Modul 1 Pendalaman Materi Pai - Moderasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BIMTEK PROFESIONAL 1 (PENDALAMAN MATERI SUBSTANTIF PAI) SD, SMP, SMA, DAN SMK PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU PAI (PKB GPAI) Hak Cipta dilindungi Undang-Undang All Rights Reserved



Pengarah: Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T Penanggung jawab: Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd Tim Penulis: H. Mustahdi, M.Ag. | [email protected] Dr. Asep Nursobah, M. Ag.



Diterbitkan oleh: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat



SAMBUTAN Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Pendidikan memiliki peran penting bagi penyiapan generasi bangsa. Sebagai ujung tombak transformasi nilai dan pengetahuan, guru mempunyai peran, fungsi, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Dalam hal ini, peningkatan profesionalitas guru termasuk Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) menjadi sebuah keharusan. Profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. GPAI seharusnya juga mampu menjadikan pendidikan agama sebagai instrumen transformasi sosial. Tanggung jawab GPAI tidak hanya berhenti dalam aspek kognitif akan tetapi lebih jauh dari itu, yaitu membentuk karakter peserta didik. Karena itu GPAI tidak boleh berhenti belajar dan mencukupkan pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya GPAI harus terus memperkuat dan meningkatkan kompetensi serta kualitasnya. GPAI juga dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan mengajarnya, hal ini agar pembelajaran yang ia bawakan dapat sesuai dengan perkembangan peserta didik, baik secara psikologis, teknologis, maupun sosiologis. Untuk itu, diperlukan sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara terprogram dan berkelanjutan. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama terus berkomitmen meningkatkan kualitas GPAI. Hal ini diperlukan agar Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak mengalami stagnasi baik dari sisi kualitas guru, kurikulum, ataupun metode pembelajaran. Sebaliknya penyelenggaraan PAI perlu terus disempurnakan dengan metode dan pengetahuan terbaru. Komitmen ini diwujudkan dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI). PKB-GPAI merupakan salah satu program yang dirancang untuk mewujudkan terbentuknya GPAI yang profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran. PKB-GPAI merupakan inisiasi yang baik untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas GPAI di sekolah. Melalui PKB-GPAI ini diharapkan menjadi sarana bagi terwujudnya GPAI yang kompeten dan profesional.



i



Kami mengapresiasi terbitnya modul Bimtek PKB-GPAI ini. Semoga buku ini dapat digunakan dengan baik sebagai panduan dalam rangkaian bimtek PKB-GPAI dan pada akhirnya secara keseluruhan dapat meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Jakarta, September 2021



ii



KATA PENGANTAR Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd Plt. Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK) memiliki peran penting bagi penumbuhan perilaku beragama di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk. Oleh karena itu, Ikhtiar untuk meningkatkan kualitas Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) di sekolah terus dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. Hal ini diwujudkan dengan berbagai inovasi agar penyelenggaraan PAI di sekolah mengalami kemajuan secara berkelanjutan sesuai dengan tantangan dan perkembangan dunia pendidikan. Salah satunya adalah melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI). PKB-GPAI diproyeksikan sebagai bentuk peningkatan kualitas penyelenggaraan PAI, utamanya dari sisi kompetensi dan profesionalitas GPAI. Program yang dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam ini merupakan wujud penguatan layanan standar kompetensi GPAI agar kualitas, kompetensi, dan karir mereka semakin meningkat. Secara umum tujuan PKB-GPAI adalah untuk meningkatkan kualitas layanan PAI di sekolah dalam rangka peningkatan mutu PAI. Program ini difokuskan untuk pengembangan keprofesian GPAI yang mencakup 6 (enam) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional, kompetensi spiritual, dan kompetensi leadership. Proses dan kegiatan dalam program ini dirancang untuk meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan profesional GPAI di sekolah yang dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan dalam rangka peningkatan kinerja dan pemenuhan kompetensi profesional GPAI di sekolah. Dalam implementasinya, PKB-GPAI membutuhkan desain bimtek yang sesuai dengan standar kompetensi dan profesionalitas. Untuk itu diperlukan suatu modul bimtek yang dapat memandu proses bimtek PKB-GPAI, sekaligus mengatur pelaksanaan bimtek secara tertib dan tersistem. Atas dasar itu, Direktorat Pendidikan Agama Islam menerbitkan buku Modul Bimtek PKB-GPAI. Buku modul kali ini merupakan penyempurnaan (revisi) dari modul yang sebelumnya telah dipakai pada tahun 2018. Pada modul kali ini dijabarkan tentang integrasi moderasi beragama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah sebagai salah satu isu sentral yang diarusutamakan oleh Kementerian Agama.



iii



Selayaknya sebuah modul, buku ini berisi dua bagian yaitu bagian desain bimtek dan bagian materi bimtek. Modul ini merupakan pegangan bagi pelatih dan peserta bimtek PKB-GPAI. Dalam modul ini diuraikan secara terperinci tentang metode, bahan, dan konten penyelenggaraan bimtek PKB-GPAI bagi Pelatih Nasional (PN), Pelatih Provinsi (PP), maupun Pelatih Daerah (PD) tingkat kabupaten/kota. Buku ini selain mempermudah proses bimtek, juga diharapkan dapat menjadi standar kualitas penyelenggaraan bimtek PKB-GPAI, sehingga dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Atas terselesaikannya modul ini, kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya modul ini. Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan nantinya dapat meningkatkan mutu PAI. Amin. Jakarta, September 2021



iv



DAFTAR ISI Sambutan Direktur Jenderal Penbdidikan Islam ........................................................................ i Kata PengantarDirektur PAI ............................................................................................................. iii Daftar Isi .................................................................................................................................................... v Bagian 1 Petunjuk Penggunaan Modul........................................................................................................... 1 Bagian 2 Pendahuluan, Latar Belakang, Tujuan, Sasaran, dan Target ................................................. 2 Bagian 3 Materi Bimtek ......................................................................................................................................... 4 Materi 1 : Moderasi Beragama ..................................................................................................... 4 Materi 2 : Konsep dan Ruang Lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK ........................................................................................................................... 5 Materi 3 : Pola Pikir dan Karakteristik Keilmuan PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK ........................................................................................................................ 17 Materi 4 : Analisis SKL, Capaian Pembelajaran, dan Kaitannya dengan Ruang Lingkup Materi PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK ..................................... 37 Materi 5 : Identifikasi Kesulitan Pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK ........................................................................................................................ 58 Materi 6 : Pendalaman Materi Substantif PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK ....... 61 Bagian 4 Daftar Pustaka ................................................................................................................................... 120



v



BAGIAN 1 Petunjuk Penggunaan Modul Untuk mengoptimalkan penggunaan modul ini, disarankan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Pendahuluan Pendahuluan ini berisi latar belakang pentingnya guru Pendidikan Agama Islam untuk selalu memperbaharui dan meningkatkan kompetensinya melalui bimtek Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam (PKB GPAI) pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Kemudian dijelaskan pula pentingnya materi disajikan dalam modul ini. 2. Tujuan, Sasaran dan Target Tujuan modul ini adalah untuk memberikan informasi tentang moderasi beragama dan pendalaman Materi Substantif PAI yang akan disajikan dalam bimtek professional 1. Sasaran modul ini adalah pihak penyelenggara PKB GPAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK mulai dari tingkat pusat sampai daerah dan bagi GPAI bersangkutan. Target modul ini adalah tercapainya penguasaan materi bimtek profesional 1 (pendalaman materi substantif PAI) pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 3. Materi Bimtek Materi bimtek Profesional 1 (pendalaman materi substantif PAI) pada SD, SMP, SMA, SMK, meliputi; moderasi beragama, konsep dan ruang lingkup materi PAI, pola pikir dan karakteristik disiplin keilmuan PAI, Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan kaitannya dengan ruang lingkup materi PAI, identifikasi kesulitan pembelajaran PAI, dan pendalaman materi substantif PAI. 4. Daftar Pustaka Memuat semua sumber kutipan yang berupa buku atau sumber lain. Pustaka yang dimaksud dalam modul ini ialah semua sumber kutipan yang berupa tulisan dan sejenisnya.



1



BAGIAN 2 Pendahuluan 1. Latar Belakang Guru Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK mempunyai kewajiban untuk selalu memperbaharui dan meningkatkan kompetensinya melalui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai esensi pembelajar seumur hidup. Dalam rangka mendukung pengembangan pengetahuan dan keterampilannya, dikembangkan modul untuk pembinaan karier guru PAI yang berisi materi Professional I (pendalaman materi substantif PAI) pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada guru PAI untuk belajar lebih aktif. Modul ini dapat digunakan oleh pelatih dan guru PAI sebagai bahan ajar dalam kegiatan bimtek. Modul yang berjudul “Materi Bimtek Profesional 1 (pendalaman materi substantif PAI) pada SD, SMP, SMA, dan SMK.” merupakan modul untuk bimtek profesional 1 pada PKB GPAI. Setiap materi bahasan dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang memuat capaian pembelajaran (tujuan dan indikator keberhasilan), pokok-pokok materi, uraian materi, rangkuman, tugas dan umpan balik. 2. Tujuan Tujuan modul ini disusun bagi pihak penyelenggara kegiatan bimtek PKB GPAI dan guru untuk memahami materi bidang Bimtek Professional I (pendalaman materi substantif PAI) pada SD, SMP, SMA, dan SMK yang meliputi: a. Moderasi beragama b. Konsep dan ruang lingkup materi PAI, c. Pola pikir dan karakteristik disiplin keilmuan PAI, d. Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan kaitannya dengan ruang lingkup materi PAI, e. Identifikasi kesulitan pembelajaran PAI, dan f. Pendalaman materi substantif PAI



2



3. Sasaran Modul ini diperuntukkan bagi pihak penyelenggara PKB GPAI mulai dari tingkat pusat sampai daerah yang meliputi: a. Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI. b. Bidang PAI/PAKIS/PENDIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. c. Bidang PAI/PAKIS/PENDIS Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. d. Kelompok Kerja Pengawas PAI (Pokjawas PAI) dan learning community di lingkup MGMP PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. e. GPAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 4. Target Target modul ini adalah tercapainya penguasaan materi dalam bimtek profesional 1 (pendalaman materi substantif PAI) pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Materi yang dimaksud adalah: a. Konsep dan ruang lingkup materi PAI b. Pola pikir dan karakteristik disiplin keilmuan PAI c. Analisis SKL, Capaian Pembelajaran dan kaitannya dengan ruang lingkup materi PAI d. Identifikasi kesulitan pembelajaran PAI, dan e. Pendalaman materi substantif PAI



3



BAGIAN 3 Materi Bimtek MATERI 1: MODERASI BERAGAMA PADA SD, SMP, SMA, DAN SMK A. Tujuan Tujuan materi ini adalah memahami moderasi beragama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. B. Indikator Keberhasilan 1. Memiliki komitmen terhadap prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Cinta Tanah Air. 2. Memiliki sikap toleransi, yakni sikap menghormati perbedaan, memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat, menghargai kesetaraan dan semangat bekerjasama. 3. Menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal dalam mengusung perubahan yang diinginkan. 4. Penerimaan dan ramah terhadap tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama. C. Uraian Materi Uraian materi terkait moderasi beragam bisa dibaca pada buku “Moderasi Beragama” yang diterbitkan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia, Cet. Pertama, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019



4



MATERI 2: KONSEP DAN RUANG LINGKUP MATERI PAI PADA SD, SMP, SMA, DAN SMK A. Tujuan Tujuan materi ini adalah memahami konsep dan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. B. Indikator Keberhasilan a. Menjelaskan konsep Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. b. Menjelaskan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. C. Uraian Materi 1. Konsep Pendidikan Agama Islam Sebelum membahas tentang pendidikan Islam, terlebih dahulu dijelaskan tentang definisi pendidikan. Menurut M.J. Langeveld; “Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing yang belum dewasa ke arah kedewasaan.” Ahmad D. Marimba, merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, “pendidikan dirumuskan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akang datang”. Sedangkan, “pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta keterampilan kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah. Pendidikan Islam ideal adalah membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT., mampu menggunakan logikanya secara baik, berinteraksi sosial dengan baik dan bertanggung jawab. Dengan kata lain, pendidikan Islam ideal adalah membina potensi spiritual, emosional dan intelegensia secara optimal. Ketiganya terintegrasi dalam satu lingkaran. Aktivitas Pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya dalam mewujudkan spirit Islam, yaitu suatu upaya dalam merealisasikan semangat hidup yang dijiwai oleh nilai Islami. Selanjutnya spirit tersebut digunakan sebagai pedoman hidup. Spirit Islam ini berakar dalam teks-teks suci al5



Qur’an yang disampaikan Allah kepada Muhammad SAW. Sebagai Kitab Suci agama Islam, al-Qur’an mengintroduksikan dirinya sebagai ‘pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus’ (QS. Al-Isra/17: 19), petunjukpetunjuknya bertujuan memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut. Rasul SAW. sebagai penerima al-Qur’an bertugas untuk menyampaikan petunjukpetunjuk tersebut, menyucikan dan mengajarkannya kepada manusia (QS. Al-Mulk/67:3). Menyucikan dapat diidentikkan dengan mendidik (menjadikan seseorang bersih/suci), sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi jiwa anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam fisik dan metafisik. Tujuan yang ingin dicapai dengan pembacaan, penyucian dan pengajaran tersebut adalah pengabdian kepada Allah SWT. sejalan dengan tujuan penciptaan manusia sebagaimana yang ditegaskan oleh al-Qur’an dalam Surat al-Dzariat 56: Artinya: ‘aku tidak menciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepada-Ku’. Aktivitas yang dimaksudkan disini terkandung dalam ayat 30 Surat al-Baqarah: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi,” dan Surat Hud 61: “Dan Dia (Allah SWT) menciptakan kamu (manusia) dari bumi (tanah) dan menugaskan kamu memakmurkan”. Maksud dari ayat ini, manusia yang dipercaya oleh Allah sebagai khalifah itu bertugas memakmurkan atau membangun bumi ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh yang menugaskan (Allah SWT). Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan dalam al-Qur’an adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah SWT dan khalifah-Nya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh Allah. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan konsep Pendidikan Islam sebagai berikut: i. Pendidikan dalam konsepsi ajaran Islam merupakan manifestasi dari tugas kekhalifahan ummat manusia di muka bumi. Manifestasi ini akan bermakna fungsional jika seluruh fenomena kehidupan yang muncul dapat diberi batasan-batasan nilai moralitasnya, sehingga tugas kekhalifahan itu tidak justru berada di luar lingkar nilai-nilai itu. Hal ini mengisyaratkan kepada manusia agar dalam proses pendidikannya selalu cenderung pada ajaran-ajaran pokok dari sang pendidik yang utama dan pertama, yaitu Allah sebagai rabb al-alamin dan sekaligus sebagai rab an-nas. ii. Pendidikan Islam mengajarkan alam dan manusia sebagai totalitas ciptaan Allah, sebagai satu kesatuan, di mana manusia yang diberi otoritas relatif untuk mendayagunakan alam, tidak bisa terlepas dari sifat



6



ar-rahman dan ar-rahim Allah yang termasuk sifat ke-rubbubiyyah-Nya. Oleh karena itu pendidikan sebagai bagian pokok dari aktivitas pembinaan hidup manusia harus mampu mengembangkan rasa kepatuhan dan rasa syukur yang mendalam kepada Khaliqnya. Sehingga beban tanggungjawab manusia tidak ditujukan kepada selain Allah. Inilah sebenarnya makna tauhid yang mendasari segala aspek Pendidikan Islam. iii. Atas dasar ketauhidan tersebut, pendidikan Islam haruslah mendasarkan orientasinya pada penyucian jiwa, sehingga setiap diri manusia mampu meningkatkan dirinya dari tingkatan iman ke tingkatan ikhsan yang mendasari seluruh kerja kemanusiaannya (amal sholeh). Dari orientasi pendidikan Islam ini, maka asas Pendidikan Islam tidak lain adalah berupaya mengefektifkan aplikasi-aplikasi nilai-nilai agama yang dapat menimbulkan transformasi nilai dan pengetahuan secara utuh kepada manusia, masyarakat, dan dunia pada umunya. Al-Syaibany menyatakan bahwa pendidikan Islam harus mengandung unsur- unsur dan syarat-syarat sebagai berikut: a. Dalam segala prinsip, kepercayaan dan kandungannya sesuai dengan ruh (spirit) Islam; b. Berkaitan dengan realitas masyarakat dan kebudayaan serta sistem sosial, ekonomi, dan politiknya; c. Bersifat terbuka terhadap segala pengalaman yang baik (hikmah); d. Pembinaannya berdasarkan pengkajian yang mendalam dengan memperhatikan aspek-aspek yang melingkungi; Islam, Iman, dan ihsan; e. Bersifat universal dengan standar keilmuan; f. Selektif, dipilih yang penting dan sesuai dengan ruh agama Islam; g. Bebas dari pertentangan dan persanggahan antara prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasarnya; dan h. Proses percobaan yang sungguh-sungguh pendidikan yang sehat, mendalam dan jelas.



terhadap



pemikiran



Selain itu, menurut Malik Fajar, Pendidikan Islam harus memenuhi 4 tuntutan sebagai berikut: a. Kejelasan cita-cita dengan langkah-langkah operasional di dalam mewujudkan cita-cita pendidikan Islam. b. Memberdayakan kelembagaan dengan menata kembali sistemnya. c. Meningkatkan dan memperbaiki manajemen.



7



d. Meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM). 2. Dasar Pendidikan Agama Islam Dasar Pendidikan Agama Islam adalah suatu landasan yang dijadikan pegangan dalam menyelenggarakan pendidikan. Tujuannya, untuk mengetahui pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam kerangka kehidupan berbangsa dan bernegara. a. Dasar konstitusional 1) Pancasila Dari sila pertama pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau beragama. Untuk mewujudkan kehidupan beragama berarti diperlukan pendidikan agama. 2) UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: - Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. - Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Bunyi UUD tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa warga negara Indonesia harus mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau beragama. Negara melindungi kebebasan warganya untuk memeluk agama yang diyakini dan melakukan ibadah sesuai dengan ajaran agama tersebut. Sedangkan ajaran agama tidak mungkin dapat tersampaikan kepada umat tanpa adanya pendidikan agama. b. Dasar Operasional Yang dimaksud dengan dasar operasional adalah landasan dalam mengatur pelaksanaan pendidikan agama terutama di lembaga-lembaga formal. 1) Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional beserta penjelasannya. 2) Ketetapan MPR No. II/MPR/1993 tentang GBHN yang pada pokoknya dinyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. c. Dasar Religius Dasar religius yang dimaksud ialah dasar-dasar yang bersumber pada teks-teks al-Qur’an dan al-Hadits. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits Nabi 8



banyak yang menjelaskan tentang Pendidikan Agama Islam. Di bawah ini dikemukakan dasar-dasar yang bersumber dari teks-teks al-Qur’an dan al-Hadits tersebut. 1) Dasar dari al-Qur’an antara lain: Surat at-Taubah/9: 122: ِّ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َِّ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ ْ ِّ ْ ُ َِّ َ َ َ ِّ ٌ َ َ ْ ُ ْ ِّ َ ‫الدي ِن‬ ِ ‫﴿ ۞ وما كان ال ُمؤ ِمنون ِلين ِف ُروا كاۤفةًۗفلولا نف َر ِمن ك ِل ِف ْرق ٍة ِمنهم طا ِۤىفة ِليتفقهوا ِفى‬ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َِّ َ َ ْ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ﴾ ٢١١ ࣖ ‫و ِلين ِذروا قومهم ِاذا رجعوْٓا ِالي ِهم لعلهم يحذرون‬ Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. Surat Ali Imron/3: 104 ْ َ ْ ْ ُ َْ ُ َ ٰۤ ُ َ َ ْ َْ َ َ ُ ْ َ ٌ َُ ُ ْ ْ ْ َ ‫﴿ َولتك ْن ِِّمنك ْم ا ِّمة ِّيدع ْون ِالى الخ ْي ِر َو َيأ ُم ُر ْون ِبال َمع ُر ْو ِف َو َين َه ْون ع ِن ال ُمنك ِرًۗ َواول ِىك ه ُم‬ َ ُ ْ ْ ﴾ ‫ال ُمف ِلح ْون‬ Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Surat an-Nahl/16: 125 َ ْ ْ ْ َ ِّ ٰ ُ ُْ َ َِّ َ َِّ ُ َ ْ َ َ ْ َِّ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ‫ك ُه َو ا ْع َلم‬ ‫الحك َم ِة َوال َم ْو ِعظ ِة الحسن ِة وج ِادلهم ِبال ِتي ِهي احسنًۗ ِان رب‬ ِ ‫﴿ ادع ِالى َس ِب ْي ِل َر ِبك ِب‬ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ َِّ َ ْ َ َ ْ ﴾ ٢١١ ‫ِبمن ضل عن س ِبي ِل ٖه وهو اعلم ِبالمهت ِدين‬ Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. 2) Dasar hadits antara lain: َ َِّ ْ ُ َِّ َ َِّ ُ ْ ََْ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ُ َ ْ ‫ف‬ ‫يه علما سهل‬ ِ ِ ‫ من سلك طريقا يبت ِغي‬:‫ يقول‬،‫سمعت رسول الل ِه ﷺ‬ ِ ‫وعن أبي الدر‬ ِ :‫قال‬،‫داء‬ َ ْ ْ َِّ َِّ َ َ ْ َ َ ْ َ ََ َ َ َ َ َِّ ‫ َوإن‬،‫الملائكة لتض ُع أج ِنحت َها ِلطالب ال ِعل ِم ِرضا ِبما َيصن ُع‬ ‫إن‬ ‫و‬ ، ‫الجنة‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ا‬ ‫ريق‬ ‫ط‬ ‫الله له‬ ِ ِ ِ 9



َ َ َ َِّ ُ َِّ َْ ُ ْ َ ْ ‫الس َموات‬ ْ ‫ْالعالم َل َي ْس َت ْغف ُر ل ُه‬ ْ ‫ وفضل العا ِلم على‬،‫الماء‬ ‫في‬ ‫يتان‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫حت‬ ‫ض‬ ‫الأر‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ومن‬ ‫في‬ ‫من‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ِّ ُ ْ َ ْ َِّ ْ َََُ َ ْ َ ُ َِّ َ ‫ضل ال َقمر َعلى َسائر الك‬ ‫ورثوا‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ياء‬ ‫ب‬ ‫الأن‬ ‫وإن‬ ‫ياء‬ ‫ب‬ ‫الأن‬ ‫ة‬ ‫ث‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ماء‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫وإن‬ ، ‫ب‬ ‫اك‬ ‫و‬ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫عاب‬ ‫ال‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َِّ ُ َِّ َ ُِّ َ ِّ ُ .‫والترمذي‬ ‫رواه أ ُبو داود‬ .‫من أخذ ُه أخذ ِب ٍحظ َو ِاف ٍر‬ ‫ ف‬،‫ورثوا ال ِعلم‬ ‫ِدينارا َولا ِد ْرهما وإنما‬ Musadad ibnu Musarhad bercerita kepada kami, Abdillah ibn Dawud bercerita kepada kami, dari Abu Darda’; Saya duduk di masjid Dimasqo’ datang seorang pria lalu berkata; Ya abi Darda’ berilah saya hadits dari Rasulullah SAW. Abi Darda’ menjawab sesungguhnya saya pernah mendengar dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda: Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan orang tersebut untuk menuju berbagai jalan di surga. Para malaikat mengepakkan sayap keridhaannya untuk orang-orang yang menuntut ilmu Kelebihan orang yang berilmu dari orang yang beribadah (tanpa ilmu) bagaikan kelebihan terangnya sinar rembulan pada bulan purnama mengalahkan sinar berbagai bintang lainnya. (Diriwayatkan oleh At-Tarmidzi).



‫اقرب الناس من درجة النبوة اهل العلم و الجهاد اما اهل العلم فدلو الناس على ما جاءت‬ )‫به الرسول و اما اهل الجهاد فجاهدوا بأسيافهم على ما جاءت به الرسل (رواه أبو نعيم‬ Manusia yang paling dekat kepada derajat kenabian itu ialah orangorang yang berilmu dan orang-orang yang berjihad. Adapun orangorang berilmu, maka mereka itu memberi petunjuk kepada manusia berdasarkan apa yang dibawa oleh para rasul. Sedangkan orangorang yang berjihad itu berjuang dengan pedang- rasul itu. 3) Dasar psikologi Semua manusia yang hidup di dunia selalu membutuhkan suatu pegangan dalam hidupnya, karena pada dasarnya semua jiwa mengakui adanya dzat yang maha kuasa, tempat mencari ketenangan hati, meminta perlindungan dan pertolongan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 2 yang berbunyi” …dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...”. (QS. al- Maidah: 2) Oleh karena itu manusia akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, hanya saja caranya berbeda.



