Model Pembelajaran Terpadu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Model Pembelajaran Terpadu



1.



a. b. c. d.



MODEL PEMBELAJARAN TERPADU Pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik (Joni, T.R dalam Trianto, 2011). Sedangkan menurut Depdikbud, pembelajaran terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang memperhatikan dan menyesuaikan pemberian konsep sesuai dengantingkat perkembangan anak. Pendekatan berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Adapun menurut Sukandi dkk (dalam Trianto, 2011:56) pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan. Pembelajaran terpadu mempunyai beberapa prinsip dasar yaitu : Prinsip Penggalian Tema Merupakan prinsip utama dalam pembelajaran terpadu, artinya tema-tema yang saling terkait menjadi target utama dalam pembelajarn. Dalam penggalian tema tersebut harus memenuhi beberapa persyarat yaitu : Tema tidak terlalu luas. Tema harus bermakna Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak. Tema harus diseuaikna denegan ketersedian sumber pelajaran.



2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Menurut Prabowo (2000), bahwa guru dapat berlaku sebagaiberikut: a. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasipembicaraan dalam proses belajar mengajar. b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalamsetiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok. c. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang samasekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. 3. Prinsip Evaluasi Dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan beberapa langkah positif antara lain: a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/assessment) disamping bentuk evaluasi lainya. b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan. 4. Prinsip Reaksi



Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.



1.



2.



3.



4.



1. a. b. c. d. e. 2.



a.



b. c. 3.



Menurut Depdikbud karakteristik pembelajaran terpadu diantaranya yaitu : Holistik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari berbagai sisi. Sehingga membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana didalam menyikapi atau menghadapi kejadian atau masalah yang mereka hadapi. Bermakna kebermaknaan dalam balajar yang dapat merubah perilaku peserta didik, sehingga belajar itu tidak dengan cara dihafal, tetapi belajar lebih tepat dengan cara dipahami, dijiwai dan dimaknai. Karena akan lebih setia dalam ingatan dan tidak mudah lupa. Bagi semua calon pendidik ayo kita tetap semangat untuk membangun kebermaknaan dalam belajar, bukan keterpaksaan dan takanan dalam belajar. Sehingga belajar dapat dilaksanakan dengan rasa senang dan tanpa paksaan. Otentik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajrnya sendiri, bukan hanya sekedar pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Informasi dan pengetahuan yang dipeerolehnya menjadi lebih otentik. Aktif Pembelajarn terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar. Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Langkah-langkah pembelajaran terpadu yaitu : Tahap Perencanaan Menentukan jenis mata pelajaran dan keterampilan yang dipadukan. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Menentukan sub keterampilan yang dipadukan Merumuskan indikator dan hasil belajar. Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Tahap Pelaksanaan Menurut Depdiknas (dalam Trianto 2011:65), prinsip-prinsip utama dalam pembelajaran terpadu yaitu : Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak berfikir dalam proses perencanaan. Tahap Evaluasi



Tahap evaluasi menurut Prabowo (dalam Trianto 2011:67) yaitu : a. Evaluasi proses : ketepatan hasil pengamatan, ketepatan penyusunan alat dan bahan, ketepatan analisa data. b. Evaluasi hasil : penguasaan konsep-konsepsesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. c. Evaluasi psikomotorik : penguasaan alat ukur.



a. b. c. d. e.



a.



b.



c.



d.



e.



Kelebihan pembelajaran terpadu dinataranya yaitu : Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran. Kelebihan pembelajaran terpadu dinataranya yaitu : Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.



f.



1.



a. b. c. d. 2. a. b. c. 3. a. b. c. 4. a. b. c. 5.



a.



Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri. Pengembangan IPA Terpadu di SMP/MTs Karakteristik Pembelajaran IPA di SMP/MTs Ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan dan deduksi untuk menghaslkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercayai. Dalam pembelajaran IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan ilmiah. Selain itu pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Adpun karakteritik pembelajaran IPA yaitu : Rasa ingin tahu tentang benda, mahluk hidup, fenomena alam, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Produk berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran IPA di SMP/MTs Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran Meningkatkan minat dan motivasi Beberapa komptensi dasar dapat dicapai sekaligus. Kelebihan Pembelajaran Terpadu dalam IPA Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian dapat mengefisiensikan waktu. Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna antar konsep yang diajarkan. Meningkatkan taraf kecakapan berfikir peserta didik. Kelemahan Pembelajaran Terpadu dalam IPA Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, dll. Memerlukan sumber bacaan atau nformasi yang cukup banyak dan bervariasi. Memerlukan cara penilaian yang komprehensif. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu Menurut Trianto (2011:162) strategi pelaksaan pembelajaran IPA terpadu memiliki beberapa langkah yaitu : Perencanaan



b. Rencana pelaksanaan pembelajaran Kegiatan awal : kegiatan awal ini berfungsi untuk menciftakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan inti : pada kegiatan ini guru menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti ini bersifat situasional. Kegiatan akhir : kegiatan ini tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikkut : a) Mengajalak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan. b) Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, memberikan motivasi dll.



c) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. d) Memberikan evaluasi lisan atau tertulis. Daftar Pustaka Anonim.2012.Prinsip Pengelolaan Pembelajaran.http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2193279-prinsip-pengelolaan-pembelajaran/#ixzz26vziKZMq. H.R. Fatoni. 2010.Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tepadu.http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekuranganpembelajaran-terpadu/ Trianto.2011.MODEL PEMBELAJARAN TERPADU konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).Jakarta:Bumi Aksara Yuliaastuti.Ika.2010.Kebermaknaan dalam belajar. http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/30/kebermaknaan-dalam-belajar/ http://mayaazzahra8.blogspot.co.id/2012/09/model-pembelajaran-terpadu.html