MINI RISET IPA KEL 5-Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MINI RISET MK. PEND IPA KELAS TINGGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN



MINI RISET SKOR NILAI:



Nama Mahasiswa



:



Alya Novita Sumual



( 1193311006 )



Maya Indah Sari Siregar



( 1193311005 )



Vinka Nova Tutiona Simanjuntak



( 1193311011 )



Yesika Putri Simanulang



( 1193311025 )



Yulia Hareza



( 1193311014 )



Jurusan



:



Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar



Program Studi



:



Pendidikan Guru Sekolah Dasar



Kelas



:



G Ekstensi 2019



Dosen Pengampu



:



Septian Prawijaya, S.Pd,M.Pd



Mata Kuliah



:



Pendidikan IPA SD Kelas Tinggi



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan miniriset tentang “Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Pembelajaran IPA di SD Kelas Tinggi Melalui media pembelajaran rantai makanan ekosistem”.Dalam menyelesaikan laporan minireset ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Penulismenyadarimasihbanyakterdapatkesalahan-kesalahan dalam penyusunan laporan minireset ini. Maka dari itu, penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya. Selain itu, saran, usul dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan mini riset ini dapat berguna bagi penulis dan dengan selesainya laporan mini riset ini, penulis mengucapkan terima kasih.



Medan, Desember 2020



Kelompok 5



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. DAFTAR ISI …………………………………………………………………………



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………………………………………………………….……… 1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 1.3. Tujuan ………………………………………………………………………….



BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Landasan Teori …………………………………………………………………..



BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian …………………………………………………………. 3.2. Subjek Penelitian ……………………………………………………………… 3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 3.4. Prosedur dan Analisa Data



……………………………………………..



…………………………………………………….



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil …………………..………………………………………………………. 4.2 Pembahasan ……………..……………………………………………………..



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan …………………...……………………………………………….. 5.2. Saran ……………………………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………....



3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami perubahan semenjak adanya Covid 19. Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Corona virus Diseases 2019 (COVID19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. (Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, 2020). Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. (Pendidikan, M., & Indonesia, K. R. 2020). Di tengah pandemi COVID-19 ini sekolah-sekolah menerapkan pembelajaran secara daring melalui berbagai platform aplikasi yang tersedia seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom merupakan media yang dapat dioptimalkan. Melalui media aplikasi elektronik tersebut tenaga pendidik dapat mentransfer pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran. Selain memakai aplikasi khas untuk kegiatan pembelajaran, guru dan peserta didik juga biasanya menggunakan aplikasi WhatsApp karena dinilai lebih mudah. (Firyal, R. A. 2020).



4



B. Rumusan Masalah Dampak pandemi covid 19 terhadap pembelajaran ipa di sd kelas tinggi melalui media pembelajaran rantai makanan ekosistem.



C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dampak pandemi covid 19 terhadap pembelajaran ipa di sd kelas tinggi melalui media pembelajaran rantai makanan ekosistem.



5



BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN



A. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) IPA merupakan cabang ilmu yang fokus kajiannya adalah alam dan proses-proses yang ada di dalamnya (Ina Fitriyana, 2010 : 11). Pembelajaran IPA merupakan studi tentang manusia atau studi tentang masalah-masalah bagaimana manusia mengembangkan satu kehidupan yang lebihbaik.Pendidikan sains menekankan pada pemberian secara langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.Sedangkan menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD (2006:484) bahwa: IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang bersifat fakta – fakta, konsep – konsep, prinsip – prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan ke dalam kehidupan sehari – hari.Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa IPA bukan hanya sekedar teori tapi IPA lebih menekankan proses di mana kita harus menemukan konsep dan menghubungkan dengan pengalaman yang sudah kita alami sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari.



B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar Sesuai dengan tujuan pembelajaran dan hakikat IPA, bahwa IPA dapat dipandang sebagai produk, proses dan sikap, maka dalam pembelajaran IPA di SD harus memuat 3 dimensi IPA tersebut. Pembelajaran IPA tidak hanya mengajarkan penguasaan fakta, konsep dan prinsip tentang alam tetapi juga mengajarkan metode memecahkan masalah, melatih kemampuan berpikir kritis dan mengambil kesimpulan melatih bersikap objektif



