Materi Operator Utilitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 1



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



+A. PABRIK UTILITAS. I.



WATER TREATMENT PLANT Water treatment plant adalah bagian dari pabrik Utilitas yang berfungsi mengolah air sungai menjadi air bersih (filtered water). Bahan baku yang digunakan adalah berasal dari air sungai Musi yang diolah dengan menggunakan proses koagulasi, flokulasi, dan filtrasi. Bahan kimia yang digunakan pada water treatment adalah sbb : 1. Aluminium sulfat (tawas, Al2(SO4)3.xH2O), berfungsi untuk membentuk floc melalui proses koagulasi dan flokulasi. 2. Caustic Soda (NaOH), berfungsi untuk mengatur pH. 3. Coagulant Aid (Sparant), berfungsi untuk membantu proses koagulasi (di pabrik utilitas P-IB tidak dipakai). 4. Chlorine (Cl2), berfungsi untuk membunuh mikroorganisme dan lumut . Produk filter water digunakan untuk keperluan make up cooling water, bahan baku demin water, air minum dan service water.



I.1. PROSES DAN OPERASIONAL WATER TREATMENT PLANT. Semua air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah bahan pengotor (impurities). Bahan pengotor ini dapat berupa padatan terlarut, mineral-mineral seperti CaCO3, CaSO4, NaCl, Silica, gas-gas terlarut seperti CO 2, O2, padatan tak terlarut, limbah industri rumah tangga, mikroorganisme, algae, lumut dan bahan pengotor lainnya dalam bentuk turbidity (kekeruhan), warna, tanah, endapan mineral, minyak dll. Partikel tersuspensi berukuran besar dapat dihilangkan melalui penyaringan (filtrasi), akan tetapi senyawa koloidal tersuspensi harus dihilangkan dengan proses clarification (penjernihan). Partikel-partikel halus ini dinyatakan sebagai turbidity (kekeruhan). Adapun tahapan dalam proses di Water treatment plant adalah sebagai berikut : a. Proses Koagulasi, Flokulasi dan Penjernihan Zat-zat pengotor dalam bentuk senyawa suspensi koloidal tersusun dari ion-ion bermuatan negatif yang saling tolak-menolak. Dengan adanya penambahan Aluminium Sulfat dalam air sungai yang digunakan sebagai bahan baku, makaAluminium Sulfat akan larut membentuk ion Al +3 dan OH- serta menghasilkan asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut : Al2(SO4)3 + 3H2O à 2Al+3 3OH~ + 3H2SO4 Ketika ion yang bermuatan positif dalam koagulan (Alum, Al+3) bertemu dengan ion negatif dalam air pada kondisi pH tertentu, maka akan terbentuk floc (butiran gelatin). Butiran partikel (floc) ini akan terus bertambah besar dan berat sehingga cenderung akan mengendap ke bawah. Pada proses ini pH air cenderung turun karena terbentuk juga H2SO4. Pembentukan floc untuk air sungai Musi paling baik terjadi pada pH 5.5 – 6.2. Untuk menjamin proses koagulasi yang efisien pada dosis bahan kimia yang minimal maka koagulant harus dicampur secara cepat dengan air. Proses pencampuran bahan kimia ini dilakukan di Premix Tank / Flocculator. Tahap selanjutnya adalah menjaga pembentukan floc (flokulasi) dan mengendapkan



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 2



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA partikel floc sambil memperhatikan pembentukan lapisan lumpur (sludge blanket) dengan pengadukan pelan, sehingga air yang jernih akan terpisah dari endapan floc. Proses ini terjadi di Clarifier/ Floctreator. Level lapisan lumpur dijaga dengan melakukan blow down. b. Proses filtrasi Proses filtrasi berfungsi untuk menyaring pengotor tersuspensi yang masih lolos dari tahap Penjernihan. Pengotor yang disaring diantaranya yaitu senyawa organik, partikel halus, senyawa warna, dan mikroorganisme. Proses filtrasi ini dilakukan di Sand Filter yang berisi media pasir. Apabila Sand Filter sudah jenuh akibat akumulasi pengotor pada permukaanya sehingga mengakibatkan pressure dropnya tinggi, maka dilakukan backwash untuk membersihkan kembali media pasir dari kotoran tersebut. c. Peralatan di Water treatment. Terdapat beberapa perlatan di water treatment plant, diantaranya yaitu :  Pompa Sungai (2 buah)  Sistem Injeksi Bahan Kimia : Tawas/Aluminium sulfat; Coagulant Aid (Coaid); Chlorinasi ( Gas Chlorine/Kaporit)., Kaustik. (NaOH)  Premix Tank (Flocculator)  Clarifier (Floctreator)  Clearwell  Pompa Transfer (3 buah)  Sand Filter (6 buah)  Filter Water Storage  Pompa make-up Demin Plant (2 buah)  Pompa make-up Cooling Water (2 buah) I.



2. SPESIFIKASI WATER TREATMENT PLANT Kapasitas desain : 1000 m3/jam  Normal operasi : 660 – 720 m3/jam  Kapasitas Filtered Water Storage: 4130 m3  Kondisi Operasi o Air sungai musi : pH: 7– 9, turbidity: 20–80 ppm, SiO 2 = 10–25 ppm. o Flocculator : pH: 5.5–6.2, turbidity < 3,0, Cl2 < 0,5 ppm. o Clearwell : pH: 7.0–7.5 o Filter Water Storage : pH: 7.0 –7.5, turbidity: 1.0 ppm. 



Tabel 1. Data media Sand Filter Disain P-2/3/4/IB Lokasi Media Tak bermedia Working Media Support Media



Type Media Anthrafilt Fine Sand Medium Sand



Tinggi (Inch) 22,5 5 27 4



Size 0,68-0,78 mm 20-35 mesh 6-14 Mesh



Volume (CuFt) P2 P-3/4 P-IB 408 101 184 561 67 67



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 3



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Fine Gravel 4 1/8 – ¼ Inch 63 66 Medium Gravel 4,5 58 66 Subfill Media Coarse Gravel ½-1,0 Inch 168 301 II. AIR BEBAS MINERAL (DEMIN WATER). Untuk keperluan proses, terutama untuk keperluan air boiler tidak cukup hanya menggunakan air bersih, akan tetapi air bersih masih perlu dilakukan proses lebih lanjut yaitu dengan menghilangan kandungan mineral berupa garam-garam terlarut. Garam-garam terlarut dalam air berikatan dalam bentuk ion positif (cation) dan negatif (anion). Ion-ion tersebut dihilangkan dengan cara pertukaran ion di alat Penukar Ion (Ion Exchanger). Mula-mula air bersih (Filtered Water) dialirkan ke Carbon Filter (CF) yang di dalamnya diisi activated carbon untuk pengikatan zat organik dan penghilangan bau/ warna. Dari Carbon Filter, air mengalir ke Cation Exchanger yang diisi resin.cation yang akan mengikat cation dan melepaskan ion H+. Selanjutnya air mengalir ke Anion Exchanger dimana anion dalam air bertukar dgn ion OH- dari resin anion. Air keluar dari Anion Exchanger hampir seluruh garam terlarutnya telah diikat. Selanjutnya dilakukan proses akhir (finishing) di Mixed Bed Exchanger yang diisi dengan campuran resin cation dan anion dalam satu bejana (vessel) untuk mengikat cation maupun anion yang masih tersisa. Air Demin yang dihasilkan kemudian disimpan di tanki penyimpanan (Demin Water Storage). Setiap perioda tertentu, resin yang dioperasikan utk pelayanan (service) akan mengalami kejenuhan dan tidak mampu mengikat cation atau anion secara optimal. Untuk itu perlu dilakukan penyegaran/pengaktifan kembali dengan cara regenerasi. Regenerasi resin dilakukan dengan proses kebalikan dari operasi service. Resin cation diregenerasi menggunakan larutan H2SO4 sedangkan resin anion menggunakan larutan NaOH. Reaksi pengikatan ion positif dan ion negatif pada resin adalah seperti proses berikut : 1. Reaksi pengikatan cation pada resin H-Z: Cation(aq) + Anion(aq) + H-Z(s) à Cation-Z(s) + 2H+(aq) + Anion(aq) 2. Reaksi regenerasi cation: Cation-Z (s) + H2SO4(aq) à H-Z(s) + Cation-SO4(aq) 3. Reaksi pengikatan anion pada resin R-OH: 2H+(aq) + Anion(aq) + R-OH(s) à R-Anion(s) + H2O(l) 4. Reaksi regenerasi anion: R-Anion(s) + NaOH(aq) à R-OH(s) + Na-Anion(aq).



