5 0 278 KB
LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR-PERUSAHAAN PERSEDIAAN TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR-PERUSAHAAN Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar-Perusahaan PT Prima mendirikan sebuah perusahaan anak PT Sarana untuk menjual lini produk PT Prima pada tahun 20X1. Semua pembelian PT Sarana berasal dari PT Prima dengan harga 20% di atas harga perolehan PT Prima. Selama tahun 20X1 PT Prima menjual barang dagangan senilai Rp. 20.000.000 kepada PT Sarana dengan harga Rp. 24.000.000, dan PT Sarana menjual semua barang dagangannya pada para pelanggannya dengan harga Rp. 30.000.000.
BUKU PT PRIMA Persediaan
Rp. 20.000.000
Utang Dagang
Rp. 20.000.000
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain.
Piutang dagang PT Sarana
Rp. 24.000.000
Penjualan
Rp. 24.000.000
Untuk mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana.
Harga pokok penjualan
Rp. 20.000.000
Persediaan
Rp. 20.000.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan ke PT Sarana.
BUKU PT SARANA Persediaan
Rp. 24.000.000
Utang dagang PT Prima
Rp. 24.000.000
Untuk mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima
Piutang dagang
Rp. 30.000.000
Penjualan
Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penjualan kepada pelanggan di luar entitas yang dikonsolidasikan.
Harga pokok penjualan
Rp. 24.000.000
Persediaan Untuk mencatat harga pokok penjualan ke pelanggan.
Rp. 24.000.000
Kelebihan dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi, di mana nilai penjualan dan harga pokok penjualan konsolidasi ditentukan. Eliminasi kertas kerja adalah sebagai berikut : PT Prima
100% PT
Penyesuaian dan
Konsolidasi
(dalam 000)
Sarana
Eliminasi
(dalam 000)
(dalam 000) Penjualan
24.000
30.000
Harga pokok penjualan
20.000
24.000
4.000
6.000
Laba bruto
a. 24.000
30.000 a. 24.000
20.000 10.000
Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi karena jumlah penjualan dan harga pokok penjualan yang sama dielminasi, dan gabungan laba bruto adalah sama dengan laba bruto konsolidasi. Eliminasi Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Akhir Setiap laba atau rugi yang belum direalisasi atas penjualan antar-perusahaan direfleksikan dalam persediaan akhir dari afiliasi pembeli karena persediaan tersebut merefleksikan harga transfer antar-perusahaan bukan biaya bagi entitas yang dikonsolidasikan. Eliminasinya adalah debit harga pokok penjualan dan kredit persediaan akhir sebesar jumlah laba yang belum direalisasi. Kredit mengurangi persediaan ke harga perolehannya; dan debit, ketika dihubungkan dengan eliminasi pembelian antar-perusahaan, mengurangi harga pokok penjualan ke harga perolehannya. Selama tahun 20X2 PT Prima menjual barang dagangan senilai Rp. 30.000.000 kepada PT Sarana dengan harga Rp. 36.000.000 dan PT Sarana menjual semuanya kecuali Rp. 6.000.000 dari barang dagangan ini kepada para pelanggannya dengan harga Rp. 37.5000.000. Ayat jurnal yang berhubungan dengan transfer barang dagangan antar-perusahaan selama tahun 20X2 adalah sebagai berikut : BUKU PT PRIMA Persediaan
Rp. 30.000.000
Utang Dagang
Rp. 30.000.000
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain.
Piutang dagang PT Sarana Penjualan
Rp. 36.000.000 Rp. 36.000.000
Untuk mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana.
Harga pokok penjualan
Rp. 30.000.000
Persediaan
Rp. 30.000.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan ke PT Sarana.
BUKU PT SARANA Persediaan
Rp. 36.000.000
Utang dagang PT Prima
Rp. 36.000.000
Untuk mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima
Piutang dagang
Rp. 37.500.000
Penjualan
Rp. 37.500.000
Untuk mencatat penjualan kepada pelanggan di luar entitas yang dikonsolidasikan.
Harga pokok penjualan
Rp. 30.000.000
Persediaan
Rp. 30.000.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan ke pelanggan luar.
Penjualan PT Sarana tahun 20X2 sebesar Rp. 37.500.000 terdiri dari barang dagangan yang diperoleh dari PT Prima, dan harga pokok penjualannya sebesar Rp. 30.000.000 adalah sama dengan 5/6, atau Rp. 30.000.000/Rp. 36.000.000 dari Rp. 36.000.000 harga transfer barang dagangan yang diperoleh dari PT Prima. Sisa barang dagangan yang diperoleh dari PT Prima tahun 20X2 tetap ada dalam persediaan PT Sarana pada tanggal 31 Desember 20X2 dengan harga transfer Rp. 6.000.000, di mana termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp. 1.000.000 (Rp. 36.000.000/Rp. 30.000.000= 1,2 Æ Rp. 6.000.000 – (6/1,2)
Ayat Jurnal Kertas Kerja Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, barang dagangan dengan harga pokok Rp. 30.000.000 ditransfer antar-perusahaan : -
Rp. 25.000.000 (atau 5/6) dari barang dagangan ini kemudian dijual kepada entitas luar dengan harga Rp. 37.500.000.
-
Rp. 5.000.000 (atau 1/6) tetap dalam persediaan pada akhir tahun.
-
Entitas yang dikonsolidasikan telah merealisasi laba bruto sebesar Rp. 12.500.000.
Eliminasi kertas kerja adalah sebagai berikut :
PT Prima
100% PT
Penyesuaian dan
Konsolidasi
(dalam 000)
Sarana
Eliminasi
(dalam 000)
(dalam 000) Laporan Laba Rugi Penjualan Harga pokok penjualan
36.000
37.500
a. 36.000
(30.000)
(30.000)
b. 1.000
6.000
7.500
Laba bruto
37.500 a. 36.000
(25.000) 12.500
Neraca Persediaan
6.000
b. 1.000
5.000
Ayat jurnal kertas kerja pertama mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-perusahaan dan dijurnal sebagai berikut : a.
