MKP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Seminar Kerja Praktek



FIBER OPTIK PADA JARINGAN BACKBONE TOPOLOGI STAR DI PT DIRGANTARA INDONESIA DALAM ARSITEKTUR FTTB (FIBER TO THE BUILDING) Antaresa Mayuda1), Ajub Ajulian2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang, Indonesia email : [email protected]



ABSTRAK Pada abad sekarang ini kemajuan di dunia informasi begitu pesat dan berdampak pada perkembangan bidang telekomunikasi. Kebutuhan masyarakat akan informasi baik berupa suara maupun data semakin meningkat, sehingga suatu jaringan dengan kecepatan akses yang tinggi untuk transmisi data yang handal sangat dibutuhkan. Begitu pula pada jaringan backbone yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan harus memiliki kecepatan interkoneksi antar jaringan yang sangat tinggi. Kabel fiber optik tampaknya menjadi ide yang tepat untuk meningkatkan performa pada jaringan backbone, dimana dengan penggunaan fiber optik sebagai medium transmisi memberikan dampak pada keandalan yang tinggi, kapasitas yang besar dan kualitas yang tinggi. Di lingkungan PT. Dirgantara Indonesia, untuk mengatasi masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan local maka pada jaringan backbone perlu dibangun dan dirancang menggunakan kabel fiber optik dengan topologi dan arsitektur jaringan yang tepat. Perancangan jaringan yang tepat dan efisien diharapkan mampu memenuhi kebutuhan layanan data yang tinggi agar menghasilkan proses produksi yang lebih baik. KataKunci : Fiber Optik, Topologi, FTTx, Switch



I. 1.1



PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini kemajuan di bidang telekomunikasi begitu pesat sehingga berdampak pada perkembangan teknologi informasi. Kebutuhan masyarakat akan informasi baik berupa suara maupun data semakin meningkat, sehingga suatu jaringan dengan kecepatan akses yang tinggi untuk transmisi multimedia yang handal sangat dibutuhkan. Suatu jaringan yang handal serta mendukung berbagai layanan multimedia dengan bandwidth yang besar menyebabkan perlunya suatu optimalisasi sistem untuk meningkatkan performa dan kualitas jaringan. Oleh karena itu penerapan teknologi dan arsitektur jaringan yang tepat perlu dilakukan. Transmisi optik tampaknya menjadi ide yang tepat untuk meningkatkan performa jaringan, dimana dengan penggunaan serat optik sebagai media transmisi memberikan dampak pada keandalan yang tinggi, kapasitas yang besar dan kualitas yang tinggi menjadi pilihan dalam pembangunan sistem telekomunikasi. 1) NIM 21060110120029, Mahasiswa Teknik Elektro 2) NIP 197107191998022001, Dosen Teknik Elektro



PT. Dirgantara Indonesia sendiri adalah salah satu industri pesawat terbang di Indonesia yang juga memerlukan suatu jaringan dengan kecepat akses yang tinggi demi memudahkan para karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Dengan pertimbangan bahwa kabel Fiber Optik mampu mentransfer data dengan sangat cepat dan memiliki karakteristik tahan terhadap derau dan interferensi, stabil, aman dan kecepatan tinggi (hingga giga bits/detik), maka jaringan backbone yang menghubungkan seluruh gedung di PT Dirgantara perlu dibangun dengan media Fiber Optik. Selain itu, mengingat jaringan backbone merupakan “urat nadi” jaringan internal PT Dirgantara, maka jaringan ini harus “selalu” tersedia. Jika satu jalur terputus (karena ganggungan kabel atau perangkat jaringan, misalnya switch, router), maka diharapkan jalur tersebut tidak mengganggu jalur lain yang menghubungkan server dengan gedung lain. Sehingga Topologi yang sangat cocok untuk diterapkan di jaringan backbone PT. Dirgantara Indonesia adalah topologi star.



