungnya. f. Proses observasi dapat mencatat keadaan yang tidak dapat direplikasikan dalam suatu eksperimen. g. Suatu peristiwa dapat dicatat secara kronologis sehingga berurutan. h. Suatu observasi dapat dikombinasikan dengan menggunakan sistem lainnya. Dalam observasi dapat dilakukan dengan dua acara, pertama pengamat ikut serta dalam kegiatan dan terjun langsung merasakan proses yang terjadi pada objek observasi (participatory observation). Kedua, pengamat hanya mengamati kondisi dan situasi objek penelitian tanpa mengikuti prosesnya secara langsung (nonparticipatory observation). Format instrumen pengamatan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun yang penting dilakukan saat observasi adalah menuliskan catatan-catatan hasil pengamatan yang nantinya bisa dijadikan bahan penulisan laporan.



3. Test (Tes) Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengembangan inovasi adalah tes. Tes berisi serangkaian pertanyaan atau latihan yang dipergunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, bakat, minat, dan kemampuan-kemampuan lainnya yang dimiliki oleh kelompok atau individu. Nah, hasil tes yang dilakukan bisa diramu menjadi suatu kesimpulan utuh melalui analisis data menggunakan sistem kategori atau standar numerik. Tes yang dibuat seharusnya sesuai dengan tujuan dan indicator yang dibuat oleh peneliti.



Analisis Data Analysis is process of resolving data into its constituent component to reveal its characteristic elements and structure[2]. Analisis merupakan proses pemecahan data menjadi komponen-komponen yang lebih kecil berdasarkan elemen dan struktur tertentu. Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong, Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut Seiddel dalam Burhan Bungin mengatakan bahwa analisis data kualitatif prosesnya sebagai berikut: a) proses mencatat yang menghasilakan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.



4 4



b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, menyintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya. c) Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan. d) Membuat temuan-temuan umum. Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik data yang melalui pengakuan subyek pelakukanya[5]. Peneliti dihadapkan kepada berbagai objek penelitian yang semuanya mengahasilkan data yang membutuhkan analisis. Data yang didapat dari obyek penelitian memiliki kaitan yang masih belum jelas. Oleh karenanya, analisis diperlukan untuk mengungkap kaitan tersebut secara jelas sehingga menjadi pemahaman umum. Analisis data kualitatif dilakukan secara induktif, yaitu penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Peneliti dihadapkan kepada data yang diperoleh dari lapangan. Dari data tersebut, peneliti harus menganalisis sehingga menemukan makna yang kemudian makna itulah menjadi hasil penelitian. Dari beberapa definisi dan tujuan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya untuk mengungkap makna dari data penelitian dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan klasifikasi tertentu. Analisis data kualitatif tidak sama dengan analisis kuantitatif yang metode dan prosedurnya sudah pasti dan jelas. Ketajaman analisis data kualitatif tergantung kepada kebiasaan peneliti dalam melakukan penelitian kuantitatif. Peneliti yang sudah terbiasa menggunakan pendekatan ini, biasanya mengulas hasil penelitiannya secara mendalam dan kongkret. Meskipun analisis kualitatif ini tidak menggunakan teori secara pasti sebagaimana kuantitaif, akan tetapi keabsahan dan kevalidan temuannya juga diakui sejauh peneliti masih menggunakan kaidah-kaidah penelitian. Menurut Patton dalam Kristi Poerwandari, yang harus selalu diingat peneliti adalah bagaimanapun analisis dilakukan, peneliti wajib memonitor dan melaporkan proses dan prosedur-prosedur analisisnya sejujur dan selengkap mungkin[6]. Analisis kualitatif juga berbeda dengan kuantitatif yang cara analisis dilakukan setelah data terkumpul semua, tetapi analisis kualitatif dilakukan sepanjang penelitian dari awal hingga akhir. Hal ini dilakukan karena, peneliti kualitatif mendapat data yang membutuhkan analisis sejak awal penelitian. Bahkan hasil analisis awal akan menentukan proses penelitian selanjutnya. Menurut Lexy J. Moleong, proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya adalah reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi dan yang terakhir adalah penafsiran data. Proses analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Moleong diatas sangat rumit dan terjadi tumpang tindih dalam tahapan-tahapannya. Tahapan reduksi data sampai kepada tahapan kategorisasi data menurut hemat penulis merupakan satu kesatuan proses yang bisa dihimpun dalam reduksi data. Karena dalam proses ini, sudah



4 5



terangkum penyusunan satuan dan kategorisasi data. Oleh karena itu, penulis lebih setuju kalau proses analisis data dilakukan melalui tahapan; reduksi data, penyajian atau display data dan kesimpulan atau Verifikasi. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menjelaskan proses analisis tersebut sebagai berikut: a)



Reduksi Data



Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada halhal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu[7]. Reduksi data bisa dilakukan dengan jalan melakukan abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada dalam data penelitian[8]. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti dari data yang diperoleh dari hasil penggalian data. Dengan demikian, tujuan dari reduksi data ini adalah untuk menyederhanakan data yang diperoleh selama penggalian data di lapangan. Data yang diperoleh dalam penggalian data sudah barang tentu merupakan data yang sangat rumit dan juga sering dijumpai data yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian tetapi data tersebut bercampur baur dengan data yang ada kaitannya dengan penelitian. Maka dengan kondisi data seperti, maka peneliti perlu menyederhanakan data dan membuang data yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian. Sehingga tujuan penelitian tidak hanya untuk menyederhanakan data tetapi juga untuk memastikan data yang diolah itu merupakan data yang tercakup dalam scope penelitian[9].



b)



Penyajian data



Menurut Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Muhammad Idrus bahwa: Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan[10]. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya. Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagianbagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan. c) Kesimpulan atau verifikasi Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Tahapan-tahapan



4 6



diatas terutama tahapan reduksi dan penyajian data, tidak melulu terjadi secara beriringan. Akan tetapi kadang setelah dilakukan penyajian data juga membutuhkan reduksi data lagi sebelum ditarik sebuah kesimpulan. Tahapan-tahapan diatas bagi penulis tidak termasuk pada metode analisis data tetapi masuk kepada strategi analisis data. Karena, metode sudah paten sedangkan strategi bisa dilakukan dengan keluwesan peniliti dalam menggunkan strategi tersebut. Dengan demikian, kebiasaan peneliti menggunakan metode analisis kualitatif menentukan kualitas analisis dan hasil penelitian kualitatif. Secara umum metode analisis data meliputi reduksi, display data dan kesimpulan atau verifikasi data. Akan tetapi karena data kaulitatif sangat banyak sekali, maka model analisis data juga beragam sesuai dengan objek penelitian. Secara umum, model analisis data terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: pertama, kelompok metode analisis teks dan bahasa; kedua, kelompok metode analisis tema-tema budaya; ketiga, kelompok analisis kinerja, perilaku seseorang dan perilaku institusi.



Lampiran 1. Form Angket Instrumen Pengumpulan Data (Bentuk Pernyataan) Petunjuk! - Beri tanda silang pada nomor yang Anda pilih. - Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap. - Pilihan 1 (Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi Anda) - Pilihan 2 (Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda) - Pilihan 3 (Jika pernyataan netral) Pilihan 4 (Jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda) - Pilihan 5 (Jika sangat sesuai dengan kondisi Anda) Tujuan Pengumpulan Data: N o 1 2 3 4 5



Pernyataan



Pilihan Isian 1 1 1 1



2 2 2 2



3 3 3 3



4 4 4 4



5 5 5 5



1



2



3



4



5



Lampiran 2. Form Angket Instrumen Pengumpulan Data (Bentuk Pertanyaan) Petunjuk! - Beri tanda (v) pada nomor yang Anda pilih. - Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap. - Pilihan 1 (Tidak memuaskan) - Pilihan 2 (Kurang memuaskan) - Pilihan 3 (Cukup memuaskan) Pilihan 4 (Memuaskan) - Pilihan 5 (Sangat memuaskan)



4 7



Tujuan Pengumpulan Data: N o



Pertanyaan



Penilaian Responden 1



2



3



4



5



1 2 3 4 5 Lampiran 3. Form Laporan Pengumpulan Data Melalui Observasi Nama kelompok



:



Mana-nama anggota kelompok



:



Objek Observasi



:



Tanggal Observasi



:



No. Pertanyaan



Paparan Hasil



Temuan di Lapangan



Ide pengembangan Inovasi



4 8



KEGIATAN PERTEMUAN VII PERENCANAAN INOVASI PRODUK (Analisa dan Sintesa data Masalah untuk Ide Rencana Inovasi)



A. Pengantar Organisasi, perusahaan, ataupun seorang inovator harus menciptakan ide/gagasan inovasi untuk memperluas dan mempertahankan produk dalam pangsa pasar. Pengembangan inovasi produk sangat penting untuk keberlangsungan organisasi dalam membentuk loyalitas sasaran pelanggan. Inovasi produk dapat terwujud secara lebih baik melalui analisa strategi perencanaan dan melakukan perencanaan secara sistematis dan terstruktur. Perencanaan dilakukan dengan menghubungkan fakta dan membuat serta meggunakan asumsi kebutuhan-kebutuhan di masa depan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu strategi analisis perencanaan inovasi produk adalah strategi SWOT (Strength, Weakness, Opporrtunity, dan Threats). SWOT sebagai sebuah tools scanning environment banyak digunakan orang untuk mengetahui kondisi-kondisi individu ataupun lembaga sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, maupun tantangan dan hambatan. Penggunaan strategi SWOT membantu individu maupun organisasi memahami kondisi riil atau posisi dari objek/produk inovasi yang dianalisis. Banyak aktifitas sebuah program atau proyek yang dilaksanakan tanpa mempertimbangkan kondisi riil yang dihadapi dan tiba-tiba menghasilkan rancangan proyek. Perancangan yang tidak dibersamai analisa dan sintesa terhadap kondisi riil memungkinkan proses pelaksanaan yang tidak terkendali. Hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaan datang secara tiba-tiba dan tidak diprediksi sebelumnya. Kemudian di tahap evaluasi menghasilkan kekecewaan. Mengingat pentingnya Analisa dan sintesa dengan alat swot ini, diharapkan aktifitas proyek yang dirancang akan sesuai dengan kondisi/kemampuan yang dimiliki serta dapat mengahapi tantangan dan peluang inovasi. Jika hasil analisis SWOT dapat dirinci secara integral dengan tujuan yang hendak dicapai, maka individu innovator, Lembaga, ataupun perusahaan dapat memahami keunggulan kompetitif sebuah inovasi. B. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang meliputi: 1. 2. 3. 4.



dapat menjelaskan konsep analisis swot sebagai strategi perencanaan inovasi dapat menelaah komponen-komponen swot dapat melakukan analisis swot melalui ilustrasi kasus dapat mengaitkan hasil analis swot dalam formulasi perencanaan strategi terhadap ide/gagasan inovatif 5. dapat menjelaskan sistematika perencanaan pelaporan inovasi produk



4 9



C. Lingkup Materi 1. Strategi Perencanaan Produk Inovasi (SWOT) 2. Perencanaan Produk Inovasi (Sistematika Pelaporan) D. Kegiatan Belajar Mahasiswa Pada awal perkuliahan dosen memberikan ilustrasi kasus untuk menstimulasi mahasiswa menganalasis kasus melalui beberapa pertanyaan. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Apa saja kemampuan yang dimiliki? Apa saja kelemahan yang dimiliki? Apa saja peluang yang dapat dieksploitasi? Apa saja ancaman yan akan dihadapi? Bagaimana kita dapat menggunakan setiap kekuatan? Bagaimana kita bisa menghentikan setiap kelemahan? Bagaimana kita dapat mengeksploitasi setiap peluang? Bagaimana kita bisa bertahan melawan setiap ancaman?