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Gambar 1. Block Diagram Water Treatment Plant



Gambar 2. Block Diagram Demin Plant



HAL : 4



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 5



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



III. SISTIM AIR PENDINGIN (COOLING WATER SYSTEM) Sistim air pendingin merupakan sistem pengolahan air yang menyediakan air pendingin dengan kualitas dan kuantitas tertentu yang digunakan untuk pendinginan fluida proses di pabrik. Terdapat beberapa macam type sisitim air pendingin, type sistem air pendingin yang dipakai PUSRI adalah Open recirculating system. III.1. PERALATAN UTAMA SISTEM AIR PENDINGIN Beberapa peralatan utama yang terdapat pada Sistim air pendingin diantaranya yaitu : • Cooling Tower • Basin • ID Fan • Pompa sirkulasi air pendingin • Sistem injeksi bahan kimia III.2. TIPE COOLING TOWER. Terdapat beberapa tipe cooling tower yang sering dipakai di industri, diantaranya yaitu • Aliran Lawan Arah Jujut Mekanis (Counter Flow - Mechanical Draft). Tipe cooling tower ini yang dipakai di pabrik Utilitas P-IB. • Aliran Silang Jujut Mekanis (Cross Flow -Mechanical Draft). Tipe cooling tower jenis ini dipakai di pabrik Utilitas dan Urea P-II/III/IV. • Aliran Lawan Arah Jujut Alami (Counter Flow – Natural Draft). • Aliran Silang Jujut Alami (Cross Flow – Natural Draft). • Aliran Lawan Arah Jujut Mekanis (Counter Flow - Mechanical Draft). Gambar 3. Tipe Cooling tower Counter flow-Mechanical Draft.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 6



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Gambar 4. Tipe Cooling tower Cross Flow - Mechanical Draft



III.3. PROSES PENDINGINAN DI COOLING TOWER Cooling Water yang telah menyerap panas fluida proses pabrik akan dialirkan kembali untuk didinginkan. Air dialirkan ke bagian atas kemudian dijatuhkan ke bawah dan akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh Induce Draft (ID) Fan. Akibat kontak dengan aliran udara, terjadi proses pengambilan panas dari air oleh udara dan juga terjadi proses penguapan sebagian air dengan melepas panas laten yang akan mendinginkan air yang jatuh ke bawah. Air yang telah menjadi dingin ditampung di Basin dan dipergunakan kembali sebagai cooling water. Air dingin dari Basin dikirim kembali ke pabrik dengan menggunakan pompa sirkulasi Cooling water. Akibat adanya proses penguapan air, di basin cooling harus ditambahkan air make up untuk menggantikan air yang hilang. III.4. PENGENDALIAN KUALITAS COOLING WATER Kualitas Cooling Water harus dijaga sesuai parameter design yang telah ditetapkan oleh vendor. Bahan Kimia yang diinjeksikan pada Cooling water bertujuan untuk mencegah tiga hal penting, yaitu : a. Mencegah Korosi (Corrosion inhibitor).



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 7



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA b. Mencegah Kerak (Scale inhibitor). c. Mencegah pertumbuhan Mikroorganisme (Biocide). a. Corrosion Inhibitor. Korosi adalah suatu peristiwa perusakan metal oleh reaksi kimia atau reaksi electrokimia. Untuk menghindari hal ini maka diinjeksikan bahan kimia yang dapat melapisi permukaan metal dan membentuk lapisan passive (protective film) agar terhindar dari pengaruh korosi atau dapat menurunkan kecepatan korosi. Bahan kimia ini berupa cairan yang terdiri dari Ortho-phosphate, Polyphosphate dan Zinc dengan perbandingan tertentu, diinjeksikan kedalam Cooling Water system. b. Scale Inhibitor. Scale atau kerak terjadi karena adanya endapan deposit di permukaan metal. Endapan ini dapat digolongkan dalam beberapa jenis : 1. Mineral Scale, yaitu pengendapan garam-garam kristal apabila daya kelarutannya dilampaui ( misalnya : garam-garam Ca, Mg, SiO2 ). 2. Suspended Matters, yaitu pertikel-pertikel asing yang masuk kedalam system karena terbawa udara ( misal: debu – debu ). 3. Corrosion Product, yaitu hasil sampingan dari proses korosi yang tidak larut dalam air. Adanya Scale / kerak dalam permukaan pipa akan menyebabkan terganggunya perpindahan panas (Heat transfer), penyumbatan pipa dan korosi. Untuk menghindari terbentuknya pengendapan yang berupa garam Ca, maka diinjeksikan Scale Inhibitor (dispersant). Terbentuknya kerak ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :  pH, makin tinggi pH maka makin mudah terjadinya pengendapan.  Temperature, makin tinggi temperatur maka kelarutan garam Calsium Carbonate semakin turun sehingga bertendensi terjadi pengendapan.  Flow rate, semakin rendah Flow rate akan memperbesar kesempatan terjadi pengendapan. c. Biocide. Sytem air pendingin khususnya jenis open recirculation merupakan lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorgnisme. Mikroorganisme menimbulkan lendir/slime yang berwarna coklat kehitaman yang menempel dipermukaan pipa. Slime ini akan mengurangi effect pencegahan korrosi dan menurunkan effiesiency CW. Untuk mencegah pertumbuhan bakteri / microorganisme tersebut, diinjeksikan gas chlorine yang akan mampu membunuh hampir semua jenis microbiologi yang ada. Disamping bakteri, Cl2 juga mampu menghilangkan fungi / jamur,algae / ganggang dan lumut.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 8



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Gambar 5. Block Diagram Cooling Water System.



Evaporas i



Make Up



Hot Water, T= 42 oC



COOLER PROSES



COOLING TOWER



Cooling Water, P=5.1 kg/cm2 T = 32 oC Blow Down



Gambar 6. Bagian-bagian Cooling tower



Gambar 7. Diagram alir Cooling Tower.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Gambar 7. Diagram Alir dan Kondisi Operasi Cooling Tower



Gambar 8. Contoh Distribusi Cooling Water System.



HAL : 9



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 10



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



III.4. START UP COOLING TOWER . Pada saat Cooling water dijalankan untuk pertama kali sehabis Turn around, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Water treatment plant sudah service dan operasi normal. 2. Start pompa make-up cooling tower. 3. Isi Basin sampai level yang dikehendaki. 4. Yakinkan power listrik sudah tersedia. 5. Yakinkan sumber steam MS dan LS tersedia. 6. Start pompa CW yang digerakkan motor dengan memperhatikan indikasi AMPERE tidak melebihi Ampere maksimum agar tidak trip, lakukan flushing line CW dan HW (reference prosedur Teknik Proses). 7. Lakukan pasivasi cooling water system dengan injeksi corrosion inhibitor (PO4) high dosis (reference prosedur Teknik Proses dan Vendor) III.5. SHUT DOWN COOLING TOWER. Sebelum cooling water dishutdownkan untuk pelaksanaan TA, maka perlu diperhatikan urutan-urutan sebagai berikut : 1. Stop injeksi bahan kimia (sekitar 24 jam sebelum shut down). 2. Stop salah satu pompa sirkulasi CW (pelayanan 1 pompa). 3. Stop ID Fan satu persatu. 4. Tutup supply make-up ke Basin. 5. Tutup BV discharge pompa sirkulasi bila diperlukan. 6. Tutup BV exhaust vakum turbin. 7. Blow down Basin, kosongkan bila diperlukan. IV.



STEAM SYSTEM PABRIK UTILITAS Steam (uap air bertekanan) di pabrik umumnya digunakan untuk menggerakkan turbin yang akan menggerakkan pompa atau kompresor, sebagai pemanas di heater atau reboiler serta sebagai media stripping di Stripper. Alat untuk menghasilkan steam disebut boiler dengan menggunakan bahan baku air bebas mineral (air demin). Steam yang dihasilkan oleh Pabrik Utilitas umumnya dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Steam tekanan menengah (Medium Steam) • Tekanan : 42 kg/cm2 • Temperatur : 390 oC • Dihasilkan dari Boiler (WHB dan P. Boiler). 2. Steam tekanan rendah (Low Steam) • Tekanan : 3.5 kg/cm2 • Temperatur : 150 oC. • Diperoleh dari:  Let down MS ke LS  Exhaust Turbin (type Back Pressure)  Flash Drum.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 11



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Gambar 8. Flow Diagram siklus Steam.



IV.1. PEMBANGKIT STEAM (BOILER). Terdapat berbagai macam tipe boiler yang banyak digunakan di Industri, akan tetapi yang dipakai di pabrik PT. Pusri hanya dua jenis yaitu : 1. Waste Heat Boiler (WHB) Boiler jenis ini sumber panas utamanya berasal dari fluida proses peralatan lain. Untuk WHB di pabrik Utilitas, spesifikasinya adalah sebagai berikut : • Kapasitas (desain) : 90 ton/jam • Tekanan steam : 42.5 kg/cm2 • Temperatur steam : 400 oC • Sumber panas : Exhaust GTG Supplemental Burner (Grid Type Duct Burner) • Bahan bakar : Gas alam 2.



