Materi Infanteri 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RAHASIA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KOMANDO PASUKAN KHUSUS



Lampiran II Keputusan Danjen Kopassus Nomor Kep / 05 / V / 2019 Tanggal 28 Mei 2019



TPRAG (Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya) BAB I PENDAHULUAN



1.



Umum. a.



Dalam suatu Operasi.



Pertempuran



Informasi sangat penting



memegang peranan penting dalam penyelasaian tugas pokok Komandan dapat menfaatkan setiap informasi bermanfaat bagi kepentingan tugas pokok.



Banyak cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi



tentang musuh Dengan mengunakan radar rakyat maupun patroli pengintaian untuk mendapatkan informasi. b.



Patroli pengintaian harus dapat mencari keterangan yang akurat



tentang medan dan musuh untuk diberikan kepada Komandan atau staf intelijen tepat pada waktunya Informasi tersebut sangat penting bagi Dan pasukan untuk membuat rencana dan keputusan taktis. c.



Suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat



yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. merupakan salah satu tempat dimana musuh menjadikannya sebagai basis Operasi dalam rangka untuk mencapai tujuannya (yang kita kenal sebagai gerilya hutan) adapun tehnik-tehnik yang digunakan oleh mereka adalah sering berpindah pindah tempat/tidak menetap disuatu daerah, dan membentuk



kelompok-kelompok



kecil



dalam



rangka



menghambat



kegiatan-kegiatan baik kegiatan TNI dan kegiatan Rakyat setempat. RAHASIA



2 Dengan kekuatan berpencar menjadi kelompok-kelompok kecil berarti kekuatan mereka cukup lemah, sehingga berusaha untuk merebut simpati masyarakat guna mendukung perjuangan mereka. Berdasarkan pengalaman, sering terjadi korban di medan pertempuran yang dialami baik dipihak TNI maupun dipihak Rakyat. 2.



Maksud dan tujuan. a.



Maksud.



Naskah Sekolah tentang taktik pertempuran regu anti



gerilya (TPRAG) ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang taktik pertempuran regu anti gerilya (TPRAG) sebagai materi pelajaran pada Pendidikan Campuran TNI AD. b.



Tujuan.



Hanjar tentang taktik pertempuran regu anti gerilya



(TPRAG) ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman bagi Gumil dan Serdik dalam proses belajar mengajar pada Pendidikan Campuran TNI AD agar tujuan pelajaran dapat tercapai. 3.



4.



Ruang lingkup. a.



Bab I



Pendahuluan.



b.



Bab II



Susunan tugas dan formasi.



c.



Bab III



Pelaksanaan.



d.



Bab IV



Penutup.



Referensi. Keputusan Kasad nomor Skep / 1092 / XII / 2019 tanggal



10 Desember 2019 tentang Doklap Patroli. 5.



Pengertian. a.



Pasukan Pemukul. Adalah pasukan yang bertugas di daerah



konsolidasi dan daerah tempur untuk mencari dan menghancurkan gerilya, melakukan operasi effensif mendalam dan aksi offensif lainnya.



3 b.



Daerah Penghancuran. Adalah daerah ini dikuasai sepenuhnya



oleh



gerilya, dimana gerilya



dapat



leluasa



bergerak,



daerah ini



merupakan sasaran dari kegiatan-kegiatan kita. c.



Daerah Konsolidasi. Adalah Daerah ini belum dikuasai sepenuhnya



oleh kita, gerilya meninggalkan “sel-selnya”. Gangguan gerilya bersifat Raid dan sabotase-sabotase. d.



Daerah Stabilitasi. Adalah daerah yang sepenuhnya ada ditangan



kita, kita harus tetap waspada, karena gerilya selalu berusaha untuk memasukkan pengaruhnya dan mengancam keadaan umum kita. e.



Basis Operasi (BO). Adalah Suatu daerah dimana ditempati



Komando Utama operasi beserta fasilitasnya guna mempersiapkan pasukan untuk melancarkan suatu operasi.Daerah tersebut terdapat instalasi yang menyelenggarakan logistik atau bantuan lain. f.



Basis Operasi Depan (BOD). Adalah suatu daerah di depan Basis



Operasi, dimana pasukan tempur berpangkal untuk melaksanakan operasi ofensif maupun operasi kerangka. Basis Operasi Depan dapat merupakan titik kuat. g.



Basis Tempur (BT).



Adalah Batu loncatan sebagai kedudukan



sementara pasukan kita yang lepas dari induknya untuk melaksanakan operasi di daerah musuh (ke dalam daerah musuh). Basis tempur selalu berada di daerah tempur. Dalam patroli daertah ini di sebut daerah penyelaman (DL). h.



Patroli. Adalah Suatu pasukan yang dikeluarkan oleh suatu



satuan untuk melaksanakan tugas pengintaian, tugas pertempuran, maupun kombinasi antara tugas pengintain dan pertempuran.



4 i.



Titik bekumpul.



Adalah suatu tempat dimana patroli dapat



bekumpul dan menyusun kekuatan kembali setelah berpencar. TB harus memberikan perlindungan terhadap tembakan dan peninjauan, dapat dipertahankan minimal dalam waktu yang relatif pendek dan mudah dikenal serta diketahui oleh semua anggota patroli. j.



Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya (TPRAG) adalah suatu



taktik yang



dimiliki oleh regu didalam melaksanakan tugas gerilya



untuk menghadapi musuh yang berkekuatan kecil/kelompok-kelompok kecil.



BAB II SUSUNAN TUGAS DAN FORMASI



6.



Umum.



Organisasi



patroli



dalam



menyusun



organisasi



dan



perlengkapan disesuaikan dengan tugas pokok patroli yangkan dilaksanakan apakah patroli pengintaian maupun patroli pertempuran. Organisasi patroli disesuaikan dengan tugasnya. 7.



Organisasi Patroli. a. Organisasi yang baik dapat membantu antara lain :



b.



1)



Pelaksanaan pengendalian.



2)



Penggunaan waktu yang berhasil guna.



3)



Penggunaan peralatan yang efektif.



4)



Pemeliharaan anggota patroli yang tepat.



Unsur-unsur dalam organisasi patroli. Secara umum dalam



organisasi patroli terdapat unsur-unsur sebagai berikut : 1)



Kelompok Komando.



2)



Unsur Penyerang/pengintai.



3)



Unsur Keamanan.



5 4)



Unsur bantuan.



Unsur-unsur ini adalah bagian besar dari patroli dan ditentukan oleh macam-macam tugas yang akan dilaksanakan. Unsur pimpinan adalah kelompok komando yang terdiri dari :



c.



1)



Komandan Patroli.



2)



Team pawang anjing (sesuai kebutuhan).



3)



Peninjau depan senjata bantuan.



4)



Pandu (sesuai kebutuhan).



5)



Kesehatan dan pelayanan radio.



Patroli Pengintai. Unsur patroli pengintai terdiri dari : 1)



Unsur pengintai.



Bertugas melaksanakan pengintaian



disasaran. 2)



Unsur pengaman. Bertugas mengamankan TB sasaran dan



melindungi unsur pengintai. 3)



Patroli



pengintai



tidak



selalu



mempunyai



kelompok



komando yang berdiri sendiri (terpisah). d.



Struktur Organisasi Patroli 1)



Bila kekuatan patroli kecil (2 sd 6 orang). POK KOMANDO



POK TAI



(1)



POK PAM



Kelompok



komando



terpisah



hanya



selama



dalam perjalanan. (2)



Pada pelaksanaan kegiatan disasaran pok ko



berfungsi sebagai Pok Tai. (3)



Digunakan dalam tugas patroli pengintain titik.



6 2)



Bila kekuatan patroli satu Unit (1 Unit ). POK KOMANDO



UNSUR PENGINTAI



UNSUR PENGAMAN



POK TAI-II



POK TAI-I



(1)



POK PAM-I



Kelompok



komando



POK PAM-II



terpisah



POK PAM-III



hanya



selama



dalam perjalanan (2)



Pada pelaksanaan kegiatan disasaran pok ko



berfungsi sebagai salah satu kelompok pengamanan (3)



Digunakan dalam tugas patroli pengintain titik



dan pengamatan suatu daerah sempit. 3)



Bila kekuatan patroli lebih dari setengah Tim. POK KOMANDO



UNSUR PAM



POK PAM + TAI -I



UNSUR PAM



POK PAM + TAI-II



POK PAM +TAI-III



(1)



Kelompok



POK PAM + TAI V



POK PAM + TAI-IV



komando



terpisah



POK PAM + TAI VI



hanya



selama



dalam perjalanan. (2)



Pada pelaksanaan kegiatan disasaran pok ko



berfungsi sebagai salah satu kelompok pengamanan dan pengintai. (3)



Digunakan



dalam



tugas



patroli



daerah dan pengamatan daerah luas.



pengintain



7 (4)



Jumlah unsur pengintai tergantung pada luas



yang akan diintai. e.



Patroli Tempur. Unsur-unsur patoli tempur terdidri dari :



f.



1)



Kelompok Komando.



2)



Unsur penyerang.



3)



Unsur Pengaman.



4)



Dapat disusun unsur Bantuan.



Struktur Organisasi patroli pertempuran. 1)



Dengan dua kelompok bantuan atau lebih. KELOMPOK KOMANDO



UNSUR PENYERANG



UNSUR PENYERANG



POK BU



2)



UNSUR PENGAMAN



POK LAIN-LAIN



Dengan satu kelompok bantuan KELOMPOK KOMANDO



UNSUR PENGAMAN



POK PAM 1



8.



POK PAM 2



POK PAM 3



Susunan tugas dan formasi. a.



Kelompok pengaman / Perintis. 1)



Danpok senapan 1.



2)



Penembak senapan 1.



UNSUR PENYERANG



POK BU



POK BAN



POK LAIN-LAIN



8 3) b.



c.



9.



Penembak senapan 2.



Kelompok senapan. 1)



Komandan regu.



2)



Danpok Senapan 2.



3)



Penembak senapan 1.



4)



Penembak senapan 2.



Kelompok bantuan. 1)



Wadanru



2)



Penembak SO.



3)



Tamtama pembantu penembak SO.



Tugas tiap-tiap kelompok. a.



Kelompok pengaman depan/Perintis. 1)



Danpok senapan 1 : a)



Mencari jalan pendekat.



b)



Selalu menguasai medan, musuh yang akan dihadapi.



c)



Membantu Danru dalam menentukan PKT/PKM sementara.



d)



Untuk pengejaran bila musuh lari (dalam perhitungan).