6



bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. Model pembelajaran IPA yang sesuai untuk anak usia sekolah dasar adalah model pembelajaran yang menyesuaikan situasi belajar siswa dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Siswa diberi kesempatan untuk menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Usman Samatowa, 2006: 11-12). Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri dan berbuat untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam dan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah (Mulyasa, 2006: 110-111). Jadi, pembelajaran IPA di SD/MI lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung sesuai kenyataan di lingkungan melalui kegiatan inkuiri untuk mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah.Keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya. Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuwan. Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah Dasar memiliki kecenderungan belajar dari hal-hal konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif. Oleh karena itu, keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya. Keterampilan proses IPA yang harus dikembangkan meliputi: (1) observasi, (2) klasifikasi, (3) interpretasi, (4) prediksi, (5) hipotesis, (6) mengendalikan variabel, (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian, (8) inferensi, (9) aplikasi, dan (10) komunikasi (Hendro Darmodjo dan Kaligis, 2006: 11). Menurut Rezba et.al 1995 (dalam Patta Bundu, 2006:12) keterampilan dasar proses sains untuk tingkat sekolah dasar meliputi keterampilan mengamati (observing), mengelompokkan (clasifying), mengukur (measuring), mengkomunikasikan (communicating), meramalkan (predicting), dan menyimpulkan (inferring). Sedangkan menurut Paolo Marten ( dalam Usman Samatowa, 2006: 12) mendefiniskan keterampilan proses anakanak adalah mengamati, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi dan menguji kebenaran ramalantersebut. Aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SD adalah melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran IPA dimulai dengan memperhatikan konsepsi/pengetahuan awal siswa yang relevan dengan apa yang akan dipelajari.



7



Selanjutnya aktivitas pembelajaran dirancang melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam. Kegiatan pengalaman nyata dengan alam ini dapat dilakukan di kelas atau laboratorium dengan alat bantu pelajaran maupun dilakukan langsung di alam terbuka. Melalui kegiatan nyata dengan alam inilah, siswa dapat mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah seperti mengamati, mencoba, menyimpulkan hasil kegiatan dan mengkomunikasikan kesimpulan kegiatannya. Kegiatan pembelajaran IPA juga dirancang sebanyak mungkin memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dengan bertanya anak akan berlatih mengemukakan gagasan dan respon terhadap permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat mengembangkan pengetahuan IPA. Di samping bertanya, siswa juga diberi kesempatan untuk menjelaskan suatu masalah berdasarkan pemikirannya Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran IPA yang dilakukan dengan mengangkat permasalahan dalam dunia nyata yang dialami oleh anak akan lebih menarik bagi anak, sehingga anak dilibatkan secara aktif dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dalam penelitian ini materi yang akan digunakan adalah materi IPA kelas V semester II yaitu materi daur air dan peristiwa alam. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas V



Standar Kompetensi



Kompetensi Dasar



7. memahami perubahan yang terjadi di Mendiskripsikan proses daur air dan alam dan hubungannya dengan sumber kegiatan manusia yang daya alam dapatmempengaruhinya. Mendiskripsikan perlunya penghematan air. 7.3Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi diIndonesia 7.4 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi



8



C. Pembelajaran Daring COVID-19 berdampak besar pada seluruh sektor di dunia. Dampak yang terjadi akibat adanya COVID-19 ini seperti pada bidang ekonomi, pariwisata, sosial, dan tidak terkecuali pendidikan. Menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, menyatakan bahwa setidaknya ada 290,5 juta peserta didik di seluruh dunia terganggu aktivitas belajarnya akibat COVID-19 yang semakin merebak diseluruh belahan dunia. Pada sektor pendidikan, banyak yang menghentikan kegiatan belajar mengajarnya dan memberhentikan program pertukaran pelajar untuk meminimalisir penyebaran COVID-19. Penutupan sekolah adalah salah satu respon positif pemerintah untukmelindungipesertadidikdarikemungkinan tertularCOVID-19, karenalingkungan sekolah merupakan tempat ratusan peserta didik bertemu dan ini menjadikan sekolah menjadi tempat yang berbahaya dimana penyakit dapat menyebar dengan cepat (Sintema, 2020). Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat edaran pada tanggal 19 Maret 2020 yang menghimbau agar masyarakat menunda segala kegiatan di dalam maupun di luar ruangan di semua sektor terutama pada bidang pendidikan guna mencegah penyebaran COVID-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID19pada tanggal 24 Maret 2020. Surat edaran tersebut menjelaskan agar proses belajar mengajar dilaksanakan di rumah masing-masing melalui sistem daring (dalam jaringan) atau jarak jauh. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya memanfaatkan jaringan internet (Dewi, 2020). Pembelajaran daring tersebut dilaksanakan agar dunia pendidikan terus dapat berjalan ditengah pandemic yang mengharuskan untuk melakukan physical distancing.Pembelajaran daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.Pembelajaran daring dilaksanakan diberbagai jenjang, tidak terkecuali Sekolah Dasar (SD). Guru, peserta didik, serta orang tua atau wali murid merasakan betul dampak dari adanya COVID-19 ini dengan adanya pembelajaran daring di sekolah. Pembelajaran daring di SD dilaksanakan melalui bimbingan orang tua. Dengan adanya pembelajaran daring, diharapkan peserta didik mempunyai kesempatan belajar dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran daring ini merupakan sebuah inovasi dalam pendidikan untuk menyediakan sumber belajar yang bervariatif. Pembelajaran daring merupakan suatu terobosan untuk melakukan proses belajar mengajarsecara



