Membaca Telaah Bahasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Membaca Telaah Bahasa Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, dimana membaca sebagai kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang. membaca adalah memetik serta memahami arti makna yang terkandung didalam bahan tulisan.1 Membaca telaah bahasa adalah suatu keterampilan membaca dengan cara membaca dari segi isi dan bahasa suatu bacaan sehingga mencerminkan keindahan. Tujuan utama dalam membaca yang dikemukakan oleh Tarigan yaitu untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan dalam sebuah teks.2 1. Membaca Bahasa Membaca bahasa merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. 3 Menurut Tarigan, tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (Increasing Word Power) yang meliputi:4 a. Ragam-ragam bahasa Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,



Irdawati, Yunidar, dan Darmawan, Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas 1 di Min Buol, Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 4, h. 5. 2 Sandy Farboy, Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Sebuah Teks Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 3 Batu Tahun Ajaran 2008/2009, Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1, h. 419. 3 Meliyawati, Pemahaman Dasar Membaca, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), h. 67. 4 Darmadi, Membaca Yuuuk…! “Strategi Menumbuhkan Minat Baca pada Anak Sejak Usia Dini, Guepedia, h. 107. 1



menurut hubungan pembicara, kawan bicara,orang yang dibicarakan, serta menurut medium yang dibicarakan.5 Ragam bahasa berdasarkan jenis pemakaiannya dapat dirinci menjadi tiga macam, yaitu:6 1) Ragam Bahasa Menurut Pokok Pembicaraan Dalam membicarakan suatu pokok persoalan dalam bidang bahasa tertentu harus memilih ragam bahasa yang sesuai. Ragam bahasa ini dibedakan, sebagai berikut: a) Ragam ragam



Bahasa bahasa



membuat



Undang-undang, yang



digunakan



undang-undang



dalam



yaitu untuk suatu



negara atau yang berhubungan dengan perundang-undangan, contohnya: UUD, dll. b) Ragam Bahasa Jurnalistik, yaitu bahasa yang digunakan dalam dunia jurnalistik atau bahasa yang ada dalam media massa. Contohnya: Bahasa yabg digunakan oleh reporter, koran, majalah, dll. c) Ragam Bahasa Ilmiah, yaitu bahasa yang digunakan



dalam



dunia



ilmiah



atau



pembuatan suatu karya ilmiah. d) Ragam Bahasa Sastra, yaitu bahasa yang digunakan oleh sastrawan untuk membuat sebuah karya sastra. 5 6



h. 97-98.



Yuni handayani, Ragam Bahsa di Indonesia, (Bhuana Ilmu Populer, 2019), h. 5. Paulus Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia 3, (Yudhistira Ghalia Indonesia, 2006),



2) Ragam Bahasa Menurut Media Pembicaraan Ragam bahasa menurut media pembicaraan dapat dibedakan, sebagai berikut: a) Ragam Lisan, meliputi: (1) Ragam Bahasa Cakapan (2) Ragan Bahasa Pidato (3) Ragam Bahasa Kuliah (4) Ragam Bahasa Panggung b) Ragam Tulis, meliputi: (1) Ragam Bahasa Teknis (2) Ragam Bahasa Perundang-undangan (3) Ragam Bahasa Catatan (4) Ragam Bahasa Surat. 3) Ragam Bahasa yang Mengalami Pemcampuran (Interferensi) Ragam bahasa yang mengalami pencampuran atau Interferensi terjadi akibat penggunaan bahasa lain, seperti: bahasa daerah maupun bahasa asing. b. Mempelajari makna kata dari konteks, Makna kata adalah pengertian yang diciptakan oleh satuan bentuk bahasa. Ada berbagai macam makna, misalnya: makna leksikal, makna gramatikal, makna khusus dan makna luas atau umum, makna konotasi, makna denotasi, dan lain-lain.7



F. Rahardi, Panduan lengkap menulis artikel, feature dan esai: modul dasar pelatihan jurnalistik bagi pemula dilengkapi dengan aneka contoh tulisan, (Jakarta : Kawan Pustaka, 2006, h. 71. 7