Package Boiler (PB) Boiler jenis ini merupakan tipe boiler yang berdiri sendiri dengan sumber panas utama berasal dari pembakaran fuel (bahan bakar). Spesifikasi Package Boiler yang ada di Pusri adalah sebagai berikut : • Kapasitas (desain) : 100 ton/jam • Tekanan steam : 42.5 kg/cm2 • Temperatur steam : 400 oC



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 12



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA • •



Sumber panas Bahan bakar



: Burner (Multi Jet Type & Ring Burner) : Gas alam



IV.2. PROSES PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER, PEMBUATAN DAN DISTRIBUSI STEAM IV.2.1. PROSES PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER. Air Demin sebelum digunakan sebagai air umpan boiler harus dihilangkan terlebih dahulu kandungan gas-gas terlarutnya terutama oksigen dan CO2 melalui proses Deaerasi. Adanya kandungan Oksigen dan CO2 pada air umpan boiler dapat menyebabkan korosi pada perpipaan dan tube-tube boiler. Proses deaerasi ini dilakukan dalam deaerator dengan 2 tahap : 1. Secara mekanis, yaitu dengan proses stripping menggunakan steam LS. Proses deaerasi secara mekanis papat menghilangkan kandungan Oksigen sampai 0,007 ppm. 2. Secara Kimia, yaitu dengan menggunakan bahan kimia yang dikenal dengan nama oksigen scavenger. Oksigen scavenger yang biasa digunakan adalah Hydrazine(N2H4) yang dapat menghilangkan sisa oksigen yang tidak terstripping secara mekanis di deaerator. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : N2H4 + O2 à N2 + H2O Hydrazine dapat juga bereaksi dengan besi dengan reaksi sebagai berikut : N2H4 + 6Fe2O3 à 4Fe3O4 + 2H2O + N2 Gambar 9. Proses Deaerasi di Deaerator



IV.2.2. PROSES PEMBANGKITAN STEAM (STEAM GENERATION).



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 13



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Proses pembangkitan steam di boiler (WHB dan Package boiler) terjadi dengan tahapan proses sebagai berikut : • BFW yang masuk ke Boiler terlebih dahulu dipanaskan di Economizer tube dengan memanfaatkan panas gas buang Boiler. • Dari Economizer tube, BFW masuk ke Steam Drum dan kemudian turun ke Evaporator tube sehingga terjadi proses pembentukan steam (jenuh) dan kemudian aliran Steam kembali ke Steam Drum. • Steam jenuh dari Steam Drum dialirkan ke Superheater tube untuk dilewatjenuhkan dengan menaikkan temperaturnya diatas temperatur jenuh. • Spesifikasi produk steam yang keluar dari WHB dan PB adalah bertekanan 42 kg/cm2 dan temperatur 400 oC. • Pada steam drum dilakukan injeksi senyawa phosphate (Na3PO4) untuk menjaga pH dan mengendapkan senyawa Ca dan SiO2. • Untuk menghilangkan endapan/kotoran di boiler dilakukan blow down intermitten dan blowdown kontinyu. Gambar 10. Flow Diagram Waste Heat Boiler



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Gambar 11. Flow Diagram Package Boiler



Gambar 13. Proses Thermosyphone



Gambar. 12. Siklus Sirkulasi Air Di Boiler



HAL : 14



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 15



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



IV.2.3. DISTRIBUSI STEAM. Steam yang dihasilkan di WHB dan Package Boiler selanjutnya akan didistribusikan, terutama digunakan untuk penggerak turbin, untuk pemanas dan untuk stripping. Flow diagram distribusi steam adalah seperti gambar berikut. Gambar 13. Flow Diagram Distribusi Steam



V. LISTRIK Guna menunjang operasional pabrik yang beroperasi secara terus menerus, handal, stabil dan kontinu, PT. Pusri mempunyai Pembangkit (Generator) yang dikelola dan juga untuk dikonsumsi sendiri. Sistem pembangkit Tenaga Listrik PT. Pusri merupakan sistem pembangkit tersendiri yang terdiri dari : 1. Pembangkit utama Pembangkit Utama yang digunakan adalah berupa Gas Turbine Generator (GTG) yang berfungsi untuk melayani kebutuhan tenaga listrik untuk Pabrik, perbengkelan, perkantoran, perumahan dan kebutuhan lainnya. Spesifikasi GTG yang dipakai PT. Pusri adalah sebagai berikut : • Bahan bakar : gas alam. • Spesifikasi : 13.8 kV; 50 Hz; 3 phase • Kapasitas / Daya (desain) : a. GTG P-2 : 15 MW



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 16



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA b. c. d.



GTG P-3 : 15 MW GTG P-4 : 15 MW P-1B : 22 MW TOTAL : 67 MW GTG P-II, P-III, P-IV dan P-IB pada kondisi normal beroperasi secara paralel melalui synchronizing bus. Pada kondisi tertentu seperti pada saat ada pekerjaan perbaikan di salah satu GTG, maka salah satu atau keempat GTG dapat dioperasikan secara terpisah (berdiri sendiri). 2. Pembangkit emergency. Pembangkit emergency adalah sistim pembangkit yang digunakan apabila pembangkit Utama mengalami gangguan. Ada dua macam alat yang digunakan sebagai pembangkit emergency yaitu : b. Emergency Diesel Generator Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban yang sangat kritis di pabrik apabila pembangkit utama mengalami gangguan. Sistim kerja Emergency Generator akan bekerja secara otomatis apabila sumber listrik dari sumber normal hilang sehingga transfer switch dari ATS secara otomatis akan bekerja mengalihkan sumber listrik dari sumber normal ke sumber emergency. c. Uninteruptible Power Supply (UPS) Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban listrik yang tidak boleh terputus supply listriknya, seperti power supply untuk panel kendali (Control Room). UPS secara kontinu mensuply tegangan 120 Volt ke panel kontrol dan DCS, dan apabila supply utama ke UPS hilang maka supply listrik langsung diambil alih oleh battery.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Gambar 14. Emergency Generator dan UPS



EMERGENCY GENERATOR Spesifikasi: P-2 : 300 kW, 440 V, 3  1,6 MW, 2400 V, 3  P-3 : 300 kW, 440 V, 3  P-4 : 300 kW, 440 V, 3  P-1B : 300 kW, 440 V, 3 



UPS Spesifikasi: 40 kW, 120 V



Gambar 15. Sistim Interkoneksi GTG Pusri Syncronizing Bus



Beban P-IV



Beban P-IB



G



G



P-IB



Beban P-II



G



P-II



Beban P-III



G



P-III



P-IV



HAL : 17



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 18



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Gambar 16. Sistim Emergency dan UPS



G Utility Emergency Bus



From TR310 (Normal)



3007-JD Emergency Generator



440 V Em. Bus



From MCC32 (Normal)



Utility Em. Bus



Amoniak Em. Bus



ATS-33 ATS-32



ATS-31



From MCC35 (Normal)



52 AS



3001-JM Alt Power 3003-JT LO MCC 410 Inst. P-2 4003-JT LO ATS-34



ELP 4,5,6,7,8



MOV1-7



Urea Em. Bus



UPS From TR-30 (Normal)



UNB-304 MBB



V.1. SISTEM TEGANGAN LISTRIK. UNB 203-AE Sistim tegangan listrik yang dimiliki oleh pembangkit listrik PT. Pusri adalah terdiri I.P (Panel) I.P (Panel) dari: a. Sistem tegangan 13,8 kv; 3 phase; 50 hz Sistim tegangan ini merupakan jaringan distribusi utama dari sumber pembangkit ke Pusat-Pusat Beban yang berupa :  Transformator (13,8 KV / 2,4 KV)  Transformator (13,8 KV / 480 V )  Motor dgn beban di atas 2000 HP seperti: 101-J1 P-III/IV, 5209-JCM P-1B.] b. Sistem tegangan 2,4 kv; 3 phase; 50 hz Sistim tegangan ini digunakan untuk men-supply beban yang berupa :  Motor dengan kapasitas 200 HP s/d 2000 HP (Pompa Sungai, Pabrik Urea, Cooling Tower, Bulk Storage, dll)  Transformator 2,4 KV / 480 V  Transformator 2,4 KV / 110 V c.Sistem tegangan 480 v; 3 phase; 50 hz Sistim tegangan ini digunakan antara lain untuk :  Motor-motor dengan kapasitas sampai dengan 200 HP  Lampu-lampu sorot lapangan (Flood Light) di pabrik  Trafo Lampu penerangan.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 19



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA d. Sistem tegangan 220 v, 120 v Sistim tegangan ini digunakan antara lain untuk :  Instalasi-instalasi listrik baik di perkantoran atau perumahan  Lampu penerangan  Instrumentasi pabrik  Battery Charger V.2. LOAD SHEDDING SYSTEM. Load Shedding System berfungsi untuk melepaskan beban yang telah ditentukan apabila ada salah satu atau lebih GTG yang trip berdasarkan perhitungan beban kritis dan tidak kritis. Atau dengan kata lain tujuan dipasangnya Load Shedding System adalah apabila ada GTG yang mati (trip) maka GTG yang masih jalan tidak terganggu atau ikut mati akibat harus menanggung beban yang tadinya ditangani oleh GTG yang trip. Apabila kondisi sudah normal kembali, beban yang tadi dilepas dapat dimasukkan kembali dengan memperhitungkan kemampuan GTG yang masih beroperasi. Tabel berikut menunjukkan status beban selektif apabila satu atau lebih GTG trip pada saat kondisi keempat GTG parallel.