10



Pendidikan Agama Islam diperlukan untuk mengarahkan fitrah manusia tersebut kearah yang benar yang sesuai dengan ajaran agama Islam. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK bertujuan menjadikan peserta didik untuk beragama Islam, yaitu menumbuhkembangkan keberagamaan peserta didik. Ada tiga pilar agama yang menjadi dasar keberagamaan, yaitu Islam, Iman dan Ihsan, sebagaimana hadits berikut ini. ٌ ُ ْ ُ َ َ َ ُ ‫ بينما‬:‫مر أيضا قال‬ ٌ ‫نحن ُج‬ َ ‫عن ُع‬ ‫بياض‬ ‫طلع علينا رجل شديد‬ ‫يوم إذ‬ ‫لوس عند‬ ِ ‫رسول‬ ِ ٍ ‫الله ذات‬ ِ َِّ َِّ ُ ُ َ ٌ ُ َ ُ‫الش َعر لا ي‬ ِّ ُ ‫عليه‬ ‫النبي فأسند‬ ‫جلس إلى‬ ‫يعرفه منا أحد حتى‬ ‫ولا‬ ‫السفر‬ ‫أثر‬ ‫رى‬ ‫سواد‬ ‫الثياب شديد‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُ ِّ ُ َِّ َ ‫الله‬ ‫ يا‬:‫ذيه وقال‬ ‫كبتيه إلى ُر‬ ‫ُر‬ ِ ‫فخ‬ ِ ‫كبتيه ووضع كف‬ ِ ِ ِ ‫ فقال رسول‬.‫محمد أخبرني عن الإسلام‬ ِ ‫يه على‬ ُ َِّ ْ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ ‫وت‬ َ ‫وتصوم‬ ،‫وتؤتي الزكاة‬ ،‫قيم الصلاة‬ ،‫الله‬ ِ ‫الإسلام أن تشهدأن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول‬ ُ ِّ ُ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ َِّ ُ َ ُ :‫ويصدقه! قال‬ ‫ صدقت فع ِجبنا له يسأله‬:‫إليه سبيلا قال‬ ‫البيت‬ ‫ج‬ ‫ وتح‬،‫رمضان‬ ِ ‫إن استطعت‬ ِ َ ُ ُ ْ ‫بالق َدر‬ َ ‫وت‬ َ ُ ‫كتب ِه‬ ‫خي ِر ِه‬ ‫ؤمن‬ ‫الآخر‬ ‫واليوم‬ ‫ور ُس ِل ِه‬ ‫بالله‬ ‫فأخبرني عن‬ ِ ‫ قال أن تؤمن‬.‫الإيمان‬ ِ ِ ِ ِ ‫وملائكت ِه و‬ ِ ِ َ ْ َ َ ُ َ ْ ُ َ ُ ‫كأنك‬ ‫تكن تر ُاه فإنه‬ ‫تراه فإن لم‬ ‫تعبد الله‬ ‫ قال أن‬.‫الإحسان‬ ‫ فأخبرني عن‬:‫ قال‬.‫ صدقت‬:‫وشره قال‬ ِ ِ َ ُ َ َ ‫بأعلم‬ َ .‫ فأخبرني عن أ َم َار ِاتها‬:‫السائ ِل قال‬ ‫من‬ ‫ قال ما المسئول عنها‬.‫الساعة‬ ‫ فأخبرني عن‬:‫َيراك قال‬ ِ ِ َ َ َ َ َ ُ َ ُ َ ُ َ َِّ ُ َ ‫العالة ر‬ ‫ ثم انطلق‬.‫نيان‬ ‫عاء‬ ‫راة‬ ‫الع‬ ‫فاة‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫رى‬ ‫ت‬ ‫وأن‬ ‫ها‬ ‫ت‬ ‫رب‬ ‫الأمة‬ ‫تلد‬ ‫قال [أن‬ ِ ِ ‫الشاء يتطاولون في الب‬ ِ ُ ُ ُ َ ُ ُ ُ َِّ ُ ُ ُ ِّ ‫فلبثت‬ ُ ‫ قال فإنه جبريل أتاكم‬.‫أعلم‬ ‫ الله ورسوله‬:‫من السائل قلت‬ ‫أتدري‬ ‫عمر‬ ‫يا‬ ‫قال‬ ‫ثم‬ ،‫ا‬ ‫ملي‬ ِ ُ َ ٌ ُ ‫ُي‬ .‫مسلم‬ ‫ رواه‬.‫علمكم دينكم‬ Dari Umar RA juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada lututnya (Rasulullah SAW) seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?”, maka bersabdalah Rasulullah SAW: Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: anda benar “. Kami semua heran,



11



dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “anda benar.” Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau”. Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlombalomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya? aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan (pokok-pokok) agama kalian. Di akhir hadits tersebut dinyatakan oleh Rasulullah SAW, bahwa Jibril telah datang mengajarkan agama kalian. Oleh karena itu hadits tersebut di antaranya menunjukkan pilar-pilar agama (arkan al-din), yaitu Islam, Iman, dan Ihsan.1 Dalam memahami tujuan dan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat digambarkan dalam skema berikut ini.



1



Lihat Syahrizal Afandi, “Kajian Hadist Jibril dalam Perspektif Pendidikan; Kajian Materi Pembelajaran dan Metode Pembelajaran,” Jurnal Penelitian Keislaman 15, 1 (2019): 29-42



12



Berdasarkan skema tersebut, tujuan Pendidikan Agama Islam adalah menjadikan peserta didik untuk menjadi muslim, mu’min, dan muhsin. Untuk menjelaskan ciri-ciri orang beragama dengan predikat muslim, mu’min, dan muhsin tersebut dapat ditelusuri dari isyarat ayat-ayat alQuran. Ihsan adalah keadaan tertinggi sebagai perpaduan dari Islam dan iman.2 Oleh karena itu keberagamaan yang utama adalah mewujudkan predikat muhsin sebagai hasil perpaduan antara predikat muslim dan mu’min (Islam + iman = ihsan). Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut beberapa pendapat adalah: a. Menurut pendapat Abdurrahman Saleh Abdullah dalam bukunya ”Educational Theory a Qur’anic Outlook” bahwa pendidikan Islam bertujuan”untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah SWT. Atau sekurang-kurang mempersiapkan kepada jalan yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepada-Nya.” 2



Al-Ghazaly, Muhammad, al-Janib al-‘Athify min al-Islam (Kairo: Syirkah Nahdoh Mishr, 1991), h. 58.



13



b. Ibnu Khaldun merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam, sebagaimana yang dikutip oleh Al-Athiyyah al-Abrasi adalah: - Tujuan yang berorientasi akhirat, yaitu membentuk hamba-hamba Allah yang dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Allah. - Tujuan yang berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia-manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain.[38] - Imam Al-Ghazali mengatakan tujuan Pendidikan Agama Islam yang hendak dicapai adalah: pertama, kesempurnaan manusia yang puncaknya dekat dengan Allah. Kedua, kesempatan manusia yang puncaknya kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kesempurnaan yang dimaksud adalah keseimbangan dan keserasian antara beberapa hal antara lain: - Kekuatan ilmu, yaitu dengan ilmu akan mudah membedakan antara kebenaran dengan kebohongan atau kejahatan dalam perkataan dan perbuatan. Bila mana kekuatan ilmu ini sudah sempurna maka lahirlah kebijaksanaan. - Kekuatan Ghadab (marah) yaitu apabila ghadab terkendali serta terarah - Kekuatan sahwat (keinginan) yaitu apabila diarahkan berdasarkan petunjuk akal dan syara’ (agama ) Penjabaran mengenai tujuan pendidikan agama islam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat ditempuh melalui tiga pilar agama, yaitu Islam, Iman dan Ihsan, sehingga pendidikan agama islam bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai sosok manusia yang memiliki profil dengan predikat muslim, mukmin dan muhsin. Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslimyang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari uraian di atas terkait dengan tujuan Pendidikan Agama Islam, dapat diketahui bahwa secara garis besar antara tujuan pendidikan dengan tujuan Pendidikan Agama Islam mengerucut kearah yang sama. Kalaupun tujuan pendidikan secara umum adalah mengembangkan seluruh potensi diri agar mampu melaksanakan tugas hidup, permasalahan hidup dan tujuan kehidupan, maka tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mengarahkan kepada hal-hal tersebut untuk dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. Meningkatkan keimanan seseorang kepada Allah sehingga 14



akan melaksanakan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi sesuatu yang menjadi larangan- Nya. Melaksanakan moralitas Islami yang diteladani dari tingkah laku kehidupan Rasulullah SAW. Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam selain berorientasi kepada kehidupan akhirat juga berorientasi kepada kehidupan dunia yaitu membentuk manusiamanusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi makhluk yang lain. Kemampuan berbuat yang terbaik dan bermanfaat bagi makhluk lain adalah wujud dari ihsan dalam berislam dan beriman. Demikian pula keberagamaan dengan pilar Islam, iman dan ihsan merupakan perwujudan bangunan ketaqwaan. 4. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup materi pendidikan agama Islam pada SD, SMP, SMA, SMK dikembangkan dari arkan al-din dalam rangka mencapai tujuan menjadikan manusia yang berislam (muslim), beriman (mukmin) dan berihsan (muhsin) sebagaimana pada gambar di atas disiplin ilmu yang mengembangkan materi Islam adalah ilmu syari’ah (hukum syara’). Pembahasan ilmu syari’ah ini dilakukan melalui pemahaman (al-fiqh) yang lebih dikenal sebagi ilmu Fiqih. Dengan demikian belajar Fiqih pada utamanya adalah belajar hukum syari’at untuk melalui jalan kepasrahan dan kepatuhan kepada ketentuan Allah SWT. Ilmu Aqidah atau dikenal juga sebagai ilmu ushuluddin merupakan disiplin ilmu yang membahas tentang dasar-dasar keimanan. Dengan demikian tujuan utama mempelajari materi aqidah adalah untuk mencapai keimanan yang sempurna. Ilmu yang membahas tentang materi-materi yang dapat mencapai ihsan adalah ilmu akhlak. Dengan demikian tujuan utama mempelajari materi-materi akhlak adalah untuk mencapai derajat ihsan, yaitu kesadaran tentang semua perilaku yang diawasi oleh Allah SWT. Sebagai dasar utama kebaragamaan (Islam, iman dan ihsan) adalah alQuran dan al- Hadits. Kebudayaan Islam merupakan wujud konkret dari perwujudan keberagamaan dalam peradaban. Dengan mempelajari Sejarah Peradaban Islam idealnya merupakan upaya memperoleh ‘ibroh (pelajaran) mengenai akibat dari ketaatan dan penolakan terhadap kententuan Allah SWT, mengenai Islam, iman, dan ihsan. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam tersebut meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT., hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk lain (lingkungannya). Ruang lingkup tersebut merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Apabila dilihat dari segi



15



pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah sebagai berikut. a. Pembelajaran Keimanan (Aqidah) Pembelajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Iman. b. Pembelajaran perilaku/etika (Akhlak) Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik. c. Pembelajaran hukum syari’at (Fiqh) Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya sesuai dengan hukum Islam yang bersumber pada al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan hukum yang berlaku. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. d. Pembelajaran al-Quran Pengajaran al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca al- Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayatayat tertentu yang dimasukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya. e. Pembelajaran Hadits Pengajaran hadits adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada sunnah Rasulullah SAW. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. f. Pembelajaran Sejarah Islam Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awal sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai Agama Islam.



16



MATERI 3: POLA PIKIR DAN KARAKTERISTIK DISIPLIN KEILMUAN PAI PADA SD, SMP, SMA, DAN SMK. A. Tujuan Tujuan materi ini adalah memahami pola pikir dan karakteristik Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. B. Indikator Keberhasilan 1. Menjelaskan pola Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 2. Menjelaskan karakteristik Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. C. Uraian Materi 1. Pola Pikir Pendidikan Agama Islam Teknologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi lintas benua, lintas negara, menerobos berbagai pelosok pedesaan dan menyelusup di gang-gang sempit di perkotaan, melalui berbagai media baik yang bersifat audio, audio visual, maupun yang lainnya. Fenomena modern yang terjadi di awal milenium ketiga ini popular dengan sebutan globalisasi. Sebagai akibatnya media ini dapat dijadikan alat yang sangat ampuh di tangan sekelompok orang atau golongan untuk menanamkan atau, sebaliknya, merusak nilai-nilai moral, untuk mempengaruhi atau mengontrol pola pikir seseorang oleh mereka yang mempunyai kekuasaan terhadap media tersebut. Persoalan sebenarnya terletak pada mereka yang menguasai komunikasi global memiliki perbedaan perspektif yang ekstrim dengan Islam dalam memberikan kriteria nilai-nilai moral; antara nilai baik dan buruk, antara kebenaran sejati dan yang artifisial. Di sisi lain era kontemporer identik dengan era sains dan teknologi, yang pengembangannya tidak terlepas dari studi kritis dan riset yang tidak kenal henti. Dengan semangat yang tak pernah padam ini para saintis telah memberikan kontribusi yang besar kepada kesejahteraan umat manusia di samping kepada pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan identifikasi para saintis sebagai pecinta kebenaran dan pencarian untuk kebaikan seluruh umat manusia. Akan tetapi, sekali lagi, dengan perbedaan perspektif terhadap nilai-nilai etika dan moralitas agama, jargon saintis sebagai pencari kebenaran tampaknya perlu dipertanyakan. Era revolusi industri 4.0 tersebut mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat 17



diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspekaspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan. Namun, perkembangan teknologi industri secara intensif terjadi pada awal ke-21 dengan berkembangnya teknologi industri, informasi dan komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan peradaban umat manusia. Berikut dampak positif dari era revolusi industri 4.0 antara lain; mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan, mudah melakukan komunikasi, cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi), menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran, memacu untuk meningkatkan kualitas diri, dan mudah memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan teknologi yang sangat canggih. Sedangkan dampak negatif dari era revolusi industri 4.0 ini antara lain; informasi yang tidak tersaring, perilaku konsumtif, membuat sikap menutup diri, berpikir sempit, pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk, dan mudah terpengaruh oleh budaya barat yang bebas. Pendidikan Agama Islam dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 Ada istilah yang senantiasa disejajarkan ketika seseorang membicarakan tentang etika sosial manusia. Di antara istilah-istilah itu adalah moral, etika, dan akhlak. Rachmat Djatnika (1996:26) dalam bukunya yang berjudul sistem etika Islami mengatakan bahwa sinonim dari akhlak adalah etika dan moral. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pengertian dari moral dipakai untuk menunjuk kepada suatu tindakan atau perbuatan yang sesuai dengan ide-ide umum yang berlaku dalam suatu komunitas atau lingkungan tertentu. Sementara itu dikatakan oleh Karl Barth, kata “etika” yang berasal dari kata “ethos” adalah sebanding dengan kata “moral” dari kata “mos”. Keduaduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan. Di sini Karl Barth secara tegas memberikan posisi yang sama antara kata etika dan moral.



18



Terkait dengan moralitas atau akhlak manusia ini, al-Ghazali membuat pembedaan dengan menempatkan manusia pada empat tingkatan. Pertama, terdiri dari orang-orang yang lengah, yang tidak dapat membedakan kebenaran dengan yang palsu, atau antara yang baik dengan yang buruk. Nafsu jasmani kelompok ini bertambah kuat, karena tidak memperturutkannya. Kedua, terdiri dari orang yang tahu betul tentang keburukan dari tingkah laku yang buruk, tetapi tidak menjauhkan diri dari perbuatan itu. Mereka tidak dapat meninggalkan perbuatan itu disebabkan adanya kenikmatan yang dirasakan dari perbuatan itu. Ketiga, orang-orang yang merasa bahwa perbuatan buruk yang dilakukannya adalah sebagai perbuatan yang benar dan baik. Pembenaran yang demikian dapat berasal dari adanya kesepakatan kolektif yang berupa adat kebiasaan suatu masyarakat. Dengan demikian orang-orang ini melakukan perbuatan tercelanya dengan leluasa dan tanpa merasa berdosa. Keempat, orangorang yang dengan sengaja melakukan perbuatan buruk atas dasar keyakinannya (Abul Quasem, 1988:92). Dalam rangka tujuan membangun akhlak yang baik dalam diri manusia, alGhazali menyarankan agar latihan moral ini dimulai sejak usia dini. Peribahasa Arab mengatakan bahwa pembelajaran sejak kecil seperti mengguratkan tulisan di atas batu. Orang tua menurutnya bertanggung jawab atas diri anak-anaknya. Bahkan ia mengatakan agar seorang anak diasuh dan disusukan oleh seorang perempuan yang saleh. Makanan berupa susu yang berasal dari sumber yang tidak halal akan mengarahkan tabiat anak ke arah yang buruk. Setelah memasuki usia cerdas (tamyiz), seorang anak harus diperkenalkan dengan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan dalam Islam. Seperti disebutkan di atas, proses ini dapat dilakukan melalui pembiasaan dan melalui proses logis atas setiap perbuatan, baik yang menyangkut perbuatan baik atau buruk. Melakukan identifikasi secara rasional atas setiap akibat dari perbuatan baik dan buruk bagi kehidupan diri dan sosialnya. Ketika pikiran logis itu menyertai perbuatan seseorang, maka setiap orang akan berpikir lebih dahulu dalam melakukan perbuatannya. Apakah perbuatan itu berimplikasi buruk, baik yang berupa munculnya prasangka buruk terhadap dirinya, atau secara langsung berakibat buruk terhadap orang lain. Dengan kata lain terdapat kontrol yang terus menerus dari diri seseorang ketika akan melakukan suatu perbuatan tertentu. Seseorang akan memiliki kesadaran sejati dan pertimbangan yang matang terhadap implikasi-implikasi dari setiap perbuatannya. Salah satu tantangan terbesar yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan adalah pola hidup di era revolusi industri yang cenderung bersifat mendunia dan individual. Oleh karena itu, semua aspek kehidupan



19



tidak bisa dipastikan cocok dengan kehidupan itu, sementara dunia pendidikan Islam berusaha membahagiakan kehidupan di dunia dan di akhirat kelak dengan mengutamakan kebersamaan, kerukunan dan kepedulian. Kegagalan dalam menjalankan pendidikan berarti kegagalan dalam membina generasinya. Pendidikan yang ideal adalah memberikan harapan masa depan yang bermutu dan berkualitas, baik secara jasmani ataupun rohani, material dan spiritual. Pendidikan Agama Islam selalu berusaha menciptakan insan yang madani lagi Islami, bahagia di dunia dan di akhirat. Dalam sejarah hidup manusia, pendidikan tidak pernah berhenti dalam membentuk kualitas pribadi seseorang. Upaya peningkatan kualitas pribadi tersebut merupakan dasar/ prinsip yang harus dikembangkan dalam menghadapi era revolusi industry ini. Karena pendidikan merupakan proses komprehensif, meliputi seluruh aspek kehidupan dalam rangka menghantarkan peserta didik menjadi manusia yang survive pada zamannya. Melalui pendidikan, baik pendidikan umum ataupun agama, diharapkan dapat tertata basis nilai, pemikiran dan moralitas bangsa agar mampu menghasilkan generasi yang tangguh dalam keimanan, kokoh dalam keperibadian, kaya dalam intelektual dan unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Persoalan yang muncul dalam era revolusi industri ini adalah adanya lembaga-lembaga pendidikan (sekolah atau luar sekolah) lebih mengutamakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), dan pada sisi lain lebih mengutamakan pada segi Ilmu, Iman, dan Taqwa (Imtaq), sehingga telah terjadi dikhotomi dimana satu sisi, peserta didik lebih menguasai ilmu “pengetahuan umum” akan tetapi lemah dalam “pengetahuan agama” atau sebaliknya. Kondisi dikhotomi sistem pendidikan itu sangat mengkhawatirkan dan berakibat terbentuknya generasi superior, yakni menciptakan produk yang pribadi dan moral yang kurang, bahkan tidak Islami karena terhegemoni oleh Iptek. Sementara generasi lainnya ‘alim dan mempunyai integritas moral yang baik akan tetapi miskin dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Fenomena tersebut telah menggejala dalam dunia modern sekarang ini, dan sekaligus menjadi tantangan bagi Pendidikan Agama Islam khususnya. Oleh karenanya perlu disikapi bersama secara massif. Artinya tidak hanya merupakan tanggung jawab para pemuka dan guru pendidikan agama Islam saja, melainkan menjadi tanggungjawab bersama masyarakat dan orang tua. Perhatikan perkembangan revolusi industri berikut ini.



20



Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19 (Priatmoko, 2018). Pada Fase 1.0, penemuan mesin yang menitikberatkan pada mekanisasi produksi. Fase 2.0 pada etape produksi massal yang terintegrasi dengan quality control dan standarisasi. Fase 3.0 keseragaman massal yang bertumpu pada integrasi komputerisasi. Fase 4.0 digitalisasi dan otomatisasi, perpaduan internet dengan manufaktur. Era Revolusi Industri 4.0, disebut juga era cyber atau era tanpa sekat dan batasan ruang dan waktu, merangsang sekaligus menumbuhkan kemajuan sains-tecnology yang menghasilkan penciptaan mesin pintar, robot otonom, bahkan Artificial Inteligent (AI). Era ini banyak memberikan kesempatankesempatan baru dalam segala bidang dan sekaligus melahirkan tantangantantangan yang kompleks dan sulit. Sehingga menuntut kualitas SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan juga dapat memecahkan masalahmasalah dalam kehidupan masyarakat (Rembangy, 2010). Generasi di era milenial merupakan “generasi internet” yang berinteraksi lebih dinamis dan memiliki ruang lingkup keterhubungan tanpa batas (Rahman, 2019). Mereka setiap hari hidup dan bertumbuh dengan dunia digital, sangat akrab dengan teknologi modern seperti tablet, gadget, portable computer dan sistem operasi android, IoS, sebagai samudra informasi yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Asef Bayat dan Linda Herrera (2010) dalam Rahman (2019a) Informasi Teknologi (ICT) yang berasal dari handphone yang tersambung ke internet telah merubah pola belajar, budaya, kehidupan sosial, cara pandang kedepan dan keterlibatan politik. Pada dasarnya tujuan pendidikan nasional adalah untuk menciptakan manusia bermutu dan berkualitas. Begitu juga tentang Pendidikan Agama Islam yang dimotori oleh akal, wahyu dan rasio adalah juga telah memberikan kontribusi besar dalam pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga tercipta ‘Muslim Sejati’.



21



Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan agama adalah merupakan faktor pendukung sekaligus juga sebagai faktor penghambat. Oleh karenanya semakin baik perkembangan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan serta keberagamaan suatu bangsa, maka semakin teruji keberhasilan proses pendidikan. Sebaliknya, semakin banyak gangguan dari aspek kehidupan tersebut, maka semakin sulit pendidikan untuk menjalankan tujuan, visi dan missinya dalam membantuk sumber daya manusia disekitarnya.



Pentingnya Menumbuhkan Pendidikan Moral di Era Revolusi Industri 4.0 Sebagaimana telah disebutkan di atas tentang dampak positif dan negatif dari era revolusi industri 4.0 ini, di mana arus teknologi informasi merupakan harapan yang akan memberikan berbagai kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun di sisi lain, era revolusi industri 4.0 ini juga memberikan dampak yang kurang positif. Dengan perkembangan sektor teknologi dan informasi, manusia tidak lagi harus menunggu waktu, untuk bisa mengakses berbagai informasi dari seluruh belahan dunia, bahkan yang paling pelosok sekalipun. Kondisi ini menjadikan tidak adanya sekat serta batas yang mampu untuk menghalangi proses transformasi kebudayaan. Tantangan Pendidikan Agama Islam dalam era revolusi industri 4.0 meliputi semua aspek kehidupan nasional, yaitu kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan agama itu sendiri. Kelemahan yang dirasakan dalam proses pendidikan ini adalah terletak pada pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), penyediaan dana pendidikan dan sistem pendidikan. Pada SDM yang memiliki potensi dan profesionalisasi yang tinggi akan melahirkan kebijakan pendidikan yang baik, usaha dana dan sistem pendidikan yang ideal, sehingga mampu mengimplementasi konsep dengan baik dan benar. Dengan perubahan sikap sosiologis-psikologis masyarakat, maka Pendidikan Agama Islam harus melakukan revolusi untuk menuntut cara-cara baru dalam penguasaan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran. Don Topscot dalam (Jarkasih, 2019; Rahman, 2019) menyatakan ada tiga unsur proses belajar yang asing di dalam budaya lama, yaitu: interaktif, partisipatif, dan diskursus. Oleh karena itu, perlu pola baru pembelajaran yang terbentuk akan memudahkan peserta didik dan guru. Diharapkan siswa lebih termotivasi, berpikir dinamis, kreatif, inovatif dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Pembelajaran dengan teknologi internet menjadikan peserta didik lebih aktif, peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan sesama pembelajar, maupun dengan pakar-pakar di bidangnya.