9



efektif dan efisien untuk melayani kebutuhan peserta didik dalam hal pendidikan (Dewi, 2017).Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di TengahPandemiCovid19PemerintahIndonesiamengeluarkansuratedaranpadatanggal19Maret2020yang menghimbauagarmasyarakatmenundasegalakegiatandidalammaupundiluarruangan di semua sektor terutama pada bidang pendidikan guna mencegah penyebaranCOVIDMenteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-19pada tanggal 24 Maret 2020. Surat edaran tersebut menjelaskan agar proses belajar mengajar dilaksanakan di rumah masing-masing melalui sistem daring (dalam jaringan) atau jarak jauh. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya memanfaatkan jaringan internet (Dewi,2020).Pembelajaran daring tersebut dilaksanakan agar dunia pendidikan terus dapat berjalan ditengah pandemi yang mengharuskan untuk melakukan physical distancing. Pembelajaran daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermaknabagipesertadidik.Pembelajarandaringdilaksanakan diberbagai jenjang, tidak terkecuali Sekolah Dasar (SD). Guru, peserta didik, serta orang tua atau wali murid merasakan betul dampak dari adanya COVID-19 ini dengan adanya pembelajaran daring di sekolah. Pembelajaran daring di SD dilaksanakan melalui bimbingan orang tua. Dengan adanya pembelajaran daring, diharapkan peserta didik mempunyai kesempatan belajar dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran daring ini merupakan sebuah inovasi dalam pendidikan untuk menyediakan sumber belajar yang bervariatif. Pembelajaran daring merupakan suatu terobosan untuk melakukan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien untuk melayani kebutuhan peserta didik dalam hal pendidikan (Dewi, 2017). Guru dan siswa di dalam pembelajaran daring dapat memanfaatkan beberapa aplikasi seperti google classroom, zoom, whatsapp group, dan lain sebagainya. Tetapi, menurut Nakayama, Yamamoto, & Santiago (2007) pembelajaran online (daring) tidak dapat menyukseskan semua peserta didik dengan semua literatur e-learning karena tergantung dari faktor lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik



D. Penerapan media pembelajaran papan rantai makanan tentang ekosistem a. Media Pembelajaran Papan Rantai Makanana. Pengertian Media Papan Rantai MakananPapan rantai makanan merupakan salah satu jenis media konvensional berupa papan berbentuk lingkaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam memahami materi tentang rantai makanan pada suatu ekosistem tertentu. Media ini berupaya untuk menguraikan tentang tahapan rantai makanan pada suatu ekosistem tertentu secara runtut dan sistematis.Keruntutan rantai makanan yang terdapat pada media tersebut ditunjukkan melalui anak panah pada papan tersebut yang digambar dengan mengikuti arah jarum jam. Komponen yang terdapat pada media papan rantai makanan berupa papan piramida makanan yang berbentuk segitiga samakaki, papan berbentuk lingkaran, buku petunjuk penggunaan media papan rantai makanan, kotak berisi kartu kata dan gambar, dan kartu kata dan gambar, 10