Penjualan
Rp. 36.000.000
Harga pokok penjualan
Rp. 36.000.000
Untuk mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-perusahaan. b.
Harga pokok penjualan Rp. 1.000.000 Persediaan
Rp. 1.000.000
Untuk mengeliminasi laba antar-perusahaan dari harga pokok penjualan dan persediaan.
Metode Ekuitas Dalam ayat jurnal konsolidasi satu baris PT Prima, pendapatan dari PT Sarana akan dikurangi dengan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir sebesar Rp. 1.000.000, dan karenanya, akun investasi pada PT Sarana juga akan dikurangi sebesar Rp. 1.000.000.
Pengakuan Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Awal Contoh : Selama tahun 20X3 PT Prima menjual barang dagangan senilai Rp. 40.000.000 Kepada PT Sarana dengan harga Rp. 48.000.000, dan PT Sarana menjual 75 persen dari barang dagang tersebut dengan harga Rp. 45.000.000. PT Sarana juga menjaul barang dagangan dari persediaan awalnya (harga perolehan Rp. 6.000.000) kepada para pelanggannya dengan harga Rp. 7.500.000. Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagangan yang ditransfer antar-perusahaan adalah sebagai berikut : BUKU PT PRIMA Persediaan
Rp. 40.000.000
Utang Dagang Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain.
Rp. 40.000.000
Piutang dagang PT Sarana
Rp. 48.000.000
Penjualan
Rp. 48.000.000
Untuk mencatat penjualan antar-perusahaan PT Sarana.
Harga pokok penjualan
Rp. 40.000.000
Persediaan
Rp. 40.000.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan ke PT Sarana.
BUKU PT SARANA Persediaan
Rp. 48.000.000
Utang Dagang PT Prima
Rp. 48.000.000
Untuk mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima.
Piutang dagang
Rp. 52.500.000
Penjualan
Rp. 52.500.000
Untuk mencatat penjualan sebesar Rp. 45.000.000 dan Rp. 7.500.000 kepada pihak luar.
Harga pokok penjualan
Rp. 42.000.000
Persediaan
Rp. 42.000.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan (harga transfer Rp. 48.000.000 x 75% yang dijual) dan Rp. 6.000.000 dari persediaan awal.
Laba yang belum direalisasi sebesar Rp. 2.000.000 [Rp. 2.000.000 – (Rp. 12.000.000/1,2 (48.000/40.000) harga transfer)]
Ayat Jurnal Kertas Kerja Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, barang dagangan dengan harga pokok Rp. 40.000.000 ditransfer antar-perusahaan : -
Rp. 30.000.000 dari barang dagangan ditambah denga persediaan awal sebesar Rp. 5.000.000 dijual dengan harga Rp. 52.500.000
-
Rp. 10.000.000 menjadi persediaan pada akhir tahun 20X3
-
Entitas yang dikonsolidasikan telah merealisasi laba bruto sebesar Rp. 17.500.000.
Tiga ayat jurnal kertas kerja digunakan untuk mengeliminsai pembelian dan penjualan antar-perusahaan, mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya
ditangguhkan, dan menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir, sebagai berikut : PT Prima
100% PT
Penyesuaian dan
Konsolidasi
(dalam 000)
Sarana
Eliminasi
(dalam 000)
(dalam 000) Laporan Laba Rugi Penjualan Harga pokok penjualan
48.000
52.500
a. 48.000
(40.000)
(42.000)
c. 2.000
52.500 a. 48.000
35.000
b. 1.000 Laba bruto
8.000
10.500
17.500
Neraca Persediaan
12.000
Investasi pada PT Sarana
a.
Penjualan
XXX
c. 2.000
10.000
b. 1.000
Rp. 48.000.000
Harga pokok penjualan
Rp. 48.000.000
Untuk mengeliminasi pembelian dan penjualan antar-perusahaan. b.
Investasi pada PT Sarana
Rp. 1.000.000
Harga pokok penjualan
Rp. 1.000.000
Untuk mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan. c.
Harga pokok penjualan
Rp. 2.000.000
Persediaan
Rp. 2.000.000
Untuk menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir.
PENJUALAN ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS Penjualan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anak disebut dengan penjualan arus ke bawah, dan penjualan oleh perusahaan anak kepada perusahaan induk disebut dengan penjualan arus ke atas. Jumlah resiprokal penjualan dan harga pokok penjuaaln (atau pembelian) dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi dengan mengabaikan apakah penjualan tersebut arus ke atas atu arus ke bawah.
Pengaruh Arus ke Bawah dan Arus ke Atas pada Perhitungan Pendapatan Anggaplah bahwa pendapatan terpisah perusahaan induk dan 80% kepemilikannya pada perusahaan anak tahun 20X5 adalah sebagai berikut :
Induk
Anak
Penjualan
600.000.000
300.000.000
Harga pokok penjualan
300.000.000
180.000.000
300.000.000
120.000.000
100.000.000
70.000.000
Laba bruto Beban-beban Pendapatan terpisah induk
200.000.000
Pendapatan bersih anak
50.000.000
Penjualan antar-perusahaan selama tahun tersebut sebesar Rp. 100.000.000, dan pada tanggal 31 Desember 20X5 dalam persediaan termasuk Rp. 20.000.000 laba yang belum direalisasi.
