Manual SJH Untuk UKM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDOMAN  SISTEM JAMINAN HALAL   PERUSAHAAN ……………………………….                    Logo Perusahaan  ( jika ada )      Tahun : ……… 



SURAT PERNYATAAN DAN PENGESAHAN  Yang bertanda tangan di bawah ini :  Nama   



:  ………………………………………………………   



Alamat   



:  ……………………………………………………… 



  Nomor KTP 



:  ……………………………………………………… 



adalah pimpinan perusahaan ………………………………………………………………   menyatakan dan mengesahkan dengan sebenarnya bahwa Manual Sistem Jaminan Halal ini disusun  sesuai dengan kondisi perusahaan dan dijadikan pedoman dalam proses produksi halal di perusahaan.    Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.        Yang menyatakan,       (…………………………….) 



INFORMASI UMUM PERUSAHAAN  (diisi oleh perusahaan)  Nama Perusahaan 



 



 



 



:  ………………………………………… 



Alamat   Perusahaan 



 



 



 



:  ………………………………………… 



Alamat Tempat Produksi (Pabrik) 



 



:  ………………………………………… 



Telp/Fax 



 



 



 



 



:  ………………………………………… 



E‐mail   



 



 



 



 



:  ………………………………………… 



Nama Pemilik   



 



 



 



:  ………………………………………… 



Jenis Produk 



 



 



 



 



:  ………………………………………… 



Nama Produk   



 



 



 



:  ………………………………………… 



 



 



 



 



 



 



:  ………………………………………… 



 



 



 



 



 



 



:  ………………………………………… 



No Sertifikat Halal MUI   



 



 



:  ………………………………………… 



Tahun mendapatkan Sertifikat Halal MUI 



:  ………………………………………… 



Jumlah Produksi (rata‐rata/minggu) 



 



:  ………………………………………… 



Jumlah Karyawan 



 



 



 



:  ………………………………………… 



Daerah Pemasaran 



 



 



 



:  ………………………………………… 



I.



KEBIJAKAN HALAL   



Kebijakan halal merupakan pernyataan tertulis tentang komitmen (tekad) perusahaan untuk memproduksi produk halal secara konsisten, mencakup konsistensi (menjaga untuk tidak berubah) dalam penggunaan dan pengadaan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong serta konsistensi dalam proses produksi halal sesuai dengan syariat Islam.   PERNYATAAN KEBIJAKAN HALAL  PERUSAHAAN .......................................................   “Dengan ini kami menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen pada halal   dengan senantiasa mengikuti aturan berproduksi halal yang ditetapkan LPPOM MUI “  .............., ....................200...  Pimpinan Perusahaan,  ( ........................................................)     II.



PANDUAN HALAL 



2.1. Pengertian Halal Dan Haram 1.



Halal adalah boleh. Pada kas makanan, kebanyakan makanan termasuk halal kecuali secara  khusus disebutkan dalam Al Qur’an atau Hadits.  2. Haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT untuk dilakukan dengan larangan yang  tegas. Makanan  haram  adalah makanan  yang dilarang mengkonsumsinya dengan larangan  yang tegas di dalam Al Quran dan Hadits.   3. Fatwa  adalah  ketetapan  hukum  terhadap  suatu  permasalahan  yang  dilakukan  oleh  ulama  dan  menetapkannya  sebagai  sesuatu  yang  halal  atau  haram  berdasarkan  kaidah  hukum  islam.  Dalam  hal  produk  pangan,  obat  dan  kosmetika,  Fatwa  adalah  ketetapan  hukum  terhadap  suatu  produk  yang  dilakukan  oleh  Komisi  fatwa  berdasarkan  hasil  auditing  (pemeriksaan) yang dilakukan LPPOM MUI    2.2.  Halal Dan Haram dalam Produk Pangan, Obat dan kosmetika  Mengkonsumsi  makanan  yang  halal  dan  thayib  adalah  suatu  kewajiban  bagi  kaum  muslimin,  sebagaimana yang termaktub dalam Al Qur’an Surah Al‐Baqarah 168 : “ Hai sekalian umat manusia  makanlah dari apa yang ada di bumi ini secara halal dan baik. Dan janganlah kalian ikuti langkah‐ langkah  syetan.  Sesungguhnya  ia  adalah  musuh  yang  nyata  bagi  kalian”.  Karena  mengkonsumsi  makanan halal merupakan kewajiban, maka memproduksi dan menjamin kehalalan produk yang  dikonsumsi masyarakat juga merupakan suatu kewajiban. 