1) Makna leksikal, yaitu makna yang sesuai dengan apa yang dilihat oleh panca indera atau makna yang yang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Contoh: kata nyamuk, makna leksikalnya binatang yang menyebabkan penyakit.8 2) Makna Gramatikal, yaitu makna yang memiliki hubungan antara satu dengan kata lain, frasa atau klausa. 9 Contoh: Meja yang bermakna “sebuah meja”, menjadi Meja-meja yang bermakna “banyak meja”. 3) Makna Khusus dan Makna Luas atau Umum Kata umum merupakan cakupan yang luas sedangkan kata khusus memiliki cakupan yang lebih sempit. Misalnya: bunga termasuk kata umum, kata khusus dari bunga adalah mawar, melati, anggrek, dll.10 4) Makna Denotasi, yaitu suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Makna ini disebut juga makna konseptual. Dalam artian makna ini mengandung arti yang sebenarnya. Contoh:



kata



makan,



bermakna



memasukan



makanan ke dalam mulut, dikunyah dan ditelan.11



Syihaabul Hudaa, Estetika berbahasa, (Sukabumi: CV Jejak (Jejak Publisher), 2018), h. 96. 9 Op.Cit., h. 71. 10 Op.Cit., h. 71. 11 Ibid., h. 94. 8



5) Makna konotasi, yaitu makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu. Makna ini tidak tetap, berbeda dari zaman ke zaman. Contoh: Kamar kecil yang berarti kamar mandi, bukan kamar yang kecil.12 Mempelajari makna kata dari konteks dapat dipelajari dengan banyak berlatih. Dari berlatih akan menambah pengalaman. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki semakin kaya pula kosa kata yang didapat. Selain itu, dapat juga mempelajari makna kata melalui bacaan. c. Bagian-bagian kata Kata merupakan satuan terkecil yang dapat berdiri sendiri dan memiliki arti.13 kata yang terdiri atas bagian-bagian berikut ini: 1) Prefiks (atau awalan), yaitu imbuhan yang diletakkan dibagian awal.14 Contoh: Menonton Bermain 2) Root (akar atau dasar kata), yaitu sebuah kata dasar yang dapat diberi imbuhan ke awalan atau akhiran.15



Ibid., h. 94. Tim Guru Indonesia dan Joko Untoro, Buku Pintar Pelajaran SD/MI 5 In 1, (WahyuMedia, 2010), h. 245. 14 Ibid., h. 245. 15 Prasetyoono dan Panca Prastowo, Best Of The Best Toefl: (Chapter 3 : Reading Comprehension & Writting) Volume 3 Dari Best Of The Best Toefl, (Jakarta: IndonesiaTera, 2015), h. 182. 12 13



3) Suffiks (atau akhiran), yaitu imbuhan yang terletak dibagian akhir sebuah kata.16 Contoh: Jualan Berikan 4) Infiks (atau sisipan), yaitu imbuhan yang terletak dibagian tengah.17 Contoh: Telunjuk d. Penggunaan kamus Menurut Sutedi Kamus adalah penunjang hidupnya sebuah bahasa.18 Menurut Fitriani kamus adalah buku yang memuat kumpulan istilah atau nama-nama yang disusun berdasarkan abjad berisikan penjelasan tentang makna dan pemakainnya.19 Jadi, dapat disimpulkan bahwa kamus adalah buku sebagai penunjang hidupnya sebuah bahasa yang memberikan penjelasan suatu makna atau penjelasan dari kumpulan istilah atau nama-nama yang disusun berdasarkan abjad. Dengan penggunaan kamus dapat menambah dan mengembangkan perbendaharaan kata. Tidak hanya kata per kata, melainkan juga kalimat, klausa, frasa, dan bahkan peribahasa. e. Idiom Op. Cit., h. 245. Ibid., h. 245. 18 Dedi Sutedi, Kamus Dasar Bahasa Jepang – Indonesia : Dilengkapai Dengan Contoh Penggunaannya, Humaniora. 19 Fera Fitriani, Gudang Kamus Bahasa Indonesia SD/MI 4,5,6: Wajib DiMiliki Semua Guru dan Murid, (Lembar Langit Indonesia, 2014 ), h. 110. 16 17