Perhitungan Pendapatan Hak Minoritas Jika penjualan antar-perusahaan adalah arus ke bawah, laba yang belum direalisasi sebesar sebesar Rp. 20.000.000 direfleksikan dalam akun penjualan perusahaan induk, dan laba bersih perusahaan anak adalah sama dengan pendapatan realisasinya. Dalam kasus ini, perhitungan pendapatan hak minoritas tidak dipengaruhi oleh transaksi antar-perusahaan dan dihitung : Laba bersih perusahaan anak Rp. 50.000.000 x 20% = Rp. 10.000.000
Jika penjualan antar-perusahaan adalah arus ke atas, maka laba yang belum direalisasi sebesar Rp 20.000.000 direfleksikan dalam akun penjualan dan harga pokok penjualan perusahaan anak dan pendapatan yang direalisasi perusahaan anak adalah Rp. 30.000.000. Dalam kasus ini, perhitungan pendapatan hak minoritas adalah (Laba bersih perusahaan anak Rp. 50.000.000 – yang belum direalisasi Rp. 20.000.000) x 20 % = Rp. 6.000.000
Perhitungan Laba Bersih Konsolidasi Satu-satunya perbedaan dalam perhitungan laba bersih konsolidasi berdasarkan kedua asumsi terletak pada perhitungan pendapatan hak minoritas. Untuk penjualan arus ke bawah, seluruh jumlah laba yang belum direalisasi dibebankan pada pendapatan dari perusahaan anak, tetapi unruk penjualan arus ke atas, hanya bagian perusahaan induk yang dibebankan pada pendapatan investasinya dari perusahaan anak.
Arus ke Bawah Pendapatan terpisah induk
Arus ke Atas
200.000.000
200.000.000
Tambah : Pendapatan dari perusahaan anak
Arus ke Bawah Ekuitas
dalam
laba
yang
dilaporkan
20.000.000
perusahaan anak dikurangi laba yang belum direalisasi [(50.000.000 x 80%) – 20.000.000]
Arus ke Atas Ekuitas dalam pendapatan perusahaan anak
24.000.000
yang telah direalisasi [(50.000.000 – 20.000.000) x 80%] Laba bersih induk (dan konsolidasi)
220.000.000
PERUSAHAAN INDUK DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X5 (DALAM 000) Penjualan Arus ke Bawah
224.000.000
Penjualan Arus ke Atas
Penjualan (900.000 – 100.000)
800.000
800.000
Harga pokok penjualan (480.000 + 20.000 – 100.000)
400.000
400.000
400.000
400.000
170.000
170.000
230.000
230.000
10.000
6.000
220.000
220.000
Laba bruto Beban-beban (100.000 + 70.000) Total pendapatan yang telah direalisasi Dikurangi : pendapatan hak minoritas Laba bersih konsolidasi
Tampilan 5-1 Pengaruh pada Pendapatan Konsolidasi dari Penjualan Arus ke Bawah dan Arus ke Atas
LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS KE BAWAH Penangguhan Laba Antar-Perusahaan dalam Periode Penjualan AntarPerusahaan Contoh : PT Perkasa mempunyai 90% saham berhak suara PT Sakti. Laporan laba rugi terpisah PT Perkasa dan PT Sakti tahun 20X7, sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi adalah sebagai berikut : PT Perkasa Penjualan
PT Sakti
100.000.000
50.000.000
60.000.000
35.000.000
40.000.000
15.000.000
15.000.000
5.000.000
Laba Operasi
25.000.000
10.000.000
Pendapatan dari PT Sakti
9.000.000
-
34.000.000
10.000.000
Harga pokok penjualan Laba bruto Beban-beban
Laba bersih
Penjualan PT Perkasa termasuk Rp. 15.000.000 yang dijual kepada PT Sakti dengan laba Rp. 6.250.000, dan dalam persediaan PT Sakti tanggal 31 Desember 20X7 termasuk 40% barang dagangan dari transaksi antar perusahaan. Laba yang belum terealisasi dalam persediaan PT Sakti sebesar Rp. 2.500.000 (harga transfer Rp. 6.000.000 – harga pokok penjualan Rp. 3.500.000) direfleksikan dalam laba operasi PT Perkasa. Investasi pada PT Sakti
Rp. 9.000.000
Pendapatan dari PT Sakti
Rp. 9.000.000
Untuk mencatat bagian PT Perkasa atas pendapatan PT Sakti
Pendapatan dari PT Sakti Investasi pada PT Sakti
Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000
Untuk mengeliminasi laba yang belum direalisasi atas penjualan kepada PT Sakti.
Pengakuan Laba Antar-Perusahaan Saat Penjualan kepada Entitas Luar Sekarang diasumsikan bahwa barang dagangan yang diperoleh dari PT Perkasa selama tahun 20X7 dijual oleh PT Sakti selama tahun 20X8 dan bahwa tidak ada transaksi antar-perusahaan antara PT Perkasa dan PT Sakti sepanjang tahun 20X8. Laporan laba-rugi terpisah tahun 20X8 sebelum mempertimbangkan laba yang belum
direalisasi dalam persediaan awal PT Sakti sebesar Rp. 2.500.000, adalah sebagai berikut : PT PERKASA DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SAKTI SEBAGIAN KERTAS KERJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X7 (DALAM 000) PT Perkasa
90% PT
Penyesuaian dan
Sakti
Eliminasi
Konsolidasi
Laporan Laba Rugi Penjualan
100.000
Pendapatan dari PT Sakti
50.000
6.500
a. 15.000
135.000
c. 6.500
Harga pokok penjualan
(60.000)
(35.000)
Beban-beban
(15.000)
(5.000)
b. 2.500
a. 15.000
(82.500) (20.000)
Pendapatan hak minoritas
(1.000)
(10.000 x 10%) Laba bersih
31.500
10.000
31.500
Neraca Persediaan
7.500
Investasi pada PT Sarana
b. 2.500
XXX
5.000
c. 6.500
a.
Eliminasi akun resiprokal penjualan dan harga pokok penjualan.
b.
Menyesuaikan harga pokok penjualan dan persediaan akhir atas dasar harga perolehan.
c.
Mengeliminasi pendapatan investasi dan menyesuaikan akun investasi pada PT Sakti menjadi saldo 1 Januari 20X7.
Tampilan 5-2 Laba Persediaan atas Penjualan Arus ke Bawah pada Tahun Penjualan AntarPerusahaan
PT Perkasa Penjualan
PT Sakti
120.000.000
60.000.000
80.000.000
40.000.000
40.000.000
20.000.000
20.000.000
5.000.000
Laba Operasi
20.000.000
15.000.000
Pendapatan dari PT Sakti
13.500.000
-
33.500.000
15.000.000
Harga pokok penjualan Laba bruto Beban-beban
Laba bersih
Investasi pada PT Sakti
Rp. 13.500.000
Pendapatan dari PT Sakti Untuk mencatat pendapatan investasi dari PT Sakti.