Setelah mahasiswa menjawab pertanyaan, selanjutnya mahasiswa melakukan kegiatan belajar. 1. Mempelajari pengertian, tujuan, manfaat dan pendekatan dalam strategi analisis swot 2. Menelaah komponen-komponen strategi analisis swot melalui ilustrasi kasus 3. Melakukan analisis swot melalui ilustrasi kasus 4. Menghubungkan hasil analisis swot dalam formulasi perencanaan strategi terhadap gagasan inovasi 5. Menyusun kerangka perencanaan pelaporan inovasi produk E. Uraian Materi 1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opporrtunity, dan Threats) a. Pengerian SWOT Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana menganalisis apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Analisis SWOT terdiri atas empat komponen dasar, yaitu: (a) Strengths (S) adalah situasi atau kondisi kekuatan organisasi atau program pada saat ini; (b) weaknesses (W) adalah situasi atau kondisi kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini; (c) opportunities (O) adalah situasi atau kondisi peluang yang berasal dari luar organisasi, dan threats (T) adalah situasi ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi pada masa depan.



5 0



Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pengembang dalam melakukan analisis atas strategi dilakukan adalah kondisi-kondisi internal dan eksternal. Hal ini tergambar dengan jelas ketika melakukan analisis SWOT sebagai langkah awal menuju pembuatan strategi yang tepat pada produk inovasi. Pertama-tama dilakukan analisis sumber kekuatan yang dimiliki oleh inovator dan mungkin tidak dimiliki oleh pihak lain Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan dan kelemahan. Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang dan tantangan. Analisis SWOT dapat dilakukan menggunakan pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Obyek penilaian dalam melakukan analisis swot adalah kondisi internal (obyek fokus penillaian) dan kondisi eksternal (semua yang mempengaruhhi obyek fokus penilaian). Analisis dilakukan menggunakan matriks untuk membantu manajer dengan mengembangkan 4 tipe strategi yaitu strategi Strength-Opportunity, strategi WeaknessOpportunity, strategi Strength-Treat, dan strategi Weakness-Treat (David,2011). Strategi S-O (Strength-Opportunity), menggunakan kekuatan internal untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) digunakan untuk meningkatkan kelemahan internal dengan mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi S-T (Strength-Treat) menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari dampak dari ancaman eksternal. Dan strategi W-T (Weakness-Treat) adalah taktik pertahanan yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. b. Tujuan Analisis SWOT Penerapan SWOT bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar aktifitas atau proyek inovasi menjadi lebih fokus, analisis swot ditempatkan sebagai perbandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Penggunaan analisis swot dilakukan untuk mengukur sebuah ide/gagasan inovatif. Tujuan lain diperlakukannya analisis swot adalah dimana setiap produk yang ditawarkan pasti akan mengalami pasang surut atau yang lebih dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle product). Secara rinci analisis swot seringkali digunakan untuk; 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)



Menganalisis kondisi diri dan lingkungan individu/perusahaan Menganalisis kondisi internal dan lingkungan eksternal Mengetahui sejauh mana diri kita (individu/organisasi) di dalam lingkungan kita Mengetahui posisi lembaga diantara lembaga-lembaga lain Menemukan strategi mengoptimalakan kekuatan diri Menyiasati kelemahan diri dalam mengembangkan gagasan inovatif Mengetahui peluang-peluang yang ada di dalam kompetisi dengan pesaing Mengetahui strategi pengembangan gagasan inovatif untuk menjalankan aktifitas bisnisnya dalam dunia kompetitif.



c. Manfaat Analisis SWOT Manfaat analisis SWOT menurut Fahmi (2013) adalah:



5 1



1) Mampu memberikan gambaran suatu organisasi dari empat sudut dimensi, yaitu strengths, weaknesses, opportunities, dan threats. Sehingga pengambil keputusan dapat melihat dari empat dimensi ini secara lebih komprehensif. 2) Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuatan rencana keputusan jangka panjang. 3) Mampu memberikan pemahaman kepada para stakeholders‟ yang berkeinginan menaruh simpati bahkan bergabung dengan perusahaan dalam suatu ikatan kerjasama yang salling menguntungkan. 4) Dapat dijadikan penilai secara rutin dalam melihat progress report dari setiap keputusan yang telah dibuat selama ini. d. Pendekatan Analisis SWOT Analisis swot dapat dilakukan menggunakan pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif 1) Pendekatan Kualitatif Analisis SWOT Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns (1994) menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.



Tabel 1. Matriks analisis swot dengan pendekatan kulaitatif EKSTERNAL OPPORTUNITY (O)



THREATS (T)



STRENGTH (S)



A. Comparative Advantage



B. Mobilization



WEAKNESS (W)



C. Diversment/Investment



D. Damage Control



INTERNAL



Penjelasan; Sel A. Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat. Sel B. Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak



5 2



ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang. Sel C. Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi). Sel D. Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.



2) Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (2005) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:  Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c= a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi.  Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d= x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e= y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;  Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.



Tabel 2. Matriks analisis swot dengan pendekatan kuantitatif No. 1. 2.



STRENGTH (S)



SKOR



BOBOT



TOTAL



Total Kekuatan



5 3



No 1. 2.



WEAKNESS (W)



SKOR



BOBOT



TOTAL



Total Kelemahan Selisih Total Kekuatan dengan Total Kelemahan (X) = S - W No. 1. 2.



OPPORTUNITY(O)



SKOR



BOBOT



TOTAL



SKOR



BOBOT



TOTAL



Total Peluang No 1. 2.



THREATS (T)



Total Tantangan Selisih Total Peluang dengan Total Tantangan (Y) = S - W



Opportunity (+)



Kuadran III (-, +)  Ubah Strategi



Kuadran I (+, +)  Progresif Strength (+)



Weakness (-) Kuadran IV (-, -)  Strategi Bertahan



Kuadran II (+, -)  Diveersifikasi Strategi



Gambar 1. Kuadran analisis swot dengan pendekatan kulaitatif Ancaman (-) Kuadran I (positif, positif)



5 4



Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi. Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. 2. Pelaporan Perencanaan Inovasi Produk Setelah melakukan mendapatkan hasil analisis swot terhadap produk inovasi, individu/organisasi dapat melakukan perencanaan secara sistematis dan terstruktur untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan yang strategik memberikan pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing produk inovatif. Hasil penelitian Myran (2012) menemukan bahwa pelaksanaan perencanaan strategik memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keunggulan kompetitif. Auka (2016) menjelaskan bahwa nilai indeks keseluruhan proses Perencanaan Strategis (analisis lingkungan, arah organisasi, perumusan strategi) berkorelasi dengan skor keseluruhan indeks kinerja perusahaan. a. Penyusunan Pelaporan Perencanaan Kemampuan menyusun perencanaan sangat penting untuk merencanakan dan mengusulkan suatu kegiatan atau proyek pengembagan inovasi produk. Tidak dapat disangsikan lagi, pengalaman menerapkan strategi analisis menjadi modal yang penting dalam menyusun perencanaan inovasi produk. Terdapat 3 komponen utama proses perencanaan menurut Armstrong yaitu : (1) membuat rumusan yaitu mengembangkan misi, menentukan tujuan utama, menilai lingkungan internal dan eksternal, serta mengevaluasi dan memilih alternatif; (2) pelaksanaan; dan (3) pengendalian (Shrader, 1989). Dalam persaingan industri yang dinamis saat ini,



5 5



perencanaan yang matang akan membuat perusahaan kecil mendapatkan keuntungan serta berkembang lebih pesat (Bracker ,1988).



b. Sistematika Perencanaan Inovasi Produk. Sistematika perencanaan inovasi produk adalah penataan isi laporan perencanaan berdasarkan komponen atau bagian-bagian urutan antar komponen laporan sehingga membentuk suatu keutuhan yang baik. Perencanaan pelaporan inovasi produk ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Adapun sistematika perencanaan inovasi sebagai berikut



Cover A. Latar Belakag B. Tujuan, Manfaat dan Sasaran Inovasi C. Ruang Lingkup Inovasi D. Gambaran/Uraian Teknis Inovasi E. Pengorganisasian (Rencana Operasional) Lampiran



c. Substansi Komponen laporan Manajemen Inovasi Latar Belakang Bagian ini berisi penjelasan penjelasan output yang dihasilkan sebagai suatu inovasi, informasi dasar perlunya inovasi tersebut dalam menjawab unmet needs, serta tingkat kepentingan dan urgensi kebutuhan inovasi yang diusulkan. Justifikasi pemilihan inovasi yang dilengkapi data dan informasi pendukung, termasuk uraian tentang besaran potensi dan relevansi permasalahan yang ada. Tujuan, Manfaat dan Sasaran Bagian ini menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari produk inovasi secara rinci dan jelas, dengan uraian inti pemecahan masalah yang dihadapi beserta sasaran yang akan dicapai pada akhir kegiatan. Tujuan menjelaskan rancangan capaian inovasi ini dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Manfaat mencakup beberapa hal yang dapat diperoleh pihak eksternal (masyarakat pelanggan) dari sisi Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Sasaran mencakup sector-sektor yang mendapatkan dampak positif dari inovasi produk. Ruang Lingkup Inovasi



5 6



Penjelasan cakupan gagasan/ide inovatif dalam lingkup; 1) inovasi produk (product innovation) dan atau inovasi proses (process innovation, 2) Komplementer atau Substitusi suatu produk yang sudah ada di pasar. 3) Pengembangan dari yang sudah ada (incremental innovation) atau Pengembangan sesuatu yang sama sekali baru (radical innovation). Gambaran/Uraian Teknis Bagian ini menjelaskan pengaplikasian inovasi produk secara rinci dan jelas. Uraian teknis inovasi produk meliputi; 1. Deskripsi tentang rencana inovasi 2. Ilustrasi Inovasi Produk 3. Uraian daya saing (competitiveness) inovasi produk sejenis dari berbagai aspek (mutu, harga, bentuk, kemasan, prosedur, dan strategi) 4. Uraian potensi pasar dan cara/strategi pemasaran inovasi produk Pengorganisasian (Rencana Operasional) Bagian ini menjelaskan gagasan/ide inovatif meliputi:



operasional



dalam



perencanaan



pengaplikasian



1. Manajemen Kegiatan  Peran, keahlian, dan pengalaman yang relevan dari masing-masing anggota tim.  Kemitraan utama dan bentuk kerjasama dari industri/ litbang yang akan mendorong pengembangan dan adopsi teknologi yang lebih cepat. Uraikan bentuk kerjasama yang ingin dicapai serta kontribusi mitra terhadap kegiatan ini. 2. Peralatan dan fasilitas  Peralatan utama dan pendukung yang diperlukan untuk memproduksi produk inovasi yang diajukan.  Fasilitas utama dan pendukung yang diperlukan untuk memproduksi produk inovasi yang diajukan. 3. Jadwal dan waktu pelaksanaan Uraian rencana kerja yang akan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, serta identifikasi ketergantungan antar kegiatan dan tonggak pencapaian (milestones). 4. Pembiayaan Uraian mengenai perhitungan rasio keuangan menggunakan asumsi-asumsi seperti arus pendapatan, besaran biaya, dan tingkat biaya modal (cost of capital). Lampiran Bagian lampiran berisikan dokumen-dokumen pendukung seperti: 1. 2. 3. 4.