Gambar 17. Status beban selektif



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 20



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Secara garis besar, arsitektur dari load shedding system dapat dijelaskan pada gambar berikut : Gambar 18. Arsitektur Load Shedding System



VI.



PLANT AIR DAN INSTRUMENT AIR Plant air (Udara Pabrik) adalah udara bertekanan yang digunakan untuk berbagai keperluan pabrik sedangkan Instrumen Air (Udara Instrument) adalah udara bertekanan yang telah dikeringkan atau dihilangkan kandungan airnya digunakan untuk mengerakan peralatan instrument. Udara pabrik maupun udara instrumen digunakan juga untuk keperluan lain :  Udara purging  Mesin pengantongan pupuk (bagging)  Udara pembersih area  Pengadukan  Peralatan lain seperti: snapper dll. Sumber Utama udara pabrik adalah berasal dari kompresor Udara 101-J Pabrik Amoniak, Kompresor Udara Standby (Centac) dan Kompressor udara baru (2004-JA dan 4004-JA). VI.1. PROSES PEMBUATAN UDARA INSTRUMENT. Pada proses pembuatan udara instrumen, udara pabrik yang berasal kompressor masuk ke Instrument Air Receiver untuk dipisahkan kandungan airnya dan sebagai penampung udara sementara pada tekanan 8.0 kg/cm2. Dari Receiver ini, udara masuk ke filter inlet yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran dan minyak yang terbawa dan kemudian udara masuk melalui 4-way valve ke salah satu Dryer (A atau B) yang berisi Silica Gel atau Activated Alumina. Kandungan air di udara (moisture) akan diserap oleh Silica Gel atau Activated Alumina yang bersifat higroskopis. Setelah keluar dari Dryer, udara yang telah kering disaring kembali di filter outlet. Udara



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 21



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Instrumen yang keluar dari Dryer mempunyai tekanan 7.0 kg/cm2 dan titik embun (dew point): -40 oC Gambar 19. Schematic Diagram PA/IA



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 22



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA VII. GAS METERING STATION Gas metering station berfungsi sebagai tempat untuk mengukur jumlah pemakaian gas yang digunakan pabrik PT. Pusri. Adapun gas alam yang dipakai digunakan untuk : • Bahan baku pembuatan Amoniak • Bahan bakar di Primary Reformer dan Auxiliary Boiler Pabrik Amoniak • Bahan Bakar Gas Turbine Generator • Bahan Bakar Waste Heat Boiler • Bahan Bakar Package Boiler Gas alam yang dipakai PT. Pusri berasal dari Pertamina, dengan karakteristik sebagai berikut : • Tekanan 28 – 32 kg/cm2 (400 – 454 psig) • Temperatur ambient • Gas yang mudah sekali terbakar • Tidak berwarna • Bila terbakar berwarna biru • Bau khas (harum) • Kadar CO2 dan H2S yang rendah • Tidak mengandung Mercury (Hg) • Berasal dari Lapangan Gas daerah Pendopo dan Prabumulih



VII.1. SPESIFIKASI & SIFAT GAS ALAM. Gas alam adalah campuran dari bermacam-macam gas yang diperoleh dari dalam bumi sebagai bahan tambang yang sebagian besar terdiri dari gas metana dengan komposisinya sebagai berikut :  Metana (CH4) : 81,5 % vol  Etana (C2H6) : 6,17 %vol  Propana (C3H8) : 4,0 %vol  i-Butana (i-C4H10) : 0,68 %vol  n-Butana (n-C4H10) : 0,82 %vol  i-Pentana (i-C5H12) : 0,27 %vol  n-Pentana (n-C5H12) : 0,18 %vol  Heksana (C6H14) : 0,08 %vol  Karbon dioksida (CO2) : 6,3 %vol  Hidrogen Sulfida (H2S) : 7,75 ppm VII.2. PROSES DI GAS METERING STATION (GMS). Gas Metering Station ( GMS ) berfungsi untuk memisahkan cairan (HHC) yang terbawa bersama gas di KO Drum, menyaring debu-debu dan kotoran di Filter Scrubber, mengatur tekanan gas alam sesuai kebutuhan masing-masing pabrik menggunakan Pressure Control Valve dan mengukur laju alir gas alam menggunakan Flowmeter Pertamina dan Pusri. GMS yang dimiliki PT. Pusri berjumlah 4 unit, masing-masing untuk P-IB, P-II, P-III dan P-IV. Untuk operasional GMS dilaksanakan oleh pabrik Utilitas.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 23



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Aliran proses gas alam yang diolah di GMS adalah sebagai berikut : • Gas alam dari Pertamina masuk ke KO Drum Central Pertamina. • Dari KO Drum Central Pertamina dibagi untuk keempat GMS P-IB, P-II, P-III dan PIV. • Gas alam kemudian masuk ke KO Drum upstream untuk dipisahkan kandungan liquid HHC. • Dari KO drum upstream, gas masuk ke Filter scrubber untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan juga liquid HHC. • Gas kemudian diturunkan dan diatur tekanannya melalui dua buah control valve. • Setelah itu gas masuk ke KO Drum downstream untuk dipisahkan kembali kandungan liquid HHC. • Kemudian gas masuk ke KO drum Pusri untuk dipisahkan kembali kandungan liquid HHC. • Liquid HHC dikirim sebagai tambahan bahan bakar di Package Boiler P-3 dan sisanya dibakar di Burning Pit.



Gambar 20. Flow Diagram GMS



Gambar 21. Jalur Transmisi Pipa Gas Pertamina



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 24



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 25



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



VIII.



PUSRI EFFLUENT TREATMENT (PET) Pusri Effluent Treatment (PET) merupakan unit pengolahan limbah cair yang dimiliki PT. Pusri yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan Urea dan Ammonia yang terbawa bersama limbah cair keluaran pabrik. Dari pengolahan limbah ini dihasilkan offgas yang mengandung NH3 dan CO2 yang selanjutnya dikirim kembali ke pabrik Urea. Unit pengolahan limbah ini dibangun pada tahun 1993. Limbah cair keluaran pabrik Ammonia dan Urea pada umumnya mengandung Urea dan Ammonia selanjutnya dikirim ke Dissolving tank masing-masing pabrik. Limbah cair tersebut selanjutnya baru dikirim ke PET dengan spesifikasi sebagai berikut : Komposisi : NH3 : 3000 mg/l CO2 : nil Urea : 9500 mg/l Tekanan : Atmosferik Temperatur : 30-40 oC Flow rate : Max 65 m3/hr (normal : 50 m3/hr)



VIII.1. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH DI PET Prinsip pengolahan limbah cair di PET adalah menguraikan (menghidrolisa) Urea yang terkandung dalam limbah dengan cara pemanasan pada temperatur 210 oC dan tekanan 22 kg/cm2G. Setelah Urea dihidrolisa, gas NH3 dan CO2 yang dihasilkan dari proses Hydrolisa selanjutnya dikirim ke top Stripper, begitu juga dengan limbah cair yang sudah dihydrolisa. Di Stripper, limbah cair tersebut yang masih mengandung Ammonia dilakukan stripping menggunakan steam pada tekanan 6



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 26



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA kg/cm2G. Kandungan treated water setelah diolah di PET mengandung Ammonia dan Urea dengan konsentrasi 5 ppm (design). Keuntungan dari proses pengolahan limbah dengan proses Stripper dan Hydrolizer ini adalah sebagai berikut : 1. Tidak mengandung polusi, karena kandungan Ammonia da Urea hasil treatment kecil dari 5 ppm. 2. Mempunyai effisiensi yang tinggi karena adanya recovery Ammonia dan CO 2 yang dikirim kembali ke pabrik Urea. 3. Mempunyai efisiensi Hydrolizer yang tinggi, karena di Hydrolizer terdapat dua proses yaitu Hydrolisis dan Stripping. Segmen hydrolizer yang mempunyai tray berfungsi sebagai hydrolizer sedangkan segmen lain yang kosong berfungsi sebagai Stripping pada saat liquid dari bagian ”hydrolizer part” turun ke bawah dan distripping mengunakan steam dari bawah. 4. Efisiensi Stripping yang tinggi dikarenakan Stripper mempunyai multistage sieve tray yang telah terbukti efisiensinya.