Rp. 13.500.000
Investasi dari PT Sakti
Rp. 2.500.000
Pendapatan dari PT Sakti
Rp. 2.500.000
Untuk mencatat realisasi laba dari penjualan antar-perusahaan tahun 20X7 kepada PT Sakti.
Pengaruh dari ayat jurnal ini adalah meningkatnya investasi PT Perkasa dari Rp. 13.500.000 menjadi Rp.16.000.000 dan laba bersih PT Perkasa dari Rp. 33.500.000 menjadi 36.000.000. Jumlah penyesuaian ini direfleksikan dalam sebagian kertas kerja PT Perkasa dan PT Sakti untuk tahun 20X8 berikut : PT PERKASA DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SAKTI SEBAGIAN KERTAS KERJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X7 (DALAM 000) PT Perkasa
90% PT
Penyesuaian dan
Sakti
Eliminasi
Konsolidasi
Laporan Laba Rugi Penjualan Pendapatan dari PT Sakti
120.000
60.000
16.000
180.000 b. 16.000
Harga pokok penjualan
(80.000)
(40.000)
Beban-beban
(20.000)
(5.000)
a. 2.500
(117.500) (25.000)
Pendapatan hak minoritas
(1.500)
(10.000 x 10%) Laba bersih
36.000
15.000
36.000
Neraca Investasi pada PT Sarana a.
XXX
a. 2.500
b. 16.000
Menyesuaikan harga pokok penjualan atas dasar harga perolehan dan menyesuaikan saldo akun investasi untuk membentuk kembali akun resiprokal dengan akun ekuitas perusahaan anak awal.
b.
Mengeliminasi akun pendapatan investasi dan menyesuaikan akun investasi menjadi saldo pada tanggal 1 Januari 20X8
Tampilan 5-3 Laba Persediaan atas Penjualan Arus ke Bawah pada Tahun setelah Penjualan AntarPerusahaan
LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS-KE-ATAS
Penangguhan Laba Antar Perusahaan dalam Periode Penjualan Antar Perusahaan Diasumsikan bahwa PT Siaga (perusahaan anak) menjual barang dagangan, yang dibelinya seharga Rp7.500.000, kepada PT Penggalang (perusahaan induk) dengan harga Rp20.000.000 selama tahun 19X7 dan bahwa PT Penggalang menjual 60 persen dari barang dagangan tersebut kepada pihak luar selama tahun 19X7 dengan harga Rp5.000.000 (harga perolehan sebesar Rp3.000.000 tetapi dimasukkan dalam persediaan PT Penggalang sebesar Rp8.000.000). Jika PT Siaga melaporkan laba bersih tahun 19X7 sebesar Rp50.000.000, bagian PT Penggalang diakui seperti dalam peraga 5-4. Peraga 5-4 membandingkan pertanggungjawaban perusahaan induk untuk konsolidasi satu-baris atas kepemilikan 100 persen pada perusahaan anak dan kepemilikan sebesar 75 persen pada perusahaan anak. BAGIAN A JIKA PT SIAGA ADALAH PERUSAHAAN ANAK YANG DIMILIKI 100% Investasi pada PT Siaga Rp50.000.000 Pendapatan dari PT Siaga Rp50.000.000 Untuk mencatat 100% pendapatan yang dilaporkan PT Siaga sebagai pendapatan anak.
dari persahaan
Pendapatan dari PT Siaga Rp5.000.000 Investasi pada PT Siaga Rp5.000.000 Untuk menangguhkan 100% laba persediaan yang belum direalisasi yang dilaporkan oleh PT Siaga sampai realisasi. Ayat jurnal tunggal sebesar Rp45.000.000 [(Rp50.000.000-Rp5.000.000)x100%] sama-sama dapat diterima. BAGIAN B JIKA PT SIAGA ADALAH PERUSAHAAN ANAK YANG DIMILIKI 75% Investasi pada PT Siaga Rp37.500.000 Pendapatan dari PT Siaga Rp37.500.000 Untuk mencatat 75% pendapatan yang dilaporkan PT Siaga sebagai pendapatan dari perusahaan anak. Pendapatan dari PT Siaga Rp3.750.000 Investasi pada PT Siaga Rp3.750.000 Untuk menangguhkan 75% persediaan yang belum direalisasi yang dilaporkan oleh PT Siaga sampai realisasi. Ayat jurnal tunggal sebesar Rp33.750.000 [(Rp50.000.000-Rp5.000.000)x75%] sama-sama dapat diterima.
Peraga 5-4 Ayat-ayat Jurnal untuk Konsolidasi Satu-Baris pada buku PT Penggalang Jika PT Penggalang mencatat 100% dari pendapatan PT Siaga berdasarkan metode ekuitas, PT Penggalang harus mengeliminasi 100% dari setiap laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam pendapatan tersebut. Tetapi jika PT Penggalang hanya mencatat 75% dari pendapatan PT Siaga berdasarkan metode ekuitas, PT Penggalang harus mengeliminasi hanya 75% dari setiap laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam pendapatan PT Siaga tersebut.