Profil Perusahaan (jika ada); Dokumen Kerjasama; Daftar Riwayat Hidup; Matriks Analisis SWOT.



5 7



F. Ringkasan Empat komponen dasar analisis swot yaitu: (a) Strengths (S) adalah situasi atau kondisi kekuatan organisasi atau program pada saat ini; (b) weaknesses (W) adalah situasi atau kondisi kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini; (c) opportunities (O) adalah situasi atau kondisi peluang yang berasal dari luar organisasi, dan threats (T) adalah situasi ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi pada masa depan. Penggunaan analisis swot dilakukan untuk mengukur sebuah ide/gagasan inovatif. Tujuan analisis swot seringkali digunakan untuk; 1) Menganalisis kondisi diri dan lingkungan individu/perusahaan, 2) Menganalisis kondisi internal dan lingkungan eksternal. 3) Mengetahui sejauh mana diri kita (individu/organisasi) di dalam lingkungan kita, 4) Mengetahui posisi lembaga diantara lembaga-lembaga lain , 5) Menemukan strategi mengoptimalakan kekuatan diri, 6) Menyiasati kelemahan diri dalam mengembangkan gagasan inovatif, 7) Mengetahui peluang-peluang yang ada di dalam kompetisi dengan pesaing, dan 8)Mengetahui strategi pengembangan gagasan inovatif untuk menjalankan aktifitas bisnisnya dalam dunia kompetitif. Analisis swot dapat dilakukan menggunakan pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif komponen utama proses perencanaan inovasi produk meliputi; 1) membuat rumusan yaitu mengembangkan misi, menentukan tujuan utama, menilai lingkungan internal dan eksternal, serta mengevaluasi dan memilih alternatif; 2) pelaksanaan; dan 3) pengendalian G. Uji Kompetesi H. Daftar Pustaka Auka, D. O., & Langat, J. C. (2016). Effects of Strategic Planning on Performance of Medium Sized Enterprises in Nakuru Town, (2011), 188–204. Bracker, J. S., Keats, B. W., & Pearson, J. N. (1988). Planning and financial performance among small firms in a growth industry. Strategic management journal, 9(6), 591-603. Cooperrider, D. L., Whitney, D. K., & Stavros, J. M. (2003). Appreciative inquiry handbook (Vol. 1). Berrett-Koehler Publishers. Fahmi, I. (2013). Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Kearns, K. P. (1994). The strategic management of accountability in nonprofit organizations: An analytical framework. Public administration review, 185-192. Mryan N, Nadera. (2012). Analysis of The Relationship Between Strategic Planning and Competitive Advantages in Jordanian Banks. Economics and Administration Faculty Economics Department".220–238. Pearce, J. & Robinson, R. (2005). Strategic management, (9th Edn). New York: McGraw-Hill Shrader, C. B., Mulford, C. L., & Blackburn, V. L. (1989). Strategic and operational planning, uncertainty, and performance in small firms. Journal of Small Business Management, 27(4), 45.



5 8



KEGIATAN PERTEMUAN IX PANDUAN PENULISAN DOKUMEN SPESIFIKASI P A T E N PRODUK INOVASI Secara mendasar, suatu dokumen spesifikasi paten (deskripsi paten) harus memiliki dua hal prinsip yaitu aspek perlindungan dan aspek informasi. Deskripsi paten harus menjelaskan dalam bentuk kata-kata mengenai batasan perlindungan yang didefinisikan dalam klaim invensi yang dimintakan patennya dimana. Untuk mendukung batasan perlindungan sebagaimana yang dinyatakan dalam klaim, penjelasan dari invensi yang ingin dilindungi harus menjelaskan secara lengkap mengenai invensi tersebut sehingga batasan yang disebutkan dalam klaim tersebut dapat dipahami. Penulisan yang sesuai format (tata cara penulisan) deskripsi paten sangat menentukan apakah suatu invensi dapat diberi atau ditolak patennya. Selain itu, penulisan yang sesuai format (tata cara penulisan) deskripsi paten juga menentukan lingkup perlindungan patennya, dan mempengaruhi lamanya waktu pemeriksaan terutama pada saat pemeriksaan substantif karena tidak ada waktu terbuang hanya untuk memperbaiki format penulisan deskripsi paten tersebut. Deskripsi paten juga harus menjelaskan secara lengkap invensinya sehingga memungkinkan seseorang dengan keahlian biasa di bidangnya (skilled in the art) dapat memahami dan melaksanakan/mempraktekkan invensi tersebut. Prinsip dasar dari sistem paten adalah perlunya pengungkapan pada publik bagaimana suatu invensi dilaksanakan atau dipraktekkan sebagai persyaratan atas hak monopoli paten yang diperolehnya. Perlu diingat bahwa apabila deskripsi paten telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), secara substansi deskripsi paten tersebut tidak dapat diperluas lagi atau ditambah dengan hal-hal yang baru. Jika pengungkapan atau informasi dari invensi tersebut tidak lengkap, dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh paten. Deskripsi paten harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semua kata atau kalimat dalam deskripsi paten harus menggunakan bahasa dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang teknologi. Struktur penyajian deskripsi paten meliputi: Judul Invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi topik invensi. Judul harus dapat mewakili esensi atau inti invensi, tidak menggunakan kata-kata singkatan, istilah merek dagang, iklan atau pujian. Judul dibuat singkat dan jelas menggambarkan bidang teknik invensi; Contoh: SISTEM RESIRKULASI DAN SISTEM PENGHANGATAN AIR UNTUK PEMBENIHAN IKAN Bidang Teknik Invensi, yaitu pernyataan bidang teknik yang berkaitan dengan invensi. Ditulis secara ringkas inti invensi yang dimintakan perlindungan patennya; Contoh 1: Invensi ini berhubungan dengan 4-aminopikolinat baru dan turunanturunannya, dan penggunaannya sebagai herbisida. Contoh 2: Invensi ini berhubungan dengan teknik akuakultur (aquacultural engineering) dengan menerapkan sistem resirkulasi air dan sistem penghangatan air yang terkendali untuk pembenihan ikan air tawar.



5 9



Latar Belakang Invensi, yaitu penjelasan tentang invensi sejenis terdahulu beserta kelemahannya dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang merupakan tujuan dari invensi. Latar belakang menguraikan beberapa hal berikut: a. konteks keseluruhan dari invensi yang diajukan, sehingga orang yang membacanya akan tertarik. b. menerangkan hal-hal yang penting, termasuk perbedaan, persamaan, kelemahan, dan permasalahan pada invensi-invensi terdahulu, serta permasalahan yang dihadapi industri . c. mengungkapkan kelebihan, keunggulan, dan solusi yang ditawarkan oleh invensi yang diajukan untuk mengatasi kelemahan dan/atau permasalahan pada invensi sebelumnya. Contoh: Selama ini, pembenihan ikan air tawar, khususnya patin masih dilakukan secara tradisional. Para pembenih, seperti dijumpai di wilayah Bogor Barat, melakukan kegiatannya di dalam ruangan, biasanya berupa rumah/kamar yang tertutup ukuran sekitar 4 m x 5 m. Di dalam ruang tersebut ditata akuarium berukuran 80-100 liter yang terbuat dari kaca, umumnya akuarium disusun dalam dua rak. Akuarium tersebut diisi air statis dimana benih ikan hasil penentasan ditebar di dalamnya dan dipelihara dengan diberi pakan artemia kemudian cacing sutera. ..................... dst Beberapa penelitian tentang sistem resirkulasi dan penghangatan air khususnya untuk pemeliharaan ikan air tawar dalam akuarium telah dilakukan, antara lain terdapat dalam dokumen Paten Nomor US6276302 dan US4528940. .........dst. Paten US6276302 mempunyai 2 sub-sistem, yaitu 1) sub-sistem pemeliharaan ikan dan 2) sub-sistem filtrasi, sedangkan paten US4528940 mempunyai 3 sub-sistem, yaitu 1) sub-sistem pemeliharaan ikan, 2) sub-sistem penghangat air dan 3) subsistem filtrasi air. Pada prinsipnya, ................dst. Berbeda dengan paten US6276302 dan US4528940, pada invensi yang diajukan, sistem resirkulasi air dan penghangatan air digunakan untuk pembenihan ikan dengan skala yang lebih besar. Pada paten US6276302 dan US4528940 beberapa subsistem yang digunakan dalam satu kesatuan akuarium, sedangkan pada invensi yang diajukan terdiri dari 2 (dua) sistem ..............dst. Perbedaan lainnya, air hasil filtrasi pada invensi ini...........dst. Uraian Singkat Invensi, yaitu uraian secara umum dari invensi yang berfungsi untuk mengindikasikan ciri-ciri penting dari invensi. Secara umum, ringkasan invensi berisi susunan kata dalam klaim utama, atau jika klaim utama lebih dari satu, maka dapat disebutkan susunan kata yang ada pada masing-masing klaim mandiri. Uraian Singkat invensi dapat juga mengindikasikan keuntungan yang diberikan invensi. Contoh: Sistem resirkulasi air yang dilengkapi dengan sistem penghangatan air pada invensi ini digunakan untuk pembenihan ikan air tawar. Sistem resirkulasi air pada invensi ini terdiri dari 4 (empat) sub-sistem yang terpisah-pisah secara sekuensial, yaitu: ...............dst Sistem penghangatan air pada invensi ini tersusun atas 3 (tiga) Sub-sistem, yaitu:...........dst. Uraian Singkat Gambar (bila ada), yaitu penjelasan ringkas keadaan seluruh gambar/skema/diagram alir yang disertakan. Contoh: Gambar 1 menunjukkan skema bangsal pembenihan ikan air tawar. Gambar 2 memperlihatkan gambar perspektif sistem resirkulasi air pada