Gambar 22. Flow Diagram PET



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 27



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA IX.



INSTALAS PENGOLAHAN LIMBAH (IPAL) Unit Instalasi pengolahan limbah (IPAL) dirancang untuk mengatasi air limbah dari PT. Pusri (P-IB/P-II/P-III dan P-IV) yang telah dipisahkan sebelumnya dari air hujan pada collecting PIT masing-masing pabrik. IPAL dirancang untuk menangani air limbah dengan kapasitas sebesar 500 M3/hr.



IX.1. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH. Sistim pengolahan limbah di IPAL dibagi menjadi dua, yaitu pengolahan air limbah pada saat emergency dan pengolahan limbah saat normal. Air limbah dikatakan emergency apabila kandungan Ammonia lebih dari 500 ppm dan kandungan Urea lebih dari 1500 ppm. Air limbah emergency dikirim ke kolam emergency pond, dimana pada kolam ini uap Ammonia yang terbentuk akan hisap oleh blower dan selanjutnya Ammonia akan diserap oleh H2SO4 pada kolom Scrubber yang kemudian membentuk garam. Sedangkan limbah cair selanjutnya dikirim ke kolam equalisasi secara bertahap sedikit demi sedikit agar tidak terjadi pengejutan konsentrasi limbah di dalam kolam equalisasi. Pada saat kondisi normal (konsentrasi Ammonia kecil dari 500 ppm dan Urea kecil dari 1500 ppm), air limbah langsung dialirkan ke kolam equalisasi. Di kolam ini lumpur diendapkan dan overflownya dikirim ke neutralisasi pond. Pada kolam neutralisasi, air limbah dinetralkan dengan H2SO4 dengan bantuan agitator dan selanjutnya ir masuk kedalam kolam penampungan. Dari kolam ini kemudian limbah dialirkan ke kolam wet land. Wet land merupakan kolam seluas 11.000 m2 yang ditanami enceng gondok (water hyacinth), dimana didalam kolam ini terjadi proses absorbsi biologis Urea dan Ammonia, juga terjadi nitrifikasi dan denitrifikasi. Akar tanaman enceng gondok juga merupakan media bagi bakteri nitrifikasi untuk menempel dan tumbuh sementara lumpur di dasar wet land merupakan media untuk tumbuhnya bakteri denitrikasi. Diharapkan Urea yang terkandung dalam limbah dapat diuraikan oleh enceng gondok. Setelah proses diatas, selanjutnya air limbah dialirkan ke kolam biological pond existing, dimana pada kolam ini hanya dilakukan proses aerasi untuk menghilangkan kandungan Ammonia yang masih ada pada air limbah. Peralatan-peralatan yang ada di IPAL adalah sebagai berikut : 1. Emergency pond (T-01) 2. Draft Fan (K-01) 3. Scrubber (C-01) 4. Spray Nozzle for Scrubber 5. Demister for Scrubber 6. Circulation Pump (P-08) 7. Cooler (HE-01) 8. Release pump (P-01 A/B) 9. Equalization pond (T-02) 10. Sludge feed pump (P-05) 11. Neutralization pond (T-03) 12. Agitator for Neutralization Pond 13. H2SO4 Tank (V-01) 14. H2SO4 pump (P-14) 15. H2SO4 injection pump (P-13 A/B) 16. Neutralization Transfer Pump (P-02 A/B/C) 17. Wet Land I (T-05)



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Gambar 23. Flow Diagram IPAL



HAL : 28



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 29



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 30



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 31



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA STEP-STEP AKTIFITAS SHUT DOWN SAAT TA PABRIK UTILITAS . No. 01



Hari ke I



Item



Aktifitas



CONDENSATE STRIPPER 4201-E



02







I COOLING WATER SYSTEM



   



03



II



04



II



INSTRUMENT AIR



    



WHB (4003-U)



 



WHB (4003-U)











05 







Monitor flow P W. dari NH3 Plant. Buka bv By-Pass bila flow menuju nol. Tutup b.v. PW ke 4201-E Non Aktifkan Stripping LS Stop 4210-J/JA Drain 4201-E ke Sewer,PIC4057 Open. Tutup b.v CW/HW Ke 4201-C Yakinkan kondisi 4201-E dalam keadaan Aman/pasang blind LS inlet vessel 4201-E Switch CW/HW ke PET dari P-IV ke P-III Switch CW/HW ke HITACHI dari PIV ke P-III Stop GA-4309-JA/JB. Buka Tie-In CW/HW P-III dan P-IV. Switch IA ke Storage NH3 & Burning Pit dari P-IV ke P-III Switch IA ke Panel dari P-IV ke P-III Switch IA Ke GMS dari P-IV ke P-III Start CENTAC dari P-III Imbangi pemakaian MS ke NH3 dan Urea Yakinkan pemakaian MS telah berkurang Turunkan beban menuju minimum ± 25 t/hr.PIC-4038 = 0 % ,Tekanan PIC-4036= 0.6 kg/cm2. Stop firing via LGP/HGP Stop inj. PO4,imbangi inj.NH3 & N2H4 untuk Deaerator PB. Tutup b.v.isolasi MS,Vent MS via PI-4029.Cooling Down temperatur ± 50 0 C/Hr. Buka vent Steam Drum setelah press mencapai 50 psig ( 3.5 kg/cm2 ). Tutup NRV(Non Return



Keterangan Hindari terjadi HAMMERING saat pengosongan



Tie-In CW/HW bila tidak memungkinkan lakukan pada hari ke-2 setelah GTG Shut-Down Monitor press IA di Panel/Control Room saat dilakukan switch IA Hindari terjadinya Hummering saat pengosongan line Gunakan Ear Plug saat membuka vent Steam Drum



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 32



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA No.



Hari ke



Item



Aktifitas



Keterangan



Valve),pasang blind d/s NRV. Tutup isolation valve bila MS tidak keluar lagi dari vent. Lakukan Hydrosratik press = 40 ~ 50 kg/cm2 melalui line PO4 via 4003-JT,check kebocoran bersama PTL. Kosongkan Steam Drum melalui  intermitten blow down. A. Melepas Main Breaker 52-G  Turunkan beban bertahap menuju = 2 MW Pada PC Load Sheeding: 1.Tampilkan menu Annunciator. 2.Arahkan cursor ke Normal Shut Down klik mouse ( F-5). 3. Arahkan cursor ke ON klik mouse (F5).  Openkan Main Breaker dari Panel GTG Hitachi ± kurang dari 60 detik, bila lakukan kembali langkah diatas.  Pada PC Load Sheeding monitor menu 52-G P-IV berobah warna Hijau menjadi Merah, arahkan cursor ke menu OFF lalu klik mouse menu Off berobah warna merah dan ON Hijau. Arahkan cursor kemenu close, klik mouse. 



06



GTG(HITACHI) 4006-J



07



II







Depressure KO drum perlahanlahan perhatikan api di Burning Pit P-IB,hindari terjadi Polusi.







Yakinkan CW tidak digunakan lagi di NH3 dan Offsite Plant. Stop IDFAN bertahap,amankan Breaker. Stop pompa 4209JAT/JBT,amankan turbin dan informasikan ke NH3. Blow-Down basin dan kosongkan. Yakinkan Urea,NH3,OFFSITE sudah tidak menggunakan lagi MS Turunkan beban bertahap sehingga Gas & FD FAN Control Out Put Signal = 0 0/0. Shut Down Burner dengan menutup



GMS



08



09



II



III



COOLING TOWER 4204-U PACKAGE BOILER(5007U)



    



Hindari PENCEMARAN LINGKUNGAN pada saat Depressure



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 33



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA No.



Hari ke



Item



Aktifitas            



10



III   DEMIN PLANT 



 11



WATER TREATMENT



    



bv Gas d/s PIC-5047 Buka manual vent Gas dan tutup GAS Header Cock Valve Stop inj.PO4.NH3,N2H4,amankan pompa-pompa tersebut. Biarkan FD-FAN running selama ± 15 ~ 20 menit Tutup MS Inlet & Outlet Turbin 5007-UJT,buka drain casing Turbin, Tutup NRV (Non Return Valve). Cooling Down Temperatur 500 C/jam. Jaga level Steam Drum normal dengan menambah BFW SECARA Manual atau by-pass. Imbangi Speed 4003-JT bila perlu tambah pembukaan minimum flownya. Buka vent Steam Drum setelah tekanan 50 psig (3.5 kg/cm2 G ). Stop pompa 4003-JT,Tutup BFWCa-5042. Lakukan Hidrostatis test dan check kebocoran bila diperlukan. Yakinkan kebutuhan Demin Water di Amm, Urea.Utilitas P-IV Minimum. Stop Pompa 4204-JT/JM. Tutup MV-2 Mix-bed A/B,amankan 4001-F,buka valve Vent Carbon Filter,Cation, Anion. Mixbed Exchanger menuju tekanan atmosfir. Drain Vessel Cation,Anion.Mixbed Exchanger sampai 1” diatas permukaan resin.,kondisi resin harus terendam air. Amankan 4001-F tercemar oleh bahan Kimia. Yakinkan FW tidak digunakan lagi di Amm, Urea.Utilitas P-IV. Stop 4201-J. Stop inj.bahan kimia kecuali NaOH. Tutup Butter Fly Valve dari 4201-U ke 4204-F. Back-Wash 4202-U satu persatu



Keterangan



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 34



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA No.