1.2 Tujuan Tujuan dan manfaat penulis melakukan kerja Praktek ini adalah : 1. Mengetahui topologi jaringan yang digunakan pada jaringan backbone di PT. Dirgantara Indonesia. 2. Mengetahui sistem switching pada jaringan backbone di PT. Dirgantara Indonesia 3. Mengetahui sistem dan komponen fiber optik pada jaringan backbone di PT. Dirgantara Indonesia dalam arsitektur FTTB (fiber to the building) 1.3 Batasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam laporan ini yatu sebagai berikut: 1. Hanya membahas kabel fiber optik pada jaringan backbone topologi star di PT. Dirgantara Indonesia dalam arsitektur FTTB (fiber to the building) 2. Hanya membahas topologi jaringan, arsitektur jaringan fiber optik, sistem switching dan komponen-komponen jaringan fiber optik di PT Dirgantara Indonesia. 3. Hanya membahas skema jaringan fiber optik di PT Dirgantara Indonesia beserta daftar komponen-komponennya.



2.2



Bagian-Bagian Kabel Fiber Optik Fiber optik sebenarnya tersusun atas Buffer coating, cladding dan core. Namun demi alasan keamanan maka ditambahkan pengaman setelah lapisan coating. Lapisan tersebut bisa berupa plastik, seng, atau anyaman kawat besi tergantung pada kondisi kabel optik ditempatkan. Berikut adalah gambar susunan dari fiber optik :



Gambar 1 Bagian-bagian fiber optik 2.3



Sistem Komunikasi Fiber Optik



Suatu sistem dasar komunikasi terdiri dari sebuah transmitter, sebuah recevier, dan sebuah information channel.



Transmitter



II. 2.1



DASAR TEORI Kabel Fiber optik Kabel Fiber optik adalah sebuah kabel yang terbuat dari fiber kaca dengan teknologi canggih dan mempunyai kecepatan transfer data yang lebih cepat daripada kabel biasa, biasanya fiber optik digunakan pada jaringan backbone (Tulang Punggung) karena dibutuhakan kecepatan yang lebih dalam jaringan ini, namun pada saat ini sudah banyak yang menggunakan fiber optik untuk jaringan biasa baik LAN, WAN maupun MAN karena dapat memberikan dampak yang lebih pada kecepatan dan bandwith karena fiber optik ini menggunakan bias cahaya untuk mentransfer data yang melewatinya dan sudah barang tentu kecepatan cahaya tidak diragukan lagi namun untuk membangun jaringan dengan fiber optik dibutuhkan biaya yang cukup mahal dikarenakan dibutuhkan alat khusus dalam pembangunannya.



Information Channel



Receiver



Gambar 2 Sistem Dasar Komunikasi Dimana Information channels nya dapat dibagi menjadi 2 kategori : Unguided channel dan Guided channel. Atmosphere adalah sebuah contoh Unguided channel, sistem yang menggunakan atmospheric channel adalah radio, televisi dan microwave relay links. Guided channels mencakup berbagai variasi struktur tranmisi seperti twowire line, coaxial cable, twisted–pair, dan fiber optic cable. Sedangkan untuk sistem komunikasi fiber optik sediri sedikit berbeda dengan sistem komunikasi pada umumnya, karena informasi yang dikirimkan dalam bentuk cahaya sehingga diperlukan proses pengubahan informasi menjadi cahaya. 



Optical Transmitter Optical transmitter merupakan sebuah komponen yang bertugas untuk mengirimkan sinyal-sinyal cahaya ke dalam media