22



Menurut Tilaar (2002) Proses pembelajaran yang tidak di batasi oleh ruang kelas, peran guru sebagai pelatih, sumber belajar bisa dari mana saja. Pembelajaran menjadi proses menganalisis informasi yang didapatkan, (Giarti & Astuti, 2016; Hasanah, 2014; Khoeriyah, 2019; Lince, 2016; Mumtahanah, 2014; Nu’man, 2016; Sulistyowati & Rohman, 2020; Wulantina, 2018). Tentu saja pengaruh era disrupsi tidak hanya kepada proses belajar mengajar di kelas saja, namun kepada seluruh sistem pendidikan lewat penggunaan Sistem Informasi Manajemen di sekolah. Seperti pusat layanan pendidikan berbasis digital di sekolah atau one-stop digital education managemen system yang digunakan untuk seluruh kegiatan dari mulai kurikulum, guru, pembelajran, laporan keuangan, penilaian sampai dengan pengelolaan bahan ajar, dan sarana prasarana. Moralitas al-Qurán dan Teladan Muhammad Dalam Islam, moralitas atau sisitem perilaku, terwujud melalui proses aplikasi sistem nilai/norma yang bersumber dari al Qurán dan sunnah Nabi. Berbeda dengan etika atau moral yang terbentuk dari sistem nilai/norma yang berlaku secara alamiah dalam masyarakat, yang dapat berubah menurut kesepakatan serta persetujuan dari masyarakatnya, pada dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Sistem etika ini sama sekali bebas dari nilai, serta lepas dari hubungan vertikal dengan kebenaran hakiki. Dalam surat Ali Imran, ayat 190-191 disebutkan “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian siang dan malam, terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab (yaitu) orang-orang yang berdzikir pada Allah ditengah ia berdiri, duduk dan berbaring, serta bertafakur tentang penciptaan langit dan bumi. (kemudian ia berkata), Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia…” Dalam ayat ini, setidaknya dapat diambil tiga poin penting, yakni Ulul Albab (sisi kemanusiaan), Dzikrullah (sisi ke-Tuhanan), serta Tafakur (sisi kealaman). Perenungan terhadap Tuhan, merupakan landasan bagi kebijaksanaan yang akan lahir dari setiap kerja dan aktifitas manusia. Dengan pelaksanaan perenungan terhadap Tuhan secara kontinyu, akan membawanya pada kesadaran ilahiyah. Sedangkan tafakur (kerja berfikir) manusia merupakan kerja universal dan integral. Dalam hal ini, berfikir bukan saja terhadap langit dan bumi, akan tetapi juga terhadap segala sesuatu yang ada didalamnya, termasuk berbagai fenomena dan arus sejarah kehidupan yang dialami oleh umat manusia, dari waktu ke waktu. Formulasi dari hasil berfikir terhadap alam inilah yang selanjutnya dirumuskan sains dan teknologi, sebagai salah satu bentuk dari produk budaya manusia. Di sinilah letak keberhasilan



manusia



23



untuk



menjadi



hamba



yang



bergelar ulil albab. Seorang ulil albab akan menjalani hidup serta kehidupannya dengan dua landasan, yakni landasan dzikir dan landasan pikir. Landasan dzikir menekankan pada rasa tanggungjawabnya didalam memanfaatkan alam semesta, semata-mata hanya demi kemaslahatan umat, sedangkan landasan pikir akan membawanya untuk senantiasa melakukan kerja perekayasaan terhadap alam semesta, dengan menghasilkan berbagai temuan sain yang aplikatif (teknologi). Hubungan diantara kedua landasan tersebut, dalam kaitannya dengan alam semesta, tercermin dalam sikap dan tingkah laku (moral), disaat manusia melaksanakan fungsinya sebagai khalifatullah. Moral merupakan sikap manusia yang dimanifestasikan kedalam perbuatannya. Oleh karena itu, antara sikap dan perbuatan harus menyatu, dan tidak boleh saling kontradiktif, atau dalam bahasa yang lebih populer adalah “menyatunya kata dan perbuatan”. Disamping itu, Nabi Muhammad, sebagai al matsalul kamil (contoh yang sejati dan sempurna), juga telah memberikan tauladan terhadap umatnya untuk berlaku menurut nilai-nilai moralitas yang luhur. Bahkan, salah satu fungsi diutusnya Muhammad adalah untuk menyempurnakan moral masyarakat. Sehingga pribadi Muhammad merupakan contoh moralitas yang sangat luhur, bagi pembentukan tatanan sosial masyarakat yang bermartabat. Oleh karena itu, moral bukan saja bersifat personal, seperti jujur, adil dan bertanggungjawab, akan tetapi juga berdimensi publik, yakni terciptanya etika kolektif, serta kehidupan sosial yang santun. Dengan etika kolektif inilah, akan terbangun etika organisasi yang mengharuskan setiap individu untuk berjalan bersama, menurut landasan etika kolektif tersebut. Namun demikian, pada dasarnya etika publik ini terbentuk dari etika individu, sehingga tidak mungkin akan tercipta etika publik, tanpa adanya kesadaran masing-masing pribadi akan nilai moralitas Pendidikan agama dan moral merupakan pedoman sangat penting bagi dalam proses belajar mengajar sebagai salah satu antisipasi agar anak-anak didik kita terhindar hal-hal yang bertentangan dengan agama di era globalisasi saat ini. Dikatakan, dengan kuatnya pendidikan agama akan menciptakan generasi yang bermoral dan berkualitas Kondisi itulah yang saat ini ditanamkan Yayasan Pendidikan Harapan, sehingga melahirkan generasi- generasi yang berkualitas dengan cirinya iman, ilmu dan amal. Pendidikan moral bisa disamakan pengertiannya dengan pendidikan budi pekerti. Pendidikan moral merupakan pendidikan nilai-nilai luhur yang berakar dari agama, adat istiadat dan budaya bangsa Indonesia dalam rangka mengembangkan kepribadian supaya menjadi manusia yang baik. Secara umum, ruang lingkup pendidikan moral adalah penanaman dan 24



pengembangan nilai, sikap dan perilaku sesuai nilai-nilai budi pekerti luhur. Di antara nilai-nilai yang perlu ditanamkan adalah sopan santun, disiplin, berhati lapang, berhati lembut, beriman dan bertakwa, kemauan keras, bersahaja, bertanggung jawab, bertenggang rasa, jujur, mandiri, manusiawi, mawas diri, mencintai ilmu, menghargai karya orang lain, rasa kasih sayang, rasa malu, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, semangat kebersamaan, setia, sportif, taat asas, takut bersalah, tawakal, tegas, tekun, tepat janji, terbuka, dan ulet. Jika anggota masyarakat telah memiliki karakter dengan seperangkat nilai budi pekerti tersebut, diyakini ia telah menjadi manusia yang baik. Zaim El Mubarok dalam bukunya “Membumikan Pendidikan Nilai” (2009) berkeyakinan bahwa sentral pendidikan nilai adalah keluarga. Menurutnya, keluarga adalah satu-satunya sistem sosial yang diterima di semua masyarakat, baik yang agamis maupun yang non- agamis. Sebagai lembaga terkecil dalam masyarakat, keluarga memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan sosial umat manusia. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa keluarga adalah tahap pertama lembaga-lembaga penting sosial dan dalam tingkat yang sangat tinggi, ia berkaitan erat dengan kelahiran peradaban, transformasi warisan dan pertumbuhan serta perkembangan umat manusia. Secara keseluruhan, semua tradisi, keyakinan, sopan santun, sifat-sifat individu dan sosial, ditransfer lewat keluarga kepada generasigenerasi berikutnya. Lebih lanjut Zaim mengungkapkan bahwa keluarga merupakan batu pondasi setiap masyarakat besar manusia, dimana semua anggotanya memiliki peran mendasar dalam memperkokoh hubungan- hubungan sosial dan pengembangan serta penguatan di semua aspeknya. Untuk itu, semua usaha guna memperkuat bangunan keluarga, akan membuka peluang untuk pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat, dan pengokohan nilai-nilai moral di tengah masyarakat. Teori ini sangat relevan dengan kenyataan sosial yang berlaku di Indonesia, bahwa lembaga keluarga merupakan modalitas sosial yang sudah terbangun sejak lama dan selalu dijaga hingga sekarang. Para pakar meyakini bahwa keluarga adalah lingkungan pertama dimana jiwa dan raga anak akan mengalami pertumbuhan dan kesempurnaan. Untuk itulah keluarga memainkan peran yang amat mendasar dalam menciptakan kesehatan kepribadian anak dan remaja. Tentu saja status sosial dan ekonomi keluarga di tengah masyarakat berpengaruh pada pola berpikir dan kebiasaan anak. Dengan demikian, berdasarkan bentuk dan cara interaksi keluarga dan masyarakat, anak akan memperoleh suasana kehidupan yang lebih baik, atau sebaliknya, akan memperoleh efek yang buruk darinya.



25



Tantangan Pendidikan Moral Tantangan yang akan menghadang dalam upaya menanggulangi kemerosotan moral dan budi pekerti anak antara lain sebagai berikut: 1. Arus globalisasi dengan teknologinya yang berkembang pesat merupakan tantangan tersendiri dimana informasi baik positif maupun negative dapat langsung diakses dalam kamar/rumah. Tanpa adanya bekal yang kuat dalam penanaman agama (yang telah tercakup di dalamnya nilai moral dan budi pekerti) hal itu akan berdampak negative jika tidak di saring dengan benar. 2. Pola hidup dan perilaku yang telah bergeser sedemikian serempaknya di tengah-tengah masyarakat juga merupakan tantangan yang tidak dapat diabaikan. 3. Moral para pejabat/birokrat yang memang suda amat melekat seperti “koruptor”, curang/tidak jujur, tidak peduli dengan kesusahan orang lain, dan lain-lain ikut menjadi tantangan tersendiri karena bila mengeluarkan kebijakan, diragukan ketulusan dan keseriusan diimplementasikan secara benar. 4. Kurikulum sekolah mengenai dimasukannya materi moral dan budi pekerti ke dalam setiap mata pelajaran juga cukup sulit. Ini terjadi karena ternyata tidak semua guru dapat mengaplikasikan model integrated learning tersebut ke dalam mata pelajaran lain yang sedang diajarkannya atau yang diampunya. 5. Kondisi ekonomi Indonesia juga menjadi tantangan yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena bagaimanapun, setiap ada kebijakan pasti memerlukan dana yang tidak sedikit Faktor-faktor Penyebab Turunnya Moral di Masyarakat Indonesia Saat ini, masalah moralitas masyarakat Indonesia baik itu usia remaja hingga dewasa, telah menjadi problema umum dan merupakan pertanyaan yang belum ada jawabannya. Seperti mengapa para remaja kita mengkonsumsi obat-obatan terlarang? mengapa para remaja dengan bebasnya bergaul dengan lawan jenis tanpa merasa risih dan malu? mengapa para pemimpin di negeri ini mudah tersinggung, dan tidak malu mempertontonkan pertengkaran di muka umum? Mengapa begitu banyak para pemimpin tidak merasa malu mengambil hak-hak orang kecil, seperti melakukan korupsi?. Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan sederetan kecil dari masalah moral yang masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bersama. Ketika berbicara tentang moral, kita perlu tahu bahwa hal ini erat kaitannya dengan perilaku masyarakat. Perilaku masyarakat yang menyimpang dari aturan yang seharusnya membuat moral bangsa kita semakin buruk. Kemerosotan moral ini bukanlah suatu hal yang bisa dibanggakan karena



26



hal itulah yang membuat negara kita tampak kurang berwibawa di dunia internasional. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi kemerosotan moral bangsa Indonesia dan hal itu perlu diketahui sehingga kita mampu menemukan solusi yang terbaik dan membantu dalam penyelesaian masalah tersebut. a) Penyalahgunaan sebagian ajaran moral Tidak diragukan lagi bahwa sebagian ajaran moral telah dan masih terus akan disalahgunakan dalam berbagai bentuk dan cara. Mereka yang telah dihinggapi ketamakan, terutama apabila mempunyai kekuatan dan pengaruh, tidak akan ragu-ragu dalam memakai segala cara untuk mencapai tujuannya. Penelitian ilmiah, terlepas dari kebenaran landasannya, terkadang dipergunakan untuk melakukan penindasan, tirani, menyiksa kelas rendah. b) Penyalahgunaan konsep-konsep Moral Sebagaimana ajaran moral, konsep-konsep dari moralpun disalahgunakan. Seringkali ditemui, kemerdekaan ditindas atas nama kemerdekaan, dan ketidakadilan diterapkan atas nama keadilan dan persamaan. Setiap hal yang baik dan bermanfaat bisa disalahgunakan. Meskipun demikian, bagaimanapun nama keadilan disalahgunakan, tetap saja esensinya berbeda dengan fenomena ketidakadilan itu sendiri. Keduanya tetap berbeda. Demikian juga, bagaimanapun nama kemerdekaan disalahtafsirkan, tetapi kemerdekaan sejati tidak akan sama dengan perbudakan. Jadi tidak diragukan lagi ajaran Islam telah dieksploitasi untuk tujuan pribadi dan kelompok tertentu. Tetapi tidak berarti bahwa ajaran-ajaran tersebut palsu atau rancu. Sebaliknya, keadaan tersebut menuntut kewaspadaan sebagian masyarakat agar ajaran tersebut tdak rusak, dan nilai-nilainya tidak disalahgunakan. c) Masuknya Budaya Westernisasi (budaya kebarat-baratan) Masuknya budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab turunnnya moral bangsa Indonesia saat ini. Sebenarnya budaya tersebut tidaklah salah, yang salah adalah individu yang tidak mampu menyaring hal-hal yang baik untuk dirinya. Dengan budaya asing yang masuk ke negara kita sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa free sex atau materialisme adalah hal yang biasa. Keadaan ini sangat memprihatinkan mengingat banyak remaja yang melakukan hal tersebut dan hal itu yang sering jadi masalah remaja saat ini. Tumbuhnya budaya materialisme juga bisa diliat dari banyaknya orang-orang yang sangat memperhatikan gaya hidup yang terkesan mewah tanpa memperdulikan sekitar dan masa



27



depannya. d) Perkembangan Teknologi Turunnya moral bangsa Indonesia juga diakibatkan oleh perkembangan teknologi saat ini. Dengan kemudahan akses internet, banyak orang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mencari gambar atau video porno. Hal ini jika dilakukan terus menerus akan merusak moral bangsa karena pikiran mereka sudah dimasuki oleh doktrin-doktrin barat yang kadang salah tersebut. e) Lemahnya Mental Generasi Bangsa Penurunan kualitas moral dari generasi bangsa juga dapat disebabkan karena lemahnya mental dari generasi bangsa yang terbentuk sejak dini, sehingga membentuk karakter yang kurang baik. Karakter tersebut akan menjadi watak perilaku seseorang dalam menjalani kehidupan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diupayakan pembentukan karakter sejak dini. f) Kurangnya Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti Kurangnya materi implementasi dari budi pekerti adalah salah satu penyebab turunnya moral bangsa kita baik itu dalam bangku sekolah, dan kurangnya perhatian dari guru sebagai pendidik dalam hal pembentukan karakter peserta didik, sehingga peserta didik lebih banyak terfokus pada aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif dalam pembelajaran. Hasilnya adalah peserta didik pintar dalam hal pelajaran tertentu, namun mempunyai akhlak/moral yang kurang bagus. Banyak diantara peserta didik yang pintar jika mengerjakan soal pelajaran, namun tidak hormat terhadap gurunya, suka mengganggu orang lain, tidak mempunyai sifat jujur, malas, dan sifat-sifat buruk lainnya. Tingginya angka kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun peserta didik, dipandang sebagai akibat dari kurang efektifnya sistem pendidikan saat ini. Ditambah lagi dengan masih minimnya perhatian guru terhadap pendidikan dan perkembangan karakter peserta didik. Sehinga sebagian peserta didik tidak mempunyai karakter positif. Pendidikan tanpa karakter hanya akan membuat individu tumbuh secara parsial, menjadi sosok yang cerdas dan pandai, namun kurang memiliki pertumbuhan secara paripurna sebagai manusia. Hal tersebut sudah dicontohkan dalam sistem pendidikan kita pasca reformasi. Kurikulum yang dibangun untuk mencerdaskan kehidupan justru berujung kepada penurunan moral dari sebagian peserta didiknya.



28



Solusi Ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam akhlak kita untuk menanggulangi masalah moral, antara lain sebagai berikut: a) Memandang Martabat Manusia Rasulullah SAW. telah mengatakan bahwa ia diutus untuk menyempurnakan martabat dan derajat manusia. Orang yang meceritakan tradisi tersebut bertanya kepada Ali bin Abi Thalib tentang sifat- sifat tersebut. Sayidina Ali menjawab “alim, toleran, tahu berterima kasih, sabar, murah hati, berani, mempunyai harga diri, bermoral, berterus terang, dan jujur. Memiliki harga diri (self-respect) artinya kapan saja dia bekerja untuk kepentingannya dan untuk memenuhi kebutuhannya, dia harus memperhitungkan segala sesuatu yang sekiranya bisa memalukan dan merendahkan posisinya, seperti tidak konsisten dengan martabatnya sebagai manusia, dan mempertimbangkan segala tindakan yang akan bisa mengembangkan kematangan spiritualnya, dan mengangkat posisinya agar bisa dibanggakan. Sebagai contoh, setiap orang sadar bahwa sifat cemburu dan iri hati hanya akan menghina dan memalukan dirinya sendiri. Orang yang iri hati tidak akan tahan dengan kemajuan dan prospek orang lain. Ia tidak senang dengan prestasi-prestasi orang lain. Bahkan bagaimana caranya bisa menimbulkan bencana bagi orang lain dan mengganggu rencana-rencana mereka. Mereka tidak akan merasa puas jika orang lain tidak kehilangan nasib baiknya, dan tidak seperti dia. Setiap orang sadar akan memiliki sifat seperti itu hanya merupakan cerminan kepicikan belaka. Seseorang yang tidak menghargai keberhasilan orang lain adalah manusia yang tak berkepribadian baik. Sama halnya dengan sifat iri hati. Orang yang iri hati adalah orang yang begitu terpesona dengan kekayaanya sehingga ia enggan utuk menyisihkan atau membelanjakannya, bahkan bukan untuk kepentingan sendiri dan keluarganya. Dia tidak mau mendermakan kekayaan yang dimilikinya. Nampaknya orang semacam itu menjadi tawanan dari kekayaannya sendiri. Dia merendahkan martabat di depan matanya sendiri. Dengan demikian kita mengetahui bahwa rasa harga diri adalah perasaan sejati manusia. Kita merasa senang jika memberikan amal, bertindak toleran, sederhana dan bekerja tekun, dan sebagainya. Sedangan sifat munafik, menjilat, cemburu dan sombong akan menghina dirinya sendiri, tanpa terikat pada ajaran atau kebiasaan dan tradisi yang ada pada masyarakat tertentu. Islam mengutuk keras sifat-sifat jelek seperti itu, dan melarang keras mengembangkannya. Beberapa sifat tertentu seperti toleran dan pengorbanan diri adalah 29



masalah penghargaan diri dan tanda keterbukaan hati dan kebesaran jiwa. Orang yang selalu sikap berkorban dan melatih kendala dirinya, dan ditandai denga kepribadian yang baik seperti itu sehingga dia menjalani kepentingannya demi untuk kebaikan orang lain dan untuk mempertahankan tujuan yang diharapkan. Merendahkan hati dalam pengertian menghormati orang lain dan mengakui prestasi mereka dan bukan dalam pengertian memalukan diri sendiri untuk tunduk pada kekuatan, juga merupakan sifat yang mulia dan sesuai dengan martabat manusia. Kualitas seperti ini dipunyai oleh mereka yang selalu bisa mengendalikan diri dan tidak egois (self-centered), dan dengan realistis mengakui hal-hal baik dalam diri orang lain dan menghormatinya. Sifat-sifat mulia tersebut yang membentuk landasan karakter yang mulia, adalah bagian fari nilai-nilai moral Islam yang tinggi. Kita mempunyai contoh-contoh yang tak terhitung mengenai sifat-sifat seperti itu, dan semua masalah etika mungkin diperhitungkan berkaitan dengan martabat manusia. Karena itu Rasulullah SAW dalam menyimpulkan pesan etikanya, menggambarkan sifat-sifat itu sebagai karakter manusia yang sempurna dan mulia. b) Mendekatkan Manusia dengan Allah SWT. Hanya sifat-sifat mulia yang telah disebutkan di atas yang akan mendekatkan manusia dengan Allah SWT. Dengan demikian manusia harus memiliki dan mengembangkan sifat-sifat tersebut apabila kita membahas sifat-sifat Allah, dan sebaliknya. Dia Maha mengetahui, Maha Kuasa dan Maha Kompeten. Semua tindakan-Nya telah diperhitungkan dengan baik-baik. Dia Maha Adil, Maha Pengasih dan Penyayang. Semua merasakan karunia-Nya. Dia menyukai kebenaran dan membenci keburukan. Manusia dekat dengn Allah SWT. sesuai dengan kualitaskualitas yang dia miliki. Jika sifat-sifat tersebut mendarah daging dalam dirinya dan menjadi pelengkap, bisa dikatakan bahwa ia telah mendapatkan nilai-nilai moral Islam. Manusia Islam, terlepas dari keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari tindakan dan kebiasaannya, selalu mampu untuk mengetahui apakh tindakan atau sifat tertentu akan menjaga martabat kemanusiannya, dan apakah akan membantunya dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dia menganggap bahwa yang diinginkan adalah segala tindakan yang akan mengangkat martabat manusia mendekatkan dirinya dengan Allah SWT. Demikian pula dia akan enggan dan menghindarkan diri dari segala tindakan yang akan merusak martabat manusia dan memperlemah hubungan dengan Allah SWT. Dia menyadari bahwa perhatiannya terhadap kedua kriteria tersebut secara otomatis akan



30



membangkitkan semangat untuk berkarya demi kepentingan manusia secara luas. c) Kontribusi di bidang pendidikan Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun, jika kita melihat kondisi pendidikan di Indonesia sekarang ini, ternyata masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Proses pendidikan belum sepenuhnya berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter positif. Bahkan, banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal membangun karakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana pintar dalam bangku sekolah atau perkuliahan dan piawai dalam menjawab soal ujian, berotak brilian, tetapi lemah dalam hal mental, penakut, dan perilakunya tidak terpuji. Di sisi lain, pendidikan yang bertujuan mencetak manusia yang cerdas dan kreatif serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belum sepenuhnya terwujud. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus pelajar yang terlibat tawuran, kasus kriminal, narkoba, seks di luar nikah, dan kasuskasus yang lain. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan, untuk memperbaiki moral generasi bangsa melalui pendidikan. Namun keinginan tersebut ternyata belum membuahkan hasil yang signifikan. Pemerintah dalam melaksanakan pendidikan, masih lebih banyak menitikberatkan pada kemampuan kognitif siswa, dengan mengesampingkan kemampuan afektif atau perilaku siswa dan psikomotorik atau keterampilan Salah satu solusi agar pendidikan moral menjadi efektif adalah dengan menerapkan pendidikan karakter di setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan tinggi. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi konsumen pengetahuan, kesadaran dan kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun ke bangsa sehingga menjadi insan kamil. Dengan penerapan pendidikan karakter, maka karakter dari peserta didik akan terbentuk sejak mereka berada di bangku sekolah dasar, kemudian dilanjutkan pada sekolah menengah dan



31



perguruan tinggi. Dengan terbentuknya karakter tersebut, maka akan menjadi perisai atau kontrol dalam diri seseorang, sehingga akan mengendalikan perilaku orang tersebut. Intinya adalah, jika karakter sudah terbentuk, maka akan sulit untuk mengubah karakter tersebut. Dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap proses pendidikan, akan membantu proses pembentukan karakter dari peserta didik yang bermoral dan bermartabat. Dengan terbentuknya karakter tersebut, maka karakter tersebut akan sulit hilang sehingga akan menjadi watak perilaku seseorang dalam menjalani masa yang akan datang. Penerapan pendidikan karakter dalam sistem kurikulum pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara: 1. Menyisipkan nilai–nilai moral di setiap proses belajar mengajar. 2. Membentuk kelas motivasi (motivation class), yang dalam hal ini lebih menekankan pada penggugahan motivasi internal peserta didik. 3. Menambah mata pelajaran tentang pendidikan moral, dan peserta didik dipersyaratkan lulus mata pelajaran tersebut. 4. Mata pelajaran yang substansinya sudah mengandung nilai-nilai moral hendaknya lebih aplikatif, tidak hanya text book semata 5. Menyeimbangkan porsi antara materi belajar akal (cerdas) dan hati (moral). Dalam hal ini guru, Departemen Pendidikan Nasional, dan masyarakat pemerhati pendidikan untuk bersama-sama mengupayakan penerapan pendidikan karakter ke dalam sistem kurikulum pendidikan. 2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam Adapun karakteristik mata pelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK itu dapat dijelaskan sebagai berikut: a. PAI merupakan rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaranajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam. Karena itulah PAI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Ditinjau dari segi isinya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah satu komponen, dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun mata pelajaran yang bertujuan, mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik. b. Tujuan PAI adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam, sehingga memadai baik untuk kehidupan masyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. c. Pendidikan Agama Islam, sebagai sebuah program pembelajaran, diarahkan pada (a) menjaga aqidah dan ketakqwaan peserta didik, (b) menjadi landasan untuk rajin mempelajari ilmu-ilmu lain yang diajarkan di madrasah, (c) mendorong peserta didik untuk kritis, kretif dan inovatif, (d)



32



menjadi landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang Agama Islam, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial). d. Pembelajaran PAI tidak hanya menekankan penguasaan kompetensi kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya. e. Isi mata pelajaran PAI didasarkan dan dikembangkan dari ketentuanketentuan yang ada dalam dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu AlQur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW (dalil naqli). Di samping itu materi PAI juga diperkaya dengan hasil-hasil istinbath atau ijtihad (dalil aqli) para ulama sehingga ajaran-ajaran pokok yang bersifat umum lebih rinci dan mendetil. f. Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu aqidah syari'ah dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran konsep Islam, dan akhlak merupakan penjabaran konsep ihsan. Dari ketiga konsep dasar itulah berkembang berbagai kajian keislaman, termasuk kajhiankajian yang terkait dengan ilmu, teknologi, seni dan budaya. g. Output pembelajaran PAI di sekolah adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia (budi pekerti luhur) yang merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia. pendidikan akhlak adalah (budi pekerti) adalah jiwa pendidikan dalam Islam, sehingga pencapaian akhlak mulia (karimah) adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Dalam hubungan ini, perlu ditegaskan bahwa pelajaran PAI tidak identik dengan menafikan pendidikan jasmani dan pendidikan akal. Keberadaan program pembelajaran selain PAI juga menjadi kebutuhan bagi peserta didik yang tidak dapat diabaikan. Namun demikian, pencapaian akhlak mulia justru mengalami kesulitan jika hanya dianggap menjadi tanggung jawab mata pelajaran PAI. Dengan demikian, pencapaian akhlak mulia harus menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk mata pelajaran non PAI dan guru-guru yang mengajarkannya. Ini berarti meskipun akhlak itu tampaknya hanya menjadi muatan mata pelajaran PAI, mata pelajaran lain juga perlu mengandung muatan akhlak. Lebih dari itu, semua guru harus memperhatikan akhlak peserta didik dan berupaya menanamkannya dalam proses pembelajaran. Jadi, pencapaian akhlak mulia tidak cukup hanya melalui mata pelajaran PAI. Sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik yang umum maupun yang khusus, Pendidikan Agama Islam mempunyai karakteristik yang khas yaitu: Pertama, Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti. Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah jelas dan pasti serta tidak dapat ditolak dan di tawar. Aturan itu adalah Wahyu



33



Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, semua yang terlibat dalam Pendidikan Agama Islam itu harus senantiasa berpegang teguh pada aturan ini. Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu diajarkan sebagai mana adanya dan terserah kepada manusia yang hendak mengarahkan pengetahuan itu. Ia hanya mengajarkan, tetapi tidak memberikan petunjuk kea rah mana dan bagaimana memberlakukan pendidikan itu. Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat relatif, sehingga tidak bisa diramalkan ke arah mana pengetahuan keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap yang tidak konsisten karena terperangkap oleh. perhitungan untung rugi, sedangkan Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak seperti pendidikan umum; Kedua, Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya. Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata uang yang mempunyai dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam substansi ajaran yang akan dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin umum dapat di indera dan diakali, berbentuk pengalaman factual maupun pengalaman pikir. Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia sedangkan sisi kedua lebih cenderung menekankan pada kehidupan akhirat namun, kedua sisi ini tidak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat, oleh karena itu, kedua sisi ini selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan usahanya, karena memang Pendidikan Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia dan akhirat; Ketiga, Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah.Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul karimah, hati nurani untuk selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan sesuai dengan norma-norma yang berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang teguh pada dasar Agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits; Keempat, Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai tugas suci. Pada umumnya, manusia khususnya kaum muslimin berkeyakinan bahwa penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari risalah, karena itu mereka mengangapnya sebagai misi suci. Karena itu dengan menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti pula menegakkan agama, yang tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah; Kelima, Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah. Sejalan dengan hal yang dijelaskan pada sebelumnya maka kiprah Pendidikan Agama Islam merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah, dari segi mengajar, pekerjaan itu terpuji karena merupakan tugas yang mulia, disamping tugas itu sebagai amal jariah, yaitu amal yang terus berlangsung hingga yang bersangkutan meninggal dunia, dengan ketentuan ilmu yang diajarkan itu



34



diamalkan oleh peserta didik ataupun ilmu itu diajarkan secara berantai kepada orang lain. Karakteristik pembelajaran PAI dan Budi Pekerti pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran PAI dan Budi Pekerti mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), dan tematik internal (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/ inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya (project based learning), dan berbasis pemecahan masalah (problem based learning). Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut Sikap



Pengetahuan



Keterampilan



Menerima



Mengingat



Mengamati



Menjalankan



Memahami



Menanya



Menghargai



Menerapkan



Mencoba



Menghayati



Menganalisis



Menalar



Mengamalkan



Mengevaluasi



Menyaji Mencipta



Adapun karakteristik mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada SD, SMP, SMA, SMK adalah:



35



1.