b. Rantai Makanan pada suatu Ekosistem Sumantoro dan Hermana (2009: 90) menjelaskan bahwa rantai makanan merupakan perjalanan makan memakan seolah-olah membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan tersusun dari produsen (penghasil), konsumen (pemakai), dan pengurai. Dengan kata lain, rantai makanan merupakan ketergantungan makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lain umumnya dalam hal makan-memakan. Rantai makanan terjadi di semua ekosistem. Haryanto (2007: 86) menjelaskan bahwa ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Makna pendapat dari kedua ahli di atas jika digabungkan bahwa rantai makanan pada suatu ekosistem adalah hubungan saling ketergantungan dari makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya pada suatu tempat tertentu. Dalam hal ini, peristiwa makan-memakan yang terjadi melibatkan semua makhluk hidup yang tinggal di tempat tertentu berdasarkan ekosistemnya masing-masing. c. Bahan-bahan untuk Membuat Media Papan Rantai Makanan Media yang dikembangkan berupa media papan rantai makanan menggunakan bahan-bahan yang relatif kuat, tahan lama sehingga bisa digunakan secara berulang-ulang. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam menghasilkan produk ini adalah papan berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm, kertas karton dengan dengan ketebalan 4 mm, mistar, plastik sampul 3 m, kayu dengan panjang 40 cm, papan tripleks dengan panjang 48 cm, kuas, cat (disesuaikan dengan pilihan warna yang disukai oleh siswa SD), perekat 1 m, dan gambar dengan ukuran panjang 18 cm dan lebar 11 cm.Sedangkan, alat yang digunakan dalam membuat media papan rantai makanan adalah gunting, cutter, paku, dan engsel d. Cara Menggunakan Media Papan Rantai MakananProsedur dalam mengaplikasikan media papan rantai makanan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menyiapkan kartu berisi gambar dan kata serta papan rantai makanan 2. Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang 3. Guru memberikan petunjuk kegiatan kelompok. Kemudian, membagikan kartu berisi gambar kepada kelompok 1 dan 3 4. Kelompok 1 diminta untuk mendemonstrasikan kartu yang berisi gambar dan kata yang dibagikan guru. Kemudian, ditempelkan pada papan rantai makanan, 5. Kelompok lain diminta untuk menyimak penjelasan dari kelompok 1 dan memperbaiki kesalahan dari letak kartu yang ditempel 6. Kelompok 2 diminta untuk mendemontrasikan dengan cara memindahkan kartu yang telah ditempelkan pada papan rantai makanan oleh kelompok 1 pada papan piramida makanan 7. Cara yang sama pula dilakukan olehkelompok 2 dan 4. 11



e. Kelebihan Media Papan Rantai Makanan Media papan rantai makanan yang dikembangkan memiliki kelebihan sebagai berikut: 1. Media papan rantai makanan dapat digunakan secara berulang-ulang karena menggunakan bahan-bahan yang bisa bertahan lama yaitu menggunakan bahan dasar dari kayu 2. Media papan rantai makanan dapat melatih siswa untuk berpikir runtut, dan kritis dalam mengurutkan rantai makanan suatu makhluk hidup dalam ekosistem tertentu 3. Media papan rantai makanan tidak hanya mengembangkan aspek kognitif saja. Tetapi, media ini juga dapat mengembangkan aspek afektif. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman serta harus telitidan juga percaya diri. Sementara, berkaitan dengan aspek psikomotorik, siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya melalui kegiatan demontras 4. Penggunaan media papan rantai makanan dalam proses pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran lebih bermakna karena siswa dapat belajar dengan menggunakan benda konkritatau nyata 5. Pengaplikasian media papan rantai makanan dapat menciptakan pembelajaran lebih aktif karena semua siswa ikut terlibat dalam menggunakan media tersebut 6. Media papan rantai makanan sangat menarik karena menggunakan warna-warna cerah yang tentunya sangat identik dengan siswa SD 7. Kartu kata dan gambar yang akan ditempelkan pada papan rantai makanan bisa dibongkar pasang sehingga mempermudah siswa dan guru untuk memperbaiki kesalahan 8. Ukuran media papan rantai makanan proposional sehingga bisa digunakan untuk kelompok kecil, sedang, dan besar



12



BAB III METODE PELAKSANAAN



A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kualitatif. Nawawi (1994) berpendapat bahwa objek dari penelitian kualitatif adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2006), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.Menurut Ridjal (Bungin, 2001), metode kualitatif ini bertujuan untuk menggali atau membangun situasi proposisi atau menjelaskan makna dibalik sebuah realita. Menurut peneliti tipe penelitian kualitatif tepat digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui dampak covid 19 terhadap Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD kelas tinggi melalui media pembelajaran rantai makanan ekosistem.