Hari ke



Item



Aktifitas



  



12



III



PA/IA



   



dengan menggunakan air sisa dari 4204-F. Stop 4203-JA/JB/JC,OFFkan Breaker. Tutup LC-4033,Suction dan Discharge 4203- JA/JB/JC. Kosongkan tangki Chemical dan kuras inside tank. Kuras lumpur dalam 4201-U. Kosongkan 4201-F.Kuras tangki. Yakinkan PA/IA tidak dipakai lagi di Amm, Urea. Untuk pernafasan dalam vessel di Utilitas P-IV. Non aktifkan 4006-L.4006-F buka vent .



Keterangan



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 35



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



FUNGSI kevacuman pada 4209-JAT/JBT :  Menjaga kevacuman di 101-JC Ammonia Plant  Menambah effisiensi kerja turbin  Mencegah terjadinya accumalatie condensat dari MS ID Fan Shut-down bila :  Power listrik putus  Terjadi gesekan pada Fan  Vibratie tinggi  Low level LO



HAL : 36



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 37



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA 4209-JAT/JBT Trip :  Over Speed trip = 4200 rpm  Low pressure LO Star-up Cooling Tower selesai TA: PERSIAPAN : 1. Pompa 4209-JAT/JBT/JCM telah siap 2. ID Fan telah siap(4204-U) 3. Chemical telah siap 4. Buka BV HW Return 5. Basin telah bersih/siap START :  Isi basin CT dengan Filter Water sampai penuh.start pompa 4205-JT/JM  Over flowkan Level Basin untuk membuang kotoran terapung,minyak-minyak.  Ikuti program Flushing line ke NH3 Plant dengan Start 4209-JCM  Sirculatikan CW keseluruh Plant secara normal  Ikuti program Passivasi dari Teknik Proses/Vendor  Start ID-Fan bila Temp.mulai naik  Start POMPA 4209 JAT/JBT sesuai dengan kebutuhan  Perhatikan level basin dengan meng Autokan LC-4010 : 3000 M3. : 12.600 M3/jam. : 214 M3/jam.



Volume Kecepatan sirculasi Kecepatan Penguapan Cara Perhitungan: 1.Cycle Number ( N ). N= .SiO2 dalam



CW



.



SiO dalam Make-up. 2



2.Blow-Down: BD= .Kecepatan dalam penguapan. Cycle Number.



Misal. N= 8 N= .214 = 8–1



214



= 30.5 M3/jam.



7



3.Make-up(M). M = Penguapan + Blow-down M = 214 + 30.5 = 244.5 M3/jam.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 38



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 39



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 40



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 41



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 42



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 43



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 44



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 45



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 46



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 47



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 48



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 49



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 50



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 51



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 52



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 53



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



LOAD SHEDING



HAL : 54



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



Gas Turbine Generator (GTG)



HAL : 55



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 56



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA INTERLOCK SYSTEM. HAL-HAL YANG MENYEBABKAN TRIPNYA 52-G: 87-G = Deff Over Current Relay. 59-G = Over Voltage 46-G = Reverse Power 40-G = Loss Off Exitation. 64-G = Neutral Grounding. HAL-HAL YANG MENYEBABKAN TRIPNYA TURBIN GAS: Mayor Alarm: Minor Alarm: 12-T1 = Over Speed Electrical 110 0/0 64-ST = Ground Relay Speedtronik 12-T4 = Over Speed Mechanical 112 0/0 3-ED = Exhoust Temp.Differntial. 39-V = Vibration 1”/sec 26-ET1 = High Exhoust Temp 585 0C 26-ET2 = High Exhoust Temp Aux. 585 0C 28-FD = Flame Detector. 63-QT = Low Press L.O Trip 1.4 kg/cm2 69-WG = Water off Leakage. 0 3-ET =Exhaust Temp.Trip C 45-FT: SIMBOL 45 FG 45



FT-1 FT-2 FT-5



45



FA-1



45



FT-3 FT-4



DESCRIPTION Fire Detector Fire Detector Turbin Compartment Fire Detector Turbin Compartment Fire Detector Turbin Compartment Fire Detector Acessory Compartment Fire Detector Turbin Compartment Fire Detector Turbin Compartment



SPEED SENSOR: 14-HR = Rpm 5 ~ 15 ( pick-up 5/Drop-Out 15 ) 14-HM = 925  50 D/O 75  25 14-HA = 2040  100 D/O 1530  400 14-HS = 4850  100 D/O 4450  50 14-SR = 5 14-ST = 3060 ------> 3728 Starting Overspeed. GAC ROOM CONDITION LIMIT: TEMP Max = 400C Vibration = 1”/sec



SET ( 0C ) 165 233 233 233 164 243 343



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 57



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA = 80 0/0 = 1 mg/m3.



Humidity Dosis Debu



GENERATOR STATOR TEMP.CONTROL 1.U phase 5) 2.V phase 3.W phase 4.U phase 5.V phase 6.W phase



U(1-4) Maximum = 1100C



W(3-6) 7.Generator inlet Air 8.Generator inlet Air 9.Generator Outlet Air Cara mencari 3-ED: OTA = Temp Rec TTX-D 1 - 3 - 5 OTB = Temp Rec TTX-D 2 - 4 – 6 OTA . 3



+



OTB 3 3



+ POINT 12



.



-_ Y



Cari temp tertinggi point 1 s/12 = N Maka: N-Y = DY DY = 3 ED = 19.40 C Max Alarm. Atau dengan cara: TX -



OTQ + OTB+ TX



0 = 19.4 C



3 TX – OTA + OTB + TX = 58.20 C



3



2 TX - ( OTA + OTB ) = 19.40 C PERSIAPAN Start HMI. 1.Double click Tool Icon pada Desk top 2.Tool is start dan Menu utama muncul 3.Tampilan HMI muncul dengan label menu 4. Double Click Plant Monitor tunggu sampai tampilan HMI muncul 5.Muncul Tampilan Unit Control Display Start GTG



V(2-



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 58



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Persiapan Start. Lapangan: Cooling Water Pressure Temperatur



: Minimum 4.0 Kg/Cm2 : 32 0 C



Natural Gas Pressure : Minimum 20 Kg/Cm2 Buka cock valve ke Starting Turbine Aktifkan atau buka cock valve ke GTG AC-440 Volt FFB :ON Battery Charge,Air Condition AC-220 Volt FFB :ON Lampu penerangan dll 125-Volt DC : 0N FFB :ON Control System,Field Flash,Suply Generator Breaker,Hydraulic Ratchet Pump,Emergency Lube Oil Pump,Emergency Lamp Permissive Start : IGV Close GCV Servo Current Signal Detection Normal turbine Zero Speed SRV Servo Current Signal Detection Normal L.O Tank Temp Normal LCV Servo Current Signal Detection Normal Turbine Over Speed Off GT Trip Command Not Flame Detector Normal Generator Breaker Open Mode Select (Off ) Not 6TH Stage Comp Blade (G33CB-1) Close IGV Normal 6TH Stage Comp Blade (G33CB-1) Close Reset Not SRV CloseTurbine Vibration Normal Emergency L.O Pump Voltage Normal GEN Vibration Normal Trip Oil Normal Gen Trip Command Not Transmission Normal Exhoust Damper Open 11 TH Stage Comp Blade (G33CB-3) Close 11 TH Stage Comp Blade (G33CB-3) Close Ikuti petunjuk dibawah ini - Unit Control Display pada screen menggambarkan keseluruhan system - Yakinkan semua protection system dengan melihat tampilan kata-kata Ready to Start - Mode Select pada posisi Auto-Hand click OK bila diminta Konfirmasi - Click Master Control pada posisi yang dikehendaki lalu jawab OK pada kata Are you sure pada Master Control menjadi berwarna Red - Start Sequence akan berjalan