2.



3.



4.



5.



6.



Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam (al-Qur’an dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam). Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Maka, semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Diberikannya mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut. PAI dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI dan Budi Pekerti tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. Secara umum mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu alQur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW., juga melalui metode ijtihad (dalil aqli), para ulama dapat mengembangkannya dengan lebih rinci dan mendetail dalam kajian fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur), yang merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW di dunia. Hal ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak memerhatikan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa pendidikan Islam memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya.



Kesimpulan Pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan secara terencana untuk mengubah sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya sesuai dengan nilai moral dan kebudayaan masyarakat setempat. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi kemerosotan moral bangsa Indonesia dan hal itu perlu diketahui sehingga kita



36



mampu menemukan solusi yang terbaik dan membantu dalam penyelesaian masalah tersebut. Bagaimana kemerosotan moral di masyarakat sekarang adalah sebuah hal bahwa masyarakat kuarang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Masyarakat sekarang sudah mengambil suatu budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita, oleh karena itu mereka terpengaruh dengan kebiasaan yang buruk melalui berbagai pengaruh baik media elektronik, style, dan gaya hidup yang serba lebih kebarat-baratan. Perkembangan teknologi dan budaya membuat sebagian orang di Indonesia menyalahgunakannya dengan berbagai kemauan dan kehendak mereka sendiri. Jadi, ada baiknya kita bisa memilih bagaimana budaya, teknologi dan lain sebagainya berguna bagi kita dan orang lain. Semoga dengan adanya pendidikan moral sejak dini bisa membuat kita lebih dekat kepada Allah SWT dan budi pekerti kita bisa membuat kita terpandang sebagai khalifah yang baik di dunia ini.



37



MATERI 4: ANALISIS SKL, CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN KAITANNYA DENGAN RUANG LINGKUP MATERI MATERI PAI PADA SD, SMP, SMA, DAN SMK A. Tujuan Tujuan materi ini adalah memahami SKL, Capaian Pembelajaran, kaitannya dengan Materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. B. Indikator Keberhasilan 1. Menjelaskan Lingkup SKL, Capaian Pembelajaran pada materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, SMK 2. Menjelaskan Ketrkaitan antara SKL, Capaian Pembelajaran dengan ruang linglup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK. C. Uraian Materi 1. SKL, Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Setiap pengembangan dan penyempurnaan sebuah kurikulum pada dasarnya berpedoman pada sasaran, tujuan, dan program pendidikan yang objektif. Sasaran kurikulum 2013dituangkan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Tujuan kurikulum 2013 dituangkan dalam Standar Isi yang merupakan turunan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan program pendidikan yang objektif dituangkan dalam Standar Proses dan Standar Penilaian. a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Secara spesifik, fungsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk masing-masing satuan pendidikan adalah sebagai berikut. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan meletakkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum



38



bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMA/MA/ SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagai berikut: 1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 2. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 3. Berkarakter, jujur, dan peduli, 4. Bertanggungjawab, 5. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 6. Sehat jasmani dan rohani Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. Lulusan SMA/MA/ SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan sebagai berikut; Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks, yaitu ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Kemudian mampu mengaitkan pengetahuan tersebut dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan international. Istilah pengetahuan faktual, konseptual, krosedural, dan metakognitif pada masing-masing satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut. PENJELASAN Faktual



SMA/MA/SMALB/Paket C Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan



39



regional, dan internasional. Konseptual



Terminologi/ istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, teori,model, dan struktur yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan Internasional.



Prosedural



Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode, dan kriteria untuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan Internasional.



Metakognitif



Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail, spesifik, kompleks, kontekstual, dan kondisional, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budayaterkait dengan masyarakatdan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negarakawasan regional, dan internasional.



Lulusan SMA/MA/ SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan sebagai berikut; 1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak; 2. Kreatif, 3. Produktif, 4. Kritis, 5. Mandiri, 6. Kolaboratif, dan 7. Komunikatif Melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang



40



dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri. Untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan: a. b. c. d. e.



Perkembangan psikologis anak; Lingkup dan kedalaman; Kesinambungan; Fungsi satuan pendidikan; dan Lingkungan.



a. Capaian Pembelajaran 1) Rasional Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan (al-Hanifiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samhah), (3) akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta (rahmat li al-ālamĩn). Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari’at dan sejarah peradaban Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain-lain mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mampu menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun alam semesta. Dengan konteks Indonesia pada abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam tentang agama sangat dibutuhkan, terutama dalam menghormati dan menghargai perbedaan. Pelajaran agama tidak hanya membahas hubungan manusia dengan Allah (habl



41



min Allāh), namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia (habl min al-nās) dan alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan yang beragam dalam proses belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga diskusiinteraktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning), proses belajar yang berpihak pada anak (student-centered learning), proses belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis proyek nyata dalam kehidupan (projek based learning), dan proses belajar yang kolaboratif (collaborative learning). Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya keterampilan yang berharga seperti budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan menjadi peserta didik yang kreatif. Melalui muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti antara lain al- Quran dan hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan sejarah peradaban Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila allahdi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian dari penduduk dunia dengan berkepribadian dan punya kompetensi global, mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong. 2) Tujuan Pada praktiknya, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditujukan untuk: a) memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya; b) membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar (`aqîdah sahĩhah) berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban Islam, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia; c) membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsipprinsip Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan; d) mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat sehingga berperilaku moderat



42



(wasatîyyah) dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme; e) membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan f) membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah wataniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku dan budayanya. 3) Karakteristik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang meliputi (1) Al-Qur’an-hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah peradaban Islam. Elemen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti . Elemen Al-Qur’an dan Hadis



Akidah



Akhlak



Deskripsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar peserta didik dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-Qur’an dan hadis Nabi sebagai pedoman hidup utama seorang muslim. Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir serta qada dan qadr. Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum. Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan 43



Fikih



Sejarah Peradaban Islam



Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik (mahmūdah) dan tercela (mazmūmah). Dengan memahami perbedaan ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga akan memahami pentingnya melatih (riyādah), disiplin (tahzīb) dan upaya sungguh-sungguh dalam mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta (mahabbah). Pendidikan Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai sesama manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau hubungan dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah) dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia (mu’amalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah dan mua’amalah. Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia dalam membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam (SPI) menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah



44



dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi permasalahan dan menghindari dari terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi keteladanaan (‘ibrah) dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lainlain dalam rangka membangun peradaban di zamannya. 4) Capaian Pembelajaran setiap Fase a) FASE A (Umumnya Kelas I-II SD) Pada akhir fase A, pada elemen Al-Qur`an-Hadis peserta didik dapat mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung, dan mampu membaca surah-surah pendek Al-Qur’an dengan baik. Dalam elemen akidah, peserta didik mengenal rukun iman, iman kepada Allah melalui nama-namanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang diembannya. Pada elemen akhlak, peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain. Dalam elemen fikih, peserta didik dapat mengenal rukun Islam dan kalimah syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib diimani. Fase A berdasarkan elemen Elemen Al-Qur’an dan Hadis



Deskripsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung, dan kemampuan membaca surah-



45



Akidah



Akhlak



Fikih



Sejarah Peradaban Islam



surah pendek Al- Qur’an dengan baik. Peserta didik mengenal rukun iman kepada Allah melalui nama-namanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang diembannya. Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain. Peserta didik mampu mengenal rukun Islam dan kalimah syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat. Peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib diimani.



b) FASE B (Umumnya Kelas III-IV SD) Pada akhir fase B, pada elemen al-Quran Hadis peserta didik mampu membaca surah-surah pendek atau ayat Al-Qur’an dan menjelaskan pesan pokoknya dengan baik. Peserta didik mengenal hadis tentang kewajiban salat dan menjaga hubungan baik dengan sesama serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada elemen akidah peserta didik memahami sifat-sifat bagi Allah, beberapa asmaulhusna, mengenal kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul Allah yang wajib diimani. Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti kepada orang tua dan guru, dan menyampaikan ungkapan-ungkapan positif (kalimah tayibah) dalam keseharian. Peserta didik memahami arti keragaman sebagai sebuah



46



ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullâh). Peserta didik mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas, percaya diri mengungkapkan pendapat pribadi, memahami pentingnya musyawarah untuk mencapai kesepakatan dan pentingnya persatuan. Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa, salat jumat dan salat sunah dengan baik, memahami konsep balig dan tanggung jawab yang menyertainya (taklīf). Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan kondisi Arab pra Islam, masa kanak-kanak dan remaja Nabi Muhammad saw. hingga diutus menjadi rasul, berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah. Fase B berdasarkan elemen Elemen Deskripsi Peserta didik mampu membaca surah-surah Al-Qur’an dan pendek atau ayat Al-Qur’an dan menjelaskan Hadis pesan pokoknya dengan baik. Peserta didik mengenal hadis tentang kewajiban salat dan menjaga hubungan baik dengan sesama serta mampu menerapkan dalam kehidupan seharihari.



Akidah



Akhlak



Fikih



Peserta didik memahami sifat-sifat bagi Allah, beberapa asmaulhusna, mengenal kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul Allah yang wajib diimani. Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti kepada orang tua dan guru, dan menyampaikan ungkapanungkapan positif (kalimah tayibah) dalam keseharian. Peserta didik memahami arti keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullâh). Peserta didik mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas, percaya diri mengungkapkan pendapat pribadi, memahami pentingnya musyawarah untuk mencapai kesepakatan dan pentingnya persatuan. Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa, salat jumat dan salat sunah dengan baik, memahami konsep balig



47



Sejarah Peradaban Islam



dan tanggung jawab yang menyertainya (taklīf). Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan kondisi Arab pra Islam, masa kanak-kanak dan remaja Nabi Muhammad saw. hingga diutus menjadi rasul, berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah



c) FASE C (Umumnya Kelas V-VI SD) Pada akhir fase C, pada elemen Al-Qur’an Hadis peserta didik mampu membaca, menghafal, menulis, dan memahami pesan pokok surahsurah pendek dan ayat Al-Qur’an tentang keragaman dengan baik dan benar. Pada elemen akidah, peserta didik dapat mengenal Allah melalui asmaul husna, memahami keniscayaan peritiwa hari akhir, qada dan qadar. Pada elemen akhlak, peserta didik mengenal dialog antar agama dan kepercayaan dan menyadari peluang dan tantangan yang bisa muncul dari keragaman di Indonesia. Peserta didik memahami arti ideologi secara sederhana dan pandangan hidup dan memahami pentingnya menjaga kesatuan atas keberagaman. Peserta didik juga memahami pentingnya introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Peserta didik memahami pentingnya pendapat yang logis, menerima perbedaan pendapat, dan menemukan titik kesamaan (kalimah sawa) untuk mewujudkan persatuan dan kerukunan. Peserta didik memahami peran manusia sebagai khalifah Allah di bumi untuk menebarkan kasih sayang dan tidak membuat kerusakan di muka bumi. Pada elemen fikih, peserta didik mampu memahami zakat, infak, sedekah dan hadiah, memahami ketentuan haji, halal dan haram serta mempraktikkan puasa sunnah. Pada elemen sejarah, peserta didik menghayati ibrah dari kisah Nabi Muhammad saw di masa separuh akhir kerasulannya serta kisah al-Khulafā al-Rāsyidūn. Fase C berdasarkan elemen Elemen Al-Qur’an dan Hadis



Akidah



Deskripsi Peserta didik mampu membaca, menghafal, menulis, dan memahami pesan pokok surahsurah pendek dan ayat Al-Qur’an tentang keragaman dengan baik dan benar. Peserta didik dapat mengenal Allah melalui asmaul husna, memahami keniscayaan peritiwa



48



Akhlak



Fikih



Sejarah Peradaban Islam



hari akhir, qada dan qadr. Peserta didik mengenal dialog antar agama dan kepercayaan dan menyadari peluang dan tantangan yang bisa muncul dari keragaman di Indonesia. Peserta didik memahami arti ideologi secara sederhana dan pandangan hidup dan memahami pentingnya menjaga kesatuan atas keberagaman. Peserta didik juga memahami pentingnya introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Peserta didik memahami pentingnya pendapat yang logis, menerima perbedaan pendapat, dan menemukan titik kesamaan (kalimah sawa) untuk mewujudkan persatuan dan kerukunan. Peserta didik memahami peran manusia sebagai khalifah Allah di bumi untuk menebarkan kasih sayang dan tidak membuat kerusakan di muka bumi. Pada elemen fikih, peserta didik mampu memahami zakat, infak, sedekah dan hadiah, memahami ketentuan haji, halal dan haram serta mempraktikkan puasa sunnah. Pada elemen sejarah, peserta didik menghayati ibrah dari kisah Nabi Muhammad saw di masa separuh akhir kerasulannya serta kisah alKhulafā al- Rāsyidūn.



d) FASE D (Umumnya Kelas VII-IX SMP) Pada akhir fase D, pada elemen Al-Qur’an Hadis peserta didik memahami definisi Al-Qur`an dan Hadis Nabi dan posisinya sebagai sumber ajaran agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian alam dan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam. Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang sikap moderat dalam beragama. Peserta didik juga memahami tingginya semangat keilmuan beberapa intelektual besar Islam. Dalam elemen akidah, peserta didik mendalami enam rukun Iman. Dalam elemen akhlak, peserta didik mendalami peran aktivitas salat sebagai bentuk penjagaan atas diri sendiri dari keburukan. Peserta didik juga memahami pentingnya verifikasi (tabayun) informasi sehingga dia terhindar dari kebohongan dan berita palsu. Peserta didik juga memahami definisi toleransi dalam tradisi Islam berdasarkan ayat-



49



ayat Al-Qur`an dan Hadis-Hadis Nabi. Peserta didik juga mulai mengenal dimensi keindahan dan seni dalam Islam termasuk ekspresi-ekspresinya. Dalam elemen ibadah, peserta didik memahami internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat, memahami konsep muʿāmalah, ribā, rukhshah, serta mengenal beberapa mazhab fikih, dan ketentuan mengenai ibadah qurban. Dalam elemen sejarah, peserta didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari kisah-kisah penting dari Bani Umayyah, Abbasiyyah, Turki Usmani, Syafawi dan Mughal sebagai pengantar untuk memahami alur sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Fase D berdasarkan elemen Elemen Al-Qur’an dan Hadis



Deskripsi Peserta didik memahami definisi Al-Qur`an dan Hadis Nabi dan posisinya sebagai sumber ajaran agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian alam dan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam. Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang sikap moderat dalam beragama. Peserta didik juga memahami tingginya semangat keilmuan beberapa intelektual besar Islam. Peserta didik mendalami enam rukun Iman.



Akidah Akhlak



Fikih



Peserta didik mendalami peran aktivitas salat sebagai bentuk penjagaan atas diri sendiri dari keburukan. Peserta didik juga memahami pentingnya verifikasi (tabayun) informasi sehingga dia terhindar dari kebohongan dan berita palsu. Peserta didik juga memahami definisi toleransi dalam tradisi Islam berdasarkan ayat-ayat Al-Qur`an dan Hadishadis Nabi. Peserta didik juga mulai mengenal dimensi keindahan dan seni dalam Islam termasuk ekspresi-ekspresinya. Peserta didik memahami internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat, memahami konsep muʿāmalah, ribā, rukhshah, serta mengenal beberapa mazhab fikih, dan ketentuan mengenai ibadah qurban.



50



Sejarah Peradaban Islam



Peserta didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari kisah-kisah penting dari Bani Umayyah, Abbasiyyah, Turki Usmani, Syafawi dan Mughal sebagai pengantar untuk memahami alur sejarah masuknya Islam ke Indonesia.



e) FASE E (Umumnya Kelas X SMA) Pada akhir fase E, dalam elemen Al-Qur’an dan Hadis, peserta didik mampu menganalisis ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; dapat membaca Al-Qur`an dengan tartil, menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an serta Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta bahaya dari pergaulan bebas dan zina; dapat menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; meyakini bahwa sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina adalah perintah agama; dan membiasakan sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina dengan lebih berhati-hati dan menjaga kehormatan diri. Dalam elemen akidah, peserta didik menganalisis makna syu’abul īmān (cabang-cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; mempresentasikan makna syu’abul īmān (cabangcabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; meyakini bahwa dalam iman terdapat banyak cabang-cabangnya; serta menerapkan beberapa sikap dan karakter sebagai cerminan cabang iman dalam kehidupan. Dari elemen akhlak, peserta didik menganalisis manfaat menghindari akhlak mazmūmah; membuat karya yang mengandung konten manfaat menghindari sikap mazmūmah; meyakini bahwa akhlak mazmūmah adalah larangan dan akhlak mahmūdah adalah perintah agama; serta membiasakan diri untuk menghindari akhlak mazmūmah dan menampilkan akhlak mahmūdah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam elemen fikih, peserta didik mampu menganalisis implementasi fikih muamalah dan al-kulliyât al-khamsah (lima prinsip dasar hukum Islam); menyajikan paparan tentang fikih muamalah dan al-kulliyât al-khamsah meyakini bahwa ketentuan



51



fikih muamalah dan al-kulliyât al-khamsah adalah ajaran agama; serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kepedulian, dan kepekaan sosial. Dalam elemen sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu menganalisis sejarah dan peran tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat bagan timeline sejarah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia dan memaparkannya; meyakini bahwa perkembangan peradaban di Indonesia adalah sunatullah dan metode dakwah yang santun, moderat, bi alhikmah wa al-mau`izat al- hasanah adalah perintah Allah Swt.; membiasakan sikap kesederhanaan dan kesungguhan mencari ilmu, tekun, damai, serta semangat menghargai adat istiadat dan perbedaan keyakinan orang lain. Fase E berdasarkan elemen Elemen Deskripsi Peserta didik mampu menganalisis ayat AlAl-Qur’an dan Qur’an dan hadis tentang perintah untuk Hadis berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; dapat membaca Al-Qur`an dengan tartil, menghafal dengan fasih dan lancar ayat AlQur’an serta hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta bahaya dari pergaulan bebas dan zina; dapat menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; meyakini bahwa sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina adalah perintah agama; dan membiasakan sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina dengan lebih berhati-hati dan menjaga kehormatan diri. Peserta didik menganalisis makna syu’abul Akidah īmān (cabang-cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; mempresentasikan makna syu’abul īmān (cabang-cabang iman), pengertian, dalil,



52



Akhlak



Fikih



Sejarah Peradaban Islam



macam dan manfaatnya; meyakini bahwa dalam iman terdapat banyak cabangcabangnya; serta menerapkan beberapa sikap dan karakter sebagai cerminan cabang iman dalam kehidupan. Peserta didik menganalisis manfaat menghindari akhlak mazmūmah; membuat karya yang mengandung konten manfaat menghindari sikap mazmūmah; meyakini bahwa akhlak mazmūmah adalah larangan dan akhlak mahmūdah adalah perintah agama; serta membiasakan diri untuk menghindari akhlak mazmūmah dan menampilkan akhlak mahmūdah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mampu menganalisis implementasi fikih muamalah dan al-kulliyât al-khamsah (lima prinsip dasar hukum Islam; menyajikan paparan tentang fikih muamalah dan al-kulliyât al-khamsah meyakini bahwa ketentuan fikih muamalah dan al-kulliyât alkhamsah adalah ajaran agama; serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kepedulian, dan kepekaan sosial. Peserta didik mampu menganalisis sejarah dan peran tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat bagan timeline sejarah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia dan memaparkannya; meyakini bahwa perkembangan peradaban di Indonesia adalah sunatullah dan metode dakwah yang santun, moderat, bi al-hikmah wa almau`izat al- hasanah adalah perintah Allah Swt.; membiasakan sikap kesederhanaan dan kesungguhan mencari ilmu, tekun, damai, serta semangat menghargai adat istiadat dan perbedaan keyakinan orang lain.



f) FASE F (Umumnya Kelas XI-XII SMA) Pada akhir fase F dalam elemen Al-Qur’an dan Hadis, peserta didik dapat menganalisis Al-Qur’an dan Hadis tentang berfikir



53



kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama; mempresentasikan pesan-pesan Al-Qur’an dan Hadis tentang pentingnya berfikir kritis (critical thinking), ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama; membiasakan membaca Al-Qur’an dengan meyakini bahwa berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama adalah ajaran agama; membiasakan sikap rasa ingin tahu, berfikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi, toleransi, peduli sosial, cinta damai, semangat kebangsaan, dan tanggung jawab, sabar, tabah, pantang menyerah, tawakal, dan selalu berprasangka baik kepada Allah Swt. dalam menghadapi ujian dan musibah, cinta tanah air, dan moderasi dalam beragama. Dalam elemen akidah, peserta didik menganalisis cabang-cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasardasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam; mempresentasikan tentang cabang-cabang iman, dasar-dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam; meyakini bahwa cabang-cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam adalah ajaran agama; membiasakan sikap tanggung jawab, memenuhi janji, menyukuri nikmat, memelihara lisan, menutup aib orang lain, jujur, peduli sosial, ramah, konsisten, cinta damai, rasa ingin tahu dan pembelajar sepanjang hayat. Dari elemen akhlak, peserta didik dapat memecahkan masalah perkelahian antarpelajar, minuman keras (miras), dan narkoba dalam Islam; menganalisis adab menggunakan media sosial dalam Islam, menganalisis dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala dalam kehidupan sehari hari, sikap inovatif dan etika berorganisasi; mempresentasikan cara memecahkan masalah perkelahian antarpelajar dan dampak pengiringnya, minuman keras (miras), dan narkoba; menganalisis adab menggunakan media sosial dalam Islam, dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala dalam kehidupan sehari hari; meyakini bahwa agama melarang melakukan perkelahian antarpelajar, minuman keras, dan narkoba, munafik, keras hati, dan keras kepala, meyakini bahwa adab menggunakan media sosial dalam Islam dapat memberi keselamatan bagi individu dan masyarakat dan meyakini bahwa sikap inovatif dan etika berorganisasi merupakan perintah agama; membiasakan sikap taat pada aturan,



54



peduli sosial, tanggung jawab, cinta damai, santun, saling menghormati, semangat kebangsaan, jujur, inovatif, dan rendah hati. Dalam elemen fikih, peserta didik mampu menganalisis ketentuan pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad; mempresentasikan tentang ketentuan pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad; menerapkan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan meyakini bahwa ijtihad merupakan salah satu sumber hukum Islam; membiasakan sikap menebarkan Islam rahmat li al-ālamīn, komitmen, bertanggung jawab, menepati janji, adil, amanah, terbuka terhadap ilmu pengetahuan, dan menghargai perbedaan pendapat. Dalam elemen sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu menganalisis peran dan keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia, perkembangan peradaban Islam di dunia, dan peran organisasi-organisasi Islam di Indonesia; mempresentasikan peran dan keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia, perkembangan peradaban Islam di dunia, dan peran ormas (organisasi masyarakat) Islam di Indonesia; mengakui keteladanan tokoh ulama Islam di Indonesia, meyakini kebenaran perkembangan peradaban Islam pada masa modern, peradaban Islam di dunia, meyakini pemikiran dan pergerakan organisasiorganisasi Islam berdasarkan ajaran agama; membiasakan sikap gemar membaca, menulis, berprestasi, dan kerja keras, tanggung jawab, bernalar kritis, semangat kebangsaan, berkebinekaan global, menebarkan Islam rahmat li al-ālamīn, rukun, damai, dan saling bekerjasama. Fase F berdasarkan elemen Elemen Deskripsi Peserta didik dapat menganalisis Al-Qur’an dan Al-Qur’an Hadis tentang berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan dan teknologi, toleransi, memelihara kehidupan Hadis manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama; mempresentasikan pesanpesan Al- Qur’an dan Hadis tentang pentingnya berfikir kritis (critical thinking), ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama;



55



Akidah



Akhlak



membiasakan membaca Al-Qur’an dengan meyakini bahwa berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama adalah ajaran agama; membiasakan sikap rasa ingin tahu, berfikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi, toleransi, peduli sosial, cinta damai, semangat kebangsaan, dan tanggung jawab, sabar, tabah, pantang menyerah, tawakal, dan selalu berprasangka baik kepada Allah Swt. dalam menghadapi ujian dan musibah, cinta tanah air, dan moderasi dalam beragama. Peserta didik menganalisis cabang-cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam; mempresentasikan tentang cabang-cabang iman, dasar-dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam; meyakini bahwa cabang-cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam adalah ajaran agama; membiasakan sikap tanggung jawab, memenuhi janji, menyukuri nikmat, memelihara lisan, menutup aib orang lain, jujur, peduli sosial, ramah, konsisten, cinta damai, rasa ingin tahu dan pembelajar sepanjang hayat. Peserta didik dapat memecahkan masalah perkelahian antarpelajar, minuman keras (miras), dan narkoba dalam Islam; menganalisis adab menggunakan media sosial dalam Islam, menganalisis dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala dalam kehidupan sehari hari, sikap inovatif dan etika berorganisasi; mempresentasikan cara memecahkan masalah perkelahian antarpelajar dan dampak pengiringnya, minuman keras (miras), dan narkoba; menganalisis adab menggunakan media sosial dalam Islam, dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala dalam



56



Fikih



Sejarah Peradaban Islam



kehidupan sehari hari; meyakini bahwa agama melarang melakukan perkelahian antarpelajar, minuman keras, dan narkoba, munafik, keras hati, dan keras kepala, meyakini bahwa adab menggunakan media sosial dalam Islam dapat memberi keselamatan bagi individu dan masyarakat dan meyakini bahwa sikap inovatif dan etika berorganisasi merupakan perintah agama; membiasakan sikap taat pada aturan, peduli sosial, tanggung jawab, cinta damai, santun, saling menghormati, semangat kebangsaan, jujur, inovatif, dan rendah hati. Peserta didik mampu menganalisis ketentuan pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad; mempresentasikan tentang ketentuan pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad; menerapkan ketentuan khutbah, tabligh, dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan meyakini bahwa ijtihad merupakan salah satu sumber hukum Islam; membiasakan sikap menebarkan Islam rahmat li al-ālamīn, komitmen, bertanggung jawab, menepati janji, adil, amanah, terbuka terhadap ilmu pengetahuan, dan menghargai perbedaan pendapat Peserta didik mampu menganalisis peran dan keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia, perkembangan peradaban Islam di dunia, dan peran organisasi-organisasi Islam di Indonesia; mempresentasikan peran dan keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia, perkembangan peradaban Islam di dunia, dan peran ormas (organisasi masyarakat) Islam di Indonesia; mengakui keteladanan tokoh ulama Islam di Indonesia, meyakini kebenaran perkembangan peradaban Islam pada masa modern, peradaban Islam di dunia, meyakini pemikiran dan pergerakan organisasi-organisasi Islam berdasarkan ajaran agama; membiasakan



57



sikap gemar membaca, menulis, berprestasi, dan kerja keras, tanggung jawab, bernalar kritis, semangat kebangsaan, berkebinekaan global, menebarkan Islam rahmat li al-ālamīn, rukun, damai, dan saling bekerjasama.