6 0



pembenihan ikan air tawar. Uraian Lengkap Invensi, yaitu uraian yang mengungkapkan isi invensi sejelasjelasnya terutama fitur yang terdapat pada invensi dan gambar yang disertakan yang berguna untuk memperjelas invensi. Uraian lengkap invensi merupakan bagian yang sangat penting, harus memberikan informasi yang cukup sehingga dapat dibaca dan dipraktekkan oleh orang yang ahli dibidangnya. Sebaiknya uraian lengkap invensi memuat semua informasi yang mendukung klaim invensi, penjelasan gambar lebih rinci (jika disertakan gambar), data-data pendukung, dan penjelasan contoh penerapan invensi dalam industri. Klaim, bagian terpenting dari dokumen paten, yaitu bagian dari permohonan yang menggambarkan inti invensi yang dimintakan perlindungan hukum, yang harus diuraikan secara jelas dan harus didukung oleh deskripsi. Klaim tersebut mengungkapkan tentang semua keistimewaan teknis yang terdapat dalam invensi. Penulisan klaim harus menggunakan kaidah bahasa Indonesia dan lazimnya bahasa teknik yang baik dan benar serta ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Klaim tidak boleh memuat gambar/grafik dan hindari kata-kata atau kalimat yang meragukan (multitafsir). Kategori klaim dapat dibagi sebagai berikut: a) Klaim produk : alat, komposisi/formula b) Klaim proses/metode c) Klaim penggunaan Berdasarkan jenisnya, klaim dibagi menjadi: a) Klaim mandiri: klaim berdiri sendiri tidak tergantung pada klaim sebelumnya b) Klaim turunan: klaim tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan penjelasan lebih lanjut dari klaim sebelumnya Contoh 1: klaim produk (komposisi) dan klaim mandiri 1. Suatu komposisi bakteri pemacu pertumbuhan tanaman dan penghambat penyakit bisul bakteri yang terdiri dari bakteri Pseudomonas fluorescens B29 (106107 sel/ml) sebanyak 5-30% v/v; suspensi bakteri Aeromonas caviae WS7b (106107 sel/ml) sebanyak 5-30% v/v; suspense bakteri fotosintetik anoksigenik MB7 530% v/v; gum ksantan 0,5-1% b/v; serbuk kitin 0,1-1% b/v; dan air steril hingga 100%. Contoh 2: klaim turunan (klaim penggunaan) 2. Penggunaan komposisi bakteri sesuai dengan klaim 1 untuk memacu pertumbuhan tanaman dan menghambat penyakit bisulbakteri pada tanaman kedelai serta tanaman pangan dan hortikultura lainnya Contoh 3: klaim proses/metode Proses pembuatan flavor daging ayam goreng dengan tahapan: a. mencampurkan bahan yang terdiri dari: glukosa, sistein, lemak ayam, …dst… pada suhu 130oC selama 50 menit sehingga dihasilkan bahan flavor; b. mencampurkan bahan yang terdiri dari: bawang merah, bawang putih …dst… pada suhu 175 oC – 225 oC selama 5 menit sehingga dihasilkan bahan rempah; c. mencampurkan bahan flavor dan bahan rempah sehingga dihasilkan flavor daging ayam goreng berbasis minyak. Contoh 4: klaim produk (alat) 1. Suatu alat penggetar sayap untuk bajak subsoil getar yang terdiri dari : - sayap subsoil (1) berbentuk jajaran genjang dipasang di kiri dan di kanan bilah



6 1



chisel; - batang penggerak sayap yang merupakan batang sambung atau connecting rod (2); - lengan ayun atau rocker (3); - lengan penggerak berupa lengan eksentrik (4); - rangkaian empat batang hubung yang secara bersama-sama dapat berfungsi sebagai rangka dari lengan eksenstrik; dicirikan komponen penggetar sayap yang dipasangkan pada bilah chisel lengkung parabolik (5) akan membentuk suatu 15 unit bajak subsoil getar. Abstrak, yaitu bagian dari spesifikasi paten yang akan disertakan dalam lembaran pengumuman yang merupakan ringkasan uraian lengkap, ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Abstrak tersebut ditulis tidak lebih dari 200 (dua ratus) kata, yang dimulai dengan judul invensi sesuai dengan judul yang ada pada deskripsi invensi. Isi abstrak invensi merupakan intisari dari deskripsi dan klaim-klaim invensi, paling tidak sama dengan klaim mandirinya. Rumus kimia atau matematika yang benar-benar diperlukan, dapat dimasukkan ke dalam abstrak. Dalam abstrak, tidak boleh terdapat kata-kata di luar lingkup invensi, terdapat kata-kata sanjungan, reklame atau bersifat subyektivitas orang yang mengajukan permohonan paten. Jika dalam abstrak menunjuk beberapa keterangan bagian-bagian dari gambar maka harus mencantumkan indikasi penomoran dari bagian gambar yang ditunjuk dan diberikan dalam tanda kurung. Di samping itu, jika diperlukan gambar secara penuh disertakan dalam abstrak, maka gambar yang dimaksud harus dicantumkan nomor gambarnya. Gambar, yaitu gambar teknik dari invensi yang menggambarkan secara jelas bagianbagian dari invensi yang dimintakan perlindungan patennya. Gambar tersebut merupakan gambar teknik tanpa skala, dan jumlahnya dapat lebih dari satu. Pada gambar invensi hanya diperbolehkan memuat tanda-tanda dengan huruf atau angka, tidak dengan tulisan kecuali kata-kata yang sederhana. Gambar invensi dapat berupa diagram atau skema; Contoh 1:



Bahan Pewarna Minyak Jarak Presevatif Antioksidan Lanolin IPM



56 – 64 oC



2



Malam Kandelila Malam Karnauba Malam Lebah Malam Ozokerite Seleksi Titik Leleh Bahan Pembentukan Batang Lipstik pada Produk Lipstik



6 2



Gambar 1



6 3



Contoh 2:



Gambar 2



Contoh 3: Kadar kolesterol aorta (mg/g)



18 16 14 12 A 10 B 8 C D 6 4 2 0 TA basah TA kering AA basah AA kering Gambar 3 B. Persyaratan Fisik Sesuai dengan Pasal 4 Kep Men No. M.06-HC.02.10 tahun 1991 tentang Pelaksanaan Pengajuan Permintaan Paten, persyaratan fisik penulisan Deskripsi, Klaim dan Abstrak serta pembuatan Gambar ditetapkan sebagai berikut: 1. Dari setiap lembar kertas, hanya salah satu muka saja yang boleh dipergunakan untuk penulisan deskripsi, klaim dan abstrak. 2. Deskripsi, Klaim dan Abstrak diketik dalam lembaran kertas HVS yang terpisah dengan ukuran kertas A4 (29,7 cm x 21 cm) yang berat minimumnya 80 gram dan dengan batasan sbb: a. dari pinggir atas 2 cm (maksimum 4 cm) b. dari pinggir bawah 2 cm (maksimum 3 cm)



6 4



c. dari pinggir kiri 2,5 cm (maksimum 4 cm) d. dari pinggir kanan 2 cm (maksimum 3 cm) 3. Kertas A4 tersebut harus kuat, berwarna putih, rata dan tidak mengkilat, dan pemakaiannya harus dilakukan dengan menempatkan sisi-sisi yang pendek di bagian atas dan bawah (kecuali bila dipergunakan untuk gambar). 4. Setiap lembar dari uraian dan klaim diberi nomor urut menurut angka Arab dibagian tengah atas. 5. Di pinggir kiri dari pengetikan uraian dan klaim, setiap lima baris-nya harus diberi nomor baris yang selalu dari awalnya setiap halaman baru, tetapi tidak pada batas. 6. Pengetikan harus digunakan dengan menggunakan warna hitam, dengan ukuran antara baris 1,5 spasi dan dengan huruf yang ukuran tinggi huruf adalah 0,21 Cm 7. Tanda-tanda dengan garis, rumus-rumus kimia atau matematika dan tanda-tanda tertentu dapat ditulis dengan tangan atau dilukis. 8. Gambar harus dibuat dengan tinta hitam pada kertas gambar putih, rata dan tidak mengkilat ukuran A4 dan berat kertas minimal 100 gr dengan batasan sbb: a. dari pinggir atas 2,5 Cm b. dari pinggir bawah 1 Cm c. dari pinggir kiri 2,5 Cm d. dari pinggir kanan 1,5 Cm 9. Seluruh dokumen permohonan paten yang diajukan tidak boleh dalam keadaan sobek, terlipat ataupun rusak. 10. Setiap istilah yang digunakan dalam uraian, klaim, abstrak dan gambar harus konsisten satu sama lain. 11. Pengajuan permohonan paten harus dilakukan dalam rangkap 3 (tiga), kecuali bila ditentukan lain. 12. Seluruh dokumen permohonan paten harus dapat didokumentasikan dengan mudah. Format penulisan deskripsi paten dapat di lihat pada halaman berikut.



6 5



KEGIATAN PERTEMUAN X



6 6



KEGIATAN PERTEMUAN XI Analisis Produk Inovasi A. Pengantar Pada bab analisis produk inovasi mahasiswa dituntun untuk mencermati aspek-aspek penilaian ide-ide dan gagasan produk inovasi yang ditinjau dari sisi kepentingan calon pengguna, tinjauan dari sisi produk inovasi , serta dari sisi manajemen operasinya. Selanjutnya mahasiswa dituntut untuk mampu menganalisa ide-ide dan gagasan inovasi yang direncanakan sesuai dengan kriteria yang dapat diberlakukan terhadap produk yang akan dihasilkan. Pada ujung akhir dari proses analisa produk inovasi mahasiswa dapat mengambil kesimpulan dan memilih gagasan inovasi yang layak untuk diwujudkan menjadi produk inovasi pilihan. Namun sebelumnya, untuk dapatnya menganalisis sebuah produk maka inovator harus banyak membaca, mengamati dan atau memiliki pengalaman kerja. Dengan membaca maka akan mendapatkan informasi tentang produk inovasi tersebut, sejauh mana perkembangan terhadap bidang tersebut, teknologi apa yang sudah dikembangkan dan apakah masih ada peluang untuk mengembangkannya dan apakah rancangan yang akan dibuat tersebut masih berpeluang direalisasikan. Dengan kegiatan survey maka inovator akan mendapatkan banyak informasi terkait dengan kekuatan, kelemahan dari jenis inovasi yang akan dikembangkan tersebut. Jangan lupa bahwa pengalaman adalah guru terbaik, maka jika inovator sudah pernah mengalami sendiri secara langsung berkegiatan di bidang tersebut,



6 7



selanjutnya akan dapat merealisasikan dan mengurangi resiko ketidak berhasilan dengan belajar dari pengalamannya tersebut. B. Tujuan Pembelajaran Kajian tentang analisis produk inovasi memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu meliputi: 1) Mendiskripskan kriteria kelayakan gagasan produk inovasi yang diinginkan. 2) Menganalisa kelayakan gagasan produk inovasi yang dimilikinya. 3) Memilih dan menetapkan gagasan produk inovasi yang layak untuk direalisasikan menjadi produk purwarupa.



