Mengembangkn Obyek Wisata Berbasis Kebudayaan SD Coyo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA SENDANG COYO BERBASIS KEBUDAYAAN PENDAHULUAN Latar Belakang Musim liburan merupakan waktu dimana orang-orang ingin mencari sesuatu untuk melepas penat disaat mereka sedang bekerja atau melakukan kegiatan lainnya. Biasanya yang menjadi tujuan mereka adalah tempat-tempat yang memberi kenyamanan dan menghilangkan rasa penat yang selama ini membebaninya. Obyek wisata merupakan salah satu alternatif bagi setiap orang untuk menghabiskan masa liburan bersama keluarga. Kebanyakan seseorang apabila menghabiskan liburannya hanya berkunjung ketempattempat yang sudah terkenal dan biasa dikunjungi oleh banyak orang, dikarenakan selain tempat itu sudah terkenal menarik sarana dan prasarananya pun mampu memberi kenyamanan bagi setiap pengunjung yang datang. Disisi lain obyek wisata yang seharusnya memiliki potensi sama kurang dikenal oleh banyak orang, karena sedikit sekali orang yang menyadari bahwa Indonesia mempunyai banyak potensi yang dimiliki oleh obyek wisata kecil yang tidak kalah jauh dengan obyek wisata yang sudah ternama. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak potensi, baik dari sektor alam yang memilki sejuta macam keindahan dan mengundang kekaguman maupun kebudayaan yang berbeda-beda dari daerah satu dengan daerah lainya. Dimana kebudayan itu memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Potensi-potensi yang sangat besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dari masing-masing sektor tersebut memiliki daya tarik bagi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri untuk datang mengunjungi daerah tersebut. Dalam pengembangan potensi obyek wisata yang ada di Indonesia pemerintah hanya memperhatikan obyek wisata yang sudah ternama, kekurangan-kekurangan yang ada dalam obyek wisata besar cenderung segera diperbaiki. Fasilitas serta pengolahan yang super ekstra dilakukan guna menarik minat pengunjung agar mau mendatangi tempat tersebut. Potensi-potensi yang ada pada obyek wisata kecil dan belum ternama cenderung tidak diperhatikan karena obyek wisata tersebut dianggap tidak layak dikunjungi atau terkesan biasa-biasa saja dikarenakan tempat tersebut tidak mampu menarik banyak pegunjung untuk mendatanginya sehingga sarana dan prasarana serta pengelolaannya terkesan biasa dan tidak terawat dengan baik. Banyak orang berfikir untuk dapat mengembangkan obyek wisata haruslah dengan membangun sarana dan prasana yang membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga terkesan menarik bagi para pengunjung. Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana merupakan faktor utama pengunjung memilih obyek wisata terseebut sebagai tujuannya, walaupun begitu menarik suatu obyek wisata tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai membuat setiap orang malas menuju daerah tersebut. Pengembangan potensi obyek wisata lewat sarana dan prasarana memang penting akan tetapi kami memiliki gagasan pengembangan potensi wisata yang cenderung lebih ekonomis dan mampu memilki daya tarik yang cukup besar yakni kebudayaan sebagai salah satu alternatif pengembangan obyek wisata. Kabupaten Grobogan, terletak di antara 11015’ BT - 11125’ BT dan 7 LS - 730’LS atau di bagian tengah-utara dari pulau jawa, memiliki potensi bentang alam untuk di jadikan objek wisata. Wilayah Kabupaten Grobogan juga terletak di antara dua pegunungan kendeng yang membujur dari arah barat ke timur dan berbatasan dengan: Sebelah barat: Kabupaten Semarang dan Demak, Sebelah Utara: Kabupaten Kudus, Pati dan Blora, Sebelah Timur: Kabupaten Blora, Sebelah Selatan: Kabupaten Boyolali, Ngawi, dan