58



MATERI 5: IDENTIFIKASI KESULITAN PEMBELAJARAN PAI PADA SD, SMP, SMA, SMK A. Tujuan Dengan mempelajari modul ini, anda akan dapat mengidentifikasi kesulitan siswa dalam pembelajaran PAI pada SD, SMP, SMA, SMK. B. Indikator Keberhasilan 1. Menentukan kesulitan peserta didik dalam belajar PAI pada materi aspek al-Quran dan Hadits 2. Menentukan kesulitan peserta didik dalam belajar PAI pada materi aspek Aqidah 3. Menentukan kesulitan peserta didik dalam belajar PAI pada materi aspek Fiqih 4. Menentukan kesulitan peserta didik dalam belajar PAI pada materi aspek Akhlak 5. Menentukan kesulitan peserta didik dalam belajar PAI pada materi aspek sejarah kebudayaan Islam C. Uraian Materi 1. Kesulitan dalam Membaca dan Memahami Al-Quran Kesulitan belajar membaca dan memahami al-Quran merupakan fenomena umum di kalangan peserta didik di sekolah. Kesulitan membaca biasanya berawal dari rendahnya pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam melafalkan bunyi huruf hijaiyah. Oleh karena itu ketuntasan dalam mengenal dan membaca huruf hijaiyah menjadi penting. Kesulitan dalam memahami ayat-ayat al-Quran juga merupakan kesulitan lanjutan yang banyak dirasakan oleh peserta didik. Hal ini terjadi disebabkan oleh keterbatasan dalam menerjemahkan kosa kata yang ada pada ayat al-Quran. 2. Kesulitan dalam menerapkan kaidah berpikir mengenai Aqidah Tujuan utama ilmu Aqidah adalah memperoleh keyakinan yang kuat mengenai hal-hal yang wajib diimani. Di antara pijakan berpikir aqidah Islam adalah mengesakan Alllah SWT (tauhidullah) dengan pijakan wahyu dan akal. Ilmu ini juga disebut sebagai ilmu ushuluddin, ilmu kalam, dan ilmu tauhid. pada bidang ilmu ini keberadaan argumen akal menjadi



59



sangat kuat. Beberapa definisi tentang akidah dapat dilihat berikut ini: 3. Kesulitan dalam menerapkan pola pikir pembelajarn Fiqh dan istinbat alhukm Pada mata pelajaran Fiqih siswa kesulitan memahami hukum-hukum Islam dan cara pelaksanaannya. Pembelajaran Fiqih adalah proses belajar untuk membekali siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokokpokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli atau naqli. Seperti contohnya, siswa yang kesulitan dalam melaksanakan sholat dengan baik, melakukan thaharah dengan benar, dan melaksakan pinjam meminjam sesuai dengan syariat Islam. Istinbat al-hukm termasuk bagian penting dalam materi fiqih. Hal ini sejalan dengan karkteristik fiqih sebagai ilmu membahas hukum syara mengenai pekerjaan orang mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalil yang besifat terperinci. Menghafal hukum adalah mudah, namun memahami alasan mengapa suatu hukum ditetapkan, bahkan menetapkan hukum adalah lebih sulit. Fiqih adalah memahami hukum, bukan sekedar mengetahui hukum. Di sinilah kesulitan belajar fiqih, yaitu memahami alasan-alasan penetapan suatu hukum. 4. Kesulitan dalam menerapkan nilai dalam perilaku sehari-hari Pada mata pelajaran Akhlaq siswa kesulitan dalam mempraktikkan akhlaq terpuji dan menjauhi akhlaq tercela. Pada pelajaran Akhlaq siswa diajari berbagai macam akhlak terpuji yang harus dilakukan dan akhlaq tercela yang harus dihindari. Tetapi dalam kehidupan sehari-harinya, tak banyak siswa yang mempraktikkannya. Contohnya, saat bertemu gurunya, siswa enggan menyapa dan terkesan acuh tak acuh terhadap gurunya. Kemudian saat di dalam kelas, tak sedikit siswa yang membicarakan kejelekan temannya waktu temannya tidak sedang di kelas, padahal hal ini termasuk perbuatan yang jelek. Selain itu, juga ada siswa yang bila diberi kepercayaan oleh temannya dia berkhianat Secara sederhana disebut berakhlak adalah karena suatu perilaku berbobot nilai. Akhlak merupakan perilaku yang dilekatkan dengan nilai baik dan buruk menurut pandangan agama. Hal ini berbeda dengan moral atau etika, sebagai baik atau buruknya suatu perilaku berdasarkan nilai budaya. Dengan demikian kesulitan utama belajar akhlak adalah menerapkan nilai-nilai agama dalam perilaku sehari-hari. Bisa jadi harus berbeda dengan kebiasaan atau budaya. 5. Kesulitan dalam menentukan ibrah dan mengaitkannya dengan konteks kekinian Pada pelajaran Sejarah Peradaban Islam siswa kesulitan mengambil



60



hikmah dari peristiwa yang terjadi. Mata Pelajaran Sejarah Peradaban Islam adalah salah satu bagian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati Sejarah Peradaban Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, pembiasaan dan keteladanan. Pada mata pelajaran Sejarah Peradaban Islam, banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya masing-masing. Dan setiap peristiwa tentu mempunyai hikmah tersendiri. Tak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam mengambil hikmah dari setiap peristiwa tersebut. Mereka kesulitan karena kurang memahami terhadap peristiwa yang terjadi.



61



MATERI 6: PENDALAMAN MATERI PAI PADA SD, SMP, SMA, SMK Sebelum dijelaskan secara detail pendalaman materi Pendidikan Agama Islam (PAI), terlebih dahulu disajikan standar isi dan pemetaan materi PAI berdasarkan Standar Isi Permendikbud nomor 37 tahun 2018. Berikut ini hasil pemetaan materi PAI pada SD, SMP, SMA, SMK. Lampiran Permendikbud nomor 37 tahun 2018 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SD/MI KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1.



menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 2



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, . tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru



KOMPETENSI DASAR



1.1



terbiasa membaca basmalah setiap memulai belajar al-Qur’an



2.1



menunjukkan sikap percaya diri dalam melafalkan huruf-huruf hijaiyyah dan harakatnya



1.2



terbiasa membaca al-Qur’an dengan tartil



2.2



menunjukkan sikap kasih sayang dan peduli kepada sesama sebagai implementasi pemahaman QS.al- Fatihah dan QS.al-Ikhlas



1.3



menerima adanya Allah SWT. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang



2.3



menunjukkan perilaku sebagai implementasi adanya Allah SWT.



percaya diri pemahaman



1.4



menerima keesaan Allah SWT. berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan makhluk ciptaan-Nya yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah



2.4



menunjukkan perilaku sebagai implementasi keesaan Allah SWT.



percaya diri pemahaman



1.5



menerima adanya Allah SWT. Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maharaja



2.5



menunjukkan sikap kasih sayang, peduli, kerja sama, dan percaya diri sebagai implementasi pemahaman al-Asmau alHusna: ar-Rahman, ar- Rahim, dan alMalik



62



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.6



menerima dan mengakui makna dua kalimat syahadat



2.6



menunjukkan sikap teguh pendirian sebagai implementasi pemahaman makna dua kalimat syahadat



1.7



terbiasa berdoa sesudah belajar



dan



2.7



menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi pemahaman makna doa sebelum dan sesudah belajar



1.8



meyakini bahwa perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai cerminan dari iman



2.8



menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



1.9



meyakini bahwa berkata yang baik, sopan, dan santun sebagai cerminan dari iman



2.9



menunjukkan sikap yang baik, sopan, dan santun ketika berbicara



1.10



meyakini bahwa bersyukur, pemaaf, jujur, dan percaya diri sebagai cerminan dari iman



2.10



menunjukkan perilaku bersyukur, pemaaf, jujur, dan percaya diri



1.11



terbiasa bersuci sebelum beribadah



2.11



1.12



menjalankan salat dengan tertib



2.12



menunjukkan perilaku bersih badan, pakaian, barang-barang, dan tempat sebagai implementasi pemahaman makna bersuci menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi pemahaman salat dan kegiatan agama yang dianutnya di sekitar rumahnya melalui pengamatan



1.13



meyakini kebenaran Adam AS.



Nabi



2.13



menunjukkan sikap pemaaf implementasi pemahaman keteladanan Nabi Adam AS.



1.14



meyakini kebenaran kisah Nabi Idris AS.



2.14



1.15



meyakini kebenaran kisah Nabi Nuh AS.



2.15



menunjukkan sikap semangat dan rajin belajar sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Idris AS. menunjukkan sikap kerja keras dan kerja



1.16



meyakini kebenaran kisah Nabi Hud AS.



2.16



menunjukkan sikap sopan dan santun sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Hud AS.



1.17



meyakini kebenaran Muhammad SAW.



2.17



menunjukkan sikap jujur dan kasih sayang sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



sebelum



kisah



kisah



Nabi



sebagai kisah



sama sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Nuh AS.



63



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3 .



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)



memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah



4.



KOMPETENSI DASAR



menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia



KOMPETENSI DASAR



3.1



mengetahui huruf-huruf hijaiyyah dan 4.1 harakatnya secara lengkap



3.2



memahami pesan-pesan pokok 4.2.1 melafalkan QS.al-Fatihah dan QS. al-Ikhlas QS.al-Fatihah dan QS.al-Ikhlas dengan benar dan jelas 4.2.2



melafalkan huruf-huruf hijaiyyah harakatnya secara lengkap



dan



menunjukkan hafalan QS.al- Fatihah dan QS.al-Ikhlas dengan benar dan jelas



3.3



memahami adanya Allah SWT. yang 4.3 Maha Pengasih dan Maha Penyayang



menunjukkan bukti-bukti adanya Allah SWT. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang



3.4



memahami keesaan Allah SWT. 4.4 berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan makhluk ciptaan-Nya yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah



menunjukkan bukti-bukti keesaan Allah SWT. berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan makhluk ciptaan-Nya yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah



3.5



memahami makna al-Asmau alHusna: ar-Rahman, ar-Rahim, dan al-Malik



melafalkan al-Asmau al-Husna: Rahman, ar-Rahim, danal-Malik



3.6



memahami syahadat



kalimat 4.6



melafalkan dua kalimat syahadat dengan benar dan jelas



3.7



memahami makna doa sebelum dan 4.7 sesudah belajar memahami perilaku hormat dan 4.8 patuh kepada orangtua dan guru



melafalkan doa sebelum dan sesudah belajar dengan benar dan jelas mencontohkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



3.9



memahami berkata yang baik, sopan, 4.9 dan santun



mencontohkan cara berkata yang baik, sopan, dan santun



3.10



memahami makna bersyukur, 4.10 pemaaf, jujur, dan percaya diri



mencontohkan perilaku bersyukur, pemaaf, jujur, dan percaya diri



3.11



memahami tata cara bersuci



mempraktikkan tata cara bersuci



3.8



makna



dua



4.5



4.11



64



ar-



KOMPETENSI DASAR 3.12



KOMPETENSI DASAR



memahami salat dan kegiatan agama 4.12. yang dianutnya di sekitar rumahnya 1 melalui pengamatan 4.12. 2



melaksanakan salat dan kegiatan agama di sekitar rumahnya melalui pengamatan



3.13



memahami kisah keteladanan Nabi 4.13 Adam AS.



menceritakan kisah keteladanan Nabi Adam AS.



3.14



memahami kisah keteladanan Nabi 4.14 Idris AS. memahami kisah keteladanan Nabi 4.15 Nuh AS. memahami kisah keteladanan Nabi 4.16 Hud AS.



menceritakan kisah keteladanan Nabi Idris AS. menceritakan kisah keteladanan Nabi Nuh AS. menceritakan kisah keteladanan Nabi Hud AS.



memahami kisah keteladanan Nabi 4.17 Muhammad SAW.



menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



3.15 3.16 3.17



mencontohkan kegiatan agama di sekitar rumahnya



KELAS: II Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1.



menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 2



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, .tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru



KOMPETENSI DASAR



1.1



terbiasa membaca basmalah setiap memulai belajar al-Qur’an



2.1



menunjukkan sikap percaya diri dalam melafalkanhuruf hijaiyyah bersambung



1.2



terbiasa membaca al-Qur’an dengan tartil



2.2



1.3



meyakini Hadis yang terkait dengan anjuran menuntut ilmu



2.3



1.4



meyakini Hadis yang terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat



2.4



menunjukkan sikap berlindung diri kepada Allah SWT. dan saling menasehati sebagai implementasi pemahaman makna QS.an-Nas dan QS.al-‘Asr menunjukkan sikap berani bertanya sebagai implementasi pemahaman Hadis yang terkait dengan anjuran menuntut ilmu menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai implementasi pemahaman Hadis yang terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat



65



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.5



menerima adanya Allah SWT. Yang Maha Suci, Maha Pemberi Keselamatan, dan Maha Pencipta



2.5



1.6



terbiasa berdoa sesudah makan



dan



2.6



1.7



meyakini bahwa perilaku kasih sayang kepada sesama sebagai cerminan dari iman



2.7



menunjukkan perilaku kepada sesama



1.8



meyakini bahwa sikap kerja sama dan saling tolong menolong sebagai cerminan iman



2.8



menunjukkan sikap tolong-menolong



1.9



terbiasa berdoa sesudah wudu



2.9



1.10



menjalankan salat dengan tertib



1.11



meyakini Saleh AS.



Nabi



2.11



menunjukkan perilaku hidup sehat dan peduli lingkungan sebagai implementasi pemahaman doa sebelum dan sesudah wudu menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi pemahaman tata cara salat dan bacaannya menunjukkan sikap berani bertanya sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Saleh AS.



1.12



meyakini kebenaran kisah Nabi Lut AS.



2.12



menunjukkan perilaku kerja keras sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Lut AS.



1.13



meyakini kebenaran kisah Nabi Ishaq AS.



2.13



menunjukkan sikap damai implementasi pemahaman keteladanan Nabi Ishaq AS.



1.14



meyakini kebenaran Ya’qub AS.



kisah



Nabi



2.14



menunjukkan perilaku kasih sayang sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Ya’qub AS.



1.15



meyakini kebenaran Muhammad SAW.



kisah



Nabi



2.15



menunjukkan sikap jujur dan kasih sayang sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



sebelum



sebelum



kebenaran



kisah



dan



2.10



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah



menunjukkan perilaku rendah hati, damai, dan bersyukur sebagai implementasi pemahaman makna alAsmau al-Husna: al-Quddus, as- Salam, menunjukkan dan al-Khaliq perilaku sehat sebagai implementasi pemahaman makna doa sebelum dan sesudah makan kasih



kerja



sayang



sama



dan



sebagai kisah



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)



4.



66



menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.1



mengetahui huruf bersambung sesuai makharijul huruf



3.2



memahami pesan-pesan pokok QS.an-Nas dan QS.al-‘Asr



4.2.1 4.2.1 melafalkan QS.an-Nas dan QS.al‘Asr dengan benar dan jelas 4.2.2 menunjukkan hafalan QS.an-Nas dan QS.al-‘Asr dengan benar dan jelas



3.3



memahami Hadis yang terkait dengan anjuran menuntut ilmu



4.3



menunjukkan perilaku rajin belajar sebagai implementasi pemahaman makna Hadis yang terkait dengan anjuran menuntut ilmu



3.4



memahami Hadis yang terkait dengan 4.4 perilaku hidup bersih dan sehat



menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai implementasi pemahaman makna Hadis tentang kebersihan dan kesehatan



3.5



memahami makna al-Asmau alHusna: al-Quddus, as-Salam, dan al-Khaliq



4.5



melafalkan al-Asmau al-Husna: Quddus, as-Salam, dan al-Khaliq



3.6



memahami makna doa sebelum dan sesudah makan



4.6



melafalkan doa sebelum dan sesudah makan



3.7



memahami perilaku kasih sayang kepada sesame



4.7



mencontohkan perilaku kepada sesama



3.8



memahami sikap kerja sama dan saling tolong menolong



4.8



mencontohkan sikap kerja sama dan saling tolong menolong



3.9



memahami doa sesudah wudu



dan



4.9



mempraktikkan wudu dengan tertib dan benar



3.10



memahami bacaannya



dan



4.10



mempraktikkan salat dengan tata cara dan bacaan yang benar



3.11



memahami kisah keteladanan Nabi Saleh AS.



4.11



menceritakan kisah keteladanan Nabi Saleh AS.



3.12



memahami kisah keteladanan Nabi Lut AS.



4.12



menceritakan kisah keteladanan Nabi Lut AS.



3.13



memahami kisah keteladanan Nabi Ishaq AS.



4.13



menceritakan kisah keteladanan Nabi Ishaq AS.



3.14



memahami kisah keteladanan Nabi Ya‘qub AS.



4.14



menceritakan kisah keteladanan Nabi Ya’qub AS.



3.15



memahami kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



4.15



menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



tata



hijaiyyah dengan



sebelum cara



salat



4.1



67



melafalkan huruf hijaiyyah bersambung sesuai dengan makharijul huruf



kasih



dan



al-



sayang



doanya



KELAS: III Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1



menerima, menjalankan, dan . menghargai ajaran agama yang dianutnya



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 2.



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.



KOMPETENSI DASAR



1.1



terbiasa membaca al-Qur’an dengan tartil



2.1



menunjukkan sikap peduli terhadap sesama sebagai implementasi pemahaman QS.an- Nasr dan QS.alKausar



1.2



meyakini Hadis yang terkait dengan perilaku mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab



2.2



menunjukkan perilaku mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab



1.3



meyakini keesaan Allah SWT. Yang Maha Pencipta berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan makhluk ciptaanNya yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah meyakini adanya Allah SWT. Yang Maha Pemberi, Maha Mengetahui, dan Maha Mendengar



2.3



menunjukkan sikap kerja sama sebagai implementasi pemahaman keesaan Allah SWT.



2.4



menunjukkan sikap peduli, berbuat baik, dan berhati-hati sebagai implementasi pemahaman al- Asmau al-Husna: alWahhab, al- ‘Alim, dan as- Sami‘



1.5



meyakini bahwa perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan sebagai cerminan dari iman



2.5



menunjukkan perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan



1.6



meyakini bahwa sikap peduli terhadap sesama sebagai cerminan dari iman



2.6



menunjukkan sikap peduli terhadap sesama sebagai implementasi pemahaman QS.al- Kausar



1.7



menerima dan mensyukuri nikmat Allah SWT. yang diberikan kepada makhluknya



2.7



menunjukkan sikap bersyukur



1.8



menjalankan salat secara tertib



2.8



menunjukkan sikap hidup tertib sebagai implementasi pemahaman makna ibadah salat



1.9



menerima makna zikir dan doa setelah salat sebagai wujud berserah diri kepada Allah SWT.



2.9



menunjukkan sikap rendah hati sebagai implementasi pemahaman makna zikir dan doa setelah salat



1.4



68



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.10



menjalankan ibadah salat dengan tertib



2.10



menunjukkan perilaku kerja sama sebagai implementasi pemahaman hikmah ibadah salat



1.11



meyakini kebenaran Yusuf AS.



kisah



Nabi



2.11



menunjukkan sikap pemaaf implementasi pemahaman keteladanan Nabi Yusuf AS.



sebagai kisah



1.12



meyakini kebenaran Syu’aib AS.



kisah



Nabi



2.12



menunjukkan sikap jujur implementasi pemahaman keteladanan Nabi Syu’aib AS.



sebagai kisah



1.13



meyakini kebenaran kisah Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismail AS.



2.13



1.14



meyakini kebenaran Muhammad SAW.



2.14



menunjukkan sikap rasa ingin tahu, sabar, rela berkorban, hormat, dan patuh kepada orangtua sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismail AS. menunjukkan sikap percaya diri dan mandiri sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



kisah



Nabi



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)



memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain



4.



memahami makna QS.an-Nasr



4.1.1



KOMPETENSI DASAR



3.1



menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia



KOMPETENSI DASAR



dan al-Kausar 4.1.2



4.1.3



membaca kalimat-kalimat dalam QS.anNasr dan al-Kausar dengan benar menulis kalimat-kalimat dalam QS.anNasr dan al-Kausar dengan benar menunjukkan hafalan QS.an-Nasr dan alKausar dengan lancar



3.2



memahami Hadis yang terkait dengan perilaku mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab



4.2



mencontohkan perilaku mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab sebagai implementasi makna Hadis yang terkandung



3.3



memahami keesaan Allah Yang Maha Pencipta berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan makhluk ciptaan-Nya yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah



4.3



melakukan pengamatan terhadap diri dan makhluk ciptaan Allah yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah sebagai implementasi iman terhadap keesaan Allah Yang Maha Pencipta



69



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.4



memahami makna al-Asmau alHusna: al-Wahhab, al-‘Alim, dan asSami‘



4.4



membaca al-Asmau al-Husna: alWahhab, al-‘Alim, dan as-Sami‘ dengan jelas dan benar



3.5



memahami perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan



4.5



mencontohkan perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan



3.6



memahami sikap peduli terhadap sesama sebagai implementasi pemahaman QS. al-Kausar



4.6



mencontohkan perilaku peduli terhadap sesame sebagai implementasi pemahaman QS. al- Kausar



3.7



memahami sikap bersyukur



4.7



mencontohkan sikap bersyukur



3.8



memahami makna salat sebagai wujud dari pemahaman QS.alKausar



4.8



menunjukkan contoh makna salat sebagai wujud dari pemahaman QS.alKausar



3.9



memahami makna zikir dan doa setelah salat



4.9



mempraktikkan tata cara zikir dan doa setelah salat secara benar



3.10



memahami hikmah ibadah salat melalui pengamatan dan pengalaman di rumah dan sekolah



4.10



menceritakan pengalaman hikmah pelaksanaan ibadah salat di rumah dan sekolah



3.11



memahami kisah keteladanan Nabi Yusuf AS.



4.11



menceritakan kisah keteladanan Nabi Yusuf AS.



3.12



memahami kisah keteladanan Nabi Syu‘aib AS.



4.12



menceritakan kisah keteladanan Nabi Syu’aib AS.



3.13



memahami kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismail AS.



4.13



menceritakan kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismail AS.



3.14



memahami kisah keteladanan nabi Muhammad SAW.



4.14



menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



70



KELAS: IV Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1.



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)



menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya



2.



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya



KOMPETENSI DASAR



1.1



terbiasa membaca al-Qur’an dengan tartil



2.1



menunjukkan sikap kerja sama dan peduli sebagai implementasi pemahaman makna QS.al-Falaq dan Q.S al-Fīl



1.2



meyakini Allah itu ada melalui pengamatan terhadap makhluk ciptaan-Nya di sekitar rumah dan sekolah



2.2



menunjukkan sikap percaya diri sebagai implementasi pemahaman Allah itu ada



1.3



meyakini adanya Allah SWT. Yang Maha Melihat, Maha Adil dan Maha Agung



2.3



menunjukkan sikap hati-hati, hormat dan kerja sama sebagai implementasi pemahaman makna al-Asmau alHusna: al-Basir, al-‘Adil, dan al-‘Azim



1.4



meyakini keberadaan malaikatmalaikat Allah SWT.