C. Lingkup Materi Lingkup materi analisis produk inovasi ditinjau dari sisi: 1) Target sasaran inovasi/pengguna (end user). Sebelum rancangan atau produk inovasi ditetapkan dan ditentukan faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah (Nasution Arman Hakim dkk, 2007:244). Karena setiap target sasaran/segmen memiliki perilaku tertentu dengan pendekatan dan stretegi tertentu untuk dapat menguasainya (Nasution Arman Hakim dkk, 2006:39). Target sasaran tidak dapat menjangkau semua lini, karena adanya perbedaan pada keinginan, daya beli, lokasi, sikap, kebiasaan pembeli/pengguna (Philip Kotler ,1997:250). Ditinjau dari aspek target sasaran, dapat diidentifikasi melalui: aspek kebutuhan, kemampuan, ciri demografi, ciri kultural/budaya, psikografis, dan ciri geografi. Aspek kebutuhan yang dimaksud adalah bahwa setiap konsumen memiliki kebutuhan yang berbeda satu lainnya, ditinjau dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lainnya. Sedangkan dari aspek kemampuan, pertimbangannya adalah kemampuan ekonomi/daya beli. Dari aspek demografi, pertimbangan pengguna ditinjau dari pekerjaan, pendidikan,agama, status sosial. Tinjauan dari sisi culture/budaya pengguna dapat diidentifikasi dari kebiasaan-kebiasaan, perilaku, adat istiadat, tradisi, kepercayaan. Dari sisi psikografis, pengguna dapat diidentifikasi melalui gaya hidup, kepribadian. Dari sisi geografis dapat diidentifikasi dari wilayah, daerah, negara dlsb. 2) Produk Inovasi yang terdiri dari aspek manfa’at, kinerja, harga (nilai ekonomi), bentuk (estetika, dimensi, konstruksi ), dan legalitas. Kinerja produk dapat diukur dari tingkat keberlangsungan produk inovasi, posisi tawar terkait harga (nilai ekonomi), dengan mempertimbangkan aspek estetika, dimensi/ukuran dan tata bangun. Selain itu aspek legalitas yang berkaitan dengan hukum yang berlaku juga layak untuk menjadi pertimbangan atas kemanfaatan sebuah produk inovasi yang direncanakan/dibuat. 3) Manajemen Operasi/proses produksi produk inovasi yang meliputi aspek material, tenaga kerja, alat produksi, sistem produksi, biaya produksi, dan tempat produksi. Berbagai aspek ini terkait satu dan lainnya, ketidak tersediaan /terpenuhinya salah satu diantaranya akan mengganggu proses produksi dari produk inovasi yang diharapkan. D. Kegiatan Mahasiswa Pada awal perkuliahan mahasiswa distimulasi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan:



6 8



1. 2. 3.



1) 2) 3) 4)



Apa saja yang harus dilakukan terkait dengan rancangan produk inovasi dengan keharusan mengakomodir kepentingan pengguna inovasi ? Apa saja yang harus dilakukan terkait dengan rancangan produk inovasi dengan keharusan mempertimbangkan aspek kualitas? Apa saja yang harus dilakukan terkait dengan manajemen operasional/proses produksi? Selanjutnya kegiatan mahasiswa yang dilakukan adalah: mempelajari teori analisa produk melalui media diskusi, membaca modul, membaca artikel, penelusuran lewat jejaring. menyusun kriteria aspek kelayakan gagasan produk inovasi yang dilakukan. melakukan analisa kelayakan produk inovasi berdasarkan kriteria yang relevan sesuai dengan jenis produk yang akan dihasilkan. memilih ide-ide dan gagasan inovatif yang paling layak untuk dikembangkan menjadi purwarupa.



E. Uraian Materi 1. Pendahuluan. Keberhasilan dalam melakukan sebuah inovasi dapat diukur dari seberapa besar produk inovasi tersebut dapat diterima oleh penggunanya. Inovasi yang berhasil selalu ditunjukan dengan adanya kemenangan menguasai pasar melalui berbagai keunggulan yang dimiliki oleh produk inovasi tersebut. Contoh produk inovasi yang memenangkan persaingan pasar , dan bahkan mampu mematikan produk pendahulunya adalah pesawat tilpun nir-kabel (mobile phone), juga mesin computer yang mampu menyingkirkan mesin ketik. Produk-produk peralatan rumah tangga untuk keperluan memasak yang sederhana seperti periuk nasi (jawa:dandang) telah dikalahkan oleh



rice cooker.



Gambar 2. Rice Cooker Gambar 1. Dandang Tembaga



Persaingan produk inovasi tidak hanya terbatas pada produk peralatan berbasis teknologi yang berupa peralatan, tetapi juga produk berbasis teknologi yang berupa sistem. Sistem transaksi keuangan yang dahulunya mempergunakan pembayaran tunai, telah mulai digeser oleh sistem transfer elektronik. Sistem pundi-pundi telah digeser oleh ATM, dan yang selanjutnya digeser oleh OVO ataupun bitcoint. Pada sektor



6 9



pendidikan Handbook mulai digeser oleh E-book. Mungkin dimasa depan pembelajaran tatapmuka di sekolah akan ditutup dan digantikan dengan pembelajaran daring (sinkron /asinkron) sepenuhnya. Tidak semua produk inovasi dapat berhasil memasuki pasar sebagaimana yang diharapkan. Banyak diantaranya yang gagal diterima pasar, walaupun purwarupa dari produk inovasi dapat diselesaikan sesuai dengan kriteria kelayakan yang telah ditetapkan. Pada tahun 80-an kita pernah mengenal floppy-disc 700 kb, kemudian muncul versi 1200 kb (1.2 mb), yang kemudian digantikan external hard-disc, yg selanjutnya juga digeser oleh flash-disc yang lebih sederhana dan kecil. Pertanyaannya kemana gerangan larinya floppy-disc 2.0 Mb?.



2. Aspek-aspek analisa kelayakan produk Untuk bisa menghasilkan produk inovasi yang memiliki keunggulan dan mampu menembus pasar yang diharapkan; yaitu diterimanya produk inovasi oleh pengguna serta dapat mendominasi terhadap produk pesaingnya, maka gagasan inovasi produk perlu dianalisa berdasarkan kriteria kelayakan yang diperlukan. Ada tiga komponen utama yang perlu dianalisa terkait dengan gagasan inovasi produk, yaitu yang meliputi: komponen sasaran pengguna, komponen produk, dan komponen operasi/produksi. Dari masing-masing komponen perlu dikembangkan aspek kriteria kelayakan yang perlu dianalisa kesesuaiannya dengan produk inovasi yang dimaksud. Berikut ini adalah aspek-aspek yang perlu dianalisa dari setiap komponen.



Skema analisa gagasan inovasi



Kinerja



Gografi Demografi



Kebutuhan



Psikografi



PENGGUNA



Budaya



Kemampuan



Manfaat



Harga



PRODUK



Bentuk



Legalitas



GAGASAN INOVASI



Bahan



Tenaga kerja Alat produksi



MANAJEMEN OPERASI



Sistem produksi



Biaya produksi Tempat produksi



7 0



UNSUR DIMENSI



BENTUK PRODUKSI



UNSUR KONSTRUKSI



UNSUR ESTETIKA



Analisa Aspek Bentuk Produksi



a. Analisa komponen sasaran pengguna. 1). Aspek demografi: pada aspek ini produk inovasi perlu dianalisis kelayakannya sesuai dengan karakteristik sasaran pengguna berdasarkan: umur, jenis kelamin, etnis, warna kulit, golongan darah, dll-nya. Contoh: produk susu bayi untuk umur dibawah 1-3 thn. 2). Aspek kultur/budaya: aspek kultur/budaya seringkali berpengaruh terhadap tingkat penerimaan terhadap produk inovasi. Budaya penduduk yang tinggal daerah perkotaan yang sangat maju akan berbeda dengan budaya penduduk yang tinggal di daerah pedesaan. Budaya orang Eropa akan berbeda dengan budaya orangorang Asia. Budaya bisa terlihat dari cara hidup, cara berpakaian, bahkan cara makan dan alat-alat yang dipergunakanpun juga berbeda. Contoh: Orang Eropa pada umumnya mempergunakan peralatan makan yang terdiri dari sendok, garpu, dan pisau, sedangkan orang Asia timur mempergunakan sumpit (jepang, korea dan cina), sementara orang jawa mempergunakan “suru” dan tangan.



7 1



Peralatan makan Eropa 3).



Aspek geografi: tempat tinggal sasaran pengguna merupakan salah satu pertimbangan penting untuk menghasilkan sebuah produk inovasi. Perbedaan cuaca suatu daerah memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap budaya manusia. Suatu tempat yang memiliki suhu udara yang selalu rendah mempengaruhi cara berpakaian. Contoh: di daerah tropis seperti Indonesia pada umumnya tidak pernah diperlukan pakaian musim dingin (jacket bulu yang tebal).



pakaian musim panas 4).



pakaian musim dingin



Aspek kebutuhan: berdasarkan teori kebutuhan Davis (1967:21) ada 2 (dua) kebutuhan dasar manusia, yaitu: kebutuhan primer/physiologycal (makan, minum, bernafas, tidur, dll), dan kebutuhan sekunder/psychological (kebutuhan batin: rasa aman, ingin dihargai, kebanggaan, rasa hormat, rasa memiliki, dll) (lihat juga teori kebutuhan Maslow yang meliputi 5 hirarki: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kepemilikan dan aktivitas sosial, kebutuhan harga diri dan status, serta kebutuhan realisasi dan pemenuhan diri). Contoh: aneka produk air mineral termasuk menunjang pemenuhan kebutuhan fisik manusia.



Kebutuhan fisik



5).



Peralatan makan Asia timur



Kebutuhan fisik



Aspek kemampuan: aspek kemampuan dapat meliputi: kemampuan fisik (kesehatan), kemampuan akademik (pendidikan), kemampuan ekonomi (daya beli).



7 2



Contoh: produk-produk untuk memenuhi kebutuhan sekunder seperti sepeda motor dan mobil tidak akan pernah direncanakan untuk dibeli, ketika penghasilan masih hanya sebatas untuk mencukupi pemenuhan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Manakala seseorang kemampuan ekonominya meningkat boleh jadi yang pada awalnya bepergian selalu mempergunakan kendaraan umum akan beralih kepada penggunaan kendaraan pribadi.