Pada  dasarnya  bahan  makanan  yang  ada  di  muka  bumi  ini  adalah  halal,  kecuali  beberapa  yang  disebutkan  sebagai  bahan  haram.  Bahan  makanan  yang  diharamkan  dalam  Islam  pada  dasarnya  sedikit. Al Quran mengharamkan darah, bangkai, babi, hewan yang disembelih dengan menyebut  nama selain Allah dan minuman keras (khamer).     QS  Al‐Maidah  3  :  “Diharamkan  bagi  kalian  bangkai,  darah,  daging  babi,  hewan  yang  disembelih  dengan atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang  diterkam binatang buas kecuali yang kalian sempat menyembelihnya. Dan diharamkan pula bagi  kalian binatang yang disembelih di sisi berhala”.    QS Al‐Maidah 90‐91 : “Wahai orang‐orang yang beriman sesungguhnya meminum khamr, berjudi,  berkorban  untuk  berhala,  mengundi  nasib  dengan  panah  adalah  perbuatan  keji  termasuk  perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan‐perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan.  Sesungguhnya  syetan  itu  hendak  menimbulkan  permusuhan  dan  perbencian  di  antara  kalian  lantaran  meminum  khamr  dan  berjudi  dan  menghalangi  kalian  dari  mengingat  Allah  dan  shalat,  maka apakah kalian berhenti dari mengerjakan pekerjaan itu.”    Beberapa jenis hewan yang diharamkan dalam hadits antara lain binatang buas, binatang yang  hidup di dua alam, binatang yang menjijikkan, burung yang bercakar tajam dan binatang bertaring.    Dengan perkembangan teknologi pengolahan, bahan‐bahan haram tersebut dapat masuk ke  dalam produk yang dikonsumsi masyarakat tanpa disadari. Oleh karena itu perlu ada ketetapan  hukum yang menentukan apakah suatu produk halal atau haram. Jika suatu bahan makanan  adalah makanan segar atau bahan yang sudah jelas kehalalannya, maka bahan tersebut dapat  langsung digunakan. Untuk bahan olahan yang kritis, maka diberikan panduan bahan‐bahan yang  telah bersertifikat halal MUI yang terdapat pada daftar produk halal.    2.3. Daftar Bahan Kritis yang Telah Bersertifikat Halal MUI (Lihat Lampiran)   



2.4. Pembuatan Daftar Bahan  



Seluruh bahan yang digunakan dalam proses produksi dimasukkan dalam daftar bahan dengan format yang dicontohkan pada table 1 di bawah. Tabel 1.  Daftar Bahan yang digunakan di Perusahaan ..............................  No 



1



Nama Bahan 



Daging



Merk 



-



Produsen 



RPH



Bahan  Kritis/Tidak  K



Keterangan 



Sertifikat halal selalu



atau



membeli dari RPH pemerintah yg



terjamin



kehalalannya



2



Margarin



Blueband Unilever



K



Selalu membeli merek



yg



sama



atau



merek lain yg terdapat pada



daftar



halal



3



Beras



-



Pasar



TK



Bahan segar



  Perlakuan tindakan pencegahan terhadap bahan‐bahan yang terdapat pada Tabel 1 adalah dengan  hanya  menggunakan  bahan  yang  terdapat  pada  Daftar  Produk  Halal  terbaru  atau  ada  surat  persetujuan penggunaan bahan dari LPPOM‐MUI. 



2.5. Penetapan Titik Kritis Proses Produksi dan Tindakan Pencegahannya Tabel  2.  berikut  merupakan  uraian  seluruh  kegiatan  yang  dilakukan  perusahaan  pada  proses  produksi  halal.    Uraian  tersebut  dimulai  dari  proses  pemilihan  bahan,  pembelian  bahan  sampai  dengan pemasaran produk.       



Tabel 2.  Uraian Kegiatan Proses Produksi Halal di Perusahaan ......................................  No  1



Nama Kegiatan  Pencampuran bahan



Uraian Proses Kegiatan  Pencampuran semua



Tindakan Pencegahan  Pastikan semua



bahan dan pengadukan



bahan halal,



hingga homogeny



tidak tercampur bahan lain dan terjaga kebersihannya



2



Pemasakan



Pemasakan bahan dengan pemanasan



Pastikan proses pemasakan berlangsung dengan bersih dan tidak terkontaminasi



 



 



III. AUDITOR HALAL INTERNAL (Pengawas Halal)  



3.1.



