Manajemen Kegawatdaruratan Pada Pasien Anak Dan Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“Manajemen Kegawatdaruratan Pada Pasien Anak dan Lansia” Pada pembahasan kali ini terkait dengan penanganan kegawatdaruratan pada pasien anak dan lansia, dari penanganan pada pasien ini yang harus diperhatikan terlebih dahulu selain manajemen kegawatdaruratan yaitu bahaya jika terjadi kegawatdaruratan pada lansia dan anak dan cara meningkatkan pengoptimalan pelayanan. Pembahasan pertama yaitu penanganan pada pasien pediatrik (anak), dalam kasus ini penanganan harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk meminimalisirkan terjadinya kematian. Mengidentifikasi kondisi pada anak yang keadaannya terancam ataupun keadaan gawat darurat dilihat dari tandatanda yang dapat terjadi pada anak yaitu, obstruksi atau nafas hilang, penyakit pada pernafasan yang berat, sianosi, tanda-tanda syok (akral teraba dingin, crt >3, lemah), kesadaran menurun atau bisa terjadi koma, kejang, anak-anak yang terjadi diare, adanya dua tanda-tanda dehidrasi (tidak sadar, mata cekung, crt 14 tahun : 3-4 x 0,4-2 ml/hari - Anak 6-14 tahun : 3-4x 0,4-1 ml/hari - Dilarutkan dengan larutan garam fisiologis Inhalasi dosis terukur - Dewasa dan anak : pengobatan berkala dan jangka panjang 3-4 x 2 semprot - Untuk mempertahankan keadaan bebas dari gejala-gejala, lakukan inhalasi secara teratur dengan selang 4 jam dengan maksimal 12 semprot/hari Kontra indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap zat-zat seperti atropin atau zat tambahan obat ini. Dalam dosis tinggi, obat ini dapat menimbulkan bronkokonstriksi pada beberapa pasien, glaukoma sudut sempit, obstruksi saluran kencing karena hipertrofi prostat Efek samping Mulut kering, iritasi tenggorokan atau reaksi alergi; peninggian tekanan intra okular pada penderita glaukoma sudut sempit bila salah satu masuk ke mata Interaksi obat Preparat beta adrenergik dan xanthine akan memperkuat efek bronkodilatasi. Efek antikolinergik obat lain dapat ditingkatkan. Kemasan :



Inhalasi dosis terukur (Inhaler) 0,02 mg/semprot 200 semprot; 10 ml. Larutan inhalasi 0,025% 20 ml, dalam keadaan kegawat daruratan.semua jenis asma ini harus mendapatkan manajemen maupun pencegahan dengan cepat dan baik untuk meminimalisirkan tingkat keparahan.



Manajemen asma yang dilakukan pada saat gawat darurat harus terlebih dahulu melakukan pengkajian yang sangat spesifik untuk mencari keadaan yang mengancam kehidupan dilihat dari riwayat keluarga, pemeriksaan fisik (auskultasi adanya bunyi wheezing, otot bantu nafas, heart rate, respiratory rate, saturasi oksigen, analisa gas darah, monitor PEF (Peak Expiratory Flow) apabila pasien dilakukan pemeriksaan fisik) apabila pasien mengalami : 1. Asma ringan (mild asthma) yang ditandai dengan pada akhir ekspirasi hanya muncul suara wheezing, oksigen >95%, tidak ada otot bantu nafas, tanda-tanda vital bisa dalam keadaan normal dapat berbicara dengan mudah, prediksi PEF (kecepatan ekspirasi maksimal pada seseorang) >70. Manajemen medis dan keperawatan yang harus dilakukan, yaitu :  Posisikan pasien dengan semi fowler (45o).  Administrasikan dosis pertama steroid oral (untuk mengatasi reaksi alergi pencetus asma) apabila dibutuhkan (total selama 5 hari), dengan dosis 1-2 mg/kg.



2.



3.



 Memberikan edukasi kepada pasien untuk meminimalisirkan perburukan kondisi pada saat di rumah, instruksikan tekhnik yang benar cara menggunakan inhalasi sebagai medikasi menggunakan spacer. Asma sedang (moderate asthma) ditandai dengan oksigenasi 91%-94%, penurunan HR, penurunan RR, adanya otot bantu nafas namun masih bisa berbicara, prediksi 40%-69%. Manajemen medis dan keperawatan yang harus dilakukan, yaitu :  Posisikan pasien dengan semi fowler (45o).  Berikan oksigenasi.  Monitor tanda-tanda vital.  Administrasikan dosis pertama steroid oral segera dengan dosis 1-2 mg/kg.  Apabila ada perubahan yang baik pada pasien lanjutkan intervensi dengan monitor saturasi oksigen, monitor adanya pulsus paradoxus. Asma berat (severe asthma) ditandai oksigenasi