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 59



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 60



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 61



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA STANDARD OPERATING PROCEDURE POMPA COOLING WATER I. Pemeriksaan pompa yang akan di Start.  Level L.O. Governor,Bearing dan Gearbox cukup  Block Valve CW/HW untuk L.O. Cooler dan Bearing pompa terbuka penuh,ada flow  Cooling Water.  Block Valve minimum flow terbuka penuh.  Suction dan Discharge pompa terbuka penuh dan ada Suction head.  Dalam hal 4209-JCM,Discharge pompa 25 0/0 open.  Auxilliary L.O.pump dapat distart dengan Auto/Hand. II. Cara Start pompa 4209-JAT/JBT.  Lihat gambar II  Semua valves tertutup  Drain valve A dibuka sedikit,membuang steam condensate.  Auxilliary L.O.pump distart Auto/Hand à Lihat ada flow Tahap Pemanasan  Buka valve-valve C,D,dan RV,reset trip valve & Low L.O.trip lever.  Buka sedikit B(Steam inlet turbin),semua condensate keluar dari C dan D, turbin casing dipanasi. Tahap Slow Roll Vent  Buka sedikit lagi B,perhatikan Shaft berputar bebas.  Steam keluar dari C,D dan RV  Bila steam keluar sudah kering tutup C dan D. Tahap Slow Roll Vacum  Buka H,I dan F  Aktifkan/Tutup RV(putar berlawanan arah jarum jam).  Buka E dan tutup F.  Buka perlahan-lahan G,jangan lupa hubungi NH3 Plant untuk memastikan vacum system tidak terganggu.  Aktifkan condensate sealing ke RV(Aliran secukupnya saja). Tahap Operasi Normal.  Buka pelan-pelan B sampai full open.  Aktifkan sealing LS dengan lebih dahulu condensatnya didrain.  Bila press L.O. sudah 25 psi lebih,Auxilliary pump distop lalu di Autokan lagi.  Khusus 4209-JCM setelah distart kalau perlu pembukaan block valve discharge ditambah pelan-pelan sampai press CW Header Cukup. Perhatikan Amper meter jangan lebih dari 425 Amp,discharge press minimum = 5.5 kg/cm2. III.Cara Shut-Down 4209-JAT/JBT.  Tutup B pelan-pelan hingga putaran jadi Slow Roll  Bila press L.O. kurang dari 15 psi,Auxilliary pump belum Auto Start On kan (posisi Manual).



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 62



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA    



Tutup pelan-pelan G full closed,hubungi NH 3 Plant agar vacuum system tidak terganggu exhaust steam akan keluar melalui RV. Bila ada perbaikan /TA tutup penuh B pompa akan stop. Tutup E lalu buka C,D dan F Tutup inlet sealing condensate untuk RV dan tutup sealing LS bila perlu block valve CW/HW boleh ditutup.



DATA KONDISI OPERASI COOLING TOWER UTILITAS P-1B,2,3,4 Kondisi Operasi Sirkulasi Air (M3/Jam) Temp. Air Masuk (oC) Temp Air Keluar (oC) Temp. Bola Basah (oC) Evaporasi (M3/Jam) Aliran Udara : Fan (M3/Jam) Total (M3/Jam) Beban Kalor (Kkal/Jam) Basin Volume (M3) Delta Temperatur (oC) CW Ke PET (M3/Jam) Tinggi Tower (M) Panjang Basin (M) Lebar Basin (M) Jumlah Fan (ea) Jumlah Fan Blade (ea) Suspended Solid /SS (ppm) Turbidity (ppm) Umur Cooling Tower 7 – 9 Tahun 9 – 12 Tahun 12 – 15 Tahun



P-1B Disain 23.020



446,6



6985 10,2 -



P-2 Disain 9.533 49 32 28 238 (2,5%)



P-3/4 Disain 15.897 46,1 32,2 28 318 (2%)



2.000.000 8.000.000 162.000.000 2.000



2.500.000 8.000.000 221.000.000 3.000 13,9 1.656 19,9 49,1 24,1 5 8 < 10 < 10



18,5 36,6 20 4 10 < 10 < 10



Tidak ada masalah Partial repair Deck dan drift eliminator. Mayor Repair.



IV.Cara Start 4003-JT,5003-JT,5007-UJT,4001-JT,4204-JT dan 4205-JT.  Lihat gambar I, semua valve tertutup.  Buka A dan D, membuang steam condensate.  Buka C dan E, membuang condensate dalam casing turbin.  Aktifkan trip valve dan buka sedikit steam inlet B,casing turbin dipanasi, bila steam keluar sudah kering tutup A,D dan E  Buka sedikit lagi B sampai shaft berputar(slow-roll),shaft pompa harus berputar bebas.  Bila tidak ada kelainan,pelan-pelan buka penuh B,pompa operasi Normal. V.Cara Shut-Down 4003-JT,4001-JT,4204-JT dan 4205-JT.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 63



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA  



Tutup B pelan-pelan sampai turbin menjadi Slow Roll, bila ada perbaikan,tutup penuh B dan C dan pompa akan stop. Buka E,drain condensate dalam casing turbin, bila perlu tutup block valve CW/HW.



VI.Pemeriksaan pompa setelah start.  Tekanan Discharge pompa cukup.  Tekanan dan flow Lube Oil cukup.  Kelainan-kelainan bunyi/gesekan.  Vibrasi atau Getaran.  Temperatur Bearing-bearing normal.  D/P Lube Oil filter cukup rendah  Pompa jangan ditinggal sebelum semua normal.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 64



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



ATM PiC-4057



SS



HW RETURN DARI UTILITY PLANT



Minimum Flow



LC4029



Process Water From Ammonia Plant V-4020



4201-C



4201-E



4210-J



LS



FILTER



FILTER



CS



FiCa-4021 THiC-4021 4210-JA



To DEMIN PLANT



ORIGINAL DESIGN HM.USMAN ABDULLAH 76-1389



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 65



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



HAL : 66



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 67



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA BURNER SYSTEM MANAGEMENT ( BMS ). Package Boiler P-IV Step 1 : Permissive Start Condition. ESP-1 ( Excess Steam Pressure Switch ) LLLA-1 ( Low Low Level-1 ) LLLA-2 ( Low Low Level-2 ) LGP-1 ( Low Gas Pressure ) HGP-1 ( High Gas Pressure ) LFSG ( Minimum Firing ) MAFS ( Minimum Air Flow Switc ) TSP ( Turbine Steam Pressure ) PSL ( Low Pressure Lube Oil ) PB-1 ( Remote Emergency Stop ) PB-2 ( Emergency Stop ) PB-3 ( Start Burner Push Button )



: ON : ON : ON : ON : ON : ON : ON : ON : ON : OFF ( Local Panel ) : OFF ( PFCD Panel ) : ON ( DCS or PFCD Panel )



Action. PL-2 ( Limits lamp local Panel Massage in Graphic “ READY to START “



: ON



Note Start Burner : 1. Start Burner from DCS ( CS-1000 ) 2. Start Burner from PB-3 ( PB-PFCD ) If START Burner “ ON “ …………..Purging ON ( step 2 ) Step 2 : Purging Condition 1. Permissive Start PAPS ( Purge Air Pressure Switch )



: ON : ON



Action. Damper full open 100 % Condition 2. HFCD ( High Fire Start Damper )



: ON



Action. TM-0002 ( Timer Purging ) Damper cool down until open 30 % Step 3 : Pilot & Main Burner Pilot & IT



: Run 75 Menit



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 68



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Condition. Permissive Start : OK Purging Complete : OK LOD ( Limits Switch Low Opening Damper ) : ON Action. TM-0003 ( Timer Pilot Flame ) PGV ( Pilot Gas Solenoid Valve ) TM-0004 ( Timer Ignition Transformer IT ( Relay Ignition Transformer) PL-3 ( Pilot Flame Lamp Local Panel ) Main Flame Condition. TM-0005 ( Timer Main Flame ) SC-1 or SC-2 ( Flame Scanner ) Action. PL-4 ( Main Flame Lamp Local Panel ) PL-3 ( Pilot Flame Lamp Local Panel ) Main Gas Shut-off Valve. Condition. TM-0005 ( Timer Main Flame ) SC-1 or SC-2 ( Flame Scanner ) LFSG ( Low Fire Switch on Shut-off Valve Action. GV-1 ( Main Gas Shut-off Valve ) GV-2 ( Main Gas Shut-off Valve ) GVV ( Main Gas Vent Valve ) CONTROL VALVE FIC-5029 & FIC-5009. Condition. GVS1-1 ( Limit Switch PGV ) TM-0005 ( Timer Main Flame ) Action. LOVG ( Solenoid Valve FIC-5029 ) TM-0006 ( Timer Low Fire Release ) Boiler Running. Condition. TM-0006 ( Timer Low Fire Release ) Action. PL-2 ( Limits ) BOILER RUNNING



: Run 10 Second ( Time Delay ) : Open : Run 6 Second : ON ( IT ON Only 6 Second ) : ON