Angkutan umum



Kendaraan pribadi



b. Analisa Komponen produk. Seseorang yang mengambil keputusan untuk membeli sesuatu barang/jasa akan mempertimbangkan berbagai aspek yang menyangkut dirinya sendiri sebagai pengguna, juga akan mempertimbang kan kondisi barang yang akan dibelinya. Pertimbangan yang baik terhadap kondisi barang yang akan dibeli akan berpengaruh terhadap kepuasan batin setelahnya. Analisa komponen produk menyangkut bagaimana kondisi produk inovatif dinilai berdasarkan : aspek manfa’at, aspek kinerja, aspek harga, aspek bentuk dan aspek legalitas. 1). Aspek manfa’at: nilai manfa’at sebuah barang adalah nilai kepuasan yang diperoleh pengguna untuk memenuhi hasrat kebutuhannya. Untuk barang yang sejenis yang dibeli oleh pengguna dapat memberikan nilai kepuasan yang berbeda, sehingga nilai manfaat yang dirasakan oleh pengguna terhadap suatu jenis barang dapat berbeda-beda sesuai dengan tujuan pemerolehan barang yang dimaksud. Aspek manfaat dapat meliputi tujuan untuk pemenuhan kebutuhan primer, dan atau untuk pemenuhan kebutuhan sekunder. Kotak kemasan hadiah yang memiliki manfaat yang sama sebagai wadah barang tetapi dapat diwujudkan dalam bentuk yang berbeda setelah dimunculkan unsur konstruksi atau estetikanya. Contoh kotak kemasan pada gambar sebelah kiri lebih menonjolkan unsur konstruksi yang kokoh, sebaliknya contoh gambar sebelah kanan lebih menonjolkan unsur estetikanya.



7 3



menonjolkan unsure manfaat



menonjolkan unsur estetika



Contoh lain: sepeda motor /mobil adalah barang yang tujuan utamanya adalah sebagai sarana transportasi, akan tetapi seseorang bisa jadi akan membeli jenis sepeda motor/mobil yang memiliki keunggulan-keunggulan khusus yang akan memberikan kepuasan batin baginya (motor gede: Harly Davidson, mobil sport: Lamborgini). 2).



Aspek kinerja produk: sebuah produk selain diukur dari manfaatnya juga diukur dari aspek kinerjanya. Kinerja merupakan kemampuan sebuah produk untuk menyelesaikan pekerjaan atau untuk memberikan pelayanan bagi pengguna produk. Kinerja atau pelayanan produk adalah ukuran gradasi bagaimana produk tersebut dapat dipergunakan. Contoh adalah perbandingan kinerja antara gergaji mesin tenaga listrik memiliki kemampuan kinerja yang lebih baik dibanding dengan gergaji manual. Kinerja gergaji mesin tenaga listrik lebih mudah pemakaiannya dan lebih cepat untuk menyelesaikan pekerjaan.



Gergaji manual



Gergaji mesin tenaga listrik



Contoh lain adalah sepeda motor trail yang memiliki kinerja yang bagus untuk kegiatan-kegiatan penjelajahan pada daerah yang sulit seperti daerah pegunungan dengan jalan tidak beraspal, sementara juga enak digunakan untuk jalanan yang beraspal, sebaliknya sepeda motor konvensional hanya akan bagus kinerjanya untuk jalan yang beraspal saja. 3)



Aspek harga produk: harga sebuah produk diperhitungkan berdasarkan sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ditambah dengan sejumlah biaya keuntungan yang diinginkan oleh produsen. Namun demikian didalam menentukan harga jual sebuah produk tidaklah semata-mata ditentukan oleh produsen, akan tetapi secara tidak langsung juga ditentukan oleh kekuatan pasar. Untuk setiap barang produksi yang memiliki karakteristik yang sejenis yang telah



7 4



beredar dipasaran memiliki pengaruh kuat terhadap harga barang produksi yang akan masuk pasaran kemudian. Sehingga dalam hal ini aspek harga produk perlu dianalisis dan dibandingkan dengan harga barang sejenis yang telah ada di pasar. Contoh: harga sebotol air mineral merek “club” tentu tidak akan jauh berbeda dengan harga air mineral merek “aqua” untuk ukuran kemasan yang setara. 4).



Aspek bentuk produk: perwujudan sebuah produk terkait dengan estetika, konstruksi, dan dimensi. Estetika sebuah tampilan produk tidak selalu terkait dengan produk-produk kecantikan, busana atau lainnya. Tetapi yang dimaksud dengan aspek estetika adalah tampilan/wujud dari produk itu sendiri. Sementara tinjauan dari sisi dimensi adalah kesesuaian antara ukuran benda dengan fungsi. Contoh model tempat tisue yang ditampilkan berikut adalah yang menonjolkan sisi konstruksi yang berkesan kuat dan kaku, sedangkan contoh gambar yang satunya menunjukan model dengan karakteristik yang lebih feminim yang menonjolkan estetikanya.



menonjolkan unsur konstruksi



menonjolkan unsur estetika



Contoh misal penawaran melaksanakan Umroh, maka yang perlu dipikirkan adalah kenyamanan calon jamaah sehingga brosur atau katalog yang dibuat menampilkan hotel tempat menginap, fasilitas yang akan diberikan, bus yang akan digunakan untuk city tour di tanah suci dlsb. 5). Aspek legalitas produk. Aspek legalitas terkait dengan masalah hukum yang berlaku di wilayah itu. Inovator harus berpikir dan mencermati apakah dan bagaimanakah posisi hukum dari produk inovasi tersebut secara hukum yang berlaku. Pertanyaannya, apakah sudah memenuhi syarat yang ditentukan peraturan perundang-undangan?, legalitas menjadi sangat penting terkait dengan jaminan keberlangsungan produk tersebut , dari sisi transaksi, proses produksi dan lain sebagainya. Legalitas biasanya berkaitan dengan aspek hukum pidana, dengan adanya legalitas maka produk dan pengguna akan terjamin dan terbebas dari kemungkinan hukum yang akan menjeratnya. Contoh misal, membuat permen yang mengandung obat tidur, tujuannya adalah menolong orang yang mengalami kesulitan tidur/imsonia, teteapi benarkah kandungan yang ada tersebut legal untuk diberikan. Contoh lainnya, memproduksi mainan anak anak yang menggunakan bahan baku cat yang mengandung racun, dengan berbagai alasan misalnya warnanya bisa menjadi lebih bagus dlsb, tentu ini melanggar peraturan penggunaan cat.



7 5



C. Analisa komponen manajemen operasi/proses produksi Komponen operasi meliputi aspek-aspek: aspek bahan produksi, aspek tenaga kerja, aspek peralatan, aspek sistem produksi, aspek biaya produksi, dan aspek tempat produksi. 1). Aspek bahan produksi. Keberlangsungan sebuah produk tergantung pada ketersediaan dan kemudahan pengadaan dari bahan-bahan yang diperlukan. Jangan sampai terjadi, produksi terputus ditengah jalan dikarenakan masalah kelangkaan/kesulitan bahan. Baik yang termasuk dalam bahan yang utama maupun bahan yang sifatnya pendukung saja. Contoh misal di malang, terkenal dengan keaneka ragaman makanan olahan berbasis buah-buahan, seperti misalnya berbahan dasar apel. Apel dapat dibuat menjadi jenang, wingko, kripik, juice atau makanan olahan yang lain. Dengan menggunakan apel sebagai bahan utama maka jelas harus tetap terjamin ketersediaan dan kemudahan mendapatkan bahan utama tersebut. Bahan utama seharusya berasal dari wilayah sendiri, karena jika harus didatangkan dari wilayah lain maka akan mempengaruhi biaya, sehingga harga produk akan sangat meningkat. Sedangkan bahan pendukung seperti gula atau lainnya juga tetap harus dijamin mudah pengadaannya meskipun harus didatangkan dari luar wilayah. Jenang apel yang dikemas dengan klobot/daun jagung misalnya, akan menjadi produk inovatif karena selama ini jenang jagung dikemas memakai plastik. Namun harus diperhatikan, apakah ketersediaan klobot/daun jagung tersebut mudah didapatkan. 2). Aspek tenaga kerja. Ketersediaan sumber daya manusia dalam satu aspek produksi merupakan hal penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Tentu saja sumber daya manusia tersebut diklasifikasikan sesuai kebutuhannya. Misalnya, untuk mendirikan klinik kecantikan muslimah, maka tentu dibutuhkan lebih banyak tenaga wanita dibanding pria. Pertanyaannya, apakah di wilayah/daerah tersebut mudah didapatkan? Apabila tidak, maka bagaimana melakukan pengadaannya. Apakah mendatangkan dari luar kota? Jika tenaga dari luar kota, tentu mereka membutuhkan biaya untuk tempat tinggal selain makan dan transportasi, apakah gaji yang akan diberikan memadai untuk memenuhi kebutuhan itu? Bagaimana caranya agar klinik banyak pelanggan, agar omzet besar dan terus meningkat sehingga bisa menggaji karyawan dengan layak. Bagaimana sistem rekruitmen karyawan, bagaimana strategi promosi yang dilakukan, bagaimana memuaskan pengguna/pelanggan ? Bagaimana ketersediaan tenaga dengan ketrampilan yang memadai? 3). Aspek peralatan produksi. Terkait dengan peralatan produksi maka yang harus diperhatikan adalah produk apa yang akan kita rancang/buat nantinya. Produk jasa maupun barang membutuhkan peralatan yang berbeda. Contoh misal, akan membuka usaha pelayanan jasa usaha percetakan, tentu yang mendasar adalah kebutuhan akan ketersediaan printer, perangkat Pc/ laptop, pemotong kertas, mesin foto copi, cutter, gunting dlsb. Di era yang penuh dengan persaingan ini, apakah kualitas peralatan yang dimiliki sudah bagus?dari sisi hasil foto copian, kecepatan