PT PENGGALANG DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SIAGA (KEPEMILIKAN 75%) SEBAGIAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X7 (DALAM 000) PT 75% Penyesuaian dan Konsolidasi Penggalang PT Siaga Eliminasi Laporan laba Rugi Rp250.000 Rp150.000 a. 20.000 Rp380.000 Penjualan Pendapatan dari PT 33.750 c. 33.750 Sakti Harga Pokok 100.000* b. 5.000 165.000* Penjualan 80.000* Beban-beban 50.000* 70.000* 20.000* 11.250* Pendapatan hak minoritas (Rp50.0005.000)x25% Laba Bersih Rp133.750 Rp 50.000 Rp133.750 Neraca Persediaan Rp 10.000 b. 5.000 Rp 5.000 Investasi pada PT XXX c.33.750 Sakti * Dikurangkan a. Eliminasi jumlah resiprokal penjualan dan harga pokok penjualan antar perusahaan b. Menyesuaikan harga pokok penjualan dan persediaan akhir atas dasar harga perolehan c. Mengeliminasi pendapatan investasi dan menyesuaikan akun investasi pada PT Siaga menjadi saldo awal periodenya
Peraga 5-5 Laba Persediaan atas Penjualan Arus-ke-Atas pada Tahun Penjualan Antar Perusahaan
Pengakuan Laba Antar Perusahaan atas Penjualan kepada Pihak Luar Hal ini diilustrasikan dengan melanjutkan contoh PT Penggalang dan PT Siaga untuk menunjukkan realisasi selama tahun 19X8 atas laba yang belum direalisasi dalam persediaan 31 Desember 19X7 sebesar Rp5.000.000. Diasumsikan bahwa tidak ada
transaksi antar perusahaan antara PT Penggalang dan PT Siaga selama tahun 19X8, bahwa PT Siaga adalah perusahaan anak yang dimiliki PT Penggalang sebesar 75%, dan bahwa PT Siaga melaporkan pendapatannya tahun 19X8 sebesar Rp60.000.000. PT Penggalang mencatat bagiannya atas pendapatan PT Siaga berdasarkan metode ekuitas sebagai berikut : Investasi pada PT Siaga Rp.45.000.000 Pendapatan dari PT Siaga Rp45.000.000 Untuk mencatat 75% laba yang dilaporkan PT Siaga sebagai pendapatan dari perusahaan anak.
Investasi pada PT Siaga Rp 3.750.000 Pendapatan dari PT Siaga Rp 3.750.000 Untuk mencatat realisasi selama tahun 19X8 sebesar 75% dari Rp5.000.000 laba persediaan tahun 19X7 yang belum direalisasi. PT PENGGALANG DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SIAGA (KEPEMILIKAN 75%) SEBAGIAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X8 (DALAM 000) PT 75% PT Penyesuaian dan Konsolidasi Penggalang Siaga Eliminasi Laporan Laba Rugi penjualan Rp275.000 Rp160.000 Rp435.000 Pendapatan dari PT 48.750 b. 48.750 Sakti Harga Pokok 120.000* a. 200.000* Penjualan 85.000* 5.000 Beban-beban 60.000* 75.000* 15.000* 16.250* Pendapatan hak minoritas (Rp60.000+5.000) x 25% Laba Bersih Rp143.750 Rp 60.000 Rp143.750 Neraca Investasi pada a. 3.750 b. PT Sakti XXX 48.750 Hak minoritas 1 a. 1.250 Jan19X8 * Dikurangkan a. Untuk mengurangi harga pokok penjualan menjadi atas dasar harga perolehan dan menyesuaikan akun investasi pada PT. Siaga untuk membentuk resiprokal antara akun investasi dan ekuitas perusahaan anak pada tanggal 1 Januari 19X8 dan untuk mengeliminasi laba antar perusahaan dari hak minoritas awal.
b. Untuk mengeliminasi pendapatan investasi dan menyesuaikan akun investasi pada PT Siaga menjadi saldonya tanggal 1 Januari 19X8. Peraga 5-6 Laba Persediaan atas Penjualan Arus-ke-atas pada Tahun Setelah Penjualan antar Perusahaan
CONTOH KONSOLIDASI-LABA ANTAR PERUSAHAAN DARI PENJUALAN ARUS-KE-BAWAH
PT.Puncak memperoleh 90 persen kepemilikan PT.Semesta secara tunai dengan harga Rp. 94.500.000 pada tanggal 1 juli 19X1, ketika aktiva bersih PT.Semesta terdiri dari modal saham sebesar Rp. 100.000.000 dan laba ditahan sebesar Rp. 5.000.000. Biaya investasi PT.Puncak pada PT. Semesta sama dengan nilai buku dan nilai wajar kepemilikan yang diperoleh (Rp. 105.000.000 x 90 %), dan karenanya, tidak diperlukan alokasi pada aktiva yang dapat diidentifikasikan dan tidak dapat diidentifikasikan. PT. Puncak menjual persediaan kepada PT. Semesta sebagaimana lazimnya, dan data transaksi antar perusahaan untuk tahun 19X5 adalah sebagai berikut : Penjualan kpd PT.Semesata thn 19X5 (harga perolehan Rp. 15.000.000), harga jual Laba yg blm direalisasi dlm persediaan PT.Semesta tgl 31 Desember 19X4 Laba yg blm direalisasi dlm persediaan PT.Semesta tgl 31 Desember 19X5 Hutang dagang PT.Semesta kpd PT.Puncak tgl 31 Desember 19X5
Rp. 20.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 2.500.000 Rp. 10.000.000
Pada tanggal 31 Desember 19X4, akun investasi PT.Puncak pada PT. Semesta bersaldo Rp. 128.500.000. Saldo ini terdiri dari 90 % ekuitas PT.Puncak pada PT. Semesta dari Rp. 145.000.000 aktiva bersih pada tgl tersebut, dikurangi dengan Rp. 2.000.000 laba yg blm direalisasi dalam persediaan PT. Semesta tgl 31 Desember 19X4
METODE EKUITAS Ayat jurnal yang dibuat PT.Puncak pada PT. Semesta selama tahun 19X5 berdasarkan metode ekuitas : Untuk mencatat dividen dari PT. Semesta (Rp. 10.000.000 x 90 %) Laba
Rp. 9.000.000 Investasi pada PT.Semesta