2)



Penembak



senapan



1.



Melindungi



Danpok



Pan



1



menyelidikan medan kiri/kanan, buka tembakan bila melihat musuh baik diperintah ataupun tidak. 3)



Penembak senapan 2. a)



Adalah penembak terbaik dalam regu.



b)



Sebagai penghubung dengan Danru.



c)



Cara bertindak sama dengan pengintai-1.



Tugas kelompok perintis mengikat tembakan fase pertama kontak depan.



9 b.



Kelompok senapan. 1)



Danru memimpin regu dan mengkoordinasikan seluruh



tugas kelompok. 2)



Danru sebagai pimpinnan penyerbu langsung/lambung.



3)



Disaat pertama kontak mengamankan samping.



4)



Danpok Pan 2 memimpin kelompok senapan sesuai perintah



Danru. 5)



Penembak senapan 1 dan 2 melempar grant sesuai perintah



Danru 6)



Penembak senapan 1 dan 2 melaksanakan pembersihan



sesuai perintah Danru. 7)



Sebelum menyerbu sangkur telah terpasang.



8)



Saat serbuan, bisa disamping Danru/Wadanru/Danpok



senapan sesuai dengan PKT/PKM. c.



Kelompok bantuan. 1)



Wadan



regu



mengkoordinir



tembakan



bantuan



dan



memimpin kelompok bantuan. 2)



Mengambil kedudukan sesuai petunjuk Danru bila terjadi



kontak dengan musuh. 3)



Ta Ban Bak SO selalu melindungi penembak SO.



4)



Sebagai tenaga bantuan , penyerbu langsung / lambung



5)



Disaat



pertama



kontak



mengamankan



samping



dan



belakang 6)



Sebagai pengikat tembakan bila musuh dari belakang



7)



Setiap saat membantu kelompok senapan.



8)



Menjadi pelindung sayap kanan/kiri bila terpisah dari yang



lain. 10.



Formasi. a.



Faktor yang mempengaruhi formasi. 1)



Memudahkan pimpinan.



10 2) Mudah dan cepat menyebar serta menutup disesuaikan dengan bentuk medan. 3) Daya tembakan harus kesegala arah. b.



c.



Macam-macam formasi. 1)



Banjar.



2)



Besyap.



3)



Paruh lembing.



4)



Sebar lebar.



Keuntungan dan kerugian. 1)



Banjar. a)



b)



c)



2)



Digunakan. (1)



Malam hari.



(2)



Mars mendekat.



(3)



Formasi patroli.



(4)



Medan tertutup, gelap dan sempit.



Keuntungan. (1)



Mudah dipimpin.



(2)



Mudah merubah formasi.



(3)



Peninjauan kesegala jurusan.



(4)



Penembakan kesamping terjamin.



Kerugian. (1)



Mudah terlihat.



(2)



Tembakan kedepan minim/terbatas.



Paruh lembing. a)



b)



Digunakan. (1)



Mendekati sasaran.



(2)



Melalui medan terbuka.



Keuntungan. (1)



Tembakan kesegala arah.



(2)



Pengawasan dan peninjauan kesegala jurusan.



11 (3)



Segera dapat menyerbu dengan formasi sebar lebar.



(4) c)



3)



Keamanan terjamin.



Kerugian. (1)



Pimpinan agak sukar.



(2)



Hubungan tertutup.



Bersyap. a)



b)



Digunakan. (1)



Sa’at mendekat kesasaran.



(2)



Dimedan terbuka.



(3)



Pembersihan/untuk kerahasiaan.



Keuntungan. (1)



Tembakan kesegala arah.



(2)



Pengawasan dan peninjauan kesegala jurusan.



(3)



Segera dapat menyerbu dengan formasi sebar



lebar. (4) 4)



Keamanan terjamin.



Sebar lebar. a)



Digunakan. (1)



Serangan



langsung



terhadap



musuh,



musuh belum mengetahui kedudukan kita.



b)



e)



(2)



Bila tiba-tiba menabrak pos musuh.



(3)



Mengejar musuh yang berlari kacau.



(4)



Membersihkan kampung atau personel.



Keuntungan. (1)



Daya tempur besar.



(2)



Pimpinan mudah.



(3)



Mudah merubah formasi.



Kerugian. (1)



Pengamanan kesamping tidak ada.



(2)



Pengamanan kebelakang tidak ada.



(3)



Kerahasian tidak terjamin.



bila



12 BAB III PELAKSANAAN



11.



Umum.



Musuh menjadikannya sebagai basis Operasi dalam rangka



untuk mencapai tujuannya (yang kita kenal sebagai gerilya) adapun teknikteknik yang digunakan oleh mereka adalah sering berpindah pindah tempat/tidak menetap disuatu daerah, dan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam rangka menghambat kegiatan-kegiatan baik kegiatan TNI dan kegiatan Rakyat setempat. Dengan kekuatan berpencar menjadi kelompokkelompok kecil berarti kekuatan mereka cukup lemah, sehingga berusaha untuk merebut simpati masyarakat guna mendukung perjuangan mereka. 12.



Tujuan. a.