Kabupaten Semarang membuat potensi wisata semakin menarik karena dekatnya akses dengan wilayah wilayah unggulan di jawa tengah. Kawasan Sendang Coyo, yang berada di Kecamatan Pulokulon, berada di bawah wilayah KPH Gindih, di pandang sebagai daerah perawan diharapkan dapat di kembangkan sebagai objek wana wisata dengan pengelolaan yang baik sehingga tidak hanya menambah daftar kawasan wisata daerah, juga dapat meningkatkan pendapatan perhutani sektor non kayu juga Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun demikian, pengembangan industri pariwisata di kawasan Sendang Coyo ini juga tetap memperhatikan aspek formal seperti study kelayakan, perijinan, dan AMDAL. Rumuan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana menciptakan daya tarik bagi masyarakat untuk mengunjungi obyek wisata melalui kebudayaan yang ada? 2. Apa pengaruh kebudayaan yang terdapat pada obyek wisata terhadap para pengunjung? 3. Bagaimana cara mengembangkan obyek wisata dengan kebudayaan yang ada? Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah : 1. Mengembangkan obyek wisata kecil dan belum terkenal. 2. Mengenalkan obyek wisata kecil dan belum terkenal melalui kebudayaan. 3. Melestarikan kebudayaan khas daerah tersebut. Manfaat Penulisan Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan karya tulis ini yaitu: 1. Mengurangi pengangguran di daerah tersebut karena adanya pengembangan potensi obyek wisata. 2. Memberikan alternatif tujuan wisata terhadap masyarakat umum. 3. Memajukan kebudayaan dan wilayah di daerah sekitar obyek wisata



TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Obyek Wisata Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata Jadi pengertian wisata mengandung unsur yaitu : 1. Kegiatan perjalanan; 2. Dilakukan secara sukarela; 3. Bersifat sementara; 4. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :



1.



Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka. 2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan. 3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain. Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain (James J.Spillane,1982:20) Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi (Menurut Salah Wahab,1975:55) Sedangkan pengertian Kepariwisataan menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya. (Nyoman S. Pendit,2003:33). Hakikat kebudayaan Kebudayaan adalah kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti asesoris perhiasan tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga, pakaian, system computer, non materil adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan / keyakinan serta bahasa. Definisi kebudayaan di atas seolah bergerak dari suatu kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu. Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma budaya. Kebudayaan dalam Pandangan Sosiologi, Bagaimana para sosiolog mendefinisikan kebudayaan Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari interaksi sosial antar manusia dalam masyaralat mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:



1.



Keseluruhan (total) atau pengorganisasian way of life termasuk nilai-nilai, normanorma, institusi, dan artifak yang dialihkan dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui proses belajar (Dictionary of Modern Sociology). 2. Kebudayaan adalah Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi social Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis (Francis Merill). 3. Kebudayaan. adalah sesuatu yang terbentuk oleh Pengembangan dah transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya symbol bahasa sebagai rangkaian simbol. yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan dapat ditemukan di dalam media, pernerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu (Bounded Et.Al,1989). Setelah kita mengetahui bebrapa definisi dari kebudayaan sekarang kita akan memahami unsur-unsur dari kebudayaan itu sendiri. Menurut Bronislaw Malinowski unsurunsur kebudayaan meliputi 4 unsur pokok yang meliputi: 1. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerjasama antara anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya 2. Organisasi ekonomi 3. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas untuk pendidikan 4. Organisasi kekuatan Selain unsur-unsr diatas kebudayaan memiliki beberapa wujud. Sedangkan wujud dari kebudayaan itu sendiri meliputi: 1. Gagasan Wujud ideal dari kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang bersifat abstrak. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau pemikiran warga masyarakat. 2. Aktifitas atau tindakan Aktifitas adalah wujud dari kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia masyarakat itu sendiri, wujud ini sering pula disebut sebagai sistem sosial yang terdiri dari interaksi sosial dan kontak sosial 3. Artefak atau karya Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktifitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat yang berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.



METODE PENULISAN Pendekatan Penulisan Pendekatan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Pemilihan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan atau gejala tertentu pada objek kajian. Dalam hal ini penulis berusaha membuat deskripsi tentang kebudayaan sebagai salah satu alternatif pengembangan potensi obyek wisata. Sumber penulisan Dalam penulisan karya ilmiah ini kami mencari sumber dari buku-buku dan artikel yang ada dalam internet selain itu kami juga mengadakan ovservasi, wawancara dan dokumentasi guna memperkuat dalam penulisan karya ilmiah ini.



