MANAJEMEN Precede Proceed [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRECEDE-PROCEED Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Promosi Kesehatan Dosen : Cherly Marlina S.ST, M.Kes.



Disusun oleh : Kelompok 1 Qatrunnada Zahidah P17336118401 Dinda Sri Erma



P17336118408



Data Affan



P17336118436



Elen Putri Milenia



P17336118413



Meylenia Wavika M P P17336118424 Aulie Chen Sheladjiq P17336118418 M. Dimas Pradipta A P17336118430



JURUSAN PROMOSI KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI BANDUNG 2020



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan disetiap hembusan nafas terutama dalam proses penyelesaian makalah ini yang alhamdulillah dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman peradaban jahiliyyah hingga zaman nikmatnya Iman, Ihsan, dan Islam seperti sekarang ini. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik, mental, maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen Promosi Kesehatan. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi dan kami mohon maaf apabila dalam penulisan masih banyak kekurangan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Cherly Marlina S.ST, M.Kes selaku dosen mata kuliah Manajemen Promosi Kesehatan yang telah memberikan tugas ini pada kami. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Bandung, 21 Januari 2020



Tim penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1 A. Latar Belakang ..........................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2 C. Tujuan Masalah ........................................................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................3 A. Definisi Precede-Proceed ..........................................................................................3 B. Delapan Fase Precede-Proceed ............................................................................. 4-8 BAB III KESIMPULAN..................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................10



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Perilaku kesehatan dianggap sebagai dipengaruhi oleh faktor-faktor individu maupun lingkungan, dan karena itu memiliki dua bagian yang berbeda. Model Precede-Proceed adalah suatu konsep yang dibuat oleh Lawrence W. Green pada tahun 1974, yang dapat membantu perencanaan suatu program kesehatan, pembuat kebijakan dan evaluator untuk menganalisis situasi dan program kesehatan yang efektif dan efesien. Konsep ini digunakan karena komponen-komponen yang ada di dalamnya sesuai dengan apa yang ingin diukur di dalam penelitian ini. Model Proceed memberikan desain yang lengkap untuk menilai kesehatan dan kebutuhan hidup serta merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku kesehatan baik dari faktor individu maupun lingkungan. Model PrecedeProceed dikemas dalam dua bagian. Bagian yang pertama adalah PRECEDE (Predisposing, Reinforcing, Enabling, Constructs in, Educational/Ecological, Diagnosis, Evaluation) yang berfokus pada perencanaan program. Bagian yang kedua adalah PROCEED



(Policy,



Regulatory,



Organizational,



Constructs



in,



Educational,



Enviromental, Development) yang berfokus pada implementasi dan evaluasi. Delapan fase dari model panduan dalam menciptakan program promosi kesehatan, dimulai dengan hasil yang lebih umum dan pindah ke hasil yang lebih spesifik.Secara bertahap, proses mengarah ke penciptaan sebuah program, pemberian program, dan evaluasi program (Fertman, 2010). Lawrence Green mencoba melakukan analisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor perilaku dan faktor di luar perilaku. Model teori precede-proceed menyediakan struktur yang komprehensif untuk menilai kesehatan dan kualitas hidup serta kebutuhan untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi promosi kesehatan dan program kesehatan.



1



B. Rumusan Masalah 1.



Apa yang dimaksud dengan Model Precede-Proceed?



2.



Apa yang dimaksud delapan fase Precede-Proceed?



C. Tujuan Masalah 1.



Memahami definisi Precede-Proceed.



2.



Memahami delapan fase Precede-Proceed.