Pengertian Auditor Halal Internal (Pengawas Halal) Auditor Halal Internal (AHI) adalah seorang yang ditunjuk oleh perusahaan yang bertugas sebagai pengelola seluruh fungsi dan aktivitas dalam menghasilkan produk halal dan diangkat melalui SK pengangkatan oleh pimpinan perusahaan.



3.2.



Persyaratan AHI Persyaratan sebagai Auditor Halal Internal adalah : 1. 2. 3. 4.



5.



3.3.



Karyawan tetap perusahaan bersangkutan  Seorang muslim yang mengerti dan menjalankan syariat Islam.  Memahami  bahan  dan  proses  produksi  secara  keseluruhan,  termasuk  titik  kritis  keharamannya.  Terlibat dalam proses produksi 



Diangkat melalui surat keputusan pimpinan perusahaan dan diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan proses produksi halal (termasuk tindakan penghentian produksi jika terjadi penyimpangan)



Tugas dan Wewenang AHI Tugas AHÍ adalah sebagai berikut : 1. Menyusun manual Sistem Jaminan Halal di perusahaan secara tertulis. 2. Melaksanakan sistem jaminan halal di perusahaan. 3. Membuat laporan pelaksanaan sistem jaminan halal di perusahaan. 4. Melakukan komunikasi dengan pihak LPPOM MUI . 5. Dalam pembuatan produk baru, AHI akan memilih bahan yang telah tertulis pada daftar bahan yang telah diketahui oleh LPPOM MUI. Jika harus menggunakan bahan diluar daftar bahan tersebut maka AHI akan memilih bahan yang sudah bersertifikat halal atau mengkonsultasikan rencana penggunaannya kepada LPPOM MUI. 6. Melakukan proses produksi yang bersih dan bebas dari bahan haram dan najis. 7. Menjalankan kegiatan produksi sesuai dengan daftar formulasi bahan yang telah disetujui oleh AHI dan diketahui oleh LPPOM MUI. 8. Memisahkan bahan untuk produksi dengan yang non produksi. 9. Melaksanakan pembelian bahan yang sesuai dengan daftar bahan yang telah disetujui AHI dan diketahui oleh LPPOM MUI. 10. Mencatat semua transaksi pembelian dan menyimpan bukti-bukti pembelian lengkap dengan merk serta kodenya. 11. Melakukan penyimpanan bahan dan produk yang dapat menjamin bebas dari kontaminasi segala sesuatu yang haram dan najis.



12. Melaksanakan penyimpanan bahan dan produk sesuai dengan daftar bahan dan produk yang telah disetujui oleh auditor halal internal dan diketahui oleh LPPOM MUI. 13. Memastikan produk halal perusahaan terdistribusi dengan baik yaitu tidak terkontaminasi silang dengan produk lain yang diragukan kehalalannya. 14. Memastikan produk halal perusahaan terpisah dengan tegas jika dalam pemajangan (display) produk berdekatan dengan produk yang diragukan kehalalannya Wewenang AHI adalah sebagai berikut. 1. Menolak bahan yang tidak sesuai dengan daftar bahan yang disetujui AHI dan diketahui LPPOM MUI 2. Menghentikan proses produksi jika terjadi kontaminasi dengan bahan yang diragukan kehalalan Personal Auditor Halal Internal Berikut adalah nama personal yang bertugas sebagai Auditor Halal Internal di Perusahaan ........................................................................................................ 1. ...........................................................jabatan .............................................. 2. ...........................................................jabatan .............................................. 3. ...........................................................jabatan ..............................................



IV. ACUAN TEKNIS PELAKSANAAN SJH Acuan teknis pelaksanaan Sistem Jaminan Halal berfungsi sebagai dokumen untuk membantu pekerjaan bidang-bidang terkait dalam melaksanakan fungsi kerja manajemen halal. Adapun acuan teknis tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5.



Buku Panduan Memperoleh Sertifikat Halal Daftar Produk Halal terbaru yang dikeluarkan LPPOM MUI Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI. (Tabel 1) Resep produk sesuai dengan matriks bahan Penetapan Titik Kritis Proses Produksi dan Tindakan Pencegahannya (Tabel 2)  



V.