Sasaran penulisan Sasaran yang kami tuju dalam penulisan karya ilmiah ini adalah obyek wisata sendang coyo dan kebudayaan yang ada didalamnya. Tahapan penulisan Tahap tahap dalam penulisan ini sendiri secara umum dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah : a. Observasi Langkah pertama yang kami lakukan dalam pengumpulan data adalah melakukan obervasi di salah satu obyek wisata kecil yakni sendang coyo guna mengetahui potensi yang terdapat didaerah sendang coyo. Selain itu observasi yang kami lakukan juga bertujuan untuk mengkaji seberapa besar obyek wisata sendng coyo mampu menarik minat masyarakat. b. Wawancara Selain ovservasi kami juga mengadakan wawancara terhadap pihak terkait guna menjadi sumber pendukung dalam penulisan karya ilmiah ini. c. Dokumentasi Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara observasi pada obyek wisata tersebut dan mendokumentasikannya sebagai sumber kajian dalam penulisan karya ilmiah. d. Studi Pustaka Berdasarkan permasalahan yang muncul maka penulis melakukan pencarian sumber-sumber pustaka yang relevan dengan tema yang kami ambil dari artikel yang kami unduh dari internet. Sumber-sumber pustaka yang diperoleh kemudian dipelajari dan dituangkan dalam kajian pustaka sebagai teori yang mendasari pembahasan dan permasalahan yang dikaji. 2. Menemukan dan Merumuskan Masalah Berdasarkan kajian pustaka dan ovservasi yang kami laksanakan, tim kami berhasil mengamati dan menemukan gagasan yakni memanfaatkan kebudayaan sebagai salah satu alternatif pengembangan potensi obyek wisata. Dari perumusan masalah tesebut. Tim kami menganalisis bagaimana agar kebudayaan mampu menjadi salah satu alternaeif pengembangan obyek wisata. 3. Analisis Data Kegiatan analisis dilakukan dengan pendekatan teoritik berdasarkan hasil kajian pustaka. Proses analisis data yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini mencakup reduksi data dan sajian data. Analisis reduksi data dilakukan dengan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan yang telah telah diperoleh berdasarkan sumber pustaka. Analisis ini dilakukan guna mempertegas, meringkas, memfokuskan dan membuang data yang tidak penting agar kesimpulan dapat diambil. Setelah melakukan reduksi data kemudian penulis melaksanakan tahap sajian data. Pada tahap ini penulis menyusun informasi hasil dari tahap reduksi data kemudian menyajikannya secara lengkap baik data yang diperoleh dari studi pustaka, maupun dokumentasi kemudian dianalisis sesuai dengan kategori dalam permasalahan yang ada guna memperoleh data yang jelas dan sistematis. Data ini kemudian digunakan sebagai rujukan dalam pembahasan dan penarikan simpulan.



4. Merumuskan Pemecahan Masalah Langkah ini merupakan solusi dari tim kami atas rumusan masalah yang ada dan kami menyusun semu ini secara sistematis. 5. Penarikan Kesimpulan dan Saran Pada tahap penarikan Kesimpulan dan saran penulis menggunakan teknis induksi berdasarkan uraian pada pembahasan. Berdasarkan pembahasan pula, penulis merumuskan beberapa saran agar pihak-pihak yang terkait dapat mempertimbangkan solusi permasalahan untuk dapat direalisasikan.