Menurut Effendi idiom merupakan suatu ungkapan pada kalimat yang memiliki makna atau inti permasalahan tersembunyi.20 Contoh: Gulung Tikar : bangkrut Buah Tangan : Oleh-oleh Buang Angin : Kentut f. Sinonim dan antonim, 1) Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki makna sasma atau mirip.21 Contoh: Bijaksana



: Arif



Angsur



: Cicil



Ribut



: Ramai



2) Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang berlawanan. Antonim dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut:22 a) Berlawanan Bertingkat Contoh: Ranto tidak pernah tampak lelah walaupun ia terus-menerus mengangkat karung berisi terigu dari yang ringan sampai yang berat. b) Berlawanan Kembar Contoh: Rahmat Effendi, Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan, (Jakarta : Niaga Swadaya, 2004), h. 132. 21 Nani Darmayanti, Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Madia Kelas XI, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), h. 83. 22 Ibid., h. 84. 20



Jasmani







Rohani



Putra







Putri



c) Berlawanan Berkebalikan Contoh: Utara







Selatan



Berlari







Berdiri



Pulang







Pergi



g. Derivasi dan mengembangkan kosakata (Developing Vocabulary). Derivasi merupakan penjelasan tentang asal-usul kata. Derivasi akan membantu kita dalam pemahaman dasar tentang suatu kata.23 Dengan memahami derivasi maka kosa kata bahasa yang dimiliki akan meningkat. Usman mengemukakan bahwa kosakata adalah semua kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa, dimengerti dan digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang, dipakai dalam suatu ilmu pengetahuan, disertai dengan penjelasan sehingga dapat dipahami.24 2. Membaca Sastra Membaca sastra adalah membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian antara bentuk dan keindahan hati. Menurut Tarigan Perhatian pembaca dalam membaca sastra harus



23



Tim Fame-Me, Genius di Kampus, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014), h.



125. Muhammad Usman, Perkembangan Bahasa dalam Bermain dan Permainan: Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Deepublish, 2015), h. 52. 24



dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra.25 Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam karya sastra maka akan lebigh mudah untuk memahami isi serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.26 a. Bahasa Ilmiah dan Bahasa Sastra Menurut Wellek dan Warren bahasa ilmiah bersifat denotative, karena bahasa ilmiah berhubungan dengan kenyataan dan bukan khayalan.27 Bahasa ilmiah biasanya digunakan



untuk



laporan-laporan



penelitian



yang



merupakan fakta bukan perasaan. Sedangkan bahasa sastra penuh ambiguitas dan homonym atau kata-kata yang sama namun berbeda arti. Dengan kata lain, bahasa sastra bersifat konotatif. Misalnya bahasa yang digunakan dalam puisi, cerpen atau karya sastra lainnya yang berhubungan dengan emosi. b. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan pemilihan kata yang tepat yang digunakan untuk menghidupkan suatu kata baik dalam bentuk tulis maupun lisan untuk mewakili perasaan penulis. Menurut Prodopo terdapat bebrapa jenis gaya bahasa, sebagai berikut:28 25



Meliyawati, Pemahaman Dasar Membaca, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), h.



67. Darmadi, Membaca Yuuuk…! “Strategi Menumbuhkan Minat Baca pada Anak Sejak Usia Dini, Guepedia, h. 108. 27 Alfian Rokhmansyah, Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 3. 28 Satinem, Apresiasi Prosa Fiksi:: Teori, Metode, Dan Penerapannya, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h. 63. 26



1) Gaya Bahasa Perbandingan merupakan gaya bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain menggunakan kata-kata pembanding, seperti: bagai, penaka, se atau kata pembanding lainnya.29 Contoh: Senyumanmu sungguh indah bagaikan bungabunga yang bermekaran. Kau dan aku laksana minyak dan air. kita tak mungkin bisa bersatu. 2) Gaya Bahasa Metafora yaitu gaya bahasa yang membandingkan dua hal benda secara singkat dan padat.30 Contoh: Buku adalah jendela ilmu. Rino jatuh hati kepada kembang desa Tegal Sari. 3) Gaya Bahasa Perumpamaan yaitu perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingan lebih lanjut dalam kalimat atau frasa yang berturutturut.31 Contoh: Semangatnya begitu keras bagaikan batu Ibid., h. 64. Ernawati Waridah, EYD & seputar kebahasa-Indonesiaan, (jakarta: Kawan Pustaka, 2008), h. 330. 31 Op. Cit., h. 64. 29 30