Rp. 9.000.000
Untuk mencatat pendapatan dari PT. Semesta tahun 19X5 dihitung sebagai berikut : Ekuitas pada laba bersih PT. Semesta (Rp. 30.000.000 x 90 %) Tambah : laba persediaan tahun 19X4 yang diakui tahun 19X5
Rp. 27.000.000 2.000.000
Kurang : laba persediaan tahun 19X5 yang ditangguhkan pada akhir tahun
Investasi pada PT. Semesta
(2.500.000) Rp. 26.500.000
Rp. 26.500.000
Pendapatan dari PT. Semesta
Rp. 26.500.000
PT.PUNCAK DAN PERUSAHAAN ANAK KERTAS KERJA KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X5 (DALAM 000)
PT.Puncak
PT.Semesta (90%)
Penyesuaian dan Eleminasi D
Laporan Laba Rugi Penjualan Bersih Pendapatan dr PT.Semesta Harga Pokok Penjualan Beban-beban lainnya Pendapatan Hak minoritas (Rp. 30 x 10%) Laba Bersih Laba Ditahan Laba Ditahan PT. Puncak Laba Ditahan PT. Semesta Laba Bersih Dividen Laba Ditahan 31 Desember 19X5 Neraca Kas Piutang Dagang Persediaan Aktiva lancar lainnya Pabrik dan Peralatan Investasi pada PT. Semesta
Hutang Dagang Kewajiban lain-lain Modal saham laba Ditahan Hak Minoritas, 1 Januari 19X5 Hak Minoritas, 31 Desember 19X5
Rp1,000,000.00 Rp26,500.00 Rp550,000.00
Rp300,000.00 Rp200,000.00
Rp350,000.00
Rp70,000.00
Rp126,500.00
Rp30,000.00
a. 20.000 d. 26.500 c 2.500
Hak Minoritas
Laporan Konsolidasi
K Rp1,280,000.00 a. 20.000 b. 2.000
Rp730,500.00 Rp420,000.00 Rp3,000.00
Rp194,000.00
Rp3,000.00 Rp126,500.00 Rp194,000.00
Rp126,500.00 Rp50,000.00
Rp45,000.00 Rp30,000.00 Rp10,000.00
Rp270,500.00
Rp65,000.00
Rp30,000.00 Rp70,000.00 Rp90,000.00 Rp64,000.00 Rp800,000.00 Rp146,000.00
Rp5,000.00 Rp20,000.00 Rp45,000.00 Rp10,000.00 Rp120,000.00
Rp1,200,000.00 Rp80,000.00 Rp49,500.00 Rp800,000.00 Rp270,500.00 Rp1,200,000.00
Rp200,000.00 Rp15,000.00 Rp20,000.00 Rp100,000.00 Rp65,000.00 Rp200,000.00
e. 45.000 d. 9.000
Rp1,000.00
Rp126,500.00 Rp50,000.00 Rp270,500.00 Rp35,000.00 Rp80,000.00 Rp132,500.00 Rp74,000.00 Rp920,000.00
f. 10.000 c. 2.500
b. 2.000
d. 17.500 e. 130.500 Rp1,241,500.00 Rp85,000.00 Rp69,500.00 Rp800,000.00 Rp270,500.00
f. 10.000 e.10.0000
e.14.500
Rp14,500.00 Rp16,500.00
Rp16,500.00 Rp1,241,500.00
Ayat-ayat jurnal kertas kerja “Laba antar perusahaan pada penjualan arus-kebawah-metode ekuitas” disajikan dalam bentuk jurnal sebagai berikut: Untuk mengeliminasi penjualan antar perusahaan dan jumlah harga pokok penjualan yang berhubungan a. Penjualan Rp. 20.000.000 Harga Pokok penjualan Rp. 20.000.000
Untuk menyesuaikan harga pokok penjualan dan saldo awal investasi untuk laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal b. Investasi pada PT. Semesta Rp. 2.000.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 2.000.000 Untuk mengeliminasi laba yng belum direalisasi dalam persediaan akhir dan untuk meningkatkan harga poko penjualan atas dasar harga perolehan c. Harga Pokok Penjualan Rp. 2.500.000 Persediaan Rp. 2.500.000 Untuk mengeliminasi pendapatan investasi dan 90% dividen dari PT. Semesta dan untuk mengurangi akun investasi menjadi saldo awal periodenya, ditambah Rp. 2.000.000 dari ayat jurnal b. d. Pendapatan dari PT. Semesta Rp. 26.500.000 Dividen Rp. 9.000.000 Investasi pada PT. Semesta Rp. 17.500.000 Untuk mengeliminasi saldo resiprokal investasi dan ekuitas dan mencatat hak minoritas awal e. Modal saham-PT.Semesta Rp. 100.000.000 Laba ditahan PT. Semesta Rp. 45.000.000 Investasi pada PT. Semesta Rp.130.000.000 Hak minoritas Rp. 14.500.000 Untuk mengeliminasi saldo hutang dan piutang dari penjualan antar perusahaan f. Hutang dagang Rp. 10.000.000 Piutang dagang Rp. 10.000.000
METODE BIAYA Jika PT.Puncak mempertanggungjawabkan investasinya pada PT. Semesta dengan menggunakan metode biaya, akun investasi dan laba ditahan akhir (31 Desember 19X5) akan terlalu rendah sebesar jumlah yang sama dalam neraca terpisah perusahaan induk. Pendekatan Konversi Menjadi Metode Ekuitas Daftar Konversi Biaya- Ekuitas PT.Puncak dan perusahaan anak dalam (000) Laba Ditahan
Investasi pd
Pendapatan Pd
Pendapatan
31-12-19X4
PT.Semesta
PT.Semesta
Dividen
Rp. 36.000
Rp. 36.000
Pengaruh pd thn sblmnya 90% peningkatan laba PT.Semesta Yg blm didistribusikan Dari 1-7-X1 hingga31-12-X4 (Rp.45.000-Rp5.000)x90% Laba yg blm direalisasi Dalam persediaaan PT. Semesta pd
Tgl 31-12-19X4
(2.000)
(2.000)
Pengaruh pd thn sekarang Klasifikasi kembali pendapatan Dividen krn penurunan Investasi (Rp.10.000 x 90%)
(9.000)
(9.000)
Ekuitas pd pendptan PT.Semesta Tahun 19X5 (Rp. 30.000 x 90%)
27.000
27.000
2.000
2.000
(2.500)
(2.500)
Rp.51.500
Rp.26.500
Laba yang belum direalisasi Dalam persediaan PT.Semesta pd Tgl 31-12-19X4 Laba yang belum direalisasi Dalam persediaan PT.Semesta pd Tgl 31-12-19X5 Penyesuaian kertas kerja 19X5 Untuk konversi dari metode Rp.34.000
Biaya menjadi ekuitas
Rp(9.000)