Untuk mempertinggi nilai tempur, kerja sama dan penghematan



tenaga. b.



Untuk mencari pemecahan dalam persoalan tehnis, maka Drill



TPRAG harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan disesuaikan dengan pengalaman tugas. c.



Dalam tugas pengendalian keamanan terhadap aksi pasukan



gerilya, satuan regu yang memegang peranan penting dalam setiap pertempuran. d.



Dengan keberhasilan drill regu anti gerilya, maka akan tercapai



keberhasilan tindakan selanjutnya oleh kesatuan-kesataun yang lebih besar sebab TPRAG merupakan kesatuan dasar regu dalam gerakkan taktik pertempuan anti gerilya. 13.



Drill Pertempuran Regu Anti Gerilya. a.



Serangan langsung dalam pertempuran perjumpaan.



b.



Penggempuran bivak gerombolan.



c.



Penyergapan bivak gerombolan.



d.



Penghadangan yang dipersiapkan.



e.



Penghadangan yang tidak dipersiapkan.



13



14.



f.



Anti penghadangan jalan kaki pada saat patroli.



g.



Anti penghadangan berkendaraan.



h.



Pertahanan regu dalam hutan.



i.



Regu dalam serangan Ton prontal.



j.



Regu dalam serangan Ton melambung.



Perencanaan. a.



b.



Persiapan sebelum gerakan. 1)



Briefing Danru.



2)



Penentuan alat perlengkapan dan persenjataan.



3)



Penentuan kode dan sandi.



4)



Penentuan tenaga-tenaga bantuan.



5)



Mempersiapkan cara-cara pemakaian perlengkapan.



6)



Penentuan route selama bertugas.



Tindakan-tindakan selama gerakan. 1)



Kewaspadaan dan hindari jalan-jalan.



2)



Bila melewati rintangan, tunggu samapi orang terakhir



lewat. 3)



Sewaktu-waktu berhenti untuk meninjau medan.



4)



Bergerak berloncatan saling melindungi waktu melewati



medan terbuka. 5)



Jaga kerahasiaan selama gerakan.



6)



Gunakan sandi pada malam hari.



7)



Jangan bertindak sewenang-wenang.



8)



Perhatikan



dan



amati



terhadap



semua



mencurigakan . 15.



Pelaksanaan. a.



DPR I (Pertempuran perjumpaan). 1)



Syarat untuk melaksanakan serangan langsung.



hal



yang



14 a)



Balas



tembakan



yang



cepat



dan



terbidik



oleh



kelompok perintis untuk memperoleh keunggulan tembakan. b)



Kecepatan Danru dalam PKT/PKM, pok tis menekan



musuh c)



Kecepatan kelompok senapan dan bantuan menekan



musuh dan merebut medan. d)



Kecepatan



bertindak



oleh



seluruh



regu



dalam



serbuan. e)



Ketenangan dalam menghadapi apapun serta dapat



mengambil keputusan dengan tepat. 2)



Dilaksanakan apabila musuh dan pasukan kita berjumpa



secara mendadak. 3)



Pelaksanaannya. a)



Pada



saat



kontak



tembakan,



kelompok



perintis



berusaha mencari keunggulan tembakan. b)



Danru



Danpoktis,



setelah segera



melihat



maju



tanda



dan



atau



isyarat



melaksanakan



dari



PKT/PKM



singkat. c)



Kelompok bantuan dengan cepat maju ke ka/ki



kelompok perintis mengikat tembakan di pimpin Wadanru. d)



Kelompok



senapan



maju



menduduki



ke



ka/ki



kelompok perintis dipimpin oleh Danpok senapan 2. e)



Kelompok perintis segera menempati kedudukan baru



langsung menembak dipimpin oleh Danru. f)



Kelompok bantuan maju dan menindas, begitu pula



kelompok



senapan



selanjutnya



maju



maju



dan



berloncatan



menindas, saling



demikian melindungi



(bergantian). g) maka



Apabila musuh kelihatan akan memutuskan kontak, Danru



memerintahkan



melaksanakn serbuan berloncatan.



agar



seluruh



regu



15 h)



Apabila



ada



musuh yang melarikan



diri segera



dikejar / ditembak. i)



Jika pengejaran tidak berhasil regu melaksanakan



konsolidasi dan pembersihan. DPR I (Pertempuran perjumpaan) Prontal



Lambung



KONSOLIDASi KONSOLIDASI



SAS SAS



POK-B



TEMBAK TENGAH KI/KA



POK BAN DAN POK SENAPAN



16 HADAP KIRI/KANANSAS SERBU BERLONCATAN KONSOLIDASI



b.



DPR II (penggempuran bivak). 1)



Umum.



Regu mengikuti jejak menuju arah bivak musuh,



Secara mendadak mendapat tembakan dari pos tinjau musuh. 2)



Syarat-syarat. a)



Ketelitian dalam mengikuti jejak.



b)



Kerahasiaan dalam bergerak.



d)



Kecepatan dalam menembak yang tepat terhadap pos



tinjau musuh bila gerakan kita diketahui. e)



Adakan gerakan tipuan.



f)



Kepadatan



tembakan



terhadap



pusat



kedudukan



musuh. g)



Serbuan mendadak dari arah yang tidak terduga.



h)



Lakukan pembersihan yang teliti.