PEMBAHASAN I. Prospek Kabupaten Grobogan, dengan area seluas 1.975,86 km² merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah cilacap. Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk 1.404.770 jiwa (sensus penduduk 2009) dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,83% di tahun yang sama ini menjadikan grobogan sebagai tempat yang potensial untuk berinvestasi. Asumsi lain adalah peralihan keminatan wisatawan dari wisata buatan ke wisata alam. Wana Wisata Sendang Coyo mempunyai potensi alam dan kebudayaan yang masih menyimpan potensi untuk di kembangkan kearah itu. II. Kebudayaan Sebagai Pengembang Obyek Wisata Salah satu upaya pengembangan kepariwisataan adalah dengan memanfaatkan potensi kepariwisataan. Adapun untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus mengacu pada apa yang dicari oleh wisatawan. Umum diketahui bahwa modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga, yakni: alam, kebudayaan, dan manusia itu sendiri. Keberadaan obyek arkeologis pada situs-situs purba di Indonesia yang menempati bentang lahan yang juga beragam, di tengah lingkungan masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya-serta aktivitas arkeologis yang menyangkut upaya penelitian dan pelestarian, harus juga dipandang sebagai potensi kepariwisataan yang harus diberdayakan bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan. Bentuk wisata yang didasari motivasi atau maksud bepergian wisatawan berkenaan dengan obyek tersebut, salah satunya adalah wisata minat khusus. Dalam pariwisata jelas diperlukan modal kepariwisataan (tourism assets), atau sering juga disebut sumber kepariwisataan (tourism resources). Suatu daerah atau tempat hanya dapat menjadi tujuan wisata adalah dimana wisatawan akan datang berkunjung jika kondisinya sedemikian rupa, sehingga ada yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Dengan kata lain, yang disebut modal atau sumber kepariwisataan adalah apa yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Kita harus mampu mengenali modal kepariwisataan yang dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menahan wisatawan selama berhari-hari dan dapat berkalikali dinikmati, bahkan pada kesempatan lain wisatawan mungkin akan kembali lagi ke tempat yang sama. Daya tarik yang demikian itu dikenal sebagai daya tarik penahan. Sebaliknya ada juga daya tarik yang hanya dapat menarik kedatangan wisatawan. Inilah yang dikenal sebagai daya tarik penangkap wisatawan, yang cenderung hanya sekali dinikmati, kemudian ditinggalkan lagi oleh wisatawan. Bila kita pandang Candi Prambanan di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sebagai daya tarik penangkap



wisatawan, maka Pantai Parangtritis di sebelah selatan Yogyakarta dapat dikategorikan daya tarik penahan wisatawan. Dalam pembangunan pariwisata ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian. Yakni pembangunan wisata, kalau pembangunannya berhasil akan menarik kedatangan wisatawan dalam jumlah besar namun harus diingat pula akan timbulnya berbagai dampak polusi pada lingkungannya yang jauh lebih besar. Hal ini sama dengan pembangunan daya tarik penahan wisatawan, yang juga akan menimbulkan dampak yang jauh lebih besar daripada pembangunan daya tarik penangkap wisatawan. Dampak dimaksud juga berkenaan dengan dampak yang bersifat ekonomis. Pembangunan pariwisata jelas berhubungan dengan tipe wisatawan yang akan menjadi sasaran. Daya tarik penahan terutama cocok untuk wisatawan rekreasi, sedang atraksi penangkap terutama sesuai dengan minat wisatawan tamasya atau wisatawan budaya. Dengan kata lain penyesuaian pembangunan atraksi wisata dan motif wisata itu juga berkenaan dengan pilihan apakah modal wisata tertentu itu akan dikembangkan diwilayah tersebut, Jelas bahwa untuk mengembangkan potensi obyek wisata yang ekonomis dengan cara menghidupkan budaya guna menarik masyarakat untuk mengunjungi wilayah tersebut. Selain dapat memaksimalakan potensi wisata hal ini juga bisa melestarikan kebudayaan yang telah lama menjadi tradisi. III. Jenis Kebudayan yang Bisa Menjadi Alternatif Pengembangan Obyek Wisata Definisi kebudayaan di atas seolah bergerak dari suatu kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu. Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma budaya Kebudayaan merupakan kebiasaan yang sering dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan merupakan kepercayaan yang melekat erat dalam masyarakat tersebut. Obyek wisata yang ada dibeberapa daerah khusunya derah pedesaan yang belum begitu terkenal biasanya memiliki tradisi atau kebuayaan tertentu yang sering dilaukan oleh masyarakat sekitar obyek wisata tersebut. Dalam hal ini kami mengambil contoh dan mengadakan opsevasi pada obyek wisata sendang coyo. Dimana tempat itu merupakan sumber mata air yang airnya mengalir terus menerus tanpa pernah kering. Sendang coyo terletak di Dukuh Coyo, Desa Mluwa karantalun, Kecamatan Grobogan. Menurut kisah orang-orang sektar sendang coyo beramula dari kisah Sunan Kalijaga yang sedang mengadakan perjalanan untuk membut masjid demak bersama rombonganya, ditengah perjalanan Sunan Kalijaga beristirahat karena cuaca yang panas. Karena jatah minum rombongan telah habis dan murid-muridnya mencari air tidak dapatdapat maka sunan kalijaga menancapkan sebuah tongkat kedalam tanah dan setelah tongkat itu tercabut maka keluarlah sumber mata air yang tak habis-habis. Krena lokasinya dan airnya tak habis-habis maka orang-orang sekitar menyebut tempat itu sendang sedangkan air ditempat itu sangat jernih sehingga saat kena sinar Matahari kelihatan bercahaya maka tempat tersebut dikenal dengan sebuan sendang coyo. Kebudayan disini yang sangat menarik adalah ketika malam jum’at legi selalu ada ritual yang sangat unik, ratusan orang berbondong-bondog menuju tempat itu dengan tujuan yang berbeda-beda karena sudah menjadi tradisi dan kebudayan masyarakat tersebut kalau hari itu datang maka ritual itu dilakukan kadang dalam acara tersebut juga ada hiburan tersendiri.