Ayat Jurnal Kertas Kerja berikut ini disiapkan dari daftar diatas: Untuk mengeliminasi pendapatan dividen, memasukkan pendapatan dari PT.Semesta, menyesuaikan akun investasi pada PT.Semesta sehingga berdasarkan metode ekuitas, dan mengkonversi laba ditahan awal PT.Puncak menjadi laba ditahan konsolidasi awal. a. Pendapatan dividen
Rp. 9.000
Investasi pada PT.Semesta
51.500
Laba ditahan-PT.Puncak
34.000
Pendapatan dari PT.Semesta
26.500
Penyelesaian Kertas Kerja secara Tradisional untuk Metode Biaya Apabila PT.Puncak mempertanggungjawabkan investasinya pada PT.Semesta dengan menggunakan metode biaya, laporan keuangan PT.Puncak dan PT.Semesta dapat dikonsolidasikan tanpa mengkonversikannya menjadi metode ekuitas. PT.PUNCAK DAN PERUSAHAAN ANAK KERTAS KERJA KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X5 (DALAM 000) PT.Semesta (90%) PT.Puncak
Penyesuaian dan Eliminasi D
Laporan Laba Rugi Penjualan Bersih Pendapatan dari PT.Semesta Harga pokok penjualan Beban-beban lainnya
Rp1,000,000.00 Rp9,000.00 Rp550,000.00
Rp300,000.00
Rp350,000.00
Rp70,000.00
Rp200,000.00
a 20.000 d. 9.000 c. 2.500
Hal Minoritas
Laporan Konsolidasi
K Rp1,280,000.00 a. 20.000 b. 2.000
Rp730,500.00 Rp420,000.00
Pendapatan hak minoritas (Rp. 30 x 10%) Laba bersih laba Ditahan laba Ditahan - PT.Puncak Laba Ditahan -PT.Semesta Laba bersih Dividen Laba Ditahan 31 Desember 19X5 Neraca Kas Piutang Dagang Persediaan Aktiva Lancar Lainnya Pabrik dan Peralatan Investasi pada PT.Semesta Hutang Dagang Kewajiban lain-lain Modal saham Laba ditahan
Rp3,000.00 Rp109,000.00
Rp3,000.00 Rp126,500.00
Rp30,000.00
Rp160,000.00 Rp109,000.00 Rp50,000.00
Rp45,000.00 Rp30,000.00 Rp10,000.00
Rp219,000.00
Rp65,000.00
Rp30,000.00 Rp70,000.00 Rp90,000.00 Rp64,000.00 Rp800,000.00 Rp94,500.00 Rp1,148,500.00
Rp5,000.00 Rp20,000.00 Rp45,000.00 Rp10,000.00 Rp120,000.00
Rp80,000.00 Rp49,500.00 Rp800,000.00 Rp219,000.00 Rp1,148,500.00
Rp15,000.00 Rp20,000.00 Rp100,000.00 Rp65,000.00 Rp200,000.00
b. 2.000 f. 45.000
c. 36.000
Rp194,000.00
d. 9.000
Rp126,500.00 Rp50,000.00
Rp1,000.00
Rp270,500.00 Rp35,000.00 Rp80,000.00 Rp132,500.00 Rp74,000.00 Rp920,000.00
g. 10.000 c. 2.500
e. 36.000
f. 130.500
Rp200,000.00
Hak Minoritas, 1 Januari 19X5 Hak Minoritas, 31 Desember 19X5
Rp1,241,500.00 g.10.000
Rp85,000.00 Rp69,500.00 Rp800,000.00 Rp270,500.00
f.100.000
f. 14.500
Rp14,500.00 Rp16,500.00
Rp16,500.00 Rp1,241,500.00
Ayat-ayat jurnal kertas kerja “laba antar perusahaan dan penjualan arus-ke-bawahmetode biaya” adalah sebagai berikut : Untuk mengeliminasi penjualan antar perusahaan dan harga pokok penjualan yang bersangkutan a. Penjualan
20.000.000
Harga pokok penjualan
20.000.000
Untuk menyesuaikan harga pokok penjualan dan laba ditahan awal periode PT.Puncak untk laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal b. Laba ditahan-PT.Puncak 1 Januari 2.000.000 Harga pokok penjualan
2.000.000
Untuk mengeliminasi laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir c. Harga pokok penjualan Persediaan
2.500.000 2.500.000
Untuk mengeliminasi pendapatan dividen dan 90% dividen PT.Semesta
d. Pendapatan dividen
9.000.000
Dividen
9.000.000
Untuk meningkatkan laba ditahan awal PT.Puncak untuk bagiannya atas peningkatan laba ditahan PT.Semesta antara tanggal akuisisi dan awal periode tersebut e. Investasi pada PT.Semesta
36.000.000
laba ditahan- PT.Puncak 1 Januari
36.000.000
Untuk mengeliminasi saldo resiprokal investasi dan ekuitas f. Modal Saham-PT.Semesta Laba ditahan-PT.Semesta
100.000.000 45.000.000
Investasi pada PT.Semesta
130.500.000
Hak minoritas 1 Januari
14.500.000
Untuk mengeliminasi piutang dan hutang g. Hutang dagang Piutang dagang
10.000.000 10.000.000
CONTOH KONSOLIDASI –LABA ANTAR PERUSAHAAN DARI PENJUALAN ARUS –KE –ATAS
PT. P memiliki 80 % kepemilikan pada Pt. S yang diperoleh dengan harga Rp.480.000.000 pada tanggal 2 januari 19x6. pada tanggal tersebut, ekuitas pemegang saham Pt. S terdiri dari modal saham sebesar Rp.500.000.000 dan laba ditahan sebesar Rp.100.000.000. Karena biaya investasi sama dengan nilai buku dan nilai wajar aktiva bersih Pt. S maka tidak ada diferensial biaya yang ditimbulkan dari penggabungan usaha ini. Pt. S menjual persediaan kepada Pt.P sebagaimana lazimnya, data transaksi antar perusahaan untuk tahun 19x7 adalah sebagai berikut : Penjualan kepada Pt. P selama tahun 19x7
300.000.000
Laba yang belum direalisasi dlm persediaan 19x6
40.000.000
Laba yang belum direalisasi dlm persediaan 19x7
30.000.000
Akun piutang dan hutang antar perusahaan pd 31-12-19x7
50.000.000
Pada tanggal 31 desember 19x6, investasi Pt. P pada Pt. S bersaldo Rp. 568.000.000 terdiri dari ekuitas pada aktiva bersih Pt. S sebesar Rp. 600.000.000 (Rp.750.000.000 X 80%) dikurangi dengan 80% X 40.000.000 laba yang belum direalisasi dalam persediaan PT.P pada tanggal 31 Desember 19x6 dari penjualan Arus ke atas.