17 i) 3)



Kewaspadaan dan ketenangan.



Pelaksanaannya. a)



Pada waktu kelompok perintis kontak tembak,



Danpok Pan 1 memberikan isyarat kepada Danru. b)



Danru maju dan adakan PKT/PKM singkat.



c)



Pok



perintis



adakan



tembakan



penindasan



dipimpin Danpok Pan 1. d)



Danru



memerintahkan



Wadanru



untuk



memimpin kelompok perintis. e)



Kelompok perintis maju mengadakan gerakan



tipuan dan menembak. f)



Danru memimpin sisa regu menyerbu lambung



kiri/kanan. g)



Kelompok



perintis



alihkan



tembakan



saat



kelompok yang melambung melaksanakan serbuan. h)



Serbuan



dengan



dahsyat



seperti



serangan



prontal. i)



Konsolidasi diluar kedudukan musuh sambil



adakan pembersihan.



KONSOLIDASI



BIVAK



PEMBERSIHAN



Penggempuran bivak



18 c.



DPR III (Penyergapan bivak). 1)



Situasi yang dihadapi. a)



Regu diperintahkan untuk menyergap bivak musuh



yang tempat dan lokasinya sudah diketahui. b)



Telah diketahui kedudukan musuh.



Regu mendekati



musuh melalui jalan yang tidak diduga oleh musuh. 2)



Syarat-syarat untuk menyergap bivak. a)



Kerahasian dalam bergerak



b)



Ketelitian dalam memilih jalan pendekat (dipeta dan



dimedan). c)



Penempatan



dan



pemindahan



kedudukan



dijaga



kerahasiaannya. d)



Penentuan waktu penyergapan yang tepat ( tidak



terlalu sore/malam ).



3)



e)



Buka tembakan yang padat dan mendadak.



f)



Penyerbuan yang hebat dan pembersihan yang teliti.



g)



Kewaspadaan dan ketelitian.



h)



Musuh tidak mengetahui kedatangan kita.



Pelaksanaan. a)



Regu melalui jalan pendekat yang dipilih sebelumnya.



b)



Kelompok



perintis



mendengar



suara



yang



mencurigakan segera hentikan pasukan (musuhnya berada di bivak tidak berjalan). c)



Danru adakan PKT/PKM singkat.



d)



Danru



perintahkan



para



Danpok



melaksanakan



pengintaian. e)



Danru memerintahkan penyergapan.



f)



Kelompok



bantuan



menempatkan



diri



sebagai



penutup dan mendekati sasaran pimpinan Wadanru. g)



Danru memimpin kelompok senapan dan perintis



(sisa regu).



19 h)



Lempar granat, regu buka tembakan dengan dahsyat.



i)



Danru



perintahkan



hentikan



tembakan



dan



laksanakan pembersihan oleh anggota yang ditunjuk. j)



Konsolidasi



kembali



kedudukan



laporkan



hasil



pembersihan kepada Danru. Penyergapan bivak



SAS/BIVAK POK DANRU



POK WADAN RU



d.



DPR IV (Penghadangan yang dipersiapkan). 1)



Syarat-syarat penghadangan yang dipersiapkan. a)



Buat rencana yang teliti dan pilih medan yang sesuai



berdasarkan hasil pengintaian sebelumnya. b)



Usahakan agar penghadangan tidak diketahui oleh



siapapun juga. c)



Pegang teguh kerahasiaan dalam kedudukan.



20



2)



d)



Buka tembakan pada saat yang tepat.



e)



Harus bersabar.



f)



Kedudukan tersamar.



Keadaan yang mempengaruhi penghadangan. a)



Kemungkinan medan tempat penghadangan tidak bisa



ditembaki oleh senjata kita. Bila kemungkinan ada senjata yang tidak dapat menembak karena sudut mati dan sebagainya, maka senjata tersebut dipergunakan untuk penindas sebanyak mungkin sehingga musuh kacau balau. b)



Tentukan jalan pengunduran sebelumnya dan TB



tiap-tiap



kelompok,



kemungkinan



musuh



melakukan



serangan balasan. c)



Bila musuh melakukan serangan balasan, ada dua



kemungkinan untuk mengatasi. 1)



Meninggalkan



tempat



penghadangan



yang



cepat. 2)



Lakukan



dengan



cepat



pada



stelling



penghadangan kedua kemungkinan pertama lebih baik karena kemungkinan kedua lebih sulit untuk dilaksanakan



pada



malam



hari



karena



sulitnya



hubungan dan perencanaan. Bila cara kedua tersebut dilakukan pada siang hari, jagalah jangan sampai pasukan terjepit. 3)



Susunan stelling penghadangan yang dipersiapkan. a)



b)



Pembagian daerah penghadangan. -



Daerah bahaya 5 s.d 10 meter



-



Daerah penghancuran 20 s.d 30 meter.



-



Daerah bahaya 5 s.d 10 meter.



Daerah penghancuran ialah bagian medan yang dapat



dikuasai setiap sudutnya oleh seluruh senjata regu. c)



Daerah bahaya ialah bagian medan yang dapat



dikuasai oleh sebagian senjata regu.



21 Penghadangan disiapkan



DUNG LAMBUNG



RAH BAHAYA-I



RAH CUR 20-30 M



DUNG LAMBUNG



c.