pembawanya. Di dalam komponen ini terjadi proses mengubah sinyal-sinyal elektronik analog maupun digital menjadi sebuah bentuk sinyal-sinyal cahaya. Sumber cahaya yang biasanya digunakan adalah Light Emitting Diode (LED) atau solid state laser diode.  Fiber optic cable Komponen inilah yang merupakan pemeran utama dalam sistem ini. Kabel fiber optik biasanya terdiri dari satu atau lebih serat fiber yang akan bertugas untuk memandu cahaya-cahaya tadi dari lokasi asalnya hingga sampai ke tujuan.  Optical receiver Optical receiver memiliki tugas untuk menangkap semua cahaya yang dikirimkan oleh optical transmitter. Setelah cahaya ditangkap dari media fiber optik, maka sinyal ini akan didecode menjadi sinyal-sinyal digital yang tidak lain adalah informasi yang dikirimkan. Biasanya optical receiver ini adalah berupa sensor cahaya seperti photocell atau photodiode yang sangat peka dan sensitif terhadap perubahan cahaya.  Optical repeater Optical repeater atau dalam bahasa Indonesianya penguat sinyal cahaya, sebenarnya merupakan komponen yang tidak perlu ada ketika menggunakan media fiber optik dalam jarak dekat. Sinyal cahaya yang dikirimkan baru akan mengalami degradasi dalam jarak kurang lebih 1 km. Komponen pada Sistem Komunikasi Fiber Optik Sebuah sistem komunikasi tentu tidak hanya didukung oleh satu dua komponen atau perangkat saja. Di dalamnya pasti terdapat banyak sekali paduan komponen yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya.



kabel fiber indoor yang dipakai hanya untuk di dalam ruangan saja 



Pigtail Fiber Optik



Gambar 4 Pigtail Fiber Optik Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor. 



Optical Termination Box (OTB)



Gambar 5 Optical Termination Box Optical Termination Box (OTB) adalah Kotak tempat menaruh hasil terminasi/splicing. Untuk kapasitas OTB bervariasi mulai dari OTB 6 core, OTB 12 Core, OTB 24 core, hingga OTB 256 core. Optical Terminal Box juga digunakan untuk menghubungkan kabel fiber optik indoor maupun outdoor dan patchcord



2.4











Splicer (alat sambung fiber optik)



Patch Cord Fiber Optik Gambar 6 Splicer



Gambar 3 Patch Cord Fiber Optik Patchcord adalah kabel fiber optik dengan panjang tertentu yang sudah terpasang konektor di ujungnya. digunakan untuk menghubungkan antar perangkat atau ke koneksi telekomunikasi. Patch cord adalah



Penyambungan kabel optik dikenal dengan istilah splicing, Dalam penyambungan fiber optik diperlukan alat khusus yaitu splicer







Joint Closure Optic



Gambar 7 Joint Closure Optic Joint Closure adalah box tempat untuk menaruh hasil sambungan dari fiber optik outdoor. Sebagai contoh : Jika ada kebel fiber optik putus karena terpotong atau terbakar maka kabel tersebut di sambung/splicing dan hasil splicing-an di taruh di Closure. 



Rack Server



1. Fiber To The Node (FTTN) TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTN umumnya diterapkan pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga. 2. Fiber To The Curb (FTTC) TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.



Gambar 8 Rack Server Rack Server adalah Rack yang khusus di rancang untuk penempatan server ataupun peralatan jaringan network seperti HUB, SWITCH dan OTB 2.5



Arsitektur FTTx (Fiber To The X) Fiber to the x (FTTx) adalah istilah umum pada setiap arsitektur jaringan telekomunikasi yang menggunakan fiber optik untuk menggantikan seluruh atau sebagian dari kabel jaringan yang biasanya menggunakan kabel tembaga menjadi kabel fiber otik



Gambar 9 Ilustrasi Arsitektur FTTx



3. Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di apartement. 4. Fiber To The Home (FTTH) Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan fiber optik sebagai medium penghantaran. TKO berada di dalam rumah pelanggan, dan keseluruhan jaringan menggunakan kabel fiber optik. 2.6 Topologi Jaringan Topologi Bus Topologi jaringan ini menghubungkan seluruh komputer terkoneksi ke satu jalur data utama. Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus.



Gambar 10 Topologoi bus Topologi Ring Topologi ring adalah cara menghubungkan komputer sehingga berbentuk ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan.



Gambar 13 topologi tree Topologi Mesh Jenis topologi yang merupakan dari berbagai jenis topologi yang lain (disesuaikan dengan kebutuhan). Biasanya digunakan pada jaringan yang tidak memiliki terlalu banyak node di dalamnya. Dikarenakan setiap perangkat dihubungkan dengan perangkat lainnya.