B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Lembah melintang, ujunggading, Pasaman Barat, Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan pada hari selasa 15 Desember 2020



C. Subjek Penelitian Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 sampai kelas 6 di SD Negeri 02 Lembah melintang, ujunggading, Pasaman Barat, Sumatera Barat. yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari 10 orang siswa kelas 5 SD, 10 orang siswa kelas 6 SD, dan 2 orang guru.



D. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara



13



Wawancara adalah teknik pengumpulan datya yang dilakukan melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung anatara peneliti dan narasumber. Seiring dengan perkembanagan teknologi, metode wawancara dapat pula melalui media-media tertentu misalnya, telepon, email, dan lain sebagainya. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan media telepon. b. Studi Pustaka atau Literatur Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir,1988: 111). c. Langkah-langkah Penelitian Wawancara dilakukan melalui telepon dimaksudkan untuk mendukung physical distancing yang diterapkan guna mencegah penularan COVID-19. Isi pertanyaan dalam wawancara ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar selama pandemic covid 19? 2. Apakah dampak yang dirasakan pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selama pandemic covid-19? 3. Bagaimanakah proses penerapan media pembelajaran rantai makanan dalam ekosistem pada saat pandemi covid 19?



14



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dampak atas terjadinya pandemic terhadap segala aspek kehidupan manusia, terutama adalah dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar dialihkan dari pembelajaran tatap muka menjadi online dengan menggunakan berbagai fitur internet yang kemudian dijadikan sebagai alternatif dalam menghadapi pandemic covid-19 tersebut. Pengertian Media Papan Rantai Makanan Papan rantai makanan merupakan salah satu jenis media konvensional berupa papan berbentuk lingkaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam memahami materi tentang rantai makanan pada suatu ekosistem tertentu. Media ini berupaya untuk menguraikan tentang tahapan rantai makanan pada suatu ekosistem tertentu secara runtut dan sistematis.Keruntutan rantai makanan yang terdapat pada media tersebut ditunjukkan melalui anak panah pada papan tersebut yang digambar dengan mengikuti arah jarum jam. Komponen yang terdapat pada media papan rantai makanan berupa papan piramida makanan yang berbentuk segitiga samakaki, papan berbentuk lingkaran, buku petunjuk penggunaan media papan rantai makanan, kotak berisi kartu kata dan gambar, dan kartu kata dan gambar. Dampak yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh ini yang paling berpengaruh adalah kurang memadainya fasilitas untuk online, terlebih kebiasaan ini menjadikan siswa tidak efektif mengikuti Karena sebelumnya tidak pernah seperti ini. Demikian juga orangtua kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Juga pengawasan dan perhatian ekstra tentunya harus ditambah dalam mendampingi anak dalam situasi belajar online. Juga yang para guru, dampak yang dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran, beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran online. Akhirnya kita simpulkan bahwa yang terkena dampak luar biasa adalah seluruh pihak baik itu siswa, orangtua, ataupun tenaga pendidik. B. Saran Menjadi pelajaran luar biasa bagi kita seluruh elemen bangsa dalam hal ini dunia pendidikan tentunya harus terus menga-upgrade atau mngevaluasi diri untuk lebih baik kedepannya. Baik dalam masalah kompetensi dalam pembelajaran agar kemudian dapat menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang menerpa dalam dunia pendidikan terutama saat- saat pandemi terjadi yang membuat tatanan dunia berubah dan harus menyesuaikan dengan keadaan agar kegiatan pendidikan tetap berjalan dengan baik sesuai dengan amanat undang- undang negara republik Indonesia.



15



DAFTAR PUSTAKA



Aji Rizqon Halal Syah.2020. Dampak Covid-19 pada Pendidikan Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial dan Budaya Syar,7. Bungin Burhan. 2001. Metedologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metedologis ke Arah Ragam Varian Kontemproner. Jakarta: Rajawali Pers. Ciputrauceo.net diakses pada tanggal 5 November 2020. Dewi, W. A. F. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Impelemtasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar.



Edukatif:



Jurnal



Ilmu



Pendidikan,



2(1),



55-61.



Retrieved



from



https://edukatif.org/idex.php/edukatif/article/view/89/pdf guruberbagi.kemendikbud.go.id di akses pada tanggal 5 November 2020. Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity. Moelong. 2006. Metedologi Penelitian Kuanlitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Purwanto, Agus, DKK. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns Journal: Journal of education psychology and counseling



16