RAH BAHAYA-III



DPR V (Penghadangan tidak disiapkan/Gopoh). 1)



Penghadangan yang tidak dipersiapkan/gopoh. a)



Kewaspadaan dan tepat pada waktunya



kelompok perintis menunjukan adanya musuh didepan. b)



Kecepatan pkm/pkt Danru menghadapi



keadaan. c)



Kecepatan



dan



kerahasiaan



regu



menghilang dan membuat formasi penghadangan dimedan samping.



22 d)



Pembukaan tembakan yang cepat dan



tepat. e) 2)



Kesabaran dan kerahasiaan.



Pelaksanaannya. a)



Kelompok perintis melihat musuh kearah



daerah pasukan sendiri, jaraknya masih jauh. b)



Danpok Pan 1



memberi isyarat kepada



Danru. c)



Danru maju PKT/ PKM singkat.



d)



Danru memerintahkan untuk membentuk



formasi penghadangan. e)



Seluruh anggota regu menghilang dan



membentuk formasi penghadangan. f)



Danru



memerintahkan



maju



untuk



menempati kedudukan medan yang lebih baik. g)



Laksanakan penghadangan seperti DPR



IV. h)



Hancurkan



musuh



didepan



penghadangan yang dipersiapkan.



4



+



1



ARAH MUSUH



23



f.



DPR VI (Anti penghadangan). 1)



Faktor-faktor yang menguntungkan musuh. a)



Musuh telah siap lebih dahulu.



b)



Daerah penghancuran telah dipersiapkan.



c)



Setiap medan didaerah penghancuran telah dikuasi



musuh. d)



Kedudukan musuh terlindung dari tembakan dan



pandangan kita.



2)



e)



Mereka mempunyai faktor pendadakan.



f)



Inisiatif mulai dan selesai kontak ada pada musuh.



Tindakan yang kita perbuat. a)



Cepat keluar dari daerah penghancuran.



b)



Rebut inisiatif dari daerah penghancuran.



c)



Ingat



tembak



menembak



didaerah



penghancuran musuh, akan lebih banyak kerugian kita. 3)



Kemungkinan yang terjadi bila kita masuk penghadangan



musuh. a)



Musuh buka tembakan terlalu cepat.



b)



Musuh hanya menembak sebagian pasukan kita.



c)



Seluruh



pasukan



masuk



dalam



penghadangan



musuh. d)



Cara menghindar lihat gambar DPR VI cara ke-1, 2



&ke-3. Keluar dari rah cur.



Hadap kanan/kiri serbu berloncatan.



SAS KONSOLIDASI



24



g.



DPR VII ( Anti penghadangan kendaraan). 1)



Umum. a)



Gerakan saparatis



selain menghadang pasukan kita



yang berjalan kaki juga sering melakukan penghadangan terhadap pasukan kita yang berkendaraan. b)



Yang



sering



mengangkut



dihadang



pemindahan



perbekalan kedaerah operasi.



kendaraan-kendaraan pasukan



dan



yang



membawa



Yang jumlah kendaraannya



tidak lebih dari satu/ bukan konvoy atau dikawal. c)



DPR VII khusus untuk kendaraan yang bertugas



kedaerah



operasi,



menghindarkan



bila



tanpa



pengawalan



kendaraan



masuk



(cara-cara



penghadangan



musuh). 2)



Tindakan kendaraan masuk penghadangan musuh. a)



Tindakan sebelum bergerak. (1)



Periksa kendaraan seteliti mungkin alat-alat,



mesin, rem, kemudi dan ban. (2)



Berikan penjelasan yang penting bila kendaraan



masuk penghadangan musuh, kepada pengemudi dan anggota. (3) peta,



Periksa perjalanan yang akan ditempuh, diatas dimana



kemungkinan



musuh



menghadang.



Tentukan kecepatan perjalanan. b)



Tindakan selama dalam perjalanan. (1)



Senjata dipegang oleh masing-masing anggota



dalam keadaan siap sedia.



25



c)



(2)



Pengawasan/kewaspadaan kesegala arah.



(3)



Berhenti bila merasa curiga pada suatu medan.



Bila kendaraan masuk penghadangan. (1)



Kendaraan segera dihentikan.



(2)



Penumpang secepat mungkin keluar dan lari



kebelakang, untuk menghindar dari tembakan musuh serta pengamanan terhadap kendaraan. (3)



Setelah



terhindar



dari



sebagian menindas tembakan



tembakan



segera



musuh dan sebagian



menyerang stelling penghadangan musuh. (4)



Yang gugur, luka dan barang-barang jangan



dihiraukan dulu. Bila sempat bawa senjata yang gugur. (5)



Jangan menembak diatas kendaraan karena



akan menjadi sasaran musuh. (6)



Lempar granat kearah stelling musuh waktu



menghindari tembakan musuh. (7)



Aba-aba dan tindakan DPR VII. (a)



Regu-regu keluar, hindarkan diri dari



daerah penembakan musuh. (b)



Regu 2 menindas dan menutup tembakan



musuh. Regu 1 melambung dan menyerang tempat stelling musuh. (c)



Cara-cara



penyerangan



dan



menyerbu



sesuai dengan DPR VI. (d)



Selesai



menyerang



dan



menyerbu



rawat/urus yang gugur dan yang luka.