Gambar 11 topologi ring Topologi Star Pada topologi star terdapat perangkat pengendali yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali komunikasi data. Sedangkan perangkat lain terhubung dengan perangkat pengendali sehingga pengiriman data akan melalui perangkat pengendali.



Gambar 14 topologi mesh III.



3.1



Gambar 12 topologi star Topologi Tree Topologi tree merupakan generalisasi dari topologi bus, media transmisi berupa kabel yang bercabang tanpa loop tertutup. Topologi tree selalu dimulai pada titik yang disebut headend. Satu atau beberapa kabel berasal dari headend.



FIBER OPTIK PADA JARINGAN BACKBONE TOPOLOGI STAR DI PT. DIRGANTARA INDONESIA DALAM ARSITEKTUR FTTB (FIBER TO THE BUILDING)



Jaringan Backbone PT Dirgantara Indonesia Backbone adalah saluran yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Dimana backbone ini merupakan dasar untuk pengembangan jaringan selanjutnya. Jaringan backbone memiliki koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Dengan menggunakan jaringan backbone, masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan lokal dapat teratasi. Sebenarnya bisa saja bila kita hanya menggunakan kabel jaringan UTP untuk menggabungkan atar jaringan lokal tersebut, tetapi akan terasa sekali lambatnya. Sehingga kabel yang cocok untuk digunakan pada jaringan backbone adalah kabel fiber optik.



3.1.1



Peta Internal PT Dirgantara PT Dirgantara Indonesia terdiri atas beberapa bangunan yaitu IT- Center, GPM, Diklat, AE-MT, East of Aero, Center of Aero, West of Aero, NC-Program, GPT, GRW, GFW, FTC, CBC dan HMP. Gambar berikut menunjukan peta internal dari PT Dirgantara Indonesia :



Berdasarkan jalur gorong-gorong bawah tanah PT Dirgantara, maka topologi yang paling sesuai untuk diterapkan pada backbone PT Dirgantara adalah topologi star. Sebenarnya bisa saja kita menerapkan jenis topologi lain, hanya saja kabel fiber optik yang dipasang harus melewati banyak jalur goronggorong sehingga penggunaan kabel menjadi tidak efisien 3.2



Arsitektur FTTx di PT Dirgantara Di lingkungan PT Dirgantara Indonesia, kabel fiber optik hanya digunakan pada jaringan backbone yang menghubungkan antar gedung saja. Sedangkan untuk jaringan internal didalam gedung menggunakan kabel UTP CAT6. Sehingga arsitektur jaringan Fiber Optik di PT Dirgantara termasuk kategori FTTB (Fiber To The Building). Fix Wing



Gambar 15 Peta Internal PT Dirgantara IT-Center



3.1.2



Topologi Jaringan Pada Backbone PT Dirgantara Jaringan backbone ini menggunakan kabel fiber optik outdoor singlemode 6 core yang diletakan pada gorong-gorong kabel bawah tanah berukuran 3x3 m yang sudah dibangun oleh PT Dirgantara sejak awal mula pembangunan, sehingga untuk meningkatkan efisiensi perancangan dan meminimalkan pengeluaran dana maka perancangan topologi harus disesuaikan dengan panjang goronggorong yang sudah ada.



Fiber Optik Singlemode 6 Core UTP Cat6



Gambar 17 Skema pengkabelan jaringan yang menghubungkan gedung IT-Center dan gedung Fix Wing Pada gambar di atas terlihat bahwa kabel fiber optik hanya dipakai untuk menghubungkan jaringan antar gedung saja, TKO (Titik Konversi Optik) berada di lantai 2 gedung IT-Center (Ruang Server) sedangkan untuk TKO distribusi berada pada tiap gedung yang biasanya terletak pada lantai basement. Kemudian pada jaringan internal tiap gedung, untuk menghubungkan seluruh komputer para karyawan PT Dirgantara Indonesia menggunakan kabel UTP Cat6 3.3



Gambar 16 Topologi Star Jaringan PT Dirgantara Indonesia



Sistem Fiber Optik di PT Dirgantara Indonesia 3.3.1 Sistem Switching Untuk switch yang diggunakan pada jaringan fiber optik di PT Dirgantara Indonesia menggunakan metode Multi layer switching, yaitu penyusunan perangkat network switch menjadi beberapa tingkatan dikarenakan end user yang terkoneksi ke dalam suatu jaringan



memiliki jumlah yang sangat banyak, sehingga kita perlu melakukan trunking (menyambungkan switch satu dengan switch lain) antar network switch secara bertingkat.



