Menarche [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN DUKUNGAN IBU DENGAN KESIAPAN REMAJA PUTRI MENGHADAPI MENARCHE DI SMP N II SUKOHARJO



SKRIPSI



Disusun oleh : Shinta Yulia 1701042



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU TAHUN AKADEMIK 2020-2021



i



HALAMAN PERSETUJUAN



Judul Skripsi : HUBUNGAN DUKUNGAN IBU DENGAN KESIAPA REMAJA PUTRI MENGHADAPI MENARCHE DI SMP N II SUKOHARJO Nama NPM



: SHINTA YULIA : 1701042



Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar hasil



Pringsewu, Mei 2021 Pembimbing



Surmiasih, S.Kep.,Ners.,M.Kes NIDN. 0230098302



Mengetahui Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan



Ikhwan Amirudin, S.Kep.,Ners.,M.Kep NIDN. 0228018701



ii



HALAMANPENGESAHAN Judul Skripsi : HUBUNGAN DUKUNGAN IBU DENGAN KESIAPA REMAJA PUTRI MENGHADAPI MENARCHE DI SMP N II SUKOHARJO Nama : SHINTA YULIA NPM : 1701042 Telah dipertahankan dihadapan Tim penguji Pada Tanggal : Mei 2021



Mengesahkan, Tim Penguji 1. Penguji 1 : Riska Hediya Putri, S.Kep.,Ners.,M.Kep NIDN : 0217018902 2. Penguji 2 : Feri Kameliawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep NIDN : 0228018502 3. Penguji 3 : Surmiasih, S.Kep.,Ners.,M.Kes NIDN : 0230098302



Mengetahui Universitas Aisyah Pringsewu Lampung Dekan Fakultas Kesehatan



Feri Kameliawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep NIDN. 0228018502



iii



LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS PENULIS



Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : SHINTA YULIA NPM : 1701042 Program Studi : Program Studi Sarjana Keperawatan Judul Skripsi : HUBUNGAN DUKUNGAN IBU DENGAN KESIAPA REMAJA PUTRI MENGHADAPI MENARCHE DI SMP N II SUKOHARJO Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi yang saya buat tidak pernah/belum pernah dibuat oleh orang lain dan saya menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat . 2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat di pertanggung jawabkan.



Pringsewu,



Mei 2021



Materai 6000



SHINTA YULIA



iv



BIODATA PENULIS



Nama Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Agama Orang Tua Alamat Email Telp



: SHINTA YULIA : Perempuan : Metro, 08 Juli 1998 : Islam : Ayah : Supriyanto Ibu : Tri Lestari : Desa Donomulyo, Kec.Bumi Agung, Kab. Lampung Timur. : [email protected] : 085788312227



Riwayat Pendidikan 1. SD : SD N I Pandansari 2. SMP : MTs Islamiyah Sukoharjo 3. SMK : SMA N I Sekampung 4. Tahun 2017-sekarang : S1 Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu



v



MOTTO “Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat” (Q.S Al-Baqarah : 269) “Every second of my life I never thought to give up” (Setiap detik dalam hidupku, aku tidak pernah berpikir untuk menyerah) “Satu keberhasilan akan menutupi segala kegagalan” (Dian Arif Wahyudi,S.Kep.,Ners.,MAN)



vi



PERSEMBAHAN Dengan Rahmat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang... Pada lembar persembahan ini penulis ingin mempersembahkan skripsi ini dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan Ridho dan Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. 2. Teruntuk Ayahku Supriyanto dan Ibuku Tri Lestari yang selama ini sudah menjadi panutan serta penyemangat dalam hidup ku, yang tiada henti menyebut namaku dalam setiap do’anya, terima kasih atas perjuanganmu dan kasih sayangmu yang tak tehingga. 3. Teruntuk Mamiku Siti Lis Zarsiah terimakasih selalu memberikanku nasehat dan motivasi serta selalu memberikanku semangat dalam menjalankan pendidikanku selama ini, terimakasih atas dukungan yang tiada henti untukku mewujudkan mimpi-mimpiku. 4. Teruntuk Kakak ku Eka Afriani yang selalu menemaniku dalam susah dan senang terima kasih atas dukungan dan do’a serta semangat yang selalu diberikan kepadaku, terimakasih selalu menjadi motivasiku untuk terus berkembang. 5. Teruntuk Abangku Riki Novian terimakasih selalu memberikanku semangat dan selalu mendengarkan keluh kesahku. 6. Teruntuk Kakak iparku yang sangat baik hati Martiana Wulan Arum terimakasih selalu memberikanku nasehat dan selalu mendukungku serta membantuku di saat masa-masa tersulit dalam hidupku. 7. Terimakasih untuk Ibu Surmiasih, S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Terimakasih untuk sahabatku Nia Kurniati, Indri Santika, Villa Bella Astari, Putri Okta Malia, Resi Kurnia Putri, Meitalia Mahanani, Tika Makrifatul Khasanah yang selama 4 tahun ini selalu ada dalam susah dan senang, yang selalu kompak dan selalu memberikan semangat. Dan terimakasih teman-teman prodi S1 Keperawatan 2017 tersayang yang selalu dan saling mendukung serta saling memberikan motivasi.