26



POSISI PENUTUP/ PENCEGATAN



POSISI PENINDAS



REGU DG MELAMBUNG UNK SERANGAN BALASAN



GARIS DAN ARAH SERBUAN



MUSUH



h.



DPR VIII (Pertahanan regu dalam hutan). 1)



Perkemahan. a)



Berbivak didaerah yang tidak aman harus melakukan



tindakan keamanan. b)



Bivak harus dibuat ditempat yang tinggi, kering,



terlindung dari mata hari dan angin. c)



Jika



harus



ditempat



dirumah,



dikoordinasikan dulu dengan kepala Desa.



hendaknya



27 d)



Kalau



memakai



perumahan



rakyat



harus



disewa/ganti rugi kepada pemiliknya. e)



Tidak boleh merubah rumah/tanaman yang ada



dihalaman. f)



Perhatikan keadaan air, untuk mandi dan minum bila



tidak ada kali untuk buang air besar harus bikin kakus. g)



Kesehatan anggota harus diperhatikan yang baik.



Tanyakan kepada rakyat apakah ada penyakit menular ditempat itu. h)



Berbivak ditepi sungai, harus dipilih tempat yang



tidak kena banjir bila air besar. i)



Berbivak digoa, dilereng bukit sangat berbahaya, juga



dibawah pohon yang sudah tua. j)



Bila berbivak waktu yang lama harus dibuat tempat



jaga, pengintai.



Komandan patroli menempatkan alarm.



Danton jangan dulu istirahat sebelum segala-galanya dalam bivak itu beres. 2)



Tindakan keamanan waktu berbivak. a) regu



Tiap satu rumah harus ditempati satu paling



sedikit,



jika



ditempati



rumah



panggung,



penjagaan tidak boleh dikolong rumah tetapi harus didalam rumah. b)



Didaerah



yang



tidak



aman



jangan



berbivak didalam kampung, jika terpaksa cari rumah yang kosong



sebaiknya



ditengah



kampung



jangan



dipinggir



kampung. c)



Kampung yang habis diserang jangan



dipakai bivak/bermalam, jika terpaksa harus diperiksa dengan teliti. d) syarat-syarat



Perhatikan bivak itu harus memenuhi taktik



pertempuran



agar



tidak



mudah



28 diketahui



musuh



maka



penempatan



harus



dilakukan



diwaktu malam hari. e)



Lapangan



sekitar



bivak



harus



dibersihkan, lampu diatur menerangi sekitar bivak. f)



Persiapan pertahanan untuk perlawanan



jika tiba-tiba musuh menyerang.



Jika



perlu



pasang



rintangan dan pagar disekitar bivak. g)



Tentukan tanda perkenalan agar mudah



diketahui mana lawan/musuh, untuk menjaga kekalutan bila diserang tiba-tiba. h)



Anggota yang jaga senjata terisi, Danpat



harus mengatur 1/3 dari anggotanya untuk keperluan mandi, mencuci dan masak. 3)



Pembagian tugas. a)



Pengawasan dilakukan oleh Perwira dan Bintara



secara berganti-ganti. b)



Daerah



setengah



aman



jangan



diabaikan



keamanannya samakan dengan daerah tidak aman. c)



Jika



anggotanya



bivak yang



diserang, terdekat



Pa/Ba dan



mengumpulkan



segera



mengadakan



perlawanan tanpa menunggu perintah. d)



Jika



musuh



masih



di



dalam



bivak



jangan



menggunakan senjata api, lawan dengan senjata tajam. e)



Jika pasukan patroli cukup besar sebagai pasukan



disiapkan untuk jaga/menjebak diluar bivak. f)



Cegah bahaya kebakaran, jika disekitar bivak ada



alang-alang dan musim kemarau.



Jangan diperbolehkan



penduduk masuk bivak, jika ingin menemui Komandan harus seijin Komandan dan dikawal. Juga tidak boleh lebih dari satu orang. g)



Lihat gambar DPR VIII.



29



REGU DALAM PERTAHANAN



S.BADAK



KP. SAWO KP. JONGGOL



I



II



2 3



7



5



SO



3



DAN RU



2



BUKIT BIRU



4



6



8



10



30



j.



DPR IX (Regu dalam serangan peleton). 1)



Regu dalam serangan peleton frontal. -



Bila satu peleton bertugas, anti gerilya maka susunan



formasi sbb :



2)



(1)



Dua regu formasi TPRAG.



(2)



Kelompok komando peleton.



(3)



Satu regu sebagai regu cadangan.



Pelaksanaan. a)



Fase ke-1 (1)



Ru 1 dibawah tembakan musuh.



(2)



Ru



1



tanpa



perintah



Danton



membalas



tembakan/ menindas. (3)



Perintah Pok demi Pok maju kedepan.



(4)



Danru menentukan jarak tembakan efektif bagi



senjata regunya. b)



Fase ke-2 (1)



Danton



segera



mengambil



tempat



untuk



meninjau. (2)



Disamping kanan/kiri atau dibelakang regu 1.



(3)



Danton mengambil keputusan, bahwa peleton



akan menyerang frontal. (4)



Regu 1 menjadi penindas. Diperintahkan oleh



Danton melalui pesuruh regu 1 dan pesuruh tetap tinggal diregunya.