2.4



menunjukkan sikap patuh sebagai implementasi pemahaman makna iman kepada malaikat-malaikat Allah



1.5



meyakini adanya Rasul-rasul Allah SWT.



2.5



menunjukkan sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para Rasul Allah SWT. yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari



1.6



meyakini bahwa sikap santun dan menghargai teman sebagai cerminan dari iman



2.6



menunjukkan sikap menghargai teman



1.7



meyakini bahwa sikap rendah hati sebagai cerminan dari iman



2.7



menunjukkan sikap rendah hati



1.8



meyakini bahwa perilaku hemat sebagai cerminan dari iman



2.8



menunjukkan perilaku hemat



1.9



meyakini bahwa perilaku jujur sebagai cerminan dari iman



2.9



menunjukkan perilaku kehidupan sehari-hari



1.10



meyakini bahwa perilaku sebagai cerminan dari iman



2.10 menunjukkan perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari



amanah



71



santun



jujur



dan



dalam



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.11 meyakini bahwa perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai cerminan dari iman



2.11 menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



1.12 meyakini bahwa perilaku gemar membaca sebagai cerminan dari iman



2.12 menunjukkan sikap gemar membaca



1.13



meyakini bahwa sikap pantang menyerah sebagai cerminan dari iman



2.13 menunjukkan sikap pantang menyerah



1.14



menerapkan ketentuan syariat Islam dalam bersuci dari hadas kecil



2.14



menunjukkan perilaku bersih sebagai implementasi pemahaman tata cara bersuci dari hadas kecil



1.15 menjalankan salat dengan tertib



2.15



menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi pemahaman makna ibadah salat



1.16 meyakini kebenaran kisah Nabi Ayyub AS.



2.16



menunjukkan sikap sabar implementasi pemahaman keteladanan Nabi Ayyub AS.



1.17 meyakini kebenaran kisah Nabi Zulkifli AS.



2.17 menunjukkan sikap rendah hati sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Zulkifli AS.



1.18 meyakini kebenaran kisah Nabi Harun AS.



2.18



1.19 meyakini kebenaran kisah Nabi Musa AS.



2.19 menunjukkan sikap berani dan sikap pantang menyerah sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Musa AS.



1.20



2.20



meyakini kebenaran Muhammad SAW.



kisah



Nabi



1.21 meyakini keimanan Wali Songo kepada Allah SWT.



sebagai kisah



menunjukkan perilaku kasih sayang sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Harun AS.



menunjukkan sikap santun dan menghargai teman, baik di rumah, sekolah, dan di masyarakat sekitar sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



2.21 menunjukkan perilaku peduli dan rendah hati sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Wali Songo



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)



3. memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain



4. menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia



72



KOMPETENSI DASAR 3.1 memahami makna QS.al-Falaq dan QS.al-Fil dengan baik dan benar



KOMPETENSI DASAR 4.1.1 membaca QS.al-Falaq dan Q.S al- Fīl dengan tartil 4.1.2 menulis kalimat-kalimat dalam QS.alFalaq dan Q.S al-Fīl dengan benar 4.1.3 menunjukkan hafalan QS.al-Falaq dan Q.S al-Fīl dengan lancar



3.2 memahami Allah itu ada melalui pengamatan terhadap makhluk ciptaan-Nya di sekitar rumah dan sekolah



4.2



melakukan pengamatan terhadap makhluk ciptaan Allah di sekitar rumah dan sekolah sebagai upaya mengenal Allah itu ada



3.3 memahami makna al-Asmau alHusna: Al-Basir, Al-‘Adil, dan Al‘Azim



4.3



membaca al-Asmau al-Husna: Al- Basir, Al-‘Adil, dan Al-‘Azim dengan jelas dan benar



3.4 memahami makna iman kepada malaikat-malaikat Allah berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan alam sekitar



4.4



melakukan pengamatan diri dan alam sekitar sebagai implementasi makna iman kepada malaikat- malaikat Allah



3.5



memahami makna iman kepada Rasul Allah



4.5



mencontohkan makna iman kepada Rasul Allah



3.6



memahami sikap santun dan menghargai teman, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat sekitar



4.6



mencontohkan sikap santun dan menghargai teman, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat sekitar



3.7 mmemahami sikap rendah hati



4.7



mencontohkan sikap rendah hati



3.8 memahami perilaku hemat



4.8



mencontohkan perilaku hemat



3.9 memahami makna perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari



4.9



mencontohkan perilaku kehidupan sehari-hari



3.10 memahami makna perilaku amanah dalam kehidupan sehari- hari



4.10



mencontohkan perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari



3.11



4.11 mencontohkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



memahami makna perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



dalam



3.12 memahami manfaat gemar membaca



4.12



menunjukkan membaca



3.13 memahami makna sikap pantang menyerah



4.13



menunjukkan menyerah



3.14 memahami tata cara bersuci dari hadas kecil sesuai ketentuan syari’at Islam



4.14



mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas kecil sesuai ketentuan syari’at Islam



73



perilaku



jujur



sikap



gemar pantang



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.15 memahami makna ibadah salat



4.15.1 menunjukkan ibadah salat



contoh makna



3.16



memahami kisah keteladanan Nabi Ayyub AS.



4.15.2 menceritakan pengalaman melaksanakan salat di rumah dan masjid lingkungan sekitar rumah 4.16 menceritakan kisah keteladan Nabi Ayyub AS.



3.17



memahami kisah keteladanan Nabi Zulkifli AS.



4.17 menceritakan kisah keteladan Nabi Zulkifli AS.



3.18



memahami kisah keteladanan Nabi Harun AS.



4.18



menceritakan kisah keteladan Nabi Harun AS.



3.19 memahami kisah keteladanan Nabi Musa AS.



4.19



menceritakan kisah keteladanan Nabi Musa AS.



3.20



memahami kisah Muhammad SAW.



4.20



menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



3.21



memahami kisah keteladanan Wali Songo



4.21



menceritakan kisah keteladanan Wali Songo



keteladanan



Nabi



74



KELAS: V Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)



menerima, menjalankan, dan . menghargai ajaran agama yang dianutnya



2.



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air



KOMPETENSI DASAR



1.1



terbiasa membaca al-Qur’ān dengan tartīl



2.1



menunjukkan sikap kerja sama dan peduli sebagai implementasi pemahaman makna QS.at-Tīn dan QS.al-Mā’ūn menunjukkan sikap berani, peduli,



1.2



meyakini adanya Allah SWT. Yang Maha Mematikan, Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, dan Maha Esa



2.2



1.3



meyakini keberadaan Rasul Allah dan Rasul Ulul ‘Azmi



2.3



menunjukkan sikap sabar dan jujur sebagai implementasi pemahaman mengenal nama-nama Rasul Allah dan Rasul Ulul ‘Azmi



1.4



meyakini adanya kitab-kitab suci melalui rasul-rasulNya sebagai implementasi rukun iman



2.4



menunjukkan sikap percaya diri sebagai implementasi pemahaman makna diturunkannya kitab-kitab suci melalui rasul-rasulNya



1.5



meyakini bahwa perilaku jujur sebagai cerminan dari iman



2.5



menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehai-hari



1.6



meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai cerminan dari iman



2.6



menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



1.7



meyakini bahwa sikap saling menghargai sesama manusia sebagai cerminan dari iman



2.7



menunjukkan sikap saling menghargai sesama manusia



1.8



meyakini bahwa sikap sederhana sebagai cerminan dari iman



2.8



menunjukkan sikap sederhana dalam kehidupan sehari-hari



1.9



meyakini bahwa ikhlas sebagai cerminan dari iman



2.9



menunjukkan sikap ikhlas beramal dalam kehidupan sehari-hari



mandiri, dan teguh pendirian sebagai implementasi pemahaman makna alAsmau al-Husna: al- Mumit, al-Hayy, al-Qayyum, dan al- Ahad



beramal



78



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.10



menjalankan kewajiban puasa Ramadan sebagai implementasi pemahaman rukun Islam



2.10



menunjukkan sikap sabar dan mengendalikan diri sebagai implementasi pemahaman hikmah puasa Ramadan



1.11



menjalankan salat tarawih dan tadarus al-Qur’an di bulan Ramadan sebagai wujud ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya



2.11



menunjukkan sikap tekun sebagai implementasi pemahaman pelaksanaan salat tarāwih dan tadārus al-Qur’an



1.12



meyakini kebenaran Dawud AS.



kisah



Nabi



2.12



menunjukkan sikap berani sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Dawud AS.



1.13



meyakini kebenaran Sulaiman AS.



kisah



Nabi



2.13



menunjukkan sikap rendah hati sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Sulaiman AS.



1.14



meyakini kebenaran kisah Nabi Ilyas AS.



2.14



menunjukkan sikap sabar sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Ilyas AS.



1.15



meyakini kebenaran kisah Nabi Ilyasa’ AS.



2.15



menunjukkan sikap kerja sama sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Ilyasa’ AS.



1.16



meyakini kebenaran Muhammad SAW.



Nabi



2.16



menunjukkan sikap jujur dan peduli sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Muhammad SAW.



1.17



meyakini kebenaran kisah Luqman sebagaimana terdapat dalam alQur’an



2.17



menunjukkan sikap rendah hati sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Luqman sebagaimana terdapat dalam al- Qur’an



kisah



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4.



79



menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia



KOMPETENSI DASAR 3.1



KOMPETENSI DASAR



memahami makna QS.at-Tīn dan



4.1.1



QS.al-Mā’ūn dengan baik dan tartīl 4.1.2



4.1.3 3.2



membaca QS.at-Tīn dan QS. al- Mā’ūn dengan tartīl menulis kalimat-kalimat dalam QS.atTīn dan QS.al-Mā’ūn dengan benar menunjukkan hafalan QS.at-Tīn dan QS.al-Mā’ūn dengan lancar



memahami makna al-Asmau al- Husna: 4.2 Al-Mumit, Al-Hayy, Al- Qayyum, dan Al-Ahad



membaca al-Asmau al-Husna: AlMumit, Al-Hayy, Al-Qayyum, dan AlAhad dengan jelas dan benar



3.3



memahami nama-nama Rasul Allah dan Rasul Ulul ‘Azmi



4.3



menunjukkan hafalan nama-nama Rasul Allah dan Rasul Ulul ‘Azmi



3.4



memahami makna diturunkannya kitab-kitab suci melalui rasul- rasulNya sebagai implementasi rukun iman



4.4



menunjukkan makna diturunkannya kitab-kitab suci melalui rasul-rasulNya sebagai implementasi rukun iman



3.5



memahami makna perilaku dalam kehidupan sehai-hari



jujur



4.5



menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehai-hari



3.6



memahami makna hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



4.6



mencontohkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



3.7



memahami makna saling menghargai sesama manusia



4.7



mencontohkan sikap menghargai sesama manusia



3.8



memahami makna sederhana dalam kehidupan sehari-hari



4.8



mencontohkan sikap sederhana dalam kehidupan sehari-hari



3.9



memahami makna ikhlas beramal dalam kehidupan sehari-hari



4.9



mencontohkan sikap ikhlas beramal dalam kehidupan sehari- hari



3.10



memahami hikmah puasa Ramadan yang dapat membentuk akhlak mulia



4.10



menunjukkan hikmah puasa Ramadan yang dapat membentuk akhlak mulia



3.11



memahami pelaksanaan salat tarawih dan tadarus al-Qur’an



4.11



mempraktikkan tatacara salat tarawih dan tadarus al-Qur’an



3.12



memahami kisah keteladanan Nabi Dawud AS.



4.12



menceritakan kisah keteladanan Nabi Dawud AS.



3.13



memahami kisah keteladanan Nabi Sulaiman AS.



4.13



menceritakan kisah keteladanan Nabi Sulaiman AS.



3.14



memahami kisah keteladanan Nabi Ilyas AS.



4.14



menceritakan kisah keteladanan Nabi Ilyas AS.



3.15



memahami kisah keteladanan Nabi Ilyasa’ AS.



4.15



menceritakan kisah keteladanan Nabi Ilyasa’ AS.



80



saling



3.16



memahami kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



4.16



menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



3.17



memahami kisah keteladanan Luqman sebagaimana terdapat dalam alQur’an



4.17



menceritakan kisah keteladanan Luqman sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an



KELAS: VI Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1



menerima, menjalankan, dan . menghargai ajaran agama yang dianutnya



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 2.



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air



KOMPETENSI DASAR



1.1



terbiasa membaca dengan tartil



al-Qur’an



2.1



menunjukkan perilaku toleran, simpati, waspada, berbaik sangka, dan hidup rukun sebagai implementasi pemahaman QS.al- Kafirun, QS.al-Maidah/5:2-3 dan QS.al- Hujurat/49:12-13



1.2



meyakini adanya Allah SWT. tempat meminta, Maha Berkuasa, Maha Mendahulukan, dan Maha Kekal



2.2



menunjukkan sikap peduli sebagai implementasi pemahaman makna alAsmau al-Husna: as-Samad, al- Muqtadir, al-Muqaddim, dan al-Baqi



1.3



meyakini adanya hari akhir sebagai implementasi pemahaman Rukun Iman



2.3



menunjukkan perilaku rendah hati yang mencerminkan iman kepada hari akhir



1.4



menyakini adanya qadha dan qadar



2.4



menunjukkan perilaku berserah diri kepada Allah SWT. yang mencerminkan iman kepada qadha dan qadar



1.5



meyakini bahwa perilaku hormat dan patuh kepada orangtua, guru, dan sesama anggota keluarga sebagai cerminan dari iman



2.5



menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua, guru, dan sesama anggota keluarga



1.6



meyakini bahwa sikap toleran dan simpatik terhadap sesama sebagai cerminan dari iman



2.6



menunjukkan sikap toleran dan simpatik terhadap sesama



81



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.7



menjalankan kewajiban berzakat sebagai implementasi pemahaman rukun Islam



2.7



menunjukkan sikap peduli sebagai implementasi pemahaman hikmah zakat, infaq, dan sedekah sebagai implementasi rukun Islam



1.8



meyakini kebenaran kisah Nabi Yunus AS.



2.8



menunjukkan sikap tanggung jawab sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Yunus AS.



1.9



meyakini kebenaran kisah Nabi Zakariya AS.



2.9



menunjukkan sikap kasih sayang sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Zakariya AS.



1.10



meyakini kebenaran kisah Nabi Yahya AS.



2.10



menunjukkan sikap patuh dan taat sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Yahya AS.



1.11



meyakini kebenaran kisah Nabi Isa AS.



2.11



menunjukkan sikap peduli implementasi pemahaman keteladan Nabi Isa AS.



1.12



meyakini kebenaran kisah Nabi Muhammad SAW



2.12



1.13



meyakini kebenaran kisah sahabatsahabat Nabi Muhammad SAW



2.13



menunjukkan sikap semangat dalam belajar sebagai implementasi pemahaman kisah keteladan Nabi Muhammad SAWsikap peduli sebagai menunjukkan implementasi pemahaman kisah keteladan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW.



1.14



meyakini kebenaran kisah Ashabul Kahfi sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an



2.14



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain



sebagai kisah



menunjukkan sikap teguh pendirian sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Ashabul Kahfi sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4.



82



menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia



3.1



memahami makna QS.Al-Kafirun, QS.Al-Maidah/5:2-3 dan QS.alHujurat/49:12-13 dengan benar



4.1.1



4.1.2 4.1.3



membaca QS.Al-Kafirun, QS.AlMaidah/5:2-3 dan QS.al- Hujurat/49:1213 dengan jelas dan benar menulis QS.Al-Kafirun, QS.AlMaidah/5:2-3 dan QS.al- Hujurat/49:1213 dengan benar menunjukkan hafalan QS.Al- Kafirun, QS. Al-Maidah/5:2-3 dan QS. alHujurat/49:12-13 dengan benar



4.1



memahami makna al-Asmau alHusna: As-Samad, Al-Muqtadir, AlMuqaddim, dan Al-Baqi



4.2



membaca al-Asmau al-Husna: AsSamad, Al-Muqtadir, Al-Muqaddim, dan Al-Baqi dengan jelas dan benar



3.3



memahami hikmah beriman kepada hari akhir yang dapat membentuk perilaku akhlak mulia



4.3



menunjukkan contoh hikmah beriman kepada hari akhir yang dapat membentuk perilaku akhlak mulia



3.4



memahami hikmah beriman kepada qadha dan qadar yang dapat membentuk perilaku akhlak mulia



4.4



menunjukkan hikmah beriman kepada qadha dan qadar yang dapat membentuk perilaku akhlak mulia



3.5



memahami perilaku hormat dan patuh kepada orangtua, guru, dan sesama anggota keluarga



4.5



mencontohkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua, guru, dan sesama anggota keluarga



3.6



memahami sikap toleran dan simpatik terhadap sesama sebagai wujud dari pemahaman QS.alKafirun



4.6



menunjukkan sikap toleran dan simpatik terhadap sesama sebagai wujud dari pemahaman QS.al- Kafirun



3.7



memahami hikmah zakat, infaq, dan sedekah sebagai implementasi rukun Islam



4.7



menunjukkan hikmah zakat, infaq, dan sedekah sebagai implementasi rukun Islam



3.8



memahami kisah keteladanan Nabi Yunus AS.



4.8



menceritakan kisah keteladanan Nabi Yunus AS.



3.9



memahami kisah keteladanan Nabi Zakariya AS.



4.9



menceritakan kisah keteladanan Nabi Zakariya AS.



3.10



memahami kisah keteladanan Nabi Yahya AS.



4.10



menceritakan kisah keteladanan Nabi Yahya AS.



3.11



memahami kisah keteladanan Nabi Isa AS.



4.11



menceritakan kisah keteladanan Nabi Isa AS.



3.12



memahami kisah Nabi Muhammad SAW.



4.12



menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.



3.13



memahami kisah keteladanan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. memahami kisah keteladanan Ashabul Kahfi sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an



4.13



menceritakan kisah keteladanan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. menceritakan kisah keteladanan Ashabul Kahfi sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an



3.14



4.14



83



KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs KELAS: VII Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1.



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)



menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya



2.



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya



KOMPETENSI DASAR



1.1.



terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Allah SWT. akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu



2.1.



menunjukkan perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi QS.al-Mujadilah/58: 11, QS.ar-Rahman /55: 33 dan Hadis terkait



1.2.



terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Allah SWT. mencintai orang-orang yang ikhlas, sabar, dan pemaaf



2.2.



menunjukkan perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi pemahaman QS.an- Nisa/4: 146, QS.alBaqarah/2: 153, dan QS.Ali Imran/3: 134, dan Hadis terkait



1.3.



meyakini bahwa Allah SWT. Maha Mengetahui, Maha Waspada, Maha Mendengar, dan Maha Melihat



2.3.



menunjukkan perilaku percaya diri, tekun, teliti, dan kerja keras sebagai implementasi makna al- ’Alim, alKhabir, as-Sami’, dan al- Bashir



1.4.



beriman kepada Allah SWT.



2.4.



menunjukkan perilaku disiplin sebagai cerminan makna iman kepada malaikat



1.5.



meyakini bahwa jujur, amanah, dan istiqamah adalah perintah agama



2.5.



1.6.



menyakini bahwa hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan berempati terhadap sesama adalah perintah agama



2.6.



menunjukkan perilaku jujur, amanah, dan istiqamah dalam kehidupan seharihari menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan berempati terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari



1.7.



menghayati ajaran bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam



2.7.



malaikat-malaikat



84



menunjukkan perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.8.



menunaikan salat wajib berjamaah sebagai implementasi pemahaman rukun Islam



2.8.



menunjukkan perilaku demokratis sebagai implementasi pelaksanaan salat berjemaah



1.9.



menunaikan salat Jumat implementasi pemahaman beribadah



2.9.



menunjukkan perilaku peduli terhadap sesama dan lingkungan sebagai implementasi pelaksanaan salat Jumat



sebagai ketaatan



1.10. menunaikan salat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi pemahaman ketaatan beribadah



2.10. menunjukkan perilaku disiplin sebagai implementasi pelaksanaan salat jamak qasar



1.11.



2.11.



meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Makkah



2.12.



meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Madinah



menghayati perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Makkah dalam menegakkan risalah Allah SWT.



1.12. menghayati perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Madinah dalam menegakkan risalah Allah SWT.



1.13. menghayati perjuangan dan kepribadian 2.13. meneladani perilaku terpuji alal-Khulafa al-Rasyidun sebagai penerus Khulafa al-Rasyidun perjuangan Nabi Muhammad SAW. dalam menegakkan risalah Allah SWT.



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4.



KOMPETENSI DASAR 3.1.



mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori



KOMPETENSI DASAR



memahami makna QS.al- Mujadilah /58: 11, QS.ar-Rahman



4.1.1. membaca QS.al-Mujadilah /58: 11 dan QS.ar-Rahman /55: 33 dengan tartil



/55: 33 dan Hadis terkait tentang menuntut ilmu



4.1.2. menunjukkan hafalan QS.al- Mujadilah /58: 11, QS.ar-Rahman /55: 33 dan Hadis terkait dengan lancar 4.1.3. menyajikan keterkaitan semangat menuntut ilmu dengan pesan QS.alMujadilah /58: 1 dan QS.ar- Rahman /55: 33



85



KOMPETENSI DASAR 3.2.



KOMPETENSI DASAR



memahami makna QS.an-Nisa/4: 146, QS.al-Baqarah/2: 153, dan QS.Ali Imran/3: 134 serta Hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf



4.2.1. membaca QS.an-Nisa/4: 146, QS.alBaqarah/2: 153, dan QS.Ali Imran/3: 134 dengan tartil 4.2.2. menunjukkan hafalan QS.an- Nisa/4: 146, QS.al-Baqarah/2: 153, dan QS.Ali Imrān/3: 134 serta Hadis terkait dengan lancar 4.2.3. menyajikan keterkaitan ikhlas, sabar, dan pemaaf dengan pesan QS.an-Nisa/4: 146, Baqarah/2: 153, dan Imran/3: 134



QS.alQS.Ali



3.3.



memahami makna al-Asma‘u al- Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan alBashir



4.3.



menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani al-Asma’u al-Husna: al- ’Alim, alKhabir, as- Sami’, dan al- Bashir



3.4.



memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli



4.4.



menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat Allah SWT.



3.5.



memahami makna perilaku amanah, dan istiqamah



4.5.



menyajikan makna perilaku amanah, dan istiqamah



3.6.



memahami makna hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru, dan empati terhadap sesama



4.6.



menyajikan makna hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan empati terhadap sesame



3.7.



memahami ketentuan bersuci dari hadas 4.7. besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam



menyajikan cara bersuci dari hadas besar



3.8.



memahami berjemaah



4.8.



mempraktikkan salat berjamaah



4.9.



mempraktikkan salat Jumat



3.9.



ketentuan



jujur,



salat



memahami ketentuan salat Jumat



jujur,



3.10. memahami ketentuan salat jamak qasar



4.10. mempraktikkan salat jamak dan qasar



3.11. memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Makkah



4.11. menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. periode Makkah



3.12. memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Madinah



4.12. menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. periode Madinah



3.13.



memahami sejarah perjuangan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun



dan 4.13. menyajikan strategi perjuangan dan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun



86



KELAS: VIII Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1.



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)



menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya



2.



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya



KOMPETENSI DASAR



1.1.



terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa rendah hati, hemat, dan hidup sederhana adalah perintah agama



2.1.



menunjukkan perilaku rendah hati, hemat, dan hidup sederhana sebagai implementasi pemahaman QS. alFurqan/25: 63, QS. al- Isra’/17: 26-27 dan Hadis terkait



1.2.



terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Allah memerintahkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi



2.2.



terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi dalam kehidupan sehari- hari sebagai implementasi pemahaman QS.anNahl/16: 114 dan Hadis terkait



1.3.



beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan Allah SWT.



2.3.



menunjukkan perilaku toleran sebagai implementasi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.



1.4.



beriman kepada Rasul Allah SWT.



2.4.



menunjukkan perilaku amanah sebagai implementasi iman kepada Rasul Allah SWT.



1.5.



meyakini bahwa minuman keras, judi, dan pertengkaran adalah dilarang oleh Allah SWT.



2.5.



menunjukkan perilaku menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran dalam kehidupan sehari-hari



1.6.



meyakini bahwa perilaku jujur dan adil adalah ajaran pokok agama



2.6.



menunjukkan perilaku jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari



1.7.



menghayati ajaran berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru adalah perintah agama



2.7.



menunjukkan perilaku berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru dalam kehidupan seharihari



1.8.



meyakini bahwa beramal saleh dan berbaik sangka adalah ajaran pokok agama



2.8.



memiliki sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama



87



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.9.



melaksanakan salat sunah berjamaah dan munfarid sebagai perintah agama



2.9.



1.10.



melaksanakan sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi sebagai perintah agama



2.10. menunjukkan perilaku tertib sebagai implementasi dari sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi



1.11. menjalankan puasa wajib dan sunah sebagai perintah agama



2.11. menunjukkan perilaku empati sebagai implementasi puasa wajib dan sunah



1.12.



meyakini ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram berdasarkan al-Qur’an dan Hadis



2.12.



1.13.



meyakini bahwa pertumbuhan ilmu 2.13. menunjukkan perilaku tekun sebagai pengetahuan pada masa Bani Umayah implementasi dalam meneladani sebagai bukti nyata agama Islam ilmuwan pada masa Bani Umayyah dilaksanakan dengan benar



1.14.



meyakini bahwa pertumbuhan ilmu 2.14. menunjukkan perilaku gemar membaca pengetahuan pada masa Abbasiyah sebagai implementasi dalam sebagai bukti nyata agama Islam meneladani ilmuwan pada masa dilaksanakan dengan benar Abbasiyah



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



menunjukkan perilaku hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dan minuman halal



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)



memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata



4.