vii



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat, Hidayah, dan KaruniaNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan Dukungan Ibu dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche, dapat saya selesaikan. Penyelesaian skripsi ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghanturkan rasa terimakasih kepada bapak/ibu terhormat : 1. Sukarni, SST.,M.Kes Ketua Yayasan Aisyah Pringsewu Lampung 2. Hardono, S.Kep.,Ners.,M.Kep Rektor Universitas Aisyah Pringsewu Lampung 3. Feri Kameliawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung 4. Ikhwan Amirudin, S.Kep.,Ners.,M.Kep Kepala Program Studi Universitas Aisyah Pringsewu Lampung 5. Surmiasih, S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku pembimbing utama dan pendamping yang telah banyak membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. 6. Riska Hediya Putri, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku penguji skripsi satu. 7. Feri Kameliawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku penguji skripsi dua. 8. Teman-teman program studi S1 Keperawatan yang telah membantu jalannya penelitian. Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan penelitian. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan serta saran yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua. Aamiin.



Pringsewu,



Mei 2021



Shinta Yulia



viii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................iv BIODATA PENULIS.....................................................................................v MOTTO...........................................................................................................vi PERSEMBAHAN...........................................................................................vii KATA PENGANTAR....................................................................................viii DAFTAR ISI...................................................................................................ix DAFTAR TABEL...........................................................................................x DAFTAR GAMBAR......................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xii BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................1 B. Rumusan Masalah .....................................................................5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................6 D. Manfaat Penelitian ....................................................................6 E. Ruang Lingkup...........................................................................7



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ..........................................................................8 B. Penelitian Terkait ......................................................................26 C. Kerangka Teori ..........................................................................28 D. Kerangka Konsep ......................................................................29 E. Hipotesis.....................................................................................29



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...........................................................................30 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................30 C. Rancangan Penelitian ................................................................30 D. Subyek Penelitian .....................................................................31 E. Variabel Penelitian ...................................................................32 F. Definisi Operasional Variabel....................................................32 G. Pengumpulan Data ....................................................................34 H. Pengolahan Data.........................................................................37 I. Analisa Data ..............................................................................38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........................................39 B. Hasil Penelitian dan Analisa.......................................................40 C. Pembahasan................................................................................43



ix



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................48 B. Saran...........................................................................................48 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



x



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................28 Gambar 2.2 Kerangka Konsep........................................................................29



xi



DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4



Definisi Operasional Variabel .........................................................33 Jumlah siswa SMP N II Sukoharjo .................................................40 Distribusi frekuensi dukungan ibu ..................................................41 Distribusi frekuensi kesiapan remaja ..............................................41 Hubungan dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche .........................................................................................42



xii



xiii



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1. Lembar Penjelasan Penelitian Lampiran 2. Lembar Inform concent Lampiran 3.Lembar Kuisioner Dukungan Ibu Lampiran 3. Lembar Kuisioner Kesiapan



xiv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap perkembangan manusia yang cukup penting adalah masa remaja. Pubertas akan terjadi pada masa ini yang di tandai dengan perkembangan yang sangat mencolok pada aspek fisik, seksual dan psikososial. Masa remaja ditandai dengan kemunculan tanda-tanda pubertas yang berlanjut hingga mencapai kematangan seksual.Pubertas adalah perubahan kematangan fisik yang sangat cepat yang meliputi perubahan tubuh dan



hormonal,



yang



biasanya



muncul



di



awal



masa



remaja.



(Hidayah&Palila,2018) World Health Organization (WHO,2014) menyatakan bahwa remaja atau dalam istilah asing yaitu adolescence yang berarti tumbuh kearah kematangan adalah seseorang yang memiliki rentang usia 10-19 tahun dimana pada masa ini terdapat tanda-tanda seksual sekunder seseorang yang sedang berkembang sampai mencapai kematangan seksual. WHO juga menyatakan remaja akan mengalami kematangan secara fisik, psikologis, maupun sosial. Seiring perkembangan nya, remaja putri akan menjalani suatu fase dimana remaja akan mencapai tahapan kematangan organ-organ seksual yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi yang disebut dengan pubertas. Pubertas pada remaja putri dapat ditandai dengan perubahan hormonal yang menyebabkan datangnya menstruasi pertama kali atau yang disebut dengan menarche (Solihah, 2013). 1