2



BAB II TINJAUAN TEORI



A. Definisi Precede-Proceed Green dan Kreuter (2005) model PRECEDE-PROCEED sebagai model perencanaan program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan masyarakat ditujukan untuk perubahan perilaku. Yang penting untuk model perencanaan PRECEDE-PROCEED adalah peran teori dalam menciptakan sebuah kerangka pikir konseptual yang mengarahkan pembentukan intervensi dan evaluasi. Komponen PRECEDE memungkinkan peneliti untuk bekerja kebelakang dari tujuan akhir (distal outcomes) untuk membuat blueprint (perencanaan) guna mengarahkan pada penyusunan strategi intervensi. Komponen PROCEED dapat menghasilkan evaluasi termasuk efikasi (keunggulan) metodologi penelitian. RECEDE-PROCEED "PRECEDE adalah akronim untuk predisposisi, memperkuat, dan memungkinkan konstruksi dalam pendidikan / diagnosis ekologi dan evaluasi" (Green & Kreuter, 2005, p. 9). "PROCEED singkatan dari kebijakan, peraturan, dan konstruksi organisasi dalam pengembangan pendidikan dan lingkungan" (Green & Kreuter, 2005, hal. 9). Paruh pertama dari model, PRECEDE, "terdiri dari serangkaian penilaian terencana yang menghasilkan informasi yang akan digunakan untuk memandu keputusan berikutnya" (Green & Kreuter, 2005, hal. 8). Paruh kedua model, PROCEED, "ditandai oleh implementasi strategis dari beberapa tindakan berdasarkan apa yang dipelajari dari penilaian pada fase awal" (Green & Kreuter, 2005, hal. 9).



3



B. Delapan Fase Precede-Proceed







Fase 1: Penilaian Sosial



Dalam fase ini, program menyoroti kualitas dari hasil keluaran—secara spesifik, indikator utama sosial dari kesehatan dalam populasi spesifik (contohnya derajat kemiskinan, ratarata kriminalitas, ketidakhadiran, atau tingkat pendidikan yang rendah) yang berefek kepada kesehatan dan kualitas hidup.Sebagai contoh, pada pekerjaan industriyang kumuh dan berbahaya dengan rata-rata kecelakaan yang tinggi, sedikitnya pelayanan kesehatan, dan keterbatasan kesediaan makanan diluar pedangang keliling, pekerja mungkin merasa tidak aman dan menjadi tidak sehat selama kondisi bekerja. Fase ini membantu masyarakat (community) menilai kualitas hidupnya tidak hanya pada kesehatan. Adapun untuk melakukan diagnosa sosial dilaksanakan dengan mengidentifikasi masalah kesehatan melalui review literature (hasil-hasil penelitian), data (misalnya BPS, Media massa), group method. Contoh 1 : Derajat kemiskinan, rata-rata kriminalitas, ketidakhadiran atau tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini akan berefek kepada kesehatan dan kualitas hidup. Contoh 2 : Pada pekerjaan industri yang kumuh dan berbahaya dengan rata-rata kecelakaan yang tinggi sedikitnya pelayanan kesehatan dan keterbatasan kesediaan makanan di luar 4



pedagang yang keliling sehingga membuat pekerja merasa tidak aman dan menjdai tidak sehat selama kondisi bekerja. Penilaian dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistik yang ada, maupun dengan melakukan pengumpulan data secara langsung dari masyarakat. Jika data langsung dikumpulkan dari masyarakat, maka pengumpulan datanya dilakukan dengan cara : wawancara dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat, Focus Group Discussion (FGD), nominal group process (NGP), dan survey secara langsung.