Hal ini terjadi karen masarakat tersebut memiliki mitos bahwa barang siapa yang mandi diderah tersebu akan awet muda selain itu pada malam itu juga ada tradisi memandikan benda pusaka agar keampuhan benda pusaka tersbut tidak luntur. Terlepas dari itu semua kebudayan yang terjadi pada acara ini mengundang ratusan orang berbondong-bondong ketempat tersebut,apabila hal ini dikelola dengan baik tak khayal bisa menjadi satu tujuan wisata tahunan selain itu apabila tempat tersebut dikelola dengan baik diakhir pekan juga bisa menjadi jadwal baru untuk tujuan liburan akhir pekan karena keunikan dari budaya tersebut. IV. Langah Pengembangan Potensi Wisata Melalui Kebudayaan Tidak semua obyek wisata memliki asal usul dan kebuayaan karena kebudayaan ini hanya terdapat pada obyek wisata yang alami sedangkan obyek wisata ciptaan manusia sekarang tidak memliki mitos legenda secara tradisi kebudayaan yang bias menjadi alternative pengembangan obyek wisata. Tindakan yang harus dilakukan pertama adalah perbaikan sarana dan prasarana yang layak selain itu akses transportasi yang berupa jalan harus lancar, setelah itu langkah selanjutnya adalah mengenalkan lagi kebudyaan itu kemasarakat dan menghidupkan lagi serta apabila kebudyaan itu digelar bisadiramaikan dengan hiburan kebudayan khas daerah. Disini kita ambil contoh seperti yang ada diatas. Sendang coyo adalah obyek wisata alam yang berupa sumber air yang terus menerus mengalir. Daerah tersebut terletak dipinggir hutan dan akses menuju tempat tersebut relative sulit karena jalan yang harus dilewati sebagian rusak berat. Langkah awal yang harus dilakukan dalam pengembangan potensi sendang coyo adalah dengan cara memperbaiki jalan yang rusak,karena jalan merupakan akses utama menuju tempat tersebut. Apabila jalan dibangun dengan baik maka pengunjung atau masyarakat yang ingin berwisata ketempat tersubut tidak malas Karena akses jalan menuju tempat tersebut sudah biasa dilewati dengan nyaman. Langkah kedua adalah perbaikan sarana dan prasarana ditempat tersebut. Hal ini juga penting dilakukan karena sarana dan prasarana juga mempengaruhi kenyamanan pengunjung untuk menikmati tempat tersebut. Di sendang coyo sudah ada sarana diantaranya masjid dan kamar mandi akan tetapi seharusnya sarana dan prasarana harus biasa ditambah lagi guna memberi kenyamanan pengunjung diantaranya menambah sarana bermain anak disekitar obyek wisata serta taman dan tempat duduk yang lebih baik selain itu pengelolaan yang baik terhadap sarana yang ada dan keamanan yang terjamin juga membut pengunjung bisa lebih tenang lagi dalam berwisata. Langkah terakhir adalah pengenalan potensi yang dimiliki sendang coyo dengan kebudayaan yang ada didaerah tersebut. Di sendang coyo kebiasaan tersebut hanya dilakukan setahun sekali yakni pada saat hari jum’at legi dibulan suro. Seharusnya apabila pemerintah bisa mengelola kebudayaan tersebut,kebudayaan tersebut bisa dilakukan sebulan sekali tanpa harus menunggu kedatangan bulan suro guna menarik minat pengunjung. Singkatnya saat bulan suro ada pagelaran kebudayan besar akan tetapi dihari malam jum’at legi yang lain dibuat adanya pegelaran kebudayaan yang kecil guna menrik minat dari pengunjung. Kebudayaan tersebut bisa diisi pertunjukan hiburan lain yang bersifat tradisional guna melestarikan kebudayaan leluhur yang diantaranya ketoprak wayang kulit serta hiburan lainya. Dimana dana yang digunakan untuk menampilkan hiburan dengan pembelian tiket masuk obyek wisata tersebut.



V. Peran Obyek Wisata dalam Mengurangi Angka Pengangguran Obyek wisata memiliki potensi besar seperti yang dijelaskan diatas, selain hal tersebut diatas potensi lainya adalah dengan pengembangan obyek wisata dapat mengurangi angka penganggurn masarakat sekitar obyek wisata tersebut. Angka pengganguran ini dapat berkurang dengan cara yakni penduduk sekitar lokasi bisa membuka warung makan disekitar obyek wisata tersebut. Selain itu hal ini juga memberi peluang pada pedagang asongan atau pedagang kecil untuk menjajakkan daganganya didaerah tersebut. Potensi area prkir juga bisa mejadikan mata pencarian yang baru dimana hasilnya juga cukup besar. Disini potensi parkir tidak berdiri sendiri akan tetapi sudah bekerja sama dengan penjualan tiket masuk jadi secara jelasnya tiket sudah termasuk area parkir, sehingga petugas parkir bisa mengambil gajinya dipenjualan loket dengan sistem tergantung kesepakatan masing-masing. Selain itu juga penjualan pernak-pernik dan kerjina tangan juga biasa mengurangi angka pengangguran dengan sistem sebagai berikut. Masing-masing rumah tangga membuat pernak-pernik dan kerajinan yang akan dikelola oleh koprasi selanjutnya dari koprasi mengolah pernak-pernik itu untuk dipasarkan oleh para anggota koprasi dengan menjualnya disekitar obyek wisata tersebut. VI. Kelebihan dan Kekurangan Kebudayaan Sebagai Pengembangan Obyek wisata Ibarat tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan gagasan ini yakni memiliki beberapa kekuranganan dan beberapa kelebihan dan dengan kedepannya kami berusaha meminimalisir kekurangan yang ada dalam gagasan kami. Kelebihan dan kekurangan dari gagasan kami diantaranya Kelebihan: 1. Memiliki potensi untuk menarik banyak wisatawan 2. Mengenalalkan obyek wisata kecil 3. Dapat melestarikan budaya nenek leluhur 4. Memajukan daerah sekitar Kekurangan: 1. Sarana dan prasarana masing-masing obyek yang berbeda dan belum tentu mendukung 2. Generasi muda yang kurang antusias dengan kebudayaan kuno 3. Kebudayaan tersebut hanya terjadi beberapa waktu sekali dan waktunya relatif lama.



KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi. Salah satu upaya pengembangan kepariwisataan adalah dengan memanfaatkan potensi kepariwisataan. Adapun untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus mengacu pada apa yang dicari oleh wisatawan. Umum diketahui bahwa modal



atraksi yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga, yakni: alam, kebudayaan, dan manusia itu sendiri. Dari pernyataan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebudayaan mampu menarik minat wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata yang ada karena selain melepas stres dengan refresing wisatawan dapat pula menikmati kebudayaan asli daerah tersebut. Selain memajukan potensi wisata ”kebudayaan sebagai salah satu alternatif pengembngan obyek wisata” juga bisa melestarikan kebudayaan leluhur dan mengurangi pengangguran diderah tersebut. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat kami sampaikan adalah adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang kebudayaan sebagai salah satu alternatif pengembangan potensi obyek wisata. Peran serta pemerintah serta masyarakat untuk mewujudkan gagasan kami sangatlah penting guna memperlancar program ini.



DAFTAR PUSTAKA 1) 2) 3)



Arison . 2008. Pengertian-Pariwisata.Html. http://.Blogspot.com (11 Juni 2009) Yudhim. 2008. pengertian-Kebudayaan.Html. http:// Blogspot.com (11 Juni 2009) Wisata dan Budaya. 2009. Situs-dan-Aktivitas-Arkeologis-Bagi.Html. http://.Blogspot.com (11 Juni 2009)