: Run 10 Second : ON : ON : OFF



: Run 10 Second : ON : ON : OPEN : OPEN : CLOSED



: ON : STOP : OPEN : Run 50 Second



: STOP : OFF



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 69



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



BOILER TRIP. Yang menyebabkan Boiler Trip : 1. ESP-1 2. LLLA-1 3. LLLA-2 4. LGP-1 5. HGP 6. TSP 7. MAFS 8. PAPS 9. PSL 10. SC-1 ( Flame Scanner *1 ) 11. SC-2 ( Flame Scanner *2 ) Maka akan terjadi : 1. Boiler Trip 2. GV-1 ( Main Shut-off Valve-1 ) 3. GV-2 ( Main Shut-off Valve-2 ) 4. GVV ( Main Gas Vent Valve )



: OPEN : OPEN : CLOSED



Saat terjadi trip Damper akan Full Open 100 % dan setelah itu PURGING START selama 75 Second,setelah 75 Second Damper perlahan-lahan akan Closed hingga 30 %. HORN. Pada saat Timer Pilot Flame { TM-0003(TD-2) } telah mencapai 10 Second Flame scanner-1 dan 2 tidak mendeteksi maka HORN akan ON. Ini juga akan mengakibatkan Boiler Trip. EMERGENCY STOP. 1. Emergency stop ( PB-2 ) Push Button Emergency Stop dari Control Room ( PFCD ) Switch Normal Closed ( NC ) 2. Remote Emergency Stop ( PB-1 ) Push Button Emergency dari Field ( Local Panel ) Switch Normal Closed ( NC ). BY-PASS. 1. PBL (BY Pass LevelL ) By Pass Level jika terjadi Level Low Low ( LLLA-1,LLLA-2 ) dari DCS (Software Control Group ) 2. Switch-1 ( Level By Pass Switch ) Switch-1 ini sama fungsinya dengan PBL, digunakan untuk level yang sama hanya letaknya di Panel PFCD . 3. PBM ( By Pass MAFS / Minimum Air Flow Switch ) dari DCS ( Software Control Group. 4. PBF ( By Pass Flame Scanner ) Push Button By Pass untuk flame scanner jika FSC-1 dan 2 : OFF maka By Pass action dari DCS ( Software Control Group ) SILENCE.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 70



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA PB Silence Push Button in action jika HORN ALARM :ON berarti matikan alarm HORN dari PB-4 dari Field ( Local Panel ) PB-4 dari DCS ( Software Control Group ) Note : Pada saat Damper ( FIC-5009 ) full open 100  dan closed 30 ,ini dijalankan oleh Program CALCULATION,sbb: Boiler Start, CL-0002 : Untuk 100  open Damper CL-0003 : Untuk 30  open Damper Boiler Trip, CL-0004 : Untuk 100  open Damper CL-0005 : Untuk 30  open Damper Dicheck PO1 untuk semua CALCULATION, PO1 = 1. Cara Mengaktifkan 3 Element System(Cascade) DCS Level Steam Drum PACKAGE BOILER P-IV Buka tampilan CG.0009 3 Element System 1. Posisi ASM 5028 Manual Selet ” 1 Element” 2. PV pada FIC 5028 ( BFW Flow ) harus sama dengan CPV Range 3. Bila PV PIC.5028 = CPV Range stabil,maka click mode : MAN -----à AUT 4. FI-5027 click mode : MAN -----à AUT 5. LIC-5033,bila Level Steam Drum sudah stabil,click mode MAN -----à AUT 6. FI-5028,perhatikan PV & SV nya sama dan stabil,maka click mode : AUT -----à CAS dan posisi manual selector pada ASM-5028 switch keposisi “3 Element“ Cara mengaktifkan Boiler Master Buka tampilan Display CG.0014 “ Boiler Master “ 1. Perhatikan PV FIC-5029 harus sama dengan CPV CL Gas 2. PV FIC-5009 harus sama dengan CPV CL O2 3. Bila PV & SV FIC 5029 sama dan stabil click mode : MAN -----à AUTO 4. PV & SV FIC-5009 sama dan stabil click mode : MAN --à AUTO 5. Bila FIC-5029 & sudah posisi Auto,maka untuk masuk keposisi CASCADE perhatikan PV & SV dari FIC-5029 & FIC-5009 bila suadah sama dan stabil click mode : AUTO -----à CAS 6. Boiler Master aktif dengan posisi FIC-5022 mode : MAN NaikkanTurunkan beban dengan mengatur MV pada steam Header Pressure (PIC5022) Keterangan : MAN = MANUAL AUT = AUTO CAS = CASCADE Bila ingin merubah dari 3 Element ke 1 Element : Click saja mode ASM-5028 ke posisi 1 Element



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 71



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA Boiler Feed Water Flow ( FIC-5028 ) dari Cascade ke Manual,jadi Pengaturan Level Steam Drum dilakukan dari MV pada LIC-5033 Bila Steam Drum goncang dan arah turun karena action BFCa-5042 Lambat maka robah LIC-5033 mode : AUTO -----à MAN atur melalui MV ( dengan catatan : ASM5028/Manual Select masih pada posisi 3 Element ) Tindakan Bila PB trip dari Normal Operasi :  Step sequence akan Purging ( FD Fan open 100 % lalu closed kembali ) Tindakan : 1. Buka tampilan dengan menekan Keyboard angka 3 ( ALARM TRIP BOILER ) dengan indikasi ada berwarna Merah berarti itulah penyebab Tripnya. 2. Atasi penyebab trip,bila oke maka akan terjadi perobahan warna pada indikasi dari Merah ke Hijau. 3. Indikasi READY TO START BURNER berwarna Hijau 4. Buka tampilan GR.0004 FUEL COMBUSTION lakukan Start dengan menekan tombol pada Display : “ START BURNER “ 5. Sequence akan jalan sesuai urutan.



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA



WASTE HEAT BOILER (WHB). PUSRI-IV. Urutan start-up. A.Tampilkan Permissive Start 1. HGP 2. LGP 3. OPS 4. IAS 5. RWS(Boiler Drum Level) 6. TTI 7. HDT(High Duct Temperatur) 8. LDP(Low Duct Pressure) 9. LFS(Low Fire Start) 10. BDP(Boiler Damper)



HAL : 72



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 73



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA 11. BPD(Boiler Damper/By-Pass Damper) 12. Emergency Shut Down B.Tampilkan Menu BMS C.Tampilkan Start Sequence Indicator Click Start  SSB(Power)  Limit  Purge Complete  Full Valve ATLFS  Ignitor OFF  Pilot Closed  Ignition OFF  Main Valve Open  Burner ON  Main Valve Release to DCS. PEMAKAIAN STEAM PADA PERALATAN PABRIK UTILITAS P-IV ITEM 4204-JT 4205-JT 4001-JT 4003-JT 5007-UJT 5003-JT PET (2 Train ) Let-down MS-LS UREA P-IV 4209-JAT 4209-JBT



PEMAKAIAN STEAM T /HR 1.4 3.0 1.0 5.6 10.0 5.5 25.06 6.0 104 9.0 Steam dari NH3 9.0 Steam dari NH3



SPEED ( Rpm ) NORMAL OST 2960 3700 1450 1813 2960 3700 2970 3600 4700 5300 3000 3623 Digital lapangan 4150 =3680 Digital lapangan 4150 =3570



DEAERATOR 6.0 Sisa dari total diatas untuk Tie-In System dengan Total beban WHB= 80 T/HR , PB = 80 T/HR KAPASITAS POMPA: ITEM 4201-J 4207-JD 4203-JA/JB/JC 4204-JT/JM 4205-JT/JM



KAPASITAS GPM M3/HR 4700 1067 2000 454.2 236.5 522 800 181.68 3100 704.01



KETERANGAN Konversi: Gpm = M3/Hr 3,785 x 60 x faktor 3 …………….M /Hr 1000



=



PELATIHAN KARYAWAN BARU DEPARTEMEN OPERASI



HAL : 74



PABRIK UTILITAS/AMONIAK/UREA 4001-JT/JM 4209JAT/JBT/JCM 5003-JTU/JTS 4003-JT/JM 4401-J/JA 4210-J/JA 4202-LJA/LJB 4207-LJA/LJB 4208LJA/LJB/LJC 4209-LJA/LJB GA-701 A/B/C GA-702 A/B/C GA-703 A/B GA-4309 JA/JB GA-3309 JA/JB



800



181.68



35.000



7938



Misal: factor = 2000 Gpm,maka:



420 650 1000 192 5.0 2.63 1.2



95.256 145 227.1 43.6032 1.13 0.597 0.273



3,785 x 60 x 2000 M3/Hr 1000



2.63 -



0.597 66 23 7.6 827 827



KAPASITAS VESSEL:



=



454.2