2



Usia menarche pada remaja putri saat ini lebih dini dibandingkan zaman dahulu, menarche bisa datang pada anak usia 10 tahun bahkan di usia 8 tahun remaja putri sudah mengalami menarche (Lestari, 2015). Haid pertama atau menarche dapat menimbulkan reaksi yang positif dan juga negatif bagi masa remaja putri. Dalam penelitan yang di lakukan oleh Fitriningtyas,dkk (2017) yang berjudul usia menarche, status gizi, dan siklus menstruasi santri putri didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri mengalami menarche dalam kategori usia normal yaitu 11-13 tahun. Berdasarkan data World Health Organization (WHO,2018) jumlah remaja



berusia 10-19 tahun sudah mengalami menstruasi adalah sekitar



seperlima dari penduduk dunia. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Di Asia Tenggara, jumlah remaja mencapai 18% - 25% dari seluruh populasi di daerah tersebut. Jumlah remaja (penduduk usia 10-24 tahun) di indonesia saat ini telah mencapai sekitar 66,3 juta jiwa. Ini berati 1 di antara 4 penduduk adalah remaja (BKKBN, 2016). Dengan rata-rata menarche di Indonesia adalah 12,96 tahun. Hasil Riskesdas Provinsi Lampung menunjukkan bahwa proporsi riwayat menstruasi dan rata-rata umur pertama kali



menstruasi



remaja



putri



adalah



berkisar



umur



10-19



tahun



(Riskesdas,2018). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Pringsewu usia 10-19 tahun yaitu sebanyak 33.956 jiwa dari 397.219 jiwa. Dengan rata-rata menarche adalah 12,83 tahun (Riskesdas,2018).



3



Pada umumnya, gadis remaja belajar tentang haid dari ibunya, tetapi tidak



semua



ibu



memberikan



informasi



yang



memadai



kepada



putrinya.Sebagian lagi remaja putri enggan membicarakan secara terbuka kepada



siapa



saja



sampai



mereka



mengalami



haid



pertama



(menarche).Informasi utama mengenai menstruasi mereka peroleh dari ibu dan anggota keluarga perempuan lainnya yang belum tentu memberikan informasi yang benar tentang kebingungan yang dialami oleh remaja putri ketika mengalami menarche.Pengetahuan yang kurang dan rasa malu yang dialami oleh remaja putri dapat menyebabkan kesalahpahaman tentang menstruasi sehingga menyebabkan remaja tersebut merasa cemas dan takut dalam menghadapi menarche.(Kumalasari,2013). Ketidaksiapan menarche akan berdampak pada buruknya perilaku vulva hygiene remaja putri (Lutfiya 2016). Kesiapan remaja putri dipengaruhi oleh dukungan ibu, teman sebaya, lingkungan sekolah, dan media elektronik. (Yusuf, 2012). Penelitian yang di lakukan oleh Restu Khoiriah (2018) tingkat pengetahuan responden tentang menstruasi termasuk dalam kategori sedang sebanyak (57,5%), kesiapan cukup sebanyak (80%). Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi kelas V dan VI SD Nahdlatul Ulama Yogyakarta 2018. SMP Negeri 2 Sukoharjo merupakan



salah satu SMP Negeri di



Kabupaten Pringsewu yang memiliki jumlah siswa kelas VII sebanyak 182 siswa terdiri dari 81 siswa putri dan 101 siswa putra. Berdasarkan hasil



4



prasurvei yang peneliti lakukan di SMP N II Sukoharjo pada tanggal 19 September 2020 terhadap 12 remaja putri



kelas VII dengan tekhnik



wawancara bebas terdapat 7 remaja mengatakan belum siap menghadapi menstruasi, mereka mengatakan masih bingung tentang apa yang harus dilakukan saat menstruasi itu datang, 3 diantara 12 remaja mengatakan belum pernah mendapatkan informasi dari ibu terkait dengan menstruasi, 2 diantara 12 remaja mengatakan sudah mendapatkan informasi terkait menstruasi dari ibu mereka. Pada tanggal 20-22 september 2020 peneliti melakukan survei terhadap 12 ibu dari remaja putri yang belum mengalami menarche. Dari 12 ibu terdapat 7 ibu mengatakan belum pernah memberitahu atau membicarakan terkait persiapan putrinya dalam menghadapi menarche, seperti cara menjaga kebersihan vagina pada saat menstruasi dengan cara mengganti pembalut, membersihkan pembalut, dan cara menggunakan pembalut, ibu mengatakan belum pernah menceritakan pengalaman pertamanya pada saat mengalami menstruasi, ibu juga mengatakan belum pernah mengajari anak untuk melakukan tarik nafas dalam pada saat anak mengalami nyeri ketika menstruasi awal terjadi, sedangkan 3 diantara 12 ibu mengatakan telah memberikan informasi terkait persiapan putrinya dalam menghadapi menarche, namun hanya informasi mengenai menstruasi pada umumnya seperti hanya memberitahu pada umur berapa remaja putri akan mengalami menstruasi, 2 diantara 12 ibu mengatakan telah memberikan informasi tehadap putrinya tentang tata cara menghadapi menarche dengan baik dan benar.