METODE EKUITAS Sepanjang tahun 19x7 PT. P membuat ayat jurnal berikut ini untuk mempertanggungjawabkan investasinya pada PT. S berdasarkan metode ekuitas : Kas
40.000.000 Investasi pada PT. S
40.000.000
{untuk mencatat dividen dari PT.S (50.000.000 X 80%) } Investasi pada PT. S
88.000.000
Pendapatan dari PT.S
88.000.000
Untuk mencatatat pendapatan dari PT.S tahun 19x7 dihitung sebagai berikut : Ekuitas pada laba bersih Pt. S (100.000.000 X 80%)
80.000.000
(+) penangguhan atas laba yang belum direalisasi Tahun 19x6
32.000.000
80% X 40.000.000 (24.000.000)
(-) 80% X 30.000.000 laba yang belum direalisasi pada 19x7
88.000.000
Ayat jurnal kertas kerja pada peraga 5-11 disajikan sebagai berikut : a. Penjualan
300.000.000 Harga pokok penjualan
300.000.000 {untuk mengeliminasi jumlah resiprokal penjualan dan Harga pokok penjualan} b. Investasi pada PT. S Hak minoritas
32.000.000 8.000.000
Harga pokok penjualan
40.000.000
{untuk menyesuaikan harag pokok penjualan atas laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal dan untuk mengalokasikan 80% laba yang belum direalisasi pada akun investasi induk perusahaan dan 20% sisanya pada hak minorotas} c. Harga pokok penjualan
30.000.000
Persediaan
30.000.000
{untuk mengeliminasi laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir dan harga pokok penjualan} d. Pendapatan dari PT. S
88.000.000
Dividen
40.000.000
Investasi pada Pt.S
48.000.000
{untuk mengeliminasi pendapatan investasi dan 80% dividen ayng dibayarkan oleh PT.S dan untuk mengurangi akun investasi menjadi saldo awalnya}
e. Laba ditahan –PT.S
250.000.000
Modal saham –PT.S
500.000.000
Investasi pada PT.S 600.000.000 Hak minoritas 150.000.000 {untuk mengeliminasi saldo resiprokal investasi dan ekuitas dan untuk memasukkan hak minoritas awal}
f. Hutang dagang
50.000.000
Piutang dagang
50.000.000
{untuk mengeliminasi akun resiprokal piutang dan hutang}
Pada ayat jurnal b terdapat alokasi laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal PT. P, alokasi diperlukan karena laba yang belum direalisasi timbul dari penjualan dari penjualan arus –ke –atas dan dimasukkan dalam pendapatan yang dilaporkan PT.S untuk tahun 19x6. bagian PT>p atas laba yang belum direalisasi Rp. 40.00.000 hanya 80%, sisanya 20% berhubungan dengan hak minoritas oleh karena itu pembebanan sebesar 8.000.000 diperlukan untuk mengurangi hak minoritas awal 150.000.000 (20% X 750.000.000 ekuitas yang dilaporkan PT.S) menjadi 142.000.000 dengan kata lain 20% dari 710.000.000 ekitas yang telah direalisasi oleh PT. S (750.000.000 – 40.000.000) pada tanggal 31 desember 19x6 Hak Minoritas Dalam menghitung pendapatan hak minoritas tahun 19x7, perlu untuk menyesuaikan laba bersih yang dilaporkan oleh PT. S dengan laba yang belum direalisasi sebelum mengalikan dengan persentase hak minoritas, perhitunganny adalah : Laba bersih ayng dilaporkan oleh PT.S
100.000.000
(+) laba atas persediaan 19x6 yang direalisasi pada 19x7
40.000.000
(-) laba yang belum direalisasi pada 31 desember 19x7
(30.000.000)
Pendapatan PT.S yang telah direalisasi tahun 19x7
110.000.000
Persentase hak minoritas Pedapatan hak minoritas
20% 22.000.000
Pendapatan hak minoritas pada 31 desember 19x7 sebesar 154.000.000 ditentukan dalam kertas kerja dengan menambahkan pendapatan hak minoritas sebesar 22.222.222 dengan saldo hak minoritas awal sebesar 142.000.000 dan dikurangi dengan dividen hak minoritas. Perhitungan alternatif yang dapat digunakan sebagai pengecekan adalah mengurangkan laba persediaan yang belum direalisasi pada tanggal 31 desember 19x7 dari ekuitas yang PT.S pada tanggal 31 desember 19x7 dan mengkalikan hasil ekuitas yang trelah direalisasi oleh PT.S dengan 20% hak minoritas [(800.000.000 – 30.000.000) X 20% = 154.000.000]. manfaat pendekatan
ini adalah bahwa hanya laba yang belum direalisasi pada tanggal neraca yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan.