Minyak Atsiri Lavender [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MINYAK ATSIRI LAVENDER MATA KULIAH PILIHAN ATSIRI



Diajukan Sebagai Nilai Tugas Kelompok Mata Kuliah Pilihan Atsiri Dosen Pengampu: Ir.Hj. Dwi Handayani, MT



Disusun Oleh: 1. Agnes Marsella Br Tarigan 2. Basa Ulina Br Simalango 3. Kamilatul Hidayah 4. Arganesa Erniko Putrikinasih 5. Septi Kusuma Astuti



(210301150600 (210301150600 (210301150600 (21030115060087) (21030115060088)



PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M AR AN G 2017



KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pilihan Atsiri. Dalam makalah ini penulis membahas tentang minyak atsiri lavender. Makalah ini dibuat dengan mengambil referensi dari internet, buku maupun bantuan dari berbagai pihak untuk membantu dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan yang mendasar dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan banyak terimakasih. Semarang, Maret 2017



Penulis



DAFAR ISI



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak atsiri yang disebut juga minyak eteris, minyak terbang atau essential oil, dipergunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya pada industri parfum, kosmetik, essense, farmasi dan flavoring agent. Peranan minyak atsiri dalam kehidupan sehari-hari telah dikenal sejak beberapa abad lalu, yaitu minyak yang paling terkenal adalah minyak yang berasal dari rempah-rempah. Dengan kemajuan teknologi, maka usaha penggalian sumber-sumber minyak atsiri dan peningkatan pendayagunaan minyak atsiri salah satunya adalah minyak dari bunga-bungaan seperti lavender. Minyak lavender merupakan salah satu minyak atsiri yang sudah dikenal sejak bertahuntahun yang lalu, terutama di negara-negara Eropa. minyak ini berasal dari bunga segar tanaman Lavandula offinails CHAIK yang tumbuh liar diatas tanah kering gersang daerah Perancis dan perbatasan Italia. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana prosedur analisa minyak lavender? 2. Apa saja sifat fisiko dan kimia minyak lavender?



BAB II ISI 2.1 Tanaman Lavender Tanaman lavender merupakan tanaman semak, berpohon kecil, mempunyai daun bertulang sejajar dan bunga kecil berwarna ungu kebiruan. Bunga tersebut berbau harum, berbentuk bilabiat, tumbuh pada bagian ujung cabang. Beberapa jenis tanaman lavender yang masing-masing mempunyai variasi bentuk, sesuai dengan tempat tumbuhnya, sebagai berikut: a. Tanaman Lavandula officinalis CHAIX var. delphinensis JORD. Batangnya berukuran kecil, dan tumbuh liar di tanah gersang, pada ketinggian 1300 mdpl. Minyak yang dihasilkan bermutu tinggi. b. Tanaman Lavandula officinalis CHAIX var. fragrans JORD. Batangnya agak besar, tumbuh liar pada ketinggian 500 mdpl. Mutu minyak yang dihasilkan lebih rendah dari varietas pertam. c. Tanaman Lavandula hybrida Reverchon (Lavandin). Merupakan persilangan antara tanaman lavender sejati (Lavandula officinalis CHAIX) dan Lavandula latifolia Vill. Tumbuh liar dan menghasilkan minyak mutu sedang (antara true lavender dan spike lavender) berba seperti kamfer. Berdasarkan klasifikasi diatas, didapati bahwa tanaman lavender yang tumbuh di dataran lebih tinggi menghasilkan minyak dengan mutu lebih baik. Mutu minyak lavender didasarkan pada kadar esternya (linalyl asetat). Minyak Lavandula officinalis CHAIX var. delphinensis mempunyai kadar ester sebesar 50 – 55% sedangkan minyak yang dihsilkan Lavandula latifolia mengandung ester sekitar 2-3%. Produksi minyak atsiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi iklim, cuaca, ketinggian tanah, metode pemetikan, kondisi bunga dan metode penyulingan. Tanaman yang dipanen pada cuaca panas dan kering akan menghasilkan minyak lebih banyak, begitu sebaliknya. Pada ketinggian 1000 mdpl, rendemen minyak rata-rata tanaman lavender liar adalah 500 gram tiap 100 kg bunga. Tabel 2.1 Produksi minyak tanaman lavender Umur penanaman (tahun) 2 3 4 5 6



Produksi minyak tiap hektar (kg) 8,00 – 10,00 18,00 – 23,00 18,00 – 30,40 14,00 – 30,00 18,00 – 32,00



 Penyulingan Karena minyak lavender mengandung persenyawaan kimia berupa ester, yaitu linaliil asetat, maka air dalam ketel akan menghidrolisa persenyawaan ester, sehingga kadar senyawa ester menurun. Sehingga untuk mempertahankan jumlah ester maka dilakukan penyulingan dengan sistim uap. Penyulingan uap yang dilakukan secara cepat dengan menggunakan uap yang dihasilkan ketel uap dan bahan yang segar akan menghasilkan rendemen minyak dan kadar ester yang lebih tinggi. Minyak yang disuling dari bunga kering biasanya mempunyai berat jenis yang lebih besar, sedangkan jumlah ester yang menguap relatif kecil. 2.2 Komposisi Kimia Komposisi kimia yang utama dalam minyak lavender adalah linaliil asetat dan linaliil dengan jumlah sekitar 30 – 60% total berat minyak. Komposisi kimia dari minyak lavender yang diperoleh dengan metode penyulingan uap adalah: furfural, valerat aldehid, amil alkohol, osimene, etiln-amyl, alkohol, metil heptone, karvone, pinene, cineole, d-borneol, bornil asetat, l-linalool, l-linalyn asetat, geraniol, lavendurol, nerol, tymol, kariolene, coumarin. Minyak lavender yang diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut menguap, mempunyai komposisi yang hampir sama dengan minyak hasil sulingan. Perbedaannya minyak hasil ekstraksi mengandung komponen bertitik didih tinggi dalam jumlah lebih besar dari hasil sulingan. Minyak lavender yang diperoleh dari ektraksi menggunakan pelarut menguap mengandung komponen kimia antara lain: ester dari linalool, terutama linalool asetat, koumarin yang berkadar 4x lebih besar dari kadar koumarin minyak hasil sulingan karena titik didihnya tinggi umbeliferon metil ester (7-metoksi coumarin), cedrone, asam koumarat dan khlorofil. Pada ekstraksi dengan menggunakan pelarut benzene menghasilkan “concrete” yang mengandung ester dari asam menguap, sedangkan “absolut” mengandung ester dari asam asetat, propinoat, [butirat dan iso-butirat. Presentase ester dari asam non-volatile dalam “concrete” sekitar 35% lebih kecil daripada persentase ester dalam “absolute” (sekitar 45%). 2.3 Sifat Fisiko-Kimia Tabel 2.3.1 Sifat Fisiko-kimia minyak lavender dengan kadar ester 50% (grade I) Karakteristik Bobot jenis pada 25̊o̊ C Putaran optik pada 25o C



Syarat 0.882 – 0.887 -6o37’ - -8o50’



Indeks bias pada 20oC Kadar ester (dihitung sebagai analyl asetat) Kelarutan dalam alkohol 70% pada 25oC



1.4588 – 1.4600 49.2 – 53.7% Larut dalam: 2.5 – 3.5 volume



Tabel 2.3.2 Sifat fisiko-kimia minyak lavender dengan kadar ester 38 – 42% (grade II) Karakteristik Bobot jenis pada 25̊o̊ C Putaran optik pada 25o C Indeks bias pada 20oC Kadar ester (dihitung sebagai analyl asetat) Kelarutan dalam alkohol 70% pada 25oC



Syarat 0.880 – 0.886 -7o58’ - -8o45’ 1.4585 – 1.4607 37.3 – 43.7% Larut dalam: 2– 3 volume



Tabel 2.3.3 Sifat fisiko-kimia minyak lavender kelas mutu intermediet dengan kadar ester 30-35% Karakteristik Bobot jenis pada 25̊o̊ C Putaran optik pada 25o C Indeks bias pada 20oC Kadar ester (dihitung sebagai analyl asetat) Kelarutan dalam alkohol 70% pada 25oC



Syarat 0.8880 – 0.886 -7o58’ - -8o45’ 1.4585 – 1.4607 44.8 – 48.8% Larut dalam: 2 – 3 volume



2.4 Pemalsuan Karena jumlah kandungan ester merupakan salah satu penentu minyak lavender maka pemalsuan minyak lavender sering dilakukan dengan jalan menambahkan ester yang dapat diperoleh dari bahan yang lebih murah. Salah satu bahan pemalsu yang sering digunakan adalah terpinil asetat dan adanya bahan tersebut dapat dilakukan dengan analisa bilangan penyabunan atau bilangan ester. Bahan pencampur lainnya adalah minyak “ho” (minyak shiu jepang). Minyak “ho” mengandung sejumlah besar linalool yang dapat diasetilasi sehingga membentuk ester. Deteksi pemalsuan tidak cukup dengan menganalisa sifat fisiko-kimia, tetapi juga harus dianalisa secara organleptik yang umumnya dikerjakan oleh para ahli.