7 6



pelayanan dlsb. Pertanyaannya adalah peralatan seperti apa yang cocok agar bisa melayani pengguna dengan baik, cepat, tepat waktu denga hasil maksimal, dan harga murah. 4). Aspek sistem produksi. Diartikan sebagai kumpulan beberapa sub sistem yang saling berinteraksi untuk mempresentasikan input produksi menjadi output produksi. Sistem produksi dimulai dari perencanaan, pengendalian kualitas/quality control, penentuan standar operasi, penentuan fasilitas produksi, penentuan harga pokok produksi produksi (HPP), penetapan harga jual produksi (HJ). sistem produksi berjalan sebagai mata rantai yang saling terikat satu dan lainnya, ketidak sinkronan salah satu diantaranya akan mempengaruhi tidak berjalannya sebuah proses produksi dengan baik. Sistem produksi dibutuhkan untuk memberikan kualitas produk terbaik, biaya terendah dan jangka waktu (lead time) produksi terpendek melalui penghapusan pemborosan-pemborosan atau waste yang terjadi pada saat produksi. Sebagai contoh, dalam usaha jasa transportasi yang dulu menggunakan sistem tradisional dimana penumpang harus mendatangi tempat untuk naik kendaraan atau menelpon operator taksi untuk order. Tetapi sekarang pengguna lebih dimudahkan dengan hanya menggunkana android, menghubungi jasa secara bebas dan kendaraan sudah datang sendiri, Meskipun melalui sistem tetapi pemberi jasa transportasi diberi kebebasan untuk menerima atau tidak menerima order denga berbagai varian pilihan alasan, sebaliknya pengguna jasa juga demikian. Sistem pelayanan dikuasai oleh operator yang justru bukan pemilik kendaraan, merek hanya menjual sistem operasional saja. 5). Aspek biaya produksi. Maksudnya adalah akumulasi yang dibutuhkan dalam proses produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Contoh misal: menjumlah biaya untuk bahan baku, untuk menggaji karyawan, untuk sewa tempat, untuk biaya peralatan pendukung, untuk membuat promosi dan lain sebagainya. 6). Aspek tempat produksi. Tempat produksi bisa berdampak pada kemudahan akses dari pengguna ke tempat produksi tersebut, tempat produksi yang jauh dari keramaian dan kesulitan dalam transportasi , sangat tidak mendukung keberlangsungan usaha. Selain itu juga tempat produski perlu disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan. Contoh misal, akan sangat tidak tepat jika membuka usaha jasa umroh dan haji, tetapi tempatnya di desa terpencil yang transportasinya sulit dijangkau, jaringan komunikasi sulit dan lain sebagainya. Contoh lain, usaha produksi barang-barang eksport akan sangat tida tepat kalau memilih tempat produksi jauh dari pelabuhan. CONTOH FORM ANALISIS PRODUK MENGGUNAKAN SKALA LINGKERT’S Analisa kesesuaian produk dg pengguna Kriteria kelayakan No 1 2



Pertanyaan/Pernyataan



SS



S



TS STS



4



3



2



1



produk dapat digunakan oleh segala umur produk dapat digunakan oleh semua latar budaya



7 7



3



produk dapat digunakan semua orang dari wilayah yg berbeda



SS: sangat setuju; S: Setuju; TS: Tidak Setuju; STS: Sangat tidak setuju



Referensi: Alma Buchari. 2010. Kewirausahan . Bandung: Alfabeta. Davis, Keith (1967). Human Relation at Work. The Dynamics of Organizational Behavior. Third.ed. New York: McGraw-Hill. Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin Mahfud.2007. Manajemen Produksi Modern. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kotler, Philip. 1997. Marketing Management, Analysis, Planning, Implementation and Control. Ninth Edition Hall,Inc.New Jersy. Nasution Arman Hakim, Sudarso Indung, Trisunarno Lantip. 2006. Manajemen Pemasaran untuk Engineering. Yogyakarta:C.V. ANDI OFFSET. _______. 2007. Entrepreneurship Membangun Spirit Teknopreneurship. Yogyakarta: C.V.ANDI OFFSET. Palgunadi Bram.2008. Disain Produk: Analisis dan Konsep Desain. Bandung: ITB. Permas,Achsan dkk.2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Jakarta: PPM.



F. Uji Kompetensi (opsional) Menganalisa gagasan inovasi yang akan dilakukan, dengan mengisi form dan penjelasan secara deskriptif.



KEGIATAN PERTEMUAN XII Pengembangan Ide Inovatif (Prototype) F.



Narasi pengantar Pada bagian penyusunan Prototype mahasiswa diharuskan untuk membuat desain awal dari solusi inovatif dari pemecahan masalah yang telah disepakati dengan tim pada proses berdasarkan grafik dan tahapan ideate. Pada tahap ini mahasiswa diharapkan dapat mengkombinasikan antara kreativitas pemecahan masalah dan kemudahan



7 8



realisasi.Untuk membuat sebuah sesuatu kita harus membuat desain awal atau prototipe nya terlebih dahulu agar produk yang kita hasilkan adalah efektif, efisien dan praktis. Pembuatan prototype akan memberikan jaminan bahwa produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Hasilnya kemudian diuji coba untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari prototype yang telah disusun. Pada pertemuan ke 12 dan 13 ini berorientasi pada kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan produk kedalam bentuk prototype. Prototype yang telah dihasilkan harus dapat direalisasikan setelah melalui proses uji coba, sehingga inovasi yang telah dilakukan dapat menghasilkan produk yang efektif, efisien dan praktis sesuai dengan temuan permasalahan yang menjdi dasar prioritas pengembangan inovasi. G. Tujuan pembelajaran Bab ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang pentingnya pembuatan prototype serta melatih mahasiswa untuk membuat prototype yang baik. H. Lingkup materi Bab ini meliputi Definisi prototype, fungsi prototype, jenis-jenis prototype dan cara membuat prototype yang baik I.



Kegiatan mahasiswa Kegiatan perkuliahan pada pertemuan 12-13 ini dimulai dengan pemahaman mahasiswa dalam memahami materi, orientasi perkuliahan dapat dilakun oleh dosen dengan memberikan berbagai permasalahan tentang desain prototype. Dosen dapat memberikan permasalahan dan mendiskusikan dengan kelompok masing-masing. Adapun permasalahan tersebut diantaranya: 1. Mengapa penting membuat desain prototype dari solusiinovasi yang dibuat? 2. Bagaimana langkah yang akan saudara lakukan jika mengalami kegagalan dalam menuangkan permasalahan kedalam prototype? 3. Apa yang menjadi penyebab kegagalan dalam menyusun prototype? 4. Apakah yang menjadi hambatan kelompok dalam membuat desain prototipe? 5. Bagaimanakah menyusun Prototype yang baik sesuai dengan produk inovasi yang telah dibuat sesuai dengan taerget proyek kelompok agar prototipe efektif dan efisien? Langkah kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan membagi kelas sesuai dengan kelompok masing-masing dan mahasiswa dapat menuliskan hasil diskusi kelompok pada LKM (Lembar Kegiatan Mahasiswa) yang telah dibuat dosen. Untuk Desain Prototype dapat disusun dengan menggunakan kertas manila dan memindahkan de dalam program penyusunan prototype. Proses pelaksanaan diskusi dapat dilakuan dalam waktu 40 menit dan mahasiswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi secara bergantian. Kegiatan pembelajaran berikutnya dapat dilakukan dengan menyusun Desain Prototype sesuai kelompok masing-masing. Dosen dapat melakukan pendampingan dengan diskusi terbimbing untuk memberikan masukan dari desain prototype yang



7 9



J.



telah dibuat. Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan penugasan sehingga pada pertemuan ke 13 prototype yang telah disusun dapat dilengkapi dan diuji coba. Uraian Materi Definisi Definisi “prototype” dinyatakan dengan redaksi yang beragam dalam berbagai kamus. Dari beragam definisi yang dikemukakan dapat ditarik sebuah konsensus yang mengarah pada terminologi “desain/bentuk/model awal (preliminary form) sebagai penanda suatu prototype. Dalam Longman Dictionary, prototype adalah bentuk awal dari desain baru suatu produk, atau suatu model yang digunakan untuk menguji desain tersebut sebelum diproduksi. Mengapa perlu Prototype? 4 tujuan pembuatan prototipe: 1. Pembelajaran Apakah alat/produk dapat bekerja atau berfungsi?" "sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?" 2. Komunikasi Memperkaya komunikasi dengan pihak manajemen, penjual, mitra, anggota tim, pelanggan dan investor. 3. Penggabungan Memastikan bahwa komponen dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. 4. Milestones Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Secara umum fungsi prototype adalah sebagai berikut: 















Lebih memahami desain yang diinginkan: pembuatan prototype tidak hanya menyajikan desain visualisasi yang kuat untuk memahami tampilan produk akhir tetapi juga membantu tim untuk lebih memahami mengapa desain itu yang dipilih, apa sebenarnya desain yang sedang dibuat, dan untuk siapa desain tersebut ditunjukan. Perolehan masukan (feedbacks) : salah satu aspek yang paling penting dalam proses pembuatan produk adalah pengumpulan masukan/feedback. Dengan adanya prototype, review dapat dikumpulkan/diperoleh pada setiap tahap perkembangan produk baik penambahan fitur baru maupun mendesain kembali bagian tertentu produk. Menguji apakah produk tersebut cocok dengan udiens yang dituju atau tidak. Hemat waktu dan biaya sekirnya diperlukan perubahan. Dengan adanya model awal/prototype, sangat dimungkinkan untuk membuat perubahan lebih dini sesuai dengan yang diinginkan. Validasi sebelum pengembangan. Prototype memungkinkan terjadinya diskusidikusi diantara pengulangan/perbaikan sebelum diperolehnya pproduk



8 0



 







pengembangan akhir. Proses ini akan membuat prdoku yang dihasilkan adalah sesuai dengan yang diharapkan/dibutuhkan. Ketepatan pengguna/user. Memungkinkan untuk mengidentifikasi persepsi user untuk melihat aspek-aspek yang perlu ditingkatkan. Prototype adalah the post-game analysis dimanana setiap kebutuhan atau tuntutan pengguna adalah dipertimbangakan. Dari prototype ini, kita dapat mngetahui proses pembuatannya dan memverifikasi apakah desain produk tersebut adalah reasonable; Prototype menunjukan blueprint produk akhir.



Bagaimana membuat prototype yang baik Gambar berikut ini memberikan gambaran bagaimana membuat prototype yang baik.



1. Fungsinya jelas dan reasonable Kejelasan fungsi memberikan kemudahan kepada tim pembuat produk untuk memahami ide ide dan keinginan manajer yang apat mmbuat desain produk lebih baik. 2. Kejelasan proses Proses produk yang jelas akan membantu user untuk dengan cepat memahami masalah yang mrka ingin untuk dislesaikan dan bagaimana cara penyelesaiannya. Pada saat yang sama akan menjadi mudah untuk mendeteksi apakah struktur dan fungsi produk tersebut lengkap dan tidak ada bagian yang hilang. Secara sederhana, user/pengguna memiliki gambaran tentang apa dan bagaimana produk akhir dari prototype ini.



