Manajemen Rantai Pasokan Amazon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS INDIVIDU UTS MANAJEMEN RANTAI PASOK IMPLEMENTASI LOGISTIN dan SCM DI INDONESIA



Kp. A



AINI KHURNIAWATI – 130218330



FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYA 2020



PEMBAHASAN Logistik Menurut Christopher, 2005. Ialah proses yang secara strategis mengelola pengadaan, pergerakan dan penyimpanan material, suku cadang dan barang jadi beserta aliran informasi terkait melalui organisasi dan kanal-kanal pemasarannya dengan cara dimana keuntungan perusahaan, baik untuk saat ini maupun di waktu yang akan datang dapat dimaksimalkan dengan cara pemenuhan pesanan yang efektif. Supply Chain Management (SCM) menurut Robert J Vokurka, Gail M. Zank, dan Carl M. Lund III adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang terlibat dalam mengahntarkan produk dari bahan baku dengan melalui pelanggan termasuk sumber bahan baku serta suku cadang, manufaktur dan juga perakitan, pergudangan serta pelacakan inventaris, pesanan yang masuk dan juga manajemen pesanan, distribusi di seluruh saluran, pengiriman ke pelanggan, dan juga system informasi yang diperlukan untuk memantau seluruh kegiatan. Implementasi Logistik dan SCM di Indonesia saat ini



banyak bekerjasama dengan



internasional naik regional maupun internasional, hal ini menimbulkan trend baru dalam aliran arus barang dan jas. Saat ini suatu produk akhir bisa saja dikerjakan, baik manajemen dan produksinya melibatkan banyak perusahaan dan banyak Negara. Pengelolaan kerjasama dalam rantai pasokan memerlukan koordinasi dan integrasi baik didalam maupun diantara perusahaan untuk mencapai manajemen rantai pasokan yang efektif, kualitas pelayanan, dan keuntungan perusahaan. Rantai pasokan di Indonesia adalah model produk dan bisnis yang terintegrasi dari perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan tersebut membetuk sebuah jaringan atau rantai produksi dengan melibatkan banyak perusahaan yang tersebar di banak



Negara untuk mencapai sebuah efisiensi dan keuntungan maksimal. Kegiatan produksi, seperti pembuatan bahan baku pembuatan komponen perakitan dan penyelesaian akhir produk, disebar ke pabrik-pabrik di berbagai lokasi di dunia yang dianggap paling mneguntungkan, namuk proses produksi tetap dikandalikan oleh pemegang merek dari satu tempat yaitu sebuah kantor. Sebagai contohnya produk Apple, setiap Unit Apple di produksi di Amerika serikat. Casing-nya di produksi oleh MGM Corp yang berbasis di Jepang, batrainya dibuat oleh perusahaan yang berbasis di Batam, lalu komponen memori SDRAM dan NAND dibuat di perusahaan-perusahaan yang berada di Batam Indonesia. Selanjutnya, seluruh komponen tersebut dirakit oleh Foxcon di China, untuk kemudian dijual di pasar Asia termasuk Indonesia. Sedangkan pendistribusiannya dikendalikan oleh Apple dari kantor pusatnya di California, Amerika Serikat. Ini adalah sebuah gambaran bagaiamana rantai pasokan global yang beroprasi di Indonesia. Lahirnya Kontak International menjadikan arah terbentuknya ‘poros perdaganganinvestasi-jasa’. Operasi turn-key, misalnya, dapat termasuk penyerahan peralatan yang dicatat sebagai ekspor barang, tetapi juga dapat dikategorikan sebagai sector jasa, sejumlah ahli memri istilah sebagai perdagangan rantai pasokan (Supply Chain Trade). Pada pengimplementasian SCM secara global saat ini peringkat daya saing global Indonesia dalam IMD World Competitiveness Centre 2017 mencatat kenaikan enam level ke posisi 42 dari tahun sebelumnya di urutan 48. Dalam laporan tersebut daya saing Indonesia memperoleh skor 71,116. Ada pula Hambatan dari penerapan Logistik dan SCM secara global di indonesia yaitu : -



Kurang nya ketersediaan dana untuk program infrastruktur



-



Prioritas pembangunan infrastruktur yang belum jelas



-



Aturan hokum yang belum pasti



-



Penegakan hokum yang kurang memadai membuat peringkat Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Negara anggota ASEAN lainnya.