5



Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap perempuan pasti akan mengalami menstruasi dan tidak sedikit remaja putri tentunya mengalami kecemasan dan ketakutan serta tidak siap ketika menghadapi menarche.Cara menangani hal tersebut berkaitan dengan dukungan ibu, dukungan ibu sangat dibutuhkan dalam kesiapan remaja putri menghadapi menarche, diharapkan dukungan ibu dapat mengatasi keluhan fisik dan keluhan psikis pada remaja putri.Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Ibu Dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche Di SMP N II Sukoharjo”. B. Rumusan Masalah Masih banyak remaja putri yang belum mengetahui secara utuh tentang kesehatan reproduksi terutama menstruasi sehingga menimbulkan masalah fisik dan psikologis remaja dalam menghadapi menstruasi seperti stress menjelang menstruasi. Kurangnya kesiapan remaja putri dalam menghadapi menstruasi dikarenakan sebagian besar orangtua atau khususnya ibu tidak membantu remaja dalam menghadapi pubertas dengan cara memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja. Akibatnya remaja tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi berbagai perubahan, gejolak dan masalah yang sering timbul pada masa remaja termasuk menarche. Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP N II Sukoharjo”.



6



C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahui hubungan dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP N II Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui distribusi frekuensi dukungan ibu dengan remaja putri menghadapi menarche di SMP N II Sukoharjo. b. Diketahui distribusi frekuensi kesiapan remaja putri mengahadapi menarche di SMP N II Sukoharjo. c. Diketahui hubungan dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SMP N II Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai



bahan



referensi



kepustakaan



khususnya



mahasiswa



Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu tentang hubungan antara dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche. b. Bagi Peneliti Sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan dukungan ibu dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche.



7



2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Petugas Kesehatan Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan untuk lebih memperhatikan psikologis remaja putri menjelang menarche melalui bimbimbingan konseling kesehatan reproduksi agar remaja putri siap menghadapi menarche. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai data awal melakukan penelitian selanjutnya melalui variable pengetahuan dengan terjadinya ketidaksiapan remaja putri menghadapi menarche. E. Ruang Lingkup Jenis penelitian ini adalah kuantitatif mengguanakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional., subjek penelitian ini adalah remaja putri di SMP N II Sukoharjo, objek penelitian ini adalah dukungan ibu dan kesiapan remaja putri menghadapi menarche, lokasi penelitian di SMP N II Sukoharjo, waktu penelitian dilakukan pada tanggal 19-20 bulan Februari 2021.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Haid Pertama (menarche) a. Pengertian Menarche berasal dari Bahasa Yunani yakni men (bulan) dan arkhe (permulaan) yang berarti siklus menstruasi pertama, atau permulaan perdarahan menstruasi pertama pada wanita.Menarche adalah haid atau menstruasi yang datang pertama kali pada seorang wanita yang sedang menginjak dewasa (Prawirohardjo, 2014). Menurut Lestari (2015) menarche merupakan menstruasi pertama yang



dialami



wanita



sebagai



tanda



kedewasaan.Kedewasaan



maksudnya ovarium telah dewasa, jadi telah memiliki kemampuan untuk menghasilkan sel telur (dalam fase oosit) untuk dilepaskan ke oviduct melalui peristiwa ovulasi.Pada sebelum selama ovulasi, uterus mempersiapkan diri untuk terjadinya implantasi dengan mempertebal dinding rahim.Oleh karena tidak terjadi pembuahan dan implantasi maka oosit meluruh disertai penebalan dinding rahim yang mengakibatkan terlukanya pembuluh darah uterus dan terjadilah menarche. Menarche menurut Kusmiran (2014) diartikan sebagai permulaan menstruasi pada seorang wanita pada masa pubertas, yang biasanya muncul pada usia 12 sampai 14 tahun. Perubahan penting terjadi pada 8