KOMPETENSI DASAR 3.1.



menunjukkan perilaku peduli dan gotong royong sebagai implementasi pemahaman salat sunah berjamaah dan munfarid



mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori



KOMPETENSI DASAR



memahami QS.al-Furqan/25: 63,



4.1.1. membaca QS.al-Furqan/25: 63,



QS.al-Isra’/17: 26-27 dan Hadis terkait tentang rendah hati, hemat, dan hidup sederhana



QS.al-Isra’/17: 26-27 dengan tartil 4.1.2. menunjukkan hafalan QS.al- Furqan/25: 63, QS.Al-Isra’/17: 26-27 serta Hadis terkait dengan lancar 4.1.3. menyajikan keterkaitan rendah hati, hemat, dan hidup sederhana dengan pesan QS.al-Furqan/25: 63, QS.alIsra’/17: 26-27



88



KOMPETENSI DASAR 3.2.



KOMPETENSI DASAR



memahami QS.an-Nahl/16: 114 dan Hadis terkait tentang mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi dalam kehidupan seharihari



4.2.1. membaca QS.an-Nahl/16: 114 terkait dengan tartil



3.3.



memahami makna beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT.



4.3.



menyajikan dalil naqli tentang beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT.



3.4.



memahami makna beriman kepada Rasul Allah SWT.



4.4.



menyajikan dalil naqli tentang iman kepada Rasul Allah SWT.



3.5.



memahami bahaya minuman keras, pertengkaran



4.5.



menyajikan dampak bahaya mengomsumsi minuman keras, judi, dan pertengkaran



3.6.



memahami cara menerapkan perilaku jujur dan adil



4.6.



menyajikan cara menerapkan perilaku jujur dan adil



memahami cara berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru memahami makna perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesame



4.7.



menyajikan cara berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru



4.8.



menyajikan contoh perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesame



memahami tata cara salat sunah berjemaah dan munfarid



4.9.



mempraktikkan salat sunah berjamaah dan munfarid



3.7. 3.8.



3.9.



4.2.2. menunjukkan hafalan QS.an- Nahl/16: 114 serta Hadis terkait dengan lancar 4.2.3. menyajikan keterkaitan mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi dalam kehidupan sehari-hari dengan pesan QS.an-Nahl/16: 114



mengonsumsi judi, dan



3.10. memahami tata cara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah



4.10. mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah



3.11. memahami tata cara puasa wajib dan sunah



4.11. menyajikan hikmah pelaksanaan puasa wajib dan puasa sunah



3.12. memahami ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram berdasarkan al-Qur’an dan Hadis



4.12.



menyajikan hikmah mengonsumsi makanan yang halal dan bergizi sesuai ketentuan dengan al-Qur’an dan Hadis



3.13. memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Bani Umayah



4.13.



menyajikan rangkaian sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayah



3.14. memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Abbasiyah



4.14.



menyajikan rangkaian sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah



89



KELAS: IX Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1.



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)



menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya



2.



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya



KOMPETENSI DASAR



1.1.



terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa optimis, ikhtiar, dan tawakal adalah perintah agama



2.1.



menunjukkan perilaku optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi pemahaman QS.az- Zumar/39: 53, QS.an-Najm/53: 39-42, QS.Ali Imran/3: 159 dan Hadis terkait



1.2.



terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa toleransi dan menghargai perbedaan adalah perintah agama



2.2.



menunjukkan perilaku toleran dan menghargai perbedaan dalam pergaulan di sekolah dan masyarakat sebagai implementasi pemahaman QS.al-Hujurat/49: 13 dan Hadis terkait



1.3.



beriman kepada hari akhir



2.3. menunjukkan perilaku mawas diri sebagai implementasi pemahaman iman kepada hari akhir



1.4.



beriman kepada qadha dan qadar



2.4.



menunjukkan perilaku tawakal kepada Allah SWT sebagai implementasi pemahaman iman kepada qadha dan qadar



meyakini bahwa jujur dan menepati janji adalah ajaran pokok agama



2.5.



menunjukkan perilaku jujur dan menepati janji dalam kehidupan seharihari



1.6. meyakini bahwa berbakti dan taat kepada orang tua dan guru adalah perintah agama



2.6.



menunjukkan perilaku hormat dan taat kepada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari



1.7.



meyakini bahwa berbakti dan taat tata krama, sopan santun, dan rasa malu adalah ajaran pokok agama



2.7.



menunjukkan perilaku tata sopan santun, dan rasa malu



1.8.



melaksanakan zakat sesuai ketentuan syari’at Islam



2.8.



menunjukkan perilaku taat dan peduli sebagai hikmah dari ketentuan zakat



1.5.



dengan



90



krama,



KOMPETENSI DASAR 1.9.



meyakini bahwa ibadah haji dan umrah adalah perintah Allah SWT.



1.10. menjalankan ketentuan syariat Islam dalam penyembelihan hewan



1.11. melaksanakan qurban dan aqiqah



1.12.



meyakini bahwa berkembangnya Islam di Nusantara sebagai bukti Islam rahmatan lil-al-‘alamin



1.13. meyakini bahwa tradisi Islam Nusantara sebagai bukti ajaran Islam dapat mengakomodir nilai- nilai sosial budaya masyarakat



KOMPETENSI DASAR 2.9.



2.10. menunjukkan perilaku peduli terhadap lingkungan sebagai implementasi pemahaman ajaran penyembelihan hewan 2.11.



memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata



2.13. menunjukkan perilaku peduli lingkungan sebagai implementasi mempelajari sejarah tradisi Islam Nusantara



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4.



KOMPETENSI DASAR 3.1.



memahami QS.az-Zumar/39: 53, QS.anNajm/53: 39-42, QS.Ali Imrān/3: 159 tentang optimis, ikhtiar, dan tawakal serta Hadis terkait



menunjukkan perilaku empati dan gemar menolong kaum du’afa sebagai implementasi pemahaman makna ibadah qurban dan aqiqah



2.12. menunjukkan perilaku cinta tanah air sebagai implementasi mempelajari sejarah perkembangan Islam di Nusantara



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



menunjukkan perilaku menjaga solidaritas umat Islam dalam kehidupan sehari-hari



mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori



KOMPETENSI DASAR



4.1.1. membaca QS.az-Zumar/39: 53, QS.anNajm/53: 39-42, dan QS.Ali Imran/3: 159 dengan tartil 4.1.2. menunjukkan hafalan QS.az- Zumar/39: 53, QS.an-Najm/53: 39- 42, QS.Ali Imran/3: 159 serta Hadis terkait dengan lancar 4.1.3. menyajikan keterkaitan optimis, ikhtiar, dan tawakal dengan pesan QS.azZumar/39: 53, QS.an- Najm/53: 39-42, dan QS.Ali Imran/3: 159



91



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.2. memahami QS.al-Hujurat/49: 13 tentang toleransi dan menghargai perbedaan dan Hadis terkait



4.2.1. membaca QS.al-Hujurat/49: dengan tartil



13



4.2.2. menunjukkan hafalan QS.al- Hujurat/ 49: 13 serta Hadis terkait dengan lancar 4.2.3. menyajikan keterkaitan toleransi dan menghargai perbedaan dengan pesan QS.al-Hujurat/ 49: 13



3.3.



memahami makna iman kepada Hari Akhir berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar, dan makhluk ciptaanNya



4.3.



menyajikan dalil naqli yang menjelaskan gambaran kejadian hari akhir



3.4.



memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk ciptaan-Nya



4.4.



menyajikan dalil naqli tentang adanya Qadha dan Qadar



3.5. memahami penerapan jujur dan menepati janji dalam kehidupan sehari-hari



4.5.



menyajikan penerapan perilaku jujur dan menepati janji dalam kehidupan sehari-hari



3.6.



memahami cara berbakti dan kepada orang tua dan guru



taat



4.6.



menyajikan cara berbakti dan taat kepada orang tua dan guru



3.7.



memahami makna tata krama, sopan santun, dan rasa malu



4.7.



menyajikan contoh perilaku tata krama, sopan-santun, dan rasa malu



3.8.



memahami ketentuan zakat



4.8.



mempraktikkan ketentuan zakat



3.9.



memahami ketentuan ibadah haji dan umrah



4.9.



mempraktikkan manasik haji



3.10. memahami ketentuan penyembelihan hewan dalam Islam



4.10.



memperagakan penyembelihan hewan



3.11.



memahami ketentuan qurban dan Aqiqah



4.11.



menjalankan pelaksanaan ibadah qurban dan aqiqah di lingkungan sekitar rumah



3.12. memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara



4.12.



menyajikan rangkaian sejarah perkembangan Islam di Nusantara



3.13.



4.13. menyajikan sejarah dan perkembangan tradisi Islam Nusantara



memahami Nusantara



sejarah



tradisi



Islam



92



tata



cara



KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1



menghayati dan mengamalkan . ajaran agama yang dianutnya



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 2.



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia



KOMPETENSI DASAR 1.1



KOMPETENSI DASAR



terbiasa membaca al-Qur’an 2.1 dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama meyakini bahwa pergaulan bebas 2.2 dan zina adalah dilarang agama



menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuz-zan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah QS.alHujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait



1.3



meyakini bahwa Allah Maha Mulia, Maha Mengamankan, Maha Memelihara, Maha Sempurna Kekuatan-Nya, Maha Penghimpun, Maha Adil, dan Maha Akhir



memiliki sikap keluhuran budi; kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan adil sebagai implementasi pemahaman alAsmau al-Husna: Al-Karim, Al- Mu’min, AlWakil, Al- Matin, Al- Jami’, Al-‘Adl, dan AlAkhir



1.4



meyakini keberadaan malaikat Allah SWT



1.5



terbiasa berpakaian sesuai dengan 2.5 syariat Islam



menunjukkan perilaku berpakaian sesuai dengan syariat Islam



1.6



meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama



menunjukkan perilaku kehidupan sehari-hari



1.2



2.3



malaikat- 2.4



2.6



93



menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai pengamalan QS.al-Isra’/17: 32, dan QS.an-Nur /24: 2, serta Hadis terkait



menunjukkan sikap disiplin, jujur dan bertanggung jawab, sebagai implementasi beriman kepada malaikatmalaikat Allah SWT.



jujur



dalam



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.7



meyakini bahwa menuntut ilmu 2.7 adalah perintah Allah dan RasulNya



memiliki sikap semangat keilmuan sebagai implementasi pemahaman QS.at-Taubah/9: 122 dan Hadis terkait



1.8



meyakini al-Qur’an, Hadis dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam



2.8



1.9



meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat memberi kemaslahatan bagi individu dan masyarakat



2.9



menunjukkan perilaku ikhlas dan taat beribadah sebagai implemantasi pemahaman terhadap kedudukan alQur’an, Hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam kepedulian sosial sebagai menunjukkan



1.10



meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW. di Makkah



2.10



bersikap tangguh dan rela berkorban menegakkan kebenaran sebagai ’ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Makkah



1.11



meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW. di Madinah



2.11



menunjukkan sikap semangat ukhuwah dan kerukunan sebagai ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Madinah



hikmah dari perintah haji, zakat, dan wakaf



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4.



mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan



94



KOMPETENSI DASAR 3.1



KOMPETENSI DASAR



menganalisis QS.al-Hujurat/49: 4.1.1 10 dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) 4.1.2



4.1.3



3.2



menganalisis QS.al-Isra’/17: 32, dan QS.an-Nur/24 : 2, serta Hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina



4.2.1



4.2.2



4.2.3



3.3



menganalisis makna al-Asma’u al4.3 Husna: al-Karim, al-Mu’min, alWakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir



membaca QS.al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf mendemonstrasikan hafalan QS.alHujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan QS.alHujurat/49: 10 dan 12, serta Hadis terkait membaca QS.al-Isra’/17: 32, dan QS.anNur/24:2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf mendemonstrasikan hafalan QS.al-Isra’/17: 32, dan QS.an- Nur/24:2 dengan fasih dan lancar menyajikan keterkaitan antara larangan berzina dengan berbagai kekejian (fahisyah) yang ditimbulkannya dan perangai yang buruk (saa-a sabila) sesuai pesan QS.al-Isra’/17: 32 dan QS.anmenyajikan hubungan maknamakna alNur/24:2 Asma’u al-Husna: al- Karim, al-Mu’min, alWakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan alAkhir dengan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil



3.4



menganalisis makna beriman 4.4 kepada malaikat-malaikat Allah SWT.



menyajikan hubungan antara beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT. dengan perilaku teliti, disiplin, dan waspada



3.5



menganalisis ketentuan 4.5 berpakaian sesuai syariat Islam



menyajikan keutamaan tatacara berpakaian sesuai syariat Islam



3.6



menganalisis manfaat kejujuran 4.6 dalam kehidupan sehari-hari



menyajikan kaitan antara contoh perilaku jujur dalam kehidupan seharihari dengan keimanan



3.7



menganalisis semangat menuntut 4.7 ilmu, menerapkan, dan menyampaikannya kepada sesame



menyajikan kaitan antara kewajiban menuntut ilmu, dengan kewajiban membela agama sesuai perintah QS.atTaubah/9: 122 dan Hadis terkait



3.8



menganalisis kedudukan al- 4.8 Qur’an, Hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam



mendeskripsikan macam-macam



95



sumber hukum Islam



KOMPETENSI DASAR 3.9



3.10



3.11



KOMPETENSI DASAR



menganalisis hikmah ibadah haji, 4.9 zakat, dan wakaf bagi individu dan masyarakat



menyimulasikan ibadah haji, zakat,



menganalisis substansi, strategi, 4.10 dan penyebab keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW. di Makkah menganalisis substansi, strategi, 4.11 dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW. di Madinah



menyajikan keterkaitan antara substansi dan strategi dengan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW. di Makkah



96



dan wakaf



menyajikan keterkaitan antara substansi dan strategi dengan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW. di Madinah



KELAS: XI Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1



menghayati dan mengamalkan . ajaran agama yang dianutnya



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 2.



KOMPETENSI DASAR



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia



KOMPETENSI DASAR



1.1



terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja sebagai perintah agama



2.1



1.2



meyakini bahwa agama mengajarkan toleransi, kerukunan, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan



2.2



1.3



meyakini adanya kitab-kitab suci Allah SWT.



2.3



peduli kepada orang lain dengan saling menasihati sebagai cerminan beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.



1.4



meyakini adanya rasul-rasul Allah SWT.



2.4



menunjukkan perilaku saling menolong sebagai cerminan beriman kepada rasul-rasul Allah SWT.



1.5



meyakini bahwa Islam mengharuskan umatnya untuk memiliki sifat syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam mewujudkan kejujuran meyakini bahwa hormat dan patuh



2.5



menunjukkan sikap syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam mewujudkan kejujuran



2.6



menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai implementasi pemahaman QS. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait



1.6



bersikap taat aturan, tanggung jawab, kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras sebagai implementasi dari pemahaman QS. al Maidah/5: 48; QS. an- Nisa/4: 59; dan QS.atTaubah /9: 105 serta Hadis yang terkait bersikap toleran, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai implementasi pemahaman QS. Yunus /10 : 40-41 dan QS. al-Maidah/5 : 32, serta Hadis terkait



kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban agama



97



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.7



menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam



2.7



1.8



menerapkan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah di masyarakat sesuai dengan syariat Islam



2.8



1.9



menerapkan prinsip ekonomi dan muamalah sesuai dengan ketentuan syariat Islam



2.9



bekerja sama dalam menegakkan prinsip-prinsip dan praktik ekonomi sesuai syariat Islam



1.10



mengakui bahwa nilai-nilai islam dapat mendorong kemajuan perkembangan Islam pada masa kejayaan mempertahankan keyakinan yang benar sesuai ajaran islam dalam sejarah peradaban Islam pada masa modern



2.10



bersikap rukun dan kompetitif dalam kebaikan sebagai implementasi nilainilai perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan bersikap rukun dan kompetitif dalam kebaikan sebagai implementasi nilainilai sejarah peradaban Islam pada masa modern



1.11



lain dengan saling menasihati melalui khutbah, tablig, dan dakwah



2.11



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3.



memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengeta-huan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah



menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam penyelenggaraan jenazah di masyarakat menjaga kebersamaan dengan orang



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4.



98



mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan



KOMPETENSI DASAR 3.1



menganalisis makna QS. alMaidah/5 : 48; QS. an-Nisa/4: 59, dan QS.at-Taubah/9 : 105, serta Hadis tentang taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja



KOMPETENSI DASAR 4.1.1



membaca QS. al-Maidah/5 : 48; QS. an-Nisa/4: 59, dan QS.at- Taubah/9 : 105 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf



4.1.2



mendemonstrasikan hafalan QS.alMaidah/5 : 48; QS.an-Nisa/4: 59, dan QS.at-Taubah/9 : 105 dengan fasih dan lancar



4.1.3



3.2



menganalisis makna QS.Yunus/10: 40-41 dan QS.al-Maidah/5 : 32, serta Hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan



4.2.1



4.2.2



menyajikan keterkaitan antara perintah berkompetisi dalam kebaikan dengan kepatuhan terhadap ketentuan Allah sesuai dengan pesan QS.al-Maidah/5 : 48; QS.an-Nisa/4: 59, dan QS.at- Taubah/9 : 105 membaca QS. Yunus/10 : 40-41 dan QS. al-Maidah/5 : 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf mendemonstrasikan hafalan QS.Yunus/10 : 40-41 dan QS.alMaidah/5 : 32 dengan fasih dan lancar



4.2.3



menyajikan keterkaitan antara kerukunan dan toleransi sesuai pesan QS.Yunus/10: 40-41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan QS.Al-Maidah/5: 32



3.3



menganalisis makna iman kepada kitab-kitab Allah SWT.



4.3



menyajikan keterkaitan antara beriman kepada kitab-kitab suci Allah SWT., dengan perilaku sehari- hari



3.4



menganalisis makna iman kepada rasul-rasul Allah SWT.



4.4



menyajikan kaitan antara iman kepada rasul-rasul Allah SWT. dengan keteguhan dalam bertauhid, toleransi, ketaatan, dan kecintaan kepada Allah



3.5



menganalisis makna syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam kehidupan sehari-hari



4.5



menyajikan kaitan antara syaja’ah (berani membela kebenaran) dengan upaya mewujudkan kejujuran dalam kehidupan sehari- hari



3.6



menganalisis perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru



4.6



menyajikan kaitan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sesuai dengan QS. al-Isra’/17: 23 dan Hadis terkait



3.7



menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah



4.7



menyajikan penyelenggaraan jenazah



99



prosedur



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.8



menganalisis pelaksanaan khutbah, tablig, dan dakwah



4.8



menyajikan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah



3.9



menelaah prinsip-prinsip praktik ekonomi dalam Islam



4.9



mempresentasikan prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam



3.10



menelaah peradaban kejayaan



4.10



menyajikan kaitan antara perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan dengan prinsip-prinsip yang mempengaruhinya



4.11.1



menyajikan prinsip-prinsip perkembangan peradaban Islam pada masa modern (1800-sekarang)



3.11



Islam



dan



perkembangan pada masa



menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang)



4.11.2



menyajikan prinsip-prinsip pembaharuan yang sesuai dengan perkembangan peradaban Islam pada masa modern



KELAS: XII Kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu: KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1.



KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)



menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya



2.



KOMPETENSI DASAR 1.1



menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia



KOMPETENSI DASAR



terbiasa membaca al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap demokratis



2.1



100



bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan QS.Ali Imran/3: 190191 dan159, serta Hadis terkait



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.2



meyakini bahwa agama mewajibkan umatnya untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia



2.2



berbuat baik kepada sesama manusia sesuai dengan perintah QS. Luqman/ 31: 13-14 dan QS.al- Baqarah/2: 83, serta Hadis terkait



1.3



meyakini terjadinya hari akhir



2.3



berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan adil sesuai dengan keimanan kepada hari akhir



1.4



meyakini adanya qadha dan qadar Allah SWT.



2.4



bersikap optimis, berikhtiar, dan bertawakal sebagai implementasi beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT.



1.5



meyakini bahwa agama mewajibkan umatnya untuk bekerja keras dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari



2.5



berperilaku kerja keras dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari



1.6



meyakini kebenaran ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam



2.6



menunjukkan sikap bersatu dan kebersamaan dalam lingkungan masyarakat sebagai implementasi ketentuan pernikahan dalam Islam



1.7



meyakini kebenaran ketentuan waris berdasarkan syariat Islam



2.7



peduli kepada orang lain sebagai cerminan pelaksanaan ketentuan waris dalam Islam



1.8



meyakini kebenaran ketentuan dakwah berdasarkan syariat Islam dalam memajukan perkembangan Islam di Indonesia



2.8



bersikap moderat dan santun dalam berdakwah dan mengembangkan ajaran Islam



1.9



meyakini kebenaran bahwa dakwah dengan cara damai, Islam diterima oleh masyarakat di Indonesia



2.9



menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan seharihari



1.10



meyakini bahwa islam adalah rahmatan lil-‘alamin yang dapat memajukan peradaban dunia



2.10



menjunjung tinggi nilai-nilai islam rahmatanlil-alamin sebagai pemicu kemajuan peradaban Islam di masa mendatang



1.11



meyakini bahwa kemunduran umat Islam di dunia, sebagai bukti penyimpangan dari ajaran Islam yang benar



2.11



mewaspadai secara bijaksana terhadap penyimpangan ajaran Islam yang berkembang di masyarakat



101



KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 1,



KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)



memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah



2.



KOMPETENSI DASAR



3.1



3.2



menganalisis dan makna QS.Ali Imran/3: QS.Ali Imran/3: 159, tentang berpikir kritis demokratis



KOMPETENSI DASAR



mengevaluasi 4.1.1 190-191, dan serta Hadis dan bersikap



Mendemonstrasikan hafalan QS.Ali Imran/3: 190-191, dan QS.Ali Imran/3: 159, dengan lancar



4.1.3



Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab) sesuai pesan QS.Ali Imran/3: 190-191



menganalisis dan mengevaluasi 4.2.1. makna QS. Luqman/31: 13-14 dan QS.al-Baqarah/2: 83, serta Hadis tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah serta berbuat 4.2.2 baik kepada sesama manusia



menganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada hari akhir



membaca QS.Ali Imran/3: 190- 191, dan QS.Ali Imran/3: 159,; sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul-huruf



4.1.2



4.2.3



3.3



mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan



4.3



102



membaca QS. Luqman/31: 13-14 dan QS.al-Baqarah/2: 83 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf mendemonstrasikan hafalan QS. Luqman/31: 13-14 dan QS.alBaqarah/2: 83 dengan lancar menyajikan keterkaitan antara kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah dengan berbuat baik terhadap sesama manusia sesuai pesan QS .Luqman/31: 13-14 dan QS.alBaqarah/2: 83 menyajikan kaitan antara beriman kepada hari akhir dengan perilaku jujur, bertanggung jawab, dan adil



KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.4



menganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada qadha dan qadar



4.4



menyajikan kaitan antara beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT. dengan sikap optimis, berikhtiar, dan bertawakal



3.5



menganalisis dan mengevaluasi perilaku bekerja keras dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari yang berkembang di masyarakat menganalisis dan mengevaluasi



4.5



mengaitkan perilaku bekerja keras dan bertanggung jawab kehidupan seharihari yang berkembang di masyarakat dengan keimanan



4.6



menyajikan prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam



3.6



ketentuan pernikahan dalam Islam 3.7



menganalisis dan mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam



4.7



mempraktikkan pelaksanaan pembagian waris dalam Islam



3.8



menganalisis dan mengevaluasi strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia



4.8



menyajikan prinsip-prinsip strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia



3.9



menganalisis dan mengevaluasi sejarah perkembangan Islam di Indonesia



4.9



menyajikan nilai-nilai keteladanan tokoh-tokoh dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia



3.10



menganalisis dan mengevaluasi faktor-faktor kemajuan peradaban Islam di dunia



4.10



menyajikan faktor-faktor penentu kemajuan peradaban Islam di dunia



3.11



menganalisis dan mengevaluasi faktor-faktor kemunduran peradaban Islam di dunia



4.11



menyajikan faktor-faktor penyebab kemunduran peradaban Islam di dunia



103



Peta Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SD Kls I-III Kelas I



Kelas II



 Huruf-huruf hijaiyyah dan harakatnya;



 Huruf hijaiyyah



 QS.al-Fatihah, dan



 QS.an-Nas dan QS.al-‘Asr;



Q.S.al-Ikhlas;



bersambung;



 Allah SWT. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang;



 Hadis yang terkait dengan anjuran menuntut ilmu;



 Keesaan Allah SWT;



 Hadis yang terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat;



 al-Asmau al-Husna: ar- Rahman, arRahim, dan al-Malik;  Makna dua kalimat syahadat;  Doa sebelum dan sesudah belajar;  Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru;  Berkata yang baik, sopan dan santun;  Makna bersyukur, pemaaf, jujur, dan percaya diri;  Tata cara bersuci;  Salat dan kegiatan agama yang dianutnya di sekitar rumahnya melalui pengamatan; dan  Keteladanan Nabi



 Makna al-Asmau alHusna: al-Quddus, as- Salam, dan alKhaliq;  Doa sebelum sesudah makan;  Perilaku kasih sayang kepada sesama;  Kerja sama dan saling tolong menolong;  Doa sebelum dan sesudah wudu;  Tata cara salat dan bacaannya; dan Kisah keteladanan Nabi Saleh AS.,Nabi Lut AS., Nabi Ishaq AS, Nabi Ya‘qub AS., dan Nabi Muhammad SAW.



Adam AS., Nabi Idris AS., Nabi Nuh AS., Nabi Hud AS., dan Nabi Muhammad SAW.