31 (5)



Danton



memanggil



Baton,



Danru



2/3



menggunakan pesuruh peleton. (6)



Baton, Danru 2 dan 3 menghadap Danton,



setelah pimpinan regu diserahkan kepada Wadanru. c)



Fase ke-3 (1)



Baton, Danru 2 dan 3 ditempatkan Danton



mendapat perintah bahwa peleton akan menyerang frontal regu 1 sebagai penindas. (2)



Regu 2 sebelah kiri regu 1, regu 3 sebelah



kanan regu 1 (3)



Danton akan memberi tanda-tanda perintah



menyerbu, konsolidasi dan pembersihan. (4)



Pelaksanaan



pemindahan



regu



secara



berloncatan. d)



Fase ke-4. (1)



Sampai pada loncatan kedua regu 2 dan regu 3



melakukan tembakan cepat. (2)



Perintah pasang sangkur kelompok SO terus



menembak dengan gencar. (3)



Regu siap untuk menyerbu, Danton memberi



isyarat kelompok mortir 5 menghentikan tembakan brisan, ganti granat asap. (4)



Setelah



granat



asap



meledak



peleton



siap



menyerbu kedudukan musuh dipimpin oleh Danton. (5)



Kecuali penembak SO kiri dan kanan dari regu-



regu tidak ikut menyerbu. (6)



SO mengalihkan tembakan untuk melindingi



lambung kanan dan kiri. e)



Fase ke-5. Setelah



diperintahkan



konsolidasi



pertempuran dan



memberi



selesai tanda



peleton kepada



penembak SO dan kelompok Mortir 5 untuk mengadakan pembersihan.



32



KONSOLIDASI REGU-REGU



+



+



+



SASARAN



POK TON



+



+



+



+



Regu dalam serangan peleton POK TON



+ REGU -2



+ REGU -3



k.



DPR X (Regu dalam serangan peleton melambung). 1)



Danton pimpinan penembakan dalam serangan.



2)



Danru 1 bertindak seperti DPR II.



3)



Danton. a)



Anggota mengadakan pengamanan keliling.



b)



Danru 2 dan 3 diberi perintah menempati



kedudukan hasil PKT/PKM singkat Danton.



33 4)



Danru 2 dan 3 memerintahkan anggotanya menempati



kedudukan yang ditentukan Danton. 5)



Danton dan pesuruh maju untuk meninjau.



6)



Kelompok peleton maju lebih kurang 10 meter dibelakang



Danton. 7)



Danton memberi perintah kepada pesuruh, memberitahu



Danru 1 regunya sebagai penindas, peleton akan mengadakan serangan lambung pesuruh tetap tinggal dengan regu 2. 8)



Ucapan pesuruh 1 kepada Danru.



Danru 1 kita menjadi



penindas peleton melambung kiri/kanan. 9)



Danru 1 a)



Kelompok senapan tembakan henti, kita menjadi regu



penindas, peleton melambung kiri/kanan. Musuh disana………meter tembakan penindasan……. Tembak. b) 10)



Perintah juga disampai kepada kelompok SO.



Danton memberi perintah kepada pesuruh, agar unsur



pimpinan



kumpul,



beritahu



Baton



bahwa



peleton



akan



melambung kiri/kanan, tempat kumpul disana. Regu 1 menjadi penindas. 11)



Pesuruh melaksanakan perintah Danton.



12)



Baton memberitahu kepada anggota kelompok peleton



bahwa :



Serangan lambung kiri/kanan nanti kita kumpul



disana, regu 1 menjadi regu penindas. a)



Baton, Danru 2 dan 3 menghadap Danton.



b)



Danru 2/3 menyerahkan pimpinan sementara kepada



Wadanru. 13)



Perintah Danton sesudah kelompok pimpinan kumpul. a)



Musuh disana…..meter.



b)



Kita akan menyerang dengan lambung



kiri/kanan. c)



Regu 1 menjadi regu penindas.



d)



Saya ikut dengan gerakan melambung.



34 e)



Baton bersama kelompok peleton dan



mortir 5.



14)



f)



Perhatikan perintah-perintah saya.



g)



Selesai serangan tunggu perintah saya.



h)



Ada pertanyaan. Akurkan jam.



Loncatan pertama dan selanjutnya.



15)



Susun pasukan lebar-lebar,



di stelling sementara, Danton memerintahkan mortir menembak dengan peluru asap. 16)



Danton



di



stelling



penyerbuan, memberi perintah untuk menyerbu tembakan cepat. 17)



Tembakan henti.



18)



Konsolidasi. x KONSOLIDASI



Regu dalam serangan peleton melambung



SASARAN



x



RU 1 & POK TON PENINDAS



POK TON



X



+ +



POK TON



+



REGU 2 & 3 MELAMBUNG PIMP DANTON +



Lampiran Skep Dan Pusdikpassus Nomor Skep / / I / 2006 Tanggal



2006



35



RAHASIA BAB IV PENUTUP



16.



Penutup.



Demikian Naskah Sekolah ini disusun sebagai hanjar untuk



pedoman bagi gumil dan siswa dalam proses belajar mengajar materi taktik pertempuran regu anti gerilya (TPRAG) pada Pendidikan Campuran TNI AD di Pusdiklatpassus.



36



RAHASIA