9



masa remaja menuju wanita dewasa, menandakan bahwa anak tersebut sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuhnya. Menarche merupakan menstruasi pertama kali yang di dapat oleh seorang wanita, setiap wanita berbeda-beda dalam mendapatkan menstruasi



pertama



kali



tergantung



oleh



faktor-faktor



yang



mempengaruhi nya. Seorang wanita yang asupan makanan nya cukup dan gizinya seimbang akan lebih cepat mendapatkan menstruasi di bandingkan dengan mereka yang gizinya tidak seimbang atau asupan makanan nya kurang (Asrinah,2011). Sarwono (2010) mengatakan bahwa menarche terjadi pada anak perempuan dengan rentang usia 9 tahun sampai dengan 17 tahun yang ditandai dengan sakit kepala sakit di bagian pinggang, terkadang mengalami kejang, keluarnya darah dari area vulva, merasa cukup lelah dan mudah tersinggung. b. Macam-macam menarche Menurut Sarwono (2010) menarche dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Menarche dini (prekoks) Pada pubertas dini hormon gonadotropin diproduksi sebelum anak berumur 8 tahun.Harmon ini merangsang ovarium, sehingga ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan kemampuan reproduksi terdapat sebelum waktunya.Pubertas dikatakan prematur kalau ciriciri sekunder timbul sebelum umur 8 tahun, atau kalau sudah dapat haid sebelum umur 10 tahun. Pertumbuhan badan juga lebih cepat,



10



akan tetapi karena penutupan garis epifisis pada tulang-tulang juga lebih cepat dari biasa, maka tinggi badan biasanya kurang dari normal. Pertumbuhan mental biasanya sesuai dengan umur.Pada kasus pubertas dini, 90% tidak ditemukan kelainan organik (jenis idiopatik atau konsuitusional). (Sarwono,2010) 2) Menarche Normal Pada wanita terjadi pada usia 11-13 tahun. Pada permulaan, hanya estrogen saja yang sangat dominan.Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder itu sebabnya pada permulaan perdarahan sering tidak teratur karena bentuk



manstruasinya



anovulatoir



(tanpa



pelepasan



telur).



(Sarwono,2010) 3) Menarche Tarda Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas datang pada umur 14-16 tahun.Pada kasus ini biasanya tidak ada kelainan yang mencolok.Pubertas tarda dapat disebabkan oleh faktor herediter (keturunan atau bawaan), gangguan kesehatan, dan kekurangan gizi.Maka dengan peningkatan kesehatan, gejala pubertas tarda dapat sembuh dengan spontan.Menarche tarda adalah menarche yang baru datang setelah 14 tahun.Kalau Menarche belum datang pada umur 18 tahun, dapat diberi



11



diagnosis



amenorea



primer



dan



perlu



dicari



etiologinya.



(Sarwono,2010) c. Tanda dan Gejala yang Menyertai Menarche Tanda dan gejala yang sering terjadi pada saat menarche menurut lestari (2015) meliputi : 1) Perdarahan yang tidak teratur. 2) Anovalotoir menstruasi pada 1-2 tahun atau lebih sebelum menstruasi teratur, tetapi tidak semua remaja karena terdapat beberapa



remaja



yang telah



mengalami



ovulasi sebelum



menstruasi yang teratur. 3) Darah yang keluar lebih muda dan jumlah yang keluar tidak terlalu banyak. 4) Lama perdarahan 4-7 hari bahkan kurang. 5) Terkadang disertai nyeri. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche. 1) Nutrisi dan status gizi Usiamenarche berhubungan dengan kenaikan berat badan dan lemak tubuh. Secara etiologi hal tersebut berhubungan dengan hormon mileu yang berfungsi mempengaruhi pubertas dan dapat mengubah berat dan komposisi tubuh.Anak yang mengalami malnutrisi mayoritas badannya lebih kecil, kurus, pubertasnya lambat dan mengalami menarche lebih lambat.(Lestari, 2015)



12



2) Genetik/Keturunan Faktor genetik atau keturunan dapat mempengaruhi maturitas. Pengaruh genetik atau keturunan ini didapatkan dari ibu ke anak gadisnya, sehingga ada hubungan baik antara usiamenarche ibu dengan usia menarche anak, atau antara anak-anak dengan saudara perempuan nya, hal tersebut juga dipelajari pada anak kembar. Anak kembar akan mengalami menarche dalam rentang usia yang hampir sama antara 2-3 bulan.(Goldman, 2012). 3) Status sosial ekonomi Perkembangan maturitas anak-anak yang berstatus sosial ekonomi tinggi akan lebih cepat daripada anak-anak yang berstatus sosial ekonomi rendah (Goldman, 2012). Standar kehidupan yang semakin maju juga berhubungan dengan perbaikan nutrisi dan kesehatan. Maka semakin rendah sosial ekonomi seseorang akan mengakibatkan pemberian nutrisi dan status kesehatan tidak terpenuhi, hal ini dapat mengakibatkan remaja putri lambat mengalami menarche. 4) Rangsangan audiovisual Faktor penyebab menstruasi dini disebabkan oleh rangsangan audiovisual, baik berasal dari percakapan maupun tontonan dari film-film atau internet berlabel dewasa, vulgar, atau mengumbar sensualitas.Rangsangan dari telinga dan mata tersebut kemudian