-



Masih tingginya praktek korupsi dan kolusi.



-



Masih besarnya ketimpangan distribusi kekayaan di Indonesia membuat peringkat daya saing Indonesia belum bisa naik lebih jauh.



Tidak hanya itu ada beberapa permasalahan dalam penerapannya yaitu : a. Biaya Logistik Biaya logistic terbentuk dari aktivitas yang mendukung proses logistic yaitu pelayanan pelanggan, transportasi, pergudangan, penyimpanan persediaan, administrasi logistic. Bisa dikatakan bahwa biaya logistic merupakan biaya utama yang signifika di perusahaan.



Sumber : Sislognas (2012)



Mahalnya biaya logistic di Indonesia adalah kondisi infrastruktur yang ada sekarang ini seperti : -



Pelabuhan : bulm adanya “Hub Port” internasional baik laut maupun udara sebagai pusat pengendalian arus barang internasional, mapun internasional belum terintegrasi manajemen pelabuhan. Sehingga pengurusan barang dan dokumen saat ini masih dilakukan berbasis transaksi semi manual.



-



Belum memiliki regulasi Transportasi Intermoda dan Multimoda serta akses transportasi intermodal belum mmemadai.



b. Masalah SCM Global di Indonesia



1. Komoditas



Belum adanya fokus kepada komoditas pokok dan strategis Belum  memadainya dukungan infrastruktur



2. Infrastruktur



baik kuantitas maupun kualitas Infrastruktur logistik nasional (pelabuhan, bandara, stasiun, pergudangan , dsb) belum dikelola secara terintegrasi, efektif dan efisien Belum efektifnya intermodal transportasi & interkoneksi antara infrastruktur pelabuhan dan transportasi Belum optimalnya fasilitasi perdagangan baik domestik maupun internasional Terbatasnya kemampuan daya saing Pelaku



3.Penyedia Jasa dan



dan Penyedia Jasa Logistik Nasional baik



Penyedia Jasa Logistik



pada tataran nasional maupun global



Lemahnya jaringan nasional dan internasional Layanan jasa logistik masih didominasi perusahaan-perusahaan multinasional Rendahnya  kompetensi  SDM dan 4. SDM



Manajemen Minimnya Lembaga Pendidikan  dan Pelatihan Bidang Logistik Belum memadainya infrastruktur dan



5. Teknologi Informasi



jaringan Teknologi Informasi  dan



dan Komunikasi



Komunikasi Terbatasnya jangkauan  jaringan pelayanan non seluler Mayoritas transaksi bisnis masih menggunakan “paper based system”.    Belum adanya national policy yang terintegrasi di sektor logistik, regulasi dan kebijakan masih bersifat parsial dan sektoral



6. Regulasi



dan law enforcement lemah



7. Kelembagaan



Rendahnya Koordinasi Lintas Sektoral Belum ada kelembagaan yang menjadi integrator kegiatan logistik Nasional



Sumber : Sislognas 2012 Penggunaan konsep manajemen rantai pasokan di Indonesia berdasarkan data-data diatas terutama untuk berkolaborasi dengan pabrikan-pabrikan kelas dunia dalam rangka berpartisipasi dalam perdagangan global, masih sangat kurang hal ini disebabkan antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya masih berjalan secara parsial dan tidak mempunyai suatu jaringan yang utuh.



DAFTAR PUSTAKA



Pengerian Logistik : https://www.dosenpendidikan.co.id/logistik/ Pengertian SCM : https://ekonomimanajemen.com/pengertian-supply-chain-management-menurutpara-ahli/ Implementasi Logistik dan SCM secara Global di Indonesia : https://www.adenasution.com/manajemen-rantai-pasokan-dan-kesiapan-indonesiadalam-perdagangan-global/