Gambar 18 Multi Layer Switching pada Jaringan Backbone PT Dirgantara Pada gambar di atas network switch tersusun atas 3 layer (tingkatan) yaitu Core Switch sebagai layer pertama, Distribution Switch sebagai layer kedua dan Access Switch sebagai layer ketiga. Fungsi Core Switch adalah sebagai network switch yang menggabungkan beberapa device network switch menjadi satu kesatuan (integrated network). Distribution Switch berfungsi sebagai penghubung antara Core Switch dengan Access Switch. Sedangkan Access Switch berfungsi sebagai penghubung antara network dengan computer end user 3.3.2



telah diukur pada rancangan topologi star. Kabel fiber outdoor tersebut diterminasi dengan konektor tipe LC/UPC atau disambung dengan pigtail tipe LC/UPC yang kemudian diletakan didalam OTB (Optical Termination Box). Untuk menghubungkan kotak OTB dengan core switch pada gedung IT-Center atau menghubungkan OTB dengan distribution switch menggunakan patchcord yang ditancapkan pada modul SFP yang kemudian modul SFP tercebut ditancapkan ke dalam port SFP pada core switch / distribution switch. SFP (small form plugable) sendiri merupakan hot-pluggable tranceiver yaitu perangkat yang mengirimkan dan menangkap sinyal informasi dengan media serat optik. SFP dipasang pada port pada modul sebuah perangkat komunikasi data / telekomunikasi. Pada SFP terdapat Transmit (Tx) dan Receive (Rx). Transmitter di perangkat A harus bertemu dengan Receiver di perangkat B, dan sebaliknya. Sedangkan untuk switch yang dipakai dalam jaringan fiber optik di PT Dirgantara sudah memiliki port SFP didalamnya sehingga tidak diperlukan suatu optical converter dan kabel fiber optik dapat langsung dihubungkan ke switch melalui modul SFP



Sistem Pengkabelan



Gambar 20 Pemasangan modul SFP Gambar 19 Skema Fiber Optik gedung ITCenter – Fix Wing Kabel fiber optik di PT Dirgantara menggunakan fiber optik outdoor 6 core Duct, Double jacket single mode, dengan diameter 9 micron, dan wavelenght 1310-1550 nm. Kabel ditarik sejauh ratusan meter sesuai jarak yg



Sedangkan untuk pengkabelan jaringan internal tiap gedung digunakan kabel UTP cat 6 dengan konektor RJ45. Kabel UTP dengan konektor RJ45 dapat langsung ditancapkan ke switch dan juga Komputer karyawan PT Dirgantara Indonesia.



3.4



Contoh Perancangan Jaringan Fiber Optik di PT Dirgantara Untuk membuat suatu rancangan jaringan, maka kita harus mengetahui berapa banyak jumlah user yang akan di-cover oleh jaringan tersebut dan seberapa jauh jarak yang dibutuhkan untuk menghubungkan user dengan ruang data server dan internet, sehingga kita dapat memperkirakan jumlah switch yang dibutuhkan serta panjang kabel yang diperlukan untuk membuat jaringan tersebut. Berikut adalah table jumlah user dan switch di PT Dirgantara Indonesia:



Berikut adalah tabel contoh perancangan jaringan fiber optik pada gedung IT-Center dan Fixed Wing di PT Dirgantara Indonesia : Tabel 2 Penentuan komponen fiber optik di gedung NETWORK CENTER / IT