13



merangsang sistem reproduksi dan genetalia untuk lebih cepat matang.Bahkan rangsangan audiovisual ini merupakan faktor penyebab utama menstruasi dini. (Proverawati,2011). e. Siklus menarche Siklus menarchesama dengan siklus menstruasi, yaitu waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datang nya menstruasi periode berikutnya. Setiap bulan nya, menstruasi berlangsung sekitar 3-7 hari.Panjang siklus menstruasi normal adalah 28 hari. (Lestari,2015). Handayani (2010) mengatakan, siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu : 1) Fase Menstruasi Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga kandungan hormone dalam darah menjadi tidak ada. 2) Fase Ploriferasi/Fase Folikuler Fase ini ditandai dengan menurun nya hormone progesterone sehingga memacu kelenjer hipofisis untuk mensekresikan FSH (Folikel Stimulating Hormon) dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen di produksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf



14



yangmasak dan menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH (Luteinizing Hormone) dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. 3) Fase Ovulasi/Fase Luteal Fase ini ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke empat belas sesudah menstruasi pertama. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel, dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone progesterone yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. 4) Fase Pasca Ovulasi/Fase Sekresi Fase ini ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya



sekresi



progesterone



maka



penebalan



dinding



endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mongering dan robek. Terjadilah fase pendarahan atau menstruasi.



15



f. Gangguan Menstruasi Menurut Asrinah (2011) gangguan menstruasi antara lain : 1) Premenstrual Tension Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid dating, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.Gejala-gejala yang tidak seberapa berat banyak di jumpai, terutama pada wanita berumur anatara 30 dan 45 tahun. Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia,nyeri kepala, mudah tersinggung, sukar tidur, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae. 2) Mastalgia Gejala mastalgia adalah rasa nyeri dan pembesaran mammae sebelum haid. Sebabnya edema dan hiperemi karena peningkatan relative dari kadar estrogen. 3) Mittelschmerz Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi.Rasa nyeri yang terjadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat.Lamanya mungkin hanya beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus antara 2-3 hari. Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan pendarahan,



16



yang kadang-kadang sangat sedikit berupa getah berwarna coklat, sedangkan pada kasus lain dapat merupakan pendarahan seperti haid biasa. 4) Dismenorea Dismenorea atau neri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita saat menstruasi. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar di nilai.Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan. g. Hal yang harus dilakukan dalam menghadapi menarche Hal-hal yang perlu dilakukan remaja saat menghadapi menarche menurut (Lestari,2015) yaitu : 1) Jangan merasa takut atau cemas dalam menghadapi menarche. 2) Segera pakai pembalut. 3) Membertitahu pada orang terdekat, misalnya ibu, kakak, dll. 4) Konsultasi dengan orang terdekat apabila ada keluhan selama menstruasi. h. Perilaku Reproduksi Sehat Perilaku reproduksi sehat dapat dilakukan dengan cara merawat organ kewanitaan secara baik dan benar. Hal-hal tersebut anatara lain, (Asrinah,2011) :



17



1) Mandi dengan teratur dengan membasuh vagina dengan air hangat dan sabun yang lembut. 2) Cuci tangan sebelum menyentuh vagina. 3) Setelah buang air besar dan kecil, selalu bersihkan dengan air dari arah depan kebelakang (kearah anus). Jangan arah sebaliknya, karena hal ini akan membawa bakteri dari anus ke vagina. 4) Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun (100%). Bahan lain, misalnya nylon dan polyster akan membuat gerah dan panas dan membuat vagina menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak. 5) Hindari juga menggunakan kain atau waslap milik orang lain untuk mengeringkan vagina kita. 6) Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah vagina. 2. Remaja a. Pengertian Menurut World Health Organization (WHO) (2014) remaja atau dalam istilah asing yaitu adolescence yang berarti tumbuh kearah kematangan. Remaja adalah seseorang yang memiliki rentang usia 1019 tahun. Remaja adalah masa dimana tanda-tanda seksual sekunder seseorang



sudah



berkembang



dan



mencapai



kematangan



18



seksual.Remaja juga mengalami kematangan secara fisik, psikologis, maupun sosial. Remaja merupakan proses seseorang mengalami perkembangan semua aspek dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa sering disebut dengan masa pubertas.Masa pubertas merupakan masa dimana remaja mengalami kematangan seksual dan organ reproduksi yang sudah mulai berfungsi.Masa pematangan fisik pada remaja wanita ditandai dengan mulainya haid, sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan mengalami mimpi basah (Sarwono, 2010). b. Tahap Perkembangan Remaja Menurut Sarwono (2010) ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu : 1) Remaja awal (Early Adolescence) Remaja awal sering dikenal dalam istilah asing yaitu early adolescence memiliki rentang usia antara 11-13 tahun. Pada tahap ini mereka masih heran dan belum mengerti akan perubahanperubahan yang terjadi pada tubuhnhya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan tersebut. Mereka juga mengembangkan pikiran-pikiran baru, mudah tertarik pada lawan jenis, dan juga mudah terangsang secara erotis.