Fase 2: Penilaian Epidemiologi



Dalam fase kedua, setelah spesifik masalah sosial yang berkaitan dengan buruknya kualitas kehidupan dalam fase pertama, program mengidentifikasi mana masalah kesehatan atau faktor lain yang berperan dalam perburukan kualitas hidup. Masalah kesehatan akan dianalisis berdasarkan dua faktor: pentingnya dalam artian bagaimana hubungannya dengan masalah kesehatan untuk mengidentifikasi indikator sosial dalam penilaian sosial dan bagaimana menerima untuk merubah masalah kesehatan yang ada. Setelah prioritas utama maslah kesehatan stabil, identifikasi dari determinan yang mengarah pada munculnya masalah kesehatan. Detailnya, adalah apa faktor lingkungan, faktor prilaku, dan indikator genetik yang mengarah kepada permasalahan kesehatan yang spesifik? Kepentingan yang sama dan analisis perubahan akan menampilkan identifikasi faktor mana yang menjadi target dalam program promosi kesehatan. Melanjutankan dari contoh sisi pekerjaan, program akan mengumpulkan data masalah kesehatan dalam populasi yang akan mengarahkan kepada ketidakpedulian, seperti obesitas, penyakit hati, kanker, dan penyakit menular. Setelah penyakit diurutkan berdasarkan kepentingan dan kemampuan untuk diubah, perencana akan memilih salah satu masalah kesehatan. Langkah selanjutnya dalam penilaian ini adalah akan mengidentifikasi penyebab utama dari penyakit tersebut, seperti faktor lingkungan (contohnya racun, kondisi kerja yang penuh tekanan, atau kondisi pekerjaan yang tidak terkontrol), faktor perilaku (contohnya sedikitnya aktivitas fisik, diet yang buruk, merokok, atau konsumsi alkohol), dan faktor genetik (contohnya riwayat keluarga). Pentingnya dan perubahan data akan dianalisis, dan kemudian satu atau beberapa dari faktor resiko ini akan dipilih menjadi fokus. Untuk melengkapi fase ini, tujuan status kesehatan, perilaku objektif, dan lingkungan objek akan disusun. 5



Masalah kesehatan akan dianalisis berdasarkan dua faktor : a. Bagaimana hubungannya dengan masalah kesehatan untuk mengidentifikasi indikator sosial dalam penliaian sosial. b. Bagaimana menerima untuk merubah masalah kesehatan. Contoh : angka kejadian suatu penyakit yang tinggi diakibatkan oleh penyakit akibat kerja (penyakit saluran pernafasan akibat tidak menggunakan masker, kondisi ruangan tempat bekerja/ventilasi tidak sesuai dengan standar kesehatan). Pada fase ini dicari faktor kesehatan



yang



mempengaruhi



kualitas



hidup



seseorang



ataupun



masyarakat. Oleh karena itu, masalah kesehatan harus dapat digambarkan secara rinci berdasarkan data yang ada, baik dari data yang berasal dari data lokal, regional, maupun nasional. Pada fase ini harus diidentifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, suku, dan lain-lain), bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut (mortalitas, morbiditas, disability, tanda dan gejala yang ditimbulkan) dan bagaimana cara untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut (imunisasi, perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan maupun perubahan perilaku). Setelah itu dilakukan prioritas masalah.







Fase 3: Penilaian Pendidikan dan Ekologis



Fokus dalam fase 3 berganti menjadi faktor mediasi yang membantu atau menghindarkan sebuah lingkungan positif atau prilaku positif. Faktor-faktor ini dikelompokan kedalam tiga kategori: faktor-faktor predisposisi, faktor-faktor pemungkin dan faktor-faktor penguat (Green &Kreuter,2005). Faktor-faktor predisposisi adalah yang dapat mendukung atau mengurangi untuk memotivasi perubahan, seperti sikap dan pengetahuan. Faktorfaktor pemungkin adalah yang dapat medukung atau mengurangi dari perubahan, seperti sumber daya atau keahlian. Faktor-faktor penguat yang dapat membantu melanjutkan motivasi dan merubah dengan memberikan umpan balik atau penghargaan.Faktor-faktor ini dianalisis berdasarkan pentingnya, perubahan, dan kemungkinan (adalah, seberapa banyak faktor yang mungkin dapat dimasukan dalam sebuah program). Faktor-faktor kemudian dipilih untuk disajikan sebagai dasar untuk pengembangan program, dan keobjektifitasan pendidikan yang telah disusun. Pada fase ini terdiri dari 5 tahapan, antara lain: a. Memisahkan penyebab perilaku dan non perilaku dari masalah kesehatan. 6



b. Mengembangkan penyebab perilaku 1) Preventive behaviour (primary, secondary, tertiary) 2) Treatment behaviour c. Melihat important perilaku 1) Frekuensi terjadinya perilaku 2) Terlihat hubungan yang nyata dengan masalah kesehatan d. Melihat changebility perilaku e. Memilih target perilaku Untuk mengidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi status kesehatan, digunakan indikator perilaku seperti: pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilisasi), upaya pencegahan (prevention action), pola konsumsi makanan (consumtion pattern), kepatuhan (compliance), upaya pemeliharaan sendiri (self care). Untuk mendiagnosa lingkungan diperlukan lima tahap, yaitu: membedakan penyebab perilaku dan non perilaku; menghilangkan penyebab non perilaku yang tidak bisa diubah; melihat important faktor lingkungan, melihat changeability faktor lingkungan, memilih target lingkungan.