Tangisan anak itu bagai suara kaset kusut. 4) Gaya Bahasa Alegori yaitu cerita kiasan atau lukisan kiasan atau penggambaran. Biasanya gaya bahasa



alegori



digunakan



dalam



sajak-sajak



pujangga baru.32 5) Personifikasi



merupakan



gaya



bahasa



yang



menganggap sama antara benda dan manusia. Gaya bahasa



personifikasi



banyak



digunakan



oleh



penyair.33 Contoh: Hari ini satu harapku, pelangi akan muncul tersenyum padaku. Dompet mulai berbisik meminta untuk segera di isi. 6) Gaya Bahasa Metonimia yaitu suatu gaya bahasa yang



mempergunakan



sebuah



kata



untuk



menyatakan satu hal lain, karena mempunyai ikatan yang sangat dekat. Bahasannya penggunaan atribut, sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang berhubungan menggantikan objek tertentu.34 Contoh: Celana Levi’s membalut kakinya yang Panjang dan langsing.



Ibid., h. 64. Ibid., h. 64. 34 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), 32 33



h. 142.



7) Gaya Bahasa Sinekdoke adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting dari benda untuk benda atau hal itu sendiri.35 Contoh: Seekor ayam yang masuk ke dalam rumah sudah membuat ibu kewalahan. Kata “seekor” digunakan untuk mewakili ayam secara



keseluruhan,



bukan



mewakili ekor ayam saja.



35



Op. Cit., h. 65



hanya



untuk



DAFTAR PUSTAKA Darmadi. Membaca Yuuuk…! “Strategi Menumbuhkan Minat Baca pada Anak Sejak Usia Dini. Guepedia. Darmayanti, Nani. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Madia Kelas XI. Bandung: Grafindo Media Pratama. 2007. Effendi, Rahmat. Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan. Jakarta : Niaga Swadaya. 2004. Farboy, Sandy. Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Sebuah Teks Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 3 Batu Tahun Ajaran 2008/2009, Jurnal Artikulasi Vol.7 No.1. Fitriani, Fera. Gudang Kamus Bahasa Indonesia SD/MI 4,5,6: Wajib DiMiliki Semua Guru dan Murid. Lembar Langit Indonesia. 2014. Handayani, Yuni. Ragam Bahsa di Indonesia. Bhuana Ilmu Populer. 2019. Hudaa, Syihaabul. Estetika berbahasa. Sukabumi: CV Jejak (Jejak Publisher). 2018. Irdawati, Yunidar, dan Darmawan, Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas 1 di Min Buol, Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 4. Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2009. Meliyawati. Pemahaman Dasar Membaca. Yogyakarta: Deepublish, 2016. Prasetyono dan Panca Prastowo. Best Of The Best Toefl: (Chapter 3 : Reading Comprehension & Writting) Volume 3 Dari Best Of The Best Toefl. Jakarta: IndonesiaTera. 2015. Rahardi, F. Panduan lengkap menulis artikel, feature dan esai: modul dasar pelatihan jurnalistik bagi pemula dilengkapi dengan aneka contoh tulisan. Jakarta : Kawan Pustaka. 2006.



Rokhmansyah, Alfian. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2014. Satinem. Apresiasi Prosa Fiksi:: Teori, Metode, Dan Penerapannya. Yogyakarta: Deepublish. 2019. Sutedi, Dedi. Kamus Dasar Bahasa Jepang – Indonesia : Dilengkapai Dengan Contoh Penggunaannya. Humaniora. Tim Fame-Me. Genius di Kampus. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2014. Tim Guru Indonesia dan Joko Untoro. Buku Pintar Pelajaran SD/MI 5 In 1. WahyuMedia. 2010. Tukan, Paulus. Mahir Berbahasa Indonesia 3. Yudhistira Ghalia Indonesia. 2006. Usman, Muhammad. Perkembangan Bahasa dalam Bermain dan Permainan: Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Deepublish. 2015. Waridah, Ernawati. EYD & seputar kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka. 2008.