19



2) Remaja madya (Middle Adolescence) Remaja yang dikenal dalam istilah asing yaitu middle adolescence memiliki rentang usia antara 14-16 tahun. Tahap remaja



madya



atau



pertengahan



sangat



mebutuhkan



temannya.Masa ini remaja lebih cenderung memiliki sifat yang mencintai dirinya sendiri (narcistic).Remaja pada tahap ini juga masih bingung dalam mengambil keputusan atau masih labil dalam berperilaku. 3) Remaja akhir (Late Adolescence) Remaja akhir atau istilah asing yaitu late adolescence merupakan remaja yang berusia antara 17-20 tahun.Masa ini merupakan masa menuju dewasa dengan sifat egois yaitu mementingkan diri sendiri dan mencari pengalaman baru.Remaja akhir juga sudah terbentuk identitas seksualnya.Mereka biasanya sudah berpikir secara matang dan intelek dalam mengambil keputusan. 3. Kesiapan Menghadapi Menarche a. Pengertian Kesiapan merupakan kondisi seseorang yang memahami suatu keadaan untuk memberikan respon terhadap masalah-masalah yang terjadi dengan melibatkan kondisi fisik dan emosional yang di miliki (Slameto,2010). Kesiapan menghadapi menarche merupakan salah satu kondisi yang memerlukan penyesuaian fisik dan psikologis dari



20



remaja putri. Dengan adanya sumber-sumber dukungan sosial disekitar remaja putri yang sedang menghadapi menarche akan dapat meningkatkan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche (Erviana (2012) dalam Diaris (2018). Fajri



dan



Khairani



(2011)



merumuskan



bahwa



kesiapan



menghadapi menarche merupakan keadaan perempuan yang berusia 10 sampai dengan 15 tahun dengan pemahaman serta kemampuan menerima kematangan fisik yang terjadi pada menstruasi pertama. Dapat disimpulkan bahwa kesiapan menghadapi menarche merupakan kondisi anak perempuan yang dapat memahami dan menerima secara positif terhadap Keadaan fisik yang terjadi dalam tubuhnya yaitu dengan menstruasi pertama yang ditandai dengan sakit kepala sakit di bagian pinggang keluarnya darah dari area vulva dan perasaan mudah tersinggung hal ini merupakan ciri dari kedewasaan seseorang. b. Aspek-Aspek Kesiapan Menurut Yusuf (2010) ada tiga aspek mengenai kesiapan, yaitu : 1) Aspek pemahaman, yaitu kondisi dimana seseorang mengerti dan mengetahui kejadian yang dialaminya bisa di jadikan sebagai salah satu jaminan bahwa dia akan merasa siap menghadapi hal-hal yang terjadi. 2) Aspek penghayatan, yaitu sebuah kondisi psikologis dimana seseorang siap secara alami bahwa segala hal yang terjadi secara



21



alami akan menimpa hamper semua orang adalah sesuatu yang wajar, normal, dan tidak perlu di khawatirkan. 3) Aspek kesediaan, yaitu suatu kondisi psikologis dimana seseorang sanggup atau rela untuk berbuat sesuatu sehingga dapat mengalami secara langsung segala hal yang seharusnya dialami sebagai salah satu proses kehidupan. c. Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan dalam Menghadapi Menarche Yusuf (2012) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menarche yaitu : 1) Ibu Ibu merupakan tempat berbagi informasi mengenai pendidikan seks pertama bagi anak perempuan nya, ibu memiliki pengaruh terbesar dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya dalam memberikan pemahaman tentang menarche. Anak pertama kali melakukan interaksi komunikasi dalam lingkungan keluarga terutama dengan orang yang paling dekat dengan dirinya yaitu, ibu. Ibu mempunyai peran yang lebih besar dalam memberikan informasi tentang menarche kepada anak perempuan dibandingkan ayah dan anggota keluarga lainnya. Hubungan kelekatan (attachement) anak dengan ibunya akan berlangsung sampai anak mencapai usia remaja (Fajri dan Khairani,2011).



22



2) Teman Sebaya Sumber informasi merupakan bentuk dari komunikasi yang didapatkan melalui orang lain atau orang-orang yang ada di sekitar anak perempuan pra pubertas biasanya mendapatkan sumber informasi dari pengaruh teman sebaya dan lingkungan tempat tinggal.