104



Kelas III  QS.an-Nasr dan alKausar;  Hadis yang terkait dengan perilaku mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab;  Keesaan Allah Yang Maha Pencipta berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan makhluk ciptaan-Nya yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah;  Al-Asmau al-Husna: al- Wahhab, al-‘Alim, dan as-Sami‘;  Tawaddu, ikhlas, dan mohon pertolongan;  Sikap peduli terhadap sesama;  Sikap bersyukur;  Makna salat sebagai wujud dari;  Zikir dan doa setelah salat;  Hikmah ibadah salat; dan Keteladanan Nabi Yusuf AS., Nabi Syu‘aib AS.,Nabi Ibrahim AS.dan Nabi Ismail AS.,dan Nabi Muhammad SAW.



Peta Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SD Kls IV – VI Kelas IV



Kelas V



Kelas VI



 QS.al-Falaq dan QS.al- Fil;  Allah SWT. itu ada;  Al-Basir, Al-‘Adil, dan Al-‘Azim;  Iman kepada malaikat- malaikat Allah;  Iman kepada Rasul Allah;  Santun dan menghargai teman;  Sikap rendah hati;  Perilaku hemat;  Makna perilaku jujur;  Makna perilaku amanah;  Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru;  Perilaku gemar membaca;  Makna sikap pantang menyerah;  Tatacara bersuci dari hadas kecil;  Makna ibadah salat;  Kisah keteladanan Nabi Ayyub AS., Nabi Zulkifli AS., Nabi Harun AS.,Nabi Musa AS.,dan Nabi Muhammad SAW.; dan  Kisah keteladanan Wali Songo.



 QS.at-Tin dan QS.alMa‘un;  Al-Asmau alHusna: alMumit, al-Hayy, al- Qayyum, dan al-Ahad;  Nama-nama Rasul Allah dan Rasul Ulul ‘Azmi;  Kitab-kitab suci melalui rasulrasul-Nya;  Makna perilaku jujur;  Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru;  Sikap menghargai;  Sikap sederhana;  Makna ikhlas beramal;  Hikmah puasa Ramadan;  Salat tarawih dan tadarus al-Qur’ān;  Kisah keteladanan Nabi Dawud AS., Nabi Sulaiman AS., Nabi Ilyas AS., Nabi Ilyasa’ AS., dan Nabi Muhammad SAW.; dan  Kisah Luqman dalam al-Qur’ān.



 QS.al-Kafirun, QS.alMaidah/5:2-3 dan QS.alHujurat/49:12-13;  Al-Asmau alHusna: As- Samad, Al-Muqtadir, AlMuqaddim, dan AlBaqi;  Hikmah beriman kepada hari akhir;  Hikmah beriman kepada qadha dan qadar; Hormat dan patuh kepada orang tua, guru dan sesama anggota keluarga;  Sikap toleran dan simpatik terhadap sesama;  Hikmah zakat, infaq dan sedekah;  Kisah keteladanan Nabi Yunus AS., Nabi Zakariya AS., Nabi Yahya AS., Nabi Isa AS.,dan Nabi Muhammad SAW.;  Kisah Keteladanan Nabi Sahabatsahabat Nabi Muhammad SAW.; dan  Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi.



105



Pendalaman Materi Al-Qur’an Dan Hadits Materi al-Qur’an dan hadits yang ada pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada level Sekolah Dasar (SD). Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum menguasai tata cara baca al- Qur’an baik. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus bacaannya dan juga analisisnya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih penguasaannya harus samasama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum lancar membaca al- Qur’an direkomendasikan untuk belajar membaca dan hafalan al-Qur’an secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman al-Qur’an dan hadits sudah sampai pada analisis ayat dan hadits harus dikuatkan dengan berbagai referensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi al-Qur’an hadits harus melibatkan pola pikir keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi yang materi meliputi: Uraian Materi Standar 















   



Huruf-huruf hijaiyyah bersambung ataupun tidak, dengan harakatnya secara lengkap sesuai dengan makharijul huruf. Surah-surah pendek pilihan di dalam Alquran QS.Al-Fatihah dan QS.Al-IkhlAS Pesan dan makna yang terkandung di dalam Alquran surat-surat pendek QS.AlFatihah dan QS.Al-IkhlAS Bacaan Alquran surat dan ayat pilihan (QS.An- Nashr, AlKautsar, QS.Al Falaq, Al-Ma‘un dan Al- Fil). Kalimat dalam Alquran surah pendek pilihan. Alquran surah pendek pilihan. Kandungan dan makna Alquran surah pendek pilihan. Bacaan Al-Quran QS.Al-Ma’un dan QS.At-Tin, QS.Al-Kafirun dan Al-Maidah (5): 2.



Pendalaman Materi Kaidah2 baca tulis al-Qur’an.



Wawasan teknik menghafal cepat Al-Qur’an



106



  



Kalimat-kalimat dalam Alquran surah pendek pilihan. Arti dan makna Alquran surah pendek pilihan. Perilaku yang mencerminkan pemahaman terhadap kandungan ayat Alquran atau surah pilihan.



Pendalaman Materi Aqidah Materi Aqidah pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada level Sekolah Dasar (SD). Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum menguasai prinsip-primsip dasar aqidah seperti dua kalimah syahadat, asmaul husna, serta rukun iman yang lainnya. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus penguasannya dan juga analisisnya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih penguasaannya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum menguasai prinsip-primsip dasar aqidah direkomendasikan untuk memperdalam materi-materi prinsip secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman yang sudah sampai pada analisis harus dikuatkan dengan berbagai refferensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi aqidah harus melibatkan pola pikir keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi yang materi meliputi konsepsi rukun iman dalam arti luas menurut beberapa pendapat. Uraian Materi Standar  Asmaul Husna.  Kalimat syahadat.  Keesaan Allah SWT Akhlak dan Budi Pekerti.  Doa belajar dan makan.  Perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.  Perilaku saling menghormati antar sesama anggota keluarga.  Perilaku jujur.  Perilaku disiplin.



Pendalaman Materi Ilmu Kalam (I’tiqodu Ahlu sunnah wal Jama’ah)



107



 Perilaku bertanggung jawab.  Perilaku percaya diri  Perilaku kasih sayang kepada sesama.  Sikap kerja sama dan saling tolong menolong.  Perilaku menuntut ilmu.  Perilaku hidup bersih dan sehat.  Keesaan dan Keberadaan Allah SWT.  Asmaul Husna (Al-Wahhab, Al‘Alim, As-Sami‘,Al- Bashir, Al-‘Adil, Al-‘Azhim) dan maknanya.  Keimanan kepada Malaikat Allah SWT.  Kitab-kitab Suci dan rasul yang menerimanya.  Alquran sebagai kitab suci terakhir dan pedoman hidup.  Asmaul Husna: Al-Mumit, Al- Hayy, Al-Qayum, Al- Ahad, Ash- Shamad, Al- Muqtadir, Al- Muqadim, al- Baq.  Hari Akhir, hikmah dan perilaku yang mencerminkan iman kepadanya.  Qadha dan Qadar, hikmah dan Perilaku yang mencerminkan iman kepada Qadha dan Qadar. Pendalaman Materi Akhlak Materi Akhlak pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada level Sekolah Dasar (SD). Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum memiliki akhlakul karimah. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus sikap dan perilakunya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih dalam sikap dan perilakunya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum memiliki pemahaman dan berakhlak masih minim direkomendasikan untuk memperdalam materi-materi prinsip secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman yang sudah sampai pada analisis harus dikuatkan dengan berbagai refferensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. 108



Uraian materi akhlak harus melibatkan pola pikir keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi yang materi meliputi konsepsi pengembangan kepribadian qur’ani (lihat buku Prof. Rif’at Syauqi), toleransi dalam arti luas dan multiperspektif (tasammuh,Tawazzun dan tawassuth), dekadensi Moral (LGBT, pelecehan seksual), Pengembangan PPK (tidak termasuk religiousitas) dengan muatan materi etika keislaman. Uraian Materi Standar   



           



       



Sikap disiplin dan tertib. Sikap rasa ingin tahu, sabar, dan rela berkorban. Sikap kerja keras, menghindari perilaku tercela, sikap gemar membaca. Sikap pantang menyerah. Sikap amanah. Perilaku jujur. Perilaku mandiri, percaya diri, dan tanggung jawab. Perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan. Peduli terhadap sesama. Sikap bersyukur. Sikap santun dan menghargai teman. Sikap rendah hati. Perilaku hemat. Sikap jujur. Perilaku hormat dan patuh kepada orangtua, guru, dan sesama anggota keluarga. -Sikap saling mengingatkan dalam kebajikan Sikap menghargai pendapat. Sikap sederhana. Sikap ikhlAS Sikap berbaik sangka kepada sesama. Perilaku hidup rukun Sikap tabligh. Sikap sabar



Pendalaman Materi  Tahdzibul akhlaq miskawaih  Ta’lim muta’alim  Ihya ulumuddin



109



ibnu



Pendalaman Materi Fiqh Materi Fiqh pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada level Sekolah Dasar (SD). Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum memiliki pemahaman yang terkait dengan materi-materi standar. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus sikap dan perilakunya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih dalam sikap dan perilakunya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum memiliki pemahaman dan berakhlak masih mimimum direkomendasikan untuk memperdalam materimateri prinsip secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman yang sudah sampai pada analisis harus dikuatkan dengan berbagai referensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi Fiqh harus melibatkan pola pikir Keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi), materi meliputi: bersuci, shalat, zakat, haji, penyembelihan hewan dan qurban. Uraian Materi Standar         



Pendalaman Materi



Tata cara bersuci. Tata cara shalat dan bacaannya. Tata cara Wudhu dan doanya. Bersuci dari hadas kecil dan hadas besar. Ibadah shalat, makna, tata cara, pelaksanaan, dan hikmahnya. Zikir dan doa setelah shalat, makna dan tata caranya. Puasa Ramadhan, makna dan hikmahnya. Shalat tarawih dan tadarus. Zakat, infak, sedekah, makna dan hikmahnya.



 Muqoronatul madzahib  Fiqh 4 madzhab  Alfiqhu al Islamu Wa adillatuhu



Pendalaman Materi Sejarah Peradaban Islam Materi Sejarah Peradaban Islam pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada level Sekolah Dasar (SD). Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum memiliki pemahaman yang terkait dengan materi-materi standar. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus sikap dan perilakunya.



110



Oleh karena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih dalam sikap dan perilakunya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum memiliki pemahaman dan berakhlak masih minim direkomendasikan untuk memperdalam materi-materi prinsip secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman yang sudah sampai pada analisis harus dikuatkan dengan berbagai referensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi Sejarah Peradaban Islam harus melibatkan pola pikir Keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi, materi meliputi: Kisah dan keteladanan kyai-kyai lokal (proporsional dan berimbang), misal: K.H. Abdullah bin Nuh, K.H. Nur Ali, K.H. Amboh Dale, Tuan Guru Zaenuddin Majdi, K.H. Abdul Hamid Pasuruan (cari yang lainnya di setiap daerah). Uraian Materi Standar      



Pendalaman Materi



Kisah keteladanan para nabi dan rasul. Kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW. Kisah keteladanan Wali Songo. Kisah keteladanan sahabatsahabat Nabi Muhammad SAW. Kisah keteladanan Luqman. Kisah keteladanan Ashabul Kahfi.



 Kisah dan keteladanan kyai-kyai lokal.  Organisasi Ideologi transnasional



dan



Peta Pendalaman Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kls 79 Kelas VII



Kelas VIII



Kelas IX



 Makna QS.alMujādilah/58: 11, QS.ar-Rahman/55: 33 serta hadis terkait tentang menuntut ilmu  Makna QS.an-Nisá/4: 146, QS.alBaqarah/2: 153, dan QS.Áli Imrān/3: 134 serta hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf



 QS.al-Furqān/25: 63, QS.al-Isrā’/17: 26-27 dan hadis terkait tentang rendah hati, hemat, dan hidup sederhana  QS.an-Nahl/16: 114 dan hadis terkait tentang mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi



 QS.az-Zumar/39: 53, QS.an-Najm/53: 3942, QS.Áli Imrān/3: 159 tentang optimis, ikhtiar, dan tawakal serta Hadis terkait  QS.al-Hujurat/49: 13 tentang toleransi dan menghargai perbedaan dan Hadis terkait.  Memahami makna iman kepada Hari Akhir.



111



Kelas VII



Kelas VIII



Kelas IX



 Memahami Makna alAsma‘u al-Husna: al’Alim, al-Khabir, asSami’, dan al-Bashir.  Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli  Memahami makna perilaku jujur, amanah, dan istiqamah.  Memahami makna hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru, dan empati terhadap sesama.



 Memahami makna beriman kepada Kitab- kitab Allah SWT.  Memahami makna beriman kepada Rasul Allah SWT.  Bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan pertengkaran  Cara menerapkan perilaku jujur dan adil.  Cara berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru  Makna perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama



 Memahami makna iman kepada Qada dan Qadar  Penerapan jujur dan menepati janji  Cara berbakti dan taat kepada orang tua dan guru  Makna tata krama, sopan santun, dan rasa malu



 Ketentuan bersuci dari hadas besar



 Tata cara salat sunah berjamaah dan munfarid.



 Ketentuan zakat



 Tata cara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah



 Ketentuan penyembelihan hewan dalam Islam



 Tata cara puasa wajib dan sunah.



 Ketentuan kurban dan akikah



 Ketentuan salat berjamaah  Ketentuan salat Jum’at  Ketentuan salat jamak qasar



 Ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram berdasarkan alQur’ān dan hadis



112



 Ketentuan ibadah haji dan umrah



Kelas VII  Sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Makkah  Sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. periode Madinah  Sejarah perjuangan dan kepribadian alKhulafa al- Rasyidin



Kelas VIII  Sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Bani Umayah  Sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Abbasiyah



Kelas IX



 Sejarah perkembangan Islam di Nusantara  Sejarah tradisi Islam Nusantara



Peta Pendalaman Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kls X-XII Kelas X  QS.al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis tentang kontrol diri (mujahadah an- nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah).  QS.al-Isra’/17: 32, QS.an- Nur/24:2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina



Kelas XI



Kelas XII



 QS.al-Maidah/5 : 48;  QS.Ali Imran/3: 190QS.an-Nisa/4: 59, dan 191, dan QS.Ali QS.at-Taubah/9 : 105 Imran/3: 159 serta serta hadis tentang hadis tentang berpikir taat pada aturan, kritis dan bersikap kompetisi dalam demokratis kebaikan, dan etos  QS.Luqman/31: 13-14 kerja, dan QS.al-Baqarah/2:  QS.Yunus/10: 40-41 83, serta hadis tentang dan QS.al-Maidah/5: kewajiban beribadah 32 serta hadis dan bersyukur kepada tentang toleransi, Allah serta berbuat rukun, dan baik kepada sesama menghindarkan diri manusia dari tindak kekerasan.



113



 Iman kepada Allah (penghayatan alAsma’u al- HusnaalKarim, al-Mu’min, alWakil, al-Matin, alJami’, al-‘Adl, dan alAkhir), dan Iman kepada Malaikat Allah SWT.



 Iman kepada Kitab Allah, dan Rasul Allah SWT.



 Iman kepada hari akhir, qada dan qadar.



 Berpakaian sesuai syariat Islam, jujur dan semangat keilmuan.



 Syaja’ah, kejujuran, hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.



 Bekerja keras dan bertanggung jawab.



 Kedudukan al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam, haji, zakat, dan wakaf.



 Pengurusan jenazah, khutbah, dakwah, tabligh, dan prinsipprinsip ekonomi Islam.  Substansi dan perkembangan peradaban Islam pada Masa kejayaan dan perkembangan Islam pada masa modern.



 Pernikahan dalam Ilam dan pembagian waris.



 Substansi dan strategi keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah Madinah.



 Substansi dan perkembangan peradaban Islam di Indonesia dan peradaban Islam dunia



Pendalaman Materi Al-Qur’an dan Hadits Materi al-Qur’an dan hadits yang ada pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada pada SD, SMP, SMA, SMK. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum menguasai tata cara baca al-Qur’an baik. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus bacaannya dan juga analisisnya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih penguasaannya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum lancar membaca alQur’an direkomendasikan untuk belajar membaca dan hafalan al-Qur’an secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman al-Qur’an dan hadits sudah



114



sampai pada analisis ayat dan hadits harus dikuatkan dengan berbagai refferensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi al-Qur’an hadits harus melibatkan pola pikir keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi yang materi meliputi: Al-Qur’an Hadits SMA Uraian Materi Standar



Pendalaman Materi



QS.Al Anfal (8): 72); QS.Al-Hujurat (49): 12; dan QS. Al-Hujurat (49): 10; QS.Al-Isra’ (17): 32, dan QS.An Nur (24) : 2, QS.Al-Maidah (5): 48; QS.AzZumar (39): dan QS.At-Taubah (9): 105, QS.Yunus (10): 40-41 dan QS.AlMaidah (5): 32. 



Bacaan ayat-ayat Alquran pilihan: QS.Ali Imran (3): 190-191, dan QS.Ali Imran (3): 159, Q.S. Luqman (31): 1314 dan QS.Al-Baqarah (2): 83.



Kaidah2 baca tulis al-Qur’an.



Wawasan teknik menghafal cepat AlQur’an



Pendalaman Materi Aqidah Materi Aqidah pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada SD, SMP, SMA, SMK. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum menguasai prinsip-primsip dasar aqidah seperti dua kalimah syahadat, asmaul husna, serta rukun iman yang lainnya. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus penguasannya dan juga analisisnya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih penguasaannya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum menguasai prinsip-primsip dasar aqidah direkomendasikan untuk memperdalam materi-materi prinsip secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman yang sudah sampai pada analisis harus dikuatkan dengan berbagai referensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi aqidah harus melibatkan pola pikir keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi yang materi meliputi konsepsi rukun iman dalam arti luas menurut beberapa pendapat.



115



Aqidah SMA Uraian Materi Standar  



  







Pendalaman Materi



Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT. Asmaul Husna: al-Kariim, al- Mu’min, alWakiil, al- Matiin, al- Jaami’, al-‘Adl, dan alAkhiir. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT.



Ilmu Kalam (I’tiqodu Ahlu sunnah wal Jama’ah)



Iman kepada rasul-rasul Allah SWT. Nilai-nilai iman kepada Hari Akhir dan perilaku yang mencerminkan iman kepada Hari Akhir. Nilai-nilai iman kepada Qadha dan Qadar serta perilaku yang mencerminkan iman kepada Qadha dan Qadar.



Pendalaman Materi Akhlak Materi Akhlak pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada SD, SMP, SMA, SMK. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum memiliki akhlakul karimah. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus sikap dan perilakunya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih dalam sikap dan perilakunya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum memiliki pemahaman dan berakhlak masih mimimum direkomendasikan untuk memperdalam materi-materi prinsip secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman yang sudah sampai pada analisis harus dikuatkan dengan berbagai refferensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi akhlak harus melibatkan pola pikir keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi yang materi meliputi konsepsi pengembangan kepribadian qur’ani (lihat buku Prof. Rif’at Syauqi), toleransi dalam arti luas dan multiperspektif (tasamuh,tawazzun dan tawassuth), dekadensi Moral (LGBT, pelecehan seksual), Pengembangan PPK (tidak termasuk religiousitas) dengan muatan materi etika keislaman.



116



Akhlak SMA Uraian Materi Standar   







 







  



  







Pendalaman Materi



Berpakaian Islami Jujur dan perilaku yang mencerminkan sifat jujur. Hormat dan patuh kepada orangtua dan guru serta perilaku yang mencerminkan sifat hormat dan patuh. Perilaku kontrol diri (mujahadah an nafs), prasangka baik (husnuzzhan), persaudaraan (ukhuwah). Perilaku menghindari diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina. Semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama. Sikap luhur budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil. Sikap tangguh dan menegakkan kebenaran. Jujur dan perilaku yang mencerminkan sifat jujur. Hormat dan patuh kepada orangtua dan guru serta perilaku yang mencerminkan sifat hormat dan patuh. Hikmah dan manfaat saling menasehati dan berbuat baik (ihsan). Perilaku kompetitif dalam kebaikan dan kerja kerAS Sikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan. Perilaku kreatif, inovatif, dan produktif.



 Tahdzibul akhlaq ibnu miskawaih  Ta’lim muta’alim  Ihya ulumuddin



Pendalaman Materi Fiqh Materi Fiqh pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi



117



Dasar (KD) pada SD, SMP, SMA, SMK Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum memiliki pemahaman yang terkait dengan materi- materi standar. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus sikap dan perilakunya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih dalam sikap dan perilakunya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum memiliki pemahaman dan berakhlak masih mimimum direkomendasikan untuk memperdalam materimateri prinsip secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman yang sudah sampai pada analisis harus dikuatkan dengan berbagai refferensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi Fiqh harus melibatkan pola pikir Keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi), materi meliputi: bersuci, shalat, zakat, haji, penyembelihan hewan dan qurban, ekonomi Syari’ah, Munakahat. Fiqh SMA Uraian Materi Standar    



    



  







Pendalaman Materi



Kebenaran hukum Islam. Sumber hukum Islam. Taat kepada hukum Islam. Berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat Islam dalam kehidupan seharihari. Ketentuan dan pengelolaan wakaf. Ketentuan penyelenggaraan jenazah. Ketentuan pelaksanaan khotbah, tabligh dan dakwah di masyarakat. Prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam. Ketentuan syariat Islam dalam melaksanakan pernikahan dan perawatan jenazah. Prinsip dan praktik ekonomi Islam. Hak dan kedudukan wanita dalam keluarga. Ketentuan syariat Islam dalam melakukan pembagian harta warisan. Khotbah, tabligh dan dakwah



 Muqoronatul madzahib  Fiqh 4 madzhab  Alfiqhu al Islamu Wa Adillatuhu  Praktek perhitungan waris



Pendalaman Materi Sejarah Peradaban Islam Materi Sejarah Peradaban Islam pada standar isi permendikbud nomor 37 tahun 118



2018 di atas merupakan standar kurikulum yang harus dipenuhi untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) pada SD, SMP, SMA, SMK. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan ternyata mengalami kendala, antara lain masih banyak siswa yang belum memiliki pemahaman yang terkait dengan materi-materi standar. Di samping itu tentu ada juga siswa yang sudah lebih bagus sikap dan perilakunya. Oleh arena itu baik siswa yang kurang maupun yang lebih dalam sikap dan perilakunya harus sama-sama dilayani dengan baik. Untuk pelayanan siswa yang belum memiliki pemahaman dan berakhlak masih mimimum direkomendasikan untuk memperdalam materi-materi prinsip secara efektif. Sementara untuk yang tingkat pemahaman yang sudah sampai pada analisis harus dikuatkan dengan berbagai refferensi baik yang kontekstual maupun yang aktual. Uraian materi Sejarah Peradaban Islam harus melibatkan pola pikir Keilmuan, berdasarkan dimensi pengetahuan, pengayaan berbasis keilmuan, ilustrasi, gambar yang sesuai, dan kotak instisari materi), materi meliputi: Kisah dan keteladanan kyai-kyai lokal (Proporsional dan berimbang), misal: K.H. Abdullah bin Nuh, K.H. Nur Ali, K.H. Amboh Dale, Tuan Guru Zaenuddin Majdi, K.H. Abdul Hamid Pasuruan (cari yang lainnya di setiap daerah). Kisah dan keteladanan kyai-kyai lokal (Proporsional dan berimbang), misal: K.H. Abdullah bin Nuh, K.H. Nur Ali, K.H. Amboh Dale, Tuan Guru Zaenuddin Majdi, K.H. Abdul Hamid Pasuruan (cari yang lainnya di setiap daerah). Sejarah Peradaban Islam SMA Uraian Materi Standar    



    



Pendalaman Materi



Substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW. di Mekah dan Madinah. Sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran. Sikap semangat ukhuwwah Islamiyah. Perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan dan masa modern (1800sekarang). Sikap semangat menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan dan kerja kerAS Perilaku kreatif, inovatif, dan produktif. perkembangan Islam di dunia. Strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia. Faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban Islam di dunia.



119



 Kisah dan keteladanan kyai- kyai lokal.  Organisasi dan Ideologi transnasional



BAGIAN 4 Daftar Pustaka Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Atwi Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Dirjen Dikti. DepdiknAS B Weil, Joice & Showers. 1992. Models of Teaching. Fourth Edition.United States of America: A Division of Simon & Schuster,Inc. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas Dick, W and L. Carey, J. O. Carey. 2005. The systematic Design of Instruction. New York: Logman. Dunkin, M.J. dan Biddle, B.J. 1974. The Srtudy of Teaching. New York: Holt Rinehart and Wiston Djamarah, S. B. 2002. Pikologi Belajar.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Driscoll, M.P (1994). Psychology of Learningfor Instruction. Boston: Allyn and Bacon. Faizah, Dewi Utama dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Gagne, Robert M & Briggs, Leslie J. (1979). Principles Of Instructional Design (2nd Edition). New York : Holt, Rinehart and Winston Gerlach dan Ely. 1971. Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bac on. Copyright 1980 by Pearson Education Harris, Michael, 2000. Human Resource USA,Harcourt Bluc & Company



Management.



Second



Edition,



Kemdikbud. 2016. Permendikbud nomor 20 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses. 120



Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya National Research Council (2000). The assessment of science meets the science of assessment. Washington, D.C.: National Academy Press. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. Reimers, Fernando M., Education For The 21st Century, Cambridge, Ma Executive Summary A Synthesis Of Ideas From The Harvard University Advanced Leadership Initiative Think Tank, 2014. Simonson, M., Smaldino, S., & Zvacek, S. (2015). Teaching and Learning at a Distance: Foundation of Distance Education (6 ed.). The United States of America: lnfornation Age Publishing. Suprayekti dan Agustyarini. 2015. Analisis Peserta Didik Dalam Teknologi Pendidikan. Jakarta: LPP Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan. Dengan Pendekatan Bandung. Rosda Karya.



Baru.



Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Uno B. Hamzah, 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press. Vygotsky, L.S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge: MA: Harvard University Press.



121