PELATIHAN DAN PENYULUHAN SISTEM JAMINAN HALAL



Perusahaan harus mengikuti pelatihan/ penyuluhan yang diselenggarakan LPPOM MUI untuk menjelaskan pedoman mendapatkan sertifikat halal dan penerapan sistem jaminan halal. Tujuan dari pelatihan/ penyuluhan adalah : 1.



Meningkatkan  pemahaman  terhadap  hukum‐hukum  Islam  tentang  pentingnya  kehalalan  suatu  produk 



2.



Meningkatkan kepedulian terhadap proses produksi halal dan mampu menerapkannya di tingkat  operasional.   



VI. ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI PELAKSANAAN SJH   Perusahaan  dalam  mengoptimalkan  pelaksanaan  SJH  didukung  oleh  administrasi  pembukuan  dan  dokumentasi  yang  rapi,  sehingga  akan  mempermudah  penelusuran  kembali  jika  terjadi  permasalahan  dalam pelaksanaan produksi halal.  Administrasi  pembukuan  yang  terutama  adalah  pencatatan  pembelian  bahan  baku,  bahan  tambahan  dan  penolong  pada  buku  catatan  pembelian  bahan.    Format  minimal  buku  catatan  pembelian  bahan   tersebut adalah sebagai berikut :  Tabel 3. Buku Catatan Pembelian Bahan  No   



Tgl Pembelian   



Nama Bahan   



Merk Bahan   



Jumlah   



          Sedangkan dokumentasi pelaksanaan SJH meliputi :  1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.  



Pedoman SJH Perusahaan  Buku Catatan Pembelian Bahan, termasuk arsip bukti pembeliannya (faktur/bon)  Form pendaftaran Pengajuan Sertifikat Halal   Daftar Bahan‐bahan yang digunakan dalam produksi  Daftar Formula atau Resep Produksi  Daftar Bahan di Gudang  Laporan Berkala ke LPPOM‐MUI 



VII. PELAPORAN PELAKSANAAN SJH Perusahaan akan membuat Laporan Berkala Pelaksanaan SJH kepada LP POM MUI setiap periode 6 bulan sekali dengan format sebagai berikut :



FORMAT LAPORAN BERKALA KE LPPOM – MUI, terdiri :   1. 



Laporan tentang perubahan‐perubahan yang terjadi selama 6 bulan terakhir yang mencakup :  a.  



Perubahan Nama Perusahaan :    1.  Ada    2.  Tidak  Keterangan : ………………………………………………………………...... 



 



…………………………………………………………………………………  …………………………………………………………………………………  b.  



Perubahan Pemilik Perusahaan :   1.  Ada      2.  Tidak  Keterangan : ………………………………………………………………...... 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



…………………………………………………………………………………  …………………………………………………………………………………  c.  



Perubahan Alamat Perusahaan :   1.  Ada      2.  Tidak  Keterangan : ………………………………………………………………......  …………………………………………………………………………………  ………………………………………………………………………………… 



d.



Perubahan AHI Perusahaan :   1.  Ada      2.  Tidak  Keterangan : ………………………………………………………………......  …………………………………………………………………………………  ………………………………………………………………………………… 



e.



Perubahan Bahan   :     1.  Ada      2.  Tidak  Keterangan : ………………………………………………………………......  …………………………………………………………………………………  ………………………………………………………………………………… 



f.



Perubahan Produk   :     1.  Ada      2.  Tidak  Keterangan : ………………………………………………………………......  …………………………………………………………………………………  ………………………………………………………………………………… 



g. 



Perubahan Resep produk:   1.  Ada   



 



2.  Tidak 



Keterangan : ………………………………………………………………......  ………………………………………………………………………………… 



 



 



…………………………………………………………………………………  h. Perubahan Cara Produksi : 



1.  Ada   



 



2.  Tidak 



 



Keterangan : ………………………………………………………………......  …………………………………………………………………………………  …………………………………………………………………………………  i.   



Perubahan Sistem Jaminan Halal :1.  Ada 



 



2.  Tidak 



 



 



Keterangan : ………………………………………………………………......  …………………………………………………………………………………  …………………………………………………………………………………    2. 



Hal‐hal lain yang perlu dilaporkan :    ..........................................................................................................................................    ..........................................................................................................................................    ..........................................................................................................................................    ..........................................................................................................................................    ..........................................................................................................................................    ..........................................................................................................................................