Tabel 1 Penentuan Jumlah User dan Switch di PT Dirgantara



Tabel 3 Penentuan komponen fiber optik di gedung FIXED WING



Berdasarkan tabel diatas maka kita dapat membuat tabel perancangan jaringan fiber optik pada jaringan backbone topologi star di PT Dirgantara Indonesia. Akan tetapi, terlebih dahulu kita harus mengetahui komponen fisik jaringan fiber optik yang dipelukan pada backbone PT Dirgantara. Komponen Fisik : 1. Kabel fiber optik outdoor 6 core Duct, Double jacket single mode 2. OTB 3. Server Rack 4. Patch cord LC/UPC - LC/UPC, simplex, Singlemode 5. Pig tail Tipe LC/UPC 6. Core Switch (HP5820) 7. Distribution Switch (AT-94245/XP) 8. Access Switch (AT-GS950) 9. Modul SFP 10. Splicer 11. OTDR



IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Selama melaksanakan kerja praktek di PT Dirgantara Indonesia, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut : 1. Kabel yang cocok untuk digunakan pada jaringan backbone PT Dirgantara Indonesia adalah kabel fiber optik karena memiliki kecepatan transfer data yang lebih cepat daripada kabel biasa. 2. Topologi jaringan yang paling cocok diterapkan pada backbone PT Dirgantara Indonesia adalah topologi star yang dapat disesuaikan dengan gorong-gorong kabel yang ada, selain itu juga mudah dikembangkan sehingga tidak perlu



merubah konstruksi jaringan apabila terjadi regenerasi pegawai. 3. Arsitektur jaringan Fiber Optik di PT Dirgantara termasuk kategori FTTB (Fiber To The Building) karena kabel fiber optik hanya digunakan untuk menghubungkan jaringan antar gedung saja, sedangkan untuk jaringan internal gedung menggunakan kabel UTP cat6. 4. Pada sistem fiber optik di PT Dirgantara Indonesia tidak menggunakan Optical Converter melainkan menggunakan modul SFP yang langsung dapat ditancapkan ke port SFP pada switch jaringan. 5. Switch yang digunakan pada jaringan fiber optik di PT Dirgantara Indonesia menggunakan metode Multi layer switching yang terdiri dari Core Switch, Distribution Switch dan Access Switch. 4.2 Saran 1. Untuk meningkatkan kehandalan dan kecepatan jaringan di PT Dirgantara Indonesia, sebaiknya semua jaringan menggunakan kabel fiber optik, baik itu jaringan backbone maupun jaringan internal gedungnya. 2. Mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek sebaiknya membekali diri dengan teori-teori dasar yang berkaitan dengan materi kerja praktek yang akan diambil. DAFTAR PUSTAKA [1] Nurman, Fauzi. 2009. Pemeliharaan Perangkat dan Jaringan Kabel Optik. Semarang : Telkom [2] Lusi, Reskita. 2013. Merancang Jaringan Antar Gedung. http://reskitalusi.blogspot.com/2013/04/me rancang-jaringan-antar-gedung.html. diakses pada 25 Juli 2013. [3] Fauzi, Nurman. 2008. Sistem Komunikasi Serat/Fiber Optik. http://zethcorner.wordpress.com/2008/07/ 22/sistem-komunikasi-serat-fiber-optik/. diakses pada 25 Juli 2013. [4] Awal. 2012. Backbone Fiber optic. http://itmakespossible.blogspot.com/2012/ 05/backbone-fiber-optic.html. diakses pada 1 Agustus 2013. [5] __________. 2013. How to Design Switch Network or Designing LAN | CCDA. http://www.w7cloud.com/how-to-design-



switch-network-or-designing-lan-ccda/. diakses pada 20 Agustus 2013 [6] Lesmana, Ricky. 2009. Jaringan Komputer, IP Address & Subnetting. Bandung : Unikom BIODATA Antaresa Mayuda, lahir di Indramayu, 24 Mei 1992. Menempuh pendidikan dasar di SDN Paoman III Indramayu. Melanjutkan ke SMPN Unggulan Sindang dan pendidikan tingkat atas di SMAN 1 Sindang, lulus tahun 2010. Dari tahun 2010 sampai saat ini masih menempuh studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, konsentrasi Telekomunikasi. Semarang, Oktober 2013 Mengetahui dan Menyetujui, dosen pembimbing



Ajub Ajulian, ST, MT. NIP. 197107191998022001