8 1



3. Penggunaan warna dan desain Memberikan gambaran ilustratif yang paling recommended.



4 kunci utama penggunaan prototype Pembuatan prototype membantu menevaluasi dan menguji mengklarifikasi biaya produksi, penjualan produk dan mengamankan paten. 1. Mengevaluasi dan menguji desain



desain,



Pembuatan prototype memberikan gambaram utuh produk yang real dan juga menentukan aspek-aspek mana yang sudah layak dan bagian mana yang perlu direvisi dan bahkan dihilangkan. Disamping itu, pembuatan prototype juga memberikan kesempatan kepada tim pembuat desain untuk menguji produk sebelum dilanjutkan pada proses produksi dalam jumlah besar. 2. Mengklarifikasi biaya dan masalah-masalah produksi Pembuatan prototype memberikan peluang untuk melihat sekilas tentang proses produksi dan melihat apakah ada tahap yang dapat dirubah, tetapi tetap menjaga biaya produksi seminimum mungkin. Selanjutnya, jika ada kesulitan dalam proses produksi yang dapat mempengaruhi kualitas produk akhir dapat diantisipasi sebelumnya. 3. Penjualan produk Adanya prototype juga memudahkan pelanggan untuk mengenali produk final sehingga dapat meningkatkan komitmen atau keinginan mereka untuk memebli daripada hanya melihat konsep produk tanpa prototype. 4. Paten Jika produk yang dihasilkan tergolong sesuatu yang baru atau cukup unik, maka dimungkinkan untuk diajukan paten. Prinsip-Prinsip Pembuatan Prototype



8 2



1. Prototipe Analitik Umumnya Lebih Fleksibel Dibandingkan Prototipe Fisik Sebuah prototipe analitik merupakan perkiraan matematis dari produk yang mengandung beberapa parameter yang bervariasi untuk menampilkan rancangan alternatif. Mengubah parameter dalam prototipe analitik lebih mudah dibandingkan mengubah sebuah atribut prototipe fisik. 2. Prototype Fisik Dibutuhkan Untuk Menemukan Fenomena Yang Tidak Dapat Diduga Sebuah prototipe fisik kadang mengungkap fenomena yang tidak berhubungan dengan tujuan awal prototipe. 3. Prototipe dapat mengurangi resiko Iterasi 4. Prototipe dapat memperlancar langkah pengembangan lainnya 5. Prototipe dapat menstrukturisasi ketergantungan tugas Contoh sebuah pengujian software mungkin tergantung pada keberadaan sirkuit fisik. Langkah-Langkah pembuatan prototype 1. Menetapkan Tujuan Prototipe Tujuan seperti yang disampaikan di atas 2. Menetapkan Tingkat Perkiraan Konsep Apakah prototipe fisik atau prototipe analitik ?. sebaiknya adalah prototipe yang paling sederhana yang akan memenuhi tujuan yang ditetapkan pada langkah 1. 3. Menggariskan Rencana Percobaan Membantu untuk menjamin penggalian nilai maksimum dari kegiatan pembuatan prototipe. Rencana percobaan meliputi identifikasi variabel percobaan (jika ada), protokol pengujian, sebuah indikasi mengenai pengukuran apa yang akan ditampilkan, dan sebuah rencana untuk menganalisis data hasil. Saat terdapat banyak variabel yang harus digali, rancangan percobaan yang efisien akan sangat membantu proses semacam ini. 4. Membuat Jadwal Untuk Perolehan, Pembuatan dan Pengujian Jenis-Jenis Prototype 



Sketsa



8 3



Sketsa sangat penting untuk low-fidelity prototipe. Dalam sketsa kita di haruskan untuk tidak takut dengan kemampuan menggambar kita. Sketsa menampilkan “tampilan” cepat dari interface, konsep desain, dll. Sketsa juga penting untuk pengetahuan user akan apa yang dia lihat jelas dalam apa-apa yang terdapat dalam sistem tersebut. Dengan kata lain sketsa merupakan gambar dasar sebelum di implementasikan kedalam bentuk nyata 



Sketsa, Mock-ups



Mockups, istilah yang tidak asing bagi para designer, mockups sendiri atau yang sering diartikan prototype sangat diperlukan untuk demonstrasi produk awal sebelum menjadi produk jadi yang nantinya akan dipasarkan ke publik. Mockups biasanya di pergunakan oleh para designer untuk memulai suatu coretancoretan dalam menyusun sebuah halaman web baik web pribadi maupun web perusahaan, lalu bisa juga dipakai untuk menyusun halaman dari web aplikasi, desktop aplikasi, atau ke arah yang lebih spesifik yaitu aplikasi smartphone seperti iphone 



Story board



Storyboard adalah lembaran kertas yang berisi contoh tampilan antarmuka pengguna, dengan setiap antarmuka layar diperlihatkan pada lembar kertas yang yang berbeda.



8 4



Suatu storyboard akan terdiri dari tampilan layar yang fitur sistem seperti menu, kotak dialog dan window. Setiap halaman terdapat keterangan sehingga pengguna dapat menjelajah ke seluruh aplikasi. Formasi dari representasi layar kedalam suatu runtun membawa pada informasi lebih lanjut tentang pilihan struktur, fungsionalitas dan navigasi yang tersedia dalam sistem. Digunakan di awal desain, biasanya digunakan dengan skenario, lebih terinci, dan dapat diputar ulang. Kumpulan dari sketsa/frame bersifat individual juga menyajikan urutan inti cerita. Storyboard juga menunjukan bagaimana kemungkinana user dapat mengalami peningkatan melalui setiap aktifitas. Kapan digunakan? Storyboard dapat diperlihatkan pada teman satu tim atau pengguna potensial, sehingga orang lain dapat melihat visualisasi dan komposisi dari antarmuka yang diharapkan, serta memberikan kritik. Storyboard dapat digunakan pada awal siklus perancangan yang dapat mendukung eksplorasi kemungkinan perancangan dan verifikasi awal dari kebutuhan pengguna yang diharapkan.







Paper prototyping



8 5



Teknik ini memanfaatkan materi dan peralatan sederhana (kertas dan dan pensil) untuk membuat antarmuka sistem pada kertas. Model prototipe ini merupakan salah satu cara yang efektif dan berguna untuk mengevaluasi dan mengiterasi perancangan sebelum tim memutuskan untuk mengimplementasikannya. Elemen antarmuka seperti menu, window, dialog dan icon dapat dibuat sketsanya pada pada kertas kertas. Kapan digunakan ? Dapat dikerjakan saat tim perancang duduk bersama sambil mendengarkan mendengarkan tanggapan pengguna. Pengguna dapat membuat pilihan dan mengubah atau memberi catatan pada elemen antarmuka serta menyatakan pikiran serta impresinya. Anggota lain yang dapat memberi catatan yang diperlukan dengan mudah.







Wizard of oz



Wizard-of-oz berbentukan tampilan maket dan berinteraksi dengan pemakai, baik untuk mensimulasikan sistem yang sulit dibuat. Maket juga adalah suatu bentuk komunikasi



8 6



kepada user dalam suatu bentuk bangunan yang akan di realisasikan nantinya. Jadi user dapat melihat bentuk awal sebelum melihat bentuk jadinya nanti. POSTER Prinsip-prinsip dalam Menyusun Poster 1. Keseimbangan Keseimbangan dalam penyusunan poster untuk menggambarkan produk akhir perkuliahan manajemen inovasi merupakan komposisi proporsional dalam poster, hal ini dilakukan untuk menghindari kesan penggambaran poster berat sebelah atas unsur-unsur suatu bidang ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa. Adapun jenis keseimbangan tersebut terdiri dari: a.



Keseimbangan Simetris yaitu digunakan apabila visualisasi dari bagian-bagian desain terbagi secara merata baik dari segi horizontal, vertikal, dan radial. Secara lebih rinci dapat digambarkan pada poster berikut.



b.



Keseimbangan asimetris/non formal digunakan jika berat dari elemen desain tidak merata dan tidak hanya diporos tengah halaman poster. Model ini dapat digunakan untuk mencapai keseimbangan poster dengan tidak seimbang pada bidang atau ruang dalam menentukan warna, bentuk dan ukuran, posisi, dan nilai warna serta tekstur poster. Adapun secara detail dapat dilihat pada contoh di bawah ini. 2. Alur baca



Penyusun poster harus memudahkan pembaca untuk memaknai isi dari poster yang disusun. Alur baca poster harus dibuat sistematis untuk mengarahkan penglihatan pembaca dalam memperoleh informasi inovasi yang dibuat. Adapun contohnya dapat dilihat pada gambar berikut.



3. Penekanan Penekanan pada poster dapat dilakukan dengan membuat judul atau ilustrasi yang lebih menonjol pada desain lain yang didasarkan pada urutan prioritas informasi yang disajikan. Adapun penekanan poster dapat ditentukan dengan melihat perbandigan ukuran, latar belakang yang kontras dengan tulisan dan gambar, perbedaan pemilihan warna yang mencolok, memanfaatkan bidang kosong, membedakan jenis, ukuran dan warna Huruf. Adapun secara detail dapat dilihat pada gambar berikut.



4. Irama Irama pada prinsip pembuatan poster adalah pengulangan atau variasi dari komponenkomponen desain grafis. Jika dilihat pengulangan isi poster dapat membentuk urutan gerakan atau pola tertentu. Secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut.



8 7



5. Kesatuan Pada prinsip kesatuan dalam menyusun poster harus dapat digabung untuk dipisah sedemikian rupa menjadi kelompok-kelompok informasi. Sebagai contoh dalam menyusun produk inovasi, pembuat harus dapat mengelompokkan urutan informasi yang disusun. Misalnya latar belakang pembuatan produk dapat didekatkan dengan informasi desain produk yang dibuat. Adapun macam-macam kesatuan dapat digolongkan sebagai berikut: a) mendekatkan berbagai elemen informasi desain yang dibuat; 2) disusun dengan bertumpuk; 3) memanfaatkan sebuah garis untuk melakukan pemisahan informasi yang disusun; 4) membedakan informasi poster; 5) perbedaan warna dan latar belakang (background). adapun contoh pembuatannya dapat dilihat sebagai berikut.



Adapun pedoman penyusunan poster hasil produk/ platform inovasi sebagai berikut: 1.



Poster berjumlah 1 (satu) lembar ukuran ….



2.



Informasi pada poster harus dapat dibaca dengan baik dengan jarak maksimum 2m.



3.



Gunakan sub judul lebih besar dari ukuran teks atau dapat membuat garis baah pada teks



4.



Tidak disarankan menggunakan hurif kapital semua, sehingga isi poster bisa proporsional



5.



Desain poster harus menggunakan prinsip-prinsip pembuatan poster yaitu prinsip keseimbangan formal-non formal, prinsip kesatuan pengaturan gambar, warna, latar belakang, gerak mengarahkan mata pembaca untuk mengalir ke seluruh area poster,



6.



Penyusunan poster harus mempertimbangkan hirarki dan kontras untuk menunjukkan objek atau hal utama pada poster



7.



Desain poster harus memuat sistematika poster inovasi yaitu memuat: 1) Judul Inovasi; 2) Nama Tim inovasi dan logo Universitas Negeri Malang; 3) Latar belakang : singkat langsung pada pokok permasalahan; 4) Metode pembuatan produk/alur prototipe; 5) Hasil pengembangan inovasi (teks dan gambar/fotogrami/skema); 6) Simpulan dan saran; 7) Daftar referensi; 8) Poster dapat dilengkapi dengan informasi tambahan tentang rencana pengembangan inovasi lebih lanjut.



8.



Lengkapi poster dengan gambar produk yang telah dikembangkan untuk memperjelas pelaksanaan kegiatan secara visual.



Adapun secara lebih detail contoh poster dapat dilihat pada gambar berikut: K. Ringkasan L.



Uji kompetensi (Optional)



8 8