Anak perempuan pra pubertas yang mendapatkan



informasi salah melalui teman sebayanya tentang proses menarche akan mengakibatkan anak perempuan pra pubertas salah mengartikan proses menarche dan menganggap menarche sebagai hal yang negative sehingga anak perempuan pra pubertas tidak siap menghadapi proses menarche. Anak perempuan pra pubertas yang memiliki hubungan baik dengan keluarga cenderung dapat menghindari



diri



dari



pengaruh



negatif



teman



sebaya



dibandingakan dengan anak perempuan yang kurang memiliki hubungan baik dengan keluarga, terutama dengan ibu. 3) Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan dalam melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu anak agar mampu mengembangkan potensinya, baik menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, sosial maupun emosional. Hubungan sekolah dengan kesiapan anak perempuan dalam menghadapi menarche



yaitu,



anak



perempuan



pra



pubertas



sangat



membutuhkan banyak sumber informasi yang benar mengenai



23



menarche. Sekolah merupakan tempat anak perempuan pra pubertas belajar dan mendengarkan ajaran-ajaran yang di berikan oleh guru mereka, sehingga ilmu yang diberikan oleh guru akan di dengarkan dengan baik oleh anak perempuan pra pubertas sebelum mengalami proses tersebut. Hal ini karena informasi mengenai menarche merupakan hal yang paling penting bagi kesiapan anak perempuan dalam menghadapi proses tersebut. 4) Media Elektronik Media Elektronik sangat baik untuk menyampaikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Ketidaktahuan anak perempuan pra pubertas mengenai menarche dikarenakan kurangnya akses informasi mengenai kesehatan reproduksi sehingga anak perempuan tidak mengetahui banyak informasi mengenai menarche. Kebanyakan anak perempuan pra pubertas jarang mencari informasi di internet mengenai menarche sehingga dalam hal ini membuat pengetahuan anak perempuan pra pubertas kurang dalam mengetahui proses menarche dengan baik.



24



Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi menarche berasal dari sumber informasi yang di dalam nya terdapat faktor ibu, teman sebaya, lingkungan sekolah, dan media elektronik. 4. Dukungan Ibu a. Pengertian Dukungan Ibu Dukungan ibu adalah tingkah laku atau upaya yang dilakukan seorang ibu terhadap keluarganya untuk merawat suami dan anakanaknya. (Santoso (2009) dalam Hayuningtyas (2017) .Ibu merupakan seseorang yang berperan penting dan pusat bagi tumbuh kembang anaknya, khususnya anak perempuan yang akan menghadapi menstruasi pertamanya. Ibu dapat memberikan informasi sederhana ke anak perempuannya yang akan mengalami menarche, misalnya apa itu menstruasi, seberapa sering menstruasi terjadi, berapa lama menstruasi terjadi, seberapa banyak darah yang keluar dan cara menggunakan pembalut, pentingnya menjaga kebersihan, dan cara membersihkan vulva saat menstruasi, dan apa saja yang tidak boleh dilakukan saat menstruasi. (Hawari (2007) dalam Hayuningtyas (2017).



25



b. Jenis-Jenis Dukungan Menurut Friedman (2013) terdapat beberapa bentuk sumber dukungan, seperti : 1) Dukungan informasional Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai pemberi



informasi,



dimana



keluarga



menjelaskan



tentang



pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan



suatu



masalah.Penelitian



Indriyani



(2016)



menjelaskan dukungan informatif yang bisa diberikan kepada remaja putri menarche adalah dengan memberikan nasehat dan saran mengenai kejadian menarche agar bisa terhindar dari kecemasan berlebih. 2) Dukungan penilaian atau penghargaan Dukungan



penilaian



adalah



keluarga



yang



bertindak



membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.Menurut Eminyam (2011) bentuk dukungan penghargaan keluarga kepada remaja putri yang mengalami menarcheadalah menyatakan bahwa hal tersebut bersifat normal dan merupakan tanda kedewasaan bagi seorang wanita. 3) Dukungan instrumental Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal



26



kebutuhan keuangan, makan, minum dan istirahat.Menurut Indriyani (2016) dukungan instrumental yang bisa diberikan kepada remaja putri yang sedang mengalami menarche adalah menyediakan kebutuhan selama menarche seperti pembalut. 4) Dukungan emosional Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat serta pemulihan dan membantu penguasaan



terhadap



emosi.Dukungan



emosional



meliputi



dukungan yang diwujudkan dalam bentuk adanya kepercayaan dan perhatian.Menurut Indriyani (2016) dukungan emosional yang bisa diberikan kepada remaja putri ketika menarche adalah memberikan perhatian dan berbagi pengalamanan mengenai menarche yang dulu dialami ibu atau kakak perempuannya sebagai bentuk dukungan emosional keluarga terdekat. B. Penelitian Terkait Menurut penelitian yang di lakukan oleh Restu Khoiriah (2018) yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas V dan VI SD Nahdlatul Ulama Yogyakarta 2018”. Di dapatkan hasil bahwa dari 40 siswi yang menjadi responden, mayoritas memiliki tingkat pengetahuan tentang menstruasi sedang dengan kesiapan menghadapi menarche dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 orang (55%) dengan p value 0,039 yaitu