Fase 4: Administrasi & Penilaian Kebijakan serta Keselarasan Intervensi



Fokus utama dalam administrasi dan penilaian kebijakan dan keselarasan intervensi dalam fase ke empat adalah pemastian kenyatan, unuk meyakinkan bahwa ini ada dalam aturan (sekolah, tempat kerja, organisasi pelayanan kesehatan, atau komunitas) semua dukungan yang memungkinkan, pendanaan, kepribadian, fasilitas, kebijakan dan sumber daya lainnya akan ditampilkan untuk mengembangkan dan pelaksanaan program. Pada contoh tempat kerja sebelumnya, sisi kebijakan dan prosedur akan diulas, diperbaiki, dibentuk dan dilaksanakan. Seperti poin ini, ada penilaian pada sisi untuk menjelaskan tepatnya apa hal yang diperlukan untuk menjalankan program dengan baik sebagaimana dikemukakan tingkat pendanaan, kebutuhan ruang (mungkin sebuah kelas, sebuah tempat kebugaran, perubahan ruangan, atau shower yang diperlukan, sebagai contoh), dan beberapa barang dan juga untuk memeriksa detail kaitan penyebaran program, seperi bagaimana untuk merekruit dan menjaga partisipasi dalam program. 



Fase 5: Implementasi atau Pelaksanaan



7



Penyampaian program terjadi selama fase 5. Juga, proses evaluasi (fase 6), yang mana dalam fase evaluasi yang pertama, terjadi dengan simultas dengan pelaksanaan program. Kunci keberhasilan implementasi: 1.



Pengalaman



2.



Sensitif terhadap kebutuhan



3.



Fleksibel dalm situasi kondisi



4.



Fokus pada tujuan



5.



Sense of humor







Fase 6: Proses Evaluasi



Proses evaluasi adalah sebuah evalusi yang formatif, sesuatu yang muncul selama pelaksanaan program. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan baik data kuantitatif dan kualitatif untuk mengakses kemungkinan dalam program sebagaimana untuk meyakinkan penyampaian program yang berkualitas. Sebagai contoh, kehadiran partisipan, dan perilaku selama berjalannya program akan dikumpulkan, sebagaimana sebuah penilaian sebagaimana baiknya rencana yang tertulis (menjelaskan isi dari yang telah disampaikan, bagaimana itu akan disampaikan, dan seberapa banyak waktu yang dialokasikan) menyelaraskan dengan penyampaian sebenarnya dari pelajaran (apa isi yang sebenarnya yang telah disampaikan, bagaimana itu disampaikan, dan seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyampaikan itu). Pencapaian pendidikan dari tujuan juga diukur dalam fase ini. 



Fase 7: Pengaruh Evaluasi



Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur setelah program selesai, untuk mencari tahu pengaruh interfensi dalam perilaku atau lingkungan. Waktunya akan bervariasi mulai dari sesegera mungkin setelah selesai dari menyelesaikan aktivitas intervensi sampai beberapa tahun kemudian. 



Fase 8: Hasil atau Keluaran Evaluasi



Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan fokus ketika semua proses berjalan – indikator evaluasi dalam kualitas hidup dan derajat kesehatan.



8



BAB III KESIMPULAN



9



DAFTAR PUSTAKA



Sulaeman, Sutisna. 2015. “Aplikasi Model PRECEDE-PROCEED Pada Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan Kesehatan Masyarakat”. (online) http://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/jurnal-fkyarsi/article/view/230/166, di akses pada tanggal 17 Januari 2020. https://eprints.uns.ac.id/31235/1/S021502040